Apakah dia cocok buatku? Pertanyaan itulah yang sering kita lontarkan kalo mempertimbangkan soal jodoh. Kita menimbang kualitas calon pacar supaya kita enggak kecewa di kelak kemudian hari. Tapi pernahkah kita berpikir,Apakah aku cocok buat dia? Apakah kita mempertimbangkan kualifikasi kita sendiri agar memenuhi kebutuhan pasangan kita? Ternyata pertanyaan seperti itu jarang banget kita pikirkan. Ternyata kita egois banget, yah? Kita beranggapan bahwa diri kita ini udah sempurna, sedangkan kita masih perlu memperbaiki diri. Kita ngakunya sayang, tapi ternyata lebih memperhatikan apa yang kita inginkan daripada apa yang diinginkan kekasih kita. Inikah namanya cinta? Cinta yang sesungguhnya tentu saja enggak seperti itu. Cinta adalah memberikan yang terbaik bagi orang yang kita kasihi, bahkan dengan pengorbanan. Cinta sejati memikirkan kepentingan orang yang kita kasihi. Kita bahkan bersedia mengubah keegoisan kita dengan pengertian dan penerimaan. Kita berupaya menjadi pribadi yang lebih baik, sebagai penolong yang suportif bagi kekasih kita. Kita ingin dapat mengerti dan memahami daripada keinginan untuk dimengerti dan dipahami. Kalo selama ini kita masih banyak berantem karena saling menuntut untuk dimengerti - periksa baik-baik apakah cinta yang kita berikan ataukah keegoisan yang sedang kita banggakan? Daripada berfokus pada apa yang harus diubah oleh pasangan kita, yuk kita belajar mengubah apa yang harus diubah dalam diri kita sendiri dulu. So, kalo kita bener-bener mencintai pasangan kita, tentu mulai sekarang kita akan belajar berpikir beda. Berhentilah menuntut dan mulailah berubah. Demikian juga dengan kasih kita kepada Tuhan. Jangan selalu menuntut Tuhan untuk ada bagi kita, tapi renungkanlah juga kapan kita ada bagi Dia. Pikirkan cara untuk menyenangkan hati-Nya, karena Dialah kekasih sejati kita. Apa hal-hal yang harus kita ubah dalam diri kita agar kita membuat-Nya tersenyum? Apakah ada kebiasaan dosa yang harus kita buang, kemalasan yang harus kita singkirkan dan tabiat enggak baik yang bisa melukai hati-Nya? Belajar mencintai dengan cara Allah. Karena kasih itu memberi. Pacaran
Bacaan: 2 Korintus 6:14-18 Pacaran Alkitabiah nggak sih? Seringkali pertanyaan semacam ini muncul di kalangan anak muda. Usut punya usut, ternyata yang namanya pacaran nggak ada dalam Alkitab. Bentuk hubungan pacaran seperti yang kita kenal sekarang ini pun nggak pernah ada dalam jaman Alkitab dulu. Alkitab hanya menyebutkan hubungan pranikah yang ada di kalangan muda waktu itu adalah bentuk hubungan pertunangan. Jaman memang sudah berubah. Kita boleh saja mengikuti perkembangan jaman, tapi prinsip-prinsip kebenaran tetap wajib kita pegang. Prinsip pertama, hubungan pacaran/pranikah harus dengan tujuan menuju ke pernikahan. Kalo kita jalan ama kekasih kita sekedar supaya ada gandengan saat malam minggu dan ada yang antar jemput tiap saat, kita udah salah dalam prinsip pertama ini. Jadi nggak ada istilahnya TTM or HTS dalam hubungan pacaran anak-anak Tuhan. Kita harus jadi orang yang punya tujuan pasti. Nggak sekedar ngalir dan jalani hidup sesukanya. Prinsip kedua, hubungan pacaran harus dengan orang yang seimbang. Cinta nggak kenal perbedaan, begitu kira-kira kata orang. Tapi soal kehidupan rohani nggak bisa begitu. Terang nggak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan. Pernikahan nantinya nggak cuma sekedar hidup enak dan menghasilkan anak. Kalo kita memilih untuk menikah dengan orang yang belum lahir baru, berarti kita memilih untuk mengatur rumah tangga kita sendiri tanpa pertolongan Tuhan. Padahal mana mampu kita mengatasi semuanya sendiri. Tanpa Tuhan kita nggak akan bisa saling mengasihi dengan tulus. Pernikahan akan terancam perceraian bahkan perselingkuhan. Nggak ada perdamaian dan ikatan yang mempersatukan. Prinsip ketiga, pacaran harus bisa jaga kekudusan. Biarpun jaman udah berubah, tapi untuk urusan kekudusan nggak bisa ditawar-tawar lagi. Belajar jadi seperti keluarga Nuh yang berani tampil beda di tengah-tengah angkatan yang udah rusak hidupnya. Nah, 3 prinsip udah kita pelajari hari ini. Kalo kamu sedang dalam masa pacaran, lakukan 3 prinsip ini supaya hubunganmu diberkati Tuhan.