Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Selain itu gaya kepemimpinan SBY yang berlatar belakang militer yang
mengedepankan sistem komando dan formalistik. Walaupun SBY telah lama
menyesuaikan diri dengan kepemimpinan sipil yang egaliter dan demokratis tetapi
tentunya budaya militer sebagai dasar pembentukan karakter kepemimpinan SBY
tidak bisa hilang begitu saja. Hal ini dapat kita lihat beberapa contoh kasus gaya
kepemimpinan militeristik SBY yang masih melekat, seperti beberapakali
memarahi menterinya di depan umum. Kemudian beberapa kasus disharmonisasi
SBY dengan JK yang terjadi karena kasus yang tidak substansial misalnya
masalah protokoler, kinerja JK yang dianggap melewati kewenangannya, dsb.
Apakah faktor gaya kepemimpinan ini menjadi salah satu alasan SBY
memilih Boediono yang kalem, mungkin saja bisa jadi.
Dalam sistem presidensial yang kita anut, presiden memang mempunyai
hak penuh mengatur kerja lembaga kepresidenan. Namun, wakil presiden,
lebihlebih setelah reformasi, bukan lagi sekadar “ban cadangan”.
Bukan jadi rahasia lagi bila dalam diri SBY muncul ketakutan dan
ketidakpuasan dengan sosok JK sebagai wakil presiden, karena selama 4 tahun
memimpin bersama sosok JK seringkali mengambil keputusan untuk masalah
nasional, memang itu bukan suatu yang buruk namun karena SBY hampir selama
separuh karirnya terlibat di gaya kepeminpinan Orde Baru, dimana selama ini
wakil presiden itu hanya sebagai simbol atau “ban serep” bagi presiden, apabila
presiden berhalangan hadir dalam suatu acara, bukan sebagai pengganti presiden
untuk membuat keputusan. Perjalanan dan gaya kepemimpinan JK tidak cocok
jika orang nomor dua di Republik ini hanya dijadikan sebagai ban serep
sebagaimana wakil-wakil presiden yang lalu.
Oleh karena itu banyak isu-isu yang beredar alasan SBY memilih
Boediono sebagai wakil presiden, karena SBY menginginkan seorang wakil
presiden yang bukan untuk melampaui kewenangannya sebagai pembuat
keputusan melainkan seorang wakil presiden yang bisa membantu dia membuat
keputusan.
Namun hal itu dibantah oleh Boediono bahwa dirinya tidak hanya akan
menjadi ban serep SBY, beliau akan menjadi pembantu presiden
Selain itu secara psikologis tempet kerja yang terpisah antara presiden dan
wakil presiden, dimana ada istana presiden dan istana wakil presiden seolah-olah
ada rivalitas diantara keduanya, oleh karena itu ada baiknya presiden dan wakil
presiden bekerja saling berdekatan, agar meminimalkan gesekan, rivalitas dan
pengaruh-pengaruh buruk orang terdekat mereka yang mempengaruhi
keharmonisan mereka.
Tipe Kepemimpinan
• Boediono
Kesimpulan
TUGAS UAS
PSIKOLOGI POLITIK
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2009