Está en la página 1de 3

KORAN REPUBLIKA Jumat, 15 Maret 2013, 02:06 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG---Harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di


Kabupaten Karawang, Jawa Barat, merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir hingga
menembus Rp 55.000 per kilogram.
"Kenaikan harga bawang merah ini sudah melonjak sejak beberapa pekan lalu," kata Indri,
pedagang di Pasar Telagasari Karawang.
Sejak beberapa pekan lalu harga bawang merah awalnya hanya mencapai Rp 25.000-Rp
28.000 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp 40.000, dan saat ini harganya mencapai Rp
55.000-60.000 per kilogram.
Ia mengakui konsumen banyak yang terkejut dengan kenaikan harga bawang merah yang
cukup signifikan itu. Apalagi kenaikannya cukup cepat, hanya berlangsung selama beberapa
pekan.
Bahkan, kata dia, cukup banyak konsumen yang mengurangi pembeliannya, kalau semula
biasa membeli 2 kilogram, kini menjadi 1 kilogram atau setengah kilogram.
Kenaikan harga bawang merah itu juga terjadi di Pasar Baru Karawang. Sejumlah pedagang
di pasar tradisional itu mengakui kenaikan harga bawang sudah menembus angka Rp 55.000
per kilogram.
Kondisi tersebut diakui sudah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir yang harga awalnya
hanya mencapai Rp 28.000-30.000 per kilogram.
Di tengah tingginya harga bawang merah, stok bawang merah ke pasar tradisional di sekitar
Karawang diakui para pedagang semakin menipis.

Redaktur : Endah Hapsari
Sumber : Antara
ANALISIS
Dari sumber saya baca tentang fenomena melambungnya harga bawang menjadi
sangat mahal, saya menyimpulkan tiga faktor penyebab tingginya harga bawang di pasar
pasar Indonesia.
Tiga faktor tersebut antaralain :
1. Lemahnya sektor pertanian di indonesia, kita ketahui bahwa indonesia memiliki lahan
cukup luas dan memiliki tanah yang subur, tetapi dalam sektor pertaniaan sangat
lemah, fakta yang ada menyatakan bahwa 90% bawang yang tersedia dipasar di
impor, ini merupakan kejadian tragis bagi indonesia.
sudah saatnya Indonesia berbenah diri dalam sektor pertanian,lebih memperhatikan
pertanian dalam negeri sehingga kesejahteraan petani juga akan tercover juga.

2. Musim, tingginya curah hujan di berbagai daerah di Indonesia pada saat itu tak hanya
mengganggu panen tapi juga jalur distribusi. Memasuki bulan Februari, curah hujan
mulai menurun dan harga produk hortikultura lain juga berangsur merendah, namun
harga bawang putih justru terus meroket. Kebutuhan bawang putih selama ini
memang lebih banyak dipenuhi oleh produk impor.
Dan buruknya manajemen stok dari pemerintah semakin mempersulit situasi.

3. permainan para spekulan yang sangat paham situasi pasar, kapan memasarkan produk
bawang dan kapan tidak memasarkannya, hal itu dibuktikan dengan sebanyak 293
kontainer bawang putih milik 11 perusahaan yang tertahan di pelabuhan Tanjung
Perak sejak 1 Januari hingga 10 Maret 2013. Dari 293 kontainer tersebut, sebanyak
149 kontainer yang sudah mendapatkan RIPH dan SPI terkena pengecualian dari
aturan yang dikeluarkan oleh dua kementerian. Sisanya sebesar 144 kontainer akan
menyusul kemudian. Dengan melakukan penimbunan besar-besaran maka stok
bawang dipasar mengalami penyusutan secara otomatis jika stock langka maka harga
akan tinggi dengan demikian para spekulan yang sangat mengerti dengan seluk beluk
pasar sasarannya akan mendapat untung yang berlipat-lipat walaupun menggunakan
cara kotor dalam bisnis.


ANALISIS KENAIKAN HARGA BAWANG
DI PASAR LOKAL INDONESIA
Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata kuliah
PEMASARAN INTERNASIONAL
oleh Prof Drs Achmad Fauzi Dh.Ma








Disusun Oleh:

MahsunZainulFuad (105030200111042)

Fakultas Ilmu Administrasi
Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2013

También podría gustarte