Está en la página 1de 24

BAB 4

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


4.1 Konsep Dasar
Data yang merepresentasikan dunia nyata dapat di simpan dan diproses
sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana
dan sesuai dengan kebutuhan. Sebagaimana terlihat pada gambar 4.1 , pemahaman
mengenai dunia nyata akan semakin baik jika proses-proses manipulasi dan
presentasi data yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi
telah di mengerti.








Gambar 1 : Model Dunia Nyata
Pertengahan 1970-an telah dikembangkan sistem-sistem yang secara khusus
dibuat untuk menangani masalah informasi yang bereferansi geografis dalam berbagai
cara dan bentuk. Masalah-masalah ini mencakup:
a. Pengorganisasian data dan informasi.
b. Penempatan informasi pada lokasi tertentu.
c. Melakukan komputasi, memberikan ilusi keterhubungan satu sama lainnya
(koneksi), beserta analisa-analisa spasial lainnya.
Sebutan umum untuk sistem-sistem yang menangani masalah-masalah tersebut
adalah Sistem Informasi Geografis. Dalam literatur, Sistem Informasi Geografis
dipandang sebagai hasil perpaduan antara sistem komputer untuk bidang Kartografi
(CAC) atau sistem komputer untuk bidang perancangan (CAD) dengan teknologi
basis data (data base).
Pada awalnya, data geografis hanya disajikan di atas peta dengan
menggunakan symbol, garis dan warna. Elemen-elemen geografis ini dideskripsikan
di dalam legendanya misalnya: garis hitam tebal untuk jalan utama, garis hitam tipis
untuk jalan sekunder dan jalan-jalan yang berikutnya. Informasi-informasi yang
disimpan, diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk
tujuan tertentu pula, tidak mudah untuk merubah presentasi tersebut karena peta selalu
menyediakan gambar atau simbol unsur geografis dengan bentuk yang tetap walaupun
diperlukan untuk kebutuhan yang berbeda.
4.2 Definisi

Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi
ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan
perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat
menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat
digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari
polusi.

Pengertian menurut para ahli
Menurut Aronaff (1989). SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada
kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa
data serta memberi uraian.
Menurut Kang-Tsung Chang (2002). SIG sebagai a computer system for
capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.
Menurut Burrough (1986). SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk
pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan
penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
Menurut Murai (1999). SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan
penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota,
dan pelayanan umum lainnya.
Menurut Marble et al (1983). SIG merupakan sistem penanganan data
keruangan.
Menurut Bernhardsen (2002). SIG sebagai sistem komputer yang digunakan
untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan
perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi
dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan
pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data,
pemanggilan dan presentasi data serta analisa data
Menurut Gistut (1994). SIG adalah sistem yang dapat mendukung
pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-
deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan
di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi
yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan
struktur organisasi
Menurut Berry (1988). SIG merupakan sistem informasi, referensi internal,
serta otomatisasi data keruangan.
Menurut Calkin dan Tomlison (1984). SIG merupakan sistem komputerisasi
data yang penting.
Menurut Linden, (1987). SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan,
pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait
dengan muka bumi.
Menurut Alter. SIG adalah sistem informasi yang mendukung
pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada
sebuah peta.
Menurut Prahasta. SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan
untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran
informasi geografis berikut atribut-atributnya.
Menurut Petrus Paryono. SIG adalah sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi
geografi.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan
pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
4.3 Subsistem SIG
Sistem Informasi Geografis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem
sebagai berikut:
a. Data Input: Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan data dan
mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber dan bertanggung
jawab dalam mengkonversi atau mentransfortasikan format-format data-data
aslinya kedalam format yang dapat digunakan oleh SIG.
b. Data output: Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh
atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy
seperti: tabel, grafik dan peta.
c. Data Management: Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun
data atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, di-update dan di-edit.
d. Data Manipulation & Analysis: Subsistem ini menentukan informasi-informasi
yang dapat dihasilkan oleh SIG dan melakukan manipulasi serta pemodelan data
untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar 2 : Subsistem-subsistem SIG
Jika subsistem SIG tersebut diperjelas berdasarkan uraian jenis masukan, proses, dan
jenis keluaran yang ada didalamnya, maka subsistem SIG dapat juga digambarkan
sebagai berikut:







Gambar 3 : Uraian subsitem-subsitem SIG
4.4 Komponen SIG
Untuk mengoperasikan SIG membutuhkan komponen komponen SIG
berupa perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, aplikasi dan
manusia (brainware). Komponen - komponen








Gamba 4 : SIG dapat ditunjukkan pada gambar di atas
Keterangan :
1. Orang (manusia)
Orang yang menjalankan sistem meliputi mengoperasikan, mengembangkan bahkan
memperoleh manfaat dari sistem. Manusia memegang peranan yang sangat
menentukan, karena tanpa manusia maka sistem tersebut tidak dapat diaplikasikan
dengan baik. Jadi manusia menjadi komponen utama yang mengendalikan suatu
sistem sehingga menghasilkan suatu analisa yang dibutuhkan.(Prahasta, Eddy. 2003 )
2. Aplikasi
Aplikasi merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang digunakan untuk
mengolah data menjadi informasi. Saat ini SIG sudah diapliksikan dalam berbagai
bidang seperti pertanian, lingkungan, manajemen sumbur daya alam, pariwisata,
geologi, perencanaan dan lain sebagainya. Alasan SIG dipakai oleh bidang-bidang
tersebut adalah kemampuannya mengintegrasikan antara data spasial dan data atribut
sehingga dalam analisisnya mampu menghsilkan informasi yang kompleks. Selain
kemampuan tersebut adalah penghematan waktu akibat dari Apliksi SIG. Sebagai
contohnya adalah suatu rencana pembangunan jaringan irigasi dan bendungan. Jika
suatu bendungan dibangun diloksi tertentu, maka dapat dikembangkan beberapa
pertanyaan lanjutan yaitu bagaimana membuat variasi struktur atau bentuk serta
dianalisis bagaiman efeknya atau skenario lain yang dapat dikembangkan misalnya
yang berkaitan dengan umur bendungan itu sendiri.
3. Data
Data yang digunakan dalam SIG dapat berupa data spasial yang merupakan
representasi fenomena permukaan bumi yang berupa peta, foto udara dan citra satelit.
Hal yang merupakan komponen penting dalam SIG adalah data. Secara fundamental,
SIG bekerja dengan 2 tipe model data geografis, yaitu model data vector dan model
data raster. Dalam model data vector, informasi posisi point, garis, dan polygon
disimpan dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk garis, seperti jalan dan sungai
dideskripsikan sebagai kumpulan dari koordinat-koordinat point. ( Prahasta, Eddy.
2003 )
4. Software (Perangkat Lunak)
Perangkat lunak SIG adalah program komputer yang dibuat khusus dan memiliki
kemampuan pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan, analisis dan penayangan data
spasial. Beberapa program yang sering digunakan dalam SIG, antara lain Arc Info,
Arc View, Mapinfo, ERDAS, SPANS, dan ILWIS. Sebuah software SIG haruslah
menyediakan fungsi dan tool yang mampu melakukan penyimpanan data, analisis,
dan menampilkan informasi geografis. Dengan demikian elemen yang harus terdapat
dalam komponen software SIG adalah ( Prahasta, Eddy. 2003 ):
Tools untuk melakukan input dan transformasi data geografis
Sistem Manajemen Basis Data.
Tools yang mendukung query geografis, analisis, dan visualisasi.
Geographical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool geografi.
5. Hardware
Perangkat keras ini berupa seperangkat komputer yang dapat mendukung
pengoperasian perangkat lunak yang dipergunakan. Sistem Informasi Geografis
memerlukan spesifikasi komponen hardware yang sedikit lebih tinggi dibanding
spesifikasi komponen sistem informasi lainnya. Hal tersebut disebabkan karena data-
data yang digunakan dalam SIG, penyimpanannya membutuhkan ruang yang besar
dan dalam proses analisanya membutuhkan memory yang besar dan processor yang
cepat. Beberapa Hardware yang sering digunakan dalam Sistem Informasi Geografis
adalah: Personal Computer (PC), Mouse, Digitizer, Printer, Plotter, dan Scanner.
( Prahasta, Eddy. 2003 )

4.4.1 Perangkat Keras SIG
GIS membutuhkan perangkat keras untuk mendukung pemrosesan data,
analisis geografis dan juga pemetaaan. Perangkat keras yang yang digunakan terbagi
atas tiga bagian yaitu:
1. Alat data dan masukan terdiri dari :
Harddisk : terdiri atas dua yaitu hardisk dengan kapasitas 1Gb untuk
workstation yang tersambung dengan harddisk berkapasitas 2 Gb untuk
workstation yang berdiri sendiri.
Disket
CD-ROM
Keyboard : keyboard 101-key
Digitizer : digitizer dengan dimensi minimum 24 x 36 (D size) dengan
akurasi 0,005 inchi
Scanner : scanner hitam putih dengan ukuran minimum 24 x 36 (D size)
dengan resolusi 400 dpi, scanner berwarna dengan ukuran 11 x 17 (B size)
dengan resolusi 400 dpi.





Gambar 5 : Konfigurasi Perangkat Keras SIG
2. Alat proses terdiri dari
CPU : Berbasiskan processor 32-bit Intel
RAM : minimal 32 Mb
3. Alat keluaran hasil /Output devise terdiri dari
Layar monitor dengan resolusi 1280 x 1024 dengan 256 warna dan
VRAM 4 MB
Printer dengan tehnologi laser atau injet ukuran kertas 11 x 17 (B size)
plotter dengan teknologi injet resolusi minimum 300 dpi untuk ukuran
kertas minimum 36 x 48 (E size).

4.4.2 Perangkat Lunak SIG
Pada system computer modern, perangkat lunak yang digunakan tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa lapis (layer). Model layer ini meliputi:
(a) sistem operasi,
(b) program pendukung system (special system utilities),
(c) perangkat lunak aplikasi.
Sistem operasi terdiri atas program-program yang mengawasi jalannya operasi
sistem dan mengendalikan komunikasi yang terjadi diantara perangkat keras yang
terhubung ke sistem komputer ybs. Sistem operasi meliputi program-program: untuk
manajemen memori, akses sistem, pengendalian komunikasi, pengolahan perintah,
manajemen data dan file, dst.
Program pendukung sistem (special system utilities) dan program-program
pendukungnya terdiri dari compiler bahasa pemrograman. Hampir semua perangkat
lunak SIG dituliskan dengan menggunakan bahasa pemrogramman seperti assembler,
Fortran, Basic, C, C++, dll.
Device driver dalam SIG diperlukan untuk mendukung input dan output device,
seperti digitizer, printer, plotter, scanner, dll.
Utility untuk back-up data
Pustaka (library) fungsi dan prosedur merupakan bagian OS yang dimanfaatkan
oleh bahasa pemrogramman komputer untuk membuat aplikasi SIG.
Perangkat lunak aplikasi terdiri dari word processing, sphreadsheet, database,
presentation, dan aplikasi-aplikasi khusus lainnya seperti SIG.
Standard umum perangkat lunak SIG yang direkomendasikan oleh WGIAC
(Wyoming Geograhic Information Advisory Council), antara lain:
(a). Sistem operasi : berbasiskan Window atau Unix
(b). Model data spasial: raster dan vektor, dengan prioritas tinggi pada model data
spasial.
(c). Basis data: jika menggunakan basisdata relational harus sesuai dengan standard
SQL (untuk standard aplikasi multiuser). Jika tidak menggunakan basisdata
relational, maka basisdata tsb harus mampu melakukan eksport/import dari
basisdata relational (SQL).

4.5 Cara Kerja SIG
SIG dapat merepresentasikan real world (dunia nyata) diatas monitor
computer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas
kertas. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsu berdasarkan lokasi, peta sangat
baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya.
Contoh hubungan tersebut (Gb.4.8), sebagai berikut:
(a).Suatu gedung terletak di dalam wilayah kecamatan tertentu
(b).Jembatan melintas diatas suatu sungai
(c). Bangunan kuno bersebelahan dengan taman









Gambar 6 : Contoh peta dan unsur-unsurnya
Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam merepresentasikan objek-
objek dunia nyata. Dalam gambar diatas, terlihat bahwa:
(a). Sungai ditampilkan sebagai poligon
(b). Jalan bebas hambatan digambarkan sebagai garis-garis
(c). Bangunan dipresentasikan sebagai poligon
Peta menggunakan simbol grafis dan warna untuk membantu dalam
mengidentifikasi unsur-unsur berikut deskripsinya. Dari Gb diatas terlihat bahwa:
(a). sungai diwarnai biru
(b). taman atau kebun diwarnai hijau
(c). jalan bebas hambatan diwarnai merah
(d). jalan yang lebih kecil digambarkan dengan menggunakan garis-garis yang tipis
(e). bangunan digambarkan sebagai poligon
(f). label dan teks mengidentifikasi unsur-unsur peta dengan menggunakan nama-
nama unsur yang bersangkutan.
Skala peta menentukan ukuran dan bentuk representasi unsur-unsurnya. Makin
meningkat skala peta, makin besar ukuran unsur-unsunya.
(a). Pada skala 1:250,000 atau skala yang lebih kecil lagi, suatu kota akan
direpresentasikan sebagai titik, sementara jalan dan sungai direpresentasikan
sebagai garis-garis.
(b). Pada skala 1:25,000 atau skala yang lebih besar lagi, suatu kota akan
direpresentasikan sebagai poligon, sementara jalan dan sungai dapat
direpresentesikan sebagai garis atau poligon.







Gambar 7: Contoh peta pada skala 1:250,000.

Gambar 8: Contoh peta pada skala 1:25,000.
Misalnya untuk mencari rute terpendek yang menghubungkan hotel Mulia
dengan hotel Mawar M pada Gb 4.11 dapat dilakukan dengan langkah sbb:
(a). Cari berbagai kombinasi jalan (segmen) yang menghubungkan kedua hotel
tersebut
(b). Hitung masing-masing jarak (panjang jalan) akumulasinya
(c). Pilih rute yang dihasilkan dari kombinasi jalan yang memiliki jarak total terkecil
(terpendek).














Gambar 9 : Contoh relasi unsur peta dengan tabel-tabelnya.

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya
di dalam satuan yang dikenal sebagai layers. Contoh layers: sungai, bangunan,
jalan, laut, batas-batas administrasi, hutan, dll. Kumpulan dari layers ini membentuk
basis data SIG. Dengan demikian, perancangan basisdata merupakan hal yang penting
dalam SIG. Rancangan basisdata akan menentukan efektifitas dan efisiensi proses-
proses masukan, pengelolaan, dan keluaran SIG.

4.6 Kemampuan SIG
a. Memetakan Letak Data : Realita di permukaan bumi, di petakan dalam beberapa
layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature)
yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer kaping bangunan. Layer -
layer ini kemudian disatukan dengan di sesuaikan urutannya.
b. Memetakan Perubahan : Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat di buat
untuk peta historikal. Histori ini dapat di gunakan untuk memprediksi keadaan
yang akan datang dan dapat pula di gunakan untuk evaluasi kebijaksanaan.
c. Memetakan Apa Yang di Dalam dan di Luar Suatu Area SIG : Di gunakan juga
untuk memmonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan di ambil dengan
memetakan apa yang ada pasa suatu area dan apa yang ada di luar area.


4.6.1 Dari Definisi
Secara eksplisit, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau
definisinya. Berikut adalah kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi SIG
yang telah dituliskan di atas :
Memasukkan dan mengumpulkan data geografi
Mengintegrasikan data geografi
Memeriksa, meng-update data geografi
Menyimpan daan mmemanggil kembali data geografi
Mengelola data geografi
Memanipulasi data geografi
Menganalisa data geografi
Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk-bentuk : peta
tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart) laporan (report), dll.
4.6.2 Fungsi Analisis
Kemampuan SIG dapat juga dikenali dari fungsi-fungsi analisis yang dapat
dilakukannya. Secara umum, sesuai dengan nature datanya terdapat dua jenis fungsi
analisis di dalam SIG; fungsi analisis spasial dan atribut (basis data atribut).
Fungsi analisis atribut (non-spasial) antara lain terdiri dari operasi-operasi
dasar Database Management System (DBMS) beserta perluasannya : (Eddy Prahasta
2009)
a) Operasi-operasi dasar pengelolaan basis data antara lain mencakup :
- Pembuatan basis data baru (create database)
- Penghapusan basis data (drop database)
- Pembuatan tabel baru (create table)
- Penghapusan tabel (drop table)
- Pengisian dan penyisipan data (record) baru ke dalam tabel (add record
atau insert record)
- Penambahan field baru dan penghapusan field lama (add field, delete field)
- Pembacaan dan pencarian data (field atau record) dari tabel basis data
(seek, find, search, retrieve).
- Peng-update-an dan peng-edit-an data yang terdapat di dalam tabel basis
data (update record atau edit record)
- Penghapusan (beserta mengkonsolidasikannya) data (record) dari suatu
table basis data (delete record, zap, pack)
- Membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
b) Perluasan operasi-operasi basis data :
- Fungsionalitas pembacaan & penulisan tabel-tabel basis data ke dalam
sistem basis data yang lain (export dan import)
- Fungsionalitas untuk berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain
(misalkan dengan menggunakan driver ODBC atau protokol-protokol
client-server yang lainnya)
- Penggunaan kalimat-kalimat bahasa standard SQL (structured query
language) yang terdapat di dalam sistem-sistem basis data.

Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin digunakan di dalam
sistem basis data. Sementara itu, fungsi-fungsi analisis spasial antara lain
terdiri: (Eddy Prahasta 2009)
a) Klasifikasi (reclassify) : mengklasifikasikan kembali suatu data hingga menjadi
data spasial baru berdasarkan criteria (atribut) tertentu.
b) Network atau jaringan : fungsionalitas ini merujuk data spasial titik-titik atau
garis-garis sebagai jaringan yang tidak terpisahkan.
c) Overlay : fungsionalitas ini menghasilkan layer data spasial baru yang
merupakan hasil kombinasi dari minimal dua layer yang menjadi masukkannya.
d) Buffering : fungsi ini akan menghasilkan layer spasial baru yang berbentuk
polygon dengan jarak tertentu dari unsur-unsur spasial yang menjadi
masukkannya.
e) 3D analysis : fungsi ini terdiri dari sub-sub fungsi yang terkait dengan presentasi
data spasial di dalam ruang 3 dimensi (permukaan dijital)
f) Digital image processing : pada fungsionalitas ini, nilai atau intensitas dianggap
sebagai fungsi sebaran (spasial).
g) Dan masih banyak fungsi-fungsi analisis spasial detail lainnya yang umum dan
secara rutin digunakan di dalam SIG.

4.7 Contoh Aplikasi (Sederhana) SIG
SIG merupakan sistem komputer yang sangat poweful baik dalam menangani
masalah basis data spasial mauun basis data non spasial. Sistem ini merelokasikan
lokasi geografi dengan informasi-informasi deskripsinya sehingga para penggunanya
dapat membuat peta dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. Ada banyak
cara dalam mengorganisasikan data dan informasi, berikut analisa dan presentasinya
yang menjadi daya tarik SIG seperti berikut :

4.7.1 Informasi SIG dalam Bentuk Tabel Basisdata









Tabel 1 : Contoh daftar pelanggan yang terurut nama

4.7.2 Informasi SIG dalam Bentuk Layer Peta Dijital
Dengan mengorganisasikan informasi seperti ini, peta-peta digital menjanjikan
lokasi-lokasi dimana objek-objek sesungguhnya berada di dunia nyata beserta
hubungannnya satu sama lain.

Gambar 10 : Contoh lokasi-lokasi pelanggan.



4.7.3 Membuat Peta Tematik dengan SIG
Pada masa lalu, peta-peta bersifat statik dan hanya dapat dibuat oleh seorang
Carthographer yang mahir. Tetapi, Dengan SIG setiap orang dapat membuat peta, dan
kemudian merubah atau memodifikasinya dengan cepat kapan saja. Selain itu,
pengguna SIG juga dapat mengulang proses pembuatan peta dengan akurasi yang
tinggi. Sebagai contoh, para pengguna SIG dapat membuat peta-peta benua Amerika
selatan berdasarkan berbagai informasi (tema) yang tersedia.








Gambar 11 : Peta Amerika Selatan Menurut Batas Politik (Administrasi)







Gambar 12 : Peta Amerika Selatan Menurut data produksi pertanian






Gambar 13 : Peta Amerika Selatan Menurut data populasi penduduk kota









Gambar 14 : Peta Amerika Selatan Menurut tingkat pertumbuhan populasi penduduk kota
4.7.4. Visualisasi dan Analisa dengan SIG
Dengan SIG, pengguna dapat memvisualkan dan menganalisa suatu area studi
berdasarkan lokasi-lokasi unsur-unsur geografi tertentu, misalkan dalam menentukan
lokasi terbaik untuk bisnis baru sebuah supermarket. Lokasi ini dapat dianalisa
dengan memperhatikan dan memperhitungkan lokasi-lokasi para pelanggan
(consumers atau clients), hingga dapat menentukan tempat-tempat yang berpotensi
untuk bisnis baru ini.






Gambar 15 : Peta lokasi client dan sites potensi bisnis
Setelah dianalisa, pengguna dapat menentukan lokasi bisnis baru
(supermarket) di lokasi yang paling optimum (sesuai) dengan kriteria-kriteria yang
ditentukan sendiri oleh penggunanya.





Gambar 16 : Peta lokasi bisnis baru yang dipilih
4.7.5. Relasi, Pola, dan Trend dalam SIG
(a) Lokasi Rawan Kecelakaan Lalulintas
Dengan SIG, pengguna dapat menyatakan relasi atau hubungan (relationship),
pola (patern), dan trend (kecenderungan). Seorang pakar jalan raya atau
perencanaan perkotaan dapat menampilkan segmen-segmen jalan mana saja,
berdasarkan informasi kondisi segmen-segmen jalan tersebut, kemudian
memutuskan segmen-segmen jalan mana saja yang memerlukan perbaikan.





Gambar 17 : Peta kondisi jalan






Gambar 18 :Peta lokasi rawan kecelakaan lalulintas
Selain itu, dengan penggunaan SIG, seorang pakar jalan raya dan perkotaan dapat
menentukan lokasi-lokasi kecelakaan lalulintas di jalan raya atau jembatan.
Mereka dapat juga men-zoom daerah-daerah tertentu (Gb. 4.21).






Gambar 19 : di atas adalah tampilan hasil pembesaran (zoom in) peta lokasi rawan
kecelakaan lalulintas untuk daerah tertentu yang dipilih.










Gambar 20 : Hasil zooming peta lokasi rawan kecelakaan lalulintas berikut detil informasi
lengkapnya dalam bentuk tabel.







Gambar 21 : Informasi detil kecelakaan dari dokumen tambahan
(b) Lokasi Bank dan Nasabahnya
Dengan SIG, seorang manajer bank dapat membuat peta yang memperlihatkan
lokasi bank, dan lokasi-lokasi para nasabahnya.





Gambar 22 : Lokasi bank dan para nasabahnya
Dengan SIG, seorang manajer bank dapat memetakan berbagai karakteristik
(kondisi keuangan atau finansial) para nasabahnya.

Gambar 23 : Karakteristik para nasabah bank
Dengan SIG, seorang manajer bank dapat juga memetakan lokasi banknya berikut
lokasilokasi bank-bank lain yang menjadi pesaingnya.

Gambar 24 : Peta lokasi bank dan kompetitornya.
(c) Zone habitat species flora dan fauna yang dilindungi
Dengan SIG, seorang ahli biologi dapat menampilkan zone-zone berbagai habitat
spesies, baik flora maupun fauna, yang dilindungi. Selain itu, mereka juga dapat
menambahkan informasi-informasi lain seperti status dan kepemilikan tanah-
tanahnya untuk menyatakan bahwa daerah-daerah yang bersangkutan masih
memerlukan perlindungan atau proteksi tertentu di dalam habitatnya.







Gambar 25 : Peta zone habitat beberapa spesies flora atau fauna tertentu
4.7.6. Layer Peta di dalam SIG
(a) Daerah Pengembangan
Untuk pencarian daerah yang dimaksud, diperlukan kriteria-kriteria untuk
mengeliminasi daerah yang tidak memenuhi syarat pengembangan. Sebagai
contoh, kriteria yang pertama adalah bahwa pengembangan dilakukan di area
dengan kemiringan tanah maksimal 14% (masih dapat dianggap datar).

Gambar 26 : Peta kemiringan tanah (gradien)
Kriteria kedua adalah bahwa pengembangan tidak dilakukan di zone-zone yang
mengalami kualitas air yang sensitif atau kritis.






Gambar 27 : Peta zone kualitas air
Kriteria ketiga adalah bahwa pengembangan tidak dilakukan di dalam zone-zone
yang menjadi habitat flora dan fauna dari berbagai spesies yang dilindungi.








Gambar 28 : Petazone habitat spesies flora & fauna
Daerah sisanya, daerah-daerah memenuhi kriteria atau syarat-syarat di atas,
merupakan daerah-daerah yang sesuai untuk pengembangan.





Gambar 29 : Peta daerah yang sesuai untuk pengambangan
(b) Rencana Lokasi Supermarket Baru
Idealnya, dalam setiap wilayah tertentu terdapat beberapa supermarket untuk
melayani masyarakat yang menjadi para pelanggannya dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Seorang perencana bisnis dan developer akan membandingkan masing-masing
trade area untuk supermarket yang sudah ada dengan potensi trade area
supermarket alternatif yang diusulkan.





Gambar 30 : Peta lokasi supermarket/Mall
Dengan SIG, developver dapat menghitung jumlah populasi dan rata-rata
pendapat perkapita (data statistik) untuk setiap trade area supermarket.









Gambar 31 : Lokasi supermarket yang diusulkan berikut data statistiknya
Developer membuat grafik perbandingan antara nilai-nilai pendapatan rata-rata
perkapita dan jumlah populasi penduduk untuk setiap supermarket.











Gambar 32 : Grafik perbandingan data statistik setiap supermarket

Dengan mempelajari trade area, lokasi yang diusulkan, pendapatan perkapita, dan
grafik perbandingan masing-masing data statistiknya, seorang developer dapat
menaksir potensi daya beli masyarakat calon pelanggannya, kemudian
memutuskan jadi atau tidaknya untuk mendirikan bisnis baru di lokasi yang
diusulkan.

4.8 Kedudukan SIG
Dari uraian mengenai sistem informasi dan sistem informasi berbasis komputer, maka
kedudukan SIG dapat digambarkan seperti pada Gb. 4.36. dengan memahami
kedudukan SIG, diharapkan, pemahanan terhadap SIG secara keseluruhan akan lebih
baik.









Gambar 33 : Kedudukan SIG diantara sistem informasi yang lain
4.9 Perspektif SIG
Maguire telah me-review beberapa pebdekatan terhadap definisi SIG yang
pernah muncul hingga tahun 1991. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat dua perspektif
dalam mendiskripsikan SIG, yaitu:
4.9.1 Perspektif Teknologi
Dapat mengidentifikasi SIG sebagai salah satu bentuk implementasi teknologi
(basisdata, sistem aplikasi, atau toolbox) berikut kemampuan-kemampuan
fungsionalnya (orientasi proses atau fungsi, peta, basis data, dan analisis spasial)
sebagaimana telah dipahami oleh banyak orang di dalam mendeskripsikan
teknologi.
Implementasi SIG dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya oleh
target, pertimbangan cost-benefit, stakeholders, dukungan manajemen, dan kultur
organisasi.
4.9.2 Perspektif Organisasional
Mendeskripsikan SIG dalam pengertian elemen-elemen generiknya
Mendeskripsikan SIG dalam pengertian kontek atau struktur organisasionalnya.

Elemen elemen SIG
No Elemen SIG Lingkup Setiap Elemen
1. Data Semua data yang dapat diakses dan diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan informasi geografis
2. Teknologi
Informasi
Semua perangkat keras, perangkat lunak beserta teknologi komunikasi
terkait yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi
geografis.
3. Standard Semua praktek operasional yang diperlukan untuk memfasilitasi
pembagian (sharing) elemen-elemen SIG
4. Personal dengan
keahlian SIG
Semua pengetahuan, keahlian, prosedur, dan sistem, teknik yang
didapatkan oleh stakeholders, yang diperlukan untuk memfungsikan
SIG dengan baik dalam emmenuhi kebutuhan-kebutuhan informasi.
5. Organisational
setting
Semua lingkungan operasi, teknis, politik, atau finansial yang
terbentuk oleh interaksi-interaksi di antara para stakeholder dimana
SIG akan difungsikan.
Tabel 2 : Elemen-elemen SIG

También podría gustarte