Está en la página 1de 2

Kasih Sejati

Bacaan: 1 Korintus 13:1-10


Apakah dia cocok buatku? Pertanyaan itulah yang sering kita lontarkan kalo
mempertimbangkan soal jodoh. Kita menimbang kualitas calon pacar supaya kita enggak
kecewa di kelak kemudian hari. Tapi pernahkah kita berpikir,Apakah aku cocok buat dia?
Apakah kita mempertimbangkan kualifikasi kita sendiri agar memenuhi kebutuhan pasangan
kita? Ternyata pertanyaan seperti itu jarang banget kita pikirkan. Ternyata kita egois banget,
yah? Kita beranggapan bahwa diri kita ini udah sempurna, sedangkan kita masih perlu
memperbaiki diri. Kita ngakunya sayang, tapi ternyata lebih memperhatikan apa yang kita
inginkan daripada apa yang diinginkan kekasih kita. Inikah namanya cinta?
Cinta yang sesungguhnya tentu saja enggak seperti itu. Cinta adalah memberikan yang
terbaik bagi orang yang kita kasihi, bahkan dengan pengorbanan. Cinta sejati memikirkan
kepentingan orang yang kita kasihi. Kita bahkan bersedia mengubah keegoisan kita dengan
pengertian dan penerimaan. Kita berupaya menjadi pribadi yang lebih baik, sebagai penolong
yang suportif bagi kekasih kita. Kita ingin dapat mengerti dan memahami daripada keinginan
untuk dimengerti dan dipahami.
Kalo selama ini kita masih banyak berantem karena saling menuntut untuk dimengerti -
periksa baik-baik apakah cinta yang kita berikan ataukah keegoisan yang sedang kita
banggakan? Daripada berfokus pada apa yang harus diubah oleh pasangan kita, yuk kita belajar
mengubah apa yang harus diubah dalam diri kita sendiri dulu.
So, kalo kita bener-bener mencintai pasangan kita, tentu mulai sekarang kita akan
belajar berpikir beda. Berhentilah menuntut dan mulailah berubah. Demikian juga dengan kasih
kita kepada Tuhan. Jangan selalu menuntut Tuhan untuk ada bagi kita, tapi renungkanlah juga
kapan kita ada bagi Dia. Pikirkan cara untuk menyenangkan hati-Nya, karena Dialah kekasih
sejati kita. Apa hal-hal yang harus kita ubah dalam diri kita agar kita membuat-Nya tersenyum?
Apakah ada kebiasaan dosa yang harus kita buang, kemalasan yang harus kita singkirkan dan
tabiat enggak baik yang bisa melukai hati-Nya? Belajar mencintai dengan cara Allah. Karena
kasih itu memberi.
Pacaran

Bacaan: 2 Korintus 6:14-18
Pacaran Alkitabiah nggak sih? Seringkali pertanyaan semacam ini muncul di kalangan
anak muda. Usut punya usut, ternyata yang namanya pacaran nggak ada dalam Alkitab. Bentuk
hubungan pacaran seperti yang kita kenal sekarang ini pun nggak pernah ada dalam jaman
Alkitab dulu. Alkitab hanya menyebutkan hubungan pranikah yang ada di kalangan muda waktu
itu adalah bentuk hubungan pertunangan.
Jaman memang sudah berubah. Kita boleh saja mengikuti perkembangan jaman, tapi
prinsip-prinsip kebenaran tetap wajib kita pegang. Prinsip pertama, hubungan
pacaran/pranikah harus dengan tujuan menuju ke pernikahan. Kalo kita jalan ama kekasih kita
sekedar supaya ada gandengan saat malam minggu dan ada yang antar jemput tiap saat, kita
udah salah dalam prinsip pertama ini. Jadi nggak ada istilahnya TTM or HTS dalam hubungan
pacaran anak-anak Tuhan. Kita harus jadi orang yang punya tujuan pasti. Nggak sekedar ngalir
dan jalani hidup sesukanya.
Prinsip kedua, hubungan pacaran harus dengan orang yang seimbang. Cinta nggak kenal
perbedaan, begitu kira-kira kata orang. Tapi soal kehidupan rohani nggak bisa begitu. Terang
nggak akan pernah bisa bersatu dengan kegelapan. Pernikahan nantinya nggak cuma sekedar
hidup enak dan menghasilkan anak. Kalo kita memilih untuk menikah dengan orang yang belum
lahir baru, berarti kita memilih untuk mengatur rumah tangga kita sendiri tanpa pertolongan
Tuhan. Padahal mana mampu kita mengatasi semuanya sendiri. Tanpa Tuhan kita nggak akan
bisa saling mengasihi dengan tulus. Pernikahan akan terancam perceraian bahkan
perselingkuhan. Nggak ada perdamaian dan ikatan yang mempersatukan.
Prinsip ketiga, pacaran harus bisa jaga kekudusan. Biarpun jaman udah berubah, tapi
untuk urusan kekudusan nggak bisa ditawar-tawar lagi. Belajar jadi seperti keluarga Nuh yang
berani tampil beda di tengah-tengah angkatan yang udah rusak hidupnya. Nah, 3 prinsip udah
kita pelajari hari ini. Kalo kamu sedang dalam masa pacaran, lakukan 3 prinsip ini supaya
hubunganmu diberkati Tuhan.

También podría gustarte