Está en la página 1de 24

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat penting demi menunjang
kelancarannya sebuah aktivitas dalam kehidupan kita sehari hari. Kesehatan
adalah suatu anugrah dan kenikmatan tiada tara yang diberikan oleh Allah swt
untuk kita seluruh insan manusia di muka bumi. Semua manusia menginginkan
hidupnya selalu merasa sehat, segar, dan sejahtera. Dewasa ini, masyarakat
Indonesia pada umumnya masih dibawah standar kesehatan Negara ASEAN
lainnya. Rendahnya standar kesehatan itu terkait dengan perilaku dan kebiasan
umum masyarakat Indonesia. Mereka memiliki pola hidup yang tidak memenuhi
standar kesehatan mereka. Baik dari asupan makanan mereka ataupun kebiasaan
buruk mereka. Kandungan makanan yang saat ini masyarakat Indonesia sukai
sudah tidak diperhatikan lagi asupan gizi dan manfaatnya. Serta kebisaan
kebiasaan masyarakat Indonesia yang tidak mereka sadari bahwa sesungguhnya
apa yang mereka lakukan tersebut tidak baik bagi kesehatan mereka.
Sesungguhnya kita sebagai umat islam perlu bersyukur. Sebab Allah swt
menurunkan seorang nabi yang yang memiliki suri tauladan bagi kita. Panutan
dan contoh terbaik untuk kita atas segala sesuatunya. Beliaulah nabi besar kita.
Nabi junjungan kita, Muhammad saw. Namun, sebagian besar dari kita belum
tahu banyak mengenal sejarah kesehatan di masa Nabi Muhammad saw. Padahal
telah kita ketahui bahwa banyak sejarah nabi yang mengajarkan kita bahwa
pentingnya menjaga kesehatan. Karena sesungguhnya kesehatan bagi Rasulullah
adalah aset paling berharga yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu makalah
ini kami angkat karena perlunya kita ketahui sejarah kesehatan yang beliau
lakukan di zamannya. Masyarakat awam yang selama ini tidak mengetahui
2

bagaimana Rasulullah menjaga dan merawat kesehatannya, menjadi tahu dan
mengerti bahkan mengaplikasikan dalam kehidupannya.

1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah
mengenai pola hidup sehat rasulullah saw dizamannya.
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini berupa ilmu pengetahuan yang kami
anggap sangat bermanfaat bagi perubahan sikap dan kebiasaan kami yang dari
tidak kami ketahui, menjadi tahu untuk kami terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.














3




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori
2.1.1 Defenisi Kesehatan
kesehatan menurut WHO : Suatu keadaan sehat jasmani, rohani dan
sosial yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari penyakit
serta kecacatan yang merupakan aspek negatif.
Kesehatan menurut Winslow : Ilmu dan seni, mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan melalui usaha
pengorganisasian masyarakat.
2.1.2 Sejarah Kesehatan di Zaman Rasulullah saw
Firman Allah swt : Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (At-takasur : 8). Yang dimaksud dengan kenikmatan yakni
kesehatan
Dasar amalan dari tindakan preventif ada pada firman Allah swt (Al-maidah :
6). Hai orang-orang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dam (basuh) kakimu sampai dengan kedu mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayyamumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi dia henak membersihkan kamu dan
menyempurnahkan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
4

[403] maksudnya : sakit yang tidak boleh kena air.
Ungkapan Al-harts Bin Kaladah seorang tabib bangsa arab yang mengatakan
bahwa pencegahan adalh inti pengobatan , dan lambung adalah sarang
penyakit, biasakanlah tubuh melakukan setiap hal yang bias dilakukannya.
Sabda rasulullah saw : sesungguhnya lambung itu ibarat kolam dalam tubuh.
Seluruh pembuluh darah ibarat aliran air yang bermuara kepadanya. Kalau
lambung sehat, maka seluruh pembuluh darah akan sehat. Kalau lambung
sakit, maka seluruh pembuluh darah juga sakit.














5

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Kesehatan Masyarakat
Dalam ilmu kesehatan masyarakat tidak terlepas dari 2 tokoh yakni, Asclepius
dan Higeia, yang kemudian muncul dua aliran atau pendekatan dalam menangani
masalah-masalah kesehatan. Pertama aliran kuratif dari kelompok Asclepius dan
aliran preventif dari golongan Higeia, dua aliran tersebut saling berbeda dalam
pengaplikasiannya pada kehidupan masyarakat. Aliran kuratif bersifat reaktif yang
sasarannya per-individu, pelaksanaanya jarak jauh dan kontak langsung dengan
sasaran cukup sekali, kelompok ini pada umumnya terdiri dari dokter, dokter gigi,
psikiater, dan praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan baik fisik, psikis,
mental maupun sosial. Sedangkan aliran preventif cenderung melakukan upaya-upaya
pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan (promosi) sebelum terjadinya
penyakit. Para petugas kesehatan masyarakat lulusan sekolah atau institusi
masyarakat bebagai jenjang masuk dalam kelompok ini.

3.2 Sejarah Kesehatan Masyarakat Zaman Rassulullah
3.2.1 Tindakan Preventif Rasulullah
Tindakan preventif atau pencegahan dikenal dua jenis:
1. Pencegahan dari hal-hal yang dapat menimbulkan sakit, atau dari hal-hal yang
memperparah penyakit yang sudah ada sehingga setidaknya penyakitnya tidak
bertambah. Cara pertama ini disebut pencegahan penyakit bagi orang sehat.
2. Tindakan preventif bagi orang sakit. Kalo orang sakit mampu melakukan
tindakan preventif, maka penyakitnya bisa dicegah agar tidak semakin parah
sehingga ia bisa meningkatkan stamina untuk mengusir penyakit tersebut.
Firman Allah pada surat Al Maidah : 6 yang Artinya hai orang orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan
6

tanganmu sampai dengan siku dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah dan jika kamu
sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air maka bertayyamumlah
dengan tanah yang baik (bersih), sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi dia hendak membersihkan kamu
dan menyempurnakan nikmatnya bagimu supaya kamu bersyukur.
[403] maksudnya sakit yang tidak boleh kena air.
Disini orang sakit dicegah menggunakan air, karena air (pada kasus penyakit
tertentu) bias membahayakan kesehatan tubuhnya.
Dalam sunan Ibnu Majah, dan yang lainnya disebutkan dari Ummul Mundzir
Kaiz Al Ansyariyyah diriwayatkan bahwa ia menceritakan, Rasulullah pernah
menemuiku bersama Ali. Saat itu Ali baru sembuh dari sakit, sementara kami
memiliki buah kurma yang masih bergantung di tandannya. Lalu Rasulullah
berdiri memetik dan memekan kurma tersebut. Ali juga ikut berdiri untuk
memakannya, namun Rasulullah mencegahnya, engkau baru sembuh dari sakit.
Akhirnya Ali mengurungkan niatnya. Segera kubuatkan bubur gandum dan
rebusan sayur. Aku menghidangkannya kepada Ali. Nabi bersabda, kalau ini
silahkan disantap. Niscaya lebih berguna untukmu. Dalam lafal lain disebutkan,
kalo ini silahkan disantap karena lebih cocok untukmu.
Sementara dalam sunan Ibnu Majah diriwayatkan dari Suhaib bahwa ia
menceritakan : aku pernah menemui nabi dan dihadapan beliau terhidang roti dan
kurma. Beliau berkata kesini, mendekat, lalu makanlah. Akupun mengambil
kurma dan memakannya. Beliau bertanya, engkau makan kurma? Bukankah
engkau sakit mata? aku menjawab wahai Rasulullah, aku sengaja mengunyah
menggunakan sisi mulutku yng lain (yang tidak sejajar dengan mataku yang
sakit). Rasulullah pun tersenyum.
Dalam sebuah hadist yang terpelihara/ di hapal, diriwayatkan bahwa
Rasulullah bersabda: sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba,
7

Allah akan memelihara dirinya dari bahaya dunia sebagaimana salah seorang
kalian memelihara orang yang sakit dari bahaya makanan dan minuman.
Dalam lafal lain di sebutkan:
Sesungguhnya Allah melindungi hambanya yang beriman dari bahaya dunia.
Adapun hadis yang beredar dari mulut ke mulut di kalangan orang banyak,
pencegahan adalah inti pengobatan, dan lambung adalah sarang penyakit,
biasakanlah tubuh melakukan setiap hal yang biasa di lakukannya
Ucapan sebenarnya hanyalah kata-kata al-harts bin kaladah, orang tabib bangsa
arab. Tidak benar penisbatan hadist itu berasal dari Rasulullah. Demikian di
tegaskan oleh banyak imam ahli hadist.
Diriwayatkan juga bahwa nabi pernah bersabda:
sesungguhnya lambung itu ibarat kolam dalam tubuh. Seluruh pembuluh darah
ibarat aliran air yang bermuara kepadanya. Kalau lambung sehat, maka seluruh
pembuluh darah akan sehat. Kalau lambung sakit, maka seluruh pembuluh darah
juga sakit.
Al-harts pernah juga menandaskan, inti pengobatan adalah pencegahan.
Pencegahan atau tindakan preventif menurut para pakar medis bila di lakukan
terhadap orang yang sehat sama pentingnya dengan proses menghilangkan zat
berbahaya dari orang sakit atau orang yang baru sembuh dari sakit. Tindakan
prventif terbaik adalah yang di lakukan terhadap orang ang baru sembuh dari
sakit. Karena kondisi alamiah tubuhnya belum pulih, staminanya masih lemah,
sementara tubuh secara alami menanti suntikan energy dan seluruh organ tubuh
juga siap menampungnya. Adanya gangguan zat yang berbahaya itu akan dapat
menyebabkan kambuhnya penyakit, dan itu akan lebih parah dari pada ketika
pertama kali penyakit itu muncul.
Harus di ketahui bahwa ketika nabi melarang Ali untuk memakan buah
kurma yang masih tergantung di tandannya saat ia baru sembuh dari sakit, itu cara
adaptasi terbaik. Karena trauma yang masih berada di tangkai adalah buah kurma
yang biasanya sengaja di gantung di rumah untuk di makan, tak ubahnya anggur-
8

anggur yang tergantung di tangkainya. Buah-buahan secara umum berbahaya bagi
orang yang baru sembuh dari sakit karena mudah terkontaminasi sementara tubuh
si sakit belum mampu mencegah bahayanya. Stamina tubuh tidak memungkinkan
untuk itu. Tubuh masih sibuk mengusir sisa penyakit dan mengunyahkannya dari
dalam tubuh. Sementara kurma basah memiliki sifat khusus semacam zat
pemberat bagi lambung yang menyebabkan lambung menjadi sibuk
mengantisipasi dan mengatasinya sehingga tidak sempat melakukan pembersihan
terhadap sisa penyakit dan berbagai efek buruknya, sisa penyakit itu akan tetap
tinggal (residu) dalam tubuh bahkan bisa bertambah. Saat di hidangkan bubur
gandum dan sayur rebus, nabi memerintahkannya untuk menyantap hidangan
tersebut. Karena kedua jenis makanan itu adalah yang terbaik bagi orang yang
sembuh dari sakit karena kuah dari gandum itu mengandung gizi dan unsure
dingin, pelembut dan pengemulsi, di samping juga bisa meningkatkan stamina
sehingga cocok bagi orang yang baru sembuh dari sakit. Terutama bila di masak
dengan rebusan sayur. Santapan yang cocok untuk yang berlambung lemah,
sehingga tidak menimbulkan serat yang berbahaya atau ampas yang di
khawatirkan.
Zaid bin Muslim menegaskan, Umar pernah mmberikan pencegahan
kepada orang sakit karena saking susahnya menahan diri dari makanan, orang itu
menghisap biji-bijian. kesimpulannya, pencegahan itu adalah obat terbaik
terhadap penyakit, bisa mencegah timbulnya penyakit atau setidaknya mencegah
agar penyakit itu tidak semakin parah dan menyebar.
Diantara hal yang seyognyanya di ketahui bahwa banyak hal yang dilarang
untuk orang sakit, orang yang baru sembuh dari sakit bahkan juga orang sehat,
akan tetapi bila diri seseorang betul-betul menginginkannya, seleranya amat
menuntut mendapatkannya, sebaiknya di konsumsi saja sedikit dalam takaran
yang mampu dicerna dengan baik. Hal itu tidak akan berbahaya, bahkan akan
berguna. Karena kondisi tubuh dan lambung akan saling terkait oleh rasa suka dan
selera, keduanya akan secara kooperatif menghalau hal-hal yang di khawatirkan
9

bahayanya. Bisa jadi akan lebih berguna dari pada mengkonsumsi obat sekalipun
yang tidak di sukai oleh pasien. Oleh sebab itu rasulullah tidak menyalahkan
Suhaib yang saat itu sedang sakit mata untuk menyantap sedikit kurma. Beliau
menyadari bahwa sekedar itu saja tidak akan membahayakannya.
Demikian juga diriwayatkan dari Ali bahwa ia pernah menemui Rasulullah
saat sedang sakit mata. Di hadapan beliau terhidang kurma yang sedang beliau
santap. Beliau berkata, Ali, kamu suka ini? beliau melemparkan sebutir kurma
kepada Ali. Kemudian beliau melemparnya lagi, demikian seterusnya hingga
tujuh butir, setelah itu beliau bersabda, itu saja untukmu, Ali.
Hal senada juga diriwayatkan dalam Ibnu Majah dalam sunannya dari hadis
ikrimah, dari Ibnu Abbas bahwa nabi pernah menjenguk orang sakit dan bertanya
kepadanya, apa yang engkau inginkan? orang itu menjawab, aku suka roti
gandum,. Dalam lafal lain, aku suka kue kaa. Rasulullah lalu memerintahkan
kepada orang yang memiliki roti untuk memberikannya kepada saudaranya itu,
kemudian beliau bersabda, jika salah seorang diantara kalian sakit dan ingin
menyantap suatu jenis makanan, hendaknya di berikan kepadanya.
Hadis ini mengandung rahasia medis yang amat lembut. Karena, kalau si pasien
menyantap makanan yang di inginkannya secara normal dan alami, namun
makanan itu mengandung bahaya tertentu bagi dirinya, makanan itu akan tetap
berguna bagi dirinya atau setidaknya akan lebih bahaya ketimbang makanan yang
tidak di sukainya meskipun pada hakikatnya mengandung manfaat bagi tubuhnya.
Kecenderungan seleranya yang sesuai makanan itu dan tuntutan tubuhnya yang
sesuai dengan makanan tersebut, akan bisa menepis bahaya. Sebaliknya
kecenderungan selera yang tidak sesuai terhadap sesutau makanan meskipun
makanan tersebut bergizi sering kali menimbulkan bahaya. Kesimpulannya,
makanan yang lezat dan sesuai selera serta dapat di terima oleh diri seseorang,
lalu dicerna dengan cara baik terutama sekali ketika muncul selera, terhadap
makanan itu dengan keinginan yang murni dan kekuatan tubuh yang sehat.

10

3.2.2 Petunjuk Nabi dalam Menjaga Kesehatan
Kestabilan tubuh, kesehatan dan kebugarannya hanya bisa dicapai melalui
unsur kelembaban yang dapat menandingi panas. Unsur pelembab adalah materi
dasar. Sementara suhu panas berfungsi mematangkan materi tersebut dan
mengusir sisa-sisa metabolisme yang tidak berguna, lalu memperbaiki dan
menstabilkannya. Namun kalau tidak berhasil, justru akan merusak badan
sehingga tubuh tidak bisa berdiri tegak.
Demikian juga dengan kelembaban yang merupakan makanan bagi suhu
panas tersebut. Kalau tidak ada kelembaban, pasti badan sudah menjadi terbakar,
kering dan rusak. Kedua unsur itu harus saling melengkapi karena tubuh hanya
bisa berdiri tegak dengan kedua unsur tersebut. Masing-masing menjadi materi
yang berguna untuk yang lain. Panas menjadi materi dasar untuk suhu lembab,
menjaga dan mengawetkannya sehingga tidak mudah rusak dan terkontaminasi.
Sementara kelembaban merupakan materi dasar untuk suhu panas dan pemberi
daya tahan. Kalau salah satu dari 2 unsur itu terlalu mendominasi tubuh seseorang
berlebihan pula, pasti akan terjadi ketidakberesan dalam sistem metabolisme
tubuh. Suhu panas selamanya akan mengkontaminasi unsur dingin sehingga tubuh
akan membutuhkan pengganti dari zat yang hilang setelah tubuh mengalami
pembakaran untuk tetap prima, yakni melalui makanan dan minuman. Kalau suhu
dingin melebihi kemampuan energi panas melakukan pembakaran, kekuatan panas
akan melemah sehingga tidak mampu melakukan pembakaran terhadap zat-zat
tubuh yang tidak berguna sehingga terkontaminasi menjadi materi busuk yang
berbahaya, dan akhirnya merusak dan merapuhkan tubuh seseorang serta
mengakibatkan berbagai macam penyakit sesuai dengan jenis materi yang
dihasilkan oleh kontaminasi tersebut, dan juga tergantung pada daya tahan tubuh
menghadapinya. Semua itu merupakan pelajaran yang bisa di petik dari firman
Allah, Makan dan minumlah akan tetapi jangan berlebih-lebihan.
Allah membimbing para hambanya untuk mengonsumsi makanan dan
minuman untuk dapat mengolah tubuh menjadi prima, untuk mengganti unsur
11

yang hilang karena proses pembakaran dan kontaminasi alami, tentunya sesuai
dengan kadar yang dibutuhkan oleh tubuh manusia itu sendiri, baik dari sisi
kualitas maupun kuantitas makanan dan minuman yang dikonsumsi. Kalau
melebihi takaran, berarti berlebih-lebihan. Keduanya dapat menggangu kesehatan,
bisa menimbulkan penyakit yakni bahwa meninggalkan makan dan minum, atau
berlebihan dalam makan dan minum, sama-sama mengganggu kesehatan.
Tujuan pengobatan bukan mengabadikan unsur panas dan dingin sehinggga
seseorang bisa tetap awet muda, sehat dan kuat selamanya. Karena kondisi itu
tidak akan bisa dicapai oleh umat manusia di dunia ini. Seorang ahli medis hanya
bisa menjaga kelambaban tubuh dari unsur-unsur merusak seperti pembusukan dan
jenisnya, juga menjaga unsur panas agar tidak terlalu meluap, lalu menstabilakn
tubuh manusia dengan berbagai cara agar tubuh seseorang dapat menjadi prima
sebagaimana kondisi langit dan bumi yang bisa tetap tegak, atau juga berbagai
ciptaan Allah lainnya, semua juga bisa tegak dengan sistem kestabilan tadi.
Siapa saja menyalami petunjuk nabi, pasti akan dia dapatkan petunjuk nabi
itu sebagai petunjuk yang paling utama yang dapat digunakan untuk menjaga
kesehatan. Karena penjagaan kesehatan tergantung pada penjagaan makan,
minum, pakaian, tempat tinggal, udara, tidur, waktu terjaga, waktu beraktifitas,
waktu istirahat, berhubungan seks, buang air, dan perawatan tubuh. Kalau seluruh
hal ini telah diatur secara stabil, dan disesuaikan dengan kondisi tubuh, usia dan
kebiasaan, niscaya kesehatan, keselamatan dan kondisi prima tubuh akan lebih
terjaga hingga akhir usia.
Karena kesehatan adalah kenikmatan Allah yang terbesar bagi hambanya, karunia
Allah yang paling berharga, pemberian Allah yang tinggi nilainya, bahkan
kesehatan dan keselamatan secara mutlak lebih dari seluruh kenikmatan lain, maka
orang yang mendapatkan taufik dari Allah SWT niscaya akan berusaha menjaga
kesehatan tubuhnya dan memeliharanya dari segala hal yang dapat mengganggu
kesehatannya.
12

Diriwayatkaan oleh Al-Bukhari dalam Shahinya dari Ibnu Abbas bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
Dua bentuk kenikmatan yang sering kali dilalaikan: kesehatan dan waktu
senggang.
Sementara dalam sunan At-Thirmidzi dan yang lainnya diriwayatkan dari hadist
Abdullah Bin Mihshan Al- Anshari bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Barang siapa yang bangun pagi hari dalam keadaan sehat Walafiat tubuhnya,
cukup sandang pangan pada hari itu,tak ubahnya ia mendapatkan seluruh dunia
ini.
Sementara masih dalam Sunan At-Thirmidzi dari hadist Abu Huraira disebutkan
dari Nabi:Kenikmatan pertama yang akan di mintai pertanggung jawaban dari
seorang hamba di hari kiamat nanti adalah,Bukankah kami telah menyehatkan
tubuhmu? Bukankah kami telah memberikan kepadamu air yang sejuk?
Dengan dasar ini sebagian kalangan As-Salaf menandaskan, itulah maksud dari
firman Allah: Kemudian kamu pasti akaan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (At-Takatsur: 8). Yang dimaksud dengan kenikmatan yakni
kesehatan.
Dalam Musnad Imam Ahmad diriwayatkan dari Nabi bahwa beliau pernah
berkata kepada Abbas, Hai Abbas, Hai paman Rasulullah! Mintalah kesehatan
dan afiat didunia dan diakhirat.
Riwayat lain dari Abu Bakar Ash-Shiddiq bahwa ia menceritakan: Aku pernah
mendengar Rasululllah bersabda:
Mintalah keyakinan dan keselamtan kepada Allah. Karena seorang hamba tidak
akan mendpatkan sesuatu yang lebih berharga setelah keyakinan dari pada
keselamatan.
Dalam riwayat ini digabungakan 2 bentuk keselamatan, dunia dan akhirat. Karena
Kemaslahatan seorang hamba didunia dan akhirat tidak akan sempurna kecuali
dengan keyakinan dan afiat (keselamat). Keyakinan akan dapat menghindarkannya
13

dari berbagai siksa akhirat. Sementara keselamtan berarti melepaskan dirinya dari
berbagai bentuk penyakit dunia, penyakit hati ataupun penyakit jasmani.
Dalam sunan An-NasaI diriwayatkan dari hadist Abu Hurairah secara marfu
bahwa beliau bersabda:
Mintalah ampunan, kesehatan dan keselamtan dari Allah. Karena setelah
keyakinan, tidak ada hal lain yang lebih berharga bagi seorang hamba dari pada
kesehatan.
Ketiga faktor itu dapat melenyapkan berbagai keburukan yang lalu, yang sedang
terjadi maupun yang akan terjadi. Dengan Muafiat atau penyelamtan dari Allah,
seorang hamba dijamin akan mampu secara konsisten dan terus-menerus dalam
keadaan selamat.
Dalam Sunan At-Thirmidzi secara marfu juga diriwayatkan:
tidak ada sesuatu yang lebih disukai oleh Allah bila seorang hambanya
memintanya, daripada keselamatan.
Abdurrahman Bin Abu Laila meriwayatkan: Dari Abu Darda diriwayatkan: aku
pernah berkata pada Rasulullah, Wahai Rasulullah, bila aku mendapatkan
keselamatan lalu aku bersyukur,itu lebih kusukai daripada aku mendapatkan
musibah lalu aku bersabar. Rasulullah menanggapi, rasulullah sendiri juga
menyukai untuk selalu selamat bersamamu.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa ada seorang laki-laki badui yang mendatangi
rasulullah dan berkata: apa yang harus kumohon dari Allah setelah menjalankan
sholat lima waktu? Rasulullah menjawab, mintalah afiyat. Orang itu
mengulangi pertanyaannya, namun beliau pun memberikan jawaban yang sama.
Setelah pertanyaan diulang sebanyak tiga kali, beliau bersabda, Mintalah afiat
kepada Allah untuk di dunia dan akhirat.
Demikianlah persoalan kesehatan dan keselamatan menurut petunjuk Nabi
bagaimana beliau menjaga keduanya, sehingga menjadi jelas bagi siapa saja yang
menelitinya bahwa Allah menyempurnakan petunjuk secara mutlak. Yang dengan
cara itu, seorang hamba akan memperoleh kesehatan jasmani maupun rohani.
14

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan, dan hanya kepadanya Kita
bersandar. Tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan
Allah swt.
Adapun makanan dan minuman, bukanlah termasuk kebiasaan nabi untuk
menahan diri mengonsumsi satu jenis makanan saja, tanpa mengonsumsi jenis
makanan lain. Karena secara alami kebiasaan itu justru membahayakan.
Terkadang bisa saja ia menyantap makanan yang dia sukai, sementarra ia tidak
mau mengonsumsi makanan lain, maka tubuhnya akan menjadi lemah atau bahkan
bisa mati. Kalau ia memaksa untuk memkan manan lain, tubuhnya secara alami
tidak bisa menerimanya sama sekali, sehingga justru bisa membahayakan.
Kebiasaan makanan satu jenis makanan saja, meskipun makanan itu terbaik, tetap
akan berbahaya.
Beliau terbiasa mengonsumsi seluruh makanan yang biasa dimakan di
negerinya, baik itu daging, buah-buahan, kurma atau makanan lainnya seperti yang
disebutkan dalam berbagai petunjuk makan rasulullah, silahkan merujuk kembali
kesana. Kalau salah satu jenis makanan memiliki tekstur yang perlu dihaluskan
atau distabilkan, maka beliau menstabilkannya dengan makanan yang berstektur
kebalikannya. Seperti ketika beliau menstabilkan kurma yang panas dengan
semangka yang dingin. Kalau tidak ada, beliau menyantapnya juga sekedarnya,
sebatas kebutuhan dan kecenderungan hatinya tanpa berlebihan sehingga tidak
membahayakan tubuh secara alami. Kalau beliau tidak menyukai suatu jenis
makanan, beliau tidak akan menyantapnya namun tidak menunjukkan
ketidaksenangan beliau terhadap makanan tersebut. Ini merupakan sebuah kaidah
yang sangat penting dalam upaya menjaga kesehatan. Kalau seseorang
memaksakan diri untuk memakan makanan yang tidak disukainya, akibatnya bisa
berbahaya lebih dari manfaat yang bisa didapat dari makanan tersebut.
Anas menceritakan,Rasulullah tidak pernah menghina makanan, kalau beliau
suka, beliau makan. Namun kalau beliau tidak suka, beliau tidak menyantapnya
dan membiarkannya begitu saja. Saat dihidangkan seekor biawak panggang
15

kepada beliau, beliau juga tidak memakannya. Ada orang bertanya,apakah
makanan ini haram? beliau menjawab; Tidak, akan tetapi makanan ini tidak ada
dinegeriku, sehingga aku tidak doyan. Beliau selalu memperhatikan kebiasaan
dan kesukaannya. Kalau beliau tidak terbiasa mengonsumsi suatu makanan di
negerinya, beliau tidak melarang orang lain yang menyukainya, yakni orang yang
sudah terbiasa memakannya.
Beliau menyukai daging, daging yang disukai beliau adalah bagian lengan
dan punggung kambing.oleh sebab itu beliau pernah teracuni karena memakan
bagian tubuh binatang itu (yang dibubuhi racun oleh seorang wanita Yahudi).
Dalam shahih Al-bukhari dan muslim diriwayatkan, Rasulullah pernah dihidangi
daging. lalu bagian lengan daging itu diberikan kepada beliau. Beliau teramat
menyukainya. Abu ubaidah dan yan lainnya juga diriwayatkan dari Dhabaah
binti Az-Zubair bahwa ia pernah menyembelih seekor domba dirumahnya. Lalu
Rasulullah mengutus seseorang kepadanya untuk memerintahnya agar
memberikan sebagian daging binatang tersebut kepada beliau. Dhabaah
menjawab,yang tersisa hanya bagian lehernya saja. Kami malu memberikannya
kepada Rasulullah. Utusan itu kembali kepada Rasulullah dan memberitahukan
beliau apa yang diucapkan Dhabaah. Beliau berkata,kembalilah kepadanya dan
katakan silahkan ia mengirimkan sisa daging tersebut. Karena bagian itu adalah
bagian yang baik dari hewan tersebut, lebih baik dan lebih jauh dari unsr yang
jelek. Tidak diragukan lagi daging yang paling ringan dari kambing adalah bagian
lehernya. daging lengan dan pangkal bahu. Artinya lebih ringan untuk lambung
dan lebih muda dicerna. Itu merupakan cara menjaga makanan agar mencakup tiga
fungsi: pertama, banyak manfaatnya dan berpengaruh menambah stamina. Kedua,
ringan dilambung dan tidak memberatkannya. Ketiga, mudah dicerna. Itulah jenis
makanan terbaik. Mengonsumsi makanan seperti itu, dengan porsi sedikit lebih
baik daripada mengonsumsi jenis makanan lain meski lebih banyak porsinya.
Rasulullah juga menyukai makanan manis dan juga madu. Ketiga jenis
makanan itu, yakni daging,madu dan manisan adalah jenis makanan terbaik dan
16

paling bermanfaat untuk tubuh, hati, dan organ tubuh. Menyantap makanan seperti
itu amatlah bermanfaat dalam menjaga kesehatan dan stamina, tidak berbahya,
kecuali bagi penderita penyakit tertentu.
Beliau bisa menyantap roti dengan lauk pauknya, terkadang lauknya adalah
daging. Beliau pernah berkomentar, ini adalah makanan favorit penduduk dunia
dan akhirat. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan yang lainnya. Terkadang beliau
menyantapnya dengan semangka sebagai lauknya, terkadang dengan kurma.
Beliau pernah mencampurkan kurma dengan potongan roti gandum, lalu berkata,
ini (kurma) adalah lauk ini (roti). Dilihat dari cara pengaturan gizi, roti gandum
itu bersifat dingin dan kering. Sementara kurma itu bersifat panas dan basah,
menurut pendapat yang benar. Menjadikan kurma sebagai lauk roti termasuk
pengaturan gizi makanan yang terbaik, terutama sekali bagi yang sudah terbiasa
mengonsumsinya, seperti penduduk Al-Maidah. Terkadang beliau menyantapnya
dengan cuka sebagai lauknya. Beliau berkomentar, Lauk terbaik adalah cuka. Itu
merupakan pujian Nabi terhadap lauk ini berkaitan dengan kondisi yang sedang
beliau hadapi, bukan untuk lebih mengutamakan cuka dibandingkan dengan
makanan lain, sebagaimana dipahami oleh sebagian orang jahil. Sebab munculnya
hadist itu adalah saat Rasulullah masuk ke rumahnya pada suatu hari, lalu istrinya
menghidangkan roti kepada beliau. Beliau bertanya, Kalian memiliki lauk?
mereka menjawab, Kami hanya memiliki cuka. Beliau bersabda, Lauk terbaik
adalah cuka.
Artinya, menyantap roti dengan lauknya termasuk cara menjaga kesehatan.
Berbeda dengan apabila kita hanya menyantap salah satunya saja. Karena lauk itu
disebut Idaam (penyerasi) sebab ia bisa menyeimbangkan roti sehingga bisa sesuai
dengan konsep menjaga kesehatan. Persis dengan saat Rasulullah mengomentari
dibolehkannya memandang wanita yang akan dipinang, Sesungguhnya itu lebih
baik untuk dijadikan Idaam untuk kalian berdua. Yakni agar lebih dapat serasi
dan harmonis. Artinya, seorang suami menikahi istrinya betul-betul dengan
mengenal istrinya, sehingga tidak akan menyesal.
17

Beliau bisa menyantap buah-buahan dari negeri beliau sendiri yang baru
dipetik, tidak pernah menghindarinya. Dan itu termasuk kiat menjaga kesehatan
yang terbaik yang bisa dirasakan manfaatnya secara langsung. Sesungguhnya
Allah SWT dengan kebijaksanaannya menciptakan pada setiap negeri jenis buah-
buahan yang dapat memberikan manfaat kepada penduduknya ketika tiba musim
panennya. Mengonsumsi buah-buahan semacam itu termasuk salah satu faktor
menjaga kesehatan dan kestabilan tubuh, lebih dari manfaat obat-obatan. Jarang
sekali orang yang menghindari buah-buahan di negerinya sendiri karena takut
sakit, terkecuali kalau tubuhnya memang sudah sakit parah sekali, orang yang
amat tidak sehat dan kurang staminanya. Buah-buahan memiliki kelembaban.
Temperatur yang panas, juga kondisi lambung yang panas akan memproses buah-
buahan itu menjadi masak dan hilang zat berbahayanya, apabila tidak berlebihan
mengonsumsinya dan tidak memaksa tubuh untuk menerima masukan melebihi
kapasitasnya, dan buah-buahan tersebut juga belum rusak sebelum dikonsumsi,
juga tidak dirusak mutunya dengan meneguk minuman setelah menyantapnya, atau
dengan menyantap makanan lain sesudah mengonsumsinya, karena seringkali itu
menimbulkan penyakit radang usus. Bila buah-buahan dikonsumsi dengan porsi
seimbang, pada waktu yang tepat dengan cara yang tepat, niscaya bisa menjadi
obat yang berkhasiat.
Dari situ kita bisa mengambil kesimpulan bahwasanya rasulullah mempunyai
fisik sehat dan daya tahan luar biasa. padahal kita tahu di jazirah Arab sana
cuacanya sangat panas, tandus dan kurang bersahabat. Siapa pun yang mampu
bertahan puluhan tahun dalam kondisi tersebut, plus berpuluh kali peperangan
yang dijalaninya, pastilah memiliki daya tahan tubuh yang hebat.
Mengapa Rasulullah SAW jarang sakit? Pertanyaan ini menarik untuk
dikemukakan. Secara lahiriah, Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu
mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain,
beliau sangat menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Jika kita telaah
Alquran dan Sunnah, maka kita akan menemukan sekian banyak petunjuk yang
18

mengarah pada upaya pencegahan. Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah
SAW sangat peduli terhadap kesehatan. Beberapa petunjuk Rasulullah dalam
menjaga kesehatannya adalah sebagai berikut :
1. Selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau,
kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal
berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal
barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik
tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan
kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur
air untuk membersihan air lir dan pencernaan. Rasul bersabda, Hendaknya
kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran (HR. Ibnu
Majah dan Hakim).
2. Tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya,
kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan
(zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara
(gas). Disabdakan. Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih
jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat
memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat
mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan (HR Ibnu Majah dan Ibnu
Hibban).
3. Makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa dengan tempo sedang
Apa hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak,
tergigit, kerja organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun bisa
dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan
sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna.
Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.
4. Cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada
pertengahan malam kedua. Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak,
19

lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak
pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur
sekadar yang dibutuhkan.
5. Istikamah melakukan saum sunnat, diluar saum ramadhan. Karena itu, kita
mengenal beberpa saum sunnat yang beliau anjurkan, seperti Senin Kamis,
ayyamul bith, saum Daud, saum enam hari di bulan Syawal, dsb. Saum adalah
perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani.
Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai ampas makanan,
menahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Saum menjadi obat
penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga.
Saum sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya
total dan menyeluruh.
6. Selalu bangun sebelum subuh. Rasul selalu mengajak ummatnya untuk
bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu, sholat
subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam antara lain:
Berlimpah pahala dari Allah
Kesegaran udara subuh yang bagus untuk kesehatan
Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan
7. Aktif menjaga kebersihan. Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari
kamis atau Jumaat beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu
memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. "Mandi pada hari Jumaat
adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi
dan memakai harum-haruman. (HR Muslim)
8. Gemar berjalan kaki. Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan
jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki,
keringat akan mengalir,pori- pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan
lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.
20

9. Tidak pemarah. Nasihat Rasulullah :"Jangan Marah" diulangi sampai 3 kali.
Ini menunujukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak
pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan
kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepay untuk menahan marah:
Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila
duduk maka berbaring
Membaca Ta 'awwudz, karena marah itu dari Syaithan
Segeralah berwudhu
Shalat 2 rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan
kegundahan hati.
10. Tak pernah iri hati. Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas
maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. Ya
Allah, bersihkanlah hatiku dari sifat mazmumah dan hiasilah diriku dengan
sifat mahmudah.
Ibnu Qoyyim, seorang intelektual Islam berkata: Barangsiapa yang memperhatikan
pola tidur Rasulullah, niscaya ia akan memahami pola tidur yang benar dan paling
bermanfaat untuk badan dan organ tubuh. Posisi tidur Nabi saw. adalah miring ke
sebelah kanan. Adapun manfaat dari posisi tidur miring ke kanan yaitu:
1. Menjaga saluran pernafasan
Tidur miring mencegah jatuhnya lidah ke pangkal yang dapat mengganggu
saluran pernafasan. Tidur dengan posisi telentang, mengakibatkan saluran
pernafasan terhalang oleh lidah. Yang juga mengakibatkan seseorang
mendengkur. Orang yang mendengkur saat tidur menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen. Bahkan terkadang dapat mengakibatkan terhentinya
nafas untuk beberapa detik yang akan membangunkannya dari tidur. Orang
tersebut biasanya akan bangun dengan keadaan pusing karena kurangnya
oksigen yang masuk ke otak. Tentunya ini sangat mengganggu kualitas tidur.
2. Menjaga kesehatan jantung
21

Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini
disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri.
Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan,
karena darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena
paru-paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan
pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.
3. Menjaga kesehatan paru-paru
Paru-paru kiri lebih kecil dibandingkan dengan paru-paru kanan. Jika tidur
miring ke sebelah kanan, jantung akan condong ke sebelah kanan. Hal ini
tidak menjadi masalah karena paru-paru kanan lebih besar. Lain halnya jika
bertumpu pada sebelah kiri, jantung akan menekan paru-paru kiri yang
berukuran kecil, tentu ini sangat tidak baik.
Sehat itu mahal, menjaga tubuh dari perkara kecil akan memberikan manfaat yang
besar untuk diri kita. Banyak berkaca pada pola hidup Rasulullah akan menambah
kecintaan kepada diri sendiri yang kelak menyebabkan kita lebih menghargai
hidup.












22

BAB IV
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini bahwa, siapa lagi yang akan
mencontohi rasul kita kalau bukan kita sendiri sebagai umatnya. Bukankah Allah swt
telah menurunkan nabi Muhammad saw di muka bumi untuk di jadikan tauladan.
Maka ketahuilah tidak ada keraguan di dalam islam. Termaksud tidak ada keraguan
ketika Allah memerintahkan kita untuk mencontohi rasulullah, akhlak yang penuh
kemuliaan yang senantiasa memelihara perilaku, ibadah, ilmu dan kesehatannya.

3.2 saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan adalah pentingnya materi yang kami
paparkan ini dapat di aplikasikan oleh seluruh para pendengar bahkan kami sendiri
untuk membiasakan pola hidup sehat dari sekarang yang sejak dulu di ajarkan oleh
rasul kita dalam segala aktivitas yang kita lakukan.








23


DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, soekidjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat (prinsip-prinsip dasar), PT.
Rineka Cipta, Jakarta: 2003
http://tausyiah275.blogsome.com/2008/06/27/kiat-sehat-alarasulullah/
http://www.scribd.com/doc/35447344/SEJARAH-KESEHATAN-MASYARAKAT
http://coliq.web.ugm.ac.id/index.php?menu=artdet&art=321&nm=Kesehatan&t=Hid
up%20Sehat%20Ala%20Rasulullah%20SAW
http://thibbunnabawi.wordpress.com/
http://us.serambi.co.id/Katalog/tampilbuku/284_cara-nabi-mencegah-penyakit
http://sumberpencarianartikel.com/ebook-sejarah-kesehatan-pada-zaman-rasul/











24

También podría gustarte