Está en la página 1de 13

PROPOSAL PENELITIAN

(STUDI KOHORT)

Faktor Resiko Stress Terhadap Kejadian
Hipertensi Di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

Oleh :
Ratnawulan Afriyanti
110111212


UNIVERSITAS SAMRATULANGI
MANADO
FAKULTAS KEDOKTERAN
2014



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara
maju maupun negara berkembang. Prevalensi hipertensi yang tinggi dikhawatirkan dapat
mengganggu pembangunan yang ada. Peningkatan kejadian hipertensi tidak terlepas dari
perubahan perilaku masyarakat. Jika hipertensi tidak ditangani dengan baik, maka akan
menyebabkan komplikasi penyakit degeneratif seperti gagal ginjal, gagal jantung dan
penyakit pembuluh darah tepi. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
dapa menghambat (protektif) dan meningkatkan (pemicu) kejadian hipertensi, sehingga dapat
dilakukan pengelolaan dan pencegahan hipertensi maupun komplikasinya.
1

Stres merupakan istilah yang dikenal luas dalam masyarakat. Batasan atau pengertian
tentang istilah stres sendiri berragam. Umumnya yang dimaksudkan dengan stres adalah pola
adaptasi umum dan pola reaksi menghadapi stresor, yang dapat berasal dari dalam di individu
maupun dari lingkungannya. Bila proses adaptasi berhasil dan stresor yang dihadapi dapat
diatasi secara memadai, maka tidak akan timbul stres. Baru bila gagal dan terjadi
ketidakmampuan, timbulah stres. Menurut Hans Selye: Stres tidak selalu merupakan hal yang
negatif. Hanya bila individu menjadi terganggu dan kewalahan serta menimbulkan distres,
barulah stres itu merupakan hal yang merugikan.
2

Reaksi tubuh terhadap stresor, bahaya atau tantangan dimulai dengan reaksi awal di
hipotalamus yang memulai reaksi rantai melalui serabut saraf dan reaksi biokimiawi,
selanjutnya melalui sistem saraf otonom simpatik menimbulkan berbagai perubahan di
seluruh tubuh. Individu menjadi waspada penuh, dan tersedia energi untuk menghadapi
tantangan, baik untuk nenghadapi ancaman bahaya maut, berlomba, atau hanya sekadar
mengejar jadual waktu. Terjadi peninggian tekanan darah, mama jantung, intake oksigen, dan
aliran darah ke otot, dan terhimpunlah tenaga, energi dan konsentrasi pikir yang diperlukan.
Bagian tubuh lain juga terpengaruh oleh reaksi tersebut misalnya pencernaan terhenti (hingga
misalnya timbul nyeri dan tukak lambung), kulit berkeringat dan otot tegang sebagai
persiapan untuk mengambil suatu tindakan, termasuk pilihan fight or flight.
2

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas masalah dalam penelitian ini adalah masih tingginya
angka kejadian hipertensi di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan
antara stress dengan kejadian tingkat hipertensi di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP
Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres dengan kejadian tingkat
hipertensi di SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
Tujuan Khusus
a. Diketahui distribusi frekuensi berdasarkan stres di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
b. Diketahui distribusi frekuensi kejadian tingkat hipertensi di di Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado
c. Diketahui hubungan stress dengan kejadian tingkat hipertensi di Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
1.5 Manfaat Penelitian
Sebagai masukan dalam peningkatan dalam pelayanan kesehatan terutama pendidikan
kepada penderita hipertensi yang di harapkan dapat mengontrol keadaan stress emosional.
Bagi akademik
Sebagai literatur untuk pengetahuan kurikulum dalam pembahasan tentang
hipertensi terutama tentang hubungan stress terhadap kejadian tingkat hipertensi.
Bagi peneliti selanjutnya
Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan literatur dan dapat
memberikan informasi serta dapat dijadikan perbandingan bila ingin melakukan
penelitian tentang hipertensi.



















BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Konsep Hipertensi
2.1.1.Pengertian
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah (TD), tekanan sistol lebih dari 140 mmHg
dan tekanan diastole lebih dari 90 mmHg (Batubara, 2008)
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah kondisi medis dimana tekanan
darah dalam arteri melebihi batas normal (Hariwijaya, 2007).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang di tandai dengan peningkatan tekanan darah, hipertensi tak ubahnya bom waktu,
dia tidak mengirimkan sinyal-sinyal terlebih dahulu (Marliani, 2007).
2.1.2. Penyebab dan Jenis-jenis Hipertensi
Menurut Hariwijaya (2007) Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu :
1.Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer artinya hipertensi yang belum di ketahui penyebabnya dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti
bertambahnya usia, stres psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat, kegemukan dan
heriditas (keturunan). Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara
waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah kembali normal. Sekitar 90 % pasien
hipertensi termasuk dalam kategori ini.
2.Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya telah di ketahui umumnya berupa penyakit atau
kerusakan organ yang berhubungan dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak
berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang
merupakan faktor pengatur tekanan darah. Dapat di sebabkan oleh penyakit endokrin,
penyakit jantung. Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon efinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).

2.1.3. Klasifikasi
Di Indonesia sendiri berdasarkan konsensus yang dihasilkan pada Pertemuan Ilmiah
Nasional Pertama Perhimpunan Hipertensi Indonesia pada tanggal 13-14 Januari 2007 belum
dapat membuat klasifikasi hipertensi sendiri untuk orang Indonesia. Hal ini dikarenakan data
penelitian hipertensi di Indonesia berskala nasional sangat jarang. Karena itu para pakar
hipertensi di Indonesia sepakat untuk menggunakan klasifikasi WHO dan JNC 7 (Joint
National Committee 7) sebagai klasifikasi hipertensi yang digunakan di Indonesia.







Table. 2.1. Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi berat) 180 110
Hipertensi sistol terisolasi 140 < 90
Sub grup : perbatasan 140-149 < 90

2.1.4. Tanda dan Gejala
Jika hipertensi karena faktor genetik tidak dikendalikan dengan baik, maka dapat
menyebabkan kelainan pada jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah tubuh berupa
aterosklerosis kapiler. Karena ada hubungan antara hipertensi, penyakit jantung koroner,
dengan gagal ginjal khususnya gagal ginjal kronis. Munculnya hipertensi, tidak hanya di
sebabkan oleh tingginya tekanan darah. Akan tetapi, ternyata juga karena adanya faktor risiko
lain seperti komplikasi penyakit dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal,
dan pembuluh darah. Hipertensi memang jarang muncul sendiri, lebih sering muncul dengan
faktor lain. Bila satu atau lebih faktor resiko tersebut ada pada penderita hipertensi tentu akan
meningkat resiko akibat hipertensi.
Adapun gejala hipertensi yang mungkin di alami antar lain :
1). Sering pusing kepala
2). Gampang marah
3). Sulit tidur dan sering gelisah
4). Sesak nafas
5). Leher belakang sering kaku
6). Gangguan penglihatan
7). Sulit berkomunikasi.
(Hariwijaya, 2007)

2.1.5. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi
yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi untuk pertimbangan gerontology. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri
besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).

2.1.5 Hubungan stres dengan kejadian tingkat hipertensi
Stres merupakan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini mempengaruhi meningkatnya
tekanan darah secara bertahap. Apabila stres menjadi berkepanjangan dapat berakibat tekanan
darah menjadi tetap tinggi. Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi dari berbagai
faktor. Faktor utama yang lebih berperan terhadap timbulnya hipertensi tidak di ketahui
dengan pasti. Pencegahan penyakit hipertensi yang efektif antara lain dapat dilakukan dengan
menjalankan gaya hidup sehat. Stres adalah rasa takut dan cemas dari perasaaan dan tubuh
kita terhadap perubahan di lingkungan. Secara fisiologis, bila ada sesuatu yang mengancam,
kelenjar pituitary otak mengirimkan alarm dan hormon kekelenjar endokrin, yang
kemudian mengalirkan hormon adrenalin dan hidrokortison kedalam darah. Hasilnya, tubuh
menjadi siap untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan yang muncul. Secara alamiah yang
kita rasakan adalah degup jantung yang berpacu lebih cepat, dan keringat dingin yang
biasanya mengalir di tengkuk (Braverman E. R, 2008).

2.3 Kerangka Konsep
Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yang didasarkan atas
opini peneliti dan kemungkinan dapat dilaksanakannya penelitian, maka dapat disusun
kerangka konsep sebagai berikut :
Bagan 2.1. Kerangka Konsep
Variable independent Variable dependent





Stress
Kejadian tingkat
hipertensi
Hipertensi Berat
Hipertensi Sedang
Hipertensi Ringan


2.4 Hipotesis
Ada hubungan stress dengan kejadian tingkat hipertensi di Bagian Ilmu Penyakit Dalam
RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado

























BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian secara survey
analitik dengan menggunakan desain cross-sectional yang merupakan rencana penelitian
dengan menggunakan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu)
antara variable bebas dengan variable tergantung, (Hidayat, 2002).

Bagan 3.1. Desain Penelitian




















Pasien
Hipertensi
Normal
Hipertensi
berat

Stres
Hipertensi
ringan
Hipertensi
berat
Hipertensi
ringan

3.1. Definisi operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional
No Variabel Definisi
operasional
Alat
Ukur
Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
1

Independen
Stres

Pasien yang
mengalami stress
dimana kondisi
pasien mengalami
beban yang
sangat berat tetapi
pasein tidak dapat
mengatasi hal
tersebut yang
terukur dengan
DAAS 42.

Kuisioner

Wawancara

Stress = > 30
Normal = 0-29

Ordinal
2 Dependen
Tingkat
Hipertensi
Pasien Yang telah
di diagnosa
dokter dengan
hipertensi dan
tercatat di register
Puskesmas Nusa
Indah Bengkulu
dengan kategori
hipertensi berat,
sedang dan
ringan.
Medical
record
Study
dokumentasi
0 = Hipertensi
ringan
1 = hipertensi
sedang
2 = hipertensi
berat
Ordinal

3.3. Populasi dan Sampel
1. populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti (Notoatmojo, 2002).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Hipertensi yang berkunjung di Bagian
Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado selama bulan Juli 2014, yang
berjumlah 1102 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan di teliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmojo, 2002). Pada penelitian ini sampel diambil secara accidental
sampling, Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia selama penelitian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
1. Cara Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dengan
cara menyebarkan kuisoner pada pasien yang melakukan pengobatan di Bagian Ilmu
Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado.
Untuk memperoleh data hipertensi penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh
dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Untuk memperoleh
data tentang hubungan stress terhadap hipertensi dengan menggunakan Depression Anxiety
Stress Scale 42 (DASS 42) oleh Lovibond & Lovibond (1995)..
2. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini instrument yang di gunakan yaitu lembar kuisoner yang di gunakan
untuk memperolah data. Untuk mengukur tingkat stress menggunakan Depression Anxiety
Stress Scale 42 (DASS 42).

3.5. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini di lakukan lebih kurang selama 1 bulan, sedangkan pengumpulan data di
lakukan pada bulan Juli 2014.
2. Tempat
Tempat penelitian ini di lakukan di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Prof. Dr. R.D.
Kandou Manado.

3.6. Teknik Pengolahan dan analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah dengan bantuan komputerisasi yang meliputi
beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengeditan Data (editing)
Langkah ini di lakukan peneliti untuk memeriksa kembali kelengkapan data yang di perlukan
untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan pengelompokkan dan penyusunan data.
b. Pengkodean Data (Coding)
Coding adalah pengalokasian jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya kebentuk kode-
kode agar lebih mudah dan sederhana.
c. Entry Data
Setelah di lakukan koding data, maka dilakukan entry data.
d. Memproses Data (Processing)
Setelah data di kumpulkan kemudian diproses dengan computer dengan menggunakan
program SPSS untuk di analisis.
e. Cleaning Data
Bila di temukan adanya jawaban yang tidak konsisten dengan pertanyaan sebelumnya maka
di lakukan perbaikan sebelumnya.
3.7. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka
segi etika penelitian harus di perhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain
adalah :
1. informed concent
Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden dengan
memberikan lembar persetujuan. Informed concent tersebut di berikan sebelum penelitian di
lakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
menggunakan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menulis kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan di sajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti hanya kelompok data tertentu yang di
laporkan pada hasil riset.
Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak, ,menjamin kerahasiaan identitas
responden dan mencegah kemungkinan terjadinya ancaman terhadap responden sebelum
pelaksanaan penelitian. Responden akan mendapat penjelasan tentang tujuan penelitian,
selanjutnya responden di minta untuk menjadi partisipan setelah membaca dan memahami isi
surat persetujuan. Apabila bersedia, respon diminta menandatangani surat persetujuan
(informed concent). penandatanganan informed concent di lakukan saat responden dalam
keadaan tenang, tidak sedang menderita sakit ingatan dan telah memahami surat persetujuan
serta telah mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan menjadi partisipan.
3.8. Teknik Pengolahan dan analisis Data
1. Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diolah dengan bantuan komputerisasi yang meliputi
beberapa tahap sebagai berikut :
a. Pengeditan Data (editing)
Langkah ini di lakukan peneliti untuk memeriksa kembali kelengkapan data yang di perlukan
untuk mencapai tujuan penelitian dilakukan pengelompokkan dan penyusunan data.
b. Pengkodean Data (Coding)
Coding adalah pengalokasian jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya kebentuk kode-
kode agar lebih mudah dan sederhana.
c. Entry Data
Setelah di lakukan koding data, maka dilakukan entry data.
d. Memproses Data (Processing)
Setelah data di kumpulkan kemudian diproses dengan computer dengan menggunakan
program SPSS untuk di analisis.
e. Cleaning Data
Bila di temukan adanya jawaban yang tidak konsisten dengan pertanyaan sebelumnya maka
di lakukan perbaikan sebelumnya.

2. Analisis Data
Dalam penelitian ini di gunakan analisa data univarat dan analisa bivarat.
a. Analisis Univarat
Analisa univarat adalah seluruh variabel yang akan di gunakan dalam analisa di tampilkan
dalam distribusi frekuensi, Analisa univarat untuk melihat distribusi frekuensi dari masing-
masing variable dependen dan independen dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

b. Analisis Bivarat
Analisa bivarat adalah analisa yang di gunakan untuk melihat hubungan antara variabel
dependen dengan variable independen secara bersamaan dengan menggunakan analisa
statistic Chi-Square (X) dan apabila ada cell yang kurang dari 5 menggunakan Fishers Exact
Test, dengan derajat kemaknaan (), dan tingkat signifikan 95%.
Data diolah dengan menggunakan sistem komputerisasi. Dengan criteria hasil :
Ha : Di terima apabila p 0,05, berarti ada hubungan yang signifikan antara stress terhadap
kejadian tingkat hipertensi
Ha : Di tolak apabila p > 0,05, berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara stres
terhadap kejadian tingkat hipertensi




DAFTAR PUSTAKA
1. Anggraini, A.D., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., dan Siahaan, S. S. 2009.
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada Pasien yang
Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari Sampai Juni
2008. Http://yayanakhyar.wordpress.com.
2. Herpansi, Y. 2009. Hubungan Antara Kejenuhan(Burnout) Dengan Kompetensi
Dosen Dalam Proses Pembelajaran. Http://yherpansi.wordpress.com.
3. Brod J, Fence V, Hegi K, Jikka J. Cirdulatory change underlying blood pressure
elevation during acut emosional stress (mental arithmetic) in normotensive and
hypertensive subjects. Clin Sic. 1959. 18. 269-279.
4. Batubara, P. L. (2008). Farmakologi dasar untuk mahasiswa farmasi dan
keperawatan. Leskonfi : Jabar
5. Bruner and sudarth. (2002). Keperawatan medical bedah. Edisi ke VIII. EGC :
Jakarta
6. Corwin, Elizabeth. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
7. Depkes, RI. (2003). Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Tidak Menular. Jakarta.
8. Dinkes Kota Bengkulu. (2010). Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
Tahun 2010. Bengkulu.
9. Gunawan. (2001). Hipertensi, Jakarta: PT Gramedia.
10. Hariwijaya, M. (2007). Pencegahan dan pengobatan penyakit kronis. Edsa
Mahkota : Jakarta
11. Hidayat, A, A. (2009). Pengantar konsep dasar keperawatan. Salemba medika :
Jakarta
12. Kurnia, R. (2007). Karakteristik Penderita Hipertensi yang di Rawat Inap d Bagian
Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Kota Padang Panjang Sumatra Barat Tahum
2002-2006. Diakses dari http//Prepository.usu.ac.id. Pada Tgl 22 Januari 2012.
13. Lovibon,S.H & Lovibon, P.F. (1995). Manual for the Depression Anxiety & Stress
Scales (Second edition). Psychology Foundation. Diakses dari www. Serene. Me.
Uk. Pada tanggal 12 Desember 2011
14. Marliani, L. (2007). 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta : Elek Media
Komputindo.
15. Nuracmach, E. (2009). Asuhan keperawatan system kardiovaskuler. Medika
salemba : Jakarta
16. Notoatmodjo, S . (2002) . Metodologi penelitian kesehatan Rineka cipta : Jakarta
17. Sugiharto, Aris. (2007). Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Gtade II Pada
Masyarakat di Kabupaten Karanganyar. Diakses dari http//Prepository.ac.id. Pada
Tgl 22 Januari 2012.
18. Seriati . A. (2008). Tinjauan tentang stres.Universitas padjajaran : Jatinagor.
19. STIKES Dehasen Bengkulu (2012). Buku Pedoman Karya Tulis Ilmiah. Bengkulu

También podría gustarte

  • Lapkas 2
    Lapkas 2
    Documento11 páginas
    Lapkas 2
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Documento13 páginas
    Kanker Serviks
    Suci Rahmani
    Aún no hay calificaciones
  • Lapkas Obsgin Tuti Muflihatun
    Lapkas Obsgin Tuti Muflihatun
    Documento22 páginas
    Lapkas Obsgin Tuti Muflihatun
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Ratnawulan Afriyanti - Lapkas
    Ratnawulan Afriyanti - Lapkas
    Documento26 páginas
    Ratnawulan Afriyanti - Lapkas
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Health Education
    Health Education
    Documento1 página
    Health Education
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Penyuluhan Pneumonia
    Penyuluhan Pneumonia
    Documento7 páginas
    Penyuluhan Pneumonia
    RatnawuLan Afriyanti
    100% (1)
  • DO'A
    DO'A
    Documento2 páginas
    DO'A
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Brosur Pil KB Fix
    Brosur Pil KB Fix
    Documento2 páginas
    Brosur Pil KB Fix
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Documento15 páginas
    Pendahuluan
    Ario Palandeng
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Puskesmas SARIO
    Laporan Puskesmas SARIO
    Documento33 páginas
    Laporan Puskesmas SARIO
    RatnawuLan Afriyanti
    100% (1)
  • Cover Tugas Who
    Cover Tugas Who
    Documento1 página
    Cover Tugas Who
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Documento22 páginas
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Gerry Sanjaya
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Tilik
    Daftar Tilik
    Documento1 página
    Daftar Tilik
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Penyuluhan Pneumonia
    Penyuluhan Pneumonia
    Documento7 páginas
    Penyuluhan Pneumonia
    RatnawuLan Afriyanti
    100% (1)
  • Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Documento22 páginas
    Ca Serviks Dan Kolitis Radiasi
    Gerry Sanjaya
    Aún no hay calificaciones
  • Ca Cervix
    Ca Cervix
    Documento17 páginas
    Ca Cervix
    hats_888
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Hadir Pembacaan Health Education Dengan Judul
    Daftar Hadir Pembacaan Health Education Dengan Judul
    Documento1 página
    Daftar Hadir Pembacaan Health Education Dengan Judul
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Jadwal Jaga 9
    Jadwal Jaga 9
    Documento1 página
    Jadwal Jaga 9
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Health Education Pediatri
    Health Education Pediatri
    Documento9 páginas
    Health Education Pediatri
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar HE
    Daftar HE
    Documento1 página
    Daftar HE
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • File PDF
    File PDF
    Documento10 páginas
    File PDF
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento0 páginas
    Bab 2
    Lya Angraeni Rusdin
    Aún no hay calificaciones
  • Apa Itu KPD
    Apa Itu KPD
    Documento1 página
    Apa Itu KPD
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Lembar Pengesahan Lapkas
    Lembar Pengesahan Lapkas
    Documento1 página
    Lembar Pengesahan Lapkas
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Pedsos
    Pedsos
    Documento21 páginas
    Pedsos
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Hadir Lapkas Panjang
    Daftar Hadir Lapkas Panjang
    Documento2 páginas
    Daftar Hadir Lapkas Panjang
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Contoh CV
    Contoh CV
    Documento2 páginas
    Contoh CV
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Refarat Neuro MS
    Refarat Neuro MS
    Documento16 páginas
    Refarat Neuro MS
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Documento1 página
    Surat Lamaran
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones
  • Cover
    Cover
    Documento30 páginas
    Cover
    RatnawuLan Afriyanti
    Aún no hay calificaciones