BRONCHIALE ANDREAS A. Pengertian 1. Asma adalah suatu peradangan pada bronkus akibat reaksi hipersensitif mukosa bronkus terhadap bahan alergen (Riyadi, 2009).
2. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic Society ). B. Klasifikasi Asma Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,yaitu : a. Ekstrinsik (alergik) b. Intrinsik (non alergik) c. Asma gabungan
1.Asma alergik/ ekstrinsik: a. Bulu binatang b. Debu c. Tepung sari d. Makanan 2. Intrinsik (non alergik) Udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya Infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan. . 3. Asma gabungan Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan nonalergik. C. Etiologi a. Faktor predisposisi Genetik
b. Faktor presipitasi Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan -Debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi 2. Ingestan, yang masuk melalui mulut - Makanan dan obat-obatan 3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ex: perhiasan, logam dan jam tangan
Adapun faktor penyebab dari asma adalah: 1. Faktor infeksi 2. Faktor non infeksi. Faktor infeksi misalnya Virus Jamur Parasit Bakteri
Faktor non infeksi Alergi Iritan Cuaca kegiatan jasmani Psikis Patofisiologi Alergi,emosi, obatan infeksi
Reksi antigen dan antibodi
Dikeluarkannyasubstansi vasoktif ( anti histamin, baradikinin dan antililaktoksin)
Kontraksi otot polos Peningkatan permeabelitas kapiler Sekeresi mukus meningkat
Bronchosspasme Kontrasi otot polos Produksi mukus bertambah Edema mukosa Bersihan jalan napas Hipersekresi Anoreksia tidak efektif
Obstruksi saluran napas Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
Hipoventilasi Distribusi ventilasi tak merata dengan sirkulasi darah paru paru Gangguan difusi gas dialveoli
Hipoksia Lemah intoleransi aktifitas
Manifestasi Mengi/wheezing Sesak nafas Batuk Pilek Nyeri dada Nadi meningkat Retraksi otot dada Nafas cuping hidung Takipnea Kelelahan Lemah Anoreksia Sianosis Gelisah. Komplikasi yang timbul yaitu Bronkitis berat Emfisema Atelektasis Pneumotorak Bronkopneumonia Pemeriksaan Diaknostik a. Pada foto thorak Thorak akan tampak corakan paru yang meningkat, hiperinflasi terdapat pada serangan akut dan pada asma kronik, atelektasis juga ditemukan pada anak-anak 6 tahun. Foto sinus paranasalisDiperlukan jika asma sulit terkontrol untuk melihat adanya sinusitis. b. Pemeriksaan darah Hasilnya akan terdapat eosinofilia pada darah tepi dan sekret hidung, bila tidak eosinofilia kemungkinan bukan asma . c. Uji faal paru Dilakukan untuk menentukan derajat obstruksi, menilai hasil provokasi bronkus, menilai hasil pengobatan dan mengikuti perjalanan penyakit. Alat yang digunakan untuk uji faal paru adalah peak flow meter, caranya anak disuruh meniup flow meter beberapa kali (sebelumnya menarik nafas dalam melalui mulut kemudian menghebuskan dengan kuat). d. Uji kulit alergi dan imunologi Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara goresan atau tusuk. Alergen yang digunakan adalah alergen yang banyak didapat di daerahnya. Penatalaksaan Medis Oksigen 4 - 6 liter / menit Pemeriksaan analisa gas darah mungkin memperlihatkan penurunan konsentrasi oksigen. Anti inflamasi (Kortikosteroid) diberikan untuk menghambat inflamasi jalan nafas. Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi Pemberian obat ekspektoran untuk pengenceran dahak yang kental Bronkodilator untuk menurunkan spasme bronkus/melebarkan bronkus Pemeriksaan foto torak Pantau tanda-tanda vital secara teratur agar bila terjadi kegagalan pernafasan dapat segera tertolong. Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah : 1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara. 2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma 3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya. Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu: 1. Pengobatan non farmakologik: a. Memberikan penyuluhan b. Menghindari faktor pencetus c. Pemberian cairan d. Fisiotherapy e. Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik : Oksigen nasal atau masker Terapi cairan parenteral. Adrenalin 0,1- 0,2 ml larutan : 1 : 1000, subkutan. Bila perlu dapat diulang setiap 20 menit sampai 3 kali.
Dilanjutkan atau disertai salah satu obat tersebut di bawah ini ( per oral ) : Golongan Beta 2- agonist untuk mengurangi bronkospasme : Efedrin : 0,5 1 mg/kg/dosis, 3 kali/ 24 jam Salbutamol : 0,1-0,15 mg/kg/dosis, 3-4 kali/24 jam Terbutalin : 0,075 mg/kg/dosis, 3-4 kali/ 24 jam
b. Santin (teofilin) Nama obat : - Aminofilin (Amicam supp) - Aminofilin (Euphilin Retard) - Teofilin Pengkajian a. Riwayat kesehatan masa lalu - Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya - Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitivitas terhadap zat/faktor lingkungan
b. Aktivitas - Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas - Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bentuan melakukan aktivitas sehari-hari - Tidur dalam posisi duduk tinggi
c. Pernapasan - Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan - Napas memburuk ketika klien berbaring telentang di tempat tidur - Menggunakan alat bantu pernapasan, misal meninggikan bahu, melebarkan hidung. - Adanya bunyi napas mengi - Adanya batuk berulang
d.Sirkulasi - Adanya peningkatan tekanan darah - Adanya peningkatan frekuensi jantung - Warna kulit atau membran mukosa normal/abu-abu/sianosis e.Integritas ego - Ansietas - Ketakutan - Peka rangsangan - Gelisah f.Asupan nutrisi - Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan - Penurunan berat badan karena anoreksia g.Hubungan sosial - Keterbatasan mobilitas fisik - Susah bicara atau bicara terbata-bata - Adanya ketergantungan pada orang lain
DIAGNOSA PERAWATAN 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada jalan napas 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan napas 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, 4. Ganggguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan obstruksi jalan napas
1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d bronkospasme Tujuan: mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi bersih dan jelas Intervensi: - Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, ex: mengi - Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ekspirasi - Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan, penggunaan obat - Tempatkan klie pada posisi yang nyaman. Contoh: meninggikan kepala TT, duduk pada sandaran TT - Pertahankan polusi lingkungan minimum. Contoh: debu, asap,dll - Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi jantung, memberikan air hangat. - Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi. 2) Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang dialami anak Tujuan: menurunkan kecemasan pada orang tua dan anak Intervensi untuk orang tua: - Berikan ketanangan pada orang tua - Memberikan rasa nyaman - Mendorong keluarga dengan memberikan pengertian dan informasi (Waley & Wong, 1989) - Mendorong keluarga untuk terlibat dalam perawatan anaknya - Konsultasi dengan tim medis untuk mengetahui kondisi anaknya.
Intervensi untuk anak: - Bina hubungan saling percaya - Mengurangi perpisahan dengan orang tuanya - Mendorong untuk mengekspresikan perasaannya - Melibatkan anak dalam bermain - Siapkan anak untuk menghadapi pengalaman baru, misal: pprosedur tindakan - Memberikan rasa nyaman