Está en la página 1de 25

Oleh:

Hendra Setyawan
20080310066
Komplikasi yang sering timbul pada penderita Sirosis
Hepatis diantaranya adalah:
1. Perdarahan Gastrointestinal
Setiap penderita Sirosis Hepatis dekompensata terjadi
hipertensi portal, dan timbul varises esophagus. Varises
esophagus yang terjadi pada suatu waktu mudah pecah,
sehingga timbul perdarahan yang massif.

Oesofagogastroduodenoskopi merupakan gold standar
untuk mendiagnosa adanya varises oesofagus
Identifikasi asal perdarahan gastrointestinal
Gejala klinis
a. Darah merah segar dari mulut:
Lesi mulut atau nasofaring
Varises esofagus
Laserasi esofagus/mukosa gaster (Mallory weiss
syndrome)
b. Muntahan darah merah segar atau seperti kopi:
Lesi proksimal dari ligamen Treitz
c. Melena:
Lesi proksimal dari ligamen Treitz, usus kecil
Kehilangan darah berkisar 50-100 ml/hari

d. Darah segar bercampur tinja:
Lesi pada ileum atau colon
Perdarahan masif upper gastrointestinaltract
e. Darah diluar tinja:
Lesi pada ampula rektum atau anus

CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
a. Foto polos abdomen
b. Esofagogastrodudodenoskopi
c. Sigmoidoskopi dan kolonoskopi
d. Biopsi
e. Meckel scan

2. Koma Hepatikum
Komplikasi yang terbanyak dari penderita Sirosis
Hepatis adalah koma hepatikum. Timbulnya koma
hepatikum dapat sebagai akibat dari faal hati sendiri yang
sudah sangat rusak, sehingga hati tidak dapat melakukan
fungsinya sama sekali. Ini disebut sebagai koma
hepatikum primer.
Dapat pula koma hepatikum timbul sebagai akibat
perdarahan, parasentese, gangguan elektrolit, obat-obatan
dan lain-lain, dan disebut koma hepatikum sekunder.
Ensefalopati Hepatikum
Bahan-bahan yang diserap ke dalam aliran darah dari usus,
akan melewati hati, dimana racun-racunnya dibuang.
racun-racun ini tidak dibuang karena fungsi hati
terganggu.
telah terbentuk hubungan antara sistem portal dan
sirkulasi umum (sebagai akibat dari penyakit hati),
sehingga beberapa racun tidak melewati hati.
pembedahan bypass untuk memperbaiki hipertensi
portal (shunt sistem portal) juga akan menyebabkan
beberapa racun tidak melewati hati.

Gejala:
Sejalan dengan berkembangnya penyakit, penderita
menjadi :
a. Mengantuk
b. Bingung
c. malas bergerak
d. bercakap-cakap
e. Sering terjadi disorientasi
f. Pada akhirnya penderita akan kehilangan kesadarannya
dan jatuh ke dalam keadaan koma.



3. Ulkus Peptikum
Timbulnya ulkus peptikum pada penderita Sirosis Hepatis
lebih besar bila dibandingkan dengan penderita normal.
Beberapa kemungkinan disebutkan diantaranya ialah
timbulnya hiperemi pada mukosa gaster dan duodenum,
resistensi yang menurun pada mukosa, dan kemungkinan
lain ialah timbulnya defisiensi makanan.
Penyebab:
Pada orang dewasa adalah bakteri Helicobacter pylori.
Pemakaian obat, pemakaian NSAIDs (non-steroid anti
inflammatory drugs, obat anti peradangan non-steroid).
Obat-obatan yang menyebabkan melemahnya lapisan lendir
pelindung lambung dan duodenum sehingga asam lambung
bisa menembus lapisan yang sensitif di bawahnya.
Asam lambung dan bakteri dapat mengiritasi lapisan
lambung dan duodenum serta menyebabkan terbentuknya
ulkus.
Helicobacter pylori.
ulkus peptikum
4. Karsinoma Hepatoselular
Penderita karsinoma hati menemukan 61,3 % penderita
disertai dengan Sirosis Hepatis. Kemungkinan timbulnya
karsinoma pada Sirosis Hepatis terutama pada bentuk
postnekrotik ialah karena adanya hiperplasi noduler yang
akan berubah menjadi adenomata multiple kemudian
berubah menjadi karsinoma yang multiple.
Penyebab:
Karsinoma hepatoselular disebabkan oleh beberapa faktor,
faktor yang berperan penting adalah infeksi virus hepatitis B
(VHB), virus hepatitis C (VHC) kronis 2,3 dan aflatoksin sebagai
zat karsinogenik. Faktor genetik, imunologi, makanan dan
lingkungan turut berperan dalam terjadinya KHS.
Manifestasi klinis
Pada awalnya penyakit KHS berlangsung pelan, tanpa adanya keluhan atau gejala yang jelas,
sehingga pasien tidak mengetahui sampai tumor mencapai ukuran yang besar.
Pasien bisa merasa:
a. Lemah
b. Malaise
c. kondisi lain yang menyerupai hepatitis.

Keluhan utama yang muncul biasanya :
a. nyeri perut
b. terabanya masa di perut bagian atas
c. tidak nafsu makan dan berat badan menurun.
d. Nyeri dirasakan sebagai rasa sakit tumpul atau rasa penuh di kuadran kanan atas
e. Nyeri mendadak yang disebabkan peregangan kapsul karena pembesaran hati atau
adanya perdarahan.

5. Edema
Konsentrasi albumin plasma menurun, produksi aldosteron yang
berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta air dan
kalium.
6. Infeksi
Infeksi yang sering timbul pada penderita sirosis,
diantaranya adalah: peritonitis, bronchopneumonia,
pneumonia, tbc paru-paru, glomeluronefritis kronik,
pielonefritis, sistitis, perikarditis, endokarditis, erysipelas
maupun septikemi.
Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan yang biasanya disebabkan
oleh infeksi pada selaput rongga perut (peritoneum).
Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang membungkus
organ perut dan dinding perut sebelah dalam.

Bronchopneumonia

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Bronkopneumonia adalah radang paru-
paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang
disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

rontgen thorax:
bercak infiltrate
pada satu
lobus/beberapa
lobus
Pneumonia
Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa
disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas
cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara
mendadak.
TBC paru-paru
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru
sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit,
kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak.
TBC menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang
sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada keadaan
yang terakhir ini, bakteri yang berperan adalah Mycobacterium bovis.
Pielonefritis
Pielonefritis adalah infeksi bakteri pada salah satu atau
kedua ginjal.

PENYEBAB
Escherichia coli (bakteri yang dalam keadaan normal
ditemukan di usus besar) merupakan penyebab dari 90%
infeksi ginjal diluar rumah sakit dan penyebab dari 50%
infeksi ginjal di rumah sakit.
Infeksi biasanya berasal dari daerah kelamin yang naik ke
kandung kemih.




Sistitis
Infeksi pada kandung kemih.
Infeksi kandung kemih umumnya terjadi pada wanita,
terutama pada masa reproduktif. Beberapa wanita menderita
infeksi kandung kemih secara berulang.
Penyebab
Bakteri dari vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung
kemih.
Wanita sering menderita infeksi kandung kemih setelah
melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena uretra
mengalami cedera pada saat melakukan hubungan seksual.

Perikarditis
Perikarditis Kronis (Chronic Pericarditis) adalah suatu
peradangan perikardium (kantung jantung) yang
menyebabkan penimbunan cairan atau penebalan dan
biasanya terjadi secara bertahap serta berlangsung lama.

Endokarditis
Endokarditis Infektif adalah infeksi pada endokardium
(selaput jantung) dan katup jantung.

Endokarditis infektif dapat terjadi secara tiba-tiba dan
dalam beberapa hari bisa berakibat fatal (endokarditis infektif
akut); atau bisa terjadi secara bertahap dan tersamar dalam
beberapa minggu sampai beberapa bulan (endokarditis infektif
subakut).




TERIMAKASIH

También podría gustarte