Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya. Selain narkoba, istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik narkoba atau napza, mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini pemanfaatannya disalah gunakan diantaranya dengan pemakaian yang telah diluar batas dosis / over dossis. Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga jika disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-undang (UU) untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika. Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba. Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia). Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya. Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan. Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima. Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented). Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai berikut: Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian, sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran, Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah, Sering menguap, mengantuk, dan malas, tidak memedulikan kesehatan diri, Suka mencuri untuk membeli narkoba. Menyebabkan Kegilaan, Pranoid bahkan Kematian ! Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan. Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak. Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh. Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.
PEMICU/PENYEBAB TERJADINYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA Penyalahgunaan dalam penggunaan narkoba adalah pemakain obat-obatan atau zat-zat berbahaya dengan tujuan bukan untuk pengobatan dan penelitian serta digunakan tanpa mengikuti aturan atau dosis yang benar. Dalam kondisi yang cukup wajar/sesuai dosis yang dianjurkan dalam dunia kedokteran saja maka penggunaan narkoba secara terus-menerus akan mengakibatkan ketergantungan, depedensi, adiksi atau kecanduan. Penyalahgunaan narkoba juga berpengaruh pada tubuh dan mental-emosional para pemakaianya. Jika semakin sering dikonsumsi, apalagi dalam jumlah berlebih maka akan merusak kesehatan tubuh, kejiwaan dan fungsi sosial di dalam masyarakat. Pengaruh narkoba pada remaja bahkan dapat berakibat lebih fatal, karena menghambat perkembangan kepribadianya. Narkoba dapat merusak potensi diri, sebab dianggap sebagai cara yang wajar bagi seseorang dalam menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hidup sehari- hari. Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah terdapat banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan dalam mengkonsumsi narkoba, tapi hal ini belum memberi angka yang cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan narkoba. Terdapat 3 faktor (alasan) yang dapat dikatakan sebagai pemicu seseorang dalam penyalahgunakan narkoba. Ketiga faktor tersebut adalah faktor diri, faktor lingkungan, dan faktor kesediaan narkoba itu sendiri. 1.Faktor Diri a.Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa sadar atau brfikir panjang tentang akibatnya di kemudian hari. b.Keinginan untuk mencoba-coba kerena penasaran. c.Keinginan untuk bersenang-senang. d.Keinginan untuk dapat diterima dalam satu kelompok (komunitas) atau lingkungan tertentu. e.Workaholic agar terus beraktivitas maka menggunakan stimulant (perangsang). f.Lari dari masalah, kebosanan, atau kegetiran hidup. g.Mengalami kelelahan dan menurunya semangat belajar. h.Menderita kecemasan dan kegetiran. i.Kecanduan merokok dan minuman keras. Dua hal ini merupakan gerbang ke arah penyalahgunaan narkoba. j.Karena ingin menghibur diri dan menikmati hidup sepuas-puasnya. k.Upaya untuk menurunkan berat badan atau kegemukan dengan menggunakan obat penghilang rasa lapar yang berlebihan. l.Merasa tidak dapat perhatian, tidak diterima atau tidak disayangi, dalam lingkungan keluarga atau lingkungan pergaulan. m.Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan. n.Ketidaktahuan tentang dampak dan bahaya penyalahgunaan narkoba. o.Pengertian yang salah bahwa mencoba narkoba sekali-kali tidak akan menimbulkan masalah. p.Tidak mampu atau tidak berani menghadapi tekanan dari lingkungan atau kelompok pergaulan untuk menggunakan narkoba. q.Tidak dapat atau tidak mampu berkata TIDAK pada narkoba. 2.Faktor Lingkungan a.Keluarga bermasalah atau broken home. b.Ayah, ibu atau keduanya atau saudara menjadi pengguna atau penyalahguna atau bahkan pengedar gelap nrkoba. c.Lingkungan pergaulan atau komunitas yang salah satu atau beberapa atau bahkan semua anggotanya menjadi penyalahguna atau pengedar gelap narkoba. d.Sering berkunjung ke tempat hiburan (caf, diskotik, karoeke, dll.). e.Mempunyai banyak waktu luang, putus sekolah atau menganggur. f.Lingkungan keluarga yang kurang / tidak harmonis. g.Lingkungan keluarga di mana tidak ada kasih sayang, komunikasi, keterbukaan, perhatian, dan saling menghargai di antara anggotanya. h.Orang tua yang otoriter,. i.Orang tua/keluarga yang permisif, tidak acuh, serba boleh, kurang/tanpa pengawasan. j.Orang tua/keluarga yang super sibuk mencari uang/di luar rumah. k.Lingkungan sosial yang penuh persaingan dan ketidakpastian. l. Kehidupan perkotaan yang hiruk pikuk, orang tidak dikenal secara pribadi, tidak ada hubungan primer, ketidakacuan, hilangnya pengawasan sosial dari masyarakat,kemacetan lalu lintas, kekumuhan, pelayanan public yang buruk, dan tingginya tingkat kriminalitas. m.Kemiskinan, pengangguran, putus sekolah, dan keterlantaran. 3.Faktor Ketersediaan Narkoba. Narkoba itu sendiri menjadi faktor pendorong bagi seseorang untuk memakai narkoba karena : a.Narkoba semakin mudah didapat dan dibeli. b.Harga narkoba semakin murah dan dijangkau oleh daya beli masyarakat. c.Narkoba semakin beragam dalam jenis, cara pemakaian, dan bentuk kemasan. d.Modus Operandi Tindak pidana narkoba makin sulit diungkap aparat hukum. e.Masih banyak laboratorium gelap narkoba yang belum terungkap. f.Sulit terungkapnya kejahatan computer dan pencucian uang yang bisa membantu bisnis perdagangan gelap narkoba. g.Semakin mudahnya akses internet yang memberikan informasi pembuatan narkoba. h.Bisnis narkoba menjanjikan keuntugan yang besar. i. Perdagangan narkoba dikendalikan oleh sindikat yagn kuat dan professional. Bahan dasar narkoba (prekursor) beredar bebas di masyarakat.(RQ@DATIN)
Mengapa orang menyalahgunakan narkoba? Banyak penyebab kita dapat menyalahgunakan obat-obatan terlarang. Banyak kasus kita mencoba menggunakan obat terlarang karena ditawari dan mendapat tekanan dari teman sebaya. Atau, kita menggunakannya untuk menghindari atau melupakan masalah dan konflik yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak faktor yang saling berinteraksi yang mendorong kita untuk menyalahgunakan obat terlarang. Beberapa di antaranya adalah: 1. Faktor Individu Penyalahgunaan obat dipengaruhi oleh: keadaan mental, fisik, dan psikologis seseorang. Kondisi mental seperti gangguan kepribadian, depresi, dan gangguan mental dapat memperbesar kecenderungan seseorang untuk menyalahgunakan narkotika. Faktor individu pada umumnya ditentukan oleh dua aspek, yaitu: a. Aspek Biologis: Menurut Schuchettada, bukti menunjukkan bahwa faktor genetic berperan pada alkoholisme serta beberapa bentuk perilaku yang menyimpang, termasuk penyalahgunaan zat. b. Aspek Psikologis: Sebagian besar penyalahgunaan obat dimulai pada masa remaja. Beberapa ciri perkembangan masa remaja dapat mendorong seseorang untuk menyalahgunakan obat terlarang, yaitu: kepercayaan diri kurang atau kurang PD, ketidakmampuan mengelola stres atau masalah yang dihadapi, coba-coba dan berpeluang untuk memperoleh pengalaman baru yang semua itu dapat menyebabkan seorang remaja terjerumus ke penyalahgunaan obat terlarang. Pada sebagian remaja, penyalahgunaan obat merupakan alat interaksi sosial, yaitu agar diterima oleh teman sebaya atau merupakan perwujudan dari penentangan terhadap orangtua dalam rangka membentuk identitas diri dan supaya dianggap sudah dewasa. Ada seorang pakar Nurco yang mengemukakan ada 5 faktor (yang dapat berdiri sendiri atau bergabung satu sama lain) untuk menjelaskan mengapa seseorang bisa menjadi penyalah guna obat terlarang, sedang orang lain tidak: ? Kebutuhan untuk menekan frustrasi dan dorongan agresif serta ketidakmampuan menunda kepuasan. ? Tidak ada identifikasi seksual yang jelas. ? Kurang kesadaran dan upaya untuk mencapai tujuan-tujuan yang bisa diterima secara sosial. ? Menggunakan perilaku yang menyerempet bahaya untuk menunjukkan kemampuan diri. ? Menekan rasa bosan. 2. Faktor Obatnya/Zat ? Adanya perubahan nilai yang disebabkan oleh perubahan zaman sehubungan dengan arti dan alasan penggunaan zat-zat psikoaktiva. Obat tidur, misalnya, sekarang banyak digunakan tanpa resep dokter untuk membantu seseorang yang kesulitan tidur. ? Dalam kenyataannya ada beberapa jenis obat yang digunakan sebagai tolok ukur status sosial tertentu. Dengan demikian, mereka yang tidak menggunakan akan mengalami tekanan sosial yang kuat (biasanya dari teman sebaya) untuk mencoba dan memakainya. ? Adanya keyakinan bahwa obat dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi beban masalah yang sedang dihadapi. ? Sifat dari obat golongan narkotika dan psikotropika adalah adiksi dan toleransi. ? Peredaran makin banyak dan lebih gampang didapat. 3. Faktor Lingkungan Beberapa faktor sosiologis yang dianggap dapat menyebabkan penyalahgunaan obat/zat, antara lain: a. Hubungan Keluarga: Biasanya keluarga yang tidak harmonis mempunyai masalah dengan penyalahgunaan obat/zat, misalnya ibu terlalu dominan, overprotektif, ayah yang otoriter atau yang acuh tak acuh dengan keluarga. Atau orangtua yang memaksakan kehendak pada anak yang mendorong anak melarikan diri ke alam impian melalui obat. Kualitas hubungan keluarga yang buruk dapat menyebabkan penyalahgunaan obat/zat terlarang meningkat. Penyalahgunaan obat/zat terlarang juga dipengaruhi oleh kebiasaan anggota keluarga yang lain, seperti orangtua dan kakak yang juga menggunakan obat/zat terlarang tersebut. b. Pengaruh Teman: Pengaruh teman bagi terjadinya penyalahgunaan obat/zat terlarang ini sangat besar. Hukuman oleh kelompok teman sebaya, terutama pengucilan bagi mereka yang mencoba berhenti, dirasakan lebih berat dari penggunaan obat itu sendiri Apakah semua jenis narkoba berbahaya bagi tubuh kita? Semua obat dan zat dapat membahayakan tubuh kalau dikonsumsi tidak sesuai aturan pemakaian. Seberapa besar efeknya bagi tubuh tergantung jenis obat yang digunakan, berapa banyak dan sering menggunakannya, bagaimana cara memakai, dan apakah digunakan bersamaan dengan obat lain. Efek obat terhadap tubuh manusia juga tergantung dari berbagai faktor psikologis, misalnya kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai, dan faktor biologis seperti berat badan serta kecenderungan alergi. Secara fisiologis, organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem saraf pusat (SSP: otak dan sumsum tulang belakang), organ-organ otonom (jantung, paru, hati, ginjal) panca indera karena yang dipengaruhi adalah SSP. Kata para ahli, penggunaan obat di Indonesia ini bersifat multidrug use. Artinya, beberapa jenis obat dipakai sekaligus atau bergantian. Pemakaian dengan cara seperti ini akibatnya lebih fatal. Ciri-ciri remaja yang kecil kemungkinannya pakai narkoba: ? Sehat secara fisik maupun mental. ? Mempunyai kemampuan adaptasi sosial yang baik. ? Memiliki sifat jujur dan bertanggung jawab. ? Mempunyai cita-cita yang rasional. ? Dapat mengisi waktu senggang secara positif. Ciri-ciri remaja yang potensial berisiko menyalahgunakan narkoba: ? Mempunyai sifat mudah kecewa dan untuk mengatasi rasa kecewa cenderung agresif dan destruktif/merusak. ? Kalo punya keinginan tidak bisa menunggu, harus dipenuhi segera. ? Pembosan, sering meras, tertekan, murung, merasa tidak mampu berbuat sesuatu yang berguna dalam hidup sehari-hari. ? Suka mencari sensasi, melakukan hal-hal yang berbahaya atau mengandung risiko. ? Kurang dorongan untuk berhasil dalam pendidikan, pekerjaan, atau kegiatan lain, prestasi belajar buruk, partisipasi dalam kegiatan-kegiatan di luar sekolah kurang, kurang olahraga, dan cenderung makan berlebihan. ? Kurang PD atau rendah diri, selalu cemas, apatis, menarik diri dari pergaulan, depresi, dan kurang mampu menghadapi stres.
OPIAT atau Opium (candu) Merupakan golongan Narkotika alami yang sering digunakan dengan cara dihisap (inhalasi). Menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation) Menimbulkan semangat Merasa waktu berjalan lambat. Pusing, kehilangan keseimbangan/mabuk. Merasa rangsang birahi meningkat (hambatan seksual hilang). Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
MORFIN Merupakan zat aktif (narkotika) yang diperoleh dari candu melalui pengolahan secara kimia. Umumnya candu mengandung 10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh darah (intravena) Menimbulkan euforia. Mual, muntah, sulit buang hajat besar (konstipasi). Kebingungan (konfusi). Berkeringat. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar. Gelisah dan perubahan suasana hati. Mulut kering dan warna muka berubah.
HEROIN atau Putaw Merupakan golongan narkotika semisintetis yang dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawi melalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroin paling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni berwarna putih keabuan (street heroin). Zat ini sangat mudah menembus otak sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itu sendiri. Umumnya digunakan dengan cara disuntik atau dihisap. Timbul rasa kesibukan yang sangat cepat/rushing sensastion ( 30-60 detik) diikuti rasa menyenangkan seperti mimpi yang penuh kedamaian dan kepuasan atau ketenangan hati (euforia). Ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya. Denyut nadi melambat. Tekanan darah menurun. Otot-otot menjadi lemas/relaks. Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point). Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri. Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidak bersahabat. Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu, mencuri, kriminal. Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapa hari. Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual, kesulitan membuang hajat besar, jantung berdebar- debar, kemerahan dan gatal di sekitar hidung, timbul gangguan kebiasaan tidur. Jika sudah toleransi, semakin mudah depresi dan marah sedangkan efek euforia semakin ringan atau singkat GANJA atau kanabis Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utama yaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol. Cara penggunaannya dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Denyut jantung atau nadi lebih cepat. Mulut dan tenggorokan kering. Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira. Sulit mengingat sesuatu kejadian. Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi, reaksi yang cepat dan koordinasi. Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan. Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikuti dengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan, rasa letih/capek. Gangguan kebiasaan tidur. Sensitif dan gelisah. Berkeringat. Berfantasi. Selera makan bertambah. LSD atau lysergic acid atau acid, trips, tabs Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil atau kapsul. Cara menggunakannya dengan meletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah 8- 12 jam. Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu seperti halusinasi tempat, warna dan waktu. Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satu hingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan dan ingin hanyut di dalamnya. Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkan dan lama kelamaan membuat perasaan khawatir yang berlebihan (paranoid). Denyut jantung dan tekanan darah meningkat. Diafragma mata melebar dan demam. Disorientasi. Depresi. Pusing Panik dan rasa takut berlebihan. Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapa minggu atau bulan kemudian. Gangguan persepsi seperti merasa kurus atau kehilangan berat badan. KOKAIN Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokain hidroklorida) dan bentuk basa (free base). Kokain asam berupa kristal putih, rasa sedikit pahit dan lebih mudah larut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau dan rasanya pahit. Nama jalanan kadang disebut koka, coke, happy dust, snow, charlie, srepet, salju, putih. Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus di atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai permukaan datar. Kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot atau gulungan kertas. Cara lain adalah dibakar bersama tembakau yang sering disebut cocopuff. Menghirup kokain berisiko luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Menimbulkan keriangan, kegembiraan yang berlebihan (ecstasy). Hasutan (agitasi), kegelisahan, kewaspadaan dan dorongan seks. Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan. Timbul masalah kulit. Kejang-kejang, kesulitan bernafas. Sering mengeluarkan dahak atau lendir. Merokok kokain merusak paru (emfisema). Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan. Paranoid. Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit (cocaine bugs). Gangguan penglihatan (snow light). Kebingungan (konfusi). Bicara seperti menelan (slurred speech). AMFETAMINNama generik/turunan amfetamin adalah D-pseudo epinefrin yang pertama kali disintesis pada tahun 1887 dan dipasarkan tahun 1932 sebagai pengurang sumbatan hidung (dekongestan). Berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan. Ada 2 jenis amfetamin yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ectacy. Nama lain fantacy pils, inex. Metamfetamin bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice. Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam bentuk kristal dibakar dengan menggunakan kertas alumunium foil dan asapnya dihisap melalui hidung, atau dibakar dengan memakai botol kaca yang dirancang khusus (bong). Dalam bentuk kristal yang dilarutkan dapat juga melalui suntikan ke dalam pembuluh darah (intravena). Jantung terasa sangat berdebar-debar (heart thumps). Suhu badan naik/demam. Tidak bisa tidur. Merasa sangat bergembira (euforia). Menimbulkan hasutan (agitasi). Banyak bicara (talkativeness). Menjadi lebih berani/agresif. Kehilangan nafsu makan. Mulut kering dan merasa haus. Berkeringat. Tekanan darah meningkat. Mual dan merasa sakit. Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar. Timbul rasa letih, takut dan depresi dalam beberapa hari. Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium. SEDATIF-HIPNOTIK (Benzodiazepin/BDZ) Sedatif (obat penenang) dan hipnotikum (obat tidur). Nama jalanan BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Cara pemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena, dan melalui dubur. Ada yang minum BDZ mencapai lebih dari 30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahui dengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain seperti alkohol, putauw bisa berakibat fatal karena menekan sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obat ini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruh tidur sebagai efek utamanya, misalnya aprazolam/Xanax/Alviz. Akan mengurangi pengendalian diri dan pengambilan keputusan. Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntik akan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitis B & C akibat pemakaian jarum bersama. Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbiturat dapat disalahgunakan misalnya seconal. Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yang berkepanjangan. Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension). Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingungan proses berpikir. Nampak bahagia dan santai. Bicara seperti sambil menelan (slurred speech). Jalan sempoyongan. Tidak bisa memberi pendapat dengan baik. ALKOHOL Merupakan suatu zat yang paling sering disalahgunakan manusia. Alkohol diperoleh atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30-90 menit. Setelah diserap, alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi. Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan B; kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput). Pada umumnya alkohol : Akan menghilangkan perasaan yang menghambat atau merintangi. Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial (tidak menemui masalah). Merasa senang dan banyak tertawa. Menimbulkan kebingungan. Tidak mampu berjalan. INHALANSIA atau SOLVEN Adalah uap bahan yang mudah menguap yang dihirup. Contohnya aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan untuk dry cleaning, tinner, uap bensin.Umumnya digunakan oleh anak di bawah umur atau golongan kurang mampu/anak jalanan. Penggunaan menahun toluen yang terdapat pada lem dapat menimbulkan kerusakan fungsi kecerdasan otak. Pada mulanya merasa sedikit terangsang. Dapat menghilangkan pengendalian diri atau fungsi hambatan. Bernafas menjadi lambat dan sulit. Tidak mampu membuat keputusan. Terlihat mabuk dan jalan sempoyongan. Mual, batuk dan bersin-bersin. Kehilangan nafsu makan. Halusinasi. Perilaku menjadi agresif/berani atau bahkan kekerasan. Bisa terjadi henti jantung (cardiac arrest). Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan syaraf otak menetap, keletihan otot, gangguan irama jantung, radang selaput mata, kerusakan hati dan ginjal dan gangguan pada darah dan sumsum tulang. Terjadi kemerahan yang menetap di sekitar hidung dan tenggorokan. Dapat terjadi kecelakaan yang menyebabkan kematian di antaranya karena jatuh, kebakar, tenggelam yang umumnya akibat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian. bat intoksikasi/keracunan dan sering sendirian.