REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG---Harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di
Kabupaten Karawang, Jawa Barat, merangkak naik dalam beberapa pekan terakhir hingga menembus Rp 55.000 per kilogram. "Kenaikan harga bawang merah ini sudah melonjak sejak beberapa pekan lalu," kata Indri, pedagang di Pasar Telagasari Karawang. Sejak beberapa pekan lalu harga bawang merah awalnya hanya mencapai Rp 25.000-Rp 28.000 per kilogram, kemudian naik menjadi Rp 40.000, dan saat ini harganya mencapai Rp 55.000-60.000 per kilogram. Ia mengakui konsumen banyak yang terkejut dengan kenaikan harga bawang merah yang cukup signifikan itu. Apalagi kenaikannya cukup cepat, hanya berlangsung selama beberapa pekan. Bahkan, kata dia, cukup banyak konsumen yang mengurangi pembeliannya, kalau semula biasa membeli 2 kilogram, kini menjadi 1 kilogram atau setengah kilogram. Kenaikan harga bawang merah itu juga terjadi di Pasar Baru Karawang. Sejumlah pedagang di pasar tradisional itu mengakui kenaikan harga bawang sudah menembus angka Rp 55.000 per kilogram. Kondisi tersebut diakui sudah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir yang harga awalnya hanya mencapai Rp 28.000-30.000 per kilogram. Di tengah tingginya harga bawang merah, stok bawang merah ke pasar tradisional di sekitar Karawang diakui para pedagang semakin menipis.
Redaktur : Endah Hapsari Sumber : Antara ANALISIS Dari sumber saya baca tentang fenomena melambungnya harga bawang menjadi sangat mahal, saya menyimpulkan tiga faktor penyebab tingginya harga bawang di pasar pasar Indonesia. Tiga faktor tersebut antaralain : 1. Lemahnya sektor pertanian di indonesia, kita ketahui bahwa indonesia memiliki lahan cukup luas dan memiliki tanah yang subur, tetapi dalam sektor pertaniaan sangat lemah, fakta yang ada menyatakan bahwa 90% bawang yang tersedia dipasar di impor, ini merupakan kejadian tragis bagi indonesia. sudah saatnya Indonesia berbenah diri dalam sektor pertanian,lebih memperhatikan pertanian dalam negeri sehingga kesejahteraan petani juga akan tercover juga.
2. Musim, tingginya curah hujan di berbagai daerah di Indonesia pada saat itu tak hanya mengganggu panen tapi juga jalur distribusi. Memasuki bulan Februari, curah hujan mulai menurun dan harga produk hortikultura lain juga berangsur merendah, namun harga bawang putih justru terus meroket. Kebutuhan bawang putih selama ini memang lebih banyak dipenuhi oleh produk impor. Dan buruknya manajemen stok dari pemerintah semakin mempersulit situasi.
3. permainan para spekulan yang sangat paham situasi pasar, kapan memasarkan produk bawang dan kapan tidak memasarkannya, hal itu dibuktikan dengan sebanyak 293 kontainer bawang putih milik 11 perusahaan yang tertahan di pelabuhan Tanjung Perak sejak 1 Januari hingga 10 Maret 2013. Dari 293 kontainer tersebut, sebanyak 149 kontainer yang sudah mendapatkan RIPH dan SPI terkena pengecualian dari aturan yang dikeluarkan oleh dua kementerian. Sisanya sebesar 144 kontainer akan menyusul kemudian. Dengan melakukan penimbunan besar-besaran maka stok bawang dipasar mengalami penyusutan secara otomatis jika stock langka maka harga akan tinggi dengan demikian para spekulan yang sangat mengerti dengan seluk beluk pasar sasarannya akan mendapat untung yang berlipat-lipat walaupun menggunakan cara kotor dalam bisnis.
ANALISIS KENAIKAN HARGA BAWANG DI PASAR LOKAL INDONESIA Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata kuliah PEMASARAN INTERNASIONAL oleh Prof Drs Achmad Fauzi Dh.Ma
Disusun Oleh:
MahsunZainulFuad (105030200111042)
Fakultas Ilmu Administrasi Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya Malang 2013