Está en la página 1de 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2012) 1-6

1
AbstrakDalam pelaksanaannya ada beberapa metode yang di
pakai salah satunya adalah metode cast in situ/konvensional yang
mana dalam pelaksanaannya dilakukan di lokasi proyek. Di
dalam pelaksanaan cast in situ terdapat beberapa kekurangan
yaitu membutuhkan waktu yang lama, kontrol kualitas yang
kurang baik serta membutuhkan banyak bekisting dan pekerja,
sehingga terjadi pembengkakan biaya dan waktu. Selain itu
terdapat metode pracetak/pracetak yang pada dasarnya sama
seperti beton bertulang biasa tetapi yang membedakanya yaitu
proses produksi dilakukan di tempat khusus produksi pracetak,
kemudian dibawa ke lokasi proyek ( transportasi ) untuk di susun
menjadi satu kesatuan struktur yang utuh ( ereksi ). Dibanding
metode cast in situ, metode pracetak dapat mereduksi jumlah
tenaga kerja dan kebutuhan bekisting sehingga dapat
meminimalkan biaya dan waktu pelaksanaan
Data analisa yang diperlukan untuk perbandingan dua
sistem ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari pihak pelaksana pekerjaan yaitu berupa RAB, time
schedule, gambar pelaksanaan,peralatan kerja. Pada Tugas Akhir
ini direncanakan alternative desain untuk pracetak secara
perhitungan,jenis pracetak yang digunakan, metode pelaksanaan
pekerjaan precas,.Dengan analisis perbandingan metode pracetak
dan cast in situ didapatkan hasil Metode cast in situ
membutuhkan waktu pelaksanaan selama 396 hari dengan biaya
sebesar Rp. 25.887.838.200,- dan metode pracetak
membutuhkan waktu pelaksanaan selama 245 hari dengan biaya
sebesar Rp. 27.274.827.600,-

Kata kunci :cast in situ, metode pelaksanaan, Perbandingan ,
pracetak
I. PENDAHULUAN
erkembangan dunia kontruksi di Indonesia semakin cepat
hal ini dapat di ketahui dengan semakain banyaknya
pembangunan yang di laksanakan baik itu
gedung,jembatan,jalan dan bangunan kebutuhan
masyarakat.Dengan pembangunan tersebut maka dalam hal
pelaksanaan harus dilakukan secara efisien dan efektif untuk
mendapatkan hal hal yang di syaratkan dalam proyek
seperti biaya , waktu dan mutu.
Dalam pelaksanaannya ada beberapa metode yang di pakai
salah satunya adalah metode cast in situ/konvensional yang
mana dalam pelaksanaannya dilakukan di lokasi proyek. Di
dalam pelaksanaan cast in situ terdapat beberapa kekurangan
yaitu membutuhkan waktu yang lama, kontrol kualitas yang
kurang baik serta membutuhkan banyak bekisting dan
pekerja, sehingga terjadi pembengkakan biaya dan waktu.
Selain itu terdapat metode pracetak/pracetak yang pada
dasarnya sama seperti beton bertulang biasa tetapi yang
membedakanya yaitu proses produksi dilakukan di tempat
khusus produksi pracetak, kemudian dibawa ke lokasi proyek
( transportasi ) untuk di susun menjadi satu kesatuan struktur
yang utuh ( ereksi ). Dibanding metode cast in situ, metode
pracetak dapat mereduksi jumlah tenaga kerja dan kebutuhan
bekisting sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu
pelaksanaan
Dalam hal ini diperlukan sebuah metode alternatif yang
lebih effisien untuk meminimalkan waktu pelaksanaan dan
kebutuhan pekerja dalam konstruksi, yaitu dengan
menggunakan metode pelaksanaan pracetak khususnya pada
pelaksanaan struktur bangunan atas. Metode pracetak ini
untuk pengerjaannya menggunakan peralatan konstruksi
yang mendukung, serta optimalisasi peralatan tersebut secara
effisien agar mencapai hasil yang optimal dengan sumber
daya yang ada. Perbedaan yang paling mendasar antara
metode cast in situ dengan pracetakadalah cara
pembuatan/pabrikasi dan cara pelaksanaan, metode cast in
situ pembuatan dan pelaksanaan langsung di lapangan
sedangkan metode pracetak pembuatan secara pabrikasi dan
pelaksanaan erection di lapangan, pelaksanaan erection tidak
membutuhkan terlalu banyak bekisting karena sudah diganti
dengan pracetakyang juga berfungsi sebagai bekisting.
Perancah yang di gunakan untuk erection.
Penggunaan alternatif pracetak bertujuan untuk
mendapatkan effisiensi biaya dan waktu pada pelaksanaan
proyek tersebut dibandingkan dengan menggunakan metode
cast in situ yang di telah terapkan pada proyek konstruksi
tersebut.
II. URAIAN PENELITIAN
A. Model dan konsep penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode
pelaksanaan cast in situ dan metode pelaksanaan pracetak
serta mengetahui metode yang menguntungkan dari kedua
metode tersebut
Analisa Perbandingan Metode Pelaksanaan Cast in
Situ Dengan Pracetak Terhadap Biaya dan Waktu
Pada Proyek Dian Regency Apartemen
Farizal Fani, dan I Putu Artama Wiguna, M.Arif Rohman
J urusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
J l. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: artama.wiguna@jurusan.its.ac.id
P
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

2
Sebelum Sesudah
Komposit Komposit
Tulangan Lapangan X 10 - 200 10 - 200
Tulangan Lapangan Y 10 - 200 10 - 200
Tulangan Tumpuan X 10 - 200 10 - 200
Tulangan Tumpuan Y 10 - 200 10 - 200
Daerah



B. Data penelitian
Data penelitina yang digunakanberupa data sekunder yang
di peroleh dari pihak kontraktor pelaksanan dan dari berbagai
sumber serta instansi terkait
C. Analisa data
Dalam analisa data terbagi menjadi beberapa tahapan yang
diterapkan yaitu :
a. Alternatif design
secara umum alternatuf design dilakukan untuk
mengetahui dimensi pracetak yang akan digunakan ,dalam
hal ini laternatif design dilakukan pada komponen struktur
balok dan plat lantai dalam alternatif design merujuk pada [8]
b. Analisa biaya
Analisa biaya pada masing masing sistem konstruksi di
hitung berdasarkan volume tiap pekerjaan,jumlah pekerja
dan peralatan yang digunakan.Ketentuan perhitungan biaya
yang dibutuhkan adalah [2,9] :
Biaya material : volume bahan x harga satuan volume
Upah pekerja : koefisien ( orang hari ) x upah per hari
Biaya peralatan : jumlah alat x waktu x harga sewa
Analisa biaya di butuhkan untuk menyusun rencana anggaran
biaya (RAB) untuk mengetahui besarnya biaya yang
dibutuhkan pada masing masing sistem kontruksi dan untuk
mengetahui besarnya anggaran biaya yang di butuhkan dalam
pelaksanaan proyek tersebut.
c. Analisa waktu
Analisa waktu pelaksanaan setiap aktivitas pekerjaan di
hitung dengan cara membagi volume pekerjaan dengan
nilai produktivitas pekerja/alat.Setelah itu untuk
mengetahui durasi pelaksanaan secara keseluruhan pada
masing masing sistem konstruksi dengan menggunakan
bantuan software Ms Project[6]
Pada Microsoft project, pada table gant terdapat beberapa
kolom seperti :
a. Task name : untuk mengisi nama pekerjaan
b. Duration : untuk mengisi lama pekerjaan
c. Start :tanggal di mulainya suatu pekerjaan
d. Finish :tanggal di akhirinya suatu pekerjaan
e. Prodecessor : hubungan antar pekerjaan
c. Analisa perbandingan
Aspek yang akan dianalisa sebagai pembanding metode cast
in situ dengan pracetak meliputi :
1. Biaya pelaksanaan
2. Waktu pelaksanaan
3. Metode palaksanaan
III. HASIL PENELITIAN
Pada sub bab ini akan membahas tentang hasil analisa
metode pelaksanaan dari metode cast in situ dengan metode
pracetak dan membandingkan untuk mengetahui metode
mana yang lebih menguntungkan.
A. Data Bangunan Kondisi Existing
Dian Regency Apartemen adalah salah satu Apartemen
yang berada di kota Surabaya, lebih tepatnya berada pada
J l. Sukolilo Kasih 1 no. 20. Bangunan ini terdiri dari 22
lantai dengan total luas bangunan +24800 m
2
pembangunan gedung ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Upper struktur ( Struktur Bagian Atas )
Luas bangunan perlantai + 1033 m
2
dengan ukuran
kolom, balok dan plat lantai pada masing masing lantai
relatif sama dan volumenya dalam jumlah yang besar.
2. Sub Struktur ( Struktur Bagian Bawah )
Pondasi : Tiang pancang 500 mm dengan
menggunakan beton fc 25 mpa
Pile cap menggunakan beton fc 25 mpa
Dengan mangacu pada data di atas akan di kaji beberapa
alternatif metode pelaksanaan pada pengerjaan struktur
bagian atas, dimana pada kondisi existing pembangunan
Dian Regency Apartemen menggunakan metode cast in
situ pada pelaksanaan beton alternatif yang akan
digunakan dalam perhitungan adalah metode Praceak
dengan menggunakan peralatan peralatan berat dalam
pelaksanaannya sehingga diharapkan lebih efisien yang di
tinjau dari segi biaya dan waktu.
B. Alternatif design plat pracetak
Sistem plat yang digunakan adalah solid flat yaitu
gabungan antara plat pracetak dengan cor setempat (
overtopping) yang akan menjadi satu komponen komposit.
Perhitungan tulangan plat akan dilakukan dalam 3 tahap
yaitu tahap pengangkatan, tahap sebelum komposit, tahap
setelah komposit.

Tabel 4.1 penulangan akhir plat






D. Alternatif design balok pracetak
Balok yang digunakan adalah rectangular beam non
prestressed (balok precast bertulang biasa). Perencanaan
dibedakan dalam dua tahap yaitu saat pelaksanaan
dimodelkan sebagai simple beam dengan sendi rol,
sedangkan pada akhir konstruksi dimodelkan sebagai
continues beam sehingga dapat diperoleh momen negatif
akibat pemasangan
J adi kebutuhan tulangan dipakai untuk tipe balok G1
Tulangan tumpuan atas =6 D 19
Tulangan tumpuan bawah =3 D 19
Tulangan lapangan atas =2 D 19
Tulangan lapangan bawah =5 D 19

D. metode pelaksanaan cast in situ
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

3
Aktivitas pelaksanaan di lapangan durasi ( hari )
Persiapan 1
Pemotongan besi 2
Pembengkokan dan kait besi 5
Pemasangan Besi 4
Pemasangan Begisting 3
Pengecoran 4
waktu beton setting 7
Pembogkaran begisting 3
Pengangkatan material 2
Aktivitas pelaksanaan di lapangan durasi ( hari )
Persiapan 1
Pemotongan besi 2
Pembengkokan dan kait besi 7
Pemasangan Besi 4
Pemasangan Begisting 4
Pengecoran 6
waktu beton setting 7
Pembogkaran begisting 4
Pengangkatan material 1
Aktivitas pelaksanaan di lapangan durasi ( hari )
Persiapan 1
Pemotongan besi 2
Pembengkokan dan kait besi 2
Pemasangan Besi 6
Pemasangan Begisting 4
Pengecoran 6
waktu beton setting 7
Pembogkaran begisting 5
Pengangkatan material 1
Aktivitas pelaksanaan di lapangan durasi ( hari )
Persiapan 1
Pemasangan balok pracetak 5
Pemasangan plat pracetak 2
Pemasangan besi plat ( wiremesh ) 4
pengecoran overtopping 3
curing 3
No Item satuan volume
2.2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA
1 PEKERJ AAN BALOK
a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' =25 Mpa) m3 104.80
b. Pekerjaan bekisting m2 822.80
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton dia.10 kg 6,409.32
- Besi beton dia.16 kg 262.68
- Besi beton dia.19 kg 8,098.7
PEKERJ AAN KOLOM
2 a. Pekerjaan beton K - 450 (fc' =40 Mpa) m3 61.72
b. Pekerjaan bekisting m2 480.24
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton dia.10 kg 2,306.34
- Besi beton dia.22 kg 9,325.00
PEKERJ AAN PELAT LANTAI
4 a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' =25 Mpa) m3 148.01
b. Pekerjaan bekisting m2 1,203.03
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton dia.08 kg 1,688.60
- Besi beton dia.10 kg 13,402.20
a. Pekerjaan kolom
Pekerjaan kolom menggunakan metode konvensional bukan
dengan menggunakan metode pracetak tahapan pekerjaan
kolom dimulai dengan menentukan waktu pelaksanaan
dengan menghitung pemotongan besi, bengkokan dan kait
besi , Pemasangan besi, pemasangan bekisting, pengecoran,
waktu beton setting, pembongkaran bekisting dan
pengangkatan material [9]
Berikut hasil perhitungan waktu pekerjaan kolom

Tabel 1 waktu pelaksanaan kolom cast in situ










b. Pekerjaan balok
Pekerjaan balok metode konvensional tahapan pekerjaan
balok dimulai dengan menentukan waktu pelaksanaan dengan
menghitung pemotongan besi, bengkokan dan kait besi ,
Pemasangan besi, pemasangan bekisting, pengecoran, waktu
beton setting, pembongkaran bekisting dan pengangkatan
material berdasarkan [9]
Tabel 2 waktu pelaksanaan balok cast in situ










c. Pekerjaan plat lantai
Pekerjaan plat metode konvensional tahapan pekerjaan plat
dimulai dengan menentukan waktu pelaksanaan dengan
menghitung pemotongan besi, bengkokan dan kait besi ,
Pemasangan besi, pemasangan bekisting, pengecoran, waktu
beton setting, pembongkaran bekisting dan pengangkatan
material [9]
Tabel 3 waktu pelaksanaan plat lantai cast in situ










E. metode pelaksanaan pracetak
Komponen yang di pracetak adalah balok dan plat
lantai.
tahapan metode pelaksanaan metode pracetak meliputi
pemasangan balok praetak , pemasangan plat pracetak ,
pemasanganbesi plat ( wiremesh), pengecoran overtopping
dan curring( perawatan beton ) [5,9]

Tabel 4 waktu pelaksanaan pracetak








F. Analisa biaya
a. analisa biaya cast in situ
Analisa biaya cast in situ dimulai dengan menghitung
volume dan menentukan harga satuan dari masing masing
item pekerjaan.

Tabel 5 volume pekerjaan cast in situ


















Dari volume para pekerja dan peralatan diperoleh dari
perhitungan produktifitas tenaga kerja, peralatan dan
penjadwalan proyek diperoleh :
1. Tenaga kerja
a. Pembesian
Tenaga kerja: 99 tukang besi dan 198 pekerja dengan
durasi 220 hari
b. Begisting
Tenaga kerja : 60 tukang kayu dan 120 pekerja
dengan durasi kerja 88 hari
c. Pengecoran
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

4
No Item satuan volume
2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA
1 PEKERJ AAN BALOK
Biaya bahan m3
- balok pracetak tipe G1-1 m3 20.78
- balok pracetak tipe G1-2 m3 12.00
- balok pracetak tipe G2 m3 46.50
- balok pracetak tipe G3 m3 9.00
- balok pracetak tipe B1-1 m3 15.68
- balok pracetak tipe B1-2 m3 8.64
Erection Balok Pracetak m3
- balok pracetak tipe G1-1 m3 20.78
- balok pracetak tipe G1-2 m3 12.00
- balok pracetak tipe G2 m3 46.50
- balok pracetak tipe G3 m3 9.00
- balok pracetak tipe B1-1 m3 15.68
- balok pracetak tipe B1-2 m3 8.64
PEKERJ AAN KOLOM
2 a. Pekerjaan beton K - 450 (fc' =40 Mpa) m3 64.03
b. Pekerjaan bekisting m2 400.20
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton dia.10 kg 2,306.34
- Besi beton dia.22 kg 9,325.00
1 PEKERJ AAN PELAT LANTAI
Biaya bahan m3
- plat pracetak tipe s1 m3 47.96
- plat pracetak tipe s2 m3 24.95
- plat pracetak tipe s3 m3 11.31
Erection Balok Pracetak m3
- plat pracetak tipe s1 m3 47.96
- plat pracetak tipe s2 m3 24.95
No Item satuan volume Hargasatuan hargatotal
2.2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA
1 PEKERJ AAN BALOK
a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' =25 Mpa) m3 104.80 868,082 90,975,014.97
b. Pekerjaan bekisting m2 822.80 - -
c. Pemasangan schafolding buah 240.00 108,130 25,951,200.00
d. Pembongkaran begisting m2 822.80 126,093 103,749,594.67
e. Pekerjaan pembesian
- Besi beton dia.10 kg 6,409.32 8,500 54,479,220.00
- Besi beton dia.16 kg 262.68 8,500 2,232,780.00
- Besi beton dia.19 kg 8,098.7 8,500 68,839,120.00
2 PEKERJ AAN KOLOM
a. Pekerjaan beton K - 450 (fc' =40 Mpa) m3 61.72 942,056 58,147,469.82
b. Pekerjaan bekisting m2 480.24 121,533 58,365,168.00
c. Pembongkaran begisting buah 480.24 46,530 22,345,567.20
d. Pekerjaan pembesian
- Besi beton dia.10 kg 2,306.34 8,500 19,603,864.50
- Besi beton dia.22 kg 9,325.00 8,500 79,262,500.00
3 PEKERJ AAN PELAT LANTAI
a. Pekerjaan beton K - 300 (fc' =25 Mpa) m3 148.01 868,082 128,484,847.01
b. Pekerjaan bekisting m2 1,203.03 121,533 146,207,638.33
c. Pemasangan schafolding buah 480.00 108,130 51,902,400.00
d. Pembongkaran begisting m2 1,203.03 46,530 55,976,753.25
c. Pekerjaan pembesian
- Besi beton dia.08 kg 1,688.60 8,500 14,353,100.00
- Besi beton dia.10 kg 13,402.20 8,500 113,918,700.00
RABMETODECAST INSITU
tenaga kerja: 36 tukang batu dan 72 pekerja dengan
durasi kerja 88 hari
d. Mandor
56 mandor, dengan durasi 396 hari
2. Peralatan
a. Tower crane 1 unit dengan durasi 396 hari atau 13,2
bulan
b. Bar cutter 6 unit dengan durasi 132 hari atau 4,4 bulan
c. Bar bender 6 unit dengan durasi 308 hari atau 10,27
bulan
d. Vibrator 6 unit dengan durasi 352 hari atau 11,73
bulan
e. Scafolding 720 buah dengan durasi 13,2 bulan
Setelah mengetahui volume material, tenaga kerja dan
peralatan selanjutnya menyusun rencana anggaran biaya(
RAB ) berdasarkan [2,9]
Tabel 6 perhitungan biaya metode cast in situ



















jumlah total biaya langsung cast in situ untuk struktur
bangunan atas adalah Rp.22.990.693.692,81 di bulatkan
menjadi Rp. 22.990.693.700,00

b. analisa biaya pracetak
Analisa biaya Pracetak dimulai dengan menghitung
volume dan menentukan harga satuan dari masing masing
item pekerjaan.

Tabel 7 perhitungan volume pracetak





















Dari volume para pekerja dan peralatan diperoleh dari
perhitungan produktifitas tenaga kerja, peralatan dan
penjadwalan proyek diperoleh :
1. Tenaga kerja
a. Pembesian
Tenaga kerja: 24 tukang besi dan 48 pekerja dengan
durasi 88 hari
b. Begisting
Tenaga kerja : 30 tukang kayu dan 60 pekerja dengan
durasi kerja 66 hari
c. Pengecoran
tenaga kerja: 18 tukang batu dan 36 pekerja dengan
durasi kerja 66 hari
d. Mandor
21 mandor, dengan durasi 220 hari
2. Peralatan
a. Tower crane 1 unit dengan durasi 245 hari atau 8,2
bulan
b. Bar cutter 6 unit dengan durasi 88 hari atau 3 bulan
c. Bar bender 6 unit dengan durasi 88 hari atau 3 bulan
e. Vibrator 6 unit dengan durasi 66 hari atau 2,2 bulan
f. Scafolding 540 buah dengan durasi 8,2 bulan
Setelah mengetahui volume material, tenaga kerja dan
peralatan selanjutnya menyusun rencana anggaran biaya(
RAB ) berdasarkan [2,9]

Tabel 8 Anggaran biaya metode pracetak




















No Item satuan volume Hargasatuan hargatotal
2.1 PEKERJAAN BETON LANTAI DUA
1 PEKERJ AAN BALOK
Biaya bahan m3
- balok pracetak tipe G1-1 m3 20.78 691,806 14,376,593.44
- balok pracetak tipe G1-2 m3 12.00 691,806 8,301,672.00
- balok pracetak tipe G2 m3 46.50 691,806 32,168,979.00
- balok pracetak tipe G3 m3 9.00 691,806 6,226,254.00
- balok pracetak tipe B1-1 m3 15.68 691,806 10,844,059.05
- balok pracetak tipe B1-2 m3 8.64 691,806 5,977,203.84
Erection Balok Pracetak m3
- balok pracetak tipe G1-1 m3 20.78 1,552,500 120,119,448.75
- balok pracetak tipe G1-2 m3 12.00 1,552,500 69,362,208.00
- balok pracetak tipe G2 m3 46.50 1,552,500 268,778,556.00
- balok pracetak tipe G3 m3 9.00 1,552,500 52,021,656.00
- balok pracetak tipe B1-1 m3 15.68 1,552,500 90,604,384.20
- balok pracetak tipe B1-2 m3 8.64 1,552,500 49,940,789.76
2 PEKERJ AAN KOLOM
a. Pekerjaan betonK - 450 (fc' =40 Mpa) m3 61.72 942,056 58,147,469.82
b. Pekerjaan bekisting m2 480.24 121,533 58,365,168.00
c. Pembongkaranbegisting buah 480.24 46,530 22,345,567.20
d. Pekerjaan pembesian -
- Besi beton dia.10 kg 2,306.34 8,500 19,603,864.50
- Besi beton dia.22 kg 9,325.00 8,500 79,262,500.00
3 PEKERJ AAN PELAT LANTAI
Biaya bahan m3
- plat pracetak tipe s1 m3 47.96 691,806 33,178,151.00
- plat pracetak tipe s2 m3 24.95 691,806 17,259,176.09
- plat pracetak tipe s3 m3 11.31 691,806 7,820,866.83
Erection Balok Pracetak m3
- plat pracetak tipe s1 m3 47.96 1,552,500 74,455,959.38
- plat pracetak tipe s2 m3 24.95 1,552,500 38,731,770.00
- plat pracetak tipe s3 m3 11.31 1,552,500 17,551,012.50
pembesianwiremesh Kg 1,370.25 8,500 11,647,125.00
pengecoranover topping m3 80.62 585,990 47,242,513.80

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

5
cast in situ pracetak
Tukang besi 99 24
Tukang kayu 60 30
Tukang batu 36 18
Pekerja 390 144
Mandor 56 21
Tenaga kerja
Metode Konstruksi
kebutuhan sewa kebutuhan sewa
Tower crane 1 13,2 1 8,2
Vibrator 6 11,73 6 3
Schafolding 720 13,2 540 3
Bar cutter 6 4,4 6 2,2
Bar bender 6 10,27 6 8,2
cast in situ pracetak
Peralatan



jumlah total biaya langsung pracetak untuk struktur
bangunan atas adalah Rp.26.715.324.859.43 di bulatkan
menjadi Rp. 26.715.324.900,00

F. Analisa perbandingan
1. Biaya Pelaksanaan
Biaya Metode cast in situ lebih murah dibandingkan
dengan metode pracetak.selisih biaya pelaksanaan
pembangunan struktur bangunana atas untuk metode cast
in situ Rp. 22.990.693.700,00 dengan metode pracetak
adalah Rp.26.715.324.900,00 = Rp.3.724.631.200,00,-
hal ini disebabkan karena harga pemesanan beton
pracetak lebih mahal daripada beton konvensional
sehingga biaya yang dikeluarkan dalam metode pracetak
lebih mahal dari metode cast in situ

2. Waktu Pelaksanaan
Dari hasil analisa waktu antara metode cast in situ dengan
metode pracetak didapatkan selisih waktu pelaksanaan 396
hari 245 hari =151 hari dimana waktu pelaksanaan metode
cast in situ lebih lama dari metode pracetak hal ini
disebabkan karena metode pracetak tidak menunggu waktu
beton mengeras dan penggunaan alat dan tenaga kerja yang
lebih praktis.
3. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan untuk metode pracetak lebih sulit
daripada metode cast in situ terutama pada saat pemasangan
elemen pracetak ke posisi akhir. Metode penyambungan
pracetak juga harus lebih teliti dan dengan pengawasan ketat
agar hasil sambungan tepat dan mendapatkan hasil yang
presisi.
4. Peralatan
Pemakaian begisting pada metode pracetak lebih efisien
dan lebih hemat daripada metode cast in situ karena begisting
hanya digunakan untuk kolom yang tidak dipracetak,
sedangkan balok dan plat untuk metode cast in situ pasti
membutuhkan begisting dalam mencetak beton dilapangan
dan waktu pakai dari begisting tersebut maksimal 3 kali
pakai. Dengan jumlah kebutuhan yang lebih sedikit maka alat
yang digunakan juga lebih sedikit dari metode cast in situ
seperti bar cutter, bar bender, schafolding. Harga sewa
peralatan pracetak rata - rata lebih cepat dari metode
konvensional.
Tabel.9 Perbandingan peralatan yang digunakan








5. Tenaga Kerja
Tenaga yang dibutuhkan dalam metode pracetak lebih
sedikit daripada metode cast in situ
Tabel 10 Perbandingan tenaga kerja






IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Dari hasil analisa dua metode yaitu cast in situ dengan
pracetak didapatkan hasil kesimpulan sebagai berikut :

1. Metode pelaksanaan pracetak lebih praktis dan
membutuhkan jumlah tenaga lebih sedikit
dibandingkan dengan metode cast in situ,untuk cast
in situ membutuhkan waktu yang lebih lama tetapi
biaya lebih murah sedangkan untuk pracetak waktu
lebih cepat tetapi biaya lebih mahal
2. Metode cast in situ membutuhkan waktu pelaksanaan
selama 396 hari dengan biaya sebesar Rp.
22.990.693.700,00 dan metode pracetak
membutuhkan waktu pelaksanaan selama 245 hari
dengan biaya sebesar Rp.26.715.324.900,.

Dari hasil analisa dua metode yaitu cast in situ dengan
pracetak adapun saran sebagai berikut :
Dari hasil analisa dua metode yaitu cast in situ dengan
pracetak adapun saran sebagai berikut :
1. Pemilihan metode pelaksanaan yang menguntungkan
berupa multiple choice yaitu pemilihan tergantung
kebutuhan masing masing prioritas antara biaya
dengan waktu
2. Untuk mengetahui metode pelaksanaan yang lebih
menguntungkan dapat dilakukan dengan melakukan
percepatan waktu ( crashing ) pada metode
pelaksanaan cast in situ sampai didapatkan waktu
yang sama dengan metode pracetak sehingga terjadi
perbedaan biaya dengan waktu yang sama dengan
demikian dapat diketahui metode yang
menguntungkan terhadap biaya dan waktu
3. Perlunya pengembangan teknologi dan riset tentang
beton pracetak serta memasyarakatkan penggunaan
metode pracetak pada jasa konstruksi di Indonesia.
4. Demi efektifitas dan efisiensi dari metode pracetak ,
jumlah elemen seragam yang dibuat perlu
diperhatikan.
5. Pelaksanaan metode pracetak sangat dimungkinkan
untuk dilaksanakan, namun membutuhkan ketelitian
dan keahlian dalam proses pembuatan hingga
pemasangannya.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

6

.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ali. Affandi M. 2004 . Perbedaan sistem konvensional dengan sitem
pracetak. http//www.Ilmusipil.com
[2] Badan Standardisasi Nasional. 2007 .Harga Satuan Pokok Pekerjaan (SNI
DT 91-0008-2007). Surabaya
[3] Badan Standardisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Surabaya : ITS
Press.
[4] Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung (PPIUG 1983). Bandung : Direktorat J enderal Cipta
Karya.
[5] Ervianto. Wulfram I. 2006. Eksplorasi Teknologi dalam Proyek
Konstruksi. Yogyakarta : CV. Andi
[6] Madcoms.2008.Microsoft Project 2007. Yogyakarta : CV. Andi
[7] Nathan,Ishak,paulus nugraha,R.Sujtipto, 1986. Manjemen proyek
konstruksi 2. Surabaya:Kartika yudha
[8] PCI.2004.PCI Design Handbook Precast and Prestress Concrete Sixth
Edition.Chicago:Illinois.
[9] Sastraatmadja, A. Soedradjat. Analisa (cara modern) Anggaran Biaya
Pelaksanaan Bandung: Nova
[10] Zufry Hasrudy. ( 2012,juni 13)Manajemen Operasional Tersedia
http://www.scribd.com/

También podría gustarte