Está en la página 1de 7

ANALISA AKTIVITAS SEISMIK GUNUNG GUNTUR GARUT JAWA BARAT BERDASARKAN

FREKUENSI SPEKTRAL DAN SEBARAN HIPOSENTER BULAN JANUARI MARET 2013


Indria Restika Anggraeni1 , Adi Susilo Ph.D1 , Dr. Hetty Triastuty2
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya , 2) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG) , Bandung
Email : indriarestika@yahoo.co.id

1)

ABSTRAK
Gunung Guntur memiliki ketinggian 2249m diatas permukaan air laut dan 1400m dari dataran tinggi
Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung Guntur merupakan satu dari 129 gunungapi aktif di Indonesia.
Keaktifan Gunung Guntur ditunjukkan dengan adanya aktivitas vulkanik dan aktivitas tektonik. Dimana
keduanya saling berhubungan. Salah satu alasan adanya aktivitas tektonik di sekitar Gunung Guntur.
Gunung Guntur terletak di sekitar sesar-sesar aktif di Jawa Barat. Gunung Guntur memiliki dua kaldera aktif
yaitu kaldera kamojang dan kaldera Gandapura.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik gempa vulkanik di Gunung Guntur. Selain itu
dilakukan analisis terhadap hiposenter dari aktivitas Gunung Guntur periode Januari 2013-Maretr 2013.
Perekaman sinyal seismik dilakukan pada 4 stasiun, Citiis, Masigit, Kabuyutan dan Sodong. Rekaman
seismik diseleksi. Analisis spectral dilakukan untuk mengetahui frekuensi dominan. Dan analisis hiposenter
digunakan untuk mengetahui kedalaman sumber gempa vulkanik.
Berdasarkan analisis spektral, diperoleh kandungan frekuensi gempa vulkanik berkisar antara 6.17 Hz
hingga 14.06 Hz. Nilai frekuensi yang didapatkan dapat dikorelasikan dengan struktur geologi Gunung
Guntur itu sendiri. Gunung Guntur terletak di sekitar sesar aktif yang tersebar disekitar Gunung Guntur itu
sendiri. Berdasarkan analisis hiposenter didapatkan nilai kedalaman antara 0.3 hingga 5 km arah barat yang
merupakan lokasi dari kawah Gunung Guntur.
Kata kunci : Gunung Guntur, gempa vulkanik, gempa tektonik, frekuensi, hiposenter,
ABSTRACT

Guntur volcano rises 2249m high above sea level and 1400m high from plain of Garut , West Java,
Indonesia. Guntur volcano is one of 129 active volcanos in Indonesia. The activity is show with activity of
volcanic and tectonic acvity. Both activity have releationship. Guntur volcanos had tectonical event around
the body. It caused Guntur volcanic complac has two caldera formation as Kamojang ang Gandapura
caldera.
This study aimed to investigate the characteristic of volcanic earthquake at Guntur volcano during
periode Januari 2013 until March 2013 based on spectral analysis and hiposenter analysis.
Volcanic earthquake signal obtained from four seismic stations. There is Citiis, Masigit, Kabuyutan and
Sodong. The seismic signal are selectes first. Spectral analysis is performed to determine the value of
domain frekuency of volcanic earthquake. Hipocenter analysis aim to determine the hypocenter depth of
earthquake.
Based on the spectral analysis of volcanic earthquake ranged from 6.17 Hz to 14.06 Hz. This content
can be correlates with geological structure in the vininity of Guntur Volcano ehich in in the from of crack /
fault in West Java. The hypocenter distribution of earthquake around Guntur Volcano ranged from 0.3 to
5km under the crater. And the hypocenter distribution of tectonical earthquake around Guntur volcano
ranged from 9 km 100km under sea level.

Keywords: Guntur volcano, volcanic earthquakes, tectonic earthquakes, frequency, hypocenter

I.
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara yang memiliki
gunungapi terbanyak di dunia. Kurang lebih 129
gunungapi aktif tersebar di wilayah Indonesia. Atau

sekitar 15% gunungapi di dunia tersebar di wilayah


Indonesia. Banyaknya gunungapi aktif di Indonesia
disebabkan karena Indonesia merupakan negara

kepulauan yang berada pada daerah lingkaran


gunungpi ( ring of fire).
Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi
bencana alam. Berdasarkan kondisi geologi yang
menempatkan Indonesia dalam lingkaran api,
bencana alam yang kerap kali mengancam adalah
gunung meletus. Sehingga diperlukan pemantauanpemantauan secara teratur terhadap aktivitas
gunungapi di Indonesia.
Pemantauan terhadap gunungapi aktif di
Indonesia dilakukan oleh badan Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Pemantauan ini dilakukan dengan mengfokuskan
penelitian pada aktivitas gunungapi yang meliputi
rekaman seismik dari gunungapi yang dipantau.
Salah satu gunungapi aktif di Indonesia adalah
Gunung
Guntur.
Gunung
Guntur
tidak
memperlihatkan adanya aktivitas-aktivitas seismik
yang mencolok semenjak letusan terakhir. Yaitu

pada tahun 1864. Namun pada awal tahun 2013


Gunungapi Guntur menunjukkan aktivitas seismik
yang cukup mencolok hingga meningkatkan skala
aktivitas sebesar 1 tingkat.
Pada studi ini akan dipelajari karakteristik dari
aktivitas seismik Gunungapi Guntur terkait dengan
aktivitas bulan Januari 2013 hingga Maret 2013.
Dengan data yang digunakan merupakan rekaman
seismik yang didapatkan dari PVMBG. Analisis
yang dilakukan adalah penentuan hiposenter dan
ploting kedalaman hiposenter dari gempabumi yang
terjadi di Gunungapi Guntur. Selain itu dilakukan
analisis terhadap gerak awal gelombang p . Sehingga
diharapkan
dapat
diketahuinya
hal
yang
mempengaruhi peningkatan aktivitas gunung Guntur
pada awal tahun 2013 ini.

Gambar 1 Peta Jawa Barat


II.
Metodologi
Penelitian dilakukan dengan menganalisis dan
mengkaji data sekunder yang diperoleh dari Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
(PVMBG), Bandung. Adapun data yang diolah
adalah data Gunung Guntur Jawa Barat mulai bulan
Januari 2013 sampai bulan Maret 2013. Dalam hal ini
data tersebut diolah untuk nantinya dapat dianalisis

spektral dan penyebaran hiposenternya berdasarkan


prinsip-prinsip fisika.
Adapun data serta perangkat lunak yang
digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah
rekaman seismik digital gempa vulkanik Gunung
Guntur periode Januari 2013 sampai Maret 2013.
Perangkat lunak yang meliputi LS7 WVE untuk
membuka file rekaman seismik digital, Origin 7.0
untuk pengolahan spektral frekuensi dan pembuatan

peta kontur, GAD (Geigers method with Adaptive


Damping) untuk pengolahan dan penentuan lokasi
hiposenter, Global Mapper 8 untuk pembuatan
penentuan koordinat peta kontur, serta Microsoft
Excel untuk perhitungan data dan plotting data.
Seleksi data bertujuan untuk memilih data dari
data digital sinyal seismik Gunung Guntur. Seleksi
data merupakan tahap awal yang dilakukan sebelum
pengolahan data. Sinyal seismik Gunung Guntur
terdiri dari sinyal gempa vulkanik dan gempa
tektonik. Dalam penentuan spectral frekuensi
diperlukan data gempa vulkanik. Sehingga seleksi
data ini sangat diperlukan. Disekitar gunung Guntur
terdapat stasiun Data seismik diperoleh dari hasil
rekaman 4 stasiun 7 stasiun seismometer yang
terletak di sekitar Gunung Guntur yaitu stasiun Citiis,
Masigit, Kabuyutan dan Sodong. Dimana koordinat
pada masing-masing stasiun ditunjukkan sebagai
berikut :

menggunakan filter band pass. Hal ini bertujuan


untuk meminimalkan efek nosie berfrekuensi rendah
maupun noise berfrekuensi tinggi. Dalam pemfilteran
ini digunakan range frekuensi antara 0.05 Hz sampai
30 Hz.

Gambar 2 Posisi stasiun seismik Gunung Guntur


Analisis spektral dilakukan dengan tujuan untuk
menentukan nilai frekuensi dari sinyal vulkanik yang
telah diseleksi. Analisis spektral menggunakan
software origin 7.0 yang mengacu pada konsep Fast
Fourier Transform (FFT). Data kejadian gempa di
format ulang dalam bentuk ASCII, kemudian di
import ke worksheet dalam software origin. Untuk
menampilkan sinyal seismik tersebut dapat dilakukan
dengan memilih plot kemudian line pada software
origin.
Dalam analisis spektral frekuensi terdapat 3 langkah
yang harus dilakukan. Antara lain, pemotongan data,
pemfilteran dan apilasi FFT segingga diperoleh
spektrum frekuensi dari sinyal sinyal vulkanik.
Pemotongan data digunakan untuk mendapatkan
spektrum sinyal yang diinginkan. Dalam penelitian
ini pemotongan data dilakukan dengan pemisahan
sinyal gelombang p dan sinyal gelombang s.
Pemisahan gelombang P dengan gelombang S ini
dilakukan untuk dapat diperoleh spektrum frekuensi
yang lebih jelas. Pemfilteran data dilakukan dengan

Gambar 3 Analisis Spektral


III.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data spektral


frekuensi yang dilakukan pada rekaman sinyal gempa
vulkanik Gunung Guntur yang telah diseleksi maka
diperoleh nilai frekuensi dominan yang relatif sama
pada tiap-tiap stasiun seismik. Nilai frekuensi
dominan berkisar antara 6.17 Hz hingga 14.06 Hz
Nilai frekuensi yang didapatkan dari penelitian ini
adalah tergolong frekuensi cukup tinggi. Terlihat
pada frekuensi gempa vulkanik yang diperoleh relatif
lebih dari 10Hz. Jika dianalisis hasil data tersebut
maka terdapat korelasi antara nilai tersebut dengan
struktur geologi di sekitar Gunung Guntur. Dapat
diketahui bahwa Gunung Guntur sendiri terletak di
daerah yang memiliki sesar-sesar akecil yang aktif
disekitarnya.

Visualisasi lokasi penyebaran hiposenter di


bawah permukaan Gunung Guntur dapat dinyatakan
dalam 3 penampang. Diantaranya yaitu penampang
horizontal yang menampilkan episenter dari gempa
disekitar gunung Guntur, penampang barat-timur dan
penampang selatan-utara. Dalam hal ini titik 0.0
dianggap sebagai lokasi dari puncak Gunung Guntur.
Berikut hasil dari analisis hiposenter :

Gambar 7 Penyebaran hiposenter pada proyeksi


Selatan-Utara

Gambar 5 Penyebaran episenter

Gambar 6 Penyebaran hiposenter pada proyeksi


Barat-Timur

Penyebaran episenter Guntur banyak berpusat


pada kawah Gunung Guntur itu sendiri. Namun
terdapat gempa tektonik di sekitar kompleks Gunung
Guntur. Penyebaran hiposenter gempa Gunun Guntur
pada bulan Januari hingga Maret 2013 menunjukkan
nilai kedalaman yang bervariasi. Kedalaman
hiposenter gempa vulkanik Gunung Guntur berkisar
antara 0.3km hingga 12km dibawah puncak Gunung
Guntur. Sebaran gempa ini secara umum berada di
lereng barat dibawah kawah Guntur-Gandapura.
Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa
sebaran hiposenter sebagian besar berpusat pada
kawah, selain itu hiposenter juga berpusat pada
kaldera Gandapura dan kaldera Kamojang dengan
kedalaman kurang dari 5km dibawah permukaan air
laut[1]. Beberapa gempa Gunung Guntur memiliki
kedalaman lebih dari 5km. Hal ini dapat dikarenakan
rentang waktu yang relatif pendek dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya. Namun memiliki pola
penyebaran hiposenter yang sama, dengan arah barat
laut yang semakin dalam [2].
Mengingat Gunung Guntur terletak pada satu
kawasan
yang
memiliki
sesar-sesar
aktif
menyebabkan peritiwa tektonik tidak dapat
diabaikan. Salah satu contoh sesar aktif normal
ditunjukkan pada kaldera Gandapura ke Gunung
Masigit. Terdapat sesar geser dan sesar normal
lainnya disebelah barat sepanjang kamojang hingga
kaldera drajat[3].
Menurut Sadikin (dalam
Meriyani,2011) kemungkinan aktivitas seismik
Gunung Guntur tidak hanya dikontrol oleh aktivitas
magma dari gunungapi itu sendiri, tetapi juga
aktivitas tektonik yang ada disekitarnya. Walter
(dalam Meriyani, 2011) menjelaaskan bahwa
aktivitas sesar yang aktif dapat mempengaruhi
system magma di gunungapi dan mengubah aktivitas
letusan. Disamping itu, aktivitas magma juga dapat

mengubah tekanan di sesar aktif sehingga memicu


terjadinya gempa tektonik [4]
Prediksi erupsi Gunung Guntur merupakan
salah satu hal yang cukup sulit dilakukan. Hal ini
disebabkan karena Gunung Guntur merupakan suatu
kawasan pegunungan yang terdiri dari kerucutkerucut aktif. Sehingga prediksi letusan akan terjadi
dimana merupakan salah satu hal yang
membingungkan mengingat lokasi erupsi gunung
Guntur yang selalu berpindah. Erupsi terbesar
gunung Guntur terjadi pada 24 Mei 1840 jam 02.30
WIB. Magma mengalir dan berakhir di Cipanas yang
jaraknya 3km arah tenggara kawah [5]
Berkaitan dengan kedalaman gempa, tidak
terlihat perbedaan ataupun perubahan yang mencolok
dalam periode Januari hingga Maret 2013.
Kedalaman hiposenter gempa vulkanik tergolong
relatif sama yaitu berkisar antara 0.3 sampai 5 km.
Dan kedalaman gempa tektonik antara 8km hingga
115km dengan pola sebaran yang tidak merata. Yaitu
arah barat laut, timur laut, barat, dan barat daya
V.
Daftar Pustaka

IV.

Kesimpulan

Seismisitas kegempaan pada Gunung Guntur


pada periode Januari hingga Maret 2013 masih
didominasi oleh gempa-gempa Vulkanik Dalam
(VA), Vulkanik Dangkal (VB) dan Tektonik Jauh.
Peningkatan aktivitas Gunung Guntur pada umumnya
dipicu oleh adanya gempa-gempa tektonik dengan
intensitas besar yang terjadi disekitar sesar-sesar aktif
Gunung Guntur. Nilai frekuensi dominan berkisar
antara 6.17 Hz hingga 14.06 Hz.
Sebaran hiposenter gempa vulkanik berkisar
antara 0.3 5km arah dibawah permukaan air laut.
Dan hiposenter gempa tektonik . 8km 115km
dengan pola sebaran yang tidak merata.

[1]

Sadikin, N., M.Iguchi., G.Suantika., dan M.Hendrasto. 2007. Seismic Activity of volcanotectonic
earthquake at Guntur Volcano, West Jawva, Indonesia during period 1991 to 2005. Indonesian
Jurnal of Physics.

[2]

Hidayati,S. 2010. Mekanisme Fokus dan Parameter Sumber Gempa Vulkano-Tektonik di Gunung
Guntur Jawa Barat.- Jurnal geologi Indonesia. Badan Geologi . Bandung.

[3]

Basuki, A. 2010. Hubungan Antara Aktivitas Vulkanik G.Guntur dengan Aktivitas Tektonik Daerah
Sekitarnya, Laporan Penelitian. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Bandung.

.
[4]
[5]

Meriyani.2011. Analisis Aktivitas Tektonik Hunung Guntur Berdasarkan Data Rekaman Seismik
Gempa. Tugas Akhir. Universitas Pendidikan Indonesia
Sutawidjaya, Igan S., G.Suantika, O.K.Suganda, M.Hendrasto, K.Ishihara, M.Iguchi, T.Eto. 1998.
Observation System at Guntur Volcano, West Java.Proceeding of Symposium on Japan Indonesia
IDNDR Project-Vulcanology, Tectonics Flood and Sediment Hazard-, Bandung.

También podría gustarte