Está en la página 1de 64

1

BAB I
Dasar dan Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik

A. Resume Permasalahan Pasien
1. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 92 Tahun
Alamat : Cidodol, kebayoran
Pendidikan Terakhir : Tidak Sekolah
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status : Janda
2. Resume
Ny. R (92 tahun) memiliki masalah pada pola tidurnya, klien mengatakan
seringkali sulit tidur malam namun tidak bisa tidur siang. Saat tidur malam klien
sering terbangun untuk BAK, sehingga tidurnya tidak nyenyak. Klien mulai tidur
setelah shalat Isya jam 21.00 dan terbangun jam 03.00 dan tidak bisa tidur lagi.
Klien mempunyai kebiasaan sebelum tidur yaitu minum teh manis, hal ini juga
menjadi salah satu faktor seringnya BAK pada malam hari. Klien mengatakan sulit
tidur siang karena klien merasa tidak ngantuk. Saat siang hari klien lebih banyak
menghabiskan waktu mengobrol dengan teman sekamarnya. Klien mengatakan
memang waktu tidurnya selama tinggal dipanti menjadi berkurang. Klien juga
mengatakan semakin tidak bisa tidur karena lingkungan yang berisik di siang hari
sehingga klien sering memikirkan hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya.
Terlebih lagi jika ada yang bertengkar dan melibatkan dirinya, akan lebih
mempengaruhi pikiran klien sehingga semakin membuat klien sulit untuk tidur.
Klien mengatakan ingin bisa tidur nyenyak. Maka dari itu Ny. R perlu diberikan
asuhan keperawatan gerontik karena tidur yang lelap dan nyenyak tanpa gangguan
menjadi kebutuhan manusia yang penting.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tidur dan Kualitas tidur
Tidur adalah suatu keadaan dibawah sadar yang orang tersebut dapat dibangunkan
dengan rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton&Hall,2008).
2

Tidur adalah suatu keadaan berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang
terjadi selama periode tertentu. Tidur yang cukup dapat memulihkan tenaga. Tidur
dapat memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk
periode keterjagaan berikutnya (Potter & Perry, 2005).
Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang individu
menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat terbangun. Kualitas tidur mencakup
aspek kuantitatif dari tidur, seperti durasi tidur, latensi tidur serta aspek subjektif
dari tidur. Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk mempertahankan
keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur REM dan NREM yang pantas
(Khasanah&Hidayati, 2012)
2. Tahapan tidur
Tidur dibagi menjadi dua fase yaitu pergerakan mata yang cepat atau Rapid Eye
Movement (REM) dan pergerakan mata yang tidak cepat atau Non Rapid Eye
Movement (NREM). Tidur diawali dengan fase NREM yang terdiri dari empat
stadium, yaitu tidur stadium satu, tidur stadium dua, tidur stadium tiga dan tidur
stadium empat; lalu diikuti oleh fase REM. Fase NREM dan REM terjadi secara
bergantian sekitar 4-6 siklus dalam semalam (Potter & Perry, 2005).
Tidur stadium satu
Pada tahap ini seseorang akan mengalami tidur yang dangkal dan dapat terbangun
dengan mudah oleh karena suara atau gangguan lain. Selama tahap pertama tidur,
mata akan bergerak peralahan-lahan, dan aktivitas otot melambat (Patlak, 2005).
Tidur stadium dua
Biasanya berlangsung selama 10 hingga 25 menit. Denyut jantung melambat dan
suhu tubuh menurun. Pada tahap ini didapatkan gerakan bola mata berhenti (Patlak,
2005).
Tidur stadium tiga
Tahap ini lebih dalam dari tahap sebelumnya. Pada tahap ini individu sulit untuk
dibangunkan, dan jika terbangun, individu tersebut tidak dapat segera
menyesuaikan diri dan sering merasa bingung selama beberapa menit (Smith &
Segal, 2010).
Tidur stadium empat
Tahap ini merupakan tahap tidur yang paling dalam. Gelombang otak sangat
lambat. Aliran darah diarahkan jauh dari otak dan menuju otot, untuk memulihkan
energi fisik (Smith & Segal, 2010).
3

Tahap tiga dan empat dianggap sebagai tidur dalam atau deep sleep, dan sangat
restorative bagian dari tidur yang diperlukan untuk merasa cukup istirahat dan
energik di siang hari (Patlak, 2005). Fase tidur NREM ini biasanya berlangsung
antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada
waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih
intens dan panjang saat menjelang pagi atau bangun (Japardi, 2002).
Selama tidur REM, mata bergerak cepat ke berbagai arah, walaupun kelopak mata
tetap tertutup. Pernafasan juga menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal.
Denyut jantung dan nadi meningkat (Patlak, 2005).
Selama tidur baik NREM maupun REM, dapat terjadi mimpi tetapi mimpi dari
tidur REM lebih nyata dan diyakini penting secara fungsional untuk konsolidasi
memori jangka panjang (Potter & Perry, 2005).

3. Faktor yang Mempengaruhi Tidur
Potter dan Perry (2005) menjelaskan bahwa kualitas tidur dipengaruhi beberapa
faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur antara lain :
1) Penyakit
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik atau
masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi dapat mempengaruhi
masalah tidur. Penyakit juga memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang
tidak biasa, seperti memperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan
diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur.
2) Stres Emosional
Kecemasan tentang masalah pribadi dapat mempengaruhi situasi tidur. Stres
menyebabkan seseorang mencoba untuk tidur, namun selama siklus tidurnya
klien sering terbangun atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat
mempengaruhi kebiasaan tidur yang buruk.
3) Obat-obatan
Obat tidur seringkali membawa efek samping. Dewasa muda dan dewasa
tengah dapat mengalami ketergantungan obat tidur untuk mengatasi stersor
gaya hidup. Obat tidur juga seringkali digunakan untuk mengontrol atau
mengatasi sakit kroniknya. Beberapa obat juga dapat menimbulkan efek
samping penurunan tidur REM.

4

4) Lingkungan
Lingkungan tempat seorang tidur berpengaruh pada kemampuan untuk
tertidur. Ventilasi yang baik memberikan kenyamanan untuk tidur tenang.
Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur.
Tingkat cahaya, suhu dan suara dapat mempengaruhi kemampuan untuk
tidur. Klien ada yang menyukai tidur dengan lampu yang dimatikan, remang-
remang atau tetap menyala. Suhu yang panas atau dingin menyebabkan klien
mengalami kegelisahan. Beberapa orang menyukai kondisi tenang untuk
tidur dan ada yang menyukai suara untuk membantu tidurnya seperti dengan
musik lembut dan televisi.
5) Makanan dan Minuman
Kebiasaan mengkonsumsi kafein dan alkohol mempunyai efek insomnia.
Makan dalam porsi besar, berat dan berbumbu pada makan malam juga
menyebabkan makanan sulit dicerna sehingga dapat mengganggu tidur.

4. Perubahan tidur akibat proses menua
Tidur tahap IV sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik. Para ahli tentang
tidur mengetahui bahwa tahap IV sangat jelas terlihat menurun pada lansia. Lansia
mengalami penurunan tahap III dan IV waktu NREM, lebih banyak terbangun
selama malam hari dibandingkan tidur, dan lebih banyak tidur selama siang hari.
Kebanyakan lansia yang sehat tidak melaporkan adanya gejala yang terkait dengan
perubahan ini selain tidak dapat tidur dengan cukup atau tidak bisa tidur. Banyak
penelitian menunjukkan bahwa tidur di siang hari dapat mengurangi waktu dan
kualitas tidur di malam hari pada beberapa lansia. Setelah memasuki tahap IV,
akan berlanjut ke tidur REM. Tidur REM terjadi beberapa kali dalam siklus tidur di
malam hari tetapi lebih sering terjadi di pagi hari sekali. Tidur REM membantu
melepaskan ketegangan dan membantu metabolisme sistem saraf pusat.
Kekurangan tidur REM telah terbukti menyebabkan iritasi dan kecemasan
(Stockslager, 2007).
5. Gangguan Tidur pada Lansia
Gangguan tidur pada usia lanjut biasanya muncul dalam bentuk kesulitan untuk
tidur dan sering terbangun atau bangun lebih awal. Perubahan pola tidur pada
lansia banyak disebabkan oleh kemampuan fisik lansia yang semakin menurun.
Kemampuan fisik menurun karena kemampuan organ dalam tubuh yang menurun,
5

seperti jantung, paru-paru, dan ginjal. Penurunan kemampuan organ
mengakibatkan daya tahan tubuh dan kekebalan tubuh turut berpengaruh (Potter &
Perry, 2005)
Gangguan tidur yang terjadi pada lansia yaitu :
Insomnia
Insomnia dikenal dengan penyakit sulit tidur. Masalah yang sering muncul adalah
kesulitan untuk memulai dan mempertahankan tidur. Kesulitan mempertahankan
tidur digambarkan dengan keadaan terbangun ketika seseorang sudah tertidur,
tetapi keadaan ini terjadi sebelum keinginan untuk bangun muncul.
Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan. Apnea
tidur ditandai dengan oklusi saluran udara bagian atas selama tidur dan kantuk
berlebihan di siang hari. Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan
kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau
lebih pada saat tidur.
Hipersomnia
Dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24 jam, dengan keluhan
tidur berlebihan. Penyebab hipersomnia berhubungan dengan ketidakaktifan, gaya
hidup yang membosankan atau depresi. Keluhan keletihan, kelemahan dan
kesulitan mengingat atau belajar merupakan hal yang sering terjadi.
6. Penatalaksanaan menyeluruh gangguan tidur pada lanjut usia
Penatalaksanaan secara umum pada semua jenis gangguan tidur pada lanjut usia
yaitu:
a. Edukasi tidur
Diberikan baik pada penderita maupun keluarga atau care giver. Edukasi
tersebut meliputi :
Tunggu sampai terasa sangat mengantuk sebelum naik ke tempat
tidur
Hindarkan penggunaan kamar tidur untuk bekerja, membaca atau
menonton tv
Bangun tidur pagi hari pada jam yang sama
Hindarkan minum kopi atau merokok
Lakukan olahraga ringan setiap pagi setelah bangun tidur
6

Kurangi tidur siang, lakukan kegiatan/hobu yang menyenangkan
Kurangi jumlah minum setelah makan malam
Hindarkan gerakan badan berlebihan saat ditempat tidur
Lakukan doa sebelum tidur
b. Merubah gaya hidup
Diperlukan untuk memperbaiki faktor fisik dan psikis yang mendasari
terjadinya gangguan tidur pada usia lanjut seperti mengurangi berat badan
dengan memperbaiki pola makan. Lakukan aktivitas fisik, jangan duduk
diam sepanjang hari
c. Psikoterapi
Psikoterapi perlu diberikan pada penderita gangguan tidur yang disebabkan
oleh ansietas dan depresi. Selain psikoterapi dari psikolog, psikoterapi yang
berupa dorongan dan penghiburan sebaiknya dilakukan oleh anak atau cucu
penderita.
d. Terapi medikamentosa
Terapi medikamentosa diberikan sesuai dengan penyebab yang mendasari
terjadinya gangguan tidur dan jenis gangguan tidur yang terjadi, seperti
golongan benzodiazepin.

7. Penelitian Terkait
Dari penelitian Nessma dan Arif didapatkan hasil bahwa terapi relaksasi otot
progresif mempunyai pengaruh dalam meningkatkan kualitas tidur lansia. Hal ini
menunjukkan bahwa terapi relaksasi otot progresif efektif digunakan untuk
meningkatkan kualitas tidur pada lansia yang mengalami gangguan tidur.

C. Tujuan Asuhan Keperawatan Gerontik
Tujuan dari asuhan keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan klien dapat beristirahat dengan cukup dan tidur dengan nyenyak karena tidur
yang nyenyak dan lelap tanpa gangguan menjadi kebutuhan dasar manusia yang penting
(Stockslager & Schaeffer, 2007).



7

D. Fokus Pengkajian dan Metode
Fokus pengkajian yang dilakukan yaitu secara holistik. Jadi pengkajian yang digunakan
secara menyeluruh dari semua sistem yang ada dan ditambah pengkajian fisik jika
diperlukan, pengkajian fungsional, kognitif, psikologis, sosial, spiritual dan lingkungan.

8

BAB II
Asuhan Keperawatan Gerontik

A. Pengkajian Keperawatan Gerontik
Nama Mahasiswa : Sih Utami Sri hartati
Tempat praktek : PSTW Budi Mulia
Tanggal : 3 Maret 2014 22 Maret 2014

1. Data Biografi
Nama : Ny. R
TTL : Lupa
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Cidodol, kebayoran

Telepon : -
Pendidikan : Tidak Sekolah
Status perkawinan : Janda
Kontak person terdekat : Tn. A
Alamat dan telepon kontak person
terdekat: Cidodol
2. Profil Keluarga
Nama suami/istri : Tn. S
Alamat : Surabaya
Umur : beda 7 tahun
dengan klien
Status kesehatan :-
Pekerjaan : tukang las kapal
Masi hidup/meninggal : meninggal
Tahun kematian : lupa
Penyebab kematian : asma


Jumlah anak : 2
Alamat : Surabaya
Umur : 12 tahun dan 1
tahun
Status kesehatan :-
Pekerjaan :-
Masih hidup/meninggal : meninggal
Tahun kematian : lupa
Penyebab kematian : kecelakaan
dan sawanan
3. Profil Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini : tidak bekerja
Pekerjaan saat ini : -
Sumber income dan kecukupan terhadap kebutuhan: -


9

4. Lingkungan Tempat Tinggal
Tipe tempat tinggal: permanen
Jumlah ruangan : 1
Jumlah orang yang tinggal ditempat
tinggal: 11
Derajat privacy : tidak ada
Jumlah lantai : 1
Tetangga terdekat : Ny. S
Alamat& telepon :

5. Rekreasi/Penggunaan Waktu Luang
Hobi/ketertarikan : menjahit
Keanggotaan terhadap organisasi tertentu: pengajian
Penggunaan waktu luang : menonton tv, Mengobrol

6. Sumber-sumber/Penggunaan Sistem Pendukung
Keaktifan dalam kegiatan keagamaan:
Rajin shalat ke mushola
Jenis kegiatan keagamaan :
Pengajian, shalat, dzikir
Orang kepercayaan :
Ny. R
Orang yang menolong ketika
diperlukan: Ny. R
Rumah sakit:

Dokter yang sering dikunjungi:
dr. pangkabean
Klinik: panti

Pelayanan kesehatan yang sering
dikunjungi:
Klinik panti

7. Kebiasaan Sehari-hari (Termasuk kebiasaan ritual tidur)
Hal yang di kaji Pola Kebiasaan
1.Pola nutrisi
a. Frekuensi makan:......x/hari
b. Nafsu makan
c. Porsi makanan yang dihabiskan
d. Makanan yang tidak disukai
e. Makanan pantangan

3x/hari
Menurun
Makan - porsi
Tidak ada
Alergi telur dan ikan
2.Pola eliminasi
a. BAK:
1) Frekuensi


6x/hari
10

2) Warna
3) Keluhan
b. BAB:
1) Frekuensi
2) Waktu
3) Keluhan
4) Konsistensi
Kuning jernih
Tidak ada

1x
2 hari sekali
Tidak ada
Lunak
3.Pola Personal Hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi
2) Waktu
b. Oral Hygiene
1) Frekuensi
2) Waktu
c. Cuci Rambut
Frekuensi


2x/hari
Pagi dan sore

2x/hari
Pagi dan sore

2 hari sekali
4.Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur siang
b. Lama tidur malam
c. Kebiasaan sebelum tidur

Tidak tidur siang
5-6 jam
Minum teh
5.Pola Aktivitas dan Latihan
a. Waktu bekerja
b. Olah raga
c. Jenis olah raga
d. Frekuensi olah raga
e. Keluhan dalam beraktivitas

Tidak bekerja
Ya
Senam
2x/minggu
Tidak kuat jalan lama-lama

6.Kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan
a. Merokok
1) Frekuensi
2) Jumlah
3) Lama pemakaian



Tidak merokok


11

b. Minuman keras/NAPZA Tidak pernah

8. Status kesehatan saat ini
Status kesehatan umum selama 1 tahun terakhir: hipertensi dan rematik
Status kesehatan umum selama 5 tahun terakhir: Hipertensi dan katarak
Keluhan utama: Gatal-gatal
Pengetahuan dan manajemen masalah-masalah kesehatan: Jika tensi darah tinggi minum
obat darah tinggi, minta obat nyeri sendi, pakai bedak jika gatal, dan tetes mata 1x/hari
Fungsi secara umum: cukup baik

Pengobatan:
Nama: catopril piroxicam
Dosis: 1x1 1x1
Waktu konsumsi obat: jika tekanan
darah tinggi dan jika terasa nyeri

Resep dokter: -
Masalah berkaitan dengan ketaatan
minum obat: -

Alergi
Obat: -
Makanan: telur dan ikan
Zat kontak: -
Faktor lingkungan: -
12

Nutrisi
24 jam diet recall:
Klien makan 3 kali sehari, tapi tidak nafsu makan hanya habis - porsi

Diet spesial, pembatasan makanan, makanan kesukaan:
Jika makan telur dan ikan badannya akan gatal-gatal

Riwayat kenaikan/kehilangan berat badan: BB pertam kali masuk tahun 2009 75kg, sekarng
menjadi 58 kg
Pola konsumsi makanan (frekuensi, jenis):
3x/hari, nasi
Masalah yang mempengaruhi intake makanan: tidak punya gigi

9. Status kesehatan yang lalu
Penyakit pada waktu kecil: -
Penyakit kronik/serius: hipertensi dan rematik
Trauma: -
Riwayat hospitalisasi: -
Riwayat operasi: katarak
Riwayat obstetri: klien melahirkan 2 anak secara spontan

10. Riwayat Keluarga
Genogram








X
X
X
X
91
X
X
X
X X
13


Penjelasan:
Klien merupakan anak tunggal dan kedua orang tua klien meninggal karena sudah tua, klien
menikah dan memiliki 2 orang anak. Suami klien sudah meninggal karena asma dan anak
klien sudah meninggal karena kecelakaan dan sawanan.
11. Review Sistem
Keadaan Umum Ya Tidak
Kelelahan
Perubahan BB selama 1 tahun terakhir
Perubahan nafsu makan
Demam
Keringat dimalam hari
Kesulitan tidur
Frekuensi influenza
Penilalaian diri status kesehatan secara umum: baik
Kemampuan melakukan aktifitas harian : mandiri

Kulit Ya Tidak
Lesi/luka
Pruritus
Perubahan pigmentasi
Perubahan tekstur
Nevi
Tanda memar
Perubahan rambut
Perubahan kuku
Kalus
Pola penyembuhan luka
Lainnya


14

Hematopoietic Ya Tidak
Perdarahan abnormal
Anemia
Riwayat transfusi darah

Kepala Ya Tidak
Sakit kepala
Trauma masa lalu
Kunang-kunang
Gatal kepala

Mata Ya Tidak
Perubahan daya penglihatan
Pemakaian kontak lensa/kaca mata
Nyeri
Kelebihan air mata berlebihan
Pruritus
Bengkak sekitar mata
Diplobia
Rabun
Protophobia
Scotomata
Riwayat infeksi
Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari: tidak

Telinga Ya Tidak
Perubahan pendengaran
Cairan telinga
Tinnitus
Vertigo
15

Penggunaan alat bantu
Riwayat infeksi
Tanggal terakhir pemeriksaan pendengaran: tidak
Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari: tidak

Hidung dan sinus Ya Tidak
Rinorea
Discharge
Epistaxis
Obstruksi
Snoring
Nyeri disinus
Alergi
Riwayat infeksi
Penilaian diri kemampuan olfaktori: tidak tahu

Mulut dan Tenggorokan Ya Tidak
Sakit tenggorokan
Lesi
Suara serak
Perubahan suara
Kesulitan menelan
Perdarahan gusi
Karies gigi
Gangguan rasa
Kesulitan mengunyah
Alat-alat prostetik
Riwayat infeksi
Tanggal terakhir pemeriksaan gigi: tidak
Masalah gigi yang lainnya: tidak punya gigi
16


Leher Ya Tidak
Kekakuan leher
Nyeri
Masa di leher
Gerakan terbatas

Payudara Ya Tidak
Masa
Nyeri
Bengkak
Cairan puting susu
Perubahan puting susu
Pemeriksaan payudara sendiri

Pernafasan Ya Tidak
Batuk
Nafas pendek
Hemoptisis
Wheezing
Asma
Tanggal terakhir pemeriksaan x-ray dada: tidak pernah

Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri dada
Palpitasi
Nafas pendek
Dispnea
Paroxymal nocturnal dispnea
Ortopnea
17

Murmur
Edema
Varicosities
Claudication
Paresthesias
Perubahan warna kaki

Gastrointestinal Ya Tidak
Dispagia
Rasa panas diperut
Gangguan pencernaan
Nausea/muntah
Hematemesis
Perubahan nafsu makan
Ulcer
Diare
Konstipasi
Melena
Hemoroid
Perdarahan rektal

Perkemihan Ya Tidak
Disuria
Frekuensi kemih 6x
Hematuria
Poliuria
Oliguria
Nokturia
Inkontinensia
Nyeri saat berkemih
18

Infeksi
Keluhan lainnya

Organ Reproduksi Wanita Ya Tidak
Lesi
Cairan abnormal
Rasa panas saat berkemih
Perdarahan paska koitus
Nyeri pelvis
Sistokel
Infeksi
Riwayat haid Umur
12
tahun

Riwayat menopause Umur
60
tahun

Keluhan lain

Muskuloskeletal Ya Tidak
Nyeri sendi
Kaku sendi
Bengkak pada sendi
Deformitas
Kram
Otot lemah
Nyeri tulang belakang
Pola latihan/olah raga Senam
Pengaruh terhadap ADL : ya, cepat lelah jika terlalu lama berjalan

19

General Nervous System Ya Tidak
Sakit kepala
Kejang
Sinkope
Paralisis
Masalah koordinasi
Paresis
Tic/tremor/kaku
Paresthesis
Inuri kepala
Masalah pada daya ingat

Sistem Endokrin Ya Tidak
Intoleransi terhadap panas
Intoleransi dingin
Goiter
Pigmentasi kulit
Perubahan rambut
Polifagia
Polidipsi
Poliuri

Psikososial Ya Tidak
Cemas
Depresi
Insomnia
Vertigo
Khawatir
Ketakutan
Masalah dengan pengambilan keputusan
20



12. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada

Pengkajian Status Fungsional
Kart Index
No Aktivitas Mandiri (1) Tergantung (0)
1 Mandi di kamar mandi (menggosok,
membersihkan, dan mengeringkan badan)
1
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan
mengeringkannya
1
3 Memakan makanan yang telah disiapkan 1
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri
(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok
gigi, mencukur kumis)
1
5 Buang air besar di WC (membersihkan dan
mengeringkan daerah bokong)
1
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) 1
7 Buang air kecil di kamar mandi (membersihkan
dan mengeringkan daerah kemaluan)
1
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
0
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaan yang dianut
1
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti merapikan
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan
membersihkan ruangan
1
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
kebutuhan keluarga
0
13 Mengelola keuangan (menyimpan dan
menggunakan uang sendiri)
1
14 Menggunakan sarana transportasi umum dalam
berpergian
0
15 Menyiapkan obat dan meminum obat sesuai
dengan aturan (takaran obat dan waktu minum
obat tepat)
1
16 Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
kepentingan keluarga dalam hal penggunaan uang,
aktivitas sosial yang dilakukan dan kebutuhan
akan pelayanan kesehatan
1
17 Melakukan aktivitas diwaktu luang (kegiatan 1
21

keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga, dan
menyalurkan hobi)

Interpretasi Hasil
Skor: 14 Lansia mandiri

Pengkajian Kognitif
Mini Mental Status Examination (MMSE)
Skor
Maks
Skor Pasien Pertanyaan Keterangan
4 1 Tahun berapa sekarang...(1)
Klien:lupa

Bulan apa sekarang...(1)
Klien:lupa

Hari apa sekarang...(1)
Klien:Senin

Tanggal berapa sekarang...(1)
Klien: Tidak tahu
Orientasi waktu
5 4 Dimana kita sekarang, negara apa...(1)
R:Indonesia

Kota apa...(1)
Klien:Jakarta

Kabupaten/kecamatan mana...(1)
Klien:Ga tau

Di ruangan mana...(1)
Klien:mawar

Dilantai berapa...(1)
Klien:1
Orientasi tempat
3 3 Pemeriksa menyebutkan tiga benda, lalu
meminta klien untuk mengulangi nama
masing-masing benda...misalnya: bangku,
meja,almari...satu detik untuk tiap benda
(nilai 1 untuk tiap jawaban
benar)...(1)...(1)...(1)

Pemeriksa: meja, kursi, lemari
Klien: meja, kursi, lemari
Registrasi
5 5 Hitung mundur dari 100 ke bawah dengan Atensi dan kalkulasi
22

pengurangan 5 berhenti setelah 75 (nilai 1
untuk jawaban benar)...(1)...(1)...(1)...(1)...(1)

Klien: 100, 95, 75, 90, 85, 80, 75
3 3 Tanyakan kembali 3 nama benda yang tadi
telah disebutkan di atas (nilai 1 untuk tiap
jawaban benar)...(1)...(1)...(1)
Klien: meja, kursi, lemari
Mengingat
2 2 Apakah nama benda ini (lihat pasien
menunjuk dan menyebut nama benda, misal
menunjuk pensil dan menyebut pensil)
(tunjukkan 2 macam benda))...(1)...(1)

Pemerika: menunjuk bantal dan selimut
Klien: menjawab bantal dan selimut
Menamai
1 1 Katakan ke pasien:
Sekarang saya akan meminta anda mengulang
apa yang saya katakan, siap
TIDAK, DAN, JIKA, ATAU...(1)

Klien: tidak, jika, atau
Pengulangan
3 3 Minta klien untuk mengikuti perintah berikut
yang terdiri dari 3 langkah: ambil kertas di
tangan anda, lipat dua, dan taruh di lantai
...(1) Ambil kertas di tangan anda
...(1) Lipat dua
...(1) Taruh di lantai

Klien: mampu mengikuti instruksi pemeriksa
dengan baik
Pemahaman
1 Tdk bsa
baca
Katakan:
Silakan baca tulisan ini dan lakukan apa yang
anda katakan
TUTUP MATA ANDA

Klien: hanya membaca tulisannya saja namun
tidak menutup mata
Membaca
1 tidak bsa
menulis
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat

Klien: klien mampu menulis kegiatannya
setelah bangun tidur setelah bangun tidur
saya main
Menulis
23

1 Penglihatan
sudah
rabun
Perintahkan klien untuk menggambar di
bawah ini




Klien: mampu menggambar seperti contoh
Menggambar

Interpretasi Hasil:
Skor: 22 Lansia memiliki fungsi mental baik

Pengkajian Afektif
Yesavage Geriatric Depression Scale (Geriatric Depression Scale)
No Item Ya Tidak
1 Apakah anda merasa nyaman dalam kehidupan ini
2 Apakah anda mengalami perubahan dalam melakukan
aktivitas dan hobi

3 Apakah anda merasa hidup ini hampa
4 Apakah anda sering merasa bosan
5 Apakah anda optimis terhadap masa depan
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan tejadi
7 Apakah anda merasa bahagia sepanjang waktu
8 Apakah anda sering merasa kesepian
9 Apakah anda lebih senang berada di rumah dari pada
keluar rumah dan mengerjakan sesuatu yang baru

10 Apakah anda mempunyai masalah dengan daya ingat
11 Apakah anda merasa senang dengan kehidupan saat ini
12 Apakah anda merasa tidak berharga
13 Apakah anda saat ini bersemangat
14 Apakah anda merasa situasi anda tidak ada diharapkan
15 Apakah anda merasa orang lain lebih baik dari anda

Interpretasi Hasil

Skor yang didapat 4 artinya klien tidak terindikasi depresi







24

Pengkajian Sosial
FAMILY APGAR
ITEM Hampir tidak
pernah
(0)
Kadang-
kadang
(1)
Hampir
selalu
(2)
A Saya puas dengan keluarga saya bersedia
memberikan bantuan saat saya ditimpa
masalah/kesulitan
2
P Saya puas dengan bagaimana keluarga saya
membicarakan sesuatu dan berbagi masalah
dengan saya
1
G Saya puas dengan kebebasan yang diberikan
keluarga saya untuk mengambil keputusan dan
mengembangkan kemampuan yang saya miliki
1
A Saya puas dengan kehangatan/kasih sayang yang
diberikan keluarga saya dan respon terhadap
perasaan saya (misal emosi, marah, sedih, atau
cinta)
2
R Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga
untuk menjalin kebersamaan
1

Interpretasi Hasil
Skor: 7 artinya klien memiliki fungsi keluarga baik


Pengkajian Spiritual

Pengkajian spiritual singkat dapat dengan menanyakan:
1. Apakah agama atau Tuhan penting bagi anda?
2. Apa sajakah sumber-sumber kekuatan dan harapan anda?
3. Apakah ada praktek-pratek/kegiatan keagamaan yang penting bagi anda? Apakah anda ada
masalah dalam menjalankannya?
4. Apakah sakit/keadaan anda saat ini berpengaruh terhadap perasaan anda terhadap Tuhan dan
praktek terhadap keyakinan anda? tidak
5. Apakah anda membutuhkan bantuan terkait spiritualitas? Jelaskan bentuk bantuan yang
diharapkan?

Hasil pengkajian spiritual:
25

Klien mengatakan sangat percaya pada Allah, Allah adalah satu-satunya tempat mengadu bagi
dirinya. Allah merupakan sumber kekuatan bagi klien untuk menjalani hidupnya, harapan klien
yaitu ingin selalu sehat. Kegiatan keagamaan sangat penting bagi klien, klien sering mengikuti
pengajian dan rajin shalat di mushola, klien mengatakan tidak mangalami kesulitan dalam
beribadah. Klien merasa keadaannya saat ini adalah takdir yang harus dijalaninya dan tetap
percaya bahwa Allah saying pada dirinya. Klien ingin tetap dibimbing untuk mengaji dan
berdzikir.

Pengkajian Lingkungan Tempat Tinggal Lanjut Usia
1. Berapakah kamar khusus untuk lanjut usia?
Kamar tidur Ada
Kamar mandi Ada
WC Ada
Dapur Tidak ada
Kamar duduk Tidak ada

2. Berapa jumlah ruang yang ada dirumah/tempat tinggal klien? 2
3. Apakah lanjut usia harus naik/turun bila masuk/keluar rumah? tidak
Bila ya, apakah keadaan tangga tersebut:
- Dalam keadaan baik, tidak licin Ya Tidak
- Cukup banyak jumlahnya untuk lanjut usia Ya Tidak
4. Apakah lingkungan sekitar rumah cukup aman? Ya
5. Bagaimakah kebersihan rumah tersebut? Cukup bersih
Deskripsikan:
Lantai bersih, tidak licin
6. Apakah rumah cukup berventilasi? Ya
7. Apakah terdapat tanda-tanda penelantaran? Tidak
- Makanan basi di almari makan/lemari es ada
- Alat makan yang tidak dicuci ada
- Tumpukan pakaian kotor Tidak ada
- Lain-lain (sebutkan)
26

8. Daftar Keamanan
Ya Tidak
a. Apakah penderita dapat:
- Membuka/mengunci pintu
- Mencapai sakelar lampu
- Mencari pertolongan bila perlu
- Berjalan dalam rumah dengan aman
(WC, kamar mandi, meja makan, ruang tamu, dan
lain-lain)






b. Apakah terdapat bahaya yang jelas/nyata?
- Kabel listrik yang bertumpuk-tumpuk
- Penyinaran yang tak terang (siang/malam)
- Perabotan (besar/kecil) yang berserakan
- Perabotan/mebel yang taka man (mudah patah,
ringkih, mudah terguling, dan sebagainya?
- Karpet/keset atau lantai yang tak rata















9. Daftar Bahaya
(Tuliskan ya/tidak, atau ada/tidak)
A. Dari lingkungan rumah, pastikan bahwa hal berikut terpasang baik:
Ya 1. Lantai dan karpet dalam keadaan baik dan tidak menonjol disana-sini yang
dapat menyebabkan terpeleset/jatuh
Ya 2. Pencahayaan cukup terang dan tidak silau
Ya 3. Penempatan lampu cukup baik, terutama didekat tangga/jalan yang dilalui
antara tempat tidur dan kamar mandi. Sakelar lampu ditempat beresiko
tinggi kalai perlu dari jenis yang bisa berpendar
Tidak ada 4. Telepon diletakkan ditempat yang baik sehingga tidak perlu harus tergegas
untuk menjawab panggilan.
Ya 5. Kabel-kabel listrik tidak terletak dilantai. Bila perlu diperpendek dan
dipakukan ke dinding
Ya 6. Tidak terdapat barang berserkan dijalan menuju lampu (sekitar lampu)
27


B. Kamar mandi
Ya 7. Terdapat ril pegangan didaerah toilet dan bak mandi dan mudah dicapai bila
diperlukan
Ya 8. Permukaan lantai pancuran, bak mandi atau kamar mandi tidak licin dan
mudah dicapai bila diperlukan
Tidak 9. Belakang kaset harus berlapir karet yang tidak licin
Tidak 10. Drainase air harus baik, mencegah lantai licin setelah dipergunakan untuk
mandi

C. Kamar tidur
Tidak 11. Keset jangan sampai menjadi penghambat yang menyebabkan terpeleset
atau tergelincir, terutama yang ditempatkan dijalan menuju kamar mandi
Tidak 12. Terdapat meja disamping tempat tidur untuk meletakaan kacamata atau
barang lain, sehingga barang tidak diletakkan dilantai samping tempat
tidur
D. Dapur
Tidak 13. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin
Ya 14.Tumpahan cepat dibersihkan untuk mencegah terpeleset
Tidak 15. Bahan untuk membersihkan dan memasak tidak diletakkan ditempat yang
terlalu tinggi (sehingga orang yang agak pendek tidak perlu memanjat)
atau diletakan terlalu rendah bagi orang yang sering merasa
pusing/ngilyeng setelah jongkok atau membungkuk
Tidak 16. Disediakan kursi tinggi untuk keperluan mencuci piring
Tidak 17. Tersedia tempat pijakan yang stabil untuk mencapai barang yang letaknya
agak tinggi

E. Kamar Duduk
Tidak 18. Keset-keset tidak terletak diatas karpet atau terserak disana-sini
Ya 19. Mebel/perabotan diletakkan sedemikian rupa sehingga jalan yang dilalui
cukup lebar
28

Ya 20. Tinggi kursi dan sofa cukup sehingga mudah bagi lansia untuk duduk atau
bangkit.

F. Tangga
Ya 21. Terdapat ril pegangan yang kuat dikedua sisi anak tangga, termasuk anak
tangga ke lantai dasar
Ya 22. Lantai anak tangga tidak licin
Ya 23. Bahan/barang-barang tidak diletakaan dilantai anak tanga terbawah atau
lantai anak teratas
Tidak 24. Bila mungkin, anak tangga terbawah dan teratas diwarnai dengan warna
terang/warna mencolok untuk menandai awal dan akhir tangga

G. Di luar rumah
Tidak 25. Pintu masuk depan dan belakang dalam keadaaan baik. Pada musim hujan
tersedia pasir untuk mencegah halaman/lantai menjadi licin
Tidak 26. Jalan harus bebas dari lumput atau air dimusin hujan sehingga mencegah
terpeleset/jatuh
Ya 27. Anak tangga/ril pegangan harus terpasang kuat/baik

29

B. Analisa Data
Data Problem Etiologi
DS:
Klien mengatakan:
Sering terbangun dimalam hari
Tidak bisa tidur lagi sesudah
terbangun
sering buang air kecil dimalam hari
sering kepikiran jika ada masalah di
kamar
ingin tidur tapi sulit sekali
DO:
Klien tampak:
sering menguap
Sering berbaring di tempat tidur
TD : 200/100 mmHg
Gangguan pola tidur b.d kurang control
tidur


DS:
Klien mengatakan:
Gatal-gatal pada badannya
Gatal sejak tinggal di panti
Sering menggaruk badannya jika
gatal
Sprei diganti sebulan sekali
Jika gerah atau berkeringat, mandi
DO:
Klien tampak:
Menggaruk badannya
Kulit kemerahan
Terdapat sedikit bercak-bercak
hitam
Risiko kerusakan
integritas kulit


30

DS:
Klien mengatakan:
Nyeri sendi
Suka kram pada kaki
Sering pusing
Nyeri di lutut sebelah kanan
Tidak kuat berdiri lama-lama
Skala nyeri 3
Nyeri masih bisa hilang dengan
pakai koyo
DO:
Klien tampak:
Sering berbaring di tempat tidur
Memakai koyo di kedua kakinya
Nyeri b.d ketunadayaan fisik

DS:
Klien mengatakan:
Penglihatannya kabur
Tidak dapat melihat jelas pada jarak
jauh
Pernah operasi katarak 1 tahun yang
lalu namun gagal
Pernah terjatuh sampai 8 x selama
tinggal di panti

DO:
Klien tampak:
Sudah tidak jelas melihat suatu
benda
Berjalan pelan-pelan dan pegangan
ke tembok
Lantai kamar mandi klien agak licin
dan becek
Berjalan harus dituntun
Risiko jatuh


C. Prioritas Masalah
1. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
2. Nyeri b.d ketunadayaan fisik
3. Risiko jatuh
4. Risiko kerusakan integritas kulit
31

D. Rencana Keperawatan
Diagnosa keperawatan
Rencana keperawatan
Tujuan Intervensi
Gangguan Pola Tidur b.d kurang kontrol
tidur ditandai dengan:
DS:
Klien mengatakan:
Sering terbangun dimalam hari
Tidak bisa tidur lagi sesudah terbangun
sering buang air kecil dimalam hari
sering kepikiran jika ada masalah di
kamar
ingin tidur tapi sulit sekali
DO:
Klien tampak:
sering menguap
Sering berbaring di tempat tidur
TD : 200/100 mmHg
Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 4x8 jam diharapkan pola tidur klien
teratur

Kriteria Hasil:

Klien tidak terbangun saat tidur
Klien dapat tidur selama 8 jam
Klien tidak sering BAK pada malam
hari
TD : 130/90 mmHg
Sleep Enhancement (1850)

Kaji aktivitas klien sebelum tidur
Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
Kaji adanya efek obat pada pola tidur
pasien
Monitor pola tidur pasien dan lama
klien tidur
Perhatikan keadaan fisik yang
mengganggu tidur pasien
Monitor kegiatan yang dapat membuat
lelah untuk mencegah kelelahan yang
berlebih
Berikan lingkungan yang mendukung
untuk tidur
Dorong pasien untuk membuat tidur
yang teratur
Bantu menghilangkan situasi yang
membuat stress sebelum tidur
Monitor makanan dan asupan minuman
sebelum tidur

Vital sign monitoring
Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan
respirasi.
32

Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
Monitor tanda-tanda vital saat pasien
berbaring, duduk atau berdiri.
Monitor tekanan darah, nadi, respirasi,
sebelum, selama dan setelah aktivitas.
Monitor frekuensi dan irama
pernafasan.
Monitor suara paru.
Monitor pola pernafasan abnormal.
Monitor suhu, warna dan kelembaban
kulit.
Monitor sianosis perifer.

Nyeri b.d ketunadayaan fisik ditandai
dengan
DS:
Klien mengatakan:
Nyeri sendi
Suka kram pada kaki
Sering pusing
Nyeri di lutut sebelah kanan
Tidak kuat berdiri lama-lama
Skala nyeri 3
Nyeri masih bisa hilang dengan pakai
koyo
DO:
Klien tampak:
Sering berbaring di tempat tidur
Memakai koyo di kedua kakinya
TD : 200/100 mmHg
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x8jam nyeri klien berkurang
Criteria hasil :
- Skala nyeri 2
- Kram berkurang
- Nyeri di lutut berkurang
- Klien dapat berjalan agak jauh
- Klien dapat melakukan aktivitasnya
tanpa terganggu
- TD : 130/90 mmHg
MANAJEMEN NYERI
- lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi
- observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
- gunakan teknik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
- evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
- kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
33

ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- kurangi faktor presipitasi
- kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
- ajarkan tentang teknik non farmakologi
- berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
- evaluasi keefektifan kontrol nyeri
- tingkatkan istirahat
Resiko jatuh ditandai dengan
DS:
Klien mengatakan:
Penglihatannya kabur
Tidak dapat melihat jelas pada jarak
jauh
Pernah operasi katarak 1 tahun yang
lalu namun gagal
Pernah terjatuh sampai 8 x selama
tinggal di panti

DO:
Klien tampak:
Sudah tidak jelas melihat suatu benda
Berjalan pelan-pelan dan pegangan ke
tembok
Lantai kamar mandi klien agak licin
Setelah dilakukan asuhan keperawatan
selama 3x8 jam resiko jatuh tidak terjadi

Criteria hasil :
- Klien tidak jatuh
Pencegahan jatuh:
- Kaji penyebab kekurangan fisik pada
klien
- Identifikasi karakteristik lingkungan
yang meningkatkan risiko jatuh.
- Monitor cara berjalan klien,
keseimbangan dan tingkat kelelahan
- Sediakan alat bantu jalan.
- Ajarkan klien meminimalkan injury.

Manajemen lingkungan.
- Identifikasi perilaku atau faktor resiko
terjadinya jatuh
- Ciptakan lingkungan yang aman bagi
klien Tinjau adanya riwayat jatuh pada
pasien
- Jauhkan lingkungan yang mengancam
keselamatan klien
- Antarkan pasien selama aktivitas di
luar kamar
34

dan becek
Berjalan harus dituntun
Risiko Kerusakan Integritas Kulit ditandai
dengan:
DS:
Klien mengatakan:
Gatal-gatal pada badannya
Gatal sejak tinggal di panti
Sering menggaruk badannya jika gatal
Sprei diganti sebulan sekali
Jika gerah atau berkeringat, mandi
DO:
Klien tampak:
Menggaruk badannya
Kulit kemerahan
Terdapat sedikit bercak-bercak hitam
Tujuan:

Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x8 jam diharapkan tidak terjadi
kerusakan integritas kulit

Kriteria Hasil:

Klien tidak mengeluh gatal
Tidak ada kemerahan di tubuh klien
Skin Care: Topical Treatments (3584)

Hindari menggunakan seprai bertekstur
kasar
Gunakan sabun antibakterial
Berikan bedak tabur pada kulit
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
Gunakan alat perlengkapan tidur untuk
melindungi klien

Pressure Management
Anjurkan pasien untuk menggunakan
pakaian yang longgar
Hindari kerutan padaa tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
dan kering
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil
pada daerah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien

35

E. implementasi dan evaluasi

Tgl/jam No.dx Implementasi Evaluasi
4 Maret 2014
09.30 WIB





















10.00 WIB

1 Mengkaji aktivitas klien sebelum tidur
S :klien mengatakan setelah shalat isya langsung
tidur
O :-
Memonitor pola tidur pasien dan lama tidur
S: klien hanya tidur malam dari jam 22.00-03.00
WIB
O:-
Mengkaji adanya efek obat yang mempengaruhi
tidur
S: klien tidak minum obat sebelum tidur
O:-
Menjelaskan pentingnya tidur yang cukup
O: klien tampak mendengarkan
Mengkaji tekanan darah
O : TD : 200/100mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 21x/menit, irama teratur
Mengkaji suara paru.
O : suara paru vesikuler
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara nappas abnormal
S:
Klien mengatakan:
Tidak melakukan aktivitas sebelum tidur
Tidur setelah shalat isya
Tidur dari pkl 22.00 03.00 WIB
Tidak minum obat sebelum tidur

O:
Klien tampak:
Mengerti tentang yang dijelaskan
TD :200/100 mmHg, rr : 21x/menit

A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Monitor kegiatan yang dapat membuat lelah untuk
mencegah kelelahan yang berlebih
Berikan lingkungan yang mendukung untuk tidur
Perhatikan keadaan fisik yang mengganggu pasien
Kaji TTV
Monitor pola pernapasan abnormal
2 mengkaji nyeri (lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi)
S :
Klien mengatakan :
36


























11.00 WIB


S : klien mengatakan nyeri di bagian lutut kaki
sebelah kanan, skala nyeri 3, nyeri hilang saat
dioles minyak angin
O : klien tampak mengurut lututnya
mengkaji reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
O : klien tampak berbaring, terpasang koyo di
lutut kaki
kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
S : nyeri berasal dari pinggang dan menjalar
sampai kaki
O :-
mengkaji tekanan darah
O : 200/100mmHg

skala nyeri 3
nyeri di lutut
nyeri hilang saat dipasang koyo
tidak kuat berdiri lama
O :
Klien tampak :
terpasang koyo
lebih banyak di tempat tidur
TD : 200/100 mmHg
A :
Masalah nyrei belum teratasi
P :
Kaji karakteristik nyeri
Kaji skala nyeri
ajarkan tentang teknik non farmakologi
berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
tingkatkan istirahat
kaji TTV
3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
O : tidak tampak lingkungan yang berbahaya
Membantu klien untuk berjalan
O : klien dapat berjalan dengan dipapah
S :
Klien mengatakan :
Pernah terjatuh 8x selama di panti
Biasanya jatuh tanpa alasan, tiba-tiba hilang
keseimbangan
37













13.00 WIB
Mengidentifikasi perilaku atau faktor resiko
terjadinya jatuh
O : usia 92 tahun, penglihatan rabun
Mengkaji adanya riwayat jatuh pada pasien
S : klien mengatakan sudah pernah jatuh 8x
O :
usia klien 92 tahun
Penglihatan sudah kabur
Jalan harus dipapah
A :
Risiko jatuh.
P :
mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
Membantu klien untuk berjalan

4 Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan selalu membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
Monitor kulit akan adanya kemerahan
S : klien mengatakan mulai gatal sejak tinggal di
panti, suka gatal diseluruh tubuh
O : tampak bercak-bercak merah di bagian dada
dan tangan
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
O : klien tampak nyaman

S :
Klien mengatakan :
mulai gatal sejak tinggal di panti
sprei diganti tiap 1 bulan
biasa memakai bedak untuk mengurangi gatal
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
A :
Masalah belum teratasi
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Hindari menggunakan seprai yang bertekstur kasar
Berikan bedak tabur pada kulit
Gunakan selimut saat tidur

5 Maret 2014
08.30

1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 21.00-03.30
Memonitor kegiatan yang dapat membuat lelah
S:
Klien mengatakan:
Semalam tidur masih terbangun untuk BAK
38



























10.00






untuk mencegah kelelahan yang berlebih
S : klien tidak melakukan apa-apa sebelum tidur

Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
S : klien mengatakan malam hari masih suka
BAK
Mengukur tekanan darah
O : 190/90 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 18x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara napas abnormal
Kalau tidur lampu tidak dimatikan
Tidur dari jam 21.00-03.30
Tidak tidur lagi sampai pagi
O:
Klien tampak:
Banyak berbaring di tempat tidur
TD : 190/90 mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Kaji tidur klien sebelumnya
Dorong pasien untuk tidur teratur
Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress
sebelum tidur
Monitor asupan makanan dan minuman sebelum
tidur
Kaji TTV
Kaji frekuensi dan irama pernafasan.
kaji suara paru.
kaji pola pernafasan abnormal.

2 Mengkaji karakteristik nyeri
Mengkaji skala nyeri
S : skala nyeri 3
Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
O : klien dapat memperagakan dengan baik
S :
Klien mengatakan :
skala nyeri 3
nyeri di lutut
nyeri hilang saat dioles balsem
39






















11.30











Memberikan obat piroxicam 1x1 untuk
mengurangi nyeri
Mengkaji TTV
O : TD : 190/90 mmHg
O :
Klien tampak :
lebih banyak di tempat tidur
TD : 190/90 mmHg
A :
Masalah nyeri teratasi sebagian
P :
Kaji karakteristik nyeri
Kaji skala nyeri
Evaluasi teknik relaksasi
berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
tingkatkan istirahat
kaji TTV
3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
O : tidak tampak lingkungan yang berbahaya
Membantu klien untuk berjalan
O : klien dapat berjalan dengan dipapah

S :
Klien mengatakan :
Biasanya jatuh tanpa alasan, tiba-tiba hilang
keseimbangan
O :
Jalan harus dipapah
A :
Risiko jatuh teratasi sebagian
P :
mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
Membantu klien untuk berjalan

40


13.00
4 Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan selalu membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
Monitor kulit akan adanya kemerahan
S : suka gatal diseluruh tubuh
O : tampak bercak-bercak merah di bagian dada
dan tangan
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
O : klien tampak nyaman

S :
Klien mengatakan :
biasa memakai bedak untuk mengurangi gatal
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Hindari menggunakan seprai yang bertekstur kasar
Berikan bedak tabur pada kulit
Gunakan selimut saat tidur

6 Maret 2014
08.00














1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 21.30-03.00
Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
S : klien mengatakan malam hari masih suka
BAK
Menganjurkan klien untuk mengurangi minum
teh sebelum tidur
S : klien mengatakan akan tidak minum teh lagi
mulai malam ini
Mengukur tekanan darah
O : 180/90 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 19x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
S:
Klien mengatakan:
Semalam tidur masih terbangun untuk BAK
Tidur dari jam 21.30-03.30
O:
Klien tampak:
Terlihat agak lelah
TD : 180/90 mmHg
Rr : 19x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Kaji tidur klien sebelumnya
41













09.00



















O : tidak ada suara napas abnormal Dorong pasien untuk tidur teratur
Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress
sebelum tidur
Monitor asupan makanan dan minuman sebelum
tidur
Kaji TTV
Kaji frekuensi dan irama pernafasan.
kaji suara paru.
kaji pola pernafasan abnormal.

2 Mengkaji karakteristik nyeri
Mengkaji skala nyeri
S : skala nyeri 2
Mengevaluasi teknik relaksasi napas dalam
S : klien mengatakan menggunakan teknik
ketika merasa nyeri
Memberikan obat piroxicam 1x1 untuk
mengurangi nyeri
S : klien mengatakan nyeri hilang ketika minum
oba itu
Mengkaji TTV
O : TD : 180/90 mmHg
Rr : 19x/menit
S :
Klien mengatakan :
skala nyeri 2
intensitas nyeri berkurang, hanya saat jalan jauh
atau lama saja
O :
Klien tampak :
sudah mulai duduk-duduk di teras
wajah tampak ceria
TD : 180/90 mmHg
A :
Masalah nyeri teratasi sebagian
P :
Kaji karakteristik nyeri
42










09.30












10.00

Kaji skala nyeri
Evaluasi teknik relaksasi
berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
tingkatkan istirahat
kaji TTV
mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
O : air kamar mandi menggenang karena
tersumbat
Membantu klien untuk berjalan
O : klien dapat berjalan dengan dipapah

S :
Klien mengatakan :
Saluran air dikamar mandi sedang tersumbat
sehingga air menggenang
O :
Jalan harus dipapah
A :
Risiko jatuh teratasi sebagian
P :
mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
Membantu klien untuk berjalan

Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan sudah membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
Monitor kulit akan adanya kemerahan
O : tampak bercak-bercak merah di bagian dada
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
S :
Klien mengatakan :
biasa memakai bedak untuk mengurangi gatal
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Hindari menggunakan seprai yang bertekstur kasar
43

O : klien tampak nyaman

Berikan bedak tabur pada kulit

7 Maret
2014
09.00


























10.00

1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 20.30-03.00
Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
S : klien mengatakan malam hari sudah tidak
terbangun untuk BAK lagi
Menganjurkan klien untuk mengurangi minum
teh sebelum tidur
S : klien mengatakan tidak minum teh lagi
semalam
Mengukur tekanan darah
O : 160/80 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 18x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara napas abnormal
S:
Klien mengatakan:
Tidur tidak terbangun untuk BAK
Tidur dari jam 20.30-03.30
Tidurnya nyenyak
Sudah tidak ada masalah yang dipikirkan lagi
O:
Klien tampak:
Lebih segar dan ceria
TD : 160/80 mmHg
Rr : 18x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Kaji tidur klien sebelumnya
Dorong pasien untuk tidur teratur
Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress
sebelum tidur
Kaji TTV
Kaji frekuensi dan irama pernafasan.
kaji suara paru.
kaji pola pernafasan abnormal.

2 Mengkaji karakteristik nyeri
Mengkaji skala nyeri
S :
Klien mengatakan :
44


























10.30







S : skala nyeri 2
Memberikan obat piroxicam 1x1 untuk
mengurangi nyeri
S : klien mengatakan nyeri hilang ketika minum
oba itu
Mengkaji TTV
O : TD : 160/80 mmHg
Rr : 18x/menit
skala nyeri 2
nyeri sudah hampir tidak dirasakan lagi
O :
Klien tampak :
sudah mulai duduk-duduk di teras
wajah tampak ceria
TD : 160/80 mmHg
A :
Masalah nyeri teratasi sebagian
P :
Kaji karakteristik nyeri
Kaji skala nyeri
Evaluasi teknik relaksasi
berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
tingkatkan istirahat
kaji TTV
3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
O : lingkungan tampak bersih, lantai tidak licin
Membantu klien untuk berjalan
O : klien dapat berjalan dengan dipapah

S :

O :
Jalan harus dipapah
A :
Risiko jatuh teratasi sebagian
P :
mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
45




11.00











Membantu klien untuk berjalan

4 Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan sudah membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
O : klien tampak nyaman

S :
Klien mengatakan :
memakai bedak jika gatal
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Berikan bedak tabur pada kulit yang gatal
Berikan lotion pada area yang gatal
8 Maret 2014 1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 21.00-04.00
Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
S : klien mengatakan malam hari sudah tidak
terbangun untuk BAK lagi
Mengukur tekanan darah
O : 150/90 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 18x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara napas abnormal
S:
Klien mengatakan:
Tidur tidak terbangun untuk BAK
Tidur dari jam 21.00-04.00
Tidurnya nyenyak, namun masih suka terbangun
karena merasa dingin atau panas
Sudah tidak ada masalah yang dipikirkan lagi
O:
Klien tampak:
Lebih segar dan ceria
TD : 150/90 mmHg
Rr : 18x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian

46

P:
Kaji tidur klien sebelumnya
Dorong pasien untuk tidur teratur
Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress
sebelum tidur
Kaji TTV
Kaji frekuensi dan irama pernafasan.
kaji suara paru.
kaji pola pernafasan abnormal.

2 Mengkaji karakteristik nyeri
Mengkaji skala nyeri
S : skala nyeri 1
Mengkaji TTV
O : TD : 150/90 mmHg
Rr : 18x/menit
S :
Klien mengatakan :
skala nyeri 1
nyeri sudah hampir tidak dirasakan lagi
O :
Klien tampak :
sudah mulai duduk-duduk di teras
wajah tampak ceria
TD : 150/90 mmHg
A :
Masalah nyeri teratasi
P :
Lanjutkan diagnosa selanjutnya
3 mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang
meningkatkan risiko jatuh.
S :

47

O : lingkungan tampak bersih, lantai tidak licin
Membantu klien untuk berjalan
O : klien dapat berjalan dengan dipapah

O :
Jalan harus dipapah
A :
Risiko jatuh teratasi
P :
Lanjutkan diagnose selanjutnya
4 Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan sudah membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
O : klien tampak nyaman

S :
Klien mengatakan :
memakai bedak jika gatal
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Berikan bedak tabur pada kulit yang gatal
Berikan lotion pada area yang gatal
11 Maret
2014
1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 24.00-04.00
Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
S : klien mengatakan malam hari sudah tidak
terbangun untuk BAK lagi
Mengukur tekanan darah
O : 140/90 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 20x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara napas abnormal
S:
Klien mengatakan:
Tidur tidak terbangun untuk BAK
Tidur dari jam 24.00-04.00
O:
Klien tampak:
Lebih segar dan ceria
TD : 140/90 mmHg
Rr : 20x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian
48


P:
Kaji tidur klien sebelumnya
Dorong pasien untuk tidur teratur
Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress
sebelum tidur
Kaji TTV
Kaji frekuensi dan irama pernafasan.
kaji suara paru.
kaji pola pernafasan abnormal.

4 Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan sudah membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
Sprei tampak diganti
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
O : klien tampak nyaman

S :
Klien mengatakan :
memakai bedak jika gatal
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
Sprei tampak diganti
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Berikan bedak tabur pada kulit yang gatal
Berikan lotion pada area yang gatal
15 Maret
2014
1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 20.00-04.00
Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
S : klien mengatakan terbangun untuk BAK 3x
S:
Klien mengatakan:
Terbangun untuk BAK 3 x
Tidur dari jam 20.00-04.00
Mencuci sebelum tidur
49

Mengukur tekanan darah
O : 130/80 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 19x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara napas abnormal
Tidur sudah mulai nyenyak
O:
Klien tampak:
Lebih segar dan ceria
TD : 130/80 mmHg
Rr : 19x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Kaji tidur klien sebelumnya
Dorong pasien untuk tidur teratur
Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress
sebelum tidur
Kaji TTV
Kaji frekuensi dan irama pernafasan.
kaji suara paru.
kaji pola pernafasan abnormal.

4 Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan sudah membereskan
tempat tidurnya
Klien mengatakan semalam mencuci spreinya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
S :
Klien mengatakan :
memakai bedak jika gatal
mencuci sprei semalam
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
50

O : klien tampak nyaman

Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Berikan bedak tabur pada kulit yang gatal
Berikan lotion pada area yang gatal
17 Maret
2014
1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 20.00-02.00
Klien bangun jam 02.00 untuk sahur dan bisa
tidur lagi
Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
S : klien mengatakan terbangun untuk sahur saja
Mengukur tekanan darah
O : 150/80 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 17x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara napas abnormal
S:
Klien mengatakan:
Terbangun untuk BAK 3 x
Tidur dari jam 20.00-04.00
Mencuci sebelum tidur
Tidur sudah mulai nyenyak
O:
Klien tampak:
Lebih segar dan ceria
TD : 150/80 mmHg
Rr : 17x/menit
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Kaji tidur klien sebelumnya
Dorong pasien untuk tidur teratur
Bantu menghilangkan situasi yang membuat stress
sebelum tidur
Kaji TTV
Kaji frekuensi dan irama pernafasan.
kaji suara paru.
kaji pola pernafasan abnormal.

4 Memberikan bedak tabur pada kulit S :
Klien mengatakan :
51

O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
kering
S : klien mengatakan sudah membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
O : klien tampak nyaman

memakai bedak jika gatal
O :
Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Berikan bedak tabur pada kulit yang gatal
Berikan lotion pada area yang gatal
18 Maret
2014
1 Mengkaji pola tidur pasien
S : klien mengatakan tidur jam 19.30-04.00
Tidurnya sudah mulai nyenyak
Memperhatikan keadaan fisik yang mengganggu
pasien
Mengukur tekanan darah
O : 130/80 mmHg
Mengkaji frekuensi dan irama pernafasan.
O : rr : 18x/menit, irama teratur
Mengkaji pola pernafasan abnormal.
O : tidak ada suara napas abnormal
S:
Klien mengatakan:
Tidak terbangun sama sekali
Tidur dari jam 19.30-04.00
Tidur sudah mulai nyenyak
O:
Klien tampak:
Lebih segar dan ceria
TD : 130/80 mmHg
Rr : 18x/menit
A:
Masalah tidur sudah teratasi

P: lanjutkan diagnosa selanjutnya

4 Memberikan bedak tabur pada kulit
O : klien tampak nyaman
Memastikan kebersihan seprai, bebas kerut dan
S :
Klien mengatakan :
memakai bedak jika gatal
O :
52

kering
S : klien mengatakan sudah membereskan
tempat tidurnya
O : tempat tidur tampak rapi dan bersih
mengoleskan lotion atau minyak/baby oil pada
daerah gatal
O : klien tampak nyaman

Klien tampak :
Nyaman saat di oleskan bedak dan lotion
Tempat tidur bersih dan rapi
Masih tampak bercak merah habis digaruk
Menggaruk-garuk badannya
A :
Masalah teratasi sebagian
P :
Jaga kebersihan seprai, bebas kerut dan kering
Berikan bedak tabur pada kulit yang gatal
Berikan lotion pada area yang gatal
53


BAB III
Rangkuman, Evaluasi dan Rekomendasi

1. Rangkuman
Dari data pengkajian di atas didapatkan bahwa klien mengeluh sulit tidur karena sering BAK
pada malam hari jadi tidurnya terganggu, selalu bangun antara jam 03.00-03.30 WIB dan
tidak bisa tidur lagi. Klien mengeluh gatal-gatal dan kulit tampak kemerahan. Klien memiliki
mengatakan gatal-gatal sejak tinggal dip anti dan akan gatal-gatal kalau makan telur dan ikan.
Klien juga mengatakan nyeri pada kedua kakinya, sering memakai minyak gosok dan koyo
kalau sedang sakit. Penglihatan klien rabun, harus melihat dari jarak dekat sehingga klien
beresiko untuk jatuh saat berjalan. klien harus dituntun ketika berjalan, dan harus
berpegangan. Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan fungsi
kognitif klien baik. Saat pengkajian depresi, klien tidak terindikasi memiliki depresi. Untuk
kegiatan spiritual klien rajin beribadah ke mushola dan rajin mengikuti pengajian yang ada di
panti. Lingkungan yang ada di klien cukup baik, tidak membahayakan bagi klien.
2. Permasalahan
a. Gangguan pola tidur b.d kurang kontrol tidur
b. Nyeri b.d ketunadayaan fisik
c. Risiko jatuh
d. Risiko kerusakan integritas kulit

3. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan, klien mengatakan nyeri sudah agak berkurang, tidak perlu dioles
minyak gosok lagi, tetapi klien masih meminta obat untuk jaga-jaga kalau nyerinya kambuh
lagi. Klien juga mengatakan gatal-gatal masih terasa namun klien menaburkan bedak kalau
terasa gatal, dan gatalnya hilang. Untuk masalah gangguan pola tidur baru sudah teratasi,
frekuensi bangun malam klien sudah mulai berkuurang, tidur sudah mulai nyenyak, klien
mengatakan sudah tidak minum teh lagi sebelum tidur, hanya minum air putih saja


54

4. Rekomendasi
Penanganan tindak lanjut untuk masalah insomnia pada lansia yaitu dilakukan pengkajian
lebih mendalam tentang tidur menggunakan pengkajian kualitas tidur dan akan mencoba
terapi lain yang dapat mengurangi gangguan tidur dan meningkatkan kualitas tidur.

55

BAB IV
SAP DAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN
A. Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA

Pokok pembahasan : Gangguan Tidur Pada Lansia
Sub pokok bahasan : terapi relaksasi otot progresif Pada Lansia
Sasaran : Ny. R (Lansia dengan gangguan tidur)
Tempat : Ruang Mawar PSTW Budi Mulia 4
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Maret 2014
Jam : 11.00-11.30 WIB
Waktu : 30 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien diharapkan kualitas tidur dapat meningkat.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan tentang terapi relaksasi otot progresif pada lansia,
diharapkan mampu untuk :
1. Menyebutkan tujuan terapi relaksasi otot progresif
2. Menyebutkan manfaat terapi relaksasi otot progresif
3. Mendemonstrasikan terapi relaksasi otot progresif

III. PEMBAHASAN MATERI
1. Pengertian terapi relaksasi otot progresif
Relaksasi adalah satu teknik dalam terapi perilaku untuk mengurangi ketegangan
dan kecemasan. Teknik ini dapat digunakan oleh pasien tanpa bantuan terapis dan
56

mereka dapat menggunakannya untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan yang
dialami sehari-hari di rumah. (Nay, 2007)
Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk menciptakan
mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang baik,
menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan
seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang
mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh.
(Semium, 2006)
Teknik relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi yang dilakukan dengan
cara fokus pada kontraksi dan relaksasi otot-otot tubuh.(Vitahealth, 2013)
2. Tujuan terapi relaksasi otot progresif
a. Mengurangi ketegangan dengan cara melemaskan badan.
b. Individu dapat belajar merilekskan otot-ototnya sesuai dengan keinginannya
melalui suatu cara yang sistematis.
c. Individu dapat belajar menyadari otot-ototnya dan berusaha untuk sedapat
mungkin mengurangi atau menghilangkan ketegangan otot tersebut.
d. Memperdalam relaksasi dan merilekskan otot yang tegangannya berlebihan dan
otot yang tidak perlu tegang.(Goldberg, 2007)
3. Manfaat terapi relaksasi otot progresif
Manfaat dari relaksasi otot progresif ini sendiri adalah untuk mengatasi berbagai
macam permasalahan dalam mengatasi stres, kecemasan, insomnia, dan juga dapat
membangun emosi positif dari emosi negatif. Keempat permasalahan tersebut dapat
menjadi suatu rangkaian bentuk gangguan psikologis bila tidak diatasi. (Goldberg,
2007)
57

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hal hal yang perlu juga diperhatikan dalam melakukan kegiatan relaksasi otot
progresif (Brooker, 2009):
a. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan karena dapat melukai diri sendiri.
b. Untuk merilekskan otot-otot membutuhkan waktu sekitar 10 detik.
c. Posisi tubuh, lebih nyaman dengan mata tertutup. Jangan dengan berdiri.
d. Memeriksa apakah klien benar-benar rileks.
e. Terus menerus memberikan instruksi.
f. Memberikan instruksi tidak terlalu cepat, dan tidak terlalu lambat.
5. Langkah-langkah terapi relaksasi otot progresif
(Vitahealth, 2013)
Gerakan pertama ditujukan untuk melatih otot
tangan. Klien diminta membuat kepalan ini semakin
kuat. Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu
untuk merasakan rileks selama 10 detik.


Gerakan kedua adalah gerakan untuk melatih otot
tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan
dengan cara menekuk kedua lengan ke belakang
pada pergelangan tangan sehingga otot-otot di
tangan bagian belakang dan lengan bawah
menegang, jari-jari menghadap ke langit-langit

Gerakan ketiga
Untuk melatih otot-otot Biceps. Genggam kedua
tangan sehingga menjadi kepalan kemudian
membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot-
otot biceps akan menjadi tegang.

58

Gerakan keempat
Untuk melatih otot-otot bahu. Angkat kedua bahu
setinggi-tingginya seakan-akan bahu akan dibawa
hingga menyentuh kedua telinga.

Gerakan kelima
Untuk melemaskan otot-otot di wajah. Gerakan
untuk dahi dapat dilakukan dengan cara
mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya
terasa dan kulitnya keriput

Gerakan keenam
Untuk mengendurkan otot-otot mata diawali dengan
menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata
Gerakan ketujuh
Untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh
otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang,
diikuti dengan menggigit gigi-gigi sehingga
ketegangan di sekitar otot-otot rahang
Gerakan kedelapan
Untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir
dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan
dirasakan ketegangan di sekitar mulut
Gerakan Kesembilan
Untuk merilekskan otot-otot leher bagian depan
maupun belakang. Klien dipandu meletakkan kepala
sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk
menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi
sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan




59

ketegangan di bagian belakang leher dan punggung
atas.

Gerakan Kesepuluh
untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan ini
dilakukan dengan cara membawa kepala ke muka,
kemudian klien diminta untuk membenamkan dagu
ke dadanya. Sehingga dapat merasakan ketegangan
di daerah leher bagian muka.

Gerakan kesebelas
Untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini
dapat dilakukan dengan cara mengangkat tubuh dari
sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan,
lalu busungkan dada Pada saat rileks, letakkan
tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-
otot menjadi lemas.
Gerakan keduabelas
Untuk melemaskan otot-otot dada. Pada gerakan ini,
klien diminta untuk menarik nafas panjang untuk
mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-
banyaknya. Posisi ini ditahan selama beberapa saat,
sambil merasakan ketegangan di bagian dada
kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan
dilepas, klien dapat bernafas normal dengan lega.
Gerakan ketigabelas
Untuk melatih otot-otot perut. Gerakan ini
dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat perut ke
dalam, kemudian menahannya sampai perut
menjadi kencang dank keras.


60

Gerakan keempatbelas
Untuk melatih otot-otot paha, dilakukan dengan
cara meluruskan kedua belah telapak kaki sehingga
otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan
dengan mengunci lutut), sedemikian sehingga
ketegangan pidah ke otot-otot betis.

IV. METODE
1. Ceramah
2. Demonstrasi

V. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di ruang mawar PSTW Budi Mulia 4
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
Kesiapan SAP
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
Pasien mengetahui tentang terapi relaksasi otot progresif
Pasien memahami tentang terapi relaksasi otot progresif

VI. KEGIATAN PENYULUHAN
No. WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN
PESERTA
MEDIA
dan
METODE
1. 3 Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan

Menjawab salam
Ceramah
61

Menit mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan
diberikan

Mendengarkan
Memperhatikan

Memperhatikan
2. 20
menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang terapi
relaksasi otot progresif
Menjelaskan tentang tujuan terapi
relaksasi otot progresif
Menjelaskan tentang manfaat
terapi relaksasi otot progresif
Mendemonstrasikan terapi
relaksasi otot progresif


Memperhatikan

Mendengarkan





Ceramah
dan
demonstrasi

3. 5
Menit
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.

Menjawab
pertanyaan
Tanya
jawab
4. 2
Menit
Terminasi :
Mengucapkan terima kasih atas
peran serta peserta.
Mengucapkan salam penutup

Mendengarkan

Menjawab salam
Ceramah


62

BAB V
RANGKUMAN JURNAL

A. Rangkuman Jurnal
Jurnal yang saya dapatkan tentang Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Perubahan Tingkat Insomnia Pada Lansia Di Posyandu Lansia Desa Gonilan,
Kartasura. Penelitian ini dilakukan pada 60 lansia yang mengalami insomnia di Posyandu
Lansia Desa Gonilan, Kartasura. Salah satu bentuk dari terapi perilaku terhadap penurunan
insomnia adalah dengan teknik relaksasi. Teknik relaksasi pertama kali dikenalkan oleh
Edmund Jacobson seorang Psikolog dari Chicago yang mengembangkan metode fisiologis
melawan ketegangan dan kecemasaan. Metode relaksasi terdiri dari beberapa macam, yaitu:
(1) relaksasi otot, (2) pernafasan diafragma, (3) imagery training, (4) biofeedback, dan (5)
hypnosis (Miltenberger, 2004). Relaksasi progresif sampai saat ini menjadi metode relaksasi
termurah, tidak memerlukan imajinasi, tidak ada efek samping, mudah untuk dilakukan,
serta dapat membuat tubuh dan fikiran terasa tenang, rileks, dan lebih mudah untuk tidur
(Davis dalam Ari, 2010). Hasil penelitian didapatkan bahwa setelah diberikan terapi
relaksasi otot progresif pada kelompok perlakuan lansia yang mengalami insomnia berat
menurun menjadi 0%, lansia yang mengalami insomnia sedang sebesar 56,7% dan lansia
yang mengalami insomnia ringan sebesar 43,3%, sedangkan pada kelompok kontrol tingkat
insomnia pada lansia relative tidak mengalami perubahan.

B. Analisis Jurnal
Jurnal ini berisi tentang pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap kualitas
tidur pada lansia. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa terapi relaksasi otot progresif
berpengaruh pada kualitas tidur pada lansia yang diberikan intervensi. Dari hasil penelitian
ini, saya tertarik untuk mengaplikasikan tehnik ini untuk mengatasi gangguan tidur pada Ny.
R. Diharapkan dengan terapi relaksasi otot progresif ini klien dapat tidur dengan nyenyak.

63

A. Rangkuman jurnal
Jurnal yang saya dapatkan tentang Hubungan Kualitas Tidur Dengan FungsiKognitif
Dan Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Pasuruhan Kecamatan Mertoyu dan Kabupaten
Magelang. Penelitian ini dilakukan pada 70 lansia yang mengalami insomnia di Desa
Pasuruhan Kecamatan Mertoyu dan Kabupaten Magelang. Menurut Epstein (2008),
menurunnya aktivitas dalam korteks akan membiarkan otot-otot menjadi semakin rileks,
begitu rangsangan antara pikiran dan otot menurun, sehingga seseorang akan mengantuk
dan tertidur. Pada saat seseorang tertidur jantung akan berdetak lebih lamban dan tekanan
darah akan menurun dan pembuluh darah akan melebar. Begitu juga sebaliknya, jika
seseorang mengalami gangguan dalam tidurnya atau kurang tidur akan beresiko terjadi
peningkatan tekanan darah atau hipertensi, dimana pembuluh darah mengalami
vasokonstriksi. Hasil penelitian didapatkan bahwa Hasil penelitian: menunjukkan bahwa
ada hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif dan ada hubungan antara
kualitas tidur dengan tekanan darah pada lansia.
B. Analisis Jurnal
Jurnal ini berisi tentang Hubungan Kualitas Tidur Dengan Fungsi Kognitif Dan
Tekanan Darah Pada Lansia Di Desa Pasuruhan Kecamatan Mertoyu dan Kabupaten
Magelang. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan antara kualitas tidur
dengan fungsi kognitif dan ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada
lansia. Dari hasil penelitian ini, saya mengambil kesimpulan tingginya tekanan darah pada
Ny. R dikarenakan gangguan pada pola tidurnya sehingga perlu dilakukan intervensi agar
pola tidur kembali normal dan tekanan darah juga berkurang.

64

DAFTAR PUSTAKA
Brooker, C. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Jakrta: EGC
Goldberg, B. 2007. Self Hypnosis. Yogyakarta: B-First
Guyton&Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Japardi,I. 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedokteran bagian bedah: USU
Khasanah dan Hidayati. 2012. Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi Sosial MANDIRI
Semarang. Journal Nursing Studies 1. 189-196
Nay, W.R. 2007. Mengelola Kemarahan. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Patlak, M. 2005. Your Guide to Healthy Sleep. U.S DEPARTEMENR OF HEALTH AND
HUMAN SERVICES-National Institutes of Health, NH Publication No 06-5271
Potter,P.A, Perry,A.G. 2005. Buku Ajar Fundamentak Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC
Semiun,Y. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius
Stockslager,L.J. 2007. Buku Saku Asuhan Keperawatan Geriatrik. Jakarta: EGC
Vitahealth. 2013. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

También podría gustarte