Está en la página 1de 14

Teori Percobaan

Kimia analisis secara garis besar dibagi dalam dua bidang yang disebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif membahas identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat
dalam suatu sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisis kualitatif adalah memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat tertentu yang
ada dalam sampel atau contoh.
(Underwood, 1986)
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika
seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat
konsentrasi yang rendah.
Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode
analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika
yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan
informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
(Svehla, 1990)
Cara identifikasi anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu cara penggolongan
anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-garam perak, garam-garam kalsium, barium dan
seng. Selain itu ada cara penggolongan anion menurut Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kalarutan garam
alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam
Ca, Ba, Cd dan garam peraknya. SedangkanVogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang
digunakan dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion berdasarkan
reaksinya dalam larutan. Identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dibagi dua lagi yaitu anion
membentuk gas bila diolah dengan HCl encer atau H2SO4 encer, dan anion yang membentuk gas atau uap bila
diolah dengan H2SO4 pekat. Demikian pula identifikasi anion berdasarkan reaksi dalam larutan dibagi dua yaitu
anion yang diidentifikasi dengan reaksi pengendapan dan dengan reaksi redoks. Berikut adalah reaksi-reaksi
sampel dengan asam sulfat dingin.
Anion lainnya tidak memberikan reaksi dengan asam sulfat pekat dalam keadaan dingin, tetapi nitrat bereaksi
menghasilkan uap coklat dari NO2 yang dihasilkan, dan asetat memberikan bau khas cuka jika direaksikan
dengan asam sulfat pekat.
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat asal dan analisis anion dengan
menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang
kation yang ada, dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam larutan
sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada
adalah klorida karena PbCl2 larut dalam air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam
air dingin.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat
digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Untuk Reaksi Kering pemeriksaan Anion dalam sampel yang masih berbentuk zat biasanya dilakukan dengan
menggunakan larutan Ekstrak Soda (ES). Larutan ekstrak soda dibuat dengan memasak cuplikan dalam larutan
jenuh natrium karbonat selama 10 menit, lalu disaring. Filtrat yang diperoleh disebut ekstrak soda (ES). Karena
ES suasana basa maka larutan ES ini tidak dipergunakan tanpa pengaturan suasana yang tepat. Biasanya
sebelum digunakan ditambahkan dulu asam.
Fungsi larutan ekstrak soda adalah untuk mengendapkan kation logam berat dan untuk mempertinggi kelarutan
anion.. Pada pemanasan dengan penambahan Na2CO3 ion-ion logam diendapkan dalam bentuk oksida,
hidroksida, karbonat dan karbonat basa. Bila Na2CO3 yang ditambahkan banyak maka CrO4
2-
yang dapat larut
makin banyak.




BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT

Tabung reaksi
Pipet tetes
Erlenmeyer 100 mL
Rak tabung
Hot Plate
Penangas Air
Penjepit Tabung
Kertas Isap


2.2 BAHAN

Sampel Anion (E, F, G, H)
Aquades
Larutan HCl
Larutan H2SO4
Larutan FeCl3
Larutan Amilum
Larutan I2
Larutan Fe(SO4)2
Larutan NaSCN
Larutan HNO3
Larutan H2O2
Larutan KMnO4
Larutan PbOAc
Larutan NaOH
Larutan AgNO3
Larutan K2CrO4









BAB III
PROSEDUR

3.1 Identifikasi Sianida (CN
-
)
1. A. Uji dengan Perak Nitrat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. B. Uji dengan Asam Sulfat Pekat
1. Sedikit garam sianida dipanaskan dengan asam sulfat pekat
2. Uji nyala dilakukan terhadap karbon monoksida yang dihasilkan
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. C. Uji Biru Prusia
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Sampel dibasakan dengan larutan NaOH
3. Ditambahkan beberapa mL Larutan Fe(SO4)2
4. Campuran dididihkan
5. Campuran yang telah dingin diasamkan dan ditambahkan larutan FeCl3
6. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.2 Uji Tiosulfat
1. A. Uji dengan HCl encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan HCl encer, lalu dipanaskan
3. Uji dilakukan dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan K2CrO4
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
5. B. Uji dengan Larutan Iod
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan iod
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. C. Uji dengan Larutan PbOAc
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Timbal secara berlebih
3. Campuran dipanaskan hingga terbentuk endapan
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.3 Uji Nitrit
1. A. Uji dengan HCl encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan HCl encer sehingga diperoleh warna dan uap
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. B. Uji dengan Kalium Iodida
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Kalium Iodida
3. Campuran tersebut diasamkan dengan asam asetat/asam sulfat encer
4. Ditambahkan beberapa tetes amilum
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
6. C. Uji dengan Kalium Permanganat
1. Larutan Kalium Permanganat yang sebelum telah diasamkan dituangkan kedalam tabung
reaksi
2. Kemudian ditambahkan Larutan sampel
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.4 Uji Kromat dan Dikromat
1. A. Uji dengan larutan Perak Nitrat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi
2. Kemudian ditambahkan larutan AgNO3 sehingga terbentuk endapan
3. Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer, ammonia dan asam asetat.
4. Kemudian ditambahkan HCl dan dipanaskan
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
6. B. Uji dengan Timbal Asetat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam 3 tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan Timbal
3. Kedalam 3 tabung tersebut ditambahkan masing-masing asam nitrat encer, ammonia dan NaOH
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
5. C. Uji dengan H2O2
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Sampel diasamkan dengan larutan HCl
3. Ditambahkan amil alcohol
4. Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.5 Uji Permanganat
1. A. Uji dengan H2O2
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Sampel diasamkan dengan larutan HCl
3. Ditambahkan amil alcohol
4. Ditambahkan larutan H2O2 tetes pertetes
5. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
6. B. Uji dengan NaOH
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan NaOH
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. C. Uji dengan H2SO4 encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan H2SO4 encer
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya



3.6 Uji Asetat
1. A. Uji dengan H2SO4 encer
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan H2SO4 encer, kemudian campuran tersebut dipanaskan.
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. B. Uji dengan AgNO3
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut tetes demi tetes
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. C. Uji dengan FeCl3
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan FeCl3
3. Campuran tersebut dipanaskan hingga terbentuk endapan
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.7 Uji Klorida
1. A. Uji dengan H2SO4 pekat
1. Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan asam sulfat
3. Salah satu tabung dimasukkan kedalam penangas
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
5. B. Uji dengan AgNO3
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan AgNO3 ke dalam tabung tersebut hingga terbentuk endapan
3. Kemudian ditambahkan larutan Ammonia encer, Kalium sianida atau tiosulfat
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
5. C. Uji dengan PbOAc
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya

3.7 Uji Sulfida
1. A. Uji dengan HCl atau H2SO4 encer
1. Larutan dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan asam klorida atau asam sulfat
3. Hasil diuji dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan PbOAc
4. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
5. B. Uji dengan Perak Nitrat
1. Larutan dituangkan kedalam 2 tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan asam nitrat panas dan dingin kedalam masing-masing tabung
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya
4. C. Uji dengan Timbal Asetat
1. Larutan sampel dituangkan kedalam tabung reaksi
2. Ditambahkan larutan PbOAc ke dalam tabung tersebut
3. Perubahan yang terjadi diamati dan ditentukan reaksinya














BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Data Pengamatan
No.
Kode
Sampel
Uji Fisik
Hasil
Warna Bau Kejernihan
1 E Bening Tidak berbau Jernih Cl
-

2 F Ungu Tidak berbau Berwarna MnO4
3 G Bening Tidak berbau Jernih S2O3
2-

4 H Bening Berbau cuka Jernih CH3COO
-


4.2 Reaksi
1. A. Sampel E
Anion Klorida, Cl-
- Cl
-
+ AgNO3 AgCl + NO3
-

end.putih

1. B. Sampel F
Anion Permanganat, MnO4
- 2 MnO4
2-
+ 5 H2O2 + 6H
+
5O2 + 2 Mn
2+
+ 8H2O
coklat kehitaman

1. C. Sampel G
Anion Sulfit, S2O3
2-

- S2O3
-
+ I2 2I
-
+ S4O6
2-


1. D. Sampel H
Anion Asetat, CH3COO
-

- CH3COO
-
+ AgNO3 CH3COOAg

endapan putih

- 6 CH3COO
-
+ 3Fe
3+
+ 2H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]
+
+ 2H
+

- [Fe3(OH)2(CH3COO)6]
+
+ 4H2O 3Fe(OH)2CH3COO + CH3COOH + H
+ endapan coklat


BAB V
PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan jenis Anion yang terdapat pada sampel dengan Analisis Kimia
Kualitatif Anorganik. Pada setiap sampel dilakukan uji-uji yang menghasilkan reaksi-reaksi spesifik.
1. A. Sampel E
2. Larutan tidak berbau dan tidak berwana
3. Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO4
2-
, CH3COO
-
, CrO4
2-
, Cr2O7
2-
,
Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal warna dan bau.
4. Dilakukan uji dengan Larutan Perak Nitrat menghasilkan endapan berwarna putih, kemungkinan Anion
adalah Cl
-
. Dengan reaksi :
Cl
-
+ AgNO3 AgCl + NO3
-

end.putih

Maka anionnya adalah Cl
-
.

1. B. Sampel F
2. Larutan tidak berbau dan berwarna ungu kehitaman.
3. Dari keterangan diatas kemungkinan Larutan mengandung Anion MnO4
2-
karena larutan yang mengandung
MnO4
2-
akan berwarna ungu kehitaman.
4. Untuk memastikan dilakukan dengan uji dengan larutan H2O2 menghasilkan larutan coklat kehitaman.
Kesimpulannya anion tersebut adalah MnO4
2-
karena MnO4
2-
direaksikan dengan H2O2 menghasilkan larutan
Mangan yang berwarna coklat kehitaman dengan reaksi:
2 MnO4
2-
+ 5 H2O2 + 6H
+
5O2 + 2 Mn
2+
+ 8H2O
coklat kehitaman

Maka anionnya adalah Permanganat, MnO4
2-
.



1. C. Sampel G
2. Larutan tidak berwarna dan tidak berbau
3. Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO4
2-
, CH3COO
-
, CrO4
2-
, Cr2O7
2-
,
Karena anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal warna dan bau.
4. Dilakukan uji dengan larutan I2, Larutan yang asalnya berwarna coklat ketika ditambahkan larutan sampel
maka larutan menjadi jernih. Maka Anion adalah Sulfit karena tiosulfit tereduksi menjadi tiosulfat. Dengan
reaksi :
S2O3
-
+ I2 2I
-
+ S4O6
2-

lar. tidak berwarna

Maka anion tersebut adalah positif Tiosulfit, S2O3
-
.

1. D. Sampel H
1. Larutan tidak berwarna tetapi berbau cuka
2. Dari keterangan tersebut larutan tidak mungkin mengandung Anion MnO4
2-
, CrO4
2-
, Cr2O7
2-
, Karena
anion-anion tersebut merupakan anion yang spesifik dalam hal warna. Tetapi bau khas cuka dari ion
CH3COO
-
kemungkinan larutan ini mengandung anion CH3COO
-
.
3. Untuk memastikan dilakukan uji terhadap larutan AgNO3 menghasilkan endapan putih. Kemungkinan
ion CH3COO
-
karena ion tersebut menghasilkan endapan putih CH3COOAg ketika direaksikan dengan
AgNO3 dengan reaksi :
CH3COO
-
+ AgNO3 CH3COOAg

endapan putih

Kemudian dilakukan uji dengan larutan FeCl menghasilkan endapan berwarna jingga. Ion CH3COO
-
akan
menghasilkan endapan berwarna coklat ketika bereaksi dengan FeCl3. Dengan reaksi :
- 6 CH3COO
-
+ 3Fe
3+
+ 2H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]
+
+ 2H
+

- [Fe3(OH)2(CH3COO)6]
+
+ 4H2O 3Fe(OH)2CH3COO + CH3COOH + H
+ endapan coklat

Maka anion tersebut adalah CH3COO
-
.


BAB VI
KESIMPULAN

Dari percobaan diatas didapat kesimpulan sebagai berikut :
- Sampel E mengandung anion Cl
-

- Sampel F mengandung anion MnO4
- Sampel G mengandung anion S2O3
-

- Sampel H mengandung anion CH3COO
-



DAFTAR PUSTAKA

Day, JR dan Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.
Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi ke-5. PT Kalman
Media Pustaka. Jakarta
Sukardjo, 1985. Kimia Anorganik .Bina Aksara. Yogyakarta
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif. PT. Kalman Media Pustaka. Jakarta.

También podría gustarte