Está en la página 1de 3

Nama : Wisnu Wibowo

Kelas : 8C Khusus
Absen : 29

Resume PSAK 48 (2009) dan IAS 36 tentang


Penurunan Nilai Aset

PSAK 48 (revisi 2009) tentang Penurunan Nilai Aset menggantikan PSAK 48 1998 tentang Penurunan Aset.
PSAK 48 (revisi 2009) ini berbeda dengan PSAK 48 1998 diantaranya tentang : penambahan pengecualian
terhadap ruang lingkup aset keuangan, property investasi yang diukur pada nilai wajar dan aset dimiiki untuk
dijual, perbedaan definisi antara Recoverable Amount dan nilai pakai, pengecualian dalam pengukuran aset
yang mengalami penurunan nilai, perubahan tentang indikasi penurunan nilai, pengukuran recoverable
amount, pengakuan dan pengukuran kerugian penurunan nilai, penambahan identifikasi tentang Unit
Penghasil Kas (UPK), perlakuan terhadap goodwill, serta tentang pembalikan nilai.
PSAK 48 (revisi 2009) tentang Penurunan Nilai ini mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 36 Impairment
of Asset, kecuali untuk hal-hal sebagai berikut:
1. PSAK 48 2009 tidak memasukkan biological asset dalam pengecualian ruang lingkup, sedangkan IAS 36
memasukkan sebagai ruang lingkup.
2. Memperjelas par 4a IAS 36 mengenai ruang lingkup subsidiaries dan par 12h mengenai sumber informasi
penilaian apakah suatu aset mengalami penurunan nilai.
3. Penghapusan par 91-95, appendiks B, tidak mengadopsi par 140 A-D dan par 139 tentang tanggal efektif
karena tidak relevan.
A. TUJUAN untuk menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi
jumlah terpulihkannya (impairment).
B. RUANG LINGKUP diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai terhadap semua aset, kecuali :
1. Persediaan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2009),
2. Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (PSAK 34), Aset pajak tangguhan (PSAK 46), Aset yang timbul
dari imbalan kerja (PSAK 24),
3. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55, Properti investasi yang diukur pada nilai
wajar (PSAK 13),
4. Biaya akuisisi tangguhan, dan aset tidak berwujud, yang timbul dari hak kontraktual penanggung
berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28, dan
5. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai
dengan PSAK 58.
C. PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN
Jumlah terpulihkan = Jumlah yang lebih tinggi antara : Nilai wajar dikurang biaya penjualan (Fair Value
Less Costs to Sell) dan Nilai pakai (Value in Use).
Nilai wajar dikurang biaya penjualan (Fair Value Less Costs to Sell)
Jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara
pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset.
Ada 3 kemungkinan :
1. Terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan aset diperdagangkan di pasar aktif
Harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat dalam suatu transaksi antara pihak yang
independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan langsung dengan pelepasan
aset.
2. Tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat namun aset diperdagangkan di pasar aktif
Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset tersebut.
3. Tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat dan aset tidak diperdagangkan di pasar aktif

Berdasarkan informasi terbaik yang ada untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas,
pada akhir periode pelaporan, dari pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi biaya pelepasan
Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas.
Pertimbangan yang digunakan dalam penghitungan nilai pakai : estimasi arus kas masa depan,
kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan, nilai waktu uang, ketidakpastian dan
faktor-faktor lain.
D. PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI PENURUNAN NILAI
Terjadi jika Nilai terpulihkan aset < Nilai tercatat, maka :
- Nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan.
- Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai.
Rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi, Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi
sesuai dengan standar lain (Contoh PSAK 16).
Tidak mungkin mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual menentukan nilai terpulihkan dari
unit penghasil kas yang mana aset tercakup (aset dari unit penghasil kas = UPK).
Unit penghasil kas aset kelompok terkecil dari aset yang termasuk aset tersebut dan menghasilkan
arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain.
Jumlah terpulihkan dari UPK adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar unit penghasil kas
dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya.
Rugi penurunan nilai diakui untuk UPK jika, dan hanya jika, jumlah terpulihkan dari unit tersebut
(kelompok dari unit) < jumlah tercatatnya.
Dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok dari unit) dengan
urutan mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill lalu dibagi pro rata atas dasar jumlah tercatat
setiap aset di dalam unit tersebut
E. PEMBALIKAN SUATU RUGI PENURUNAN NILAI
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill
harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan
jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui
Jika kasusnya seperti ini, jumlah tercatat aset, (ada pengecualian) dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai
F. PENGUNGKAPAN
Pengungkapan yang lebih ekstensif disyaratkan
Pengungkapan tambahan utama termasuk:
1. Setiap UPK (atau kelompok UPK) yang memiliki nilai tercatat goodwill atau aset tidak berwujud
dengan masa manfaat tidak terbatas
2. Asumsi utama dan pendekatan manajemen yang digunakan untuk mengukur nilai terpulihkan
3. Periode dimana manajemen telah memproyeksikan arus kas, tingkat pertumbuhan, tingkat diskonto.
G. KETENTUAN TRANSISI, TANGGAL EFEKTIF & TANGGAL PENARIKAN
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk penyusunan laporan keuangan tahunan yang dimulai pada atau
setelah 1 Januari 2011 secara prospektif. Pernyataan ini menggantikan PSAK 48 (1998): Penurunan Nilai
Aset.

Pertanyaan :
1. Apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan recoverable amount (nilai terpulihkan)?
terlepas dari pengertian nilai yg lebih tinggi antara FV-cost to sell & nilai pakai (value in use) ya
Apakah sama pengertiannya dengan nilai wajar aset sekarang? Atau bagaimana?
Kenapa cara mencarinya menggunakan nilai yg lebih tinggi antara antara FV-cost to sell & nilai pakai
(value in use)?
2. Apakah penurunan nilai ini sama dengan rugi revaluasi yang kemarin sudah disampaikan dalam PSAK
16?
Kapan dilakukan impairment kapan dilakukan revaluasi?
Apakah dasar waktu penilaiannya sama atau berbeda?
apakah dasar penilaian untuk menentukan revaluasi dan penurunan nilai itu sama?
atau bagaiamana? (dalam konteks review waktu penilaiannya)
3. Untuk rugi penurunan nilai UPK (Unit Penghasil Kas)
Jika terjadi penurunan nilai, pertama kan dialokasikan ke Goodwill baru kemudian di-prorata ke aset
lainnya.
Alasanya kenapa ya harus dialokasikan ke Goodwill terlebih dahulu?
kenapa gak langsung pro rata ke aset lainnya saja?
4. Utuk contoh soal pengalokasian sisa penurunan nilai yg tadi, kenapa hanya dialokasikan pro rata ke
aset tidak lancar saja? Padahal ada aset lancar juga?

También podría gustarte