Está en la página 1de 55

34

B A B IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Institusi
1. Sejarah singakat
Pendidirian SMP An-nur Cabangbungin Kabupaten Bekasi di awali
dengan berdirinya Yayasan An-Nur Cabangbungin Kabupaten Bekasi
didirikan Pada tahun 2000 yang dikuatkan dengan Akta Notaris Kun Hidayat
SH No 03 Pada Tanggal 11 Nopember tahun 2000 Oleh para pendirinya yaitu
Drs. Kandi Supriyadi,M.Pd, selaku Ketua, Sobari . B. S.Pd.I.sbg Anggota,
Saan Saripudin A.Ma.,sbg Anggota, Drs. Abdul Kosim. Sbg Anggota,dan
Ahmad firdaus sbg anggota. Dan dibawah yayasan An-nur Maka berdirilah
didalamnya MI Al-Hidayah, PKBM Mandiri, Masjid An-nur, Ponpes
Salafiyah An-Nur, Majlis Talim An-nur. Dan SMP An-Nur Cabangbungin
Bekasi.
Berdirinya SMP An Nur di Desa Lenggahsari Kecamatan
Cabangbungin Kabupaten Bekasi didorong oleh keinginan masyarakat
Kecamatan Cabangbungin khususnya Desa Lenggahsari, yang melihat anak-
anak lulusan Sekolah Dasar banyak yang tidak melanjutkan sekolah ke
tingkat yang lebih tinggi.
Sejalan dengan harapan masyarakat, untuk mendirikan sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama (SLTP), Keinginan tersebut disambut dengan sangat
antusias oleh tokoh masyarakat Desa Lenggahsari, dengan obrolan yang
35
singkat diantara keduanya menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan
suatu lembaga pendidikan. bermula dari diadakan pengajian rutin di
kelurahan perwira, maka didirikanlah lembaga pendidikan tersebut, yaitu
SMP An Nur mulai tahun pelajaran 2001 .
Keberadaan SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin
Kabupaten Bekasi disambut sangat antusius, hal ini terbukti dari animo
orang tua unntuk menyekolahkan terus meningkat, oleh karena itu tidak
heran jika dalam waktu yang relative singkat SMP An Nur Desa Lenggahsari
Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi berkembang dengan pesat.
Pada awalnya hanya 46 siswa, sedangkan untuk Tahun Pelajaran
2008/2009mencapai 312 siswa.
2. Keadaan Guru dan siswa
a. Keadaan guru
Keadaan guru dapat dilihat table dibawah ini :

NO NAMA TEMPAT
TANGGAL
LAHIR
PENDIDIKAN
IJAZAH
JABATAN
1 Samin, S. Pd.I Bekasi, 18-
11-1978
S1 Kepala Sekolah
2 Nurali, A. Ma.Pd Bekasi, 21-
05-1977
D2 Tata Usaha/
Bendahara
3 M. Ali Bekasi, 15- SMP Komite Sekolah
36
05-1966
4 Adi Setia Sukmana,
ST
Bandung, 06-
06-1979
S1 Bid. Kurikulum
5 Ade Suhendra, S.
Sos.I
Bekasi, 08-
12-1981
S1 Bid. Kesiswaan
6 Abdul Kosim, S.Pd.I Bekasi, 09-
09-1970
S1 Bid. Sarana
Prasarana
7 Siti Zulaikha,
A.Ma.Pd
Bekasi, 12-
06-1986
D2 Wali Kelas VII
8 Nunung
Nurhasanah,
A.Ma.Pd
Bekasi, 11-
03-1985
D2 Wali Kelas VIII

9 Haryanti, A.Ma.Pd Bekasi, 07-
05-1986
D2 Wali Kelas IX A
10 Rohadi S.Pd.I Bekasi, 01-
02-1978
S1 Wali Kelas IX B
11 M. Nur, S.Ag Bekasi, 12-
03-1972
S1 Guru
12 Drs. Jamhuri Karawang,
12-04-1966
S1 Guru
13 Ai Suhaeti, S.Sos.I Pandeglang,
06-07-1978
S1 Guru
14 Wawan Bekasi, 28-
02-1981
MA Guru
37
15 Siti Jubaedah Bekasi, 07-
07-1982
SMEA Guru
16 Niswan,A.Ma.Pd Bekasi, 06-
10-1970
D.2 Guru
17 Martin Abu Salam Bekasi, 10-
03-1986
MAN Guru
18 Ahdi Fuadi Bekasi, 09-
12-1984
MAN Guru
19 Rosip Bekasi, 21-
07-1977
MA Guru
20 Ust.Hasanudin Karawang,
12-03-1978
Ponpes Guru
21 Lia Amelia Bekasi, 02-
02-1988
SMA Guru
22 Suhandar Bekasi,12-
05-1984
MA Guru

b. Keadaan Siswa
NO KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 VII 46 54 100
2 VIII 47 56 103
3 IX 54 55 109
JUMLAH 147 165 312


38
3. Sarana Yang dimiliki
Berdasarkan data sarana yang dimiliki sebagai berikut :

NO URAIAN JUMLAH KET
1 Ruang kelas 6 lokal Baik
2 Ruang Kep, sek dan guru 1 lokal Baik
3 Ruang perpustakaan 1 lokal Baik
4 Kamar mandi /WC 2 lokal Sedang
5 Meja guru 10 buah Baik
6 Kursi guru 10 buah Baik
7 Meja siswa 59 buah Sedang
8 Kursi siswa 118buah Sedang
9 Lemari buku 9 buah Baik
10 Papan tulis 7 buah Baik
11 Mesin tik 1 buah Baik
12 Bola Volley 2 buah Baik
13 Alat olah raga 3 set Baik
14 Radio kaset 1set Baik

4 Kegiatan Belajar mengajar.
Dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar yang diadakan di SMP
An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi,
yaitu pada pagi hari mulai jam 7.30 sampai dengan jam 12.30.
39
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam KBM terutama yang
berkaitan dengan mata pelajaran mulok yang berkaitan dengan keagamaan
tentang Pendidikan Agama Islam, dan ditambah dengan mata pelajaran
muatan local seperti piqh, Nahu shorop ,Al quran Hadits dan aqidah
Akhlak, harus memenuhi beberapa komponen yang harus
Dalam Rangka Meningkatkan keterampilan bagi siswa SMP An Nur
Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, maka di
tambahkan dengan satu kegiatan Ektra kurikuler PRAMUKA yang dilatih
langsung oleh Sdr Martin, Adih, dan Lia Amelia Kegiatan ini di harapkan
agar murid-murid menjadi orang yang disiplin, trampil, cerda, penuh
tanggung jawab, setia kepada sesame. Kegiatan pramuka ini dilaksanakan
pada hari Minggu mulai jam 8.00 WIB sampai jam 11 WIB. Di pandu oleh
seorang Pembina Pramuka yang di ambil dari salah seorang guru. di bina
oleh Gurunya yaitu Bapak Rohadi SPd.I
B. Deskripsi Karakteristik Responden
Adapun letak geografis SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan
Cabangbungin Kabupaten Bekasi, sedangkan jarak tempuh dari SMP An Nur
Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi .
sementara para wali murid SMP An Nur Desa Lenggahsari Kecamatan
Cabangbungin Kabupaten Bekasi sebagian mata pencaharian sebagaian besar
sebagai buruh pabrik, petani, guru dan sebagian juga TNI/POLRI
40
Letak geografis SMP An Nur di Desa Lenggahsari Kecamatan
Cabangbungin Kabupaten Bekasi, Sementara para wali murid SMP An Nur
Desa Lenggahsari Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi sebagian
mata pencaharian sebagaian besar Sebagai petani, sebagai buruh pabrik, guru
dan sebagian juga TNI/POLRI
Sedangkan responden yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa
SMP An-Nur yang mempunyai karakter yang sama atau homogen, karena
semua siswa berasal dari sekolah yang sama, yang mendapatkan perlakuan
dari guru yang sama, serta menerima materi pelajaran yang sama, baik
intrakurikuler maupun ekstra kurikuler, dengan usia yang relative sama,
status perkawinanpun sama,karena semua belum nikah.

C. Penyajian Analisis data
Data nilai hasil angket tentang Kinerja Guru yang penulis peroleh
sebagai berikut :
Tabel 01
Nilai Hasil Angket Kinerja Guru (Variabel X)

NO
URU
T
NO
. R
JAWABAN TIAP BUTIR SOAL
JUM
LAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 5 4 3 4 4 3 4 74
2 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 85
3 3 5 4 5 4 4 5 3 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 85
4 4 4 3 4 4 5 3 4 5 4 3 4 3 4 5 3 4 5 4 4 4 79
5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 82
41
6 6 5 3 5 3 4 4 5 4 5 3 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 82
7 7 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 5 84
8 8 3 3 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 4 84
9 9 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 5 87
10 10 5 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 85
11 11 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 5 5 4 4 5 84
12 12 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 83
13 13 5 4 4 4 5 5 4 3 3 3 5 4 5 4 3 5 5 4 4 5 84
14 14 3 4 5 3 3 5 4 3 3 3 5 4 4 4 3 4 5 4 4 4 77
15 15 4 4 4 4 3 5 4 4 3 3 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 80
16 16 5 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 81
17 17 3 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 5 79
18 18 4 4 5 4 3 5 4 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 5 3 4 80
19 19 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 5 3 5 83
20 20 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 84
21 21 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 77
22 22 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 5 3 5 76
23 23 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 5 4 4 5 4 3 4 5 4 4 78
24 24 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 3 3 4 4 5 78
25 25 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 5 3 3 3 4 3 3 75
26 26 4 4 3 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 3 3 3 4 3 4 80
27 27 3 4 4 4 3 4 4 3 5 4 5 5 4 5 5 3 3 4 3 5 80
28 28 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 3 4 4 3 3 81
29 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 3 4 80
30 30 3 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 5 79
JUMLAH 2426

Dari data di atas tentang Kinerja guru di SMP An Nur Cabangbungin
Bekasi dapat diketahui nilai rata ratanya adalah :
X
M = -------------------------
N
2426
M = ---------------------------
30
= 80.86
TABEL 02
NILAI HASIL BELAJAR /PRESTASI SISWA (VARIABEL Y)
42
NO R Y KET
1 1 70
2 2 70
3 3 75
4 4 77
5 5 71
6 6 70
7 7 69
8 8 80
9 9 77
10 10 75
11 11 74
12 12 70
13 13 85
14 14 74
15 15 85
16 16 81
17 17 60
18 18 81
19 19 70
20 20 75
21 21 80
22 22 75
23 23 75
24 24 72
25 25 70
26 26 70
27 27 80
28 28 77
29 29 75
30 39 70
2233

Dari hasil penilaian di atas nilai hasil belajar siswa/ Prestasi Siswa SMP
An Nur Cabangbungin Bekasi dapat diketahui nilai rata ratanya adalah :
Y
M = -------------------------
43
N
2233
M = ---------------------------
30
= 74.43
Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar
Kinerja guru SMP An Nur Cabangbungin Bekasi dalam tingkat amat tinggi
yakni sebesar 80,86 Sedangkan Prestasi Belajar rata-ratanya 74,43.
Berdasarkan data tentang skor atau nilai angka yang penulis peroleh
tersebut di atas, maka untuk mengetahui ada tidaknya Pengaruh antara
Kinerja Guru dengan prestasi belajar siswa digunakan teknik dengan
menggunakan korelasi tata jenjang dengan angka kasar. Sebagai langkah
awal penulis membuat table korelasi antara kinerja guru dengan prestasi
belajar siswa yang dicapai.
Mencari korelasi Kinerja Guru ( variable X ) dengan prestasi relajar
siswa ( variable Y ) dengan perhitungan statistik korelasi Tata Jenjang , dari
Spiermen yaitu dengan berkonsultasi pada table, dengan rumus :
6 D
2

Rho
xy =
1
-
----------------------------
N( N
2 -
1)

Table interpretasi nilai r sebagai berikut :
0,01 - 0,20 sangat rendah
44

0,21 - 0,40 rendah
0,41 - 0,60 cukup
0,61 - 0,80 tinggi
0,81 - 1,00 sangat tinggi

Sebelum menghitung koefisien korelasi, terlebih dahulu dibuat daftar
distribusi skor angket dan nilai rata, seperti di bawah ini :



TABEL 3
KINERJA GURU ( VARIABEL X )
DAN NILAI PRESTASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y )
NO
SKOR RANK
D D
2
KETR.
X Y X Y
1 70 70 22.5 24.5 -2 4
2 65 70 28 24.5 3.5 12.25
3 75 75 14 13.5 0.5 0.25
4 80 77 7.5 9 -1.5 2.25
5 75 71 14 20 -6 36
6 70 70 22.5 24.5 -2 4
45
7 65 69 28 29 -1 1
8 85 80 4 6 -2 4
9 80 77 7.5 9 -1.5 2.25
10 75 75 14 13.5 0.5 0.25
11 70 74 22.5 17.5 5 25
12 65 70 28 24.5 3.5 12.25
13 90 85 1.5 1.5 0 0
14 75 74 14 17.5 -3.5 12.25
15 90 85 1.5 1.5 0 0
16 75 81 14 3.5 10.5 110.25
17 60 60 30 30 0 0
18 85 81 4 3.5 0.5 0.25
19 70 70 22.5 24.5 -2 4
20 75 75 14 13.5 0.5 0.25
21 80 80 7.5 6 1.5 2.25
22 75 75 14 13.5 0.5 0.25
23 75 75 14 13.5 0.5 0.25
24 70 72 22.5 19 3.5 12.25
25 70 70 22.5 24.5 -2 4
26 70 70 22.5 24.5 -2 4
27 80 80 7.5 6 1.5 2.25
46
28 85 77 4 9 -5 25
29 75 75 14 13.5 0.5 0.25
30 70 70 22.5 24.5 -2 4
2245 2233 0 285

Untuk menghitung koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
dapat dilakukan dengan menggunakan rumus :

6 D
2

Rho
xy =
1
-
----------------------------
N( N
2 -
1
6 . 285
Rho
xy =
1
-
----------------------------
30( 900
-
1

)
1710
Rho
xy =
1
-
----------------------------
26970
Rho
xy =
1
-
0.0634038 = 0.9365962

Table interpretasi nilai r sebagai berikut :
0,00 - 0,20 sangat rendah
0,21 - 0,40 rendah
0,40 - 0,59 cukup
0,60 - 0,79 tinggi
0,80 - 1,00 sangat tinggi
47
Selanjutnya mencari harga r dari daftar dengan menggunakan
taraf kepercayaan 99 % dan derajat kebebasan ( dk = n 2 ), sehingga dk = 30
2 = 28, dalam daftar table r diperoleh harga r = 0,496
Hasil perhitungan harga r ternyata lebih besar dari pada harga
pada table ( r
hit
> r
tab
/ 0,9365 > 0,496 ), artinya koefisien korelasi sebesar
0,9365 adalah signifikan.
Setelah diketahui r hit, dicari koefisien determinasi, r hit = 0,9365 =0,8770
. Hasil hitung koefisien Determinasi sebesar 0,8770 menunjukan bahwa
87,70% variasi Prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh Kinerja Guru.
D. Interpretasi Hasil Penelitian
Nilai hasil angket tentang Kinerja Guru diperoleh rata-rata sebesar
80,86. Nilai tersebut jika dihubungkan dengan nilai kualitatif sangat tinggi,
karena berada pada katagori 80 100. Sedangkan nilai nilai prestasi belajar
siswa dengan rata-rata 74,43, nilai tersebut berada pada kategori 61-80. Hal
tersebut berarti bahwa prestasi siswa SMP An Nur Cabangbungin Bekasi
termasuk katagori tinggi.
Selanjutnya dari hasil perhitungan nilai koefisien tata jenjang antara
variabel X dan variabel Y kemudian dikonsultasikan dengan nilai r table,
baik dalam taraf signifikan 99 % maupun 95 %, dengan derajat kebebasan (dk
= n 2) / dk = 30 2 = 28, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut : r
hitung > r table / 0,9365 > 0,496 adalah signifikan
48
Karena r hitung terbukti lebih besar dari pada r table, baik pada taraf
signifikan 99 % maupun 95 %, Jadi hipotesis yang penulis ajukan
Ada pengaruh yang signifikan antara Kinerja Guru terhadap Prestasi
belajar Siswa di SMP An Nur Cabangbungin Bekasi , dapat diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa Kinerja Guru memiliki pengaruh terhadap prestasi
siswa SMP An Nur Cabangbungin Bekasi.
















49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Penelitian ini Bertujuan ingin mengetahui Pengaruh Kinerja guru
terhadap prestasi belajar siswa pada SMP An Nur Cabangbungin
Bekasi. Yang menjadi Populasi dan sample dalam penelitian ini adalah
siswa siswi Kelas VIII SMP An Nur Cabangbungin Bekasi. yang
berjumlah 30 Siswa. Hasil Penelitian ini membuktikan bahwa :
1. Hasil angket Kinerja guru Cabangbungin Bekasi. Sangat tinggi ,
penetapan kesimpulan ini penulis berpedoman analisa hasil perhitungan
rata-rata sebesar 80.86
2. Hasil Prestasi Belajar SMP An Nur Cabangbungin Bekasi. Tinggi atau
Baik, Penetapan ini juga berpedoman analisa Prestasi belajar siswa
sebesar : 74,43. hal ini didapatkan dari dokumen sekolah
3. Berdasarkan hasil analisa data serta pengujian hipotesis dapat disimpulkan
bahwa: Terdapat Pengaruh yang signifikan Kinerja guru terhadap
Prestasi belajar siswa. Hal ini dpat dibuktikan dari hasil perhitungan
bahwa harga r hit ternyata lebih besar dari pada r pada tab ( r
hit
> r
tab

atau 0,9365 > 0,496 ), artinya koefisien korelasi sebesar 0,9365. adalah
Cukup tinggi. Setelah diketahui r hitung, maka dicari koefisien
determinasi, yaitu, r hit = 0,9365 =0,8770. .
50
4. Hasil hitung koefisien Determinasi sebesar 0,8770. Artinya bahwa
87,70% variasi Prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh kinerja guru
dan sisanya dari variabel lain. Jadi dengan kata lain, salah satu cara
untuk peningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu dengan cara
meningkatkan pula kinerja guru.
5. Jadi Kesimpulan dari penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja
guru.

B. Rekomendasi
Dengan diketahuinya bahwa Terdapat Pengaruh yang significan
kinerja guru terhadap Prestasi belajar siswa Maka penulis
merekomendasikan sebagai Berikut :
1. Kinerja guru akan lebih meningkat apabila seorang atasannya
memberikan kesempatan untuk berkarir, atasan memberi penghargaan
bagi guru berprestasi dan memiliki keteramplan, sebab penilaian dan
penghargaan akan membawa dampat positif terhadap peningkatan
kinerja guru.
2. Jika kinerja guru meningkat besar kemungkinan kegiatan belajar dan
mengajar dapat berjalan lebih baik dan akan berpengaruh pula terhadap
prestasi belajar siswa.
51
3. Karena prestasi belajar siswa sangat erat kaitannya dengan kinerja guru,
dan kinerja guru mempunyai pengaruh yang kuat terhadap peningkatan
prestasi belajar, maka apabila ingin meningkatkan prestasi belajar siswa
upayakan kinerja guru untuk ditingkatkan, Dengan demikian instansi
kependidikan hendaknya mengupayakan agar ada peningkatan kenerja
guru di setiap satuan pendidikannya.
4. Upaya perbaikan kinerja guru diantaranya melalui; dukungan dari atasan,
memberikan kesempatan berkarir kepada guru, mengupayakan guru
merasa tenang dan senang, menyediakan sarana dan prasarana belajar
yang memadai, media pembelajaran yang cukup. Memberikan otoritas
guru untuk mengajar, memeberikan otoritas menilai hasil belajar.










52
PENGARUH KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
DI SMP AN-NUR CABANGBUNGIN KABUPATEN BEKASI













Disusun
Oleh :


KANDI SUPRIYADI, S.Ag., M.Pd.
NIP 150 332 784



Di tugaskan dari :

MADRASAH ALIYAH NEGERI CABANGBUNGIN
KABUPATEN BEKASIPROPINSI
J AWA BARAT



53
PENJELASAN DARI PENULIS :
1. Untuk Bab I. Pendahuluan Bagian A, B, C,D dan E. Cukup
jelas,Untuk Penelitian Kuantitatif, Baik Jenis Deskriptif
Kuantitatif atau korelasi Statistik Inferensial., sama dan cukup
jelas, dapat dilihat pada contoh penulisan skripsi. Tidak
Memerlukan Penjelasan
2. Untuk Bab II.Landasan teori Penelitian. Bagian A dan B. Dapat
dilihat pada contoh skripsi. Dan khusus untuk C. Hipotesis.
untuk jenis Penelitian kuantitatip korelasi statistik
inferensial.Menggunakan Hipotesis, sedangkan untuk Penelitian
Kuantitatif, Deskriptif kuantitatif tidak memerlukan Hipotesis.
3. Untuk bab III. Kerangka Metodologis Bagian A, yang
membedakan adalah : 1. penelitian Vareabel sperti efektivitas
pembelajaran al quran hadits di M Ts.... Atau Upaya Guru Agama
dalam Membina Akhlak siswa di SMP ...2. Vareabel Korelasional
Dua vareabel atau lebih ( jenis Korelasional ). Sementara untuk
bagian B.1. Populasi. jika siswa ( Responden ) di sekolah dapat
dibedakan , Apakah populasi satu sekolah, apakah populasi
hanya satu Kelas. B2. Jika lebih dari 100 siswa ( R) Maka
memerluka sampel, jika kurang dari 100 siswa tidak memerlukan
sampel. Dan untuk, B3 teknik penarikan sampel, jika siswa lebih
dari seratus artinya memerlukan sampel, juga memerlukan
teknik penarikan sampel, sebaliknya jika siswa kurang dari 100
maka tidak memerlukan sampel juga tidak memelukan teknik
penarikan sampel. Untuk bagian C Instrumn penelitian dan D
Teknik Pengumpulan Data, cukup Jelas dapat dilihat pada contoh
skripsi. Bagian D. Teknik analisa data. Ada dua macam teknik
analisa data untuk penelitian kuantitatif. Yaitu jenis Deskriptif
kuantitatif( Deskriptif Statistik ) dengan rumus Prosentase. Dan
penelitian kuantitatif jenis korelasional statistik inferensial
dinalisa dengan rumus Korelasional misalnya dapat
54
menggunakan korelasi tata jenjang dari spearmen, dan bisa
dengan korelasi produck moment dari pearson tergantung jenis
data yang digunakan.
4. Bab IV Hasil Penelitian. Untuk bagian A Deskripsi instansi,
peneliti mendeskripsikan tenpat lokasi penelitin, B. Deskripsi
karakteristik Resfonden. Peneliti harus mendeskripsikan karakter
responden,apakah Heterogen atau homogen misalnya tentang,
dilihat dari pendidikan responden, ekonomi responden, umur/
usia sekolah, kelas, asal sekolah, keadaan orang tua dll. Untuk C.
Penyajian analisa data , cukup jelas dapat dilihat contoh skripsi.
D. Interpretasi, cukup jelas.
5. Bab V. A. Kesimpulan, kesimpulan dari Hasil Penelitian dapat
dilihat contoh. B. Rekomendasi, adakalanya peneliti menyebut
implikasi, yang maksudnya, suatu upaya dari pihak-pihak terkait
bila ingin meningkatnya suatu vareabel hendaknya ada upaya
perbaikan pada vareabel yang terkait.
Jakarta 10 Maret 2009
Penulis,


Kandi Supriyadi, M.Pd.



1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kondisi yang seperti ini hanya sumber daya yang memiliki
kualitas yang mampu menghadapi persaingan. Sehubungan dengan itu salah
satu aspek yang menjadi perhatian pada pembangunan jangjka panjang
adalah peningkatan sumber daya manusia, karena manusia sebagai subyek
dan obyek pembanguan yang menentukan. Implementasi dari kebijakan
pemerintah ini dilakukan antara lain melalui lembaga pendidikan sekolah
dalam berbagai jenjang, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi.
Kinerja guru merupakan ukuran dalam peningkatan mutu
pendidikan pada semua jenjang merupakan suatu keharusan bila dilihat dari
kerangka penyiapan sumberdaya manusia Indonesia, hal ini agar
lulusannnya mampu bersaing dan dapat mengatasi persoalan-persoalan
kehidupan dimasa mendatang. Ciri suatu kondisi yang menyeluruh antara
lain ialah tingkat persaingan yang ketat dalam pelbagai sector kehidup.
Kinerja guru juga merupakan tampilan dan prilaku guru dalam kehidupan
sehari-hari baik didalam sekolah maupun diluar sekolah, seorang guru
2

Artinya : Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam keadaan merugi.
Kecuali orang-orang yang ber amal soleh dan saling nasihat menasihati
dengan kebenaran dan kesabaran. ( QS Al-Ashr. 1-3 )
1

Sedangkan menurut Moh Asad dalam buku psikologi industri, kinerja dapat
diartikan kesuksesan seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya.
2

Personal tenaga kependidikan diantaranya adalah guru. guru
merupakan faktor determinan terhadap keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan. Guru merupakan ujung tombak dalam menerjemahkan misi
sekolah yakni melaksanakan pembelajaran sebagai kegiatan utama dalam
pendidikan disekolah. Untuk itu, upaya peningkatan kemampuan dan
keterampilan mengajar harus terus menerus ditingkatkan melalui pendidikan
dan pelatihan. Hal ini dimaksudkan agar guru-guru yang melakukan tugas
ditingkat pendidikan dasar memiliki kemampuan keterampilan yang
standar, yaitu keahlian dan kemahiran dalam melaksanakan tugas
pembelajaran.


1
Prof H Mahmud Yunus Terjemah al Quranul karim ( Bandung , Al Maarif ,1984) h 540

2
Moh.Asad Psikologi Indstri ( Yogyakarta, Liberty, 1987 ) , h 47
3

Pada dasarnya pendapat tentang peningkatankinerja guru bertolak
dari kedua determinan kinerja yaitu kecakapan dan motivasi. Dalam tulisan
ini, criteria criteria yang telah dikemukakan diatas, dipilih untuk digunakan
sebagai pegangan dalam menilai kinerja. Criteria- criteria tersebut meliputi,
pemahaman tentang tugas, kemampuan dan keterampilan, semangat yang
tinggi, dan berinisiatif dan kemauan tinggi.
3

Disisi lain, guru harus memahami dan menghayati para siswa yang
dibinanya karena wujud siswa pada setiap saat tidak akan sama, sebab
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memberikandampak
serta nilai-nilai budaya sangat mempengaruhi gambaran para lulusan suatu
sekolah yang diharapkan. Pada hakikatnya tinggi-rendahnya mutu
pendidikan nasional tidak terlepas dari tinggi rendahnya mutu pembelajaran
yang berlangsung didalam kelas, sekiranya interaksi antara guru dan siswa
dapat terjalin dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar yang berkualitas
maka dapat diharapkan bahwa hasil pendidikan dengan sendirinya akan
berkualitas. Oleh sebab itu, kegiatan proses belajar mengajar tidaklah
bijaksana apabila dibiarkan berjalan secara alamiah tanpa upaya sistematis
dari segi siswa, guru dan perangkat pendukung lainnya. Pada dasarnya
kemampuan professional guru sebagai tenaga pengajar adalah merupakan


3
E Mulyasa, Manajemen berbasis Sekolah ( Bandung, Rosdakarya, 2002) h. 125
4
keahlian, kemahiran, dan ketermpilan dalam mengajar yang memang
dituntut berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang diembannya.
Sementara itu, produktivitas suatu lembaga pendidikan amat
ditentukan oleh motivasi dasar, pengetahuan dan keterampilan para tenaga
kependidikan disekolah tersebut yang pada gilirannya akan menentukan
tingkat prestasi kerja mereka. Di dalam proses belajar mengajar kulaitas
pembelajaran boleh jadi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
ada diluar diri guru maupun yang berada didalam diri guru itu sendiri.
Pada dasarnya peningkatan prestasi siswa yang manggambarkan
hasil akan senantiasa berkaitan dengan masalah produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas. Ketiga hal tersebut akan dapat dicapai secara optimal bila
didukung oleh prestasi kerja dan kinerja guru yang baik. Oleh karena itu
menelaah masalah kinerja guru merupakan upaya untuk melihat kualitas
suatu pendidikan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
disekolah.
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan di perlukan
adanya pengelolaan pendidikan yang baik, guru dan penyelenggara
pendidikan itu sendiri. Suatu hal yang tidak kalah penting dari itu semua
dibutuhkan kinerja guru yang tinggi, sebab walau bagaimanapun guru tetap
menjadi salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan kependidikan.
5
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting
dalam pendidikan formal pada umumnya karena guru sering dijadikan
tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh sebab itu, kinerja
guru semestinya memiliki performen perilaku dan kemampuan yang
memadai untuk mengembangkan siswanya secara utuh. Untuk
melaksanakan tugasnya secara baik sesuai dengan profesi yang dimilikinya,
guru perlu menguasai berbagai hal sebagai kompetensi yang dimilikinya.
Sedangkan tugas pokok guru adalah merencanakan program belajar-
mengajar, melaksanakan proses belajar-mengajar, dan menilai kemajuan
kegiatan belajar-mengajar disekolah guru harus memiliki kemampuan
tersendiri guna mencapai harapan yang dicita-citakan.
Untuk memiliki kemampuan tersebut guru perlu membina diri
secara baik karena fungsi guru itu sendiri adalah membina dan
mengembangkan kemampuan siswa secara professional didalam proses
belajar-mengajar dalam merencanakan, pelaksanaan dan penilaian hasil
proses belajar-mengajar sudah barang tentu guru harus memiliki
kemampuan dan kerja keras tersendiri. Kemampuan seorang guru
diantaranya; kemampuan menguasai bahan, kemampuan mengelola
program belajar mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan
menggunakan media/ sumberr, kemampuan menguasai dasar-dasar
6
kependidikan, menguasai mengelola interaksi belajar mengajar, menguasai
menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, menguasai fungsi dan
program BP, menguasai mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah,
memahami dan menafsirkan hasil-hasil penelitian guna keperluan
pengajaran.
Namun berdasarkan penelitian pendahulauan, masih dijumpainya
ada guru yang kinerjanya masih rendah, khususnya di SMP An-Nur
Cabangbungin , masih ada guru yang belum dapat melaksanakan tugasnya
secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan sehingga terjadinya
keterpurukan dibidang pendidikan, di antaranya tentang disiplin kahadiran
guru, ada guru yang berpendidikan belum sesuai ketentuan yang berlaku (
Belum Sarjana ),kurang menguasai bahan, mengajar tidak dengan alat Bantu,
ada yang tidak menggunakan Rempel/ RPP. Bahkan ada guru yang suka
ngobrol di kantor pada saat jam pelajaran, datang terlambat, cara berpakaian
tidak mencerminkan seorang guru , tidak menguasai materi pelajaran.
Rendahnya kinerja guru ini dapat membuat prestasi siswa kurang
memuaskan. Walaupun kemungkinan rendahnya prestasi ini juga bisa
disebabkan dari siswa itu sendiri diantaranya motivasi belajar siswa yang
rendah, malas belajar.
7
Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan mengadakan
penelitan dan membahas skripsi yang berjudul Pengaruh Kinerja Guru
terhadap Prestasi belajar Siswa pada SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .
Alasan penulis tertarik memilih dan mengadakan penelitian dengan judul
diatas Karena :
1. Kinerja guru merupakan motor penggerak kegiatan belajar mengajar
di sekolah.
2. Prestasi belajar merupakan gambaran bagi guru dan siswa tentang
hasil kegiatan belajar mengajar disekolah.
3. Penulis termasuk salah seorang tenaga pengajar disekolah tersebut.
B.Identifikasi Masalah
Dengan Memperhatikan uraian pada latar belakang diatas,
penulis dapat identifikasi masalah-masalah dalam penelitian ini, yaitu
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Baik
factor-faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, atau
factor yang dapat membuat prestasi belajar siswa menurun, Masalah-
masalah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut
dapat diidentifikasikan sebagai berikut: Kinerja Guru, guru yang
propesional, motivasi guru, motivasi orang tua, motivasi siswa,,
kedisiplinan guru, kedisiplinan siswa, lingkungan sekolah, teman
8
bermain siswa, media pembelajaran, sarana prasarana,kurikulum serta
minat belajar siswa.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dari hasil Identifikasi masalah yang di uraikan di atas, ter dapat
berbagai penyebab yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Agar
pembahasan skripsi ini tidak terlalu meluas dan agar lebih terarah maka
penulis membatasi penelitian ini hanya pada Pengaruh Kinerja guru
terhadap prestasi belajar siswa pada SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi
.tahun 2009.
2. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari batasan di atas penulis merumuskan masalah pada
penelitian ini dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut Adakah
Pengaruh yang signifikan antara Kinerja guru terhadap Prestasi Belajar
siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi, dan seberapa besar
Pengaruhnya?.
D.Tujuan Dan Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi tujuan penulis
dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui: Pengaruh Kinerja guru
9
terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .dan
seberapa besar pengaruhnya.
2. Signifikansi Penelitian
Kebermaknaan dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkap
aspek-aspek yang mempengaruhi, Prestasi Belajar Siswa di SMP An-Nur
Cabangbungin Kabupaten Bekasi, terutama dari aspek kinerja guru.
Apabila penelitian ini secara empirik diketahui bahwa Kinerja guru
memiliki pengaruh yang sigbifikan terhadap Prestasi belajar Siswa, Maka
hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi
lembaga pendidikan untuk melakukan perbaikan guna peningkatan prestasi
belajar. Selain itu temuan Penelitian ini juga dapat menjadi informasi dan
pertimbangan bagi para guru dan kepala sekolah dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan Kinerja guru.
Disamping itu, penelitian ini diharapakan dapat memberikan
sumbangan bagi dunia ilmu pendidikan dan dunia penelitian khususnya.
Serta bagaimana upaya peningkatan sumberdaya manusia yang dimiliki
guru yang dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa di SMP An-Nur
Cabangbungin kabupaten Bekasi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu :
10
Bab I Pendahuluan, terdiri dari Latar belakang, Identifikasi masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Signifikansi
Penelitian, serta sistematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori Penelitian, terdiri dari Deskripsi teori, Kerangka
berpikir dan Hipotesis.
Bab III. Kerangka Metodologis, terdiri dari Metode Penelitian,
Populasi,Sampel dan Teknik Penarikan sampel, Instrumenatsi
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data
Bab IV. Hasil Penelitian terdiri dari Deskripsi institusi, Deskripsi
karakteristik Responden, Penyajian Analisa Data dan Interpretasi
Hasil Analsa data.
Bab V. Penutup terdiri dari Kesimpulan Dan Rekomendasi









11
BAB II
LANDASAN TEORI PENELITIAN
A. Deskripsi Teori
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Kinerja dapat berarti kesuksesan seseorang didalam melaksanakan
pekerjaannya
1
. Kinerja juga diartikan oleh briggs sebagai perilaku atau respon
yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang dikerjakan ketika seseorang
menghadapi suatu tugas yang meliputi semua kegiatan atau tingkah laku yang
dialami. Dalam hal ini kinerja mengarah kepada kegiatan dalam menghasilkan
sesuatu atau mencapai tujuan.
2
artinya kinerja adalah prilaku yang diinginkan
dari pegawai untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang
menunjukan kesuksesan seorang guru dalam menjalankan tugasnya disekolah
serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yang ditampilkan guru dalam
melakukan aktifitas mengajar.
Kinerja menurut Expectancy Theory adalah hasil fungsi antara motivasi
dan kemampuan dasar. Teori ini pada dasarnya mempunyai tiga komponen
yaitu 1) ekspektansi kinerja ( performance out come ekspectancy ), dimana
individu mengharapkan konsekuensi tertentu dari pelakunya, dan akan

1
Moh Asad, Psikologi Industri ( Yogyakarta, Liberety, 1987 ) p. 47.
2
Leslie J . Briggs, Intuctional Design : Principles and Application (New J ersey :Prentice _ Hall,
Inc, 1979) p. 56
12

mempengaruhi keputusan tentang bagaimana berperilaku; 2) Valensi ( Valence ),
yaitu kekuatan memotivasi yang bervariasi setiap individu; 3) harapan kinerja
upaya ( effort performance expectancy ) yang berhubungan dengan tingkat
kesulitan dalam usaha mencapai hasil yang mempengaruhi perilaku.
3
Jadi
kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai dari seorang guru dalam
melaksanakan tugas yang berhubungan dengan tanggung jawab yang
diembannya.
Kinerja adalah merupakan pelaksanaan fungsi fungsi yang dituntut
seseorang. Kinerja juga merupakan suatu tanda berhasil atau tidaknya seseorang
atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan nyata yang ditetapkan
dengan standar standar dari organisasi itu sendiri, selaku standar standar
yang melampaui apa yang diminta atau diharapkan.
Kinerja ditentukan oleh tiga hal, yaitu kemampuan, motivasi, dan
lingkungan. Lingkungan antara lain terdiri dari metodologi dan peralatan kerja
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ( performance is determined by
three things : abilitiy, motivation and environment. Environment are proper
methodology, material and toal to do the job ).
4

Implikasi dari teori teori tersebut menunjukan bahwa orang yang tinggi
motivasinya tetapi memiliki kemampuan dasar rendah akan menghasilkan
kinerja yang rendah. Begitu pula halnya dengan orang yang sebenarnya

3
Ricky W. Griffin, Management ( Massachusets, Houghton Mifflin Company, 1987), p. 398
4
Ibid, p. 389
13

memiliki kemampuan dasar tinggi tetapi rendah motivasinya, maka kinerjanya
rendah pula. Bila demikian maka disamping kemampuan dasar secara partial
motivasi dapat merupakan salah satu unsure dari suatu kinerja dan motivasi
dapat diartikan sebagai suatu usaha yang menimbulkan doringan untuk
melakukan tugas. Karena itu, konsep penting dari teori teori diatas bahwa
untuk mengungkap dan mengukur kinerja gurudapat dilakukan dengan
menelaah kemampuan dasar guru atau pelaksanaan kompetensi dasar guru.
Dilihat dari karakteristik personal, kinerja guru meliputi kemampuan,
keterampilan, kepribadian dan motivasi. Dilihat dari proses, kinerja guru yang
efektif akan teercapai jika perilaku personil dapat menunjukkan kecocokan
dengan standar kinerja yang telah ditentukan. Dilihat dari hasil, dalam menilai
kinerja guru hendaknya dilihat dari hasil nyata yang dikerjakan oleh guru baik
dalam kualitas maupun dalam kuantitas.
Pada dasarnya pendapat tentang peningkatan kinerja bertolak dari kedua
diterminan kinerja yaitu kecakapan dan motivasi. Dalam tulisan ini, kriteria-
kriteria kinerja yang telah dikemukakan diatas, dipilih untuk digunakan sebagai
pegangan dalam menilai kinerja pegawai. kriteria-kriteria tersebut meliputi : 1)
pemahaman tentang tugas, 2) kemampuan dan keterampilan, 3) semangat yang
tinggi, 4) berinisiatif dan kemauan yang tinggi.
5


5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah/Konsep Strateggi dan Implementasi (Bandung :
Rosdakarya,2002) p. 125
14

Sementara itu tugas utama seorang guru pada hakikatnya adalah
merencanakan, mengelola,, menilai proses belajar mengajar yang didalamnya
terdapat berbagai kegiatan memilih, menilai, dan mengambil keputusan
profesional.
6
Oleh karena itu pada dasarnya tugas guru itu tidaklah ringan,
sebab aktifitas yang dilakukan memerlukan perilaku, kontek dan konsekwensi
tertentu yang dilaksanakan secara kompeten dan tuntas.
Sedangkan menurut peters dalam buku sudjana terdapat tiga tugas pokok
guru, yaitu: a) guru sebagai pengajar, b) guru sebagai pembimbing, dan c) guru
sebagai administrator kelas.
7
Didalam pelaksanaannya ketiga komponen diatas
saling terkait satu sama liannya, sehingga diperlukan penguasaan kemampuan
dasar dan keterampilan khusus dari setiap guru.
b. Kemampuan Dasar Guru
Proyek Pembinaan Pendidikan Guru (P3G) merumuskan sepuluh
kemampuan dasar bagi seorang guru, yaitu: 1) menguasai bahan, 2) mengelola
program belajar mengajar, 3) mengelola kelas, 4) menggunakan media/ sumber,
5) menguasai landasan-landasan kependidikan, 6) mengelola interaksi belajar
mengajar, 7) menilai prestasi untuk kepentingan pengajaran, 8) mengenal fungsi
dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9) mengenal dan

6
Soedijarto, Menatapkan Sistem Pendidikan Nasional (J akarta : Gramedia Widiasarana Indonesia,
1993), p. 84.
7
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1989), p.
15.
15

menyelenggarakan adminis trasi sekolah, dan 10) memahami dan menafsirkan
hasil-hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
8

Kesepuluh kemampuan tersebut bukanlah sesuatu yang sejajar dan
setingkat, karena bila di kajihubungan diantara kesepuluh kemampuan tersebut
pada hakekatnya ada yang hirarkis. Kemudian bila di telah maka delapan dari
kesepuluh kopetensi ter sebut lebih di arahkan kepada kompetensi guru
sebagaipengajar sehingga dapat disimpulkan bahwa sepuluh kompetensi
tersebut hanya mencakup dua bidang guru, yakni kompetensi kognitip dan
kompetensi perilaku. Sedangkan kompetensi sikap, khususnya sikap
propesional guru tidak nampak.
c. Tugas pokok Guru
a. Merencanakan Program Belajar Mengajar
Pengajaran/proses belajar-megajar adalah proses yang diatur sedemikian
rupa menurut langkah-langkahtertentu agar pelaksanaannya mencapai hasil
yang di harapkan. Pengetahuan ini di tuangkan dalam bentuk perencanaan
mengajar. Setiap perencanaan selalu berkenan dengan perkiraan mengenai apa
yang akan dilakukan. Demikian halnya dalam perencanaan mengajar
memperkirakan mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada waktu
melaksanakan pengajaran. Mengingat pelaksanakan pengajaran adalah
mengkoordinasi unsure-unsur (komponen) pengajaran, maka isi perencanaan
pun pada hakikatnya mengatur dan menetapkan unsur-unsur tersebut. Unsur

8
ibid, p. 19
16

yang di maksud antara lain tujuan, bahan atau isi, metode dan alat serta
evaluasi/ penilaian
Kemampuan merencanakan program belajar mengajar bagi profesi guru
semua dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitektur.
Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus
mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai secara teoretis
dan praktis unsur - unsur yang terdapat dalam perencanaan belajar mengajar.
Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari
segala pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman yang mendalam
tentang objek belajar dan situasi pengajaran.
Makna atau arti dari perencanaan program belajar mengajar tidak lain
adalah suatu proyeksi / perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus
dilakukan siswa selama pengajaran berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara
terinci harus jelas keman siswa akan dibawa ( tujuan ), apa yang harus dipelajari
(isi bahan pelajaran) bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan teknik)
dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya ( penilaian ).
9

b. Melaksanakan Proses Belajar - Mengajar
Melaksanakan / mengelola proses belajar-mengajar merupakan
pelaksanaan program yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar kemampuan yang dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan
dan menemukan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah

9
Sudjana, op.cit., p. 20.
17

disusun dalam perencanaan. Kemampuan melaksanakan program belajar-
mengajar adalah kemampuan menciptakan interaksi belajar-mengajar sesuai
dengan situasi dan kondisi serta program yang telah dibuat sebelumnya. Pada
tahap pelaksanan ini semua ketentuan yang telah ditetapkan dalam rencana
akan dicoba dilaksanakan dengan berbagai modifikasi sesuai dengan
perkembangan yang terjadi dalam interaksi guru siswa yang berkaitan dalam
proses belajar-mengajar. Pada saat ini kiat seorang guru memerlukan kecepatan
mengambil keputusan seperti menghentikan kegiatan belajar, mengubah
interaksi, menulang beberapa pelajaran, dan berbagai tindakan yang sering tidak
di rencanakan tetapi diperlukan. Oleh karena itu dalam melaksanakan pekerjaan
tersebut seorang guru memerlukan pertimbangan profesional (profesional
judgement).
Pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar (satuan pelajaran) yang telah
dibuat. Segala sesuatu yang telah ditetapkan dalam perencanaan kegiatan
belajar-mengajar, diwujudkan secara nyata melalui keterampilan mengajar.
Ketermpilan dasar mengajar mencakup keterampilan : 1) memulai dan
mengakhiri pelajaran; 2) menjelaskan; 3) bertanya; 4) memberi penguatan; 5)
mengadakan variasi; 6) membimbing diskusi kelompok; dan 7) mengelola
kelas.
10


10
Piet. A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan dalam rangka Inservice
Education (J akarta: Rineka Cipta, 1990), p. 97.
18

Pada konsep lain disebutkan bahwa kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru dalam melaksanakan program belajar-mengajar mencakup
kemampuan sebagai berikut : 1) memotivasi siswa belajar dari saat membuka
sampai menutup pelajaran, 2) mengenalkan tujuan pengajaran, 3) menyajikan
bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tuujuan, 4) melakukan
pemantapan belajar (reinforcement), 5) melaksnakan penilaian hasil belajar, 6)
menggunakan alat-alat bantu pengajaran yang baik, 7) memperbaiki program
belajar mengajar untuk keperluan mendatang, dan 8) melaksanakan layanan
bimbingan penyuluhan.
11

Didalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar tersebut pertama-tama
guru perlu mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik siswa,
kemudian mendiagnosis, meniali dan merespon setiap perubahan perilaku
siswa. Berkenaan dengan hal itu, dapat dikatakan bahwa mengajar merupakan
suatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia, bertujuan
membantu pertumbuhan dan mendorong keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Pada dasarnya kegiatan mengajar adalah menciptakan
lingkungan atau suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif
para siswa.
12

c. Menilai Kegiatan Belajar-Mengajar

11
Wijaya dan Rusyan, op. cit. pp. 31-32
12
Bruce J oyce and Marsha Weil, Models of Teaching (Massachussets: Allyn and Bacon, A.
Divisonof Simon & Schuster, Inc, 1992), p. 246
19

Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang
dicapai para pelajar, baik secara iluminatif-observatif maupun secara struktural-
obyektif, iluminatif-observatif maksudnya dilakukan dengan pengamatan yang
terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa, sedangkan
struktural-obyektif yang berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai
yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa.
Untuk melihat sejauh mana perencanaan kegiatan belajar-mengajar telah
dibuat diwujudkan secara nyata, perlu dilakukan penilaian atau evaluasi.
Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan baik tidaknya program atau
kegiatan yang sedang mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
13
Pendapat tyler
menyatakan bahwa kurukulum dikembangkan atas dasar dan diarahkan pada
pencapaian sejumlah tujuan pendidikan. penilaian berfungsi untuk mengetahui
seberapa jauh tujuan-tujuan pendidikan tersebut telah atau belum tercapai. Dari
hasil penilaian kemudian dapat diketahui bagian- bagian mana dari sistem yang
memerlukan perbaikan.
14
Artinya penilaian adalah merupakan proses
pengumpulan informasi untuk pertimbangan-pertimbangan pengambilan
keputusan.
Penilaian merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan alternative keputusan.

13
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan ; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional (Bandung:
Angkasa, 1983), p. 212.
14
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2001), p. 6.


20

Kemuian kegiatan penilaian yang perlu dilakukan oleh guru antara lain adalah
penilaian hasil belajar. Evaluasi hasil belajar siswa bermakna bagi semua
komponen dalam proses pengajaran, terutama siswa, guru, sekolah dan orang
tua siswa.
2. Prestasi Belajar Siswa
a. Pengertian prestasi belajar

Manusia memiliki fitrah atau potensi. Potensi manusia itu tid
Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian, berlatih, memarahi.
6

Secara terminologis, Skinner mengartikan belajar sebagai proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sedangkan
Hintzman mengartikan belajar dengan perubahan yang terjadi pada organisma (
manusia atau hewan ) yang disebabkan oleh pengalaman yang dapat
mempengaruhi tingkah laku organisma tersebut.
7

Selanjutnya belajar menurut S. Nasution adalah perubahan dalam
kelakuan seseorang sebagai akibat pengaruh dari usaha pendidikan.
8
Dari
pengertian yang diberikan S. Nasution ini, belajar mempunyai penekanan pada
aspek perubahan. Cronbach sebagaimana yang diterjemahkan oleh Sumadi
Suryabrata berpendapat bahwa belajar yang sebaik baiknya adalah mengalami
dan dalam kondisi mengalami tersebut, si individu yang sedang belajar

6
WJ S Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia ( J akarta, Balai Pustaka, 1993 ) hal. 22
7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan ( Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995 ) hal. 90
8
S. Nasution, Asas Asas Kurikulum ( Bandung, J emmers, 1995 ) hal. 11
21

mempergunakan panca inderanya.
9
Dengan pengertian demikian, menurutnya
belajar merupakan proses pengalaman dengan ditandai oleh berbagai
perubahan, baik aspek pengetahuan, perasaan, dan emosi serta perilaku pada
diri orang yang belajar tersebut.
Perubahan dalam proses belajar merupakan akibat dari latihan dan
pembiasaan. Menurut A. Suryadi, perubahan tersebut adalah perubahan
informasi, pengembangan atau peningkatan pengertian, penerimaan sikap yang
baru, perolehan penghargaan dan pengerjaan sesuatu dengan menggunakan apa
yang telah dipelajari.
10

Berkenaan dengan definisi belajar ini, menarik untuk disimak pendapat
dari Biggs. Ia melihat pengertian belajar dari tiga sudut tinjauan, yaitu :
a. Pengertian belajar secara kuantitas, yaitu belajar merupakan
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak
banyaknya.
b. Pengertian secara institusional, yaitu belajar dipandang sebagai proses
validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi
materi yang telah ia pelajari.
c. Pengertian secara kualitatif, yaitu proses memperoleh dan memahami
arti arti dan pemahaman serta cara menafsirkan dunia di sekeliling
siswa.
11


Belajar selain mempunyai penekanan pada terjadinya perubahan, juga
mempunyai artikulasi yang sangat mendalam. Hal ini disebabkan oleh
pengertiannya yang bukan hanya menekankan aspek perubahan pada lahiriyah

9
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan ( J akarta, CV Rajawali, 1992 ) hal. 253
10
A. Suryadi, Membuat Siswa Aktif ( Bandung, CV Mandar Maju, 1989 ) hal. 4
11
Muhibbin Syah , Op Cit. hal. 93
22

saja, melainkan juga menyangkut perubahan secara psikis, meliputi seluruh
aspek kepribadian.
Dalam pengertian tradisional, belajar diartikan sebagai usaha
memperoleh sejumlah pengetahuan. Menurut pengertian ini, belajar mempunyai
pengertian yang ditekankan hanya pada aspek kognitif saja. penekanan pada
aspek kognitif tampaknya disebabkan oleh anggapan bahwa pengetahuan
mempunyai peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Karena
penekanan pada aspek kognitif, maka pengertian secara tradisional ini sering
disebut pula pengertian berdasar pada pandangan intelektualitas.
Untuk mengetahui adanya perubahan hasil belajar, dapat dilakukan
dengan evaluasi, sehingga siswa dapat diketahui meningkat atau menurun
prestasi belajarnya.
Prestasi menurut bahasa berarti kemampuan, sedangkan secara
terminology adalah kemampuan atau hasil yang dicapai oleh seseorang yang
melaksanakan suatu pekerjaan.
12

Tulus Tuu mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru.
13

Dari pengertian prestasi dan belajar di atas dapat disimpulkan bahwa

12
Suharto, Kamus Bahasa Indonesia ( Surabaya, IKAPI, 1996 ) Hal. 97
13
Tulus Tuu, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa ( J akarta, Gramedia
Widiasarana Indonesi, 2004 ) hal. 75
23
a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah
b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan
atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan evaluasi
c. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap
tugas siswa dan ulangan ulangan atau ujian yang ditempuhnya.
b. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Sedangkan indikator-indikator yang mempengaruhi hasil belajar dari
lingkungan luar sekolah adalah faktor-faktor sebagai berikut :
a. Faktor Lingkungan Informal
1) Faktor kiat orang tua mendidik anak
Kegiatan pendidikan yang dilaksanakan orang tua terhadap putra-putrinya
merupakan proses pendidikan berdasarkan cinta dan kasih sayang sejati. Cinta
dan kasih sayang yang dilengkapi dengan pendidikan tatakrama dan perilaku
antara orang tua dengan putra-putrinya, dan hal tersebut merupakan salah satu
kiat yang dilakukan. Pendidikan keluarga merupakan institusi pendidikan
pertama dan utama yang dapat membentuk sikap dan kepribadian anak yang
berperan besar dalam perkembangan jiwa anak melalui interaksi dilingkungan
keluarga terutama dengan kedua orang tuanya.
24

Dari gambaran di atas sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Slameto,
bahwa siswa belajar akan menerima pengaruh dari keluarga dengan berupaya
cara orang tua mendidik di anak antar anggota keluarga dan faktor
masyarakat.
14

2) Faktor komunikasi keluarga
Komunikasi sangat diperlukan dalam proses interaksi pembelajaran, yang
dalam hal ini sudah barang tentu proses komunikasi yang dilakukan antara
orang tua dengan putra-putrinya secara terbuka, jelas, berimbang, demokratis,
dan harmonis. Sehingga komunikasi menjadi efektif dan terbentuknya suasana
kondusif, harmonis dan menyenangkan. Komunikasi yang demikian akan
memotivasi anak untuk tumbuh kemauan belajarnya baik di rumah maupun di
sekolah.
3) Faktor ekonomi keluarga
Dalam mendidik anak sangat berhubungan erat dengan faktor ekonomi
keluarga. Sebab, dari mulai anak itu dilahirkan oleh orang tuanya harus
memiliki kemampuan pendukung ekonomi dalam memberikan bantuan
pertumbuhan dan perkembangan baik fisik dan psikisnya, yaitu memberikan
fasilitas belajar mencukup dan memadai. Hal yang demikian akan dapat
mendorong proses pertumbuhan dan perkembangan anak dan dapat
memotivasi belajarnya sesuai fase-fase perkembangannya.

14
Slameto, Op. Cit., hal 6
25

Penjelasan di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ngalim
Purwanto, bahwa dengan tersedianya fasilitas yang diberikan dalam belajar
turut memegang peranan penting untuk keberhasilan belajar.
15

Dengan demikian, bahwa anak yang tidak terpenuhi segala sesuatu yang
berkaitan dengan fasilitas belajarnya, maka akan terganggu dan dapat
mempengaruhi proses belajarnya. Diharapkan orang tua dapat mengerti dan
memahami tugas, kewajiban, dan bertanggung jawabnya terhadap pemenuhan
kebutuhan pendidikan anaknya.
b. Faktor lingkungan teman sebaya
Faktor lingkungan sebaya atau teman pergaulan adalah suatu kumpulan
individu anak-anak yang setara dalam usia dan merupakan teman sepermainan
yang relatif sama. Lingkungan ini dapat pula memberikan pengaruh pada proses
perkembangan dan hasil belajar anak, dan tidak memiliki target dan tujuan yang
jelas terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sehingga lingkungan ini dapat memberikan pengaruh dalam membentuk
anak, baik berupa sikap dan mental anak dalam proses belajar. Di sisi lain dapat
memberikan pelatihan dan pengalaman anak dalam berinteraksi secara
emosional sosial dengan sebayanya, dan saling berbagi satu sama lain. Berbeda
dengan lingkungan informal atau keluarga yang memiliki target dan tujuan

15
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (J akarta : Sinar Baru, 1995), hal.
104
26
pendidikan jangka panjang terhadap anak dan merupakan program pendidikan
orang tuanya terhadap anaknya.
Lingkungan sebaya merupakan bagian dalam institusi sosial, karena
keberadaannya di lingkungan sosial. Lingkungan sebaya ini tidak memiliki
struktur sosial yang jelas dan tidak memiliki tujuan yang permanen. Tetapi
keberadaannya dapat menciptakan rasa solidaritas yang kuat di antara sesama
anggotanya, bila kegiatan yang dilakukan bersifat positif maka positif pula
pengaruh yang diterima, akan tetapi bila kegiatan yang dilakukan bersifat
negatif maka negatif pula yang diterima anak. Maka akan berdampak buruk
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak didik baik mental dan
psikisnya dan berpengaruh pula terhadap lingkungan sekolah, keluarga, dan
hasil belajar anak.
c. Faktor lingkungan masyarakat
Pada faktor ini merupakan dimana tempat tinggal anak berada, termasuk
teman sebayanya di luar lingkungan sekolah. Situasi dan kondisi lingkungan
masyarakat turut memberikan peran dan mempengaruhi pada proses
pembelajaran anak, keadaan ini memberikan pula pengaruh pada tujuan belajar
anak didik. Sangat tidak dapat ditolak, bahwa lingkungan ini pun dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan masa depan anak didik.
Dalam banyak penelitian telah membuktikan bahwa faktor lingkungan keluarga
dan masyarakat turut berperan serta dalam menentukan tinggi dan rendah
kualitas mental dan perilaku anak dalam proses pendidikan.
27
d. Faktor lingkungan alam sekitarnya
Faktor ini pun memberikan kematangan pada anak didik yang
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi alam sekitar dimana anak didik bertempat
tinggal. Melalui lingkungan alam sekitar anak didik dapat memperoleh proses
pembelajaran, yang dipengaruhi baik oleh suhu, iklim, dan suasana lingkungan
alamnya, yang tidak dapat diubah oleh faktor lingkungan sekolah. Lingkungan
alam ini dapat pula mempengaruhi proses belajar mengajar pada anak didik di
sekolah. Seperti halnya keberadaan sekolah yang letaknya berada di dekat
keramaian, baik yang letaknya dekat terminal, pasar, jalan raya, menimbulkan
kegaduhan dan mengganggu proses belajar mengajar menjadi tidak kondusif.
Selanjutnya, dalam proses pendidikan mengandung tujuan yang ingin
dicapai baik pertumbuhan dan perkembangan kompetensi individu yang
bermanfaat untuk kehidupannya di hari kemudian. Keberhasilan pendidikan
melalui proses pembelajaran ini merupakan suatu prestasi yang diharapkan bagi
pelakunya. Sehingga pengetahuan yang di dapat anak didik dari hasil belajar
akan dapat diketahui hasil yang telah dicapainya, dan bagaimana usaha untuk
meningkatkan keberhasilan belajar selanjutnya.
B. Kerangka Berpikir
Banyak factor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, dan factor
tersebut diantaranya adalah kinerja guru.
Kinerja guru adalah hasil pencapaian kerja guru yang dilakukan oleh
seorang guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan belajar-
28
mengajar, sedangkan indicator kinerja guru diantaranya 1). merencanakan
pengorganisasian bahan pelajaran.2). membuka dan menyampaikan tujuan
pembelajaran.3). Menyampaikan dan menjelaskan materi . 4). mendorong
keterlibatan siswa dalam pengajaran. 5). Mengadakan evaluasi terhadap prestasi
belajar siswa..
Kinerja guru yang baik adalah Penampilan kerja seorang guru yang dapat
melaksanakan indicator-indiator tugas dan fungsi seorang guru, seperti
membuat perencanaan pengajaran dengan baik, menyampaikan materi dengan
baik, mengevaluasi hasil belajar secara baik, serta dapat mempertanggung
jawabkan hasil kerjanya kepada atasan. Kinerja guru seperti ini akan
berpengaruh terhadap kegiatan belajar-mengajar dan diperkirakan dapat
mempengaruhi hasil belajar.
Sementara kinerja guru yang kurang baik seperti malas dalam mengajar,
dating selalu terlambat, tidak membuat perencaan dalam mengajar, tidak
menguasai materi pelajaran, serta tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran,
kurang harmonisnya terhadap sesame guru dan pimpinan jelas akan
berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas.
Kinerja guru yang baik akan mendorong siswa lebih termotivasi dalam
belajar, serta dapat meningkatkan prestasi belajar meningkat. Jadi atas dasar itu
diduga terdapat pengaruh yang signifikan peningkatan kinerja guru terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa. Artinya semakin baik kinerja guru maka
29
semakin baik pula prestasi belajar siswa. Demikian pula sebaliknya semakin
buruk kinerja guru maka semakin rendah pula prestasi belajar siswa.
C. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi dan kerangka berpikir yang dikemukakan di atas, maka
penulis merumuskan hypothesis sebagai berikut:
H.1. Ada Pengaruh yang signifikan kinerja guru terhadap presasi belajar siswa
di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .
H.2. Tidak ada Pengaruh yang signifikan kinerja guru terhadap presasi belajar
siswa di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi .


30
BAB III
KERANGKA METODOLOGIS
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey
sedangkan data yang digunakan adalah data kuantitatif, dengan
menggunakan pendekatan korelasional, yaitu untuk mengetahui pengaruh
vareabel yang satu terhadap vareabel lainnya, atau untuk mengatahui
pengaruh vareabel bebas ( X) terhadap vaerabel terikat ( Y ).
Untuk mengetahui pengaruh antara vareabel Kinerja Guru ( Vareabel X )
terhadap Vareabel Prestasi Belajar siswa (vaerabel Y) dalam penelitian ini,
digambarkan dalam bentuk konstelasi antara vareabel X dan Y, dapat dilihat
pada gambar 3.1. berikut ini :



X Y

Gambar 3.1
Konstelasi Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa
Keterangan :
X = Kinerja Guru
Y = Prestasi Belajar Siswa.
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP- An-Nur
Cabangbungin Kabupaten Bekasi yang berjumlah 312 orang, terdiri dari kelas
VII, VIII dan Kelas IX. Dan yang dijadikan krangka sampel sebanyak 30
orang, diambil dari setiap kelas.
31
2. Sampel
Sedangkan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswa-
siswi SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi sebanyak 30 orang, diambil dari
setiap kelas masing-masing 10 %.dari populasi yang berjumlah 302 orang.
3. Teknik pengambilan sampel
Sehubugan sampel diambil dari semua kelas, maka teknik penarikan
sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik sampel acak bertingkat/
berstrata (Stratified random sampling ), karena sampel yang diambil dari
masing- kelas 10 %, jadi karena populasi dalam penelitian ini 302 orang,
maka yang dijadikan sampel 30 orang.
Langkah langkah yang dilakukan untuk mengambil sampel penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Langkah pertama, menghitung jumlah siswa siswi SMP An-Nur
Cabangbugin Kabupaten Bekasi, kemudian menetapkan kerangka
sampling berdasarkan populasi, yang selanjutnya krangka sampel
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
b. Langkah kedua, memberi nomor dari nomor 01 sampai 302, seluruh
siswa SMP An-Nur Cabangbugin yang jumlahnya 300 siswa.
c. Langkah ketiga, setiap nomor dengan kelipatan 10 maka diambil menjadi
sampel, dan dari 302 orang terdapat 30 orang siswa yang dijadikan
sampel,

32
C. Instrumentasi Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah : 1. Data tentang
kinerja guru 2. Data tentang Prestasi Belajar siswa. Dari kedua data tersebut
dijaring melalui Angket ( kuesioner) untuk data tentang Kinerja guru, dan
Melalui dokumentasi ( buku Legger ) untuk data Tentang Prestasi Hasil
Belajar. Untuk data Kinerja guru dijaring dengan menggunakan instrumen
penelitian yang digunakan disusun dalam bentuk pernyatan yang
berbentuk skala likert denngan menggunakan skala 5 option jawaban: a)
sangat setuju, b) setuju. c) sedang. d) kurang setuju. e) tidak setuju. dan
untuk setiap pernyatan yang bersifat positif, jika a diberi skor 5, jika b diberi
skor 4, jika c. Diberi skor 3, jika d diberi skor 2, dan jika e diberi skor 1.
Sedangkan untuk setiap pernyataan yang bersifat negatif ; maka a diberi skor
1, b diberi skor 2, c diberi skor 3, d diberi skor 4 dan e diberi skor 5 .
Kemudian untuk data pretasi belajar siswa digunakan instrumen buku-buku
yang berkaitan dengan nilai siswa seperti legger, raport, atau berkas hasil
ulangan harian siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini di antaranya dengan :
a.Observasi,
Penulis mengadakan pengamatan langsung di sekolah, yang berkaitan
langsung dengan keberadaan sekolah, situasi sekolah, lingkungan sekolah,
sarana prasarana, keadaan guru dan murid serta kepala sekolah.
33
b. Wawancara.
Penulis mengadakan wawancara langsung terhadap kepala sekolah,guru,
siswa dan tenaga kependidikan yang lainnya yang berkaitan dengan kinerja
guru dan prestasi belajar.
c. Dokumentasi
Tenik dokumentasi ini dipergunakan untuk mengetahui prestasi belajar
siswa pada SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi . tempat penelitian untuk
mengetahui informasi prestasi siswa.
d. Angket.
Angket ini digunakan untuk menarik data dengan waktu yang relative cepat
dan dana yang relatip murah. Angket ini diberikan kepada siswa/ obyek
penelitian dengan angket tertutup. Angket ini diberikan kepada siswa untuk
mengukur kinerja guru yang ada di SMP An-Nur Cabangbungin Bekasi
.tempat penelitian. Penulis membuat angket yang berjumlah 20 pertanyaan
dengan jawaban pilihan ganda 5 option jawaban. penulis beri skor sebagai
berikut : a = 5, b = 4, c = 3, d = 2, dan e = 1, peneliti dengan menyebarkan
angket ini adalah untuk mengetahui data tetang Kinerja Guru .
D. Teknik Analisa data
Setelah data kuantitatif yang diperlukan terkumpul, maka penulis
manganalisa dengan menggunakan analisa statistic inferensil korelasi tata
Jenjang dari Spiermen dengan rumus sebagai berikut :

34

6 D
2

Rho
xy =
1
-
----------------------------
N( N
2-
1

)
Keterangan :
Rho
xy
= koefisien korelasi variabel X dan variabel Y
D = Difference, Sering digunakan juga B singkatan dari D
adalah beda anatar jenjang subyek
N

=Banyaknya subyek
Interperestasi nilai r
1.Antara 0,01 - 0,20 sangat rendah
2.Antara 0,21 - 0,40 rendah
3.Antara 0,41 - 0,60 cukup
4.Antara 0,61 - 0,80 tinggi
5.Antara 0,81 - 1,00 sangat tinggi
1




1
Sutrisno Hadi Prof.Drs,Metodologi Research 3( Yogyakarta, Yayasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM, 1979) hal 310.

También podría gustarte