Está en la página 1de 7

I.

PERSALINAN

A. Defenisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat
hidup ke dunia luar melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. Persalinan dapat juga diartikan
sebagai proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui
jalan lahir (Bobak, 2004).
Persalinan merupakan rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil
konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh
perubahan progresif pada serviks dan diakhiri oleh pelahiran plasenta (Varney, 2007).
Proses membuka dan menipisnya serviks dan janin ke dalam jalan lahir. Kelahiran
adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Jadi persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan 37-40 minggu. Lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sarwono, 1999: 1000)

B. Etiologi
Menurut Manuaba (2010; h. 166 168), terjadinya persalinan belum diketahui secara
pasti, sehingga menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya
kekuatan his. Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan adalah:
1. Teori keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah keregangan tertentu,
sehingga menimbulkan proses persalinan.
2. Teori penurunan progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi saat usia kehamilan 28 minggu, karena terjadi
penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi
progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah mencapai penurunan progesteron
tertentu.
3. Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan keseimbangan
esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi
kontraksi braxton hicks. Dengan menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan maka oksitosin mening-katkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai.
4. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia keha-milan 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan
kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat
merupakan pemicu persalinan.
5. Teori hipotalamus hipofisis dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anen-sefalus sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian kortikosteroid
dapat menye-babkan maturitas janin, induksi (mulainya) persalinan. Dari percobaan
tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus hipofisis dengan mulainya
persalinan.



C. Manifestasi klinik
1. Tanda permulaan persalinan
Pada permulaan persalinan / kata pendahuluan ( Preparatory stage of labor ) yang
terjadi beberapa minggu sebelum terjadi persalinan, dapat terjadi tanda-tanda sebagai
berikut :
a. Lightening atau setting / deopping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering kencing ( polikisuria ) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan
tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak pada sekitar serviks (tanda
persalinan false-false labour pains).
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar karena terdapat kontraksi otot rahim.
f. Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan dan bisa
bercampur darah (Bloody show).

2. Tanda-tanda inpartu sebagai berikut :
a. Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur
dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil
pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks : perlunakannnya,
pendataran, dan terjadinya pembukaan serviks ( Manuaba, 1998).
3. Faktor-faktor yang penting dalam persalinan antara lain :
a. Power ( kekuatan mendorong janin keluar ) terdiri dari :
1) His ( kontraksi uterus ):Merupakan kontraksi dan relaksasi otot uterus yang
bergerak dari fundus ke korpus sampai dengan ke serviks secara tidak sadar.
2) Kontraksi otot dinding rahim.
3) Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan
b. Passage ( jalan lahir ) terdiri dari :
1) Janin
2) Plasenta
c. Passage (jalan lahir) terdiri dari :
1) Jalan lahir keras yaitu tulang pinggul (os coxae, os sacrum / promontorium,
dan os coccygis)
2) Jalan lahir lunak : yang berperan dalarn persalinan adalah segmen bahwa
rahim, seviks uteri dan vagina, juga otot-otot, jaringan ikat dan ligamen
yang menyokong alat urogenital.

D. Patofisiologi Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai
pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi menjadi 2 fase yaitu :
a. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan biasanya
berlangsung dibawah 8 jam.
b. Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya
dengan kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian terbawah
janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :
1) Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang membutuhkan waktu 2
jam
2) Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
3) Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm dalam waktu 2
jam

Fase fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun
terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi
lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada primigravida
dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan membuka lebih dahulu,
sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru kemudian osteum uteri
eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri internum sudah sedikit
terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta penipisan dan pendataran
terjadi dalam saat yang sama.
2. Kala II
Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala pengeluaran. Ada
beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :
a. Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vaginanya.
c. Perineum terlihat menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e. Peningkatan pengeluaran lender dan darah
Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam
yang menunjukkan :
a. Pembukaan serviks telah lengkap
b. Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina


3. Kala III
Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta.
a. Fisiologi kala tiga
Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara
tiba tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding uterus. Setelah lepas plasenta
akan turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina.

b. Tanda tanda lepasnya plasenta
1) Perubahan ukuran dan bentuk uterus
2) Tali pusat memanjang
3) Semburan darah tiba tiba

Kala III terdiri dari 2 fase :
a. Fase pelepasan uri
Cara lepasnya uri ada beberapa cara :
1) Schultze :lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini paling sering
terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah lalu terjadi retroplasental
hematoma yang menolak uri mula-mula pada bagian tengah kemudian
seluruhnya. Menurut cara ini perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri
lahir.
2) Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir duluan. Darah
akan mengalir keluar antara selaput ketuban. Atau serempak dari tengah dan
pinggir plasenta.
b. Fase pengeluaran uri
1) Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas simfisis.
Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk artinya belum lepas,
bila diam atau maju artinya sudah lepas.
2) Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali artinya
belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.
3) Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah lepas.

4. Kala IV
Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir selama 2 jam.
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan postpartum paling
sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan, antara lain :
a. Tingkat kesadaran ibu
b. Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan
c. Kontraksi uterus
d. Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 500 cc

También podría gustarte