Está en la página 1de 27

Laporan Pendahuluan

Dan
Asuhan keperawatan
Fraktur
Oleh :
Abdullah (2010.01.071)
Ahmad au!"k #a"daw" (2010.01.07$)
P%O&%A' ()D* (1 +,P,%A-AA.
(,+OLA/ 0.&&0 0L') +,(,/AA. /AF(/A-A* 1A0.)L /A(A.
&,.&&O.& 2 P%O#OL0.&&&O
201$
LAPO%A. P,.DA/)L)A.
F%A+)%
1. De!en"s"
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa. (Mansjoer, Arif, 2000).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap
(Prie,!il"ia, 200#. $al % &'(#).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa
terjadi akibat trauma langsung (keelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian),
dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki)laki de*asa. Patah pada daerah
ini dapat menimbulkan perdarahan yang ukup banyak, mengakibatkan
pendertia jatuh dalam syok (F+,-, 200#. $al %#.')
Fraktur Femur adalah terputusnya kontinuitas tulang pangkal paha yang
dapat disebabkan oleh trauma langsung, kelelahan otot, kondisi)kondisi
tertentu seperti degenerasi tulang / osteoporosis (!melt0er 1 2are, 2000, hal%
2'#3).
2. ,t"olo3"
a. +ekerasan langsung
+ekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis
patah melintang atau miring.
b. +ekerasan tidak langsung
+ekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh
dari tempat terjadinya kekerasan. 4ang patah biasanya adalah bagian yang
paling lemah dalam jalur hantaran "ektor kekerasan.
. +ekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. +ekuatan dapat
berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari
ketiganya, dan penarikan. (5s*ari 6, &77')
4. +las"!"kas"
a. 2erdasarkan sifat fraktur %
&) Faktur 8ertutup (9losed) % bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih
(karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
2) Fraktur 8erbuka (5pen/9ompound) % bila terdapat hubungan antara
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan kulit.
b. 2erdasarkan komplit atau ketidak komplitan fraktur %
&) Fraktur +omplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang
atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
2) Fraktur -nkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang
tulang seperti%
a) $air :ine Fraktur (patah retidak rambut)
b) 2ukle atau 8orus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu
korteks dengan kompresi tulang spongiosa di ba*ahnya.
) ;reen !tik Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi
korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
. 2erdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme
trauma%
&) Fraktur 8rans"ersal% fraktur yang arahnya melintang pada tulang
dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
2) Fraktur 5blik% fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga.
') Fraktur !piral% fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral
yang disebabkan trauma rotasi.
.) Fraktur +ompresi% fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi
yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.
#) Fraktur A"ulsi% fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau
traksi otot pada insersinya pada tulang.
d. 2erdasarkan jumlah garis patah %
&) Fraktur +omunitif% fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan.
2) Fraktur !egmental% fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak berhubungan.
') Fraktur Multiple% fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
pada tulang yang sama.
e. 2erdasarkan pergeseran fragmen tulang %
&) Fraktur ,ndisplaed (tidak bergeser)% garis patah lengkap ttetapi
kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum nasih utuh.
2) Fraktur <isplaed (bergeser)% terjadi pergeseran fragmen tulang
yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas%
a) <islokai ad longitudinam um ontrationum (pergeseran
searah sumbu dan o"erlapping).
b) <islokasi ad a=im (pergeseran yang membentuk sudut).
) <islokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauh).
f. Fraktur +elelahan % fraktur akibat tekanan yang berulang)ulang.
g. Fraktur Patologis % fraktur yang diakibatkan karena proses patologis
tulang.
$. anda dan 3e5ala
8anda)tanda klasik fraktur%
&. >yeri
2. <eformitas
'. +repitasi
.. 2engkak
#. Peningkatan temperatur lokal
(. Pergerakan abnormal
3. 6hymosis
?. +ehilangan fungsi
6. Pato!"s"olo3"
8ulang bersifat rapuh namun ukup mempunyai kekeuatan dan gaya
pegas untuk menahan tekanan. 8api apabila tekanan eksternal yang datang
lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada
tulang yang mengakibatkan rusaknya atau terputusnya kontinuitas
tulang. (9arpnito, :ynda @uall, 2000).
!etelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf
dalam korteks, marro*, dan jaringan lunak yang membungkus tulang rusak.
Perdarahan terjadi karena kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di
rongga medula tulang. @aringan tulang segera berdekatan ke bagian tulang
yang patah. @aringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
respon inflamasi yang ditandai denagn "asodilatasi, eksudasi plasma dan
leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. +ejadian inilah yang merupakan dasar
dari proses penyembuhan tulang nantinya.
Pohon 'asalah
+erusakan
langsung
8erjadi tekanan eksternal
dari pada internal
Ausak atau terputusnya
kontinuitas tulang
2eban yang terlalu
berat
8rauma tidak pada
tempat fraktur
8rauma pada
tempat fraktur
+erusakan akibat
tarikan otot
+erusakan tidak
langsung
fraktur
8erjadi trauma
9edera pada
jaringan
8rauma jaringan
Aespon
hipotalamus
Aespon nyeri
+erusakan
persarafan
;angguan
neuromuskular
;angguan
mobilitas fisik
+erusakan
integritas kulit
Adanya luka
8erputusnya
semua jaringan
Fraktur terbuka
Pelepasan
implus nyeri
>yeri akut
Aesiko infeksi
emas
+risis
situasional
Ansietas
<ilakukan tindakan
imobilisasi, traksi atau gips
Masuknya
kuman
-ntoleransi akti"itas
7. Pemer"ksaan penun5an3
Pemeriksaan penunjang pada pasien fraktur menurut <oenges (2000%
3(2) adalah sebagai berikut%
&. Pemeriksaan Aontgen
,ntuk menentukan lokasi atau luasnya fraktur.
2. 98 !an/ MA- (Magneti Aesonane -maging)
,ntuk memperlihatkan fraktur juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
'. Pemeriksaan :aboratorium
a. $b ($emoglobin) mungkin meningkat ($emokonsentrasi) atau juga
dapat menurun (perdarahan).
b. :eukosit meningkat sebagai respon stress normal setelah trauma.
. +reatinin, trauma meningkatkan beban kreatinin untuk klien ginjal.
d. Arteriogram, dilakukan bila kerusakan "askuler diurigai.
7. Penatalaksanaan
"ndakan umum menurut /anderson (1887:222) 9a"tu:
&. Aeposisi
!etiap pergeseran atau angulasi pada ujung patahan harus
direposisi dengan hati)hati melalui tindakan manipulasi yang biasanya
dengan anestesi umum.
2. -mobilisasi
,ntuk memungkinkan kesembuhan fragmen yang diperlukan%
Fiksasi -nterna
,jung patahan tulang disatukan dan difiksasi pada operasi
misalnya % dengan sekrup, paku, plat logam dan fraktur diimobilisasi
menggunakan bidai luas dan traksi.
'. Fisioterapi dan mobilisasi
,ntuk memperbaiki otot yang dapat mengeil seara epat jika
tidak dipakai.
Penatalaksanaan med"s den3an O%0F
Pen3ert"an
5A-F atau 5pen Aedution -nternal Fi=ation adalah reduksi terbuka
dari fiksasi internal di mana dilakukan insisi pada tempat yang mengalami
fraktur. +emudian direposisi untuk mendapatkan posisi yang normal dan
setelah direduksi, fragmen)fragmen tulang dipertahankan dengan alat
orthopedik berupa pen, sekrup, plat dan paku (Prie,&77(%'3.).
0nd"kas"
Menurut Appley (&77(%'3?) indikasi dilakukan 5A-F adalah%
a. Fraktur yang tidak dapat direduksi ke arah operasi.
b. Fraktur yang baik stabil seara ba*aan.
. Fraktur patologik.
d. Fraktur multiple.
e. Fraktur pada pasien yang sulit pera*atannya (paraplegi, pasien dengan
idera multiple sangat lanjut usia).
+euntun3an dan keru3"an O%0F
+euntungan 5A-F menurut Prie (&77(%'32) adalah%
&) +etelitian fragmen tulang yang patah.
2) +eseimbangan memeriksa pembuluh darah dan saraf yang ada di
sekitarnya.
') Menapai stabilitas fiksasi yang ukup memadai.
.) 8idak perlu memasang gips berulangkali.
#) Memerlukan anestesi.
Pendapat lain dikemukakan oleh <epartemen +esehatan A- (&77(%7'),
keuntungan 5A-Fadalah%
&) <arah sedikit yang hilang.
2) !egera mungkin ambulasi dan latihan tubuh yang nyeri.
') Mudah membersihkan luka.
+erugian 5A-F menurut Prie (&77(%'32) adalah %
Aisiko infeksi melalui pen, karena &0B dari jumlah total pasien yang
dipasang internal fiksasi terinfeksi, bila pen terinfeksi maka akan terjadi
osteomyelitis yang sukar disembuhkan. Pera*atan luka diberikan 2 kali
sehari agar infeksi tidak terjadi.
+es"mpulan 9an3 dapat d"amb"l dar" berba3a" pen3ert"an d" atas bahwa
tu5uan dar" penatalaksanaan O%0F adalah:
a. Mengembalikan/memperbaiki bagian)bagian tulang yang patah ke
dalam bentuk semula.
b. -mobilisasi untuk mempertahankan bentuk.
. Memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak.
'enurut 'ans5oer (2000:201) penatalaksanaan med"s !raktur adalah:
a. Pemeriksaan terhadap jalan nafas.
b. Pemeriksaan proses jalan nafas.
. Pemeriksaan sirkulasi.
d. :akukan foto radiologi.
e. Pemasangan alat bila dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan
menegah kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak, terdiri dari%
&) Pembidaian, misalnya mitella untuk fraktur humeri dengan
kedudukan baik.
2) -mobilisasi saja tanpa reposisi.
') Aeposisi tertutup dan fiksasi dengan gips.
8erapi operatif terdiri dari %
&) Aeposisi terbuka, fiksasi interna.
2) Aeposisi tertutup dengan kontras radiologi diikuti fiksasi eksterna.
8erapi operatif dengan reposisi anatomis diikuti dengan fiksasi interna (5pen
Aedution -nternal Fi=ation) atroplastik, eksisional, eksisi fragmen dan
pemasangan endoprostaid.
Penatalaksanaan !raktur den3an O%,F
&. Pengertian
5A6F adalah reduksi terbuka dengan fiksasi internal di mana
prinsipnya tulang ditransfiksasikan di atas dan di ba*ah fraktur , sekrup
atau ka*at ditransfiksi di bagian proksimal dan distal kemudian
dihubungkan satu sama lain dengan suatu batang lain
Fiksasi eksternal digunakan untuk mengobati fraktur terbuka
dengan kerusakan jaringan lunak . Alat ini memberikan dukungan yang
stabil untuk fraktur kominutif ( hanur atau remuk ) . Pin yang telah
terpasang dijaga agar tetap terjaga posisinya , kemudian dikaitkan pada
kerangkanya. Fiksasi ini memberikan rasa nyaman bagi pasien yang
mengalami kerusakan fragmen tulang.
2. -ndikasi
a. Fraktur terbuka grade -- dan ---
b. Fraktur terbuka yang disertai hilangnya jaringan atau tulang yang
parah.
. Fraktur yang sangat kominutif ( remuk ) dan tidak stabil.
d. Fraktur yang disertai dengan kerusakan pembuluh darah dan saraf.
e. Fraktur pel"is yang tidak bisa diatasi dengan ara lain.
f. Fraktur yang terinfeksi di mana fiksasi internal mungkin tidak
ook. Misal % infeksi pseudoartrosis ( sendi palsu ).
g. >on union yang memerlukan kompresi dan perpanjangan.
h. +adang C kadang pada fraktur tungkai ba*ah diabetes melitus.
'. +euntungan dan +omplikasi 6ksternal Fiksasi
+euntungan eksternal fiksasi adalah %
Fiksator ini memberikan kenyamanan bagi pasien , mobilisasi
a*al da latihan a*al untuk sendi di sekitarnya sehingga komplikasi
karena disuse dan imobilisasi dapat diminimalkan.
!edangkan komplikasinya adalah %.
a. -nfeksi di tempat pen ( osteomyelitis ).
b. +ekakuan pembuluh darah dan saraf.
. +erusakan periostium yang parah sehingga
terjadi delayed union atau non union .
d. 6mboli lemak.
e. 5"erdistraksi fragmen.
Penatalaksanaan keperawatan
8indakan pada fraktur terbuka harus dilakukan seepat mungkin%
a. 2erikan toksin anti tetanus
b. 2erikan antibiotik untuk kuman gram positif dan negatif.
. <engan teknik debridement. Prosedur teknik debridement adalah%
melakukan nekrosis umum atau anestesis lokal bila luka ringan dan keil,
bila ukup luas pasang tourniDuet, ui seluruh ekstremitas selama #)&0
menit, kemudian lakukan penukuran, luka diirigasi dengan hall steril,
lakukan tindakan desinfeksi dan pemasangan duk, eksisi luka lapis demi
lapis mulai dari kulit, sub kulit fasia otot, eksisi otot)otot yang tidak "ital
dan dibuang, lalu buang tulang)tulang keil yang tidak melekat
periosteum. Pertahankan program tulang besar yang perlu untuk
stabilitas, luka fraktur terbuka dan lalu dibiarkan terbuka dan perlu ditutup
satu minggu, kemudian setelah edema menghilang (seondary sature)
atau dapat juga hanya dijahit pada situasi bila luka tidak terlalu terbuka
atau lebar (jahit luka jarang).
:. +ompl"kas"
a. Malunion, adalah suatu keadaan dimana tulang yang patah telah sembuh
dalam posisi yang tidak pada seharusnya, membentuk sudut atau miring
b. <elayed union adalah proses penyembuhan yang berjalan terus tetapi
dengan keepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
. >onunion, patah tulang yang tidak menyambung kembali.
d. 9ompartment syndroma adalah suatu keadaan peningkatan takanan
yang berlebihan di dalam satu ruangan yang disebabkan perdarahan
masif pada suatu tempat. ;ejala klinis yang terjadi pada syndrome
kompartemen dikenal dengan # P yaitu%
&. Pain (nyeri) % nyeri yang hebat saat peregangan pasif pada otot)otot
yang terkena, ketika ada trauma langsung. >yeri merupakan gejala
dini yang paling penting. 8erutama jika munulnya nyeri tidak
sebanding dengan keadaan klinik (pada anak)anak tampak semakin
gelisah atau memerlukan analgesia lebih banyak dari biasanya). 5tot
yang tegang pada kompartemen merupakan gejala yang spesifik dan
sering.
2. Pale (puat), diakibatkan oleh menurunnya perfusi ke daereah
tersebut.
'. Pullness (berkurang atau hilangnya denyut nadi )
.. Parestesia (rasa kesemutan)
#. Paralysis % Merupakan tanda lambat akibat menurunnya sensasi saraf
yang berlanjut dengan hilangnya fungsi bagian yang terkena
kompartemen sindrom.
e. !hok,
f. Fat embalism syndroma, tetesan lemak masuk ke dalam pembuluh
darah. Faktor resiko terjadinya emboli lemakada fraktur meningkat pada
laki)laki usia 20).0 tahun, usia 30 sam pai ?0 fraktur tahun.
g. 8romboemboli ompliastion, trombo "ena dalam sering terjadi pada
indi"idu yang imobiil dalm *aktu yang lama karena trauma atau ketidak
mampuan la0imnya komplikasi pada perbedaan ekstremitas ba*ah atau
trauma komplikasi paling fatal bila terjadi pada bedah ortopedil
h. -nfeksi
i. A"asular nerosis, pada umumnya berkaitan dengan aseptika atau
nerosis iskemia.
8. Asuhan keperawatan
+O.(,P DA(A% A()/A. +,P,%A-AA.
<i dalam memberikan asuhan kepera*atan digunakan system atau
metode proses kepera*atan yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi #
tahap, yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa kepera*atan, perenanaan,
pelaksanaan.
1. Pen3ka5"an
Pengkajian merupakan tahap a*al dan landasan dalam proses
kepera*atan, untuk itu diperlukan keermatan dan ketelitian tentang
masalah)masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan
kepera*atan. +eberhasilan proses kepera*atan sangat bergantuang pada
tahap ini. 8ahap ini terbagi atas%
a. Pengumpulan <ata
&) Anamnesa
a) -dentitas +lien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa
yang dipakai, status perka*inan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MA!, diagnosa medis.
b) +eluhan ,tama
Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur adalah
rasa nyeri. >yeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung dan
lamanya serangan. ,ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap
tentang rasa nyeri klien digunakan%
&) Pro"oking -nident% apakah ada peristi*a yang menjadi yang
menjadi faktor presipitasi nyeri.
2) Euality of Pain% seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
') Aegion % radiation, relief% apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
.) !e"erity (!ale) of Pain% seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
#) 8ime% berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari. (-gnata"iius, <onna <,
&77#)
) Ai*ayat Penyakit !ekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab
dari fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat renana
tindakan terhadap klien. -ni bisa berupa kronologi terjadinya penyakit
tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan
bagian tubuh mana yang terkena. !elain itu, dengan mengetahui
mekanisme terjadinya keelakaan bisa diketahui luka keelakaan
yang lain (-gnata"iius, <onna <, &77#).
d) Ai*ayat Penyakit <ahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab fraktur
dan memberi petunjuk berapa lama tulang tersebut akan
menyambung. Penyakit)penyakit tertentu seperti kanker tulang dan
penyakit pagetFs yang menyebabkan fraktur patologis yang sering
sulit untuk menyambung. !elain itu, penyakit diabetes dengan luka di
kaki sanagt beresiko terjadinya osteomyelitis akut maupun kronik dan
juga diabetes menghambat proses penyembuhan tulang
(-gnata"iius, <onna <, &77#).
e) Ai*ayat Penyakit +eluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit tulang
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti
diabetes, osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan,
dan kanker tulang yang enderung diturunkan seara genetik
(-gnata"iius, <onna <, &77#).
f) Ai*ayat Psikososial
Merupakan respons emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta
respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari)harinya baik
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat (-gnata"iius, <onna <,
&77#).
g) Pola)Pola Fungsi +esehatan
(&) Pola Persepsi dan 8ata :aksana $idup !ehat
Pada kasus fraktur akan timbul ketidakutan akan terjadinya
keaatan pada dirinya dan harus menjalani penatalaksanaan
kesehatan untuk membantu penyembuhan tulangnya. !elain itu,
pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup klien seperti
penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu metabolisme
kalsium, pengkonsumsian alkohol yang bisa mengganggu
keseimbangannya dan apakah klien melakukan olahraga atau
tidak.(-gnata"iius, <onna <,&77#).
(2) Pola >utrisi dan Metabolisme
Pada klien fraktur harus mengkonsumsi nutrisi melebihi
kebutuhan sehari)harinya seperti kalsium, 0at besi, protein, "it. 9
dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan tulang.
6"aluasi terhadap pola nutrisi klien bisa membantu
menentukan penyebab masalah muskuloskeletal dan
mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat terutama
kalsium atau protein dan terpapar sinar matahari yang kurang
merupakan faktor predisposisi masalah muskuloskeletal terutama
pada lansia. !elain itu juga obesitas juga menghambat degenerasi
dan mobilitas klien.
(') Pola 6liminasi
,ntuk kasus fraktur humerus tidak ada gangguan pada pola
eliminasi, tapi *alaupun begitu perlu juga dikaji frekuensi,
konsistensi, *arna serta bau fees pada pola eliminasi al"i.
!edangkan pada pola eliminasi uri dikaji frekuensi, kepekatannya,
*arna, bau, dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada
kesulitan atau tidak. (+eliat, 2udi Anna, &77&)
(.) Pola 8idur dan -stirahat
!emua klien fraktur timbul rasa nyeri, keterbatasan gerak,
sehingga hal ini dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur
klien. !elain itu juga, pengkajian dilaksanakan pada lamanya tidur,
suasana lingkungan, kebiasaan tidur, dan kesulitan tidur serta
penggunaan obat tidur (<oengos. Marilynn 6, &777).
(#) Pola Akti"itas
+arena timbulnya nyeri, keterbatasan gerak, maka semua
bentuk kegiatan klien menjadi berkurang dan kebutuhan klien
perlu banyak dibantu oleh orang lain. $al lain yang perlu dikaji
adalah bentuk akti"itas klien terutama pekerjaan klien. +arena ada
beberapa bentuk pekerjaan beresiko untuk terjadinya fraktur
dibanding pekerjaan yang lain (-gnata"iius, <onna <, &77#).
(() Pola $ubungan dan Peran
+lien akan kehilangan peran dalam keluarga dan dalam
masyarakat. +arena klien harus menjalani ra*at
inap (-gnata"iius, <onna <, &77#).
(3) Pola Persepsi dan +onsep <iri
<ampak yang timbul pada klien fraktur yaitu timbul ketidakutan
akan keaatan akibat frakturnya, rasa emas, rasa
ketidakmampuan untuk melakukan akti"itas seara optimal, dan
pandangan terhadap dirinya yang salah (gangguan body image).
(-gnata"iius, <onna <, 2000).
(?) Pola !ensori dan +ognitif
Pada klien fraktur daya rabanya berkurang terutama pada
bagian distal fraktur, sedang pada indera yang lain tidak timbul
gangguan.begitu juga pada kognitifnya tidak mengalami
gangguan. !elain itu juga, timbul rasa nyeri akibat fraktur.
(-gnata"iius, <onna <, &77#).
(7) Pola Aeproduksi !eksual
<ampak pada klien fraktur yaitu, klien tidak bisa melakukan
hubungan seksual karena harus menjalani ra*at inap dan
keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami klien. !elain itu
juga, perlu dikaji status perka*inannya termasuk jumlah anak,
lama perka*inannya (-gnata"iius, <onna <, 2000).
(&0) Pola Penanggulangan !tress
Pada klien fraktur timbul rasa emas tentang keadaan dirinya,
yaitu ketidakutan timbul keaatan pada diri dan fungsi
tubuhnya.Mekanisme koping yang ditempuh klien bisa tidak efektif
(-gnata"iius, <onna <, &77#).
(&&) Pola 8ata >ilai dan +eyakinan
,ntuk klien fraktur tidak dapat melaksanakan kebutuhan
beribadah dengan baik terutama frekuensi dan konsentrasi. $al ini
bisa disebabkan karena nyeri dan keterbatasan gerak klien.
(-gnata"iius, <onna <, 2000).
2) Pemeriksaan Fisik
<ibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum (status generalisata)
untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokalis).
$al ini perlu untuk dapat melaksanakan total are karena ada
keenderungan dimana spesialisasi hanya memperlihatkan daerah yang
lebih sempit tetapi lebih mendalam.
a) ;ambaran ,mum
Perlu menyebutkan%
&. +eadaan umum% baik atau buruknya yang diatat adalah tanda)tanda,
seperti%
(a) +esadaran penderita% apatis, sopor, koma, gelisah,
komposmentis tergantung pada keadaan klien.
(b) +esakitan, keadaan penyakit% akut, kronik, ringan, sedang, berat
dan pada kasus fraktur biasanya akut.
() 8anda)tanda "ital tidak normal karena ada gangguan baik fungsi
maupun bentuk.
2. !eara sistemik dari kepala sampai kelamin
(a) !istem -ntegumen
8erdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, oedema, nyeri tekan.
(b) +epala
8idak ada gangguan yaitu, normo ephalik, simetris, tidak ada
penonjolan, tidak ada nyeri kepala.
() :eher
8idak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan, reflek
menelan ada.
(d) Muka
Gajah terlihat menahan sakit, lain)lain tidak ada perubahan
fungsi maupun bentuk. 8ak ada lesi, simetris, tak oedema.
(e) Mata
8idak ada gangguan seperti konjungti"a tidak anemis (karena
tidak terjadi perdarahan)
(f) 8elinga
8es bisik atau *eber masih dalam keadaan normal. 8idak ada
lesi atau nyeri tekan.
(g) $idung
8idak ada deformitas, tak ada pernafasan uping hidung.
(h) Mulut dan Faring
8ak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak puat.
(i) 8horaks
8ak ada pergerakan otot interostae, gerakan dada simetris.
(j) Paru
-nspeksi % Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya
tergantung pada ri*ayat penyakit klien yang berhubungan
dengan paru.
Palpasi % Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba sama.
Perkusi % !uara ketok sonor, tak ada erdup atau
suaratambahan lainnya.
Auskultasi % !uara nafas normal, tak ada *hee0ing, atau suara
tambahan lainnya seperti stridor dan ronhi.
(k) @antung
-nspeksi % 8idak tampak iktus jantung.
Palpasi % >adi meningkat, iktus tidak teraba.
Auskultasi % !uara !& dan !2 tunggal, tak ada mur)mur.
(l) Abdomen
-nspeksi % 2entuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi % 8ugor baik, tidak ada defands muskuler, hepar tidak
teraba.
Perkusi % !uara thympani, ada pantulan gelombang airan.
Auskultasi % Peristaltik usus normal 2)'# kali/menit.
(m) -nguinal);enetalia)Anus
8ak ada hernia, tak ada pembesaran lymphe, tak ada kesulitan
2A2.
b) +eadaan :okal
$arus diperhitungkan keadaan proksimal serta bagian distal
terutama mengenai status neuro"askuler. Pemeriksaan pada sistem
muskuloskeletal adalah%
&. :ook (inspeksi)
Perhatikan apa yang dapat dilihat antara lain%
a) 9itriks (jaringan parut baik yang alami maupun buatan seperti
bekas operasi).
b) 9ape au lait spot (birth mark).
) Fistulae
d) Garna kemerahan atau kebiruan (li"ide) atau hyperpigmentasi.
e) 2enjolan, pembengkakan, atau ekungan dengan hal)hal yang
tidak biasa (abnormal).
f) Posisi dan bentuk dari ekstrimitas (deformitas)
g) Posisi jalan (gait, *aktu masuk ke kamar periksa)
2. Feel (palpasi)
Pada *aktu akan palpasi, terlebih dahulu posisi penderita
diperbaiki mulai dari posisi netral (posisi anatomi). Pada dasarnya ini
merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik
pemeriksa maupun klien.
4ang perlu diatat adalah%
a) Perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit.
b) Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau
oedema terutama disekitar persendian.
) >yeri tekan (tenderness), krepitasi, atat letak kelainan (&/'
proksimal,tengah, atau distal).
d) 5tot% tonus pada *aktu relaksasi atau konttraksi, benjolan yang
terdapat di permukaan atau melekat pada tulang. !elain itu juga
diperiksa status neuro"askuler. Apabila ada benjolan, maka sifat
benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya,
pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak,
dan ukurannya.
'. Mo"e (pergeraka terutama lingkup gerak)
!etelah melakukan pemeriksaan feel, kemudian diteruskan
dengan menggerakan ekstrimitas dan diatat apakah terdapat keluhan
nyeri pada pergerakan. Penatatan lingkup gerak ini perlu, agar dapat
menge"aluasi keadaan sebelum dan sesudahnya. ;erakan sendi
diatat dengan ukuran derajat, dari tiap arah pergerakan mulai dari titik
0 (posisi netral) atau dalam ukuran metrik. Pemeriksaan ini
menentukan apakah ada gangguan gerak (mobilitas) atau tidak.
Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan pasif. (Aeksoprodjo,
!oelarto, &77#)
2. Anal"sa Data
<ata yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan dan dianaisa
untuk menemukan masalah kesehatan klien. ,ntuk mengelompokkannya
dibagi menjadi dua data yaitu, data sujektif dan data objektif, dan kemudian
ditentukan masalah kepera*atan yang timbul.
4. D"a3nosa +eperawatan
&. >yeri akut berhubungan dengan agen)agen yang menyebabkan idera
fisik (idera jaringan lunak).
2. -ntoleransi akti"itas berhubungan dengan tindakan imobilisasi, traksi atau
gips.
'. Aisiko infeksi berhubungan dengan prosedur in"asif, kehanuran jaringan
(kehilanganbarier kulit) dan kerusakan respon imun.
.. +erusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik, medikasi,
bedah perbaikan, perubahan pigmentasi dan perubahan sensasi.
#. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, adanya anaman terhadap
konsep diri, gambaran diri, adanya anaman kematian (tersedak atau sulit
bernafas).
(. $ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
dan muskuloskeletal, nyeri post operasi.
3. +urang pera*atan diri berhubungan dengan imobilisasi, traksi atau gips
pada ekstremitas.
$. 0nter;ens" keperawatan
a. >yeri akut berhubungan dengan agen)agen yang menyebabkan idera
fisik (idera jaringan lunak).
8ujuan % >yeri dapat berkurang atau hilang
+riteria hasil % Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang,
menunjukkan tindakan santai, dapat berakti"itas, tidur, istirahat,
menunjukkan penggunaan keterampilan relaksasi dan akti"itas terapeutik
sesuai indikasi.
-nter"ensi %
&) 6"aluasi keluhan nyeri atau ketidaknyamanan, perhatikan lokasi,
karakteristik nyeri dan kaji tingkat nyeri dengan standar PEA!8
Aasional % ,ntuk memulihkan penga*asan keefektifan inter"ensi,
tingkat ansietas dapat mempengaruhi persepsi atau reaksi terhadap
nyeri.
2) <orong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan
idera.
Aasional % Membantu dalam menghilangkan ansietas.
') @elaskan prosedur sebelum memulai tindakan.
Aasional % Memungkinkan pasien untuk siap seara mental dalam
akti"itas, begitu juga berpartisipasi dalam mengontrol tingkat
ketidaknyamanan.
.) :akukan dan a*asi latihan rentang gerak aktif atau pasif.
Aasional % Mempertahankan kekuatan atau mobilitas otot yang sakit dan
memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang idera.
#) 2erikan alternatif tindakan kenyamanan. 9ontoh % pijatan,
perubahan posisi, relaksasi, nafas dalam, imajinasi dan sentuhan
terapeutik.
Aasional % Meningkatkan sirkulasi perifer.
() Monitor tanda)tanda "ital, obser"asi kondisi umum pasien dan
keluhan pasien.
Aasional % ,ntuk mengetahui perkembangan kesehatan klien.
3) Atur posisi yang nyaman dan aman
Aasional % Mengurangi nyeri dan pergerakan.
?) Pertahankan imobilisasi pada bagian yang sakit.
Aasional % >yeri dan spasme dikontrol dengan imobilisasi.
7) +olaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi.
Aasional % Menurunkan nyeri atau spasme otot.
b. -ntoleransi akti"itas berhubungan dengan tindakan imobilisasi, traksi atau
gips.
8ujuan % intoleransi akti"itas klien dapat berkurang setelah dilakukan
tindakan kepera*atan.
+riteria hasil % Meningkatkan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang
mungkin dan mempertahankan posisi fungsional.
-nter"ensi %
&) +aji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan persepsi
pasien tentang immobilisasi tersebut.
Aasional % Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi
(persepsi tidak proporsional)
2) Mendorong partisipasi dalam akti"itas rekreasi (menonton 8H,
membaa koran dll ).
Aasional % Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi,
memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan me)ngontrol diri
pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial.
') Menganjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada
yang edera maupun yang tidak.
Aasional % Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk
meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi,
menegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi 9a yang tidak
digunakan.
.) Membantu pasien dalam pera*atan diri
Aasional % Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk
meningkatkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi,
menegah kontraktur / atropi dan reapsorbsi 9a yang tidak
digunakan.
#) +onsul dengan bagian fisioterapi
Aasional % ,ntuk menentukan program latihan.
. Aisiko infeksi berhubungan dengan prosedur in"asif, kehanuran jaringan
(kehilanganbarier kulit) dan kerusakan respon imun.
8ujuan % Meminimalkan terjadinya kerusakan integritas kulit.
+riteria hasil % Menapai penyembuhan luka sesuai *aktu, bebas
drainase purulen atau eritema dan demam.
-nter"ensi %
&) Pantau kondisi umum pasien dan monitor tanda)tanda "ital, kaji
tanda)tanda infeksi.
Aasional % Mengetahui perkembangan kesehatan pasien.
2) -nspeksi kulit terhadap adanya iritasi.
Aasional % Menegah terjadinya kerusakan kulit yang lebih luas.
') +aji sisi pen dan kulit. Perhatikan adanya keluhan peningkatan nyeri
Aasional % ,ntuk mengidentifikasi timbulnya infeksi lokal.
.) 5bser"asi keadaan luka terhadap pembentukan bulla, krepitasi dan
bau drainase yang tidak enak.
Aasional % Mengetahui tanda)tanda infeksi gas gangren.
#) +aji tonus otot dan reflek tendon.
Aasional % +ekakuan otot, spasme tonus otot rahang menunjukkan
tanda tetanus.
() -nspeksi kulit terhadap adanya iritasi.
Aasional % Menegah terjadinya kerusakan kulit yang lebih luas.
3) !elidiki adanya nyeri yang munul seara tiba)tiba, perhatikan
adanya keluhan peningkatan nyeri.
Aasional % Merupakan indikasi terjadinya osteomyelitis.
?) 2erikan pera*atan dengan teknik septik dan aseptik pada pen
ka*at steril dan alat)alat yang terpasang pada pasien (kateter, infus)
Aasional % <apat menegah kemungkinan terjadinya infeksi.
7) +olaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik dan "itamin 9.
Aasional % Program pengobatan untuk menegah infeksi, untuk
menjamin keseimbangan >itrogen positif dan meningkatkan proses
penyembuhan.
d. +erusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik, medikasi,
bedah perbaikan, perubahan pigmentasi dan perubahan sensasi.
8ujuan % Meminimalkan terjadinya kerusakan integritas kulit.
+riteria hasil % Pasien menyatakan ketidaknyamanan hilang dan
menapai penyembuhan luka sesuai *aktu.
-nter"ensi %
&) +aji/atat ukuran, *arna, kedalaman luka, perhatikan jaringan
nekrotik dan kondisi di sekitar luka.
Aasional %,ntuk menentukan inter"ensi selanjutnya, mengetahui
indikasi, keefektifan inter"ensi dan terapi yang diberikan.
2) Massase kulit dan penonjolan tulang.
Aaional % Menurunkan tekanan pada area yang peka.
') ,bah posisi pasien dengan sering.
Aasional % Meminimalkan risiko terjadinya kerusakan kulit (deubitus).
.) +aji posisi inin bebat pada otot traksi.
Aasional % Posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan idera kulit.
#) 2eri bantalan di ba*ah kulit yang terpasang traksi.
Aasional % Meminimalkan tekanan pada area yang terpasang gips atau
traksi.
() :akukan pera*atan pada area kulit yang terpasang gips atau traksi
ataupun yang dilakukan tindakan bedah.
Aasional % Menegah terjadinya kerusakan kulit.
3) +olaborasi dengan dokter dalam pemberian obat)obatan topikal.
Aasional % Memperepat proses penyembuhan.
?) +olaborasi dengan ahli gi0i untuk pemberian diit.
Aasional % Memperepat proses penyembuhan.
e. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, adanya anaman terhadap
konsep diri, gambaran diri, adanya anaman kematian (tersedak atau sulit
bernafas).
8ujuan % Ansietas berkurang atau hilang.
+riteria hasil % Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun
sampai dapat ditangani, pasien mengakui dan mendiskusikan rasa takut,
pasien menunjukkan tentang perasaan yang tepat
-nter"ensi %
&) <iskusikan dalam tindakan keamanan.
Aasional % Menenangkan dan menurunkan ansietas karena
ketidaktahuan dan atau takut menjadi kesepian.
2) <orong pasien dalam mengekspresikan ketakutan atau masalah.
Aasional % Mendefinisikan masalah dan pengaruh pilihan inter"ensi.
') Akui kenyataan atau normalitas perasaan, termasuk marah.
Aasional % Memberikan dukungan emosi yang dapat membantu pasien
melalui penilaian a*al, juga selama pemulihan.
.) <orong pasien dalam menggunakan manajemen stress
Aasional % Membantu memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan
relaksasi dan dapat meningkatkan kemampuan koping.
Aisiko disfungsi neuro"askuler perifer berhubungan dengan penurunan
atau interupsi aliran darah% idera "askuler langsung, edema berlebihan,
pembentukan trombus dan hipo"olemia.
8ujuan % Mempertahankan perfusi jaringan
+riteria hasil % 8erabanya nadi, kulit hangat/kering, sensasi normal,
sensasi biasa, tanda "ital stabil dan haluaran urine adekuat untuk situasi
indi"idu.
-nter"ensi %
&) :epaskan perhiasan dari ekstremitas yang sakit
Aasional % <apat membendung sirkulasi bila terjadi edema.
2) +aji aliran kapiler, *arna kulit dan kehangatan distal pada fraktur
Aasional % +embalinya *arna harus epat (')# detik), *arna kulit putih
menunjukkan gangguan arterial, sianosis diduga adanya gangguan "ena.
') A*asi posisi atau lokasi inin penyokong bebat
Aasional % Alat traksi dapat menyebabkan tekanan pada pembuluh
darah atau saraf, terutama pada aksila dan lipat paha, mengakibatkan
iskemia dan kerusakan saraf permanen.
.) Ambulasi sesegera mungkin
Aasional % Meningkatkan sirkulasi dan menurunkan pengumpulan
darah, khususnya pada ekstremitas ba*ah.
#) A*asi tanda "ital. Perhatikan tanda)tanda puat atau sianosis
umum, kulit dingin, perubahan mental
Aasional % +etidakadekuatan "olume sirkulasi akan mempengaruhi
sistim perfusi jaringan.
() 2erikan kompres es di sekitar fraktur sesuai indikasi
Aasional % Menurunkan edema atau pembentukan hematoma yang
dapat mengganggu sirkulasi.
f. $ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskuler
dan muskuloskeletal, nyeri post operasi.
8ujuan % Pasien dapat melakukan mobilitas fisik seara mandiri.
+riteria hasil % Meningkatkan atau mempertahankan mobilitas pada
tingkat yang paling tinggi yang mungkin, mempertahankan posisi
fungsional, meningkatkan kekuatan atau fungsi yang sakit.
-nter"ensi %
&) +aji keadaan imobilisasi dan persepsi pasien terhadap imobilisasi.
Aasional % -nformasi yang benar dapat meningkatkan kemajuan
kesehatan.
2) 2antu pasien dalam rentang gerak, latih dan bantu A5M(Aange 5f
Motion) pasif/aktif.
Aasional % Meningkatkan aliran darah ke otot, tulang dan menegah
kontraktur.
') 2antu dan dorong pasien dalam akti"itas pera*atan diri.
Aasional % Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi serta kesehatan
diri.
.) 2antu dan dorong pasien dalam mobilisasi.
Aasional % Menurunkan risiko komplikasi tirah baring (deubitus).
#) 5bser"asi tekanan darah dan atur posisi ele"asi tungkai.
Aasional % Menga*asi adanya hipotensi postural karena tirah baring,
posisi ele"asi dapat mengurangi edema.
() ,bah posisi seara periodik dan dorong pasien untuk latihan batuk
efektif dan nafas dalam.
Aasional % Menegah atau menurunkan insiden komplikasi kulit dan
pernafasan.
3) Pertahankan tirah baring dan melatih tangan serta ekstremitas yang
sakit dengan lembut.
Aasional % Meminimalkan nyeri dan menegah salah posisi.
?) 2eri bantuan dalam menggunakan alat gerak.
Aasional % Mobilisasi menurunkan komplikasi.
7) +olaborasi dengan ahli terapi fisik untuk melatih pasien.
Aasional % 2erguna dalam pembuatan akti"itas program latihan
mobilisasi.
g. +urang pera*atan diri berhubungan dengan imobilisasi, traksi atau gips
pada ekstremitas
8ujuan % 8idak terjadi defisit pera*atan diri.
+riteria hasil % Pasien menunjukkan tidak adanya defisit pera*atan diri
-nter"ensi %
&) <orong pasien dalam mengekspresikan dan mendiskusikan
masalah yang berhubungan dengan idera.
Aasional % Fraktur dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
melakukan akti"itas sehari)hari.
2) :ibatkan orang terdekat dalam pera*atan diri.
Aasional % <apat membantu pasien dalam A<: (Ati"ity <aily :i"ing).
') <orong pasien berpartisipasi dalam program terapi.
Aasional % Pasien memperoleh kembali kemandirian.
.) 2erikan bantuan A<: (Ati"ity <aily :i"ing) sesuai kebutuhan.
Aasional % Mera*at kebutuhan dasar dan mempertahankan harga diri.
#) <orong partisipasi aktif dalam akti"itas sehari)hari.
Aasional % Aasa harga diri dapat ditingkatkan dengan akti"itas
pera*atan diri.
DAFA% P)(A+A
Apley, A. ;raham , 2uku Ajar 5rtopedi dan Fraktur !istem Apley,
Gidya Medika, @akarta, &77#.
2lak, @.M, et al, :ukman and !orensenFs Medikal >ursing % A
>ursing Proess Approah, . th 6dition, G.2. !aunder 9ompany, &77#.
9arpenito, :ynda @uall, Aenana Asuhan dan <okumentasi
+epera*atan, 6;9, @akarta, &777.
<udley, $ugh AF, -lmu 2edah ;a*at <arurat, 6disi --, F+,;M,
&7?(.
<epartemen +esehatan Aepublik -ndonesia, !istem +esehatan
>asional, @akarta, &77&.
$enderson, M.A, -lmu 2edah untuk Pera*at, 4ayasan 6ssentia
Medika, 4ogyakarta, &772.
$udak and ;allo, +epera*atan +ritis, Holume - 6;9, @akarta,
&77..
-gnata"iius, <onna <, Medial !urgial >ursing % A >ursing
Proess Approah, G.2. !aunder 9ompany, &77#.
+eliat, 2udi Anna, Proses Pera*atan, 6;9, @akarta, &77..
:ong, 2arbara 9, Pera*atan Medikal 2edah, 6disi ' 6;9,
@akarta, &77(.
Mansjoer, Arif, et al, +apita !elekta +edokteran, @ilid --, Medika
Aesulapius F+,-, @akarta, 2000.
5s*ari, 6, 2edah dan Pera*atannya, P8 ;ramedia Pustaka
,tama, @akarta, &77'.
Prie, 6"elyn 9, Anatomi dan Fisiologi ,ntuk Paramedis,
;ramedia, @akarta &773.
Aeksoprodjo, !oelarto, +umpulan +uliah -lmu 2edah F+,-/A!9M,
2inarupa Aksara, @akarta, &77#.
8uker, !usan Martin, !tandar Pera*atan Pasien, 6;9, @akarta,
&77?.

También podría gustarte