Está en la página 1de 17

KIAT-KIAT MENJADI GURU PROFESIONAL

*)
Das Salirawati, M.Si
**)
PENDAHULUAN
Majunya suatu negara sangat ditentukan majunya pendidikan di negara itu. Hal
ini berarti pembenahan segala aspek / komponen yang terlibat dalam pendidikan harus
mendapat prioritas utama dalam pembangunan suatu negara. Pemberlakuan kuriku-
lum baru merupakan salah satu upaya memperbaiki proses penyelenggaraan pendi-
dikan di suatu negara agar dapat mengejar kemajuan negara lain (Olivia, 1! " #$
Perubahan kurikulum di %ndonesia merupakan upaya ke arah peningkatan
kualitas pendidikan, karena di era globalisasi ini sangat dituntut adanya &umber 'aya
Manusia (&'M$ yang memiliki keunggulan kompetiti( dan komparati( sesuai standar
mutu nasional dan internasional. )uru sebagai pelaksanaan pendidikan di tingkat
pembelajaran memegang peranan penting dalam men*iptakan &'M yang berkualitas.
Pendidik atau guru adalah tenaga pro(esional seperti yang diamanatkan dalam
Pasal # ayat ! ++ ,% -o !./!..# tentang &istem Pendidikan -asional, Pasal ! ayat 1
++ ,% -o 1//!..0 tentang )uru dan 'osen, serta Pasal !1 ayat 1 PP ,% -o 1/!..0
tentang &tandar -asional Pendidikan. 2andasan yuridis dan kebijakan tersebut
menunjukkan adanya keseriusan dan komitmen yang tinggi Pemerintah dalam upaya
meningkatkan pro(esionalisme dan penghargaan kepada guru sebagai pelaksana
pendidikan di tingkat pembelajaran yang bermuara akhir pada peningkatan kualitas
pendidikan nasional.
Hal ini sejalan dengan arah kebijakan &istem Pendidikan -asional Pasal /! ++
,% -o !./!..# yang mensyaratkan pendidik (guru$ harus memiliki kuali(ikasi akademik
minimum dan serti(ikasi sesuai dengan ke3enangan mengajar, sehat jasmani dan
rohani, dan memiliki kemampuan untuk me3ujudkan tujuan pendidikan nasional.
'emikian pula ditegaskan dalam Pasal !1 ayat 1 PP -o 1/ !..0 dan Pasal 1 ++ ,%
-o 1//!..0 yang mengamanatkan guru harus memiliki kuali(ikasi akademik minimal
'
/
/&
1
dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pro(esi-
onal, pedagogik, kepribadian, dan sosial.
4erkaitan dengan hal itu saat ini banyak guru-guru di tingkat lanjutan pertama
maupun menengah bersemangat melanjutkan studi &-!. -amun peningkatan jumlah
guru yang berkuali(ikasi &-! tidak berarti se*ara otomatis meningkat pula pro(esiona-
1
*) Makalah ini disampaikan dalam 5orkshop Peningkatan Pro(esionalisme )uru &M6 -egeri 1
Purbalingga, tanggal !. 7 !1 'esember !..1 di &M6 - 1 Purbalingga.
88$
2ektor Pendidikan 9imia :M%P6 +-;
lismenya, karena untuk menjadi guru yang pro(esional bukan hanya bermodalkan
ijasah &-!. 'emikian pula semangat guru mengikuti berbagai aktivitas ilmiah, seperti
seminar, lokakarya, 3orkshop, <O<, dan sebagainya, juga tidak mampu menjamin
ter*iptanya pro(esionalisme guru, jika aktivitas tersebut hanya seperti angin lalu, le3at
begitu saja tanpa dipahami, dihayati, dan diamalkan ketika melaksanakan pembela-
jaran di kelas.
6danya serti(ikasi dan Pendidikan dan 2atihan Pro(esi )uru (P2P)$ bagi guru-
guru yang belum lulus serti(ikasi merupakan suatu usaha nyata Pemerintah (dalam hal
ini 'inas Pendidikan$ dalam rangka pembentukan guru yang pro(esional. Pada kenya-
taannya, setelah melalui serti(ikasi guru masih belum memiliki kiat jitu untuk menjadi
guru yang pro(esional. Pada kesempatan inilah kita akan membahas bersama tentang
bagaimana kiat-kiat untuk menjadi guru yang pro(esional.
PERAN DAN TUGAS GURU
)uru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas,
dalam bentuk pengabdian. )uru merupakan pro(esi / jabatan atau pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. =enis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan
oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan 3alaupun kenyataannya masih
dilakukan orang di luar kependidikan.
<ugas guru sebagai pro(esi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih (+mardi,
1 " 1.$. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup,
mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta
didik. 'engan kata lain, seorang guru dituntut mampu menyelaraskan aspek kogniti(,
a(ekti(, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan yang diamanatkan dalam Pasal 1 ayat 1 ++ ,% -o.
1//!..0 tentang guru dan dosen, dimana seorang guru adalah pendidik pro(esional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan (ormal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Pada tingkat pelaksanaan pembelajaran di kelas,
gurulah yang sangat berperan dalam memba3a peserta didiknya ke arah
pembelajaran yang diisyaratkan dalam kurikulum.
Pada era globalisasi saat ini dimana kemajuan %P<>9 semakin pesat, maka hal
ini juga berimbas pada pentingnya seorang guru meningkatkan kinerja dan kemampu-
an mereka, sehingga ter3ujud kepro(esionalan yang mantap. &eorang guru %P6 dan
kimia khususnya, dituntut untuk mampu menampilkan pembelajaran yang inovati(,
!
kreati(, dan menarik peserta didik untuk beraktivitas se*ara akti(. &ebagai *ontoh,
pembelajaran yang dilakukan harus dapat meman(aatkan teknologi yang sudah ada,
agar peserta didik tidak tertinggal kemajuan teknologi yang telah berkembang pesat di
negara lain. Menurut >r3in 4os*hmann (!..#$, se*ara keseluruhan kelas akan
menjadi lebih baik ketika suatu teknologi diterapkan di sana. 9eberadaan teknologi
dalam suatu sekolah hanya berman(aat ketika seorang guru mampu menggunakannya
se*ara e(ekti(, bukan sekedar sebagai inventarisasi sekolah. ?onstan*e 4lasie @
)eorge Palladino (!..0$ berpendapat bah3a pengetahuan dan penggunaan teknologi
in(ormasi se*ara tepat dalam pembelajaran harus dikuasai guru.
&elain harus melaksanakan beban kerja utama seperti yang ter*antum dalam
Pasal #0 ayat 1 ++ ,% -o. 1//!..0, yaitu meren*anakan, melaksanakan, dan menilai
pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas
tambahan, saat ini guru juga dituntut kreati( men*iptakan suasana belajar yang inovati(.
)uru diharapkan mampu menghasilkan individu masa depan %ndonesia yang memiliki
dasar-dasar karakter yang kuat, ke*akapan hidup, dan dasar-dasar penguasaan
%P<>9 (<. ,aka =oni, !..A$.
9reativitas guru bukan hanya dalam hal penerapan %P<>9, tetapi juga pengem-
bangan metode-metode pembelajaran yang sederhana tetapi sesuai dengan karakter
bangsa dan pengembangan materi ajar untuk memperkaya ilmu pengetahuan. Metode
pembelajaran tidak harus menggunakan peralatan yang *anggih, tetapi yang penting
peserta didik termotivasi untuk belajar lebih baik. Moh. +Ber +sman (!... " , 1#$
menyatakan guru harus belajar terus menerus dengan memperkaya dirinya dalam
berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat mengikuti perkembangan jaman dan
perkembangan peserta didiknya.
PROFESI GURU
Pr!"si #"rasal $ari #a%asa lati& 'proffesio' (a&) *"*+,&(ai $,a
+"&)"rtia&, (ait, -a&-i . i/rar $a& +"/"r-aa&. Dala* arti s"*+it, +r!"si #"rarti
/")iata& (a&) $i-ala&/a& #"r$asar/a& /"a%lia& t"rt"&t, $a& s"/ali),s $it,&t,t
$ari+a$a&(a +"la/sa-&aa& &r*a-&r*a ssial $"&)a& #ai/. Dala* arti l,as,
+r!"si a$ala% /")iata& a+a sa-a $a& sia+a sa-a ,&t,/ *"*+"rl"% &a!/a% (a&)
$ila/,/a& $"&)a& s,at, /"a%lia& t"rt"&t, 01,&ita Maria 1"&i, M, 2334).
S,at, +r!"si *"&)a&$,&) *a/&a +"&("ra%a& $a& +"&)a#$ia& +"&,%
+a$a s,at, -"&is +"/"r-aa& (a&) *"&)i*+li/asi/a& ta&)),&) -awa# +a$a $iri
s"&$iri, *as(ara/at, $a& +r!"si 0D"$i S,+ria$i, 5667 8 64 9 533). M"&,r,t&(a,
:iri-:iri +// +r!"si 8 05) +"/"r-aa& it, *"*ili/i !,&)si $a& si)&i!i/a&si ssial
#
/ar"&a $i+"rl,/a& ,&t,/ +"&)a#$ia& /"+a$a *as(ara/at. Ja$i +r!"si *,tla/
*"*"rl,/a& +"&)a/,a& *as(ara/at, 02) *"&,&t,t /"t"ra*+ila& t"rt"&t, (a&)
$i+"rl"% l"wat +"&$i$i/a& $a& lati%a& (a&) la*a $a& i&t"&si! s"rta $ila/,/a&
$ala* l"*#a)a t"rt"&t, (a&) s":ara ssial $a+at $i+"rta&)),&)-awa#/a&, 0;)
$i$,/,&) l"% s,at, $isi+li& il*,, #,/a& s"/"$ar common sense, 0<) a$a /$"
"ti/ (a&) *"&-a$i +"$*a& +"rila/, a&))ta&(a #"s"rta sa&/si (a&) -"las $a&
t")as t"r%a$a+ +"la&))ar /$" "ti/, $a& 0=) s"#a)ai /&s"/w"&si la(a&a& (a&)
$i#"ri/a& /"+a$a *as(ara/at, *a/a a&))ta +r!"si *"*+"rl"% i*#ala&
!i&a&sial ata, *at"riil.
>"r$asar/a& +"&)"rtia& $a& :iri-:iri +r!"si t"rs"#,t, *a/a ),r, $a+at
$i/at")ri/a& s"#a)ai +r!"si. Pr!"si ),r, +a$a saat i&i *asi% *"r,+a/a&
s"s,at, (a&) i$"al #ila $i#a&$i&)/a& $"&)a& +r!"si +a$a #i$a&) lai& 0M%a*a$
Ali, 567= 8 5;). >ila +r!"si lai& *"&-ala&/a& t,)as&(a s"lal, $ila&$asi
/"*a*+,a& $a& /"a%lia& (a&) $it,&-a&) $"&)a& /&s"+ $a& t"ri (a&) +asti,
*a/a +r!"si ),r, ti$a/la% $"*i/ia&. K"&a/ala& a&tara sat, +"s"rta $i$i/
$"&)a& (a&) lai&&(a, *"*"rl,/a& +"&a&)a&a& (a&) #"r#"$a.
M"&,r,t UU RI N. 5<.233= Pasal 5 a(at <, +r!"si&al a$ala% +"/"r-aa&
ata, /")iata& (a&) $ila/,/a& l"% s"s"ra&) $a& *"&-a$i s,*#"r +"&)%asila&
/"%i$,+a& (a&) *"*"rl,/a& /"a%lia&, /"*a%ira&, ata, /":a/a+a& (a&)
*"*"&,%i sta&$ar *,t, ata, &r*a t"rt"&t, s"rta *"*"rl,/a& +"&$i$i/a&
+r!"si. G,r, *"r,+a/a& /"t"ra*-+ila& +r!"si&al (a&) ,&t,/ *"&(a&$a&)
+r!"si t"rs"#,t %ar,s *"&"*+,% -"&-a&) +"&$i$i/a& ti&))i +a$a +r)ra* st,$i
/"+"&$i$i/a& 0M%a*a$ Ali, 567= 8 ;5-;<). P"/"r-aa& (a&) +r!"si&al a$ala%
+"/"r-aa& (a&) %a&(a $a+at $ila/,/a& *"r"/a (a&) /%,s,s $i+"rsia+/a& ,&t,/
it, $a& #,/a& +"/"r-aa& (a&) $i/"r-a/a& l"% *"r"/a (a&) /ar"&a ti$a/ $a+at
*"*+"rl"% +"/"r-aa& lai& 0Na&a S,$-a&a, 5677 8 5<).
Pro(esi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasar-
kan prinsip-prinsip, yaitu memiliki "
1. bakat, minat, panggilan ji3a, dan idealisme.
!. komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketak3aan, dan akhlak
mulia.
#. kuali(ikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
/. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
0. tanggung ja3ab atas pelaksanaan tugas kepro(esionalan.
A. penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.
/
C. kesempatan untuk mengembangkan kepro(esionalan se*ara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.
1. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas kepro(esionalan, dan
. organisasi pro(esi yang mempunyai ke3enangan mengatur hal-hal yang berkaitan
dengan tugas kepro(esionalan guru.
M"&,r,t Journal Education Leadership "$isi Mar"t 566; 0$ala* D"$i
S,+ria$i, 5667 8 67) a$a li*a ,/,ra& s"ra&) ),r, $i&(ata/a& +r!"si&al, (ait,
05) *"*ili/i /*it*"& +a$a +"s"rta $i$i/ $a& +rs"s #"la-ar&(a, 02) s":ara
*"&$ala* *"&),asai #a%a& a-ar $a& :ara *"&)a-ar/a&, 0;) #"rta&)),&) -awa#
*"*a&ta, /"*a*+,a& #"la-ar +"s"rta $i$i/ *"lal,i #"r#a)ai t"/&i/ "?al,asi, 0<)
*a*+, #"r+i/ir sist"*atis $ala* *"la/,/a& t,)as, $a& 0=) *"&-a$i #a)ia& $ari
*as(ara/at #"la-ar $i li&)/,&)a& +r!"si&(a.
'engan adanya pengukuhan guru sebagai pro(esi, maka guru dituntut untuk
ikut mere(ormasi pendidikan, meman(aatkan semaksimal mungkin sumber-sumber
belajar di luar sekolah, merombak struktur hubungan guru dan peserta didik,
menggunakan teknologi modern dan menguasai %P<>9, kerjasama dengan teman
seja3at antar sekolah, serta kerjasama dengan komunitas lingkungannya.
KOMPETENSI
M"&,r,t asal /ata&(a, @competency' #"rarti /"*a*+,a& ata, /":a/a+a&.
K*+"t"&si -,)a $iarti/a& @... the state of being legally competent or qualified',
(ait, /"a$aa& #"rw"w"&a&) ata, *"*"&,%i s(arat *"&,r,t /"t"&t,a& %,/,*.
Arti /*+"t"&si ),r, a$ala% @the ability of a teacher to responsibly perform his
or her duties appropriately', arti&(a /"*a*+,a& s"ra&) ),r, $ala*
*"la/sa&a/a& /"wa-i#a&&(a s":ara #"rta&)),&)-awa# $a& la(a/ 0M,%i##i&
S(a%, 233< 8 226).
M"&,r,t D"+$i/&as, /*+"t"&si a$ala% +"&)"ta%,a&, /"t"ra*+ila&, $a&
&ilai-&ilai $asar (a&) $ir"!l"/si/a& $ala* /"#iasaa& #"r+i/ir $a& #"rti&$a/. Arti
lai&&(a, /*+"t"&si a$ala% s+"si!i/asi $ari +"&)"ta%,a&, /"t"ra*+ila&, $a&
si/a+ (a&) $i*ili/i s"s"ra&) s"rta +"&"ra+a&&(a $i $ala* +"/"r-aa&, s"s,ai
$"&)a& /i&"r-a (a&) $i#,t,%/a& la+a&)a& 0D"+$i/&as, 233< 8 ; 9 <). D"&)a&
$"*i/ia&, /*+"t"&si (a&) $i*ili/i s"tia+ ),r, a/a& *"&,&-,//a& /,alitas ),r,
(a&) s"#"&ar&(a. K*+"t"&si t"rs"#,t a/a& t"rw,-,$ $ala* #"&t,/ +"&),asaa&
+"&)"ta%,a&, /"t"ra*+ila&, *a,+,& si/a+ +r!"si&al $ala* *"&-ala&/a&
!,&)si s"#a)ai ),r,.
0
Pengertian lain dikemukakan oleh Mulyasa (!..0 " #C 7 #1$, yaitu kompetensi
merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang
dire(leksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Menurut 6nderson & @ 4all &
(1C1 " #$, kompetensi guru adalah himpunan pengetahuan, kemampuan, dan
keyakinan yang dimiliki seorang guru dan ditampilkan dalam situasi mengajar.
Menurut )ordon (dalam Mulyasa, !..0 " #1 7 #$, ada enam aspek atau ranah
yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu " (1$ pengetahuan (knowledge$, yaitu
kesadaran dalam bidang kogniti(, (!$ pemahaman (under-standing$, yaitu kedalaman
kogniti( dan a(ekti( yang dimiliki individu, (#$ kemampuan (skill$, sesuatu yang dimiliki
individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya, (/$ nilai
(value$, suatu standar perilaku yang telah diyakini dan se*ara psikologis telah menyatu
dalam diri seseorang, (0$ sikap (attitude$, perasaan (senang 7 tidak senang, suka -
tidak suka$ atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar, dan (A$ minat
(interest$, yaitu ke*enderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.
KOMPETENSI PROFESIONAL
%stilah pro(esional berasal dari kata profession (pekerjaan$ yang berarti sangat
mampu melakukan pekerjaan. &ebagai kata benda, pro(esional berarti orang yang
melaksanakan sebuah pro(esi dengan menggunakan pro(esiensi (kemampuan tinggi$
sebagai mata pen*aharian (Muhibbin &yah, !../ " !#.$. =adi, kompetensi pro(esional
guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan ke3enangan guru dalam menjalankan
pro(esi keguruannya. )uru yang ahli dan terampil dalam melaksanakan pro(esinya
dapat disebut sebagai guru yang kompeten dan pro(esional.
9ompetensi pro(esional guru menggambarkan tentang kemampuan yang harus
dimiliki oleh seseorang yang mengampu jabatan sebagai seorang guru (Moh +Ber
+sman, !... " 1/$. <idak semua kompetensi yang dimiliki seseorang menunjukkan
bah3a dia pro(esional, karena kompetensi pro(esional tidak hanya menunjukkan apa
dan bagaimana melakukan pekerjaan, tetapi juga menguasai rasional yang dapat
menja3ab mengapa hal itu dilakukan berdasarkan konsep dan teori tertentu.
Menurut ++ ,% -o. 1//!..0 Pasal 1. ayat 1 dan PP ,% -o. 1/!..0 Pasal !1
ayat #, kompetensi pro(esional guru diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, kete-
rampilan, dan sikap yang di3ujudkan dalam bentuk tindakan *erdas dan penuh
tanggung ja3ab yang dimiliki seseorang yang memangku jabatan guru sebagai pro(esi.
9ompetensi pro(esional merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi se*ara luas dan mendalam yang
men*akup penguasaan substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut,
A
serta menambah 3a3asan keilmuan sebagai guru. %ndikator esensial dari kompetensi
ini meliputi " (1$ memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, (!$
memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan materi ajar,
(#$ memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan (/$ menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
)regory &*hra3, dkk (!..0$ menyatakan seorang guru memerlukan 3aktu 0
sampai 1. tahun atau 1..... jam untuk menjadi seorang guru yang ahli. 'alam
perjalanan yang lama itu, guru harus mengembangkan pembelajaran lebih lanjut dan
meningkatkan penguasaan materi. Hal ini menunjukkan bah3a untuk menjadi guru
yang ahli (pro(esional$ bukanlah *ara yang mudah, tetapi harus melalui perjalanan
panjang disertai terus menerus pengembangan diri.
KOMPETENSI PEDAGOGIK
9ompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
&e*ara substansi, kompetensi ini men*akup kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, peran*angan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. &e*ara rin*i jabaran dari kompetensi ini terdapat pada <abel 1.
Ta#"l 5. S,#-K*+"t"&si $a& I&$i/atr Es"&sial K*+"t"&si P"$a))i/
S,#/*+"t"&si I&$i/atr Es"&sial
1. Memahami peserta
didik
a. Memahami peserta didik dengan meman(aatkan prinsip-
prinsip perkembangan kogniti(.
b. Memahami peserta didik dengan meman(aatkan prinsip-
prinsip kepribadian.
*. Mengidenti(ikasi bekal-ajar a3al peserta didik.
!. Meran*ang pem-
belajaran.
a. Menerapkan teori belajar dan pembelajaran.
b. Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteris-
tik peserta didik, kompetensi yang ingin di*apai dan materi
ajar.
*. Menyusun ran*angan pembelajaran yang berdasarkan
strategi yang telah dipilih.
#. Melaksanakan pem
belajaran.
a. Menata latar (setting$ pembelajaran.
b. Melaksanakan pembelajaran yang kondusi(.
C
/. Penilaian hasil be-
lajar.
a. Melaksanakan penilaian (asesmen$ proses dan hasil bela-
jar se*ara berkesinambungan dengan berbagai metode.
b. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level$.
*. Menggunakan in(ormasi ketuntasan belajar untuk meran-
*ang program remedi atau pengayaan (enrichment$.
d. Meman(aatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaik-
an kualitas program pembelajaran se*ara umum.
0. Pengembangan pe
serta didik.
a. Mem(asilitasi peserta didik untuk mengembangkan berba-
gai potensi akademik.
b. Mem(asilitasi peserta didik untuk mengembangkan berba-
gai potensi non akademik.
Menurut 6my =. Phelps @ ?herin 2ee (!..#$, seorang guru perlu selalu
mengakses prekonsepsi tentang pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru masa
depan dan mengenali aturan mainnya. Hal ini disebabkan semakin majunya %P<>9
berdampak pula pada kemajuan masyarakat, sehingga tuntutan masyarakat terhadap
pelayanan pendidikan yang lebih baik semakin mendesak. 2ebih lanjut dikemukakan
bah3a seorang guru selain dituntut menguasai materi pelajaran dengan baik, juga
harus mampu mengkomunikasikan materi kepada peserta didik dengan *ara dan
strategi yang baik, sehingga mudah ditangkap dan dikuasai materi tersebut.
)uru yang memiliki kompetensi pedagogik yang baik akan mampu memahami
apa yang dibutuhkan dan diinginkan peserta didik dalam proses pembelajaran. %a
mengetahui seluas dan sedalam apa materi yang akan diberikan pada peserta
didiknya sesuai dengan perkembangan kogniti(nya. Mereka memiliki pengetahuan,
tetapi mengetahui juga bagaimana *ara menyampaikan kepada peserta didiknya.
&elain itu, ia memiliki banyak variasi mengajar dan menghargai masukan dari peserta
didik (=ean ,uddu*k @ =ulia :lutter, !../ " C1$.
KOMPETENSI KEPRI>ADIAN
9ompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang men*er-
minkan kepribadian yang mantap, stabil, de3asa, ari(, dan ber3iba3a, menjadi teladan
bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. &etiap unsur kepribadian tersebut dapat
dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial seperti terlihat pada <abel !.
Ta#"l 2. S,#-K*+"t"&si $a& I&$i/atr Es"&sial K*+"t"&si K"+ri#a$ia&
S,#/*+"t"&si I&$i/atr Es"&sial
1. Memiliki kepribadian
mantap dan stabil
a. 4ertindak sesuai dengan norma hukum.
b. 4ertindak sesuai dengan norma sosial.
*. 4angga sebagai pendidik.
d. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma.
1
!. Memiliki kepribadian
de3asa
a. Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pen-
didik.
b. Memiliki etos kerja sebagai pendidik.
#. Memiliki kepribadian
ari(.
a. Menampilkan tindakan yang didasarkan pada keman(aat-
an peserta didik, sekolah, dan masyarakat.
b. Menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
/. Memiliki kepribadian
yang ber3iba3a.
a. Memiliki perilaku yang berpengaruh positi( terhadap pe-
serta didik.
b. Memiliki perilaku yang disegani.
0. Memiliki akhlak mu-
lia dan dapat menja-
di teladan.
a. 4ertindak sesuai dengan norma religius (intaD, jujur,
ikhlas, suka menolong$.
b. Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik
&eorang guru harus bertindak sesuai norma hukum dan norma sosial. &logan
Esatu teladan lebih baik daripada seribu nasihatF nampaknya tepat. Pada masa
sekarang ini, peserta didik lebih senang diteladani daripada dinasihati. Menurut =ean
,uddu*k @ =ulia :lutter (!../ " C/$, guru yang baik adalah guru yang memiliki si(at
terpuji yang dapat diteladani, seperti manusia3i, adil, konsisten, suka menolong
peserta didik, adil, tidak pendendam, tidak egois, dan jujur. &i(at-si(at terpuji ini
merupakan bagian dari kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Pendapat serupa dikemukakan <resna &astra3ijaya (11 " !/#$, guru yang
baik adalah mereka yang dapat menjadi *ontoh bagi peserta didiknya, memiliki
3iba3a, berhati mulia, berji3a besar, memiliki (ilsa(at pendidikan yang jelas, mampu
menyalakan minat dan ke*intaan materi ajar pada peserta didiknya, menyenangkan,
teliti dan berhati-hati, *erdas, memiliki rasa humor, dan sopan.
KOMPETENSI SOSIAL
9ompetensi sosial berkaitan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul se*ara e(ekti( dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / 3ali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. 9ompetensi ini memiliki subkompetensi dan indikator esensial seperti nampak
pada <abel #.
Ta#"l ;. S,#-K*+"t"&si $a& I&$i/atr Es"&sial K*+"t"&si Ssial
S,#/*+"t"&si I&$i/atr Es"&sial
1. 4erkomunikasi se*ara
e(ekti(.
a. 4erkomunikasi se*ara e(ekti( dengan peserta didik, seja-
3at, dan orangtua / 3ali.
b. 4erkomunikasi se*ara e(ekti( dengan masyarakat.
!. 4ergaul se*ara e(ekti( a. Mengembangkan hubungan se*ara e(ekti( dengan pe-
serta didik, seja3at, orangtua / 3ali, dan masyarakat.
b. 4ekerja sama se*ara e(ekti( dengan peserta didik, seja-
3at, orangtua / 3ali, dan masyarakat.

9ompetensi sosial sangat perlu dan harus dimiliki seorang guru, karena
bagaimanapun proses pendidikan itu berlangsung dampaknya akan dirasakan bukan
hanya oleh peserta didik itu sendiri tetapi juga oleh masyarakat yang menerima dan
memakai lulusannya (Moh +Ber +sman, !... " 10$.
'iantara berbagai bentuk komunikasi, kita mengenal komunikasi edukati(, yaitu
komunikasi yang berlangsung dalam rangka men*apai tujuan pendidikan dan
pengajaran (&ardiman, 6. M., !../ " 1$. Hasil komunikasi edukati( diharapkan mampu
memotivasi peserta didik untuk membangun struktur kogniti( baru yang dapat menjadi
dasar tindakan yang akan dilakukan. 4ila hal ini dapat dilakukan oleh setiap peserta
didik, maka pengetahuan yang mereka miliki bukan hanya sekedar school knowledges,
tetapi sudah sampai pada action knowledges. Mendidik memang seharusnya bertujuan
untuk mengubah perilaku peserta didik yang dia3ali dengan perubahan struktur
kogniti( peserta didik, sehingga menjadi inner knowledges yang dapat ditunjukkan
dalam bentuk action knowledges.
&eorang guru besar sastra )ilbert Hight dalam bukunya The Art of Teaching
(&eni Mengajar$ menyatakan bah3a E....teaching is an art, not a scienceF, artinya
mengajar adalah sebuah seni, bukan sebuah ilmu (4arlo3, 110$. &eseorang dapat
mengajar dengan baik bukan lantaran ia menguasai ilmu mengajar yang banyak, tetapi
karena ia memiliki seni mengajar yang dapat ditunjukkan ketika ia mengajar. &alah
satu seni mengajar adalah seni berkomunikasi dengan peserta didik ketika mengajar.
+ntuk dapat berkomunikasi dengan baik, guru tidak sekedar menguasai ilmu komuni-
kasi, tetapi bagaimana guru tersebut mampu menempatkan komunikasi sebagai
kebutuhan peserta didik untuk berkembang. Harapannya dengan komunikasi yang
di*iptakan guru di kelas, peserta didik lalu berpikir untuk belajar lebih lanjut.
9ompetensi sosial penting dimiliki oleh seorang guru, karena mempengaruhi kualitas
pembelajaran dan motivasi belajar peserta didik.
KIAT-KIAT MENJADI GURU PROFESIONAL
+ntuk menjadi guru yang pro(esional, maka harus berupaya seoptimal mungkin
memenuhi keempat kompetensi, yaitu kompetensi pro(esional, pedagogik, sosial, dan
kepribadian. 6dapun kiat-kiat agar dapat menjadi guru pro(esional ditinjau dari keem-
pat kompetensi tersebut adalah "
5. DITINJAU DARI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
&eorang guru yang pro(esional sangat dituntut untuk dapat menguasai materi
se*ara mendalam, struktur, konsep, dan metode keilmuan yang koheren dengan
1.
materi ajar, hubungan konsep antar mata pelajaran terkait, dan mampu menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. +ntuk men*apai hal tersebut,
maka ada beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu "
a. &elalu berusaha agar tidak ketinggalan perkembangan ilmu yang berkaitan
dengan bidang studi yang diajarkan dengan *ara memba*a berbagai literatur
(buku, majalah, koran, ensiklopedia, hasil penelitian, dan lain-lain$, bertanya,
berdiskusi (sharing$ dengan teman seja3at maupun pakar, membuka internet. 6da
satu kiat yang sangat menarik untuk di*oba, yaitu Eba*alah satu ilmu baru setiap
hariF, maka dalam sebulan kita memperoleh #. ilmu baru. 'alam satu tahun
memperoleh berapa ilmu baru G ('apat dihitung sendiri$. Penambahan ilmu setiap
hari ini sepertinya tidak ada man(aatnya, tetapi hal ini akan terasa man(aatnya
ketika kita berbi*ara dengan orang lain atau berbi*ara dalam satu (orum resmi,
karena tanpa kita sadari ilmu yang pernah diba*a dan termemori tersebut
membantu kita dalam melogika dan menalar berbagai permasalahan. <idak
per*aya G ?oba saja H
b. ?arilah keanehan hubungan antar konsep yang mudah diingat. &ebagai
*ontoh, pada biologi mengha(al bagian lidah dan rasa yang dike*ap,
menggunakan kata EmaapF sebagai urutan dari ujung lidah tengah kanan-kiri dan
ke belakang berturut-turut Emanis-asin-asam-pahitF. Pada (isika, energi kinetik
(energi karena gerak$ dan energi potensial (energi karena kedudukan$, kita
mengha(al bah3a E9 (kinetik$ tidak akan bertemu dengan 9 (kedudukan$F.
'emikian juga pada kimia katoda mengalami reduksi, anoda mengalami oksidasi,
dengan mengha(al huru( mati bertemu huru( mati (k dengan r$ dan huru( hidup
bertemu huru( hidup (a dengan o$.
*. =ika kita menemui dua konsep yang artinya berkebalikan, ha(alkan salah satu,
bukan diha(al dua-duanya. Hal ini karena jika ha(al dua-duanya bisa saling tertukar
di otak kita, sebaliknya jika hanya ha(al satu pasti yang tidak diha(al memiliki arti
kebalikan dari yang kita ha(al.
d. &elalu berusaha sharing dengan guru satu bidang studi, baik dari kelas yang
setingkat maupun yang berbeda tingkat, agar 3a3asan ilmu selalu bertambah
(terjadi pengayaan ilmu$. Sharing juga dilakukan dengan guru yang serumpun
(masih memiliki kaitan dengan bidang studi kita$, agar ketika mengajar kita mampu
memberi gambaran pada peserta didik bah3a materi yang kita ajarkan ada kaitan
dengan bidang studi yang lain. Hal ini kita lakukan agar ilmu yang dimiliki peserta
didik memiliki jalinan keterpaduan yang memperkaya pengetahuan mereka. Pada
pembelajaran %P6 terpadu, meskipun masing-masing guru bertugas mengajar
11
sesuai bidang ilmunya (biologi, (isika, kimia$, namun sangat disarankan untuk
mengaitkan satu sama lain agar terlihat keterpaduannya. 6kan lebih baik lagi jika
guru-guru %P6 dapat mengajarkan se*ara tematik.
e. 4erusaha membuat ringkasan setiap materi pokok, baik yang berupa materi
teoretis maupun rumus-rumus untuk perhitungan.
(. 4erusaha mengaitkan setiap konsep yang diajarkan dengan kehidupan peserta
didik agar ter*ipta pembelajaran yang bermakna (meaningful learning$.
g. 4erusaha meran*ang aktivitas lab (praktikum / eksperimen$ sederhana sendiri
berdasarkan literatur-literatur yang diba*a.
&emua kiat tersebut hanya dapat dilakukan oleh guru yang memang memiliki
kemauan dan kesadaran yang tinggi untuk maju disertai keinginan untuk dapat menjadi
guru yang pro(esional.
2. DITINJAU DARI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
&eorang guru yang ahli di bidang ilmu tertentu belum tentu ahli dalam
mengajarkan kepada orang lain. Hal ini terbukti ketika seorang ahli matematika dari
2%P% diminta mengajar matematika agar prestasi matematika peserta didik meningkat.
9enyataannya ahli tersebut gagal mengajar dan mengakui bah3a ia ahli dalam ilmu
matematika, bukan ahli dalam mengajarkan matematika ('edi &upriadi, 11 " 11$.
Menurut &ardiman 6. M. (!../ " 1A0$, guru yang kompeten adalah guru yang
mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini berarti menyangkut
bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti
membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi
penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar
dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusi(.
4agaimana kiat-kiat menjadi guru pro(esional agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran se*ara optimal G 4erikut ini beberapa kiatnya.
a. Membuat peren*anaan yang matang mengenai semua yang akan dilakukan
dalam proses pembelajaran, yaitu dengan membuat silabus dan ,PP.
b. Melakukan persiapan pembelajaran yang menyangkut persiapan materi (misal
membuat hand-out, ringkasan$, metode yang akan diterapkan, dan media yang
akan digunakan.
*. 4erusaha men*ari strategi pembelajaran yang baru, baik strategi menerapkan
metode-metode pembelajaran baru yang memenuhi P6%9>M (pembelajaran akti(,
inovati(, kreati(, e(ekti(, dan menyenangkan$ maupun menerapkan berbagai ke-
*anggihan teknologi dalam bentuk media pembelajaran.
1!
d. ,e(leksi diri setiap selesai pertemuan untuk melihat kekurangan dalam
mengajar dan kemudian berusaha memperbaiki terus menerus. Perbaikan
pembelajaran dapat dilakukan melalui penelitian tindakan kelas.
e. &enantiasa mengasah kemampuan dasar mengajar, seperti *ara membuka
pelajaran, bertanya, memberi penguatan, menjelaskan, mengelola kelas, mengeva-
luasi, dan menutup pelajaran.
(. 4erusaha ha(al semua sis3a, bukan hanya yang pandai atau yang bodoh. Hal
ini merupakan bentuk kepedulian dan perhatian kita pada peserta didik.
g. Pia3ai dalam memodi(ikasi metode pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik, potensi sekolah, dan ketersediaan sarana prasarana,
dan memper-timbangkan kemampuan akademis, tenaga, 3aktu, dan biaya.
h. 4erusaha men*iptakan suasana relaks dalam belajar dengan *ara menyelingi
berbagai aktivitas menyenangkan, seperti belajar sambil bermain, berteka-teki, dan
selingan humor.
i. Memperluas dan memperdalam materi ajar sesuai dengan tingkat
perkembangan kogniti( peserta didik.
j. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar se*ara berkesinambungan
dengan berbagai metode penilaian dan meman(aatkan hasil penilaian tersebut
untuk perbaikan kualitas pembelajaran dan peran*angan program remedi maupun
pengayaan. &etiap hasil penilaian dikembalikan kepada peserta didik agar peserta
didik memperoleh feedback dari apa yang telah dikerjakannya.
k. Mampu membimbing peserta didik dalam pengembangan potensi akademik
mela-lui kegiatan positi( (misal karya ilmiah remaja$ maupun potensi non akademik
(misal olah raga$.
=adi, agar guru memenuhi kriteria guru yang pro(esional maka mereka harus
senantiasa berusaha se*ara terus menerus memperbaiki kualitas pembelajarannya
melalui pengembangan kemampuan mengajarnya, mulai dari peren*anaan, pelaksa-
naan, sampai pada penilaian pembelajaran.
;. DITINJAU DARI KOMPETENSI KEPRI>ADIAN GURU
)uru dikatakan pro(esional jika mereka memiliki kepribadian yang mantap,
stabil, de3asa, ari(, dan ber3iba3a, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Hal ini dapat terbentuk, jika dalam setiap melaksanakan tugas guru selalu mem-
pertimbangkan segala tindakannya dari segala aspek yang melingkupinya. 6da bebe-
rapa kiat untuk menjadi guru pro(esional ditinjau dari kompetensi kepribadian, yaitu "
1#
a. 4erusaha menjadi guru yang taat aturan, seperti datang mengajar tepat 3aktu,
berpakaian rapi dan sopan.
b. Menunjukkan rasa empati terhadap peserta didik yang sedang menghadapi
masalah dan memiliki kepedulian yang tinggi untuk membantunya.
*. Menunjukkan kebanggaan sebagai guru dengan tampilan mengajar yang selalu
segar, bersemangat, dan menyenangkan, meski guru sedang memiliki masalah.
d. Menunjukkan konsistensi dalam berperilaku sesuai aturan yang berlaku.
e. Menerapkan pendekatan kasih sayang dalam mengajar (memberi tanpa
meminta imbalan pada peserta didik$.
(. 4erprestasi yang dapat membanggakan peserta didik dan sekolah.
g. <erbuka pada kritik yang disampaikan peserta didik, teman seja3at, dan
siapapun yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang dimiliki.
h. Menunjukkan keikhlasan dalam mengajar dan membimbing peserta didik yang
ditunjukkan melalui kesabaran menja3ab setiap pertanyaan, melayani mereka
yang kesulitan, siap menolong kapanpun dibutuhkan.
i. 4erusaha menunjukkan keteladanan dengan berperilaku dan bertindak yang
terpuji, seperti sopan, ramah, murah senyum, supel, adil, jujur, objekti(, empati.
j. &esekali memberikan selingan Fsiraman rohaniF berupa nasihat positi( yang
rasi-onal sebagai pembentukan kepribadian dan perilaku sis3a yang baik.
Maister (1C$ mengemukakan bah3a pro(esionalisme seorang guru bukan
sekedar pengetahuan teknologi dan manajemen, keterampilan yang tinggi, tetapi
memiliki suatu tingkah laku yang dipersyaratkan sebagai seorang guru. 'engan demi-
kian guru yang pro(esional juga dituntut memiliki kepribadian yang tertampilkan dalam
bentuk perilaku dan berpikir yang mantap, stabil, dan berakhlak mulia.
<. DITINJAU DARI KOMPETENSI SOSIAL GURU
)uru adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Hal ini berarti selain ia
harus mengembangkan pro(esional yang berkaitan dengan pengembangan diri pribadi
juga harus mengembangkan kompetensinya yang berkaitan dengan kehidupan sosial,
karena sesungguhnya ia bagian dari masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu
seorang guru yang pro(esional dituntut untuk dapat bersosialisasi dengan baik. &alah
satu modal bersosialisasi yang baik adalah kepandaian dalam berkomunikasi se*ara
e(ekti(, bai dengan peserta didik, teman seja3at, maupun orangtua / 3ali orangtua dan
masyarakat. &elain berkomunikasi juga mengembangkan hubungan se*ara e(ekti(
1/
dengan mereka. +ntuk menuju kepada pro(esionalisme yang berkaitan dengan
kompetensi sosial ini, ada beberapa kiat yang dapat dilakukan, yaitu "
a. 4anyak bergaul dengan siapa saja tanpa memandang tingkatan usia dan status
ekonomi. 'engan demikian ketika melakukan pendekatan dengan berbagai
kalangan dapat beradaptasi dengan *epat.
b. &ering mengikuti aktivitas ilmiah / seminar, baik sebagai peserta maupun
penyaji, sehingga memiliki keberanian di dalam mengemukakan gagasan / ide. Hal
ini posi-ti( dalam menunjang kemahiran berkomunikasi di depan kelas ketika
mengajar.
*. &ering berbin*ang-bin*ang dengan peserta didik di saat-saat senggang tanpa
harus dalam suasana (ormal. &eringkali guru takut kehilangan 3iba3a ketika
melakukan hal tersebut, namun hal itu tidak akan terjadi ketika ketika mengajar di
kelas kita mampu membuat pen*iptaan *itra diri yang positi( sebagai pengajar /
pendidik. 'engan demikian, guru dapat bertindak sebagai sahabat, orangtua,
pembimbing, maupun pendidik dengan penempatan diri yang sesuai.
d. Menunjukkan keakraban melalui komunikasi yang bersahabat, sehingga
peserta didik merasa nyaman dan tanpa ragu E*urhatF bila ada masalah.
e. &iap membantu peserta didik kapanpun diperlukan tanpa membeda-bedakan.
(. Memperlakukan peserta didik sesuai dengan kedudukannya, tidak
meremehkan, dan selalu menghargai apapun keadaannya. Hal ini penting, karena
keberhasilan belajar peserta didik selain dipengaruhi (aktor intern juga hubungan
sosialnya de-ngan guru (&lameto, 1# I 0/$. 9etertarikan peserta didik pada
pemba3aan guru yang ramah dan dapat diajak bi*ara akan menumbuhkan
motivasi belajarnya.
g. Memiliki kemampuan empati (tanggap dan peka terhadap keadaan anak didik$
yang ditumbuhkan dengan *ara sering berkomunikasi dan memperhatikan mereka.
h. )uru perlu mengetahui dunia trend-nya peserta didik, sehingga dapat
melakukan komunikasi yang baik, lan*ar, dan nampa EgaulF di mata peserta didik.
i. &ebaiknya guru tidak mudah marah tanpa alasan yang jelas, karena akan
meng-ganggu komunikasi selanjutnya dengan peserta didik. ,asa takut akan
menye-babkan peserta didik menjauh, sehingga komunikasi tidak terjalin dengan
baik.
Meskipun setiap hari kita berkomunikasi dengan banyak orang, tetapi komuni-
kasi yang terjadi belum tentu komunikasi edukati( yang menunjang keberhasilan kita
10
untuk menjadi guru yang pro(esional. Oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita
men*oba kiat-kiat tersebut.
PENUTUP
)uru dan ustad adalah dua pro(esi yang berbeda perannya tetapi sama
tugasnya, yaitu memperke*il perbedaan. +stad selalu mengajak kita beramal,
berBakat, menyantuni (akir miskin dan yatim piatu, intinya memperke*il perbedaan
antara si miskin dan si kaya. &eorang guru selalu mengajak peserta didiknya agar
belajar rajin, memahami ilmu yang diajarkan, mendapat nilai yang baik, intinya
memperke*il perbedaan antara yang pandai dan yang bodoh. Oleh karenanya, tugas
mereka sama, yaitu merupakan tugas yang mulia.
<ugas mulia jaminannya surga, dan ini adalah penyemangat kerja yang paling
hakiki yang harus dimiliki guru agar dalam menjalankan tugas sebagai guru agar
menimbulkan kenikmatan dan kebahagiaan dalam mengajar. ?erminan dari hal ini
adalah guru senantiasa berusaha menjadi pro(esional dengan mengembangkan
kemampuan diri dan meningkatkan semua kompetensi yang harus melekat padanya,
menunjukkan 3ajah riang dan senantiasa siap membantu kesulitan yang dihadapi
peserta didik. Marilah kita menjadi guru yang selalu haus akan ilmu, malu karena tidak
tahu perkembangan ilmu, dan penasaran ketika mendengar ada ilmu baru.
DAFTAR PUSTAKA
6my =. Phelps @ ?herin 2ee. (!..#$. The Power of Practice : What Students earn
from !ow We Teach. =ournal o( ?hemi*al >du*ation, 1. (C$, 1! 7 1#!.
6nderson, &., @ 4all, &. (1C1$. The Profession and Practice of Program "valuation.
&an :ran*is*o " =ossey-4ass Publisher.
4arlo3, 'aniel 2enoJ. (110$. "ducational Psychology : The Teaching # earning
Process. ?hi*ago " <he Moody 4ible %nstutute.
?onstan*e 4lasie @ )eorge Palladino. (!..0$. $mplementing the Professional
%evelopment Standards : A &esearch %epartment's $nnovative (asters %egree
Program for !igh School )hemistry Teachers. =ournal o( ?hemi*al >du*ation.
1! (/$, 0AC 7 0C..
'edi &upriadi. (11$. (engangkat )itra dan (artabat *uru. ;ogyakarta " 6di*ita
9arya -usa.
'epdiknas. (!../$. Standar +ompetensi *uru Sekolah (enengah Atas. =akarta "
'epdiknas 'irjen 'idasmen 7 'irektorat <enaga 9ependidikan.
>r3in 4os*hmann. (!..#$. Teaching )hemistry ,ia %istance "ducation. =ournal o(
?hemi*al >du*ation. 1. (A$, C./ 7 C.1.
1A
)regory &*hra3, 'avia 5. 4rooks, @ 9ent =. ?rippen. (!..0$. -sing an $nteractive,
)ompensatory (odel of earning to $mprove )hemistry Teaching. =ournal o(
?hemi*al >du*ation. 1! (/$, A#C 7 A/..
=ean ,uddu*k @ =ulia :lutter. (!../$. !ow to $mprove .our School. -e3 ;ork "
?ontinuum.
Maister, '. H. (1C$. The Professionalism. -e3 ;ork " <he :ree Press.
Mohamad 6li (110$. Pengembangan +urikulum %i Sekolah. 4andung " &inar 4aru.
Moh. +Ber +sman. (!...$. (en/adi *uru Profesional0 4andung " ,emaja ,osdakarya.
Muhibbin &yah. (!../$. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan 1aru. 4andung
,emaja ,osdakarya.
Mulyasa. (!..0$. +urikulum 1erbasis +ompetensi : +onsep, +arakteristik, dan $mple-
mentasi. 4andung " ,emaja ,osdakarya.
Olivia, Peter, :.. (1!$. %eveloping the )urriculum. -e3 ;ork " Harper ?ollins
Publishers.
Peraturan Pemerintah ,epublik %ndonesia -omor 1 <ahun !..0 tentang &tandar
-asional Pendidikan
&ardiman, 6. M. (!../$. $nteraksi dan (otivasi 1ela/ar-(enga/ar. =akarta " ,aja3ali.
&lameto (10$. 1ela/ar dan 2aktor-2aktor yang (empengaruhinya. =akarta " 4ina
6ksara.
<. ,aka =oni. (&eptember !..A$. Standar +ompetensi Profesional *uru. Makalah
disajikan dalam 9omisi 9husus P)&' di =akarta.
<resna &astra3ijaya. (11$. Proses 1ela/ar (enga/ar +imia. =akarta " 'epdikbud.
+ndang 7 +ndang ,% -omor 1/ <ahun !..0 tentang )uru dan 'osen
+ndang - +ndang ,% -omor !. <ahun !..# tentang &istem Pendidikan -asional
+mardi. (1$. Pembinaan Profesionalisme Tenaga +ependidikan. =akarta "
'epdikbud 'irjen 'ikti.
;unita Maria ;eni, M. (11 Mei !../$. Profesi *uru, Antara Pengabdian dan Tuntutan.
&inar Harapan. 'iakses tanggal 1 -opember !..A. http"/333.-dekdiknas.go.id.
1C

También podría gustarte