Está en la página 1de 33

Allo anamnesis

Identitas pasien :
Tuan A berusia 28 tahun

Keluhan utama
Demam sejak 5 hari yang lalu

Keluhan tambahan
Mual
Nyeri otot di seluruh tubuh


Riwayat penyakit sekarang:
Tidak ada batuk dan pilek
Mengeluarkan darah dari hidung sekitar 1 sendok
makan
Inspeksi
- tingkat kesadaran (somnolen : mengantuk yang
berlebihan)
- kulit dan konjungtiva untuk mengetahui adanya
perdarahan

Palpasi dan perkusi
- Palpasi dan perkusi pada ulu hati dan hepar

Tanda-tanda vital
- Nadi (cepat dan lemah), tekanan darah (60 mmHg per
palpasi), suhu (35c)

Pemeriksaan laboratorium
Trombositopenia ( 100.000/l)
Hemokonsentrasi (kadar Ht 20% dari normal)
Anak anak : 33 38 vol%
Dewasa laki laki : 40 48 vol%
Dewasa perempuan : 37 43 vol%

Pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb)
Anak anak : 11,5 12,5 gr / 100 ml darah
Pria dewasa : 13 16 gr / 100 ml darah
Wanita dewasa : 12 14 gr / 100 ml darah.

Pemeriksaan serologis:
Memakai serum ganda
Memakai serum tunggal


Serum ganda:
serum diambil pada masa akut
konvalesen Imun Hemaglutinasi (IH), yaitu
pengikatan komplemen (PK)
uji netralisasi (NT).
uji dengue blot pada IH, PK dan NT dengan mencari
kenaikan antibody sebanyak minimal 2 kali.




Serum tunggal:
Uji dengue blot yang mengukur antibody anti dengue
tanpa memandang kelas antibodinya.
uji IgG dan IgM anti dengue yang mengukur hanya
antibody anti dengue dari kelas IgG dan IgM. Pada uji
ini yang dicari ada tidaknya atau titer tertentu
antibody dengue.
virus dengue dapat bersifat asimtomatik
dapat berupa demam yang tidak khas, demam dengue,
demam berdarah dengue atau sindrom syok dengue
(SSD)
fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti oleh fase
kritis selama 2-3 hari
Pada fase kritis, terdapat risiko untuk terjadi renjatan
jika tidak mendapat pengobatan adekuat.
Derajat I, Demam Dengue (DF):
Demam 5-7 hari
Sefalgi hebat
Nyeri retroorbital
Mialgi
Nyeri tulang/sendi
Mual-muntah
Timbul ruam pada awal penyakit (1-2 hari) lalu hilang
(hari ke-6 sampai hari ke-7), terutama di kaki/tangan
atau telapak kaki/tangan

Derajat II (sedang), Dengue Hemorrhagic Fever (DHF):
Terjadi perdarahan spontan (gusi, saluran cerna, batuk
darah)
Ada kebocoran plasma
Peningkatan kematokrit
Efusi pleura/peritoneum
Hipoproteinemi
Hepatomegali
Perlu dirawat di rumah sakit


Derajat III (berat), Dengue Shock Syndrome (DSS):
Terjadi saat suhu turun antara hari ke-3 sampai hari
ke-7
Mula-mula retargi atau gelisah
Lalu timbul tanda-tanda syok
Perlu dirawat di rumah sakit

Derajat IV (sangat berat), DSS:
Ada tanda syok berat (nadi tidak teraba dan tensi tidak
terukur)
Perlu dirawat di rumah sakit
Derajat III dan IV disebut Dengue Shock Syndrome
(DSS)/ Sindrom Syok Dengue (SSD)

Diagnosa DBD ditegakkan bila hal-hal ini dipenuhi:
Demam mendadak tinggi
Perdarahan
Hepatomegali
Syok dengan nadi cepat dan lemah
Hipotensi disertai gelisah
Akral lembab dan dingin

Tuan A didiagnosa menderita DBD dengan derajat 4
masuk ke DSS (dengue shock syndrome)
Diagnosis banding perlu dipertimbangkan
bilamana terdapt kesesuaian klinis dengan demam
tifoid, leptospirosis, demam kuning, malaria, dan syok
sepsis.

Demam
Nyeri kepala
Pusing
Nyeri otot
Anoreksia
Mual dan muntah
Obstipasi atau diare
Epistaksis
Demam
Menggigil
Sakit kepala
Meningimus
Anoreksia
Mual dan muntah
Nyeri abdomen
Hepatomegali
Ruam kulit

deman akut
nyeri kepala
mual, muntah
kesadaran dapat menurun mulai dari somnolent
sampai koma
Keluhan periodik klasik dan khas berurutan
dingin/menggigil panas keringat apireksi.
Kadang-kadang perioditas tidak jelas, hanya jelas pada
awalnya
Anoreksi-mual-muntah
Sefalgi-pusing
Mialgi
Nyeri tulang.
Sakit kepala
Pusing
Demam
Muka dan konjungtiva merah
Disebabkan oleh virus dengue
Virus dengue dapat bereplikasi pada nyamuk genus
Aedes (Stegomyia) dan Toxorhynchites.

Tersebar diwilayah Asia tenggara, Pasifik Barat, dan
Karibia.
Indonesia merupakan wilayah endemis dengan
sebaran di seluruh wilayah tanah airPenularan infeksi.
virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk genus
Aedes (terutama A.aegypti dan A. albopictus).
Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan
transmisi virus dengue:
Vektor
Pejamu
Lingkungan
Mekanisme imunopatologis berperan dalam demam
berdarah dengue atau sindrom renjatan dengue.
Respons imun yang berperan adalah:
Respons humoral berupa pembentukan antibodi yang
berperan dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang
dimediasi antibodi.
T baik T-helper (CD4) dan T-sitotoksik (CD8) berperan
dalam respon imum seluler terhadap virus dengue.
Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus
dengan opsonisasi antibodi.
Aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan
terbentuknya C3a dan C5a.

Menurut Halstead, DHF terjadi bila seseorang terinfeksi
ulang virus dengue dengan tipe yang berbeda.


Re-infeksi menyebabkan reaksi amnetik antibodi dan
mengakibatkan konsentrasi kompleks imun yang
tinggi.


Menurut Kurane dan Ennis:

Infeksi virus aktivasi makrofag virus
bereplikasi di dalam makrofag infeksi makrofag
aktivasi T-helper dan T-sitotoksik produksi
limfokin dan interferon aktivasi monosit
disfungsi sel endotel dan terjadi kebocoran
plasma.

Peningkatan C3a dan C5a juga mengakibatkan
kebocoran plasma.
Trombositopenia pada infeksi dengue dapat terjadi
melalui mekanisme:
Supresi sumsum tulang
Destruksi dan pemendekan massa hidup trombosit

Pemeliharaan volume carian sirkulasi merupakan
tindakan yang paling penting dalam penanganan
kasus DBD.

Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia
(PAPDI) telah menyusun protokol penatalaksanaan
DBD pada pasien dewasa berdasarkan kriteria :
Penatalaksanaan yang tepat dengan rancangan
tindakan yang dibuat sesuai atas indikasi.
Praktis dalam pelaksanaannya.
Mempertimbangkan cost effectiveness.
Protokol ini terbagi dalam 5 kategori :
Protokol 1
Penanganan Tersangka (Probable) DBD dewasa tanpa syok
Protokol 2
Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat
Protokol 3
Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%
Protokol 4
Penatalaksanaan Perdarahan Spontan pada DBD dewasa
Protokol 5
Tatalaksana Sindroma Syok Dengue pada dewasa

Protokol 4. Penatalaksanaan Perdarahan Spontan
pada DBD dewasa
Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan dan jumlah urin
dilakukan sesering mungkin dengan kewaspadaan Hb, Ht, dan
trombosit serta hemostase harus segera dilakukan dan
pemeriksaan Hb, Ht, dan trombosit sebaiknya diulangi setiap 4
6 jam.
Transfusi komponen darah diberikan sesuai indikasi.
FFP diberikan bila didapatkan defisiensi faktor-faktor
pembekuan .
Transfusi trombosit hanya diberikan pada pasien DBD dengan
perdarahan spontan dan masif dengan jumlah trombosit <
100.000/mm
3
.
Protokol 5. Tatalaksana Sindroma Syok Dengue
pada Dewasa
Renjatan harus segera diatasi dengan penggantian
cairan intravaskuler yang hilang.
Pilihan utama yang diberikan adalah kristaloid.
Diberikan oksigen 2-4 liter/menit.
Bila nilai hematokrit meningkat, menunjukkan
bahwakebocoran plasma masih terjadi, maka
diberikan cairan koloid.
Demam berdarah dapat menimbulkan komplikasi
perdarahan spontan, syok, perdarahan intravskular
menyeluruh (PIM), efusi pleura.
Salah satu cara efektifnya adalah menghindari gigitan
nyamuk yang terinfeksi.
Manajemen lingkungan (manajemen limbah,
perbaikan desain rumah).
Modifikasi lingkungan (perbaikan persedian air).
Perlindungan diri (pakaian, obat nyamuk).
Bila ada syok dan perdarahan, berat. Dapat
menyebabkan kematian.
(Dubia ad malam)

También podría gustarte