Está en la página 1de 17

1.

PENGERTIAN
Urtikaria (gelagata) merupakan reaksi alergi hipersensitivitas tipe 1 pada kulit yang
ditandai oleh kemunculan mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merah
muda dengan ukuran serta bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkan gangguan
rasa nyaman yang setempat. Kelainan ini dapat mengenai setiap bagian tubuh, termasuk
membran mukosa (khususnya mulut), laring (kadang-kadang dengan komplikasi respiratorius
yang serius) dan traktus gastrointestinal. etiap urtikaria akan bertahan selama periode waktu
tertentu yang bervariasi dari beberapa menit hingga beberapa jam sebelum menghilang.
elama berjam-jam atau berhari-hari, kumpulan lesi ini dapat timbul, hilang dan kembali lagi
secara episodik (!runner dan udarth, "##").
ecara umum, Urtikaria yang disebut juga Kaligata, Biduran, atau Gelagata adalah
suatu reaksi alergi pada kulit akibat pengeluaran histamin ditandai dengan kemunculan
mendadak lesi yang menonjol yang edematous, berwarna merah muda dengan ukuran serta
bentuk yang bervariasi, keluhan gatal dan menyebabkan gangguan rasa nyaman yang
setempat. $stilah lain yang digunakan untuk urtikaria yaitu % Hives, nettle rash, biduran,
kaligata, gelagata.
2. EPIDEMIOLOGI
Urtikaria (biduran) adalah lesi kulit yang banyak dikenal, yang pada saat tertentu
dapat mengenai sedikitnya "&' dari populasi. ebagian besar episode urtikaria berlangsung
singkat dan bersi(at swasirna, terutama di masa kanak-kanak bila berkaitan dengan in(eksi
pernapasan. )amun, sebagian kecil orang dewasa (dan jarang pada anak-anak) urtikaria
yang tidak diketahui sebabnya dapat menetap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
3. ETIOLOGI
*ada penyelidikan ternyata hampir +#' tidak diketahui penyebabnya.
,iduga ada beberapa sumber yang secara garis besar bisa menimbulkan urtikaria, yaitu %
-. Faktor non imunologik :
Paparan fisik
*aparan (isik dapat secara langsung menyebabkan pelepasan histamine dari matosit,
misalnya pada dermatogra(ism.
Zat kolinergik
.at yang bersi(at kolinergik dapat menyebabkan pelepasan histamine. *ada urtikaria
kolinergik, asetilkolin dilepaskan melalui ujung sara( kolinergik kulit dan
menyebabkan pelepasan histamine dengan mekanisme yang belum diketahui.
Bahan kimia
!erbagai bahan kimia dapat menyebabkan pelepasan histamine dari mastosit atau
baso(il. !ahan-bahan kimia utama yang dapat menyebabkan pelepasan histamine
oleh mastosit ialah amina dan derivate amidine serta berbagai macam obat,
sepertimor(in, kodein tubokurarin, polimiksin, tiamin, kinin dan papaverin.
Infeksi
*enyakit in(eksi dan penyakit sistemik yang lain dapat menyebabkan urtikaria,
misalnya pada hepatitis !
B. Faktor imunologik
*ada umumnya proses imunologik lebih sering merupakan (aktor penyebab
terjadinya urtikaria akut daripada urtikaria kronik. /ekanisme hipersensitivitas yang
mendasari terjadinya urtikaria pada umumnya adalah reaksi hipersensitivitas tipe $
dengan perantaraan $munoglobulin 0.
*enelitian menunjukkan bahwa insidensi urtikaria kronik tidak bertambah pada orang
atopi, dan pada urtikaria kronik seringkali pengukuran kadar $munoglobulin 0 di dalam
serum tidak menunjukkan kenaikan apabila dibandingkan orang tanpa urtikaria kronik.
. Faktor mo!ula"i
!eberapa (aktor lain yang juga dapat menyebabkan urtikaria ialah alcohol, panas,
dingin, demam, latihan (isik, stress emosional, hormonal. *enyakit autoimunitas dapat
pula merangsang timbulnya gambaran urtikaria.
1aktor lain penyebab urtikaria menjadi lebih spesi(ik, yaitu %
1. O#at
!ermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara imunologik maupun
nonimunologik. 2ampir semua obat sistemik dapat menimbulkan urtikaria secara
imunologik tipe $ atau $$. 3ontohnya ialah obat-obat golongan penisilin, sul(onamid,
analgesik, pencahar, hormon, dan diuretik. -dapula obat yang secara nonimunologik
langsung merangsang sel mast untuk melepaskan histamin, misalnya kodein, opium, dan
4at kontras. -spirin menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin.
2. Makanan
*eranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria yang akut, umumnya akibat
reaksi imunologik. /akanan berupa protein atau bahan lain yang dicampurkan
kedalamnya seperti 4at warna, penyedap rasa, atau bahan pengawet, sering menimbulkan
urtikaria alergika. 3ontoh makanan yang sering menimbulkan urtikaria ialah telur, ikan,
kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju bawang, dan semangka5 bahan yang
icampurkan seperti asam nitrat, asam ben4oat, ragi, salisilat, dan penisilin. 32-/*$6)
(1787) melaporkan 9"' urtikaria kronik disebabkan sensitasi terhadap makanan.
3. Gigitan$"%ngatan "%rangga
:igitan;sengatan serangga dapat menimbulkan urtikaria setempat, agaknya hal ini lebih
banyak diperantarai oleh $g0 (tipe $) dan tipe seluler (tipe $<). =etapi venom an toksin
bakteri, biasanya dapat pula mengakti(kan komplemen. )yamuk, kepinding, dan
serangga lainnya menimbulkan urtikaria bentuk papular di sekitar tempat gigitan.
!iasanya sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari, mingu atau bulan.
&. Ba'an (oto"%n"iti)%r
!ahan semacam ini, misalnya griseo(ulvin, (enotia4in, sul(onamid, dan sabun germisid
sering menimbulkan urtikaria.
*. In'alan
$nhalan berupa serbuk sari bunga (polen), spora jamur, debu, bulu binatang, dan aerosol,
umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe $). >eaksi ini sering
dijumpai pada penderita atopi dan disertai gangguan na(as.
+. ,ontaktan
Kontaktan yang sering menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk tekstil, air liur
binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia misalnya insect repellent
(penangki serangga), dan bahan kosmetik. Keadaan ini disebabkan karena bahan
tersebut menembus kulit dan menimbulkan urtikaria.
=U1= (17?&) melaporkan urtikaria akibat se(alosporin pada seorang apoteker, hal yang
jarang terjadi5 karena kontak dengan antibiotik umumnya menimbulkan dermatitis
kontak. Urtikaria akibat kontak dengan klorida kobal, indikator warna pada tes
provokasi keringat, telah dilaporkan oleh /$=2 (17?&).
-. Trauma (i"ik
=rauma (isik dapat diakibatkan oleh (aktor dingin, yakni berenang atau memegang
benda yang dingin5 (aktor panas, misalnya sinar matahari, sinar ultraviolet, radiasi dan
panas pembakaran5 (aktor tekanan, yaitu goresan, pakaian ketat, ikat pinggang, air yang
menetes atau semprotan air, vibrasi dan tekanan berulang-ulang contonya pijatan,
keringat, pekerjaan berat, demam dan emosi menyebabkan urtikaria (isik, baik secara
imunologik maupun non imunologik. Klinis biasanya terjadi pada tempat-tempat yang
mudah terkena trauma. ,apat timbul urtikaria setekah goresan dengan benda tumpul
beberapa menit sampai beberapa jam kemudian. 1enomena ini disebut dermogra(isme
atau (enomena ,arier.
.. In(%k"i !an in(%"ta"i
!ermacam-macam in(eksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya in(eksi bakteri, virus,
jamur, maupun in(estasi parasit. $n(eksi oleh bakteri, contohnya pada in(eksi tonsil,
in(eksi gigi, dan sinusitis. /asih merupakan pertanyaan, apakah urtikaria timbul karena
toksin bakteri atau oleh sensatisasi. $n(eksi virus hepatitis, mononukleosis, dan in(eksi
virus 3o@sackie pernah dilaporkan sebagai (aktor penyebab. Karena itu pada urtikaria
yang idiopatik perlu dipikirkan kemungkinan in(eksi virus subklinis. $n(eksi jamur
kandida dan dermato(it sering dilaporkan sebagai penyebab urtikaria. $n(estasi cacing
pita, cacing tambang, cacing gelang juga chistosoma.
/. P"iki"
=ekanan jiwa dapat memacu sel mast atau langsung menyebabkan peningkatan
permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. =ernyata hampir 11,&' penderita urtikaria
menunjukkan gangguan psikis. *enyelidikan memperlihatkan bahwa hipnosis dapat
menghambat eritema dan urtikaria. *ada percobaan induksi psikis, ternyata suhu kulit
dan ambang rangsang eritema meningkat.
10. G%n%tik
1aktor genetik ternyata berperan penting pada urtikaria dan angioedema, walaupun
jarang menunjukkan penurunan autosomal dominan. ,i antaranya ialah angioneurotik
edema herediter, (amilial cold urticaria, (amilial locali4ed heat urticaria, vibratory
angioedema, heredo-(amilial syndrome o( urticaria dea(ness and amyloidosis, dan
erythropoietic protoporphyria.
11. P%n1akit "i"t%mik
!eberapa penyakit kolagen dan keganasan dapat menimbulkan urtikaria, reaksi lebih
sering disebabkan reaksi kompleks antigen-antibodi. *enyakit vesiko-bulosa, misalnya
pem(igus dan dermatitis herpeti(ormis ,uhring, sering menimbulkan urtikaria. ejumlah
?-7' penderita lupus eritematosus sistemik dapat mengelami urtikaria. !eberapa
penyakit sistemik yang sering disertai urtikaria antara lain lim(oma, hipertiroid,
hepatitis, urtikaria pigmentosa, artritis pada demam reumatik, dan artritis reumatoid
juvenilis.
&. PATOFI2IOLOGI
Urtikaria timbul akibat masuknya antigen ke area kulit yang spesi(ik dan
menimbulkan reaksi setempat yang mirip reaksi ana(ilaksis. 2istamin yang dilepaskan
setempat akan menimbulkan (1) vasodilatasi yang menyebabkan timbulnya red flare
(kemerahan) dan (") peningkatan permeabilitas kapiler setempat sehingga dalam
beberapa menit kemudian akan terjadi pembengkakan setempat yang berbatas jelas
(:uyton, "##+).
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang
meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan
lokal. ehingga secara klinis tampak edema lokal disertai eritem. <asodilatasi dan
peningkatan permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator misalnya
histamine, kinin, serotonin, slow reacting substance of anafilacsis (>-) dan
prostaglandin oleh sel mast dan atau baso(il (-sta Aauliyah, "##?).
el mast merupakan sel yang berperan dalam pelepasan mediator vasoakti( seperti histamin
yaitu agen utama dalam urtikaria. /ediator lain seperti leukotrin dan prostaglandin juga
mempunyai kontribusi baik dalam respon cepat maupun lambat dengan adanya kebocoran
cairan dalam jaringan (2odijah, "##7).
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas kapiler yang meningkat, sehingga
terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan cairan setempat. ehingga
secara klinis tampak edema setempat disertai kemerahan. <asodilatasi dan peningkatan
permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator-mediator, misalnya histamin,
kinin, serotonin, slow reacting substance o( anaphyla@is (>-), dan prostaglandin oleh sel
mast dan atau baso(il. elain itu terjadi inhibisiproteinase oleh en4im proeolotik, misalnya
kalikrin, tripsin, plasmin, dan hemotripsin di dalam sel mast. !aik (aktor imunologik,
maupun nonimunologik mampu merangsang sel mast atau baso(il untuk melepaskan
mediator tersebut. *ada yang nonimunologik mungkin sekali siklik -/* (adenosin mono
phosphate) memegang peranan penting pada pelepasan mediator. !eberapa bahan kimia
seperti golongan amin dan derivat amidin, obat-obatan seperti mor(in, kodein, polimiksin,
dan beberapa antibiotik berperan pada keadaan ini. !ahan kolinergik, misalnya asetilkolin,
dilepaskan oleh sara( kolinergik kulit yang mekanismenya belum diketahui, langsung dapat
mempengaruhi sel mast untuk melepaskan mediator. 1aktor (isik, misalnya panas, dingin,
trauma tumpul, sinar B, dan pemijatan, dapat langsung merangsang sel mast. !eberapa
keadaan, misalnya demam, panas, emosi, dan alkohol dapat merangsang langsung pada
pembuluh darah kapiler sehingga terjadi vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas. 1aktor
imunologik lebih berperan pada urtikaria yang akut daripada yang kronik dimana biasanya
$g. 0 terikat pada permukaan sel mast dan atau sel baso(il karena adanya reseptor 1c, bila
ada antigen yang sesuai berikatan dengan $g. 0, maka terjadi degranulasi sel, sehingga
mampu melepaskan mediator. Keadaan ini jelas tampak pada reaksi tipe $ (ana(ilaksis),
misalnya alergi obat dan makanan. Komplemen juga ikut berperan, aktivasi komplemen
secara klasik maupun secara alternati( menyebabkan pelepasan ana(ilatoksin (3Ca3&a) yang
mampu merangsang sel mast dan baso(il, misalnya tampak akibat venom atau toksin bakteri.
$katan dengan komplemen juga terjadi pada urtikaria akibat reaksi sitotoksik dan kompleks
imun, pada keadaan ini juga dilepaskan 4at ana(ilatoksin. Urtikaria akibat kontak dapat juga
terjadi misalnya setelah pemakaian bahan penangkis serangga, bahan kosmetik, dan
se(alosporin. Kekurangan 31 esterase inhibitor secara genetik menyebabkan edema
angioneurotik yang herediter ($rga, "##7).
*. ,LA2IFI,A2I
a. !erdasarkan lamanya serangan
- Urtikaria akut % 0pisode urtikaria yang berlangsung kurang dari 8 minggu
- Urtikaria kronis % urtikaria menetap yang belangsung selama 8 minggu atau lebih
b. !erdasarkan mor(ologi klinis
- urtikaria popular % bila berbentuk papul
- gutata % bila bentuknya besarnya sebesar tetesan air
- girata bila ukurannya besar besar.
- anular dan asinar.
c. !erdasarkan luas dan dalamnya
- urtikaria local
- generalisata
- angioedema.
d. !erdasarkan penyebab urtikaria dan mekanisme terjadinya, maka dikenal urtikaria
imunologik, nonimunologik dan idiopatik.
+. MANIFE2TA2I ,LINI2
3 Klinis tampak bentol (plaDues edemateus) multipel yang berbatas tegas, berwarna
merah dan gatal. !entol dapat pula berwarna putih di tengah yang dikelilingi warna
merah. Earna merah bila ditekan akan memutih. Ukuran tiap lesi bervariasi dari
diameter beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter, berbentuk sirkular atau
serpiginosa (merambat).
3 =iap lesi akan menghilang setelah 1 sampai F+ jam, tetapi dapat timbul lesi baru.
3 *ada dermogra(isme lesi sering berbentuk linear, pada urtikaria solar lesi terdapat
pada bagian tubuh yang terbuka. *ada urtikaria dingin dan panas lesi akan terlihat
pada daerah yang terkena dingin atau panas. Gesi urtikaria kolinergik adalah kecil-
kecil dengan diameter 1-C milimeter dikelilingi daerah warna merah dan terdapat di
daerah yang berkeringat. ecara klinis urtikaria kadang-kadang disertai angioedema
yaitu pembengkakan di(us yang tidak gatal dan tidak pitting dengan predileksi di
muka, daerah periorbita dan perioral, kadang-kadang di genitalia. Kadang-kadang
pembengkakan dapat juga terjadi di (aring atau laring sehingga dapat mengancam
jiwa.
-. PEMERI,2AAN
a. P%m%rik"aan Fi"ik
- $nspeksi % tampak adanya edema dan pembengkakan, kulit tampak kemerahan,
juga terdapat batas pinggir yang jelas (timbul secara tiba-tiba, memudar bila
disentuh,dan apabila digaruk akan timbul bilur-bilur yang baru).
- *alpasi % terasa adanya pembengkakan dan edema serta adanya nyeri tekan.
#. P%m%rik"aan P%nun4ang
- *emeriksaan darah, urin, dan (eses rutin untuk menilai ada tidaknya in(eksi yang
tersembunyi atau kelainan pada alat dalam. 3ryoglobulin dan cold hemolysin
perlu diperiksa pada dugaan urtikaria dingin.
- =es eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai
untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu.
- =es kulit, meskipun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu
diagnosis. Uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test), serta tes intradermal
dapat dipergunakan untuk mencari alergen inhalan, makanan, dermato(it dan
kandida.
- *emeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok, serta usapan vagina perlu untuk
menyingkirkan dugaan adanya in(eksi (okal.
- *emeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar $munoglobulin 0, eosino(il
dan komplemen.
- *emeriksaan histopatologik, walaupun tidak selalu diperlukan, dapat membantu
diagnosis. !iasanya terdapat kelainan berupa pelebaran kapiler di papilla dermis,
geligi epidermis mendatar, dan serat kolagen membengkak. *ada tingkat
permulaan tidak tampak in(iltrasi seluler dan pada tingkat lanjut terdapat in(iltrasi
leukosit, terutama disekitar pembuluh darah.
- *ada urtikaria (isik akibat sinar dapat dilakukan tes (oto tempel.
- untikan mecholyl intradermal dapat digunakan pada diagnosis urtikaria
kolinergik.
- =es dengan es (ice cube test) pada urtikaria dingin.
- =es dengan air hangat pada urtikaria panas. ($rga, "##7)
.. PENATALA,2ANAAN
a. Non Farmakologi
Hang bisa dilakukan untuk pengobatan secara non (armakologi ini adalah dengan
menghindari allergen yang diperkirakan sebagai penyebab dari urtikaria.
#. Farmakologi
Untuk pengobatan secara (armakologi yang bisa dilakukan adalah dengan
memberikan obat antihistamin.
-ntimistamin ini sendiri sekarang sudah terbit " generasi, :enerasi $ dengan e(ek
sedative nya (yang dapat menyebabkan kantuk) dan antihistamin generasi $$ yang
tidak lagi mempunyai e(ek sedative. -ntihistamin generasi $$ ini lebih aman untuk
mereka yang mempunyai pekerjaan berat yang harus tahan kantuk. elain dengan
antihistamin, kortikosteroid pun bisa dipakai untuk kombinasi.
/. PROGNO2I2
*ada umumnya, prognosis urtikaria adalah baik, dapat sembuh spontan atau dengan obat.
=etapi karena urtikaria merupakan bentuk kutan ana(ilaksis sistemik, dapat saja terjadi
obstruksi jalan na(as karena adanya edema laring atau jaringan sekitarnya, atau
ana(ilaksis sistemik yang dapat mengancam jiwa.
A. PENG,A5IAN
*ada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan diagnostik untuk memperoleh
in(ormasi dan data yang akan digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana asuhan
keperawatan pada klien. ,ari wawancara akan diperoleh in(ormasi tentang biodata, keluhan
utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat kesehatan atau penyakit di masa lalu, riwayat
kesehatan keluarga, pola aktivitas sehari-hari, dan riwayat psikososial.
-dapun yang bisa dikaji dari pasien dengan urtikaria adalah %
a. ,%a!aan 6mum
/eliputi kondisi seperti tingkat ketegangan atau kelelahan, warna kulit, tingkat kesadaran
kualitati( atau :3, pola napas, posisi klien dan respon verbal klien.
#. Tan!a3tan!a 7ital
- =ekanan darah
- 2eart rate
- >espiratory rate
- uhu
8. P%m%rik"aan ,%9ala !an L%'%r
- !entuk wajah
- =anda kesakitan, tanda ketegangan, dan atau kelelahan
- !entuk hidung, sekret, elastisitas septum
- Kaji adanya pernapasan cuping hidung
- Kaji adanya cyanosis
- -danya ptosis
- Konjungtiva
- klera normal;ikhterus
!. P%m%rik"aan T'ora: !an A#!om%n
Inspeksi
*erhatikan mani(estasi distress pernapasan seperti% sinkronisasi gerakan dinding dada-
abdomen, dypsnea, orthopnea, *),, 3heyne tokes, tanda-tanda retraksi otot intercostae
dan suprasternal.
Palpasi
/enilai getaran suara pada dinding dada (tactile (ermitus), denyut ape@ (normal% $3 <
/3G sinistra, lebar denyutan 1 cm), getaran;thrill (menunjukkan bising jantung), dan
denyut arteri.
Perkusi
/enilai batas-batas paru dan jantung, serta kondisi paru.
uskultasi
*erhatikan suara napas dan suara napas tambahan (ronchi, rales, whee4ing, pleural
(riction rub), bunyi jantung, bising jantung atau murmur.
%. P%m%rik"aan A#!om%n
Inspeksi
/eliputi bentuk, ketegangan dinding perut, gerakan dinding perut, pelebaran vena
abdominal, denyutan di dinding perut.
uskultasi
/enilai peristaltik usus dan bising sistolik.
Palpasi
/eliputi ada tidaknya hepatomegali, splenomegali, asites.
Perkusi
hi(ting dullness menunjukkan adanya accites.
(.Ek"trimita" !an Int%gum%n
Inspeksi
a) Earna kulit % kaji adanya eritema.
b) Kaji adanya edema.
c) Kaji adanya lesi.
d) $nspeksi kesimetrisan ekstremitas kanan dan kiri.
Palpasi
a) Kaji adanya edema.
b) Kaji perubahan warna saat ditekan.
c) )yeri tekan.
d) Kaji akral hangat atau dingin.
P%m%rik"aan P%nun4ang
- *emeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar $munoglobulin 0, eosino(il dan
komplemen.
- =es eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang dicurigai
untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu per satu.
- *emeriksaan darah, urin, dan (eses rutin untuk menilai ada tidaknya in(eksi yang
tersembunyi atau kelainan pada organ dalam. 3ryoglobulin dan cold hemolysin
perlu diperiksa pada dugaan urtikaria dingin.
- *emeriksaan gigi, telinga-hidung-tenggorok, serta usapan vagina perlu untuk
menyingkirkan dugaan adanya in(eksi (okal.
- =es kulit, meskipun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu
diagnosis. Uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test), serta tes intradermal
dapat dipergunakan untuk mencari alergen inhalan, makanan, dermato(it dan
kandida.
- *emeriksaan histopatologik, walaupun tidak selalu diperlukan, dapat membantu
diagnosis. !iasanya terdapat kelainan berupa pelebaran kapiler di papilla dermis,
geligi epidermis mendatar, dan serat kolagen membengkak. *ada tingkat permulaan
tidak tampak in(iltrasi seluler dan pada tingkat lanjut terdapat in(iltrasi leukosit,
terutama disekitar pembuluh darah.
- *ada urtikaria (isik akibat sinar dapat dilakukan tes (oto tempel.
- untikan mecholyl intradermal dapat digunakan pada diagnosis urtikaria kolinergik.
- =es dengan es (ice cube test) pada urtikaria dingin.
- =es dengan air hangat pada urtikaria panas
B. DIAGNO2A
ANALI2I2 DATA
1. ,s %
- Klien merasa nyeri pada kulit yang bengkak
- kala nyeri klien F dari 1#
,o %
- Klien tampak meringis
- Kulit klien terlihat bengkak dan berwarna kemerahan
Diagno"a : nyeri akut berhubungan dengan edema ditandai dengan klien mengatakan
merasa nyeri pada kulit yag bengkak dan berwarna kemerahan, skala nyeri F dari 1#.
". ,s %
- Klien merasa kulit klien membengkak pada beberapa bagian tubuh
,o %
- =erdapat lesi, udem dan pembengkakan
Diagno"% : kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan adanya iritan dan bahan
kimia ditandai dengan adanya lesi, edema, dan pembengkakan.
C. ,s %
- Klien mengeluh kurangan tidur
- Klien mengatakan sering terbangun pada malam hari
- Klien merasa gatal pada malam hari
,o %
- Klien terlihat letih dan lesu
Diagno"a : gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus ditandai dengan klien
mengeluh kurang tidur, sering terbangun pada malam hari karena merasa gatal pada kulit.
F. ,s % -
,o %
- =erdapat lesi
- =erdapat pembengkakan
Diagno"a : resiko in(eksi berhubungan dengan destruksi jaringan dan peningkatan
paparan lingkungan ditandai dengan adanya lesi.
D. E7AL6A2I
No. ;aktu Diagno"a E<alua"i
1. I @ "F jam :angguan rasa nyaman % nyeri
akut berhubungan dengan
oedema ditandai dengan klien
mengatakan merasa nyeri
pada kulit yang bengkak dan
berwarna kemerahan, klien
mengatakan skala nyerinya F
dari 1#, dan klien tampak
meringis kesakitan.
%
- Klien mengatakan tidak merasa
nyeri pada kulit yang bengkak dan
kemerahan.
- Klien mengatakan sudah tidak nyeri
(dari skala nyeri F menjadi skala
nyeri #)
6 %
- Klien tampak tidak meringis
kesakitan.
- % =ujuan tercapai
* % *ertahankan kondisi pasien
". I @ "F jam Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan adanya
iritan dan bahan kimia
ditandai dengan adanya lesi,
oedema, dan pembengkakan
% -
6 %
- =idak ada lesi kemerahan pada
kulit.
- =idak terdapat oedema dan
pembengkakan pada kulit
- % =ujuan tercapai
* % *ertahankan kondisi pasien
C. I @ "F jam :angguan pola tidur
berhubungan dengan pruritas
ditandai dengan klien
mengeluh kurang tidur, sering
terbangun pada malam hari
karena merasa gatal pada kulit
%
- Klien mengatakan tidak ada
keluhan gatal saat istirahat tidur.
- Klien mengatakan waktu tidurnya
cukup dan merasa segar saat
bangun
6 %
- Klien tampak tidur dengan nyenyak
- % =ujuan tercapai
* % *ertahankan kondisi pasien
F. I @ "F jam >esiko $n(eksi berhubungan
dengan detruksi jaringan dan
peningkatan paparan
lingkungan ditandai dengan
adanya lesi
% -
6 %
- =idak terdapat lesi pada kulit
- =idak terdapat tanda-tanda in(eksi
(E!3 (F,##-11,## k;ul dan
demam.)
- % =ujuan tercapai
* % *ertahankan kondisi pasien

También podría gustarte