Está en la página 1de 41

LUKA BAKAR

(COMBUSTIO )
Oleh : Puti Intan Shubury
(1102009227)
Pembimbing : dr. Risman Fadjar, Sp.B
IDENTITAS PASIEN :

Nama : Tn. Saepudin
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 19 tahun
Alamat : Ciasem
Agama : Islam
Berat Badan : 60 kg
Tanggal Masuk RS : 10 Februari 2014
Tanggal Periksa : 17 Febrauri 2014

ANAMNESIS :

Diambil dari : autoanamnesa
Keluhan Utama : nyeri pada tangan kiri dan ibu
jari kaki kiri dan kanan
Keluhan Tambahan : tangan kiri dan ibu jari kaki kiri
dan kanan dirasa panas, bengkak, badan menggigil,
pusing, mencret

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tangan kiri
dan ibu jari kaki kiri dan kanan karena terkena sengatan
listrik 3 hari SMRS . Kejadian berawal saat pasien
hendak memasang antena, lalu ada kabel yg bocor dan
tangan kiri pasien menggenggam kabel tersebut. Pasien
merasa lengan kirinya terpental. Setelah itu pasien tidak
sadar. Kemudian pasien di bawa ke klinik dan kira-kira
15 menit kemudian pasien sadar dan merasa badannya
panas. Mual (-), muntah (-), pusing (-), dada berdebar (-
). Pasien telah diberi ATS di klinik. Pasien di rujuk ke
RSUD Subang dan perjalanan memakan waktu 3 hari.
Makan minum baik. BAB mencret lebih dari 3x dan BAK
baik.


RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

Riwayat luka bakar sebelumnya (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat hipertensi (-)

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :

Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat hipertensi (-)

PEMERIKSAAN FISIK :

Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Respirasi : 24 x/ menit
Suhu : 37,2 C

STATUS GENERALIS :

Kepala : normosefal
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil bulat isokor, refleks pupil +/+ normal
Leher : pembesaran KGB (-)
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : bentuk dada cembung simetris kanan dan kiri
pada saat statis maupun dinamis
Suara napas vesikuler (+/+), Rhonki ( -/-), wheezing (-/-)
Abdomen : supel, NT/NL (-/-), BU (+) N
Ekstremitas : akral hangat (+), udem (-)

STATUS LOKALIS :

a/r axillaris sinistra : grade IIa 1 %
a/r antebrachii sinistra : grade IIb III 1,5 %
a/r manus sinistra : grade IIb III 3 %
a/r pedis dexstra : grade IIb III 1%
a/r pedis sinistra : grade IIb III 2%










PEMERIKSAAN PENUNJANG :

Laboratorium Tanggal 16 Februari 2014
hemoglobin : 13,3 %
hematokrit : 42,5 %
leukosit : 17,6 10
3
/mm
3

eritrosit : 4,60 10
6
/mm
3

trombosit : 418 10
3/
mm
3

masa pembekuan : 430 menit
masa perdarahan : 23 menit
GDS : 82 mg/dl
Ureum : 22 mg/dl
Creatinin : 0,7 mg/dl

DIAGNOSIS KERJA :

Combustio Grade II b III dengan luas luka bakar
8,5 % (derajat berat) ec sengatan listrik

USULAN PEMERIKSAAN :

LED
Albumin
Na+
K+
ASTO
EKG


PENATALAKSANAAN :

Umum :
Observasi tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, input dan urin output

Resusitasi cairan (Baxter)
24 jam I
(4 ml x 60kg x 8.5%) = 2.040 ml larutan RL
diberikan 8 jam pertama ; diberikan 16 jam berikutnya
24 jam II
(4 ml x 60kg x 8,5%) = 2.040 ml larutan RL

Diet tinggi kalori dan protein


PENATALAKSANAAN
Khusus :
MEBO (moist exposure burn ointment)
Ceftriaxon
Metronidazole
Ketorolac
Ranitidine
Vitamin A, C

Bedah :
Debrideman
Amputasi

PROGNOSIS :

Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
LUKA BAKAR Luka bakar (combustio) adalah
luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi;
juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah (frost-bite).
(Mansjoer, 2000)

STRUKTUR KULIT
1. Lapisan epidermis
Lapisan epidermis merupakan lapisan yang paling tipis
dengan tebal bervariasi dari 0,004 mm pada kelopak
mata sampai 1,6 mm pada telapak tangan.
2. Lapisan dermis
Lapisan dermis merupakan jaringan ikat dengan tebal
antara 1- 4 mm.
3. Subcutis
Subcutis terdiri atas lobulus jaringan lemak yang
dipisahkan oleh septa yang terdiri atas jaringan ikat
kolagen dan pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi
untuk melindungi tubuh dari trauma mekanis dan dingin,
disamping untuk cadangan energi.

KEDALAMAN LUKA BAKAR
1. Derajat I (luka bakar superfisial)
Luka bakar hanya terbatas pada lapisan epidermis.
Luka bakar derajat ini ditandai dengan kemerahan,
nyeri atau hipersensitivitas setempat, yang
biasanya akan sembuh tanpa jaringan parut dalam
waktu 5-7 hari. Misalnya tersengat matahari.

2. Derajat II (luka bakar dermis)
Luka bakar derajat dua mencapai
kedalaman dermis tetapi masih ada elemen
epitel yang tersisa, seperti sel basal,
kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan
folikel rambut. Dengan adanya sisa epitel
yang sehat ini, luka akan sembuh sendiri
dalam 10-21 hari.
a. Derajat II dangkal
b. Derajat II dalam


3. Derajat III
Luka bakar derajat III meliputi seluruh kedalaman
kulit, mungkin subkutis, atau organ yang lebih
dalam. Oleh karena tidak ada lagi elemen epitel
hidup yang memungkinkan penyembuhan dari
dasar luka, maka untuk mendapatkan kesembuhan
harus dilakukan cangkok kulit.
LUAS LUKA BAKAR

Berdasarkan Rule of Nine :
Child Adult
Head/ neck 18 9
Arm 9 9
Anterior trunk 18 18

Posterior trunk 18 18
Leg (groin to toe) 14 18
Perineum 5 1

PATOFISIOLOGI

FASE LUKA BAKAR
1. Fase awal/ akut/ shock
Terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit.

2. Fase setelah shock berakhir/ diatasi/ sub akut
Bila ada luka terbuka dapat terjadi masalah inflamasi, infeksi
yang dapat menimbulkan sepsis dan penguapan cairan dan
panas tubuh. (evaporatif heat loss)

3. Fase lanjut
Periode penutupan luka sampai maturasi. Masalah yang
mungkin timbul berupa kontraktur, jaringan parut dan
deformitas jaringan/ organ.

PENATALAKSANAAN

3 hal penting :
1. Burn Shock : timbul dalan 48 jam
2. Infeksi
3. Rehabilitasi
Prinsip terapi :
o Menghentikan sumber pajanan panas
o Rawat luka
o Menentukan luas dan dalamnya luka bakar


PEMBERIAN TERAPI CAIRAN

Formula BAXTER (1971)
Paling banyak saat ini, praktis dan mudah. Pada
cara ini hanya diberikan cairan Ringer laktat.
Dalam 24 jam I. Berikan :
Ringer laktat : 4 x BB x % luka bakar.

Setengah dari jumlah kebutuhan cairan total
diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya.

Dalam 24 jam II. Berikan :
Ringer laktat : 4 x BB x % luka bakar.


PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR

Analgetik
ATS
Antasida
antibiotik sistemik
Skin Grafting
Nutrisi
Suplemen
o Vitamin A, B dan D
o Vitamin C 500 mg

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

a) Pemeriksaan darah lengkap.
b) Pemeriksan kadar elektrolit darah.
c) Konsentrasi gas darah dan karboksihemoglobin.
d) Pemeriksaan penyaringan terhadap obat-obatan, antara
lain etanol.
e) Penilaian terhadap status mental pasien dan antisipasi
terhadap gejala-gejala putus obat.
f) Rontgen dada dan radiografi seluruh vertebra
TRAUMA LISTRIK
Kerusakan akibat listrik pada struktur yang lebih dalam tergantung
pada resistensi jaringan, dengan urutan paling resisten adalah
berturut-turut tulang, lemak, tendon, kulit, otot, pembuuh darah, dan
syaraf.

Penatalaksanaan :
Lakukan ABC traumatologi
Perhatikan khusus pada kelainan yang merupakan dampak aliran
listrik pada tubuh, antara lain :
o Ensefalopati
o Kardiomiopati
o Gagal ginjal akut


Penatalaksaanaan lainnya sebagaimana penanganan luka bakar pada
umumnya. Namun karena kerusakan jaringan yang terjadi pada luka
bakar listrik memiliki kekhususan maka penanganan luka tidak
terlalu agresif.
Evaluasi status neurologis berulang selama masa penyembuhan,
karena trauma listrik dapat disertai trauma tumpul dan trauma
kepala.
Terapi cairan. Kerusakan jaringan yang luas akan menyebabkan
hilangnya cairan (hipovolemi) dan asidosis metabolik maka
diperlukan cairan kristaloid untuk rehidrasi dan natrium bikarbonat
sebanyak 200 400 mmol untuk mengoreksi asidosis.

Pada luka bakar yang dalam dan berat perlu
pembersihan jaringan mati secara bertahap karen
tidak semua jaringan mati tampak pada hari
pertama. Bila luka pada ekstremitas, mungkin perlu
fasiotomi pada hari pertama untuk mencegah
sindrom kompartemen.

Selanjutnya dilakukan skin grafting / rekonstruksi
EVALUASI PENDERITA LUKA BAKAR

a) Pengukuran tensi, nadi dan frekuensi nafas.
b) Pemasangan kateter buli-buli untuk mengukur produksi
urine per 24 jam.
c) Pemasangan kateter pengukuran tekanan vena.
d) Pemeriksaan Hemoglobin dan hematokrit.
e) Analisis kadar elektrolit darah.

PROGNOSIS
Ditentukan oleh :
Dalamnya/ stadium luka bakar
Luas luka bakar
Bagian tubuh yang terbakar dan penyebab luka
bakar
Ada tidaknya kelainan lain yang menyertai
Cara perawatan (Schwart, 2000)

INDIKASI RAWAT INAP

Penderita syok atau terancam syok bila luas luka bakar > 10
% pada anak atau > 15 % pada orang dewasa.
Terancam udem laring akibat terhirupnya asap atau udara
hangat.
Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat,
seperti pada wajah, mata, tangan, kaki, atau perineum
(Mansjoer, 2000)

TINDAKAN BEDAH
Eskarotomi dilakukan juga pada luka bakar derajat
III yang melingkar pada ekstremitas atau tubuh. Hal
ini dilakukan untuk sirkulasi bagian distal akibat
pengerutan dan penjepitan dari eskar.

Debridemen diusahan sedini mungkin untuk
membuang jaringan mati
DAFTAR PUSTAKA

1. De Jong W., 1997, Luka bakar, dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah,
bag.3, hal. 1058-1064, penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Mansjoer, Arif, 2000, Bedah plastik,Luka bakar, dalam: Kapita
Selekta Kedokteran ed.3 jilid ke-2, hal. 365-372, Media
Aesculapsius FK UI, Jakarta
3. Schwartz, 2000, Luka bakar, dalam: Intisari Prinsip-prinsip Ilmu
Bedah, ed. 6, hal. 97-145, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
4. American College of Surgeons, 1997, Trauma Termal, dalam :
Advanced trauma Life Support for Doctors, hal. 299 318, Komisi
Trauma IKABI, Jakarta.

TERIMA KASIH

También podría gustarte