Jawad Sareh (041311433014) Ahmad Hafid Afandi (041311433051) Muhammad Ibnu Sudarianto (041311433058) Muhammad Windi Siliwangi (041311433106) Balkis Sapto Budiyono (041311433160)
Bekerja, berusaha, beramal wajib hukumnya disisi Islam. Ia adalah asas hidup dan ia adalah pembangun agama, bangsa dan negara. Umat Islam dituntut supaya rajin-rajinlah bekerja dan bertawakal kepada Allah SWT. Bekerja untuk mencari nafkah bagi keluarga adalah diwajibkan oleh agama. Ini adalah amanat Allah SWT untuk umatNya. Bertawakal saja kepada Allah SWT tanpa bekerja tidak disukai Allah SWT. Oleh itu, umat Islam hendaklah bersungguh-sungguh didalam setiap pekerjaan yang dibuat. Menuntut ilmu seperti berjuang, bekerja keras, bersungguh-sungguh adalah wajib dilaksanakan oleh umat Islam. Sebagai seorang muslim harus meyakini dengan pasti bahwa rezeki itu berasal dari sisi Allah SWT, bukan berasal dari manusia, dan setiap keadaan (usaha) yang biasanya mendatangkan rezeki tidak lain adalah kondisi tertentu yang berpeluang menghasilkan rezeki. Tetapi bukan sebagai sebab datangnya rezeki. A. Anjuran Bekerja Dari Abu Abdullah Az-Zubair bin Al-Awwam r.a., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Sungguh seandainya salah seorang di antara kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupmu, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak. (HR. Bukhari)
Dalam sebuah hadits Rasul saw bersabda: Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena bekerja pada siang hari, maka pada malam itu ia diampuni Allah (Hadits Riwayat Ahmad & Ibnu Asakir )
Dalam hadits-hadits yang disebutkan di atas, menunjukkan bahwa bekerja merupakan perbuatan yang sangat mulia dalam ajaran Islam. Rasulullah saw memberikan pelajaran menarik tentang pentingnya bekerja. Dalam Islam bekerja bukan sekadar memenuhi kebutuhan perut, tapi juga untuk memelihara harga diri dan martabat kemanusiaan yang seharusnya dijunjung tinggi. Karenanya, bekerja dalam Islam menempati posisi yang teramat mulia. Islam sangat menghargai orang yang bekerja dengan tangannya sendiri. B. Kerja dan Tawakal Harus kita yakini bahwa kerja keras adalah ibadah dan suatu keharusan. Di samping itu, yakin bahwa kerja keras bukanlah sebab datangnya rizki. Rizki adalah di tangan Allah swt. yang akan diberikan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Oleh sebab itu, sebelum melakukan aktivitas apapun, termasuk bekerja untuk mencari rizki, segala sesuatunya ia serahkan kepada Allah swt. Mau begitu, mau begini, apapun yang terjadi diserahkan kepada Allah swt. Yang penting telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan perintah Allah swt, Nah, sikap hati menyerahkan segala macam urusan kepada Allah swt. itulah yang disebut Tawakkul (yang dalam bahasa Indonesia berubah menjadi Tawakkal).Tawakal ni banyak diperintahkan oleh Allah swt. seperti firman-Nya :
Dan siapa saja yang bertawakkal kepada Allah maka Dia yang akan mencukupkan keperluannya (at-Thalaq [65] : 2).
C. Konsep Rezeki Ada sebagian orang yang menganggap bahwa rizki itu merupakan hasil usaha manusia. Bila seseorang dinaikkan gajinya, ia merasa bahwa semua itu adalah buah kerja kerasnya dan prestasi kerjanya. Pengamatan secara mendalam terhadap ayat-ayat al-Quran menyimpulkan bahwa rizki itu ada di tangan Allah swt. dan berasal dari-Nya. Siapa yang dikehendaki oleh Allah swt. diberi rizki, ia akan mendapatkannya, demikian pula sebaliknya. Firman Allah swt: Kami (Allah) tidak meminta rizki kepada engkau, Kamilah yang memberi engkau rizki. Dan akibat (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Thaha [] : 132)
Dan makanlah dari apa yang Allah rizkikan kapada kamu yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu imani itu (QS. al-Maidah [5] : 88)
Berdasarkan ayat-ayat tegas diatas jelaslah bahwa Allah memberi rizki pada siapa saja yang dikehendaki, baik atas usaha orang tersebut atau tanpa usahanya.