Está en la página 1de 4

26

BAB IV
ANALISIS

3.1 Pembahasan
Pada kasus ini penegakan diagnosa ST Elevasi Infark Miokard Akut
didapatkan dari anamnesis berupa Os masuk via IGD dengan keluhan nyeri
dada sebelah kiri sejak 1 hari yang lalu, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri
menjalar sampai ke punggung dan lengan kiri. Nyeri terasa terus- menerus
selama 30 menit. Nyeri lebih terasa pada pagi hari. Nyeri mulai dirasakan sejak
2 bulan yang lalu tapi hilang timbul, dan hilang bila istirahat. Sesak nafas
timbul secara tiba-tiba dan hilang bila istirahat . Sesak napas tidak terdengar
mengik, tidak dipengaruhi makanan, debu, ataupun obat-obatan. Badan terasa
lemas, dada terasa berdebar-debar, sakit kepala (-), demam (-), mual (+), muntah
(+), keringat dingin (+), batuk (-). Riwayat hipertensi (+), DM (-), merokok (+).
Os mengkonsumsi obat hipertensi yaitu captopril. Ini sesuai dengan kriteria
Infark Miokard Akut menurut WHO. Diagnosis infark miokard ini diperkuat
dengan adanya riwayat penyakit darah tinggi dan kebiasaan Os merokok aktif
selama 20 tahun.
Kriteria Infark Miokard Akut menurut WHO:
1.Gejala Klinik
Keluhan nyeri dada yang disebabkan oleh IMA ialah sebagai berikut :
a. Nyeri substernal, prekordial, epigastrium. Nyeri menjalar ke lengan kiri , leher
danrahang
b. Angina pain > 20 minutes (typical infarct pain).
c. Kualitas nyeri dada seperti ditekan, diremas, terasa berat, rasa penuh (sering
pada NSTEMI), perasaan seperti diikat (sering pada NSTEMI), rasa terbakar
(sering pada NSTEMI), nyeri tumpul (sering pada NSTEMI).
d. Nyeri dada tidak hilang dengan istirahat atau pemberian nitrat sublingual
e. Dapat disertai palpitasi , sesak nafas, banyak keringat dan pucat.
27


2. ECG changes
For NSTEMI ST-T changes (ST segment depression or T wave inversion)
For STEMI:
ECG changes :- ST segment elevation.
3. Laboratorium : increase cardiac enzyme
Pemeriksaan yg dianjurkan adalah creatine kinase (CK)MB dan cardiac specific
troponin (cTn)T atau cTn I dan dilakukan secara serial. cTn harus digunakan sebagai
tanda optimal untuk pasien STEMI yg disertai kerusakan otot skletal, krn pada
keadaan ini jugaakan diikuti peningkatan IMA.
Pada kasus ini terdapat manifestasi klinis infark miokard sehingga bisa
ditegakkan diagnosis bahwa os mengalami infark miokard.
Pemeriksaan tanda vital menunjukkan adanya kenaikan tekanan darah, Os
memiliki riwayat penyakit hipertensi, riwayat merokok lebih dari 20 tahun. Hal ini
merupakan faktor resiko untuk terjadinya penyakit infark miokard pada os.
Pada pemeriksaan leher tidak ditemukan peningkatan JVP (5 + 2 CmH
2
O), Pada
pemeriksaan jantung ditemukan adanya pembesaran jantung ke lateral karena batas
kiri bawah jantung pada ICS V linea axillaris anterior sinistra yang seharusnya berada
pada ICS V linea midklavikula sinistra. Ini dapat dipastikan dengan hasil
pemeriksaan foto rontgen toraks yang memberikan kesimpulan adanya kardiomegali.
Pada aukultasi terdengar bunyi BJ 1 >> BJ 2 reguler, murmur (-). Hasil auskultasi
menunjukkan tidak adanya kelainan pada katup jantung.
Pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan adanya asites. Pemeriksaan
ektermitas inferior tidak ditemukan adanya pitting edema. Pemeriksaan darah rutin
28

ditemukan kadar leukosit meningkat, Troponin I (+), CK dan CKMB yang
meningkat.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang maka ditetapkan
diagnosis kerja berupa : ST Elevasi Infark miokard.
Tatalaksana yang diberikan berupa:
Non-farmakologi:
Bed rest total
Diet rendah protein (0.6 0.8/kgBB/hari)
Diet tinggi kalori (30-35 kkal/kgBB/hari)
Diet rendah garam (2-3 gram/hari)
Retriksi cairan (intake : 500 ml + output urin)

Asupan Na harian (306 g/hari) dikurangi. Garam meja makanan yang diproses
(keju, sosis, coklat, makanan kaleng, ikan asap) dan makanan bergaram (keripik,
kacang, dan lain-lain) harus dihindari, dan komsumsi buah, sayur, ikan segar
ditingkatkan.

Farmakologi:
1. Oxygen 2 3 l /m
2. IV line NaCl 0,9% atau dekstrosa 5%.
3. Nitrat
4. Analgetik
5. Clopidogrel (75 mg/tab) : 600 mg (onset 2 hours) ; 300 mg (onset 4 hours), 75
mg/d.
6. Aspirin
7. Anticoagulant : -UFH (unfractionated heparin) : bolus 5000 units, maintenance
750 1000 U/jam.
8. LMWH(low molecular weight heparin)
29

9. Betablocker
10. ACE-inhibitor
11. Nitrate intravenous
12. Thrombolitik : Streptokinase/ rTPA
Kontra indikasi absolut penggunaan Streptokinase:
a. Riwayat stroke hemoragis tidak boleh diberikan selamanya. Jika stroke non
hemoragis tidak boleh jika < 3 bulan
b. Trauma kepala < 3bulan
c. Tumor otak
d. Diseksi Aorta
e. Perdarahan organ dalam (aktif)
13. PCI primer :
a. Dikerjakan pada RS yang memiliki Cath lab dan tenaga ahli.
b. Jika ada kontra indikasi terhadap thrombolitik, tindakan ini merupakan pilihan
utama.
c. Prinsip : thrombus oklusif dibuka secara mekanik dengan balon lalu dipasang
stent (ring)
d. Keberhasilan :>90% ( keberhasilan streptokinase hanya 70%)

Berdasarkan perjalanan dan kondisi keadaan pasien ditetapkan prognosis:
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad malam

También podría gustarte