ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KEGAWAT DARURATAN SISTEM KARDIOVASKULER AKIBAT DISRITMIA DAN GANGGUAN KONDUKSI Pendahuluan Stimulasi irama jantung bermula dari nodus SA di dinding atrium kanan dekat muara vena kava superior. Menyebar seluruh dinding atrium dan sampai ke nodus AV terletak di dasar atrium kanan diatas katup trikuspidalis. Stimulasi diteruskan melalui berkas his dan membagi 2 jaras menuju miokard ventrikel melalui serat purkinje. Depolarisasi miokard atrium digambarkan sebagai gelombang P pada EK dan perlambatan di nodus AV terrekam sebagai interval P!. Depolarisasi miokard ventrikel digambarkan sebagai gelombang "!S dan disusul proses repolarisasi kedua ventrikel terrekam sebagai gelombang #. Disritmia dapat diketahui dari gambaran irama dan morfologi EKG. Pada akhir perkuliahan ini diharapkan mahasis$a adakan dapat % &. Menjelaskan pengertian disritmia dan gangguan konduksi. 2. Menyebutkan klasi'ikasi disritmia. (. Menjelaskan penanggulangan kega$at daruratan jantung )disritmia*. +. Merumuskan diagnosa kepera$atan klien dengan disritmia. ,. Menyusun ren-ana kepera$atan klien dengan disritmia. Pengertian Disritmia adalah suatu kelainan ireguler dari denyut jantung yang disebabkan oleh pembentukan impuls yang abnormal dan kelainan konduksi impuls atau keduanya. Aritmia sinus #anpa disertai bradikardia sinus. angguan struktur ta-hi-ardia sinus .antung prematur arterial Ventri-ular beats Disritmia ta-hiaritmia / SV# 0ibrilasi ventrikel. Kelainan organik 0lutter Struktur jantung 'ibrilasi atrial AV blo-k derajat & 1 ( Kega!at daruratan "antung DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% 1 Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp # Ta$iarit%ia & SVT Supraventrikular #akiaritmia terjadi karena adanya 'aktor reentri impuls pada SA node / atrium. #ekan karotid 1 manuver valsava dapat memperlambat denyut jantung. SV# dapat diketahui dengan perubahan gelombang P% ,2 3 terjadi gel. P menghilang 1 terbenam dalam "!S atau retrograde gelombang. &2 4 (2 3 terjadi anterograde atau polimor' gel. P5 reentri pada AV node. , 4 &2 3 terdapat reentri SA node yaitu intra arterial reentri yang ditandai dengan gelombang p anterograde. Sisanya adalah intra aterial reentri ditandai dengan bi'asik gelombang P. ' (i)rila*i +entri$uler Adalah sebagian depolarisasi ventrikel yang tidak e'ekti'5 -epat5 tak teratur. 6ni terjadi karena iskemik5 in'ark miokard5 manipulasi kateter dan karena sengatan listrik. Disritmia ventrikel merupakan permulaan dari 'ibrilasi ventrikel. 0ibrilasi ventrikel ditandai dengan perpanjangan interval " 4 # dan 7! &,2 4 2222 8 / menit atau bahkan lebih. 0ibrilasi ventrikel merupakan penyebab kematian tiba4 tiba bila resusitasi tidak dilakukan segera. , (lutter Sering dikenal dengan 'lutter arterial karena 'lutter ventrikel biasanya mengikuti setengahnya seperti perbandingan 2 % &. ( % & 1 + % &. 0lutter merupakan irama ektopik atrium -epat dengan 'rekuensi 2,2 4 (,2 8 / menit. 0rekuensi -epat menimbulkan gelombang EK seperti gigi gergaji atau pi-ket 'en-e. elombang 'lutter se-ara parsial tersembunyi didalam "!S atau gelombang #. penyebab 'lutter adalah jantung koroner5 -or4pulmonarle dan jantung reumatik. .ika 'rekuensi ventrikel -epat5 dilakukan masase sinus karotid )stimulasi / manuver vagal* yang akan meningkatkan derajat blo-k AV. - (i)rila*i aterial Sebagai gangguan irama ektopik atrium yang -epat dengan 'rekuensi atrium +22 4 9,2 8 / menit. !espon ventrikuler biasanya &+2 4 &:2 8 / menit atau tergantung kondisi AV jun-tion. Penyebabnya adalah ;705 !7D5 Post op jantung terbuka dengan kelainan paru5 penyakit otot atrium dan distensi atrium dengan penyakit nodus sinus. 0ibrilasi menyebabkan ;< berkurang dimana 7! -epat mengakibatkan berkurangnya pengisian ventrikel dan hilangnya e'ekti'itas DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% 2 Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp kontraksi atrium. . AV Bl/0$ dera"at # *a%1ai , 7eart blo-k merupakan suatu keadaan gangguan konduksi di AV node dan interval P! adalah $aktu yang dibutuhkan oleh impuls listrik untuk menjalar dari atrium ke AV node 4 bundle his 4 -abang ventrikel. 6nterval P! normal berkisar )25&2 4 2522 detik*. AV Bl/0$ dera"at # #erjadi perpanjangan interval P! yaitu = 2522 detik sampai 252+ detik5 tetapi setiap gelombang P masih diikuti kompleks "!S. angguan terjadi pada konduksi proksimal bundle his yang disebabkan oleh intoksikasi digitalis5 peradangan5 degenerasi dan variasi normal. Biasanya tidak membutuhkan terapi apa-apa. AV Bl/0$ dera"at ' Dibagi dalam 2 type yaitu % a. Mobit> type & ) $en-keba-h blo-k* ?en-keba-h blo-k merupakan perpanjangan interval P! yang progresi' kegagalan impuls yang intermiten sehingga impuls tidak dapat sampai ventrikel akhirnya kompleks "!S tidak mun-ul. Mobit> type & ini terjadi karena blokade impuls di proksimal bundle his oleh karena penekanan vagal re'lek5 digitalis dan iskemik miokard sampai gangguan haemodinamik. b. Mobit> type 2 @aitu merupakan berkurangnya denyut ventrikel )dropped beat* tetapi interval P! tetap sama. Kekurangan denyut ventrikel bisa tidak teratur dan blokade terjadi pada distal bundel his. Penyebabnya adalah 6MA5 miokarditis dan degenerati'. Mobit> type 2 sering menimbulkan serangan sinkope dan membutuhkan pemasangan pa-e maker. AV Bl/0$ dera"at , 6ni adalah bentuk blokade jantung yang komplit yaitu tidak adan impuls atrium yang men-apai ventrikel sehingga ventrikel berdenyut sendiri berasal dari nodus ventrikel sendiri. ambaran EK memperlihatkan gelombang P teratur dengan 'rekuensi 92 4 A2 8 / menit5 sedangkan kompleks "!S mempunyai 'rekuensi +2 4 92 8 / menit. Penyebabnya adalah degenerasi5 6MA5 peradangan5 intoksikasi5 in'ark sering terjadi sementara. Bila blokade menetap perlu pemasangan pa-e maker permanen. #ype ini dapat menyebabkan sinkope5 kelelahan5 sesak dan angina pada orang tua karena DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% * Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp gangguan haemodinamik. K/%1/nen Penangulangan Kega!atdaruratan &. Komponen luar !S )Pra !S* . Meliputi ketenagaan. #ransportasi Komunikasi 2. Komponen dalam !S )6ntra !S*5 meliputi% Melakukan resusitasi dan li'e support. Melakukan re'eral klien sesuai kondisi dan kemampuan. Penampungan dan penangulangan. Melakukan komunikasi. Menangulangi C#rue 1 0alse Emergen-yC baik medi-al / surgi-al. K/%1/nen 1ra ru%ah *a$it Dx. Keperawatan: angguan oksigenasi r/ ;< menurun d.d. sinkope5 sesak5 kelelahan dan angina. Renana Keperawatan: #ujuan % <ksigenasi ke otak baik. Kriteria % Kesadaran komposmentis Klien tidak gelisah. Dapat merespon dengan baik. <rientasi )pla-e5 person5 time* baik. !nter"ensi : Detakkan penderita terlentang dengan alas rata. Posisi kepala lebih rendah dari anggota badan. Segera -ari bantuan % a. Mengamankan penderita. -. hubungi ambulan-e &&E d. hubungi tim emergen-y !S terdekat. e. Menertibkan masyarakat. Bila henti jantung dan napas dilakukan resusitasi. Pindahkan korban ke motor / ambulan-e5 penderita tetap dalam keadaan rest. Pertahankan komunikasi dengan tim emergen-y )-riti-al -are* dengan DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% 4 Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp mengin'ormasikan keadaan penderita. K/%1/nen intra ru%ah *a$it Dx. Keperawatan: angguan <ksigenasi r/ ;< menurun e-. Supraventrikular takiaritmia dd. elombang P neg. di lead 665 666 dan AV0 dan takikardia yang diikuti perubahan gelombang P. Renana Keperawatan: #ujuan % <ksigenasi adekuat. Kriteria % Kesadaran komposmentis. irama jantung ritmis. ;!# F ( detik. elombang P dalam batas normal. <rientasi )pla-e5 person5 time* baik. P7 ):5(, 4 :5+,* Pa;<2 )(, mm7g 4 +, mm7g* BE ) 42mEG/D s/d H2mEG/ D* Pa<2 )E2 4 &22 mm7g*. Sa<2 )A, 4 &22 3* Inter+en*i Ra*i/nal Th. Keperawatan: Detakkan posisi terlentang kepala lebih rendah dari anggota badan. Berikan oksigen 2 4 + liter / menit dengan kanula nasal. Stimulasi vagal dengan masage karotid. Dakukan valsaval manuver. Berikan -airan 'isiologis melalui 6V -ateter. Darah memba$a <2 akan menuju daerah yang lebih rendah karena 'aktor gravitasi. Mem'asilitasi di'usi se-ara maksimal dengan tekanan dan volume <2 yang optimal. Menstimulasi vagal akan mendapatkan respon bradikardia. Valsaval punya respon bradikardia ventrikel. 0luid 'isiologis untuk jaga terjadinya hipotensi dan program therapi. DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% + Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp Observasi Monitoring: Pemantauan jantung kontinue dengan EK Monitor keadaan haemodinamik )#D5 7!5 !!5 #* <bservasi 'ungsi ginjal) jumlah urine* #entukan e'ek disritmia )sesak5 kelelahan dan kesadaran* Evaluasi 'rekuensi5 bentuk dan kompleksitas gelombang P. Health Education: .elaskan klien tentang keadaan lebih baik dari sebelumnya. Berikan support / motivasi. .elaskan pentingnya istirahat / rest. Kolaborasi: Pemberian penghilang 'aktor penyebab. Pemberian adenosis Pemberian digitalis / inotropik )verapamil5 digoksi5 beta bloker* Mengetahui irama jantung tiap $aktu sehingga as. Dapat ditentukan. Intuk menentukan tindakan selanjutnya dan ketetapan #erapi. Penurunan jumlah berat blood 'lo$ ke renal nurun dan per'usi menurun. Intuk menentukan tindakan yang tepat dan terapi yang -o-ok sesuai keadaan. elombang P yang tenggelam pada "!S / mendahului gelombang # menunjukan kera-unan digitalis. Ketenagan dapat memperbaiki respon ritme jantung sehingga e'ek terapi dapat dipantau se-ara baik. Dukungan bere'ek kooperati'. Mengerti tentang rest akan bere'ek pada penguranagan beban jantung. Menghentikan digitalis dapat memperbaiki ritme. Adenosi memperlambat konduksi AV. Digitalis / inotropik diberikan pada penyebab iskhemik / reumatik jantung. DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% , Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp Dx. Keperawatan: Ansietas r/ an-aman kehidupan e-. Supraventrikular takikardia dd. Klien merasa akan mati5 jantung berdebar4debar5 denyut ventrikular prematur5 disritmia. Renana Keperawatan: #ujuan % Klien tidak -emas )koping e'ekti'*. Kriteria % Klien per-aya diri ?ajah -erah. Klien tidak bertanya tentang kematian / bertanya seperlunya. Denyut jantung ritmis5 tidak berdebar4debar. #idak tampak kebingunngan. Inter+en*i Ra*i/nal Th/ Keperawatan: ;iptakan hubungan trust unakan teknik komunikasi yang terapeutik. Observasi / monitoring: Kaji tingkat ke-emasan. Monitoring vital sign Amati perilaku non verbal klien. Health education: Ajarkan keluarga untuk beri dukungan Motivasi mengambilan keputusan yang tepat. .elaskan keadaan penyakit klien. Per-aya mem'asilitasi kooperati' Komunikasi yang terapeutik dapat menimbulkan kepuasan dan mendukung kesembuhan. Menentukan tindakan selanjutnya. Menentukan tindakan selanjutnya. Jon verbar bahavior ad respon kondisi psikologis. 6nterval keluarga sangat membantu penurunan ke-emasan. Koping e'ekti' dapat mendukung ter-apainya asuhan kepera$atan. #ingkat pengetahuan menurunkan tingkat ke-emasan. DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% - Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp .elaskan lingkungan ruangan 6D / 6!D Kolaborasi: Pemberian sedasi. Mengetahui keadaan lingkungan 6D dapat mem'asilitasi menurunkan rasa -emas. Sedtive menurunkan aktivitas proses respon stimuli. Dx. Keperawatan: Kno$ledge de'i-it r/ kurangnya in'ormasi tentang tindakan dd. Klien bertanya apa yang akan dilakukan pada dirinya serta e'ek tindakan di instalasi ra$at darurat. Renana Keperawatan: #ujuan % mempunyai kemampuan pengetahuan tentang #indakan di instalasi ra$at darurat. Kriteria % Klien menggambarkan mengapa diba$a ke 6!D Klien menggambarkan program tindakan penyakitnya. Klien menjelaskan kembali ttg. #indakan di 6!D Inter+en*i Ra*i/nal Th/ Keperawatan: Pertahankan hub. #rus Observasi / monitoring: Evaluasi pemahaman klien. Kaji tingkat pengetahuan ttg. #indakan di 6!D. ;atat semua respon klien. #anyakan kembali ttg mengapa di ba$a ke 6!D Health education: Dibatkan keluarga dalam proses penyuluhan. Beri gambaran seluruh tindakan di 6!D. Keper-ayaan mem'asilitasi di terimanya pengetahuan Menentukan tindakan selanjutnya Memudahkan menga$ali penyuluhan ttg. 6!D. Membantu menentukan tindakan yang diberikan. Mengetahui pengetahuan klien ttg. Penyakitnya. Keterlibatan keluarga sangat mendukung ter-apainya trust. Meningkatkan pengetahuan ttg. #indakan di 6!D. DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% . Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp unakan teknik komunikasi yang sesuai. Beri gambaran ttg. Keadaan penyakitnya sampai diba$a ke 6!D. .elaskan semua tindakan di 6!D #eknik komunikasi yang tepat dapat membantu penyembuhan klien. Meningkatkan pengetahuan ttg. Penyakit klien / pasien. Pemantapan akan menguatkan daya ingat klien ttg. #indakan di 6!D. Dx. Keperawatan: angguan oksigenasi r/ ;< menurun e-. 0ibrilasi ventrikuler dd. #akikardia ventrikel yang aritmia5 denyut ventrikuler prematur5 EK terjadi 'enomena ! on # Renana Keperawatan: #ujuan % oksigenasi adekuat. Kriteria % Komposmentis 6rama jantung ritmis. ;!# F ( detik. el. "!S 1 # dalam batas normal. <rientasi )pla-e5 person5 time * baik Intervensi: #h. Kepera$atan% Detakkan posisi terlentang kepala lebih rendah dari anggota badan. Berikan oksigen 2 4 + liter / menit dengan kanula nasal. Berikan -airan 'isiologis melalui 6V -ateter. <bservasi / monitoring% Pemantauan jantung kontinue dengan EK. Monitor keadaan hemodinamik )#D5 7!5 !!5 #* <bservasi 'ungsi ginjal )jumlah urine* #entukan e'ek disritmia )sesak5 kelelahan dan kesadaran* Evaluasi 'enomena ! on # 7ealth edu-ation % .elaskan klien tentang keadaan lebih baik dari sebelumnya. Berikan support / motivasi. DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% / Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp .elaskan pentingnya istirahat / rest. Kolaborasi % Pemberian penghilang 'aktor penyebab. Pemberian lidokain dengan prokainamid )bila akut* Pemberian agen antiaritmia untuk terapi kronis Guinidin dan amiodoran. .ika kalium serum rendah dapat dikoreksi pemberian kalium. .ika disritmia karena intoksikasi digitalis. Digitalis dapat dihentikan akan memperbaiki keadaan. Dx. Keperawatan: angguan oksigenasi r/ ;< menurun e-. 0lutter atrial dd. 0rekuensi atrium -epat diikuti ventrikel Dx. Keperawatan: angguan oksigenasi r/ per'usi tidak adekuat5 penurunan -urah jantung e-. 0ibrilasi atrial Dx. Keperawatan: angguan oksigenasi r/ per'usi jaringan tidak adekuat5 penurunan -urah jantung e-. AV Blo-k derajat & 1 ( POTENSIAL AKSI OTOT 2ANTUNG .antung merupakan organ penting dengan mempunyai sepesialisasi ototnya5 yaitu% Eksitasi sendiri. Durasi dari potensial aksi lebih lama &22 mt. Periode kekerasan otot lebih lama. Kontraksi selalu lebih kuat dan -epat. <tot jantung saling berkaitan )gap jun-tion* Dalam eksitasi mengakibatkan otot mampu memendek5 menebal dan memberikan desakan pada ruang jantung sehingga darah dipompakan ke seluruh tubuh ,222 ml/mt. Peran A-tin 1 miosin 'ilamen% A-tin su/ mol protein berbentuk buah pir dengan diameter + nm. Myosin su/ mol protein bentuk memanjang ) &92 nm* mempunyai kepala di DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% 10 Tanggal : 4 Oktober 2001 Dosen : Joni Haryanto, S.Kp ujungnya disebut myosin head. Energy -ontra-tion. A#P ADP H Phosphate H Energy &. !elaKed Mus-le myopsin head mengambil energi 2. Atta-hment dengan penambahan ;a H H ions energi dihubungkan ke a-tin. (. Po$er stroke interaksi a-tin H myosin mengakibatkan pembebasan energi +. !igor kompleK tidak adanya A#P. ,. !elease myosin head mulai mengambil energi dan otot jadi lunak DOKUM! : SU"H#! $S%K &K U!#%' SU'#"#(# #!)K#T#! %%% 11