Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
perlu
senantiasa
mempertahankan
dan
meningkatkan
mutu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai suatu unit,
dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan kesehatan tidak dibatasi oleh
golongan umur, jenis kelamin, juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit
tertentu saja (Prasetyawati, 2010).
Penatalaksanaan secara komprehensif, menyeluruh atau paripurna artinya
penatalaksanaan yang tidak hanya memandang pasien dari sisi biologi saja, tetapi
juga dari sisi sosial dan psikologisnya (Prasetyawati, 2010).
Pelayanan kesehatan primer yang komprehenif atau Comprehensive
Primary Health Care (CPHC) benar benar dipahami sebagai strategi untuk
mencapai "kesehatan bagi semua". Hal ini mencakup baik kuratif dan aspek
pencegahan perawatan kesehatan, membahas kesehatan orang dewasa dan anakanak, perempuan dan laki-laki. Program ini berusaha untuk memperkuat sistem
perawatan kesehatan untuk memfasilitasi efisiensi pemberian perawatan kesehatan
secara berkelanjutan, tetapi juga berusaha untuk memanfaatkan partisipasi
masyarakat dalam merawat kesehatannya sendiri (Obimbo, 2003).
tingginya dari pengguna jasa dengan konteks keluarga. Untuk itu dokter keluarga
selaku pemberi pelayanan dituntut untuk memenuhi beberapa prinsip pelayanan
diantaranya (Rosita, 2007):
1. Dokter kontak pertama (first contact)
Dokter keluarga adalah pemberi layanan kesehatan yang pertama kali
ditemui oleh pasien dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Pada
kenyataannya 90% masalah kesehatan yang umum terdapat di
masyarakat dapat ditangani di tingkat pelayanan strata pertama, oleh
karena itu dengan dokter keluarga sebagai kontak pertama, rujukan ke
strata kedua dan ketiga hanya dilakukan pada pasien yang benar-benar
membutuhkan. Dengan demikian penyelenggaraan menjadi lebih cost
efektive.
2. Layanan bersifat pribadi (personal care)
Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan
mempertimbangkan pasien sebagai bagian dari keluarga. Adanya
hubungan baik dengan pasien dan seluruh keluarga memberi peluang
kepada seorang dokter keluarga untuk memahami masalah pasien secara
lebih luas. Dengan demikian keputusan medis dibuat tidak hanya dari
aspek medis tetapi juga dengan mempertimbangkan aspek sosial,
budaya, dan ekonomi pasien dan keluarga.
3. Pelayanan paripurna (comprehensive)
Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi
dengan aspek fisik, psikologis, dan sosial budaya sesuai dengan
pasien
membutuhkan
pelayanan
yang
berada
di
luar
mengatasi
masalah
pasiennya,
dokter
keluarga
dalam
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
yang
dibutuhkan
(Dharmadi, 2009).
Pelayanan di strata satu tidak hanya pelayanan pengobatan yang akan
diberikan, namun pelayanan secara komprehensif. Hanya sayang fasilitas untuk
mendapatkan nasihat atau konsultasi mengenai cara pemeliharaan kesehatan yang
tersedia masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga paradigma sehat di
masyarakat tidak pernah terwujud. Masyarakat hanya paham bahwa sakit yang
diderita hanya bisa sembuh dengan obar berupa pil (tablet). Dengan semakin
ditingkatkannya pemahaman masyarakat mengenai kesehatan, semestinya
perubahan perilaku masyarakat menuju pemeliharaan kesehatan keluarga akan
meningkat pula. Dalam artian masyarakat dibutuhkan partisipasinya untuk meraih
pengetahuan atau kemampuan memelihara kesehatannya (Dharmadi, 2009).
Tabel 2.1. Berbedaan Pelayanan Kesehatan Selektif dan Komprehensif
Karakteristik
Tujuan utama
Strategi
Partisipasi
Selektif
Mengurangi
peningkatan penyakit
tertentu.
Fokus pada perawatan
kuratif, dan terkadang
memberi perhatian pada
pencegahan dan
promosi.
Komprehensif
Memperbaiki kesehatan komunitas
dan individual secara keseluruhan.
Strategi yang komprehensif dengan
perawatan kuratif, rehabilitasi,
pencegahan dan promosi kesehatan
yang bertujuan untuk menghapus
akar penyebab permasalahan.
Keterlibatan terbatas
Partisipasi yang terlibat dimulai dari
dan cenderung sporadis. kekuatan komunitas dan penilaian
masyarakat tentang masalah
kesehatan dan bertujuan untuk
kontrol komunitas.
keluarga serta memiliki surat ijin pelayanan dokter keluarga dan surat
persetujuan tempat praktek.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan kesehatan pasien dan keluarganya.
3. Pencegahan penyakit dan proteksi khusus
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam menerapkan pencegahan masalah kesehatan pada pasien dan
keluarganya.
4. Deteksi dini
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menggunakan segala
kesempatan dalam melaksanakan deteksi dini penyakit dan melakukan
penatalaksanaan yang tepat untuk ini.
5. Kuratif medik
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk melaksanakan pemulihan
kesehatan dan pencegahan kecacatan pada strata pelayanan tingkat pertama,
termasuk kegawatdaruratan medik, dan bila perlu akan dikonsultasikan
dan/atau dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan dengan strata yang lebih tinggi.
6. Rehabilitasi medik dan sosial
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk menerapkan segala
kesempatan rehabilitasi pada pasien dan/atau keluarganya setelah mengalami
masalah kesehatan atau kematian baik dari segi fisik, jiwa, maupun sosial.
7. Kemampuan sosial keluarga
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memperhatikan kondisi sosial
pasien dan keluarganya.
8. Etik medikolegal
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim yang sesuai dengan mediko legal
dan etik kedokteran (Trisna, 2006).
2.6. Langkah-langkah Mencapai Manajemen Obat yang Komprehensif
Terdapat 9 langkah untuk mencapai manajemen obat komprehensif yaitu:
1. Mengidentifikasi tujuan terapi klinis pasien yang belum tercapai.
perawatan
yang
telah
dikomunikasikan.
8. Dokumentasikan semua langkah dan status klinis pasien saat ini, kemudian
dibandingkan dengan tujuan terapi.
9. Penting untuk melakukan evaluasi tindak lanjut dengan pasien untuk melihat
perubahan dan rekomendasikan terapi lanjutan untuk mencapai tujuan klinis
yang diinginkan (Strand, 2008).
2.7. Standar Pelayanan Menyeluruh (standard of holistic of care)
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu
peduli bahwa pasien adalah seorang manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik,
mental, sosial dan spiritual, serta berkehidupan di tengah lingkungan fisik dan
sosialnya.
1. Pasien adalah manusia seutuhnya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai
manusia yang seutuhnya.
2. Pasien adalah bagian dari keluarga dan lingkungannya
Pelayanan dokter keluarga memiliki sistim untuk memandang pasien sebagai
bagian dari keluarga pasien, dan memperhatikan bahwa keluarga pasien dapat
mempengaruhi dan / atau dipengaruhi oleh situasi dan kondisi kesehatan
pasien.
3. Pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya
10
DAFTAR PUSTAKA
CRCAH (Cooperative Research Centre for Aboriginal Healh). 2005.
Comprehensive Primary Health Care. Health System and Workforce
Program Statement.
Dharmadi, Made I. 2009. Partisipasi Masyarakat pada Pelayanan Kesehatan
Terstruktur dan Paripurna. Jurnal Piramida Vo. V No. 1. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar.
Erdiayanto, D. K. 2009. Peran Dokter Keluarga di Ranah Pelayanan Primer.
Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. PDKI.
Obimbo, M. E. 2003. Primary Health Care, Selective or Comprehensive, Wich
Way To Go. East African Medical Journal. Vol. 80. Department of
Paediatrics and Child Health, College of Health Sciences. University of
Nairobi. Kenya.
Prasetyawati, Eka Arsita. 2010. Kedokteran Keluarga dan Wawasannya.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Rosita, R., Hamurwono, Bambang. G., Dkk. 2007. Kebijakan Akselerasi
Pengembangan Pelayanan Dokter Keluarga. Direktorat Bina Pelayanan
Medik Dasar. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI. Jakarta.
Strand, M. Linda, Mclnnis, Terry, et. al. 2008. Integrating Comprehensive
Medication Management to Optimize Patient Outcome. Second Edition.
Patient-centered Primary Care Collaborative.
Trisna, V. D. 2006. Standar Pelayanan Dokter Keluarga. Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia.
11