Está en la página 1de 10

Perhitungan Ratio-Ratio Pada Model Z-Score

Berikut ini adalah ratio-ratio yang digunakan oleh Edward L Altman dan cara
perhitungannya dalam Model Z-Score untuk menganalisis kemungkinan terjadinya
kebangkrutan pada perusahaan.

Ratio X
1
(Net Working Capital / Total Assets)
Berikut ini adalah modal kerja (net working capital) yang dimiliki oleh perusahaan
selama lima tahun terakhir yang disajikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel

Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)
Tahun 2008-2012
Tahun
Aktiva Lancar (Rp)
(a)
Kewajiban Lancar (Rp)
(b)
Modal Kerja (Rp)
(a-b)
2008 1.862.813 873.185 989.628
2009 2.131.336 980.428 1.150.908
2010 2.199.725 1.251.731 947.994
2011 2.509.443 1.892.818 616.625
2012 3.205.631 2.751.766 453.865
Sumber: Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa PT Astra Otoparts Tbk memiliki aset lancar
dan kewajiban lancar yang dari kurun waktu lima tahun terakhir mengalami peningkatan
namun peningkatan tersebut tidak diikuti oleh peningkatan modal kerja yang justru
mengalami penurunan.
Kemudian akan disajikan tabel yang memperlihatkan posisi total aset
perusahaan tahun 2008-2012 untuk dapat menghitung ratio X
1
dari perhitungan Altman
Z-Score.





Tabel
Total Aset (Total Asset)
Tahun 2008-2012
Tahun Total Aset (Rp)
2008
3.981.316
2009
4.644.939
2010
5.585.852
2011
6.964.227
2012
8.881.642

Sumber: Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk

Dengan melihat tabel di atas total aset perusahaan mengalami peningkatan tiap
tahunnya. Dengan diketahuinya modal kerja dan total aset perusahaan, maka
perhitungan ratio X
1
dari rumus Altman Z-Score setiap tahun adalah sebagai berikut:

Ratio X
1
Net Working Capital
Total Asset

Ratio X
1
untuk tahun 2008

0,24856806

Ratio X
1
untuk tahun 2009

0,24777677

Ratio X
1
untuk tahun 2010

0,16971341

Ratio X
1
untuk tahun 2011

0,08854177

Ratio X
1
untuk tahun 2012

0,05110147

Hasil perhitungan untuk ratio X
1
dalam kurun waktu lima tahun terakhir di atas
menunjukkan perubahan nilai yang semakin menurun.

Ratio X
2
(Retained Earnings / Total Assets)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba ditahan dari
total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak dibagikan kepada
para pemegang saham. Dengan kata lain, laba ditahan menunjukkan berapa banyak
pendapatan perusahaan yang tidak dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para
pemegang saham.
Tabel
Laba Ditahan (Retained Earnings)
Tahun 2008-2012
Tahun Laba Ditahan (Rp)
2008 2.162.370
2009 2.760.059
2010 3.410.782
2011 3.969.443
2012 4.682.768
Sumber: Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk

Dari tabel diatas dapat diketahui perkembangan laba ditahan perusahaan dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, ternyata mengalami peningkatan.
Dengan memperhatikan tabel 2 dan tabel 3 maka perhitungan X
2
akan disajikan
sebagai berikut:
Ratio X
2
Retained Earnings
Total Asset

Ratio X
2
untuk tahun 2008

0,54312946

Ratio X
2
untuk tahun 2009

0,5942078

Ratio X
2
untuk tahun 2010

0,61061088

Ratio X
2
untuk tahun 2011

0,56997611

Ratio X
2
untuk tahun 2012

0,52724125

Untuk ratio laba ditahan terhadap total aset menunjukkan peningkatan sampai
tahun 2010. Namun terjadi penurunan antara tahun 2011 dan 2012.

Ratio X
3
(Earnings Before Interest and Taxes / Total Assets)
Rasio ini memperlihatkan keseluruhan kekuatan perusahaan dalam
mendatangkan pendapatan, rasio ini juga mengukur seberapa besar produktivitas yang
sebenarnya dari aktiva perusahaan. Melemahnya faktor ini merupakan indikator terbaik
akan hadirnya kebangkrutan. Berikut ini akan disajikan EBIT (Earnings before Interest
and Taxes) yang dimiliki perusahaan dalam kurun waktu lima tahun.
Tabel
EBIT (Earnings before Interest and Taxes)
Tahun 2008-2012






Sumber: Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk

Tahun EBIT (Rp)
2008 771.816
2009 947.001
2010 1.394.261
2011 1.255.083
2012 1.263.368
Berdasarkan tabel EBIT di atas dapat dilihat bahwa EBIT perusahaan mengalami
peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Dengan diketahuinya EBIT yang
dimiliki oleh perusahaan ini, maka ratio X
3
, dapat dihitung sebagai berikut:
Ratio X
3
Earnings Before Interest and Taxes
Total Assets

Ratio X
3
untuk tahun 2008

0,19385952

Ratio X
3
untuk tahun 2009

0,20387803

Ratio X
3
untuk tahun 2010

0,24960579

Ratio X
3
untuk tahun 2011

0,18021857

Ratio X
3
untuk tahun 2012

0,14224487

Perhitungan ratio X
3
untuk PT Astra Otoparts Tbk, menunjukkan bahwa ratio
tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2010, namun kembali mengalami
penurunan pada tahun 2011 hingga tahun 2012

Ratio X
4
(Market Value of Equity / Book Value of Total Liabilities)
Tabel berikut ini akan memperlihatkan MVE (Market Value of Equity) yang
diperoleh dengan mengalikan antara jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
dengan harga pasar saham penutupan untuk tahun tersebut. Perhitungan pada ratio ini
akan memperlihatkan seberapa banyak aktiva dari suatu perusahaan dapat mengalami
penurunan dalam nilainya sebelum hutangnya melebihi aktiva yang dimiliki dan
perusahaan akan berada dalam kondisi insolvent.
Tabel





Market Value of Equity
Tahun 2008-2012









*dalam jutaan lembar Sumber: Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk

Kemudian tabel selanjutnya akan menyajikan nilai buku hutang perusahaan
(Book Value of Total Liabilities) dengan menambahkan antara hutang lancar dan
hutang jangka panjang perusahaan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.
Tabel

Nilai Buku Hutang
(Book Value of Total Liabilities)
Tahun 2008-2012
Tahun
Jumlah Lembar
Saham*
(a)
Harga Saham
Rp/lembar
(b)
MVE
Rp
(a x b)
2008 771,15728 700 539.810,096
2009 771,15728 1.150 886.830,872
2010 3855,786 2.790 10.757.644,06
2011 3855,786 3.400 13.109.673,76
2012 3855,786 3.525 13.591.645,65
Tahun
Hutang Lancar (Rp)
(a)
Hutang Jangka
Panjang (Rp)
(b)
Nilai Buku Hutang
(Rp)
(a + b)
2008 873.185 317.701 1.190.886
2009 980.428 281.864 1.262.292
2010 1.251.731 230.974 1.482.705
2011 1.892.818 348.515 2.241.333

Sumber: Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk

Dari kedua tabel tersebut, maka ratio X
4
, Market Value of Equity dibagi dengan
Book Value of Total Liabilities, dapat dihitung sebagai berikut:
Ratio X
4
Market Value of Equity
Book Value of Total Liabilities

Ratio X
4
untuk tahun 2008

0,453284442

Ratio X
4
untuk tahun 2009

0,702556043

Ratio X
4
untuk tahun 2010

7,25541767

Ratio X
4
untuk tahun 2011

2,40119E-07


Ratio X
4
untuk tahun 2012

4,001611536

Berdasarkan perhitungan ratio X
4
di atas, memperlihatkan terjadinya kenaikan
tragis nilai ratio X
4
pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

Ratio X
5
(Sales / Total Assets)
Ratio ini digunakan untuk mengukur besar kecilnya kemampuan manajemen
dalam melakukan penjualan aset-aset perusahaan. Ratio ini hanya dapat digunakan
untuk perusahaan-perusahaan yang telah go-public. Tabel berikut akan menunjukkan
penjualan yang diperoleh perusahaan pada tahun 2008 hingga tahun 2012.
Tabel




2012 2.751.766 644.777 3.396.543



Penjualan Perusahaan (Sales)
Tahun 2008-2012






Sumber: Laporan Keuangan PT Astra Otoparts Tbk

Berdasarkan tabel Penjualan di atas dapat dilihat bahwa sales perusahaan
mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga tahun 2012. Dengan diketahuinya
Sales yang dimiliki oleh perusahaan ini, maka rasio X
5
, dapat dihitung sebagai berikut:

Perhitungan X
5
dihitung sebagai berikut:
Ratio X
5
__Sales__
Total Assets

Ratio X
5
untuk tahun 2008

1,32574631

Ratio X
5
untuk tahun 2009

1,13366354

Ratio X
5
untuk tahun 2010

1,11981288

Ratio X
5
untuk tahun 2011

1,05735482

Ratio X
5
untuk tahun 2012

0,93197688

Tahun Penjualan (Rp)
2008 5.278.215
2009 5.265.798
2010 6.255.109
2011 7.363.659
2012 8.277.485
Berdasarkan perhitungan di atas, hasilnya menunjukkan nilai ratio X
5
setiap
tahunnya mengalami penurunan yang signifikan.

Hasil Perhitungan Z-Score
Model perhitungan yang digunakan adalah model Z-Score untuk menghitung
tingkat kegagalan usaha suatu perusahaan khususnya untuk perusahaan manufaktur
yang telah go-public.
Berikut ini adalah rumus yang digunakan:
Z = 1,2 X
1
+ 1,4 X
2
+ 3,3 X
3
+ 0,6 X
4
+ 0,99 X
5


Perhitungan Z-Score untuk setiap tahun pada PT Astra Otoparts Tbk selama lima tahun
terakhir adalah sebagai berikut:

Periode
Rumus Z-Score
Nilai Z-Score
1,2 X1 1,4 X2 3,3 X3 0,6 X4 0,99 X5
2008 0,24856806 0,54312946 0,19385952 0,453284442 1,325746311 3,294790553
2009 0,24777677 0,59420780 0,20387803 0,702556043 1,133663542 3,356084047
2010 0,16971341 0,61061088 0,24960579 7,25541767 1,119812877 7,354154097
2011 0,08854177 0,56997611 0,18021857 2,40119E-07 1,057354822 6,064666743
2012 0,05110147 0,52724125 0,14224487 4,001611536 0,93197688 4,600879405

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Z-Score di atas, dapat dilihat bahwa nilai Z-
Score dari tahun 2008 hingga tahun 2009 mengalami fluktuasi yaitu naik pada tahun
2010 dan mengalami penurunan kembali hingga tahun 2012.

Analisis Hasil Perhitungan Z-Score
Setelah mengetahui nilai Z dari hasil perhitungan Z-Score di atas, selanjutnya
dilakukan analisis dengan menyesuaikan nilai Z tersebut terhadap interpretasi yang
telah disediakan sesuai dengan rumus yang digunakan di atas untuk mengetahui
kemungkinan
kebangkrutan yang dapat dialami oleh PT Astra Otoparts Tbk.





Berikut ini adalah interpretasi nilai Z-score dari rumus yang digunakan di atas:
Nilai Z-score Interpretasi
Z > 2,99
Perusahaan tidak mengalami masalah dengan
kondisi keuangan. (Non-Bankrupt).
1,81< Z < 2,99
Perusahaan akan mengalami permasalahan
keuangan jika tidak melakukan perbaikan yang
berarti dalam manajemen maupun struktur
keuangan. (Grey Area).
Z < 1,81
Perusahaan mengalami masalah keuangan
yang serius (Bankrupt).

También podría gustarte