Está en la página 1de 21

LAPORAN TB PROJECT

UPAYA PENDEKATAN TERHADAP KELUARGA NY. S


DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA
TUBERKULOSIS PARU






Dokter Pembimbing :
dr. Dian Avianti, M.Kes
dr. Asdiyati

Disusun oleh :
Akhmad Afrianto H2A008004
Deni Andre Atmadinata H2A008
Dian Pratama Putra H2A008
Herizko Silvano H2A008
Leny Sukmawati H2A008028
Yosyana Eka Silvia Pratiwi H2A008046


KEPANITERAAN KLINIK STASE KOMPREHENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG
2014

2

TAHAP I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

Nama Kepala Keluarga : Tn. W (50 tahun)
Alamat : Jalan Tlogomulyo RT 03/RW IV Pedurungan Semarang
Bentuk Keluarga : Extended family

Tabel 1. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No. Nama Kedudukan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Ket.
1 Tn. W Kepala
Keluarga
L 50 th SMP Buruh
Pabrik
- -
2 Ny. S Istri P 46 th SD Pedagang Pasien -
3 Sdr. N Anak P 23 th SMA Swasta - -
4 Sdr. S Anak P 15 th SMP Pelajar - -
5 Ny. P Mertua
Pasien
P 70 th SD - - -

Kesimpulan Tahap I :
Di dalam keluarga Tn. W berbentuk extended family didapatkan pasien atas nama Ny. S
umur 46 tahun, tamat SD, seorang pedagang dengan penyakit TB Paru.













3

TAHAP II. STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Tlogomulyo RT Pedurungan
Pekerjaan : Pedagang
No. CM : 36.22.86
Tanggal Masuk : 28Maret 2014

B. ANAMNESIS
(Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal tanggal 29Maret
2014, pukul : 09.30 WIB.)
1. Keluhan utama : nyeri ulu hati
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
1 bulan SMRS pasien mengeluh batuk disertai dahak berwarna
kehijauan (+), darah (-), pasien juga mengeluh sering merasa keringatan
saat malam hari, sebelum batuk pasien sempat merasa demam, namun
tidak terlalu tinggi. Pasien juga mengeluh pilek (+) dan pusing (+). Mual
(-), muntah (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien sempat berobat
ke puskesmas dan diberi obat,keluhan sudah mulai berkurang.
3 hari SMRS pasien mengeluh nyeri ulu hati, nyeri dirasakan hilang
timbul, pasien juga mengeluh mual (+) tapi tidak muntah, nafsu makan
menurun drastis, berat badan juga dirasakan menurun akhir akhir ini
namun pasien tidak pernah menimbang. Selain itu pasien juga mengeluh
batuk (+) berdahak, pusing (+), badan terasa lemas (+). Demam (-),
keringat dingin (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Saat masuk rumah sakit (IGD), pasien masih mengeluh nyeri ulu hati (+),
mual (+), pusing (+), badan terasa lemas (+), batuk (+) tapi berkurang,
Dan oleh dokter IGD, disarankan untuk rawat inap dan meneruskan
pengobatan TB Paru yang sudah dijalani.

4


3. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat sakit seperti ini : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat pengobatan TB : disangkal

4. RiwayatPenyakitKeluarga :
Riwayat sakit seperti ini : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat alergi obat : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal

5. Riwayat Kebiasaan :
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat sering konsumsi air es : disangkal
Riwayat makan tidak teratur : disangkal

6. Riwayat SosialEkonomi :
Pasien seorang pedagang, tinggal bersama suami, anak, dan ibu mertua.
Suami bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan
<Rp.1.000.000,./bulan. Kesan : status ekonomi kurang. Pengobatan
menggunakan biaya sendiri.

C. PEMERIKSAAN FISIK
(Pemeriksaanfisikdilakukanpadatanggal 29 Maret 2014,Pukul : 10.00 WIB.)
Keadaanumum:Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Vital sign

5

TD : 130/70 mmHg
Nadi : 86x/menit (regular, isidantegangancukup)
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6 C
Status Gizi
BB : 43 kg
TB : 160 cm
BMI : 16,79 kg/m
2
(kesan : underweight)

Status Internus
Kulit : warna sawo matang, petekie (-), turgor kulit cukup
Kepala : kesan mesocephal, rambut hitam, rontok (-)
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm
Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-)
Telinga : serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)
Mulut : bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi berdarah
(-)
Leher : pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)

Thorax :
Paru
D e x t r a S i n i s t r a
D e p a n
1. I nspeksi
Bentuk dada
Hemitorak

2. Palpasi
Stem fremitus
Nyeritekan
Pelebaran ICS


dalam batas normal
Simetris


Dextra = sinistra
(-)
(-)


dalam batas normal
Simetris


Dextra = sinistra
(-)
(-)

6


3. Perkusi

4. Auskultasi
Suaradasar
Suaratambahan

Sonor diseluruh lapang paru


Vesikuler, melemah di basal,
Ronkhi basah halus (+)

Sonor di seluruh lapang paru


Vesikuler, melemah dibasal,
Ronkhi basah halus (+)
B e l a k a n g
1. I nspeksi
Bentuk dada
Hemitorak

2. Palpasi
Stem fremitus
Nyeritekan
Pelebaran ICS

3. Perkusi

4. Auskultasi
Suaradasar
Suaratambahan


Dalam batas normal
Simetris


Dextra = sinistra
(-)
(-)

Sonor di seluruhlapangparu


Vesikuler, melemah di basal,
Ronkhi basah halus (+)


Dalambatas normal
Simetris


Dextra = sinistra
(-)
(-)

Sonor di seluruhlapangparu


Vesikuler, melemah di basal,
Ronkhi basah halus (+)

Tampak anterior paru Tampak
posterior paru





J antung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis kuat angkat (+), thrill (-), pulsus epigastrium (-),
pulsus parasternal (-), sternal lift (-)
Perkusi :
batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra
pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra

7

batas kanan bawah : ICS V lin.sternalis dextra
kiri bawah : ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula
sinistra
konfigurasi jantung (dalam batas normal)
Auskultasi : reguler
Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)
Abdomen
Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik
(-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh regio abdomen
Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : nyeri tekan epigastrum (+),
Hepar,lien dan ginjal tidak teraba
Ektremitas
S u p e r i o r I n f e r i o r
A k r a l d i n g i n - / - - / -
O e d e m - / - - / -
S i a n o s i s - / - - / -

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
P e m e r i k s a a n H a s i l N i l a i N o r m a l
E r i t r o s i t 3 , 3 2 3 , 8 - 5 , 2
H e m o g l o b i n 9 , 3 0 1 1 , 7 - 1 5 , 5
H e m a t o k r i t 2 9 3 5 - 4 7
T r o m b o s i t 6 1 1 5 4 - 3 8 6

8

R D W 1 7 , 5 1 1 , 5 - 1 4 , 5
Eos i nof i l Abs ol ut e 0 , 0 0 0 , 0 4 5 - 0 , 4 4
Li mf os i t Abs ol ut e 0 , 7 0 0 , 9 - 5 , 2
N e u t r o f i l 8 5 , 3 0 5 0 - 7 0
L i m f o s i t 8 , 8 0 2 5 - 4 0
K a l i u m 3 , 2 3 , 5 - 5 , 0
C h l o r i d a 1 0 8 9 5 - 1 0 5
S G O T 1 1 5 0 - 3 5
S G P T 4 8 0 - 3 5
A l b u m i n 2 , 4 3 , 2 - 5 , 2
T o t a l B i l i r u b i n 9 , 5 6 0 , 1 - 1 , 0
T o t a l D i r e k 9 , 1 6 0 , 0 0 - 0 , 2 0

Foto thoraks terakhir


Gambaran :

9

Cor : batassuram
Pulmo : corakanvesikulerkasar, bercakkesuramankedualapangparu,
sinus costrophrenicussuram(gambaranTB paruaktif + efusi pleura dextra
E. RESUME

F. PATIENT CENTERED DIAGNOSIS
1. Diagnosis Holistik
Ny.S umur 46 tahun, extended family, TB Paru, Status Gizi Kurang.
Hubungan keluarga cukup harmonis dan hubungan dengan masyarakat
sekitar terjalin baik. Status ekonomi kurang.
2. Diagnosis Biologis
TB Paru, Gastritis dan Underweight
3. Diagnosis Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran terhadap penyakitnya.
Hubungan pasien dengan anggota keluarga lain baik dan saling mendukung.
4. Diagnosis Sosial, Ekonomi, Budaya
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa, cukup berperan aktif dalam
kegiatan kemasyarakatan, hubungan dengan masyarakat baik, status
ekonomi kurang.

G. PENATALAKSANAAN
1. TB Paru
Non medika mentosa
Istirahat
Diet tinggi kalori dan tinggi protein
Medika mentosa
Tahap Intensif (2RHZE setiap hari)
o Isoniazid 3 x 75 mg/hari
o Rifampicin 3 x 150 mg/hari
o Pyrazinamid 3 x 400 mg/hari
o Etambutol 3 x 275 mg/hari
Tahap Lanjutan (4R3H3 3x/minggu)

10

o Isoniazid 3 x 75 mg/hari diminum 3x/minggu
o Rifampicin 3 x 150mg/hari diminum 3x/minggu

2. Underweight
Banyak makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat, lemak,
protein dan vitamin.


TAHAP III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1. FUNGSI HOLISTIK
a. Fungsi Biologis
Keluarga terdiri atas suami (Tn.W 50 tahun), pasien sendiri selaku istri (Ny. S
46 tahun), dan dua orang anaknya (Sdr.N 23 tahun dan Sdr. S 15 tahun).
Keluarga tinggal bersama dalam satu rumah.
b. Fungsi Psikologis
Pasien tidak mengalami beban pikiran yang berlebihan atas penyakit yang
dideritanya. Hubungan pasien dengan anggota keluarga yang lain terjalin akrab
dan saling mendukung satu sama lain
c. Fungsi Sosial
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan masyarakat
sekitar berjalan baik, cukup aktif di kegiatan kemasyarakatan seperti PKK, RT
dan RW.
d. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien merupakan pedagang, sedangkan suami pasien bekerja sebagi buruh
pabrik. Pasien tinggal serumah dengan suami dan kedua. Penghasilan keluarga
(suami istri) kurang lebih Rp 2.000.000,00 perbulan. Biaya pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan menggunakan BPJS. Kesan : ekonomi kurang.
e. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Komunikasi anggota keluarga berlangsung baik, saling menghormati pendapat
anggota keluarga yang lain dan permasalahan diselesaikan dengan cara
dimusyawarahkan bersama-sama.

11

2. FUNGSI FISIOLOGIS
Dilakukan APGAR keluarga yang dilakukan penilaian terhadap 5 fungsi
pokok keluarga yang kemudian tergantung dari pelaksanaan kelima fungsi keluarga
tersebut dapat diketahui tingkat kesehatan keluarga yang dinilai, meliputi Adaption,
Partnership, Growth, Affection, Resolve.
Tabel 4. APGAR score keluarga Ny. TS
Kode APGAR Tn.W Ny.S an An
A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya mendapat masalah.
2 2 2 2
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya.
2 2 2 2
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru.
2 1 1 2
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll.
2 2 2 1
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama.
1 2 1 1
Total (kontribusi) 9 9 8 8
Score APGAR : hampir tidak pernah (0), kadang-kadang (1), hampir selalu (2).
Rata-rata APGAR score keluarga Ny.TS = 9 + 9 + 8 +8 = 8,5
4
Kesimpulan : Fungsi fisiologis keluarga Ny.TS = baik


3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 5. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Ny. S
Sumber Patologi Ket.
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -

12

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak
tradisi budaya yang masih diikuti.
-
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama,
ketaatan ibadah cukup baik.
-
Economic Penghasilan keluarga kurang untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari
+
Education Tingkat pendidikan keluarga kurang, merupakan tamatan
SMP dan SD. Pengetahuan dalam hal pengetahuan tentang
penyakitnya kurang.
+
Medical Kesadaran pasien untuk menggunakan masker saat
beraktivitas di dalam dan luar rumah masih kurang.
+
Kesimpulan : keluarga Ny. S memiliki fungsi patologis.

4. GENOGRAM









Diagram 1. Genogram keluarga Ny. TS


Keterangan :
: laki laki
: perempuan

: laki-laki, perempuan meninggal
: pasien

13

: tinggal serumah


Kesimpulan Genogram :
Berdasarkan genogram di atas, tidak ada penyakit yang diturunkan dari keluarga.

5. POLA INTERAKSI KELUARGA









Diagram 2. Pola interaksi keluarga Ny. S
Kesimpulan : Pola interaksi 2 arah antar anggota keluarga berjalan baik dan
harmonis.

6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga penderita tergolong rendah, rata-rata anggota keluarga
hanya berpendidikan jenjang Sekolah Menengah. Keluarga kurang menyadari arti
penting kesehatan dan pengetahuan tentang penyakit TB paru.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya kurang
positif karena walaupun pasien memahami tentang penyakitnya, pasien tidak
menggunakan masker dalam aktifitas keseharianya, tidak memisahkan alat makan
dengan anggota keluarga lain, tidak selalu menutup mulut jika batuk, dan meludah
disembarang tempat. Oleh karena itu kemungkinan untuk menular ke anggota
keluarga maupun teman tempat bekerja cukup tinggi.
Keterangan :
: Hubungan baik
: Hubungan tidak baik
Ny.S
Ny.P
Sdri. S
Sdri. N
Tn>W

14

c. Tindakan
Penderita dan keluarga kurang menyadari pentingnya arti hidup sehat karena
setiap ada anggota keluarga yang sakit tidak langsung diperiksakan ke dokter
umum/ puskesmas/ klinik/ Rumah Sakit. Namun penderita belum terbiasa
menggunakan masker dalam beraktifitas sehari-hari.

7. FAKTOR NON PERILAKU
a. Lingkungan
Rumah yang ditempati oleh keluarga Ny.S sudah cukup rapi. Keadaan di
dalam dan di luar rumah cukup bersih, sampah dibuang pada tempat sampah,
sumber air terjaga kebersihannya, sanitasi baik. Kondisi rumah juga tertata rapi
dan di halaman terdapat beberapa pot. Namun pencahayaan dan ventilasi
didalam rumah dirasa kurang karena walaupun rumah tersebut memiliki banyak
jendela, jendela tersebut jarang dibuka anggota keluarga sibuk beraktivitas
diluar rumah..
b. Keturunan
Tidak terdapat penyakit yang diturunkan dari keluarga.
c. Pelayanan Kesehatan
Unit pelayanan kesehatan yang tersedia di lingkungan sekitar antara lain
Puskesmas, RS Elizabeth, RS Roemani, RS William Booth, RS Kariadi, dan
Klinik Praktek Dokter Swasta. Apabila ada anggota keluarga yang sakit
langsung berobat ke klinik/puskesmas atau dokter yang praktek di sekitar tempat
tinggal penderita.

8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga ini tinggal di sebuah rumah berukuran 10 x 7m
2
, rumah menghadap ke
utara. Rumah memiliki pagar pembatas. Terdiri dari ruang tamu, tiga kamar tidur,
satu kamar mandi, satu wc, dan ruang makan yang menjadi satu dengan dapur.
Pintu masuk dan keluar ada dua, di bagian depan rumah dan samping rumah.
Dinding terbuat dari tembok yang sudah di cat, lantai rumah berupa keramik.
Ventilasi dan pencahayaan rumah kurang. Atap rumah tersusun dari genteng dan
ditutupi langit-langit. Masing-masig kamar tidur dilengkapi dengan sebuah ranjang

15

dan kasur. Perabotan rumah tangga sederhana. Sumber air untuk kebutuhan sehari-
harinya keluarga ini menggunakan air PDAM dan air sumur. Sehari-hari keluarga
memasak menggunakan kompor gas.



9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Lingkungan sekitar rumah berupa perkampungan dengan kondisi masyarakat
akrab dan baik. Rumah satu dengan yang lainnya saling berdempetan. Terdapat
selokan untuk menyalurkan limbah rumah yang terdapat di depan rumah. Sampah
dibuang di tempat pembuangan khusus. Rumah langsung berhadapan dengan jalan,
dengan kondisi jalan sudah beraspal.

RESUME IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Holistik (biopsikososial) : baik
2. Fungsi Fisiologis (APGAR) : baik
3. Fungsi Patologis (SCREEM) : ada
4. Fungsi Genogram Keluarga : tidak ada penyakit yang diturunkan
5. Fungsi Pola Interaksi Keluarga : baik
6. Fungsi Perilaku Keluarga : kurang baik
7. Fungsi Non Perilaku Keluarga : kurang baik
8. Fungsi Lingkungan Indoor : kurang baik
9. Fungsi Lingkungan Outdoor : kurang baik

16

DAFTAR MASALAH
1. Masalah Medis
Tuberkulosis paru
2. Masalah Nonmedis
a. Kurangnya kesadaran penderita untuk menggunakan masker saat beraktivitas,
perilaku menutup mulut saat batuk, perilaku memisahkan alat makan dari
anggota lain, perilaku meludah disembarang tempat
b. Kondisi rumah yang kurang sehat karena pencahayaan yang kurang dan jendela
rumah yang jarang dibuka.
c. Jarak antara rumah yang satu dan yang lainnya berhimpitan.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 6. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxR P S SB Mn Mo Ma
1. Kurangnya kesadaran penderita
untuk menggunakan masker saat
beraktivitas, perilaku menutup
mulut saat batuk, perilaku
memisahkan alat makan dari
anggota lain, perilaku meludah
disembarang tempat
5 5 5 5 4 4 4 40.000 (I)
2. Kondisi rumah yang kurang sehat
karena pencahayaan yang kurang
dan jendela rumah yang jarang
dibuka.
5 5 4 4 4 4 4 25.600 (II)
3. Jarak antara rumah yang satu dan
yang lainnya berhimpitan
5 5 4 3 4 3 4 14.400 (III)
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)

17

T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain:
1 = tidak penting
2 = agak penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting

DIAGRAM PERMASALAH PASIEN












Diagram 3. Diagram permasalahan pasien





Ny. S 46 tahun dengan
Tuberkulosis Paru
Jarak antara rumah yang satu
dan yang lainnya
berhimpitan
Kondisi rumah yang kurang
sehat karena pencahayaan yang
kurang dan jendela rumah yang
jarang dibuka..
Kurangnya kesadaran penderita untuk
menggunakan masker saat beraktivitas,
perilaku menutup mulut saat batuk, perilaku
memisahkan alat makan dari anggota lain,
perilaku meludah disembarang tempat

18

TAHAP IV. HUBUNGAN LINGKUNGAN KURANG SEHAT, SIKAP DAN
TINDAKAN YANG KURANG DENGAN TUBERKULOSIS PARU

Tuberkulosis paru masih menjadi masalah di semua negara, salah satunya Indonesia.
Bahkan WHO mencanangkan program pembrantasan TB paru. Tuberkulosis paru adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosa tipe Humanus
(jarang oleh tipe M. Bovinus). Salah satu faktor yang turut mempengaruhi penularan TB
paru adalah lingkungan terutama kondisi rumah.
Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan sandang dan
papan. Rumah sehat dan nyaman merupakan sumber inspirasi penghuninya dan berfungsi
sebagai tempat tinggal yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim serta makhluk
hidup lainnya. Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis penyakit, terutama TBC yang erat
kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan. Faktor-faktor pada bangunan rumah yang
dapat mempengaruhi kejadian penyakit antara lain ventilasi, pencahayaan, kepadatan
hunian ruang, kelembaban dan suhu ruangan.
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas
lantai. Ventilasi merupakan sarana untuk pertukaran udara bersih dari luar dengan udara
kotor di dalam ruangan, sehingga udara ruangan tetap segar dan sehat. Cahaya matahari
elain berguna untuk menerangi ruang juga mempunyai daya untuk membunuh bakteri
Kepadatan hunian ruangan tidur Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan
digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5
tahun. Ruang tidur yang padat atau dihuni lebih dari satu orang mennyebabkan kebutuhan
oksigen pada seseorang akan berkurang, sehingga ruangan akan berasa pengap dan tidak
segar, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan. Kebutuhan minimal penghuni kamar tidur
untuk satu orang dewasa adalah sebesar 9m3 dan untuk anak-anak sebesar 4,5m3.
Kelembaban ruangan rumah dan ruang tidur dipertahankan 40% karena kuman
dapat bertahan hidup lebih lama di tempat lembab.
Salah satu faktor risiko yang menyebabkan TB paru pada Ny. S adalah kondisi
lingkungan tempat tinggal yang kurang sehat, letak rumah yang padat dan saling
berhimpitan, selain itu keadaan rumah yang kurang sehat karena kurangnya pencahayaan
dan jendela-jendela rumah yang jarang dibuka serta kesadaran keluarga penderita untuk
menggunakan masker saat beraktivitas masih kurang.

19

Tingkat pengetahuan juga dapat mempengaruhi penyakit TB. Menurut penelitian yang
dilakukan di Surabaya oleh Runggu tahun 2003 , didapatkan bahwa pendidikan merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi angka kejadian Tb paru. Semakin rendah tingkat
pendidikan, semakin rendah tingkat pemahaman seseorang terhadap penyakit Tb paru.
Keluarga Ny. S harus mendapatkan edukasi mengenai penyakit yang dideritanya,
menyarankan untuk mengurangi aktifitas fisik berlebihan dan istirahat cukup, minum
obat teratur, menyarankan untuk menggunakan masker, tidak meludah sembarangan
dan menyarankan untuk selalu membuka jendela pada pagi sampai sore hari agar
sirkulasi udara bagus, dan cahaya dapat masuk ke ruangan.

TAHAP V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Tb Paru
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Pasien merupakan anggota masyarakat biasa dan hubungan dengan
masyarakat sekitar berjalan baik, cukup aktif di kegiatan PKK, RT dan RW,
merupakan aktivis gereja, status ekonomi cukup.

B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai
berikut:
1. Promotif
Memberikan edukasi kepada pasien tentang pengertian penyakit Tb paru,
penyebab, gejala klinis, penularan, pencegahan dan terapi.
2. Preventif

20

a) Menyarankan untuk tidak saling memakai alat makan bersama.
Penggunaan alat makan antara penderita dan keluarga harus
disendirikan.
b) Menyarankan untuk menggunakan masker baik ketika batuk maupun
ketika menjaga toko didepan rumah, tidak membuang dahaknya
sembarangan.
c) Menyarankan untuk selalu membuka jendela pada pagi sampai sore hari
agar sirkulasi udara bagus, dan cahaya dapat masuk ke ruangan.
3. Kuratif
Non medika mentosa
Istirahat
Diet tinggi kalori dan tinggi protein
Medika mentosa
Tahap Intensif (2RHZE setiap hari)
o Isoniazid 3 x 75 mg/hari
o Rifampicin 3 x 150 mg/hari
o Pyrazinamid 3 x 400 mg/hari
o Etambutol 3 x 275 mg/hari
Tahap Lanjutan (4R3H3 3x/minggu)
o Isoniazid 3 x 75 mg/hari diminum 3x/minggu
o Rifampicin 3 x 150mg/hari diminum 3x/minggu
4. Rehabilitatif
Berolahraga secara teratur setiap harinya, misalnya dengan jalan sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Rani, Aziz., S. Soegondo., dkk. 2008. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam. Jakarta: PB PAPDI.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius.




21

También podría gustarte