Está en la página 1de 4

PANTI WERDHA SEBUAH PILIHAN

Oleh: Mariani, S.Sos. dan Subhan Kadir, S.Kep.


Keberhasilan pembangunan terutama dalam bidang kesejahteraan dan
kesehatan berdampak terhadap meningkatnya usia harapan hidup.
Peningkatan usia harapan hidup ini berbading terbalik dengan angka
kelahiran yang disebabkan oleh keberhasilan program Keluarga Berencana
dan keengganan ibu-ibu untuk melahirkan anak lebih dari dua orang.
Akibatnya terjadi perubahan struktur penduduk menjadi berbentuk piramid
terbalik, dimana jumlah orang lanjut usia lebih banyak dibandingkan anak
berusia 14 tahun kebawah.
Sekarang ini indonesia menempati peringkat keempat dunia dengan
penduduk orang berusia lanjut terbanyak di Dunia dibawah Cina, India, dan
Amerika Serikat. Berdasarkan data dari BPS penduduk orang lanjut usia (60
tahun keatas) cenderung meningkat. Jumlah penduduk orang lanjut usia di
Indonesia tahun 2000 adalah 17.767.709 orang atau 7.97 % dari jumlah
penduduk Indonesia. Pada tahun 2010 Diprediksikan jumlah orang lanjut usia
meningkat menjadi 9,58 % dan pada tahun 2020 sebesar 11,20 %.
Peningkatan populsi orang lanjut usia diikuti pula berbagai persoalan-
persoalan bagi orang lanjut usia itu sendiri. Penurunan kondisi fisik dan
psikis, menurunnya penghasilan akibat pensiun, kesepian akibat ditinggal
oleh pasangan atau teman seusia dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan
adanya suatu perhatian besar dan penanganan khusus bagi orang lanjut usia
tersebut.
Untuk mengatasi salah satu dari berbagai persoalan orang lanjut usia,
pemerintah dalam hal ini Departemen Sosial mengupayakan suatu wadah
atau sarana untuk menampung orang lanjut usia dalam satu institusi yang
disebut Panti Werdha.
Pada awalnya intitusi ini dimaksudkan untuk menampung orang lanjut
usia yang miskin dan terlantar untuk diberikan fasilatas yang layak mulai dari
kebutuhan makan minum sampai kebutuhan aktualisasi. Namun lambat laun
dirasakan bahwa yang membutuhkan pelayanan kesejahteraan lanjut usia
yang berbasis panti tidak hanya bagi mereka yang miskin dan terlantar saja,
tetapi orang yang berkecukupan dan mapan pun membutuhkannya.
Mengapa demikian? Ada beberapa alasan yang yang menyebabkannya,
Pertama; perubahan tipe keluarga dari keluarga besar (extended family)
menjadi keluarga kecil (nuclear family). Dimana pada awalnya dalam keluarga
terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Tapi sesuai dengan perkembangan
keluarga ada tahap dimana keluarga menghadapi anak yang menikah atau
membentuk keluarga sendiri, sehingga yang terjadi adalah orang tua akan
tinggal berdua saja, tentu saja kondisi ini membutuhkan peran pengganti
keluarga
Kedua adalah perubah peran ibu. Pada awalnya peran ibu adalah
mengurus rumah tangga, anak-anak, dan lain-lain. Sekarang telah mengalami
perubahan dimana ibu juga bertindak sebagai pencari nafkah bekerja di
Kantoran dan sebagainya. Sehingga anggota keluarga seperti anak-anak dan
kakek serta nenek dititipkan pada institusi tertentu.
Ketiga kebutuhan sosialisasi orang lanjut usia itu sendiri. Apabila ia
tinggal dalam keluarga mungkin ia akan mengalami perasaan yang bosan
ditinggal sendiri, anaknya mungkin berangkat bekerja dan cucunya kesekolah.
Sehingga ia membutuhkan suatu lingkungan sosial diamana didalam
komunitas tersebut terdapat beberapa kesamaan sehingga ia merasa betah
dan kembali bersemangat.
Inilah dilema yang terjadi, diperhadapkannya seseorang pada suatu
pilihan yang sulit, dimana keluarga mengalami situasi yang tidak
memungkinkan untuk merawat sendiri ayah dan ibu yang telah senja karena
alasan pekerjaan dan kesibukan lainnya, membuat keluarga tidak memiliki
waktu untuk lebih banyak bersama kedua orang tua.
Sebaliknya karena lebih seringnya ditinggal seorang diri di Rumah
membuat orang tua merasa kesepian dan membutuhakan suatu lingkungan
dengan komunitas yang sama.

Menjadi tua bukanlah pilihan tetapi hidup di panti werdha adalah sebuah
pilihan
Tidak dipungkiri bahwa keluargalah yang merupakan unit yang paling
tepat untuk memberikan pelayananan terhadap orang tuanya yang lanjut
usia, dan peran-peran keluarga ini perlu diamaksimalkan. Tetapi jika
menghadapi kondisi yang disebutkan diatas maka inilah yang dapat dikatakan
sebagai jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh keluarga yang
memiliki orang tua lanjut usia.
Dengan menggunakan jasa panti werdha sebagai suatu solusi adalah
tepat. Asalkan pengambilan keputusan/kesepakatan untuk tinggal di Panti
Werdha melibatkan seluruh anggota keluarga serta persetujuan orang tua kita
yang sudah lansia. Keluarga yang memasukkan orang tuanya ke panti werdha
harus tetap menunjukkan kasih sayangnya meski mereka berada di Panti
Werdha.
Panti Werdha bisa menjadi pilihan yang baik untuk menikmati hari tua.
Akan tetapi sebagian masyarakat Indonesia memandangnya sebagai suatu
yang negative. Pandangan masyarakat tentang Panti Jompo dan orang tua
yang dititipkan di sana agaknya perlu diluruskan. Orang tua yang dititipkan di
Panti Werdha tidak berarti mereka terbuang, mereka tetap memiliki keluarga
yang merupakan bagian penting dari keberadaannya.
Di Panti Werdha mereka menemukan teman yang relative seusia
dengannya dimana mereka dapat berbagi cerita. Karena kebereadaan lansia di
Panti dengan berbagai karakter serta memiliki berbagai ragam problematika
maka dipandang perlu untuk memberikan suatu penanganan khusus sesuai
kelebihan serta kekurangan yang mereka miliki.
Di Panti Werdha selain mendapatkan pelayanan berupa pemenuhan
kebutuhan dasar juga diberikan fungsi positif lainnya yaitu program-program
pelayanan sosial yang bisa memberikan kesibukan buat mereka sebagai
pengisian waktu luang diantaranya pemberian Bimbingan Sosial, Bimbingan
Mental Spiritual serta Rekreasi, penyaluran bakat dan hoby, terapi kelompok,
senam dan banyak kegiatan lainnya.
Di Panti mereka mendapatkan fasilitas serta kemudahan
kemudahan/aksesibilitas lainnya. selain bersama teman seusianya, mereka
juga mendapatkan pelayanan maksimal dari para Pekerja Sosial dimana
mereka menemukan hari-harinya dengan ceria.

También podría gustarte