Está en la página 1de 184

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT


(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Islamiyah Ciputat) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

GITA PAVITA RENATA NIM: 107016101107 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H /2013 M

ABSTRAK

Gita Pavita Renata., (107016101107), Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT). Skripsi Jurusan Pendidikan IPA Biologi, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-I MTs Islamiyah Ciputat yang berjumlah 36 orang, Penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Rata-rata nilai hasil belajar biologi siswa pada siklus 1 dan siklus 2 berturut-turut adalah 66 atau 67% siswa lulus KKM dan 84 atau 100% siswa lulus KKM . Hal ini jelas menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa mengalami peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan pada siklus 1. Dengan demikian, siklus 2 sudah memenuhi indikator pencapaian hasil (IPH), karena persentase kelas di atas sudah mencapai 100% KKM. Kata kunci: Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, Hasil Belajar Biologi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

ABSTRACT

Gita Pavita Renata., (107016101107), "Improving Student Results On The Circulatory System Concept Using Cooperative Learning Model Study Teams Games Tournament (TGT)". Thesis Department of Education Science of Biology, Faculty of Tarbiyah, Sharif Hidayatullah State Islamic University in Jakarta. This research aims to improve the learning outcomes of students biology through cooperative learning model type Teams Games Tournament. The subject of this research is a student of Class VIII-I MTs Islamiyah Ciputat. This research is a using methods class action research (PTK) is done by as much as two cycles. Each cycle consists of four stages, such as planning, action, observation and reflection. The results of this study indicate that the use of cooperative learning model types Teams Games Tournament biology can improve student learning outcomes. The average grade biology students' learning outcomes in cycle 1 and cycle 2 in a row is 66 or 67% of the students passed the KKM and 84 or 100% of students passed the KKM. This clearly demonstrates that the learning outcomes of students of biology has increased very significantly compared to cycle 1. Thus, cycle 2 already meet achievement indicators (IPH), because the percentage of classes above has reached 100% KKM. Keywords: Cooperative Type Teams Games Tournament, Biology Learning Outcome, Class Action Research (PTK)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sistem Peredaran Darah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament ( TGT ).

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah membawa petunjuk kebenaran seluruh manusia yaitu ad-Dinul Islam yang kita harapkan syafaatnya di dunia dan di akhirat.

Penulisan dan penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh UIN Jakarta sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis menjadi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar stara satu Sarjana Pendidikan di UIN Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keterbatasan kemampuan dan kurangnya pengalaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis temukan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan terselesainya skripsi ini, tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk dalam penyusunan karya ilmiah ini, dengan segala kerendahan hati, diucapkan terimakasih kepada: 1. Ayahanda dan ibunda serta segenap keluarga yang dengan sabar telah membesarkan, membimbing, mendoakan, mengarahkan, member kepercayaan, bantuan moril dan materil demi kesuksesan ananda.

vii

2. Ibu Baiq Hana Susanti, S.Pi,M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya hingga laporan ini selesai. 3. Bapak Dr.Sujiyo Miranto,M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya hingga laporan ini selesai. 4. Bapak M. Hartato, S.Pd. selaku Guru Mata Pelajaran Biologi yang telah bersedia bekerjasama demi terselesainya penelitian ini. 5. Seluruh siswa/i kelas MTs Islamiyah Ciputat yang turut membantu jalannya program penelitian ini. 6. Bapak Iwan , Ayu Kurnia, dan Teman-teman Biologi yang telah membantu skripsi ini. 7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Tiada kata yang patut diucapkan selain ucapan terimakasih yang sebesarbesarnya dan doa tulus, semoga amal baik mereka diterima oleh Allah dan mendapat Ridha-Nya. Amin...

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amiiin... Jakarta, 30 Desember 2012

Penulis

viii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL........................................................................... HALAMAN JUDUL .............................................................................. HALAMAN PENGESAHAN................................................................ HALAMAN PERNYATAAN................................................................ ABSTRAK ............................................................................................... KATA PENGANTAR............................................................................. DAFTAR ISI ........................................................................................... DAFTAR TABEL................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... I. PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. Latar Belakang Masalah ............................................................... Identifikasi Masalah ..................................................................... Pembatasan Masalah .................................................................... Perumusan Masalah ..................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................ Manfaat Penelitian ....................................................................... 1 3 4 4 4 5 i ii iii iv v vii ix xii xiii xiv

II. DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritis ......................................................................... 1. Ilmu Biologi ............................................................................. 2. Materi Sistem Peredaran Darah ............................................... 3. Belajar ...................................................................................... 4. Hasil Belajar ............................................................................. 6 6 8 10 12

ix

5. Model Pembelajaran................................................................. 6. Pembelajaran Kooperatif.......................................................... 7. Model Pembelajaran Tipe Games Turnament .......................... 8. Penelitian Tindakan Kelas........................................................ 9.Desain Desain Alternatif Interverensi Tindakan yang Dipilih B. C. D. E. Bahasan Hasil Hasil Penelitian yang Relevan ........................... Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan............................. Kerangka Berpikir ........................................................................ Hipotesis Tindakan.......................................................................

17 18 20 26 37 38 42 43 45

III. METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... Metode Penelitian dan Desain Penelitian .................................... Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian ........................ Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .................................. Tahapan Intervensi Tindakan ....................................................... Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................ Data dan Sumber Data ................................................................. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... Kontrol Terhadap Validitas Internal ........................................... Indikator Keberhasilan Penelitian ................................................ Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................ 46 46 47 47 48 48 48 49 51 54 54

IV. DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .............................................................................. 1. Siklus I....................................................................................... 2. Siklus II ..................................................................................... B. C. Analisis Data ................................................................................ Pembahasan................................................................................... 57 57 65 70 70

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. B. Kesimpulan ................................................................................... Saran ............................................................................................. 73 73 74

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ LAMPIRAN

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Klasifikasi Domain/Ranah Tujuan. Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan TGT Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrument Siklus I.. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrument Siklus II Tabel 4.1. Dokumen Catatan Lapangan . . Tabel 4.2. Hasil Wawancara Siswa Siklus I . Tabel 4.3. Hasil Postest dan Postest Siklus I Tabel 4.4. Hasil Ngain Siklus II Tabel 4.5. Tindakan Perbaikan Siklus I. Tabel 4.6. Dokumen Catatan Lapangan. Tabel 4.7. Hasil Wawancara Siswa Siklus II. Tabel 4.8. Hasil Posttest I dan Posttest II Siklus II.. Tabel 4.9. Hasil N-gain Siklus II.. Tabel 4.10. Kategori N Gain pada Siklus I dan II. Tabel 4.11 Rekapitulasi N Gain Siklus I dan II 16 26 50 51 57 60 61 62 63 65 67 68 69 71 71

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Diagram Alur Sistem Peredaran Darah Gambar 2.2. Alur Sistem Peredaran Darah Kecil&Besar Gambar 2.3. Gambaran Penempatan Anggota Kelompok .. Gambar 2.4. Aturan Permainan dalam Tipe TGT Gambar 2.5. Model Action Research Kurt Lewin Gambar 2.6. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Gambar 2.7. Skema Kerangka Hasil Penelitian . Gambar 3.1. Bagan Prosedur Tindakan Modifikasi Kurt Lewin Gambar 3.2. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas Gambar 4.1. Grafik Gabungan 8 10 23 26 29 43 46 56 61 70

xiii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Pertama. Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa I. Lampiran 3. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Kedua... Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa II... Lampiran 5 . Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Ketiga.. Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III. Lampiran 7. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Keempat... Lampiran 8. Denah/ Skema Permainan... Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa IV. Lampiran 10. Posttest Siklus I... Lampiran 11.Kunci Jawaban Siklus I . Lampiran 12. Posttest Siklus II .............. Lampiran 13. Kunci Jawaban Siklus II . Lampuran 14. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa Siklus I. Lampiran 15. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa Siklus II Lampiran 16. Perhitungan Nilai Mean & Modus Post test Siklus I... Lampiran 17. Perhitungan Nilai Mean & Modus Post test Siklus II.. Lampiran 18. Grafik Data Posttest Siklus I & II. Lampiran 19. Grafik Data Gabungan Posttest Siklus I& II Lampiran 20. Hasil Poin Kelompok Tournament Siklus I.. Lampiran 21. Hasil Poin Kelompok Tournament Siklus II... . Lampiran 22. Aktivitas Siswa dengan Model Pembelajaran TGT.. 78 86 88 96 98 105 107 115 116 117 120 121 124 125 126 127 128 129 130 131 132 134

xiv

Lampiran 23. Hasil Wawancara Nonformal.. Lampiran 24. Hasil Wawancara Siswa Siklus I. Lampiran 25. Hasil Wawancara Siswa Siklus II.... Lampiran 26. Daftar Nilai Semester Ganjil Lampiran 27. Lembar Observasi Aktivitas Siswa I Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Siswa II. Lampiran 29. Lembar Observasi Aktivitas Siswa III Lampiran 30. Lembar Observasi Aktivitas Siswa IV Lampiran 31. Panduan Keaktifan Siswa Lampiran 32. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1.1. Lampiran 33. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1.2. Lampiran 34. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2.1. Lampiran 35. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2.2. Lampiran 36. Kisi-kisi Instrumet Siklus I.. Lampiran 37. Kisi-kisi Instrumet Siklus II

135 136 137 138 140 141 142 143 144 146 147 148 149 150 160

xv

xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat.1 Melalui pendidikan, akan dihasilkan manusia-manusia yang bertakwa, berilmu, mandiri dan bertanggung jawab. Hal tersebut sejalan dengan apa yang tertera dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 pada bab II pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi dan bertanggung jawab Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.2 Tujuan pendidikan di atas akan tercapai apabila terjadi peningkatan komponen-komponen pendidikan. Salah satu komponen pendidikan yang memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang dimaksud antara lain: pemerintah melalui departemen pendidikan sebagai pemegang kebijakan, lembaga penyelenggara pendidikan dan guru sebagai ujung tombak pendidikan.

1 2

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h.79. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.3.

Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pengembang kurikulum yang dapat menciptakan kondisi dan suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) yang kondusif, yaitu suasana belajar menyenangkan, menarik, memberi rasa aman, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir aktif , kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan mengelaborasi kemampuannya.3 Tugas dan peranan guru sebagai pendidik professional sesungguhnya sangat kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif di dalam kelas, yang lazim disebut pembelajaran. Sudah banyak usaha yang dilakukan guru dan sekolah agar prestasi belajar biologi siswa dapat meningkat menjadi lebih baik. Salah satu upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa adalah mengembangkan strategi pembelajaran biologi. Uzer Usman

berpendapat bahwa dalam menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif setidaknya ada lima variabel yang menentukan keberhasilan belajar siswa, yaitu melibatkan siswa secara aktif, menarik minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, memperhatikan kemampuan siswa serta menggunakan alat peraga yang tepat.4 Berdasarkan hasil wawancara nonformal yang dilakukan peneliti (observasi awal), sebagian besar siswa di MTs Islamiyah Ciputat hanya 61 % dari satu kelas (kelas VIII 1) yang memiliki antusiasme khusus untuk pelajaran sains.5 Berdasarkan informasi data-data dari guru IPA di MTs Islamiyah Ciputat, bahwa hasil belajar pada konsep sistem peredaran darah kelas VIII tahun lalu belum sepenuhnya mencapai target KKM, hanya 50% dari 34 siswa yang mampu lulus diatas KKM. Hal ini dapat diketahui dari nilai tes siswa dalam satu kelas yang belum semuanya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan, sehingga banyak siswa yang harus melakukan remedial pada konsep ini guna mencapai KKM yang ditetapkan yakni 65 6. Maka dari itu, peneliti ingin mencoba menggunakan model pembelajaran yang
Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press,2011), h.19. Leonard dan Kiki, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Ilmiah Extacta,no.1, 2009, h.84. 5 Lampiran 23, h,134 6 Lampiran 26, h.137
4 3

memunculkan minat, motivasi dan semangat belajar siswa pada materi sistem peredaran darah yang menurut sebagian dari siswa kelas VIII dianggap pelajaran yang sulit. Teams Games Tournament merupakan salah satu teknik pembelajaran kooperatif yang melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Selain itu teknik ini juga melibatkan peran aktif siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan dimana siswa dapat belajar lebih rileks, dan bertanggung jawab, menciptakan suasana saling bekerjasama, yang menyenangkan saling serta

ketergantungan

menumbuhkan minat belajar, sehingga diharapkan terjadi peningkatkan hasil belajar siswa. Metode ini cukup efektif menurut lambang subagiyo,dkk dalam jurnalnya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT bahwa pembelajaran dengan TGT merupakan pembelajaran yang menarik, menjadikan siswa lebih aktif, kreatif, dan mandiri.7 Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti ingin menggunakan metode TGT sebagai objek penelitian untuk melihat pengaruh penggunaan metode TGT terhadap materi sistem peredaran darah, hingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang pada akhirnya menjadi tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijabarkan di atas, maka dapat peneliti merumuskan judul penelitian sebagai berikut : Upaya peningkatan hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan yaitu sebagai berikut : 1. Minat yang rendah di MTs Islamiyah Ciputat pada pembelajaran sains

khususnya mata pelajaran Biologi.

Lambang Subagiyo, Laili Komariyah, dan Syaifuddin, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, Didaktika,Volume 7, No.1, 2006, h.1-9

2.

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Biologi dalam Bab sistem

peredaran darah masih kurang sehingga menyebabkan ketidaktercapaian KKM yaitu 65 di kelas VIII sebelumnya.

C. Pembatasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlalu melebar, maka penulis membatasi masalah yang diteliti pada hal-hal sebagai berikut : 1. Objek Penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat Tahun

Ajaran 2011/2012. 2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Teams Games Tournaments. 3. 4. Menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar, merupakan hasil belajar akhir dari suatu proses belajar

mengajar yang diharapkan terjadi peningkatan kognitif siswa.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penggunaan pembelajaran dengan metode TGT dapat meningkatan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah pada siswa VIII MTs Islamiyah Ciputat?.

E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat.

F. Manfaat Penelitian Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa dapat membantu dalam pembentukan kecakapan

berkomunikasi, bekerjasama dan cakap dalam memecahkan masalah. 2. Bagi guru dapat dijadikan informasi tentang metode TGT untuk

meningkatkan hasil belajar biologi. 3. Bagi sekolah dapat dijadikan bahan acuan dalam rangka perbaikan

pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran biologi.

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis 1. Ilmu Biologi Biologi berasal dari kata bios dan logos. Bios artinya kehidupan dan logos artinya ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup, yang mencakup manusia, tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Makhluk hidup-makhluk hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi 5 kingdom atau kerajaan yaitu animalia (hewan), plantae ( tumbuh-tumbuhan), fungi (jamur), protista, dan monera. Objek objek tersebut dikaji dari tingkat molekul sampai tingkat individu bahkan sampai tingkat ekosistem. Jadi, ruang lingkup biologi mencakup struktur yang paling sederhana sampai tingkat yang paling kompleks. Ilmu Biologi lahir jauh sebelum ilmu-ilmu lain berkembang. Diperkirakan ilmu ini lahir sekitar abad XVI, ketika para sarjana ilmu pengetahuan alam pada saat itu telah mengamati dan mempelajari berbagai keanekaragaman makhluk hidup. mempelajari biologi akan membantu kita mengerti lingkungan tempat kita, mengatur hidup dan kesehatan kita. Kita dapat memutuskan apa yang harus kita makan, kita minum, kapan kita harus tidur, bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya, serta bagaimana kita memilih apa yang terbaik untuk diri kita, lingkungan dan organisme lain. Ilmu Biologi mengalami perkembangan yang sangat pesat pada abad XXI dan mempengaruhi berbagai segi kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidak salah pendapat Naisbitt & Aburdene tentang abad XXI sebagai abad biologi. Perubahan kedudukan biologi tersebut jelas merupakan tantangan bagi para biologiwan dan pendidik biologi. Untuk menghadapi tantangan tersebut perlu dipersiapkan generasi muda yang tangguh fisiknya, berkualitas cara berpikir dan cara bersikap terhadap lingkungan alam & lingkungan sosialnya. Generasi muda Indonesia yang kritis dan memiliki kesadaran akan pentingnya

melestarikan fungsi lingkungan perlu dipersiapkan untuk memasuki ajang persaingan bebas pada era globalisasi dan masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Tantangan bagi kita sekarang adalah "How we educate citizens through biology?", bukan sekedar membebani mereka dengan pengetahuan dan hafalan. Ilmu Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mempelajari manusia, biologi berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi mempelajari struktur-fisiologi dan genetika manusia. Perilaku anak yang menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat mungkin sekali merupakan hasil dari suatu proses pendidikan sepanjang hayat selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kehidupannya. Proses pendidikan memberikan kontribusi dalam pembentukan pribadi yang berbudi pekerti luhur melalui jalur sekolah. Oleh karena itu, sekolah melalui guru mata pelajaran, termasuk guru biologi dituntut agar dapat berperan untuk mengembangkan dan menanamkan sikap ke arah pembentukan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia.1

Nuryani Y, Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya , (Fakultas MIPA ,UPI, t.t), h.1-2.

2. Materi Sistem Peredaran Darah


Sistem Peredaran Darah pada Manusia

Alat peredaran 3. darah 4.

Darah

Gangguan pada sistem peredaran darah

Plasma darah

Sel darah

-Sel darah merah -Sel darah putih -keping darah Jantung Arteri

Berhubungan dengan jantung &pembuluh darah -Penyakit jantung -Tekanan darah rendah -Tekanan darah tinggi -Varises

Berhubung an dengan darah

-anemia -leukimia thalasemia -AIDS

Pembuluh darah Peredaran darah Peredaran limfa

Vena Kapiler

Gambar 2.1. Diagram Alur Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah semua vertebrata terdiri atas sebuah pompa berotot, disebut jantung, dan sebuah sistem saluran yang mengangkut darah dari jantung. Pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah menuju jantung disebut vena; pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah meninggalkan jantung disebut arteri. Arteri yang berukuran lebih kecil disebut arteriola; vena

yang berukuran lebih kecil disebut venula. Penghubung-penghubung terpenting antara arteriola dan venula adalah bantalan kapiler, dimana terjadi pertukaran zat yang sebenarnya antara darah dan jaringan. Darah adalah cairan yang tersusun atas plasma cair (55 %), yang komponen utamanya adalah air,dan sel-sel yang mengambang di dalamnya (45%). Plasma kaya akan protein-protein terlarut, lipid, dan karbohidrat. Limfa sangat mirip dengan plasma, hanya saja konsentrasinya sedikit lebih rendah. Darah, limfa, dan cairan-cairan yang merendam jaringan-jaringan tubuh merupakan satu per lima dari berat total tubuh ; darah sendiri merupakan satu per dua belas tubuh, dan pada manusia umumnya volume darah adalah kurang dari lima liter. Bagian-bagian selular penyusun darah, biasanya dikenal sebagai unsur bentukan, terdiri atas tiga tipe: (1) sel-sel darah merah (eritrosit), (2) selsel darah putih (leukosit), (3) trombosit.2 Sel darah merah atau eritrosit, sejauh ini merupakan sel darah yang paling banyak jumlahnya, jauh melebihi yang lain. Setiap milliliter kubik darah manusia mengandung 5 sampai 6 juta sel darah merah, dan terdapat sekitar 25 triliun jenis sel ini dalam keseluruhan 5 L darah dalam tubuh. Terdapat lima jenis utama sel darah putih atau leukosit: monosit, neutrofil, basofil, eosinofil, dan limfosit. Fungsinya secara kolektif adalah untuk melawan atau memerangi infeksi dengan berbagai cara. Keping darah atau trombosit, adalah fragmen-fragmen sel dengan diameter sekitar 2-3 mikrometer. Keping darah tidak mempunyai nucleus dan bermula sebagai suatu fragmen sitoplasmik yang memisah dari sel besar dalam sumsum tulang. Berikut skema jalur sistem peredaran darah besar dan kecil.3

George H dan George J, Teori dan Soal-Soal Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2005), h.208213. 3 Campbell,dkk, Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), h.54-55.

10

Jantung (bilik kanan)

Paru-paru

Jantung (serambi kiri)

Jantung ( bilik kiri)

Seluruh tubuh

Jantung ( serambi kanan)

Gambar 2.2. Alur Sistem Peredaran Darah Kecil & Besar

3. Belajar a. Definisi Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.4 Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui pengalaman.5 Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecapakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar ialah ciri penting yang membedakan jenisnya dari jenis-jenis mahluk yang lain. Kemampuan belajar itu memberikan manfaat bagi individu dan juga masyarakat. Bagi individu dalam kebudayaan kita, kemampuan untuk belajar secara terus menerus memberikan sumbangan bagi pengembangan berbagai ragam gaya hidup.6 Menurut Gagne yang dikutip dari buku Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah prilakunya sebagai akibat pengalaman.7 b. Ciri-Ciri Belajar William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: 1. Proses belajar ialah pengalaman , berbuat, mereaksi,dan melampaui (under

going).
4

M.Ngalim,Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 85. 5 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.1. 6 Margaret E.Bell, Belajar dan Membelajarkan, (Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada,1994),h.1. 7 Ratna W.Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung, T.tp., 2006), h.2.

11

2.

Proses itu bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.

3. 4.

Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorng motivasi yang kontinu.

5. 6.

Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid.

7.

Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

8. 9.

Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.

10. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. 11. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12. Hasilhasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,sikap-sikap,apresiasi,abilitas,dan keterampilan. 13. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalamanpengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. 16. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.8 c. Faktor-Faktor Belajar Faktor- faktor tersebut adalah : (1) faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan, (2) belajar memerlukan latihan dengan jalan: relearning, recalling,
8

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), h.31.

12

dan reviewing, (3) belajar siswa lebih berhasil, belajar akan lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan mendapat kepuasannya, (4) siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya, (5) faktor asosiasi, (6) pengalaman masa lampau, (7) faktor kesiapan belajar, (8) faktor minat dan usaha, (9) faktor-faktor fisiologi, (10) faktor intelegensi.9 Dari berbagai pengertian belajar menurut beberapa ahli yang telah dikemukakan maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah usaha yang dilakukan oleh individu melalui latihan dan pengalaman yang manghasilkan perubahan intelektual serta tingkah laku.

4. Hasil Belajar Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran merupakan tujuan konkret yang ingin dicapai oleh semua pemeran dunia pendidikan. Untuk mencapai tujuan ini banyak faktor yang mempengaruhi pelaaksanaan proses

pembelajaran, di antaranya adalah dengan menggunakan model,strategi, dan metode pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran. Semakin tepat pemilihan metode atau model pembelajaran pada suatu kondisi diharapkan hasil belajar yang dicapaipun semakin baik. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita. Menurut Fengfeng Ke, dkk mengatakan bahwa: Usually a variety of test were used to measure multiple learning outcomes comprising (a) learning of factual knowledge, (b) comprehention, (c) prosedure and problem solving, and (d) development of positive learning attitude.10 Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar terdiri dari faktor internal dan ekternal. Faktor internal terdiri dari faktor fisiologis yakni faktor yang secara umum dapat dilihat dari kondisi
Ibid, h.32. Fengfeng Ke, dkk, Effect Of Animation On Multi-Level Learning Outcomes For Learner with Different Chracteristic,Visual Literacy,no.1(Spring 2006): h.16.
10 9

13

fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah, tidak dalam keadaan cacat jasmani,dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Dan faktor psikologis yang terdiri dari intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif & motivasi, kognitif dan daya nalar. Sedangkan faktor eksternal terdiri faktor lingkungan yang meliputi faktor alam dan sosial. Lingkungan alam misalnya keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara, dan sebagainya. Serta faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor ini berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuantujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar. Dalam belajar biologi, menurut Bloom ada 3 cara mengembangkan

tujuan pendidikan yang berkenaan dengan hasil belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Masing-masing ranah tersebut secara berturutturut berkenaan dengan kemampuan intelektual keadaan psikis dan keterampilan psikis dan keterampilan motorik peserta didik. Hal ini disebabkan karena muara ketiga kompetensi tersebut mengarah kepada kecakapan hidup siswa (life skill).11 a. Ranah Kognitif Ranah kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yaitu evaluasi. Menurut Jean Piaget yang dikutip oleh Arthea dkk menyatakan bahwa: The cognitive development ,He believed that children learn because their developing mental structures are challenged by what they observe and experience in the environment, which in turn result in the development of a more complex mental structure or schema.12 Perkembangan sebagian anak bergantung pada seberapa jauh anak itu aktif dan berinteraksi aktif dengan lingkungan. Hal ini mengindikasikan bahwa
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.13. 12 Arthea,dkk, In The Classroom, (USA: McGraw-Hill Third Edition, 1998), h.292.
11

14

lingkungan di mana anak belajar sangat menentukan proses kognitif anak. Pola perilaku atau berpikir yang digunakan anak-anak dan orang dewasa dalam menangani objek-objek di dunia disebut schemata. Pengamatan mereka terhadap suatu benda mengatakan kepada mereka sesuatu hal tentang objek tersebut. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Selain itu, ia juga berkeyakinan bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi, berdiskusi, membantu memperjelas pemikiran yang ada akhirnya, membuat pemikiran itu menjadi lebih logis.13 Menurut taksonomi Blomm dalam Haryati, kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir secara hirarkis yang terdiri dari pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek aspek pada ranah kognitif menurut Bloom ( sebelum revisi) ada enam yang kemudian lebih dikenal dengan Taksonomi Bloom. Keenam aspek tersebut adalah sebagai berikut:14 1) Jenjang kemampuan ingatan (recall), dikenal sebagai jenjang C1 jenjang ini didefinisikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya, mencakup fakta, rumus,konsep, prinsip,dan prosedur yang telah dipelajari.15 2) Jenjang kemampuan pemahaman (comprehention)/C2 Pada jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi yang dipelajarinya, misalnya dapat menafsirkan bagan, diagram atau grafik, menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan matematis, meramalkan berdasarkan kecenderungan tertentu (ekstrapolasi dan interpolasi) menjelaskan informasi yang diterima dengan kata-kata sendiri. 3) Jenjang kemampuan penerapan/aplikasi (application)/ C3 Jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi, prinsip, aturan,atau metode yang telah dipelajari dalam situasi konkrit yang baru.

13 14

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu (Jakarta:Bumi Aksara,2010), h.70 -72. Zulfiani,dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009), h.64. 15 Ibid, h.68.

15

4) Jenjang kemampuan analisis (analysis) / C4 Jenjang ini didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk menguraikan suatu materi ke dalam bagian-bagiannya, atau menguraikan suatu informasi yang dihadapi komponen-komponennya sehingga struktur informasi serta hubungan antara komponen informasi tersebut menjadi jelas. 5) Jenjang kemampuan sintesis ( synthesis) / C5 Jenjang ini merupakan kemampuan untuk menggabungkan bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu. Termasuk ke dalamnya kemapuan merencanakan eksperimen, menyusun karangan, menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-objek, peristiwa, dan informasi lainnya. 6) Jenjang kemampuan evaluasi (evaluation) / C6 Jenjang ini didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertimbangkan nilai suatu materi (pernyataan, uraian,pekerjaan) berdasarkan criteria tertentu yang diterapkan. Menurut Peter W Arisian dan Micheal Russel menyatakan bahwa: A former student of Bloom offered a revised version of the cognitive taxonomy which included the following processes: remembering, understanding, applying, analyzing, evaluating, and creating. Although cognitive taxonomies can differ in the particular levels or categories they include, their most important function is to remind teachers of the distinction between higher-and lower-level thingking behaviors.students higher-order thingking skills that go beyond rote memorization.16 a. Ranah Afektif Ranah afektif yaitu menekankan pada sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat. Domain afektif memiliki 5 tingkatan yaitu: 1) Penerima 2) Kemampuan menanggapi (responding) 3) Penilaian 4) Pengorganisasian 5) Karakterisasi 17

Peter W.Airasian and Michaael K. Russell, Classroom Assessment: concepts and application (USA: Mc Graw-Hill Companies 6th ed, 2008), h.38. 17 Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta: RajawaliPress, 2011), h.171-173.

16

16

b.

Ranah Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik, yang terbagi menjadi 7 tingkatan, yaitu: 1) Persepsi 2) Kesiapan melakukan suatu kegiatan 3) Mekanisme 4) Respon terbimbing 5) Kemahiran 6) Adaptasi Tabel 2.1. Klasifikasi Domain/Ranah Tujuan
DOMAIN KOGNITIF NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kategori Pengetahuan Pemahaman Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi Penjelasan Mengingat hal-hal yang spesifik, metode,& struktur yang sederhana Pemahaman tipe yang tidak termasuk kemampuan untuk melihat/memahami Kemampuan untuk menggunakan generalisasi atau aturan dalam situasi tertentu Kemampuan untuk memisahkan/menguraikan sebuah sistem hubungan Kemampuan menyusun dan mengkombinasikan sejumlah elemen tidak terstruktur Penilaian terhadap materi, metode, dll dengan menggunakan kriteria tertentu DOMAIN AFEKTIF 1. 2. 3. 4. 5. Karakteristik Penerimaan Responding Penilaian Sensitivitas terhadap fenomena tertentu Perhatian yang aktif terhadap fenomena, merefleksikan minat tanpa komitmen Persepsi terhadap kebaikan atau nilai dalam sebuah fenomena. Penyusunan nilai pada sistem organisasi Pengembangan & internalisasi dari tingkatan organisasi DOMAIN PSIKOMOTORIK 1. 2. 3. 4. Persepsi Kesiapan Peniruan Gerakan mekanis 5. 6. Gerakan respon Penyesuaian Menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan Melakukan konsentrasi&menyiapkan diri secara fisik Dasar permulaan dari penguasaan keterampilan Keterampilan & pengulangan kembali urutan fenomena sebagai bagian dari usaha sadar yang berpegang pada pola Berketerampilan secara luwes, supel, lancar, gesit dan lincah. Penyempurnaan keterampilan, menyesuaikan diri, melakukan gerakan variasi.

17

5. Model Pembelajaran Menurut Soekamto dkk, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Menurut Sudrajat, model

pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai kahir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Menurut Joyce & Well berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.18 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Menurut Nieveen, kriteria model pembelajaran yang baik adalah sebagai berikut. a. Valid Validitas atau ketepatan model pembelajaran berhubungan dengan dua hal, yaitu rasional teoritik yang kuat dan memiliki konsistensi internal. b. Praktis Kriterium praktis menunjuk pada : pertama, para ahli dan praktisi menyatakan bahwa apa yang mereka kembangkan dapat diterapkan dan kedua, kenyataan menunjukan bahwa apa yang mereka kembangkan tersebut betulbetul dapat diterapkan.

18

Rusman,Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.132.

18

c.

Efektif Efektivitas suatu model pembelajaran ditunjukkan dengan parameter :

pertama, para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya menyatakan bahwa model pembelajaran tersebut efektif, dan kedua, secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.

6. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Sanjaya dikutip oleh Rusman dalam buku Model-Model Pembelajaran, cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran dirumuskan.19 Menurut Robert E. Slavin menyatakan bahwa: Cooperative learning refers to a variety of teaching methods in which students work in small groups to help one another learn academic content. Cooperative learning is not a new idea in education, but until recently it has only been used by a few teachers for limited purpose, such as occasional group projects or report. All cooperative learning methods share the idea that students work togetherto learn and responsible for their teammates learning as well as their own.20 Model cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Sistem pengajaran cooperative learning didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang berstruktur. Ada unsur-unsur dasar cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning yang telah

Ibid, h.203. Robert E. Slavin, Cooperative Learning Second Edition, (USA: Allyn and Bacon, 1995), h.2 -5.
20

19

19

dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Belajar secara kooperatif dalam kelompok kecil membantu siswa dan anggota dalam tim untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yakni siswa dapat belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran. Adanya saling

ketergantungan secara positif sehingga siswa saling membutuhkan satu sama lain untuk mencapai hasil bersama. Pembelajaran yang paling baik adalah pembelajaran yang dikerjakan secara berkelompok, umumnya kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 siswa dengan menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial dimana siswa secara mandiri bertanggungjawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka. Pendekatan kooperatif digunakan dalam pembelajaran di kelas dengan menciptakan situasi atau kondisi bagi kelompok untuk mencapai tujuan masing-masing anggota atau kelompok itu sendiri. Pembelajaran kooperatif membawa maksud belajar bersama-sama dalam satu kumpulan kecil yang mempunyai tujuan yang sama. Siswa memiliki semangat bekerjasama untuk mencapai tahap pembelajaran yang maksimum bagi diri sendiri dan juga bagi kelompoknya.21 Salah satu aspek penting pembelajaran kooperatif ialah bahwa di samping pembelajaran kooperatif membantu mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik di antara siswa, pembelajaran kooperatif secara bersamaan membantu siswa dalam pembelajaran akademis mereka.22 Belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok. Di dalam belajar kooperatif setiap anggota kelompok saling membagi ide, belajar bersama, bertanggungjawab terhadap keberhasilan anggota lain pada kelompoknya sebagaimana terhadap dirinya sendiri.23

21 22

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: UIN Press, 2009), h.131. Ibid, h.134. 23 Ibid, h.135.

20

Menguasai

komponen

pokok

dari

pembelajaran

kooperatif

akan

memungkinkan guru untuk: 1. Menggunakan pelajaran, kurikulum, dan mata pelajaran untuk disusun

secara kooperatif. 2. Menyesuaikan pelajaran-pelajaran yang menggunakan pembelajaran

kooperatif dengan kebutuhan khusus pengajaran, keadaan, kurikulum, mata pelajaran, dan siswa ;serta 3. Mendiagnosa berbagai masalah yang mungkin dihadapi sebagian siswa

dan ikut ambil bagian dalam penyelesaiannya untuk meningkatkan keefektifan dari kelompok belajar siswa.24 Menurut Richard I.Arend dalam buku Higher Education menyatakan bahwa: One of the important aspects of cooperative learning is that while it is helping promote cooperative behavior and better group relations among student, it simultaneously helps students with their academic learning. Over the past decade, several researchers have reviewed and summarized the research on cooperative learning ( Downey,2000, Leinhardt,1992; Slavin et al,1992; and Stronge,2002). They reviewed studies at all grade levels and included the following subject areas: language arts, spelling, geography, social studies, science, mathematics,English as a second language, reading and writing.25 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pondasi yang baik untuk meningkatkan dorongan prestasi siswa dan integensi guru. Dengan memiliki dorongan atau motivasi yang positif, secara tidak langsung seorang siswa akan menunjukkan peningkatan hasil belajarnya.

7. Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament (TGT) TGT (Teams Games Tournament ) merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan oleh Robert E. Slavin pada tahun 1994 di John Hopkins University, Baltimor, Maryland. Metode TGT merupakan suatu metode pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif, dimana para siswa dikelompok-kelompokkan 4-6 orang per
David W Jhonson , dkk, Colaborative Learning, (Bandung: PT Nusa Media, 2004), h.7-8. 25 Richard I, Higher Education, (USA: Mc Graw Hill Companies, 2007), h.349.
24

21

kelompok secara heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama, etnis/suku, sehingga dapat dilatih kecakapan sosial. Walaupun TGT sudah dikenal sejak tahun 1994. Terdapat tiga prinsip pembelajaran kooperatif yaitu: 1. Interaksi simultan

Interaksi simultan diantara para siswa terjadi pada metode TGT, pada saat pembelajaran, siswa aktif atau terlibat langsung pada kegiatan pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan. 2. Ketergantungan positif

Ketergantungan positif timbul pada saat ketergantungan individu atau kelompok berhubungan secara positif. Keberhasilan salah satu murid berhubungan dengan keberhasilan yang diperoleh murid lain, maka individu mengalami ketergantungan secara positif. Jika kesuksesan anggota lain (jika salah satu anggota gagal maka semua gagal), maka terbentuklah suatu bentuk ketergantungan positif yang kuat. Sehingga anggota termotivasi memastikan bahwa anggota kelompok lainnya melakukan yang terbaik. 3. Pertanggungjawaban individu.

Pertanggungjawaban individu dituntut oleh guru, walaupun belajar dan mengerjakan tugas selalu dalam kelompok, jenis penilaianya tetap individual. Sikap siswa yang dapat dibangun antara lain; siswa termotivasi, terdukung terhargai,bangga, antusias,bahagia, merasa aman dan siswa dapat

mengendalikan rasa kecewa, sedih serta mengembangkan kejujuran, mandiri, kerjasama, suka memberi,adil dan terbuka.26 Slavin menjelaskan ada lima komponen utama dalam metode TGT yaitu : a) Pembelajaran awal

Pembelajaran awal dalam metode TGT tidaklah berbeda dengan pengaajaran biasa atau pengajaran klasikal oleh guru, hanya pelajaran difokuskan pada materi yang sedang dibahas saja. Tujuan pembelajaran awal adalah membentuk siswa dalam kecakapan komunikasi, menggali informasi, kecakapan

bekerjasama dalam kelompok, kecakapan dalam memecahkan masalah.

26

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: UIN Press,2009), h.144-145.

22

b) kelompok belajar (team study) Kelompok belajar di susun dengan beranggotakan 4-5 orang yang mewakili percampuran dari berbagai keragaman dalam kelas, seperti kemampuan akademik, jenis kelamin, ras/etnis. Fungsi utama mereka dikelompokan adalah anggota-anggota kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat

bekerjasama dalam belajar dan mengajarkan lembar kerja dan lebih khusus lagi untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi kompetensi. c) Permainan (games)

Permainan dalam pembelajaran kooperatif akan menimbulkan kekreatifan siswa. Kegiatan belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks. Pertanyaan dalam games disusun dan dirancang dari materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan siswa yang diperoleh mewakili masing-masing kelompok. d) Turnamen/kompetisi (tournament) Turnamen adalah susunan game yang dipertandingkan. Biasanya dilaksanakan pada akhir minggu atau akhir unit pokok bahasan, setelah guru memberikan penyajian kelas dan kelompok pertandingan. Pada meja pertandingan disediakan satu set lembar pertandingan, kunci jawaban, kartu nomor (jumlah sesuai dengan nomor soal), dan format skor pertandingan.dibawah ini adalah gambar meja pertandingan yang terdiri dari empat anggota pertandingan. 27

27

Ibid, h.145-146.

23

Kelompok A A1 A2 A3 A4 A1 A2

Kelompok B A3 A4

Tinggi Sedang Atas Sedang bawah Rendah

Tinggi Sedang atas Sedang bawah Rendah

Meja I

Meja II

Meja III

Meja IV

A1

A2

A3

A4

A1

A2

A3

A4

Tinggi Sedang atas Sedang bawah Rendah Kelompok C

Tinggi Sedang atas Sedang Bawah Rendah Kelompok D

Gambar 2.3. Gambaran Penempatan Anggota Kelompok pada Pertandingan di Meja ( Sumber: Slavin, Cooperative Learning, h.86)

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran TGT adalah sebagai berikut: 1) Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok masing-masing terdiri dari empat atau lima anggota hanya apabila kelas tidak habis dibagi dengan empat anggota. Untuk menempatkan siswa dalam kelompok, dengan mengurutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akademik tertentu ( misalnya nilai rapor yang lalu, skor tes) dan membagi daftar siswa yang telah diurut itu menjadi empat. Kemudian ambil satu siswa dari tiap perempatan itu sebagai anggota tiap tim. 2) Meminta anggota tim bekerja sama mengatur bangku atau meja mereka, dan berikan kesempatan untuk memilih nama tim mereka. 3) Membagi LKS atau panduan belajar siswa serta menganjurkan agar siswa bekerja dalam tim. Apabila ada teman yang belum bisa mengerjakan soal itu, maka teman satu tim bertanggung jawab untuk menjelaskan soal itu. 4) Memberi penekanan kepada siswa bahwa mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota tim mereka dapat menjawab 100% soal-soal kuis tersebut.

24

5) Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim, guru berkeliling di dalam kelas, dan memberikan pujian kepada tim yang bekerja baik, dan member semangat kepada tim yang belum bisa. 6) Membuat skor individu dan skor tim. Skor tim berdasarkan pada hasil turnamen, sedangkan untuk skor individu didasarkan pada peningkatan skor sejauh mana melampaui skor dasar pada kuis sebelumnya, untuk menghitung skor peningkatan individual menggunakan sistem yang akan dibahas kemudian. Skor tim diumumkan secara tertulis di papan pengumuman atau cara lain yang sesuai. Teams Games Tournament adalah salah satu teknik dalam Cooperatif Learning yang menggabungkan antara kelompok belajar dengan kompetisi Team. Dalam pelaksanaannya kompetisi Team itu berbentuk tournament belajar yang menjadi sarana bagi siswa berkompetisi meraih skor atau nilai untuk kelompok maupun siswa itu sendiri.28 TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok masing-masing.29 Menurut Robert E.Slavin menyatakan bahwa: Teams- Games-Tournaments, originally development by David DeVries and Keith Edward, was the first of the Jhon Hopkins cooperative learning methods. It uses the same teacher presentations and team work as in STAD, but replaces the quizzes with weekly tournaments, in which students play academic games with members of other teams to contribute points to their team score. TGT has many of the same dynamics as STAD , but adds a dimension of excitement contributed by the use of games. Teammates help one another prepare for the games by studying worksheets and explaining problems to one another, but when students are playing the games their teammates cannot help them , ensuring individual accountability.30

Indriyani Dewi, Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan TGT,Jurnal Vol.1 No.1,2008), h.74. 29 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.224. 30 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Second Edition, (USA:Allyn and Bacon, 1995), h. 6.

28

25

Teams Games Tournament adalah salah satu atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan. Melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.31 Teams Games Tournament bentuk partisipasi aktif selama proses belajar mengajar berlangsung sehingga seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengoptimalkan kemampuan berpikir, memahami, menguasai dan mentransfer materi yang dipelajari.32 Dalam pembelajaran kontekstual yang dikembangkan oleh Slamet pada TGT terdapat langkah-langkah pembelajaran yang berbeda dengan tipe-tipe yang lain dalam pembelajaran kooperatif yaitu (1) Guru melakukan kegiatan apresiasi dan motivasi; (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (indikator) ; (3) Guru menyajikan informasi baik secara verbal maupun secara tertulis; (4) Pembentukan kelompok secara heterogenitas dengan

memperhatikan penyebaran nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya (nilai dasar), gender, etnis, agama dan lain-lain; (5) masing-masing kelompok berdiskusi dalam kelompok kerja mengerjakan worksheet ( panduan belajar) ; (6) Guru memimpin jalannya diskusi dan memberikan bimbingan; (7) Guru memberikan skor penilaian berdasarkan hasil dalam meja turnamen. Model pembelajaran kooperatif bekerja di bawah struktur penghargaan kooperatif dan karena banyak materi pelajaran dalam pembelajaran kooperatif yang bertujuan untuk mencapai pembelajaran kognitif dan sosial yang kompleks, maka dibutuhkan pendekatan penilaian dan evaluasi yang berbeda.

Leonard dan Kiki, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Pencernaan , Ilmiah Exacta, no.1, 2009, h. 84. 32 Lambang Subagiyo,dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT, Didaktika, Vol.7, No.1, 2006, h.1.

31

26

Dalam hal ini TGT dan STAD memiliki sistem penilaian dan evaluasi yang sama.33 Pembaca
a. Ambil 1 kartu yang dinomori dan temukan pertanyaan pada lembar kartu tersebut. b. Baca soal dengan suara yang keras. c. Memberi jawaban

Penantang 1
Setuju dengan pembaca soal atau memberikan jawaban yang berbeda

Penantang 2
a. Setuju dengan pembaca soal atau dengan penantang pertama atau memberikan jawaban yang berbeda. b. Mengecek kunci jawaban.

Gambar 2.4. Aturan permainan dalam tipe TGT Adapun kelemahan dan kelebihan pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 2.2. Kelebihan dan Kelemahan TGT Kelemahan 1. Penilaian Individu tidak setiap 1-2 kali pertemuan melainkan penilaian kelompok. 2. Penilaian berdasarkan kerja kelompok dan selanjutnya individu Kelebihan 1. Adanya games dan tournament dalam kelompok belajar 2. Menekankan kompetisi yang sehat 3. Kelompok belajar heterogen 4. Terdapat pengembangan

8. Penelitian Tindakan Kelas a. Pengertian Penelitian Tindakan ( Action Research) Penelitian tindakan (Action Research) pertama kali dikembangkan oleh seorang psikolog sosial, Kurt Lewin, 1946. Penelitian ini dikembangkan pada

33

Ibid, h.5-6.

27

tahun 1940-an sebagai salah satu model penelitian yang muncul di tempat kerja, yaitu tempat peneliti melakukan pekerjaannya sehari-hari, misalnya, kelas merupakan tempat penelitian bagi guru, sekolah merupakan tempat penelitian bagi kepala sekolah. Beberapa ahli telah memberkan batasan tentang penelitian tindakan. Menurut Robert Rapoport penelitian tindakan adalah .. aims to attribute both to the practical concerns of people in an immediate problematic situation and to the goals of social science by joint collaboration within a mutually acceptable ethical framework. Kemudian Dave Ebbutt menyatakan Action research: .. is about the systematic study of attemps to improve educational practice by group of participants by means of an their own practical action and by means of their own reflection upon the effects of those actions. Sedangkan Carr and Kemmis: It can be argued that three conditions are individually necessary and jointly sufficient for action research to be exist :firstly , a project takes as its subject-matter a social practice, regarding it as a form of strategic action succeptible of improvement; secondly, the project proceeds through a spiral of cycle of planning, acting, observing and reflecting, with each of these activities being systematically and self critically implemented and interrelated; thirdly, the project involves those responsible for the practice in each of the moments of the activity, widening participation in the project gradually to include others affected by the pactice, and maintaining collaborative control of the prosess.34 Menurut L.R Gay and Geoffrey menyatakan bahwa: The purpose of action research is to provide teacher researchers with a method for solving everyday problems in schools so that they may improve both student learning and teacher effectiveness. Action research is largely about developing the professional disposition of teachers, that is, encouraging teachers to be countinous learners-in their classrooms and of their practice.35 Menurut M.D Gall and Keith menyatakan bahwa: Action research is a form of inquiry in which teachers or other educators collect and analyze data in order to improve their professional practice.36 Menurut Jhon W.Creswell menyatakan bahwa: action research is the applied, practical design. Action researchers explore a practical problem with an aim toward developing a solution to a problem.37

David Kember , Action Learning and Action Research, (New York: Routledge, 2010), h.23-24 35 L.R Gay,dkk, Education Research, (USA:Pearson, 2009), h. 486. 36 M.D Gall and Keith A. Acheson, Clinical Supervision and Teacher Development, (USA: Jhon Wiley, 2011),h.57. 37 Jhon W.Creswell, Educational Research, (USA: Pearson, 2012), h.576.

34

28

Dengan kata lain, Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat di akses oleh orang lain.

b. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom Action Research) Penelitian Tindakan Kelas atau PTK ( Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.38 Classroom Action Research ( CAR) adalah action research yang dilaksanakan di dalam kelas. Action Research pada hakikatnya merupakan rangkaian risettindakan-riset-tindakan- yang dilakukan secara siklik dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang : (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-pratik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.39 Menurut Rochiati, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h.41. 39 Ibid, h.46.

38

29

gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.40 Rapoport mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat untuk membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dan kerangka etika yang disepakati bersama. Suharsimi Arikunto menyatakan pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bentukan dari tiga kata yaitu : 41 1) Penelitian , menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2) Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 3) Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. acting

planning

observing

reflecting Gambar 2.5. Model Action Research Kurt Lewin

Rochiati Wiriatmajaya, Metode Penelitian Tindakan Kelas (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.13. 41 Suharsimi Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), h. 2-3.

40

30

Mc Niff dalam bukunya yang berjudul Action Research : Principles and Practice memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.42 Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan oleh Dave Ebbut sebagai .is about the systematic study of attempts to improve educational practice by group of participants by means of their own practical actions and by means their own reflection upon the effects of those actions. Sedangkan David Hopkins , menyebut penelitian tindakan kelas sebagai suatu studi yang

sistematis yang dilakukan oleh pelaku pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran melalui tindakan yang terencana dan dampak dari tindakan (aksi) yang telah dilakukan. Pelaku utama pendidikan dalam hal ini adalah guru, dimana dengan perannya pada proses pembelajaran akan menentukan pencapaian hasil belajar. Peran guru dipandang sebagai perpaduan yang baik dalam merencanakan tindakan dan sebagai perpaduan yang baik dalam merencanakan tindakan dan sebagai pelaku penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut, maka tidak berlebihan jika Jhon Elliot mempopulerkan penelitian tindakan ini sebagai metode bagi guru untuk melakukan penelitian di dalam kelas sekaligus sebagai perancangnya. Sementara itu pakar pendidikan A.Suhenah Suparno, mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu cara pengembangan profesionalitas guru dengan jalan memberdayakan mereka untuk memahami kinerjanya sendiri dan menyusun rencana untuk melakukan perbaikan secara terus menerus. Berkaitan dengan itu yang menjadi objek penelitian dalam hal ini adalah proses pembelajaran yang merupakan interaksi antara guru, siswa dan bahan belajar. Dari interaksi tersebut guru mencoba mencatat hal-hal yang penting yang memungkinkan ia dapat mengidentifikasikan kejadian-kejadian penting yang dapat dikategorikan sebagai masalah.

42

Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h.102.

31

Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan oleh guru sendiri ketika mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran dan mencarikan solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya. Titik tumpu (orientasi) dari pada PTK adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan pembelajaran yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, dan tujuannya adalah memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Namun demikian makna kelas, dalam konteks ini menurut Suharsimi dalam Sulipan , tidak terikat pada makna ruang kelas tetapi dalam makna yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga.43 Ada 7 langkah kegiatan PTK yakni sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mengidentifikasi gagasan/ permasalahan umum. Melakukan pengecekan di lapangan. Membuat perencanaan umum. Mengembangkan tindakan pertama. Mengimplementasikan tindakan pertama. Mengevaluasi. Merevisi perencanaan, untuk tindakan kedua, dst.

c. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Ada beberapa karakteristik yang membedakan antara penelitian tindakan kelas dengan penelitian pada umumnya, antara lain: 1) Sustainable, artinya bahwa kegiatan penelitian tindakan dilakukan terusmenerus meskipun kegiatan penelitian telah selesai. 2) Self-evaluative, merupakan usaha yang dilakukan peneliti untuk

memeriksa, mengamati dan review terhadap tindakan yang dilakukan selama penelitian.

43

Trianto, Penelitian Tindakan Kelas Teori & Praktik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011),

h.15-16.

32

3) Flexible, mengandung arti bahwa jika dalam penelitian memerlukan beberapa siklus maka jenis tindakan yang dilakukan pada masing-masing siklus untuk masalah yang sama dapat berubah-ubah sesuai dengan hasil evaluasi. Sementara Arifin, merujuk pada pendapat dari para ahli menyimpulkan

terhadap 7 (tujuh) karakter yang dimiliki oleh PTK, yaitu: 1) Strategi penelitian kualitatif dengan model konstruktivis, yang digunakan untuk mendeskripsikan dan pengambilan keputusan secara kritis berdasarkan rekaman, pemantuan dan evaluasi terhadap tindakan dan hasil tindakan. 2) Bersifat siklus dan sikuensial. Siklus artinya pelaksanaan PTK sifatnya berulang-ulang,yaitu dari:Tujuan; ke-perencanaan; ke-pemberian tindakan; pengamatan (observasi); ke-refleksi, kemudian ke-perencanaan lagi (revisi perencanaan) dan seterusnya. 3) Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu secara kontinu untuk memperoleh data yang diperlukan. 4) Bersifat particular-spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan untuk menggeneralisasi penemuan dalam rangka merumuskan dalil, teori atau hipotesis yang berlaku untuk semua situasi. 5) Bersifat partisipatoris, artinya proses PTK itu tidak hanya diarahkan pada upaya perubahan cara belajar siswa, tetapi juga guru ( sebagai peneliti dan pengajar yang diteliti). 6) Bersifat kolaboratif atau kooperatif, artinya proses PTK selalu terjadi kerjasama antar guru atau antar peneliti, atau antara peneliti dengan pihakpihak terkait. 7) Bertujuan mengubah keadaan nyata sehari-hari di kelas, artinya proses PTK diarahkan pada upaya mengubah proses pembelajaran di kelas yang lebih baik, lebih bermutu, lebih sesuai dengan tuntutan jaman, bukan untuk menemukan teori baru atau menguji teori.44

44

Trianto,Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka,2011), h.20-22.

33

d.

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Menurut Mc Niff yang dikutip oleh Supardi dalam buku Penelitian

Tindakan Kelas menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya PTK adalah untuk perbaikan yang dimaknai dalam konteks proses pembelajaran.45 Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan, kemudian mencobakan secara sistematis berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas. Borg menyebutkan secara eksplisit bahwa tujuan utama dalam PTK adalah pengembangan keterampilan proses pembelajaran yang dihadapi oleh guru dikelasnya, bukan bertujuan untuk pencapaian pengetahuan umum dalam bidang pendidikan. Selain tujuan utama terdapat pula tujuan penyerta dalam PTK yaitu tumbuhnya budaya meneliti di kalangan guru sehingga pelaksanaan proses layanan ahlinya disertai mekanisme koreksi diri ( built-in self-correcting mechanism) yang merupakan salah satu karakteristik strategi profesionalisme. Tujuan atas pelaksanaan PTK antara lain sebagai berikut : 1) Tujuan utama PTK adalah peningkatan dan perbaikan layanan profesionl guru dalam menangani proses belajar mengajar dapat dicapai dengan melakukan analisis-interpretasi-eksplanasi dan berkesimpulan. Kemudian mencobakan alternatif tindakan dan dievaluasi efektifitasnya. 2) Tujuan PTK ialah pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran di kelasnya, dan atau di sekolahnya sendiri. 3) Tujuan penyerta PTK ialah dapat ditumbuhkannya budaya meneliti di kalangan guru dan pendidik. Selain itu PTK dapat digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan layanan professional guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi,
45

Suharsimi Arikunto,dkk. Penelitian Tindakan kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h.106-107

34

kemudian mencoba secara sistematis berbagai model pembelajaran alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran. Dengan kata lain, guru melakukan perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan evaluasi, dan refleksi. 2) Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keterampilan Guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Tujuan ini dilandasi oleh tiga hal penting, (1) kebutuhan pelaksanaan tumbuh dari Guru sendiri, bukan karena ditugaskan oleh kepala sekolah, (2) proses latihan terjadi secara hand-on dan mind-on, tidak dalam situasi artifisial, (3) produknya adalah sebuah nilai, karena keilmiahan segi pelaksanaan akan didukung oleh lingkungan. 3) Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru.46 e. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Secara umum , manfaat penelitian dapat dilihat dari dua segi yaitu : 1) Manfaat Akademik Menurut Raka Joni dkk dalam Suwandi PTK dalam segi akademik bermanfaat untuk membantu guru menghasilkan pengetahuan yang sahih dan relevan bagi kelas mereka untuk memperbaiki pembelajaran dalam jangka pendek. 2) Manfaat Praktis Manfaat praktis dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut : a) Manfaat bagi inovasi pembelajaran, yaitu PTK dipandang sebagai wahana

pelaksanaan inovasi pembelajaran dimana guru dianggap perlu untuk selalu mencoba mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan pendekatan, metode atau gaya pembelajarannya agar melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kelasnya. b) Manfaat bagi pengembangan kurikulum di tingkat sekolah/ kelas karena hasil PTK akan dapat dijadikan masukan dalam pengembangan kurikulum di
I Wayan Santyasa, Metodologi Penelitian Tindakan Kelas, 10-1 Desember 2007 (Nusa Penida:UNDIKSYA,2007), h.8.
46

35

tingkat sekolah dan kelas. selain itu , guru akan memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap teori dan pemikiran yang melandasi reformasi kurikulumitu karena ia mengalami secara empirik implementasi dari teori dan pemikiran yang abstrak itu dalam kelasnya. c) Manfaat bagi pengembangan profesi guru. PTK merupakan media yang

digunakan guru untuk memahami apa yang terjadi di dalam kelas, kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional. Pelaksanaan program-program baru oleh guru dalam kegiatan PTK dapat dipandang sebagai bentuk pendidikan bagi guru. Oleh karena itu, ketelibatan guru dalam PTK akan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran.

f.

Kelebihan dan Kelemahan PTK Seperti jenis penelitian lainnya, PTK memiliki kelebihan diantaranya:

Pertama, PTK tidak dilaksanakan oleh seorang saja akan tetapi dilaksanakan secara kolaboratif dengan melibatkan berbagai pihak antara lain guru sebagai pelaksana tindakan sekaligus sebagai peneliti, observasi baik yang dilakukan oleh guru lain sebagai teman sejawat atau oleh orang lain, ahli peneliti yang biasanya orang-orang LPTK dan siswa itu sendiri. Kedua, kerja sama sebagai ciri khas dalam PTK, memungkinkan dapat menghasilkan sesuatu yang lebih kreatif dan inovatif. Ketiga, hasil atau simpulan yang diperoleh adalah hasil kesepakatan semua pihak khususnya antara guru sebagai peneliti dengan mitranya, demikian akan meningkatkan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Keempat, PTK berangkat dari masalah yang dihadapi guru secara nyata, dengan demikian kelebihan PTK adalah hasil yang diperoleh dapat secara langsung diterapkan guru. Walaupun PTK memiliki sejumlah kelebihan, akan tetapi juga memiliki keterbatasan. Pertama, keterbatasan yang berkaitan dengan aspek peneliti atau guru itu sendiri. Guruguru dalam melaksanakan tugas pokoknya cenderung konvensional. Kedua, PTK adalah penelitian yang berangkat dari masalah praktis yang dihadapi guru, dengan demikian simpulan yang dihasilkan tidak

36

bersifat universal yang berlaku secara umum. Ketiga, PTK adalah penelitian yang bersifat situasional dan kondisional, yang bersifat longgar yang kadangkadang tidak menerapkan prinsip-prinsip metode ilmiah secara ajek, dengan demikian banyak orang yang meragukan PTK sebagai suatu kerja penelitian ilmiah.47

g.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

1) Perencanaan Pada tahap ini yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk digunakan selama pemberian tindakan berlangsung. 2) Tindakan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan hendaknya dijabarkan serinci mungkin. 3) Pengamatan dan Observasi Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. kemudian dari data yang dikumpulkan dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan. 4) Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Jika terdapat masalah dalam proses refleksi maka dilakukan pengkajian ulang melalui siklus berikutnya.

47

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:Kencana Prenada, 2010), h.37-38.

37

9. Desain-Desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih a. Analisis Kebutuhan

(1) Wawancara dengan guru mata pelajaran biologi (2) Wawancara dengan beberapa siswa (3) Observasi pada saat proses pembelajaran b. Siklus I

(1) Perencanaan Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT pada konsep sistem peredaran darah. (2) Pelaksanaan (a) Memberikan tes kemampuan awal ( pretest) kepada siswa, (b) menjelaskan tujuan pembelajaran, (c) memberikan materi pelajaran sesuai acuan program pembelajaran, (d) menjelaskan aturan permainan TGT, (e) siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan TGT, (f) menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama. (3). Observasi dan Evaluasi (a) Observer mengamati dan mencatat setiap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan TGT, (b) memberikan tes kemampuan akhir (Posttest) kepada siswa, (c) wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui tanggapannya mengenai tanggapannya mengenai proses pembelajaran dengan model TGT. (4). Refleksi (a) Mengolah dan menganalis data yang diperoleh pada siklus I baik catatan lapangan, test kemampuan awal (pretest) siswa, tes kemampuan akhir

(posttest) siswa, (b) menarik kesimpulan kekurangan-kekurangan pada siklus I , (c) merefleksikan kekurangan pada siklus I untuk menyusun strategi sebagai perbaikan pada siklus II.

38

a.

Siklus II

(1). Perencanaan Merencanakan strategi sebagai upaya perbaikan untuk pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT pada konsep sistem peredaran darah. (2). Pelaksanaan (a) Memberikan tes kemampuan awal ( pretest ) siswa. (b) menjelaskan tujuan pembelajaran, (c) memberikan materi pelajaran pembelajaran, (d) siswa melakukan kegiatan sesuai acuan program pembelajaran dengan

menggunakan model TGT, (e) menyimpulkan materi pembelajaran bersamasama. (3). Observasi dan Evaluasi (a) Observer mengamati dan mencatat setiap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran konsep sistem peredaran darah dengan mengunakan model TGT, (b) memberikan tes kemampuan akhir ( posttest) kepada siswa. (4). Refleksi (a) Mengolah dan menganalis data yang diperoleh pada siklus II, (b) menarik kesimpulan kekurangan pada siklus II, (c) mereflesikan kekurangan pada siklus II sebagai acuan perbaikan untuk siklus selanjutnya.

B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan 1. Anak Agung Gede Ngurah dengan penelitian yang berjudul Implementasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dan Model Evaluasinya Dalam Pembelajaran Fisika menyatakan bahwa kualitas aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan kontekstual adalah : indikator 1 yaitu tetap tinggal dalam tugas kelompok muncul 99,30%, indikator II yaitu bekerja bersama kelompok, muncul 93,30%, indikator III yaitu bekerja sampai kelompok menuntaskan hasil akhir muncul 85,14%, indicator IV yaitu bekerja sampai setiap anggota memahami masalah muncul 82,3%, untuk indikator V

39

yaitu mendengarkan satu sama lain muncul 71,3% , untuk indikator VI yaitu berunding dengan pimpinan kelompok/guru muncul 49%, untuk indikator VII yaitu berpartisipasi pada setiap anggota muncul 52%, untuk indikator VIII yaitu mengambil bagian dalam tugas muncul 53%. Dari kedelapan indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL memiliki kategori yang tinggi atau baik.48 2. Lambang Subagiyo, Laili Komariyah, dan Syaifudin Achmad dengan

penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT menyatakan bahwa hasil implementasi penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata dapat meningkatkan persentase kelulusan siswa. Karena jika dilihat nilai dasar sebelumnya, dimana hanya 15 orang atau 37,5% siswa yang lulus dan sebanyak 25 orang atau 62,5% yang belum lulus. Oleh karena itu, dalam pembelajaran hendaknya dapat dilaksanakan pembelajaran tipe TGT. Karena selain pembelajaran lebih menarik,siswa dapat belajar lebih aktif, kreatif dan mandiri. Siswa kelompok atas akan belajar untuk menyampaikan materi, sehingga konsep akan dapat diingat lebih lama sementara siswa kelompok bawah dapat bebas bertanya dengan teman dalam kelompok tanpa perasaan malu.49 3. Leonard dan Kiki Dwi Kusumaningsih dengan penelitian yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Peningkatan Hasil Belajar Biologi menyatakan bahwa hasil penelitian Rata-rata

kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatift ipe TGT, Rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa untuk
Anak Agung Gede Ngurah, Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Pendekatan CTL dan Evaluasinya dalam Pembelajaran Fisika , JIPP, 2005, h.148-162. 49 Lambang Subagiyo,dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, Didaktika, Volume 7,No.1, (Januari 2006), h. 1-9.
48

40

kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah 43% berada pada kriteria sedang, untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional adalah 29% berada pada kriteria rendah. 50 4. Fengfeng Ke dan Barbara Grabowski dengan penelitian yang berjudul

Gameplaying for maths learning : cooperative or not? Menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukan adanya keuntungan penggunaan koperatif TGT yang kompetitif dibandingkan dengan metode belajar sebelumnya. Dengan kata lain penggunaan metode TGT dalam pelajaran matematika lebih disukai siswa sehingga siswa memiliki sikap positif dan kompetitif.51 5. Micheal M van Wyk dengan penelitian yang berjudul The Effect of Teams-

Games-Tournaments on Achievement, Retention, And Attitudes of Economic Education Students, menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan pembelajaran kooperatif tidak lebih effektif dibanding dengan metode ceramah jika dikaitkan dengan prestasi dan retensi ekonomi siswa. Penggunaan kooperatif ini harus diimbangi juga dengan penambahan literatur sehingga dalam satu sameter atau tahun dapat dibandingkan hasilnya..52 6. Effandi Zakaria and Zanaton Iksan dengan penelitian yang berjudul

Promoting Cooperative Learning in Science and Mathematics Education: A Malaysian Perspective menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya kekurangan yang terjadi pada pelajaran ilmu pengetahuan dan matematika. Pembelajaran kooperatif dalam proses belajar akan efektif terjadi ketika siswa secara aktif terlibat dalam berbagai ide dan bekerja koperatif untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik. Dengan kata lain, penggunaan metode koperatif sebagai alternative pengunaan metode ceramah.53

Leonard dan Kiki, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa, Ilmiah Exacta, No.1,( Mei 2009), h. 83-97. 51 Fengfeng dan Barbara Grabowski, Gameplaying for maths learning :cooperative or not?, British Journal of Education Technology, Volume 38,Nomor 2, (2007) , h.249-259. 52 Micheal M van Wyk, The Effect Of Teams-Games-Tournaments On Achievement, Retention, and Attitudes Of Economics Eucations Students, (Dublin,Ireland,2010), h.31-38. 53 Effendi Zakaria dan Zanaton Iksan, Promoting Cooperative Learning in Science and Matematics Eucation: A Malaysian Perspective, Eurasia Journal of Matematics,science&technology,Volume 3, No.1, (2007), h. 35-39.

50

41

7.

Kemal Doymus, Umit Simsek, Ataman Karacop dan Sukru Ada dengan

penelitiannya yang berjudul Effect of Two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan pembelajaran koperatif tipe Group Investigation lebih efektif dibanding dengan jigsaw pada konsep kimia.54 8. Chan, Kam Wing dengan penelitiannya yang berjudul School-based Staff

Development in cooperative Learning menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam fase yang menjadi penopang terjadinya keberhasilan pembelajaran kooperatif baik untuk guru, murid dan para staff. Enam fase tersebut meliputi tujuan pengaturan, partisipasi dalam lokakarya, persiapan pelajaran kolaboratif, pengamatan rekan, pasca konferensi pelajaran dan refleksi. 55 9. Sonia Casal Madinabeitia dalam penelitiannya yang berjudul Cooperative

Learning an Essential Glossary for the Teacher menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya ketidaksamaan antara kerja kelompok dengan belajar kooperatif maupun akademis. Belajar koperatif berarti belajar membangun hubungan konstruktif dalam konteks
56

nyata

dan

untuk

mendapatkan hasil dari tujuan yang diharapkan.

10. Nesrin Ozsoy dan Nazli Yildiz dalam penelitian yang berjudul The Effect of Learning Together Technique of Cooperative Learning Method on Student Achivement an Mathematic Teaching 7TH Class on Primary School dengan isi bahasan penelitian yang dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan signifikan antara hasil belajar koperatif dengan kelompok kontrol yakni kelas dengan penggunaan metode ceramah. Teknik belajar kooperatif ternyata lebih efektif dibanding dengan metode tradisional. 57
54

Kemal Doymus,dkk, Effect of two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry, World Applied Sciences Journal, Volume 7, No.1,(2009), h.34-42. 55 Chan dan Kam Wing, School-based Staff Development in cooperative Learning, (The Hongkong Institute of Education,t.t), h.1-9. 56 Sonia Casal Madinabetia, Cooperative Learning an Essential glossary for the teacher, (Universidad Pablo de Olavide-Sevilla,2006), h.80-84. 57 Nesrin Ozsoy dan Nazli Yildiz, The Effect of Learning Together Technique of Cooperative Learning Method on Student Achivement an Mathematic Teaching 7 TH Class on

42

11. George Jacobs dalam penelitiannya yang berjudul Combining Dictogloss and cooperative Learning To Promote Language Learning menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan penggunaan teknik dictagloss dapat mewujudkan bahasa yang inovatif jika diiringi dengan pembelajaran koperatif.58 12. Qoisyara Parveen, Sheikh Tariq Mahmood, Dr.Azhar Mahmood dalam penelitian yang berjudul Effect of Cooperative Learning on Academic Achievement of 8 th Grade Students In The Subject tidak berbeda halnya dengan metode ceramah.59 13. Jhon G dan Ling-Ling Tsai dalam penelitian yang berjudul The Effect of Cooperative on Foreign Language Anxiety : A Comparative Study of Taiwanese and American Universities menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh dan hubungan antara kecemasan siswa dengan pembelajaran koperatif.60 14. Ayhan Dikici dan Yasemin Yavuzer dalam penelitian yang berjudul The Effect of Cooperative Learning On The Abilities of Pre-Service Art Teacher Candidates To Lesson Planning In Turkey menyatakan bahwa hasil penelitian: terdapat pengaruh pembelajaran koperatif terhadap pelatihan guru seni di Turki.61 15. Showing Young dalam penelitian yang berjudul An Action Research on System Dynamic Course Through Cooperative Learning menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan: 1. Pembelajaran koperatif dapat meningkatkan hasil belajar. of Social Student

menyatakan bahwa hasil penelitiaan menunjukkan pembelajaran koperatif

Primary School,The Turkish Online Journal of Educational Technology TOJET, Volume 3, (July 2004), h. 49-54. 58 George Jacobs,Combining Dictagloss and Cooperative Learning To Promote Language Learning, Journal Volume 3, No.1, (April 2003), h.1-15. 59 Qoisara Parveen dkk, Effect Of Cooperative Learning On Academic Achievement Of 8 th Grade Students in The Subject Of Social Studies, International Journal Of Academic Research, Volume.3, No.1,(2011), h. 950-954. 60 Jhon G dan Ling-Ling Tsai, The Effect Of Cooperative Learning On Foreign Language Anxiety : A Comparative Study Of Taiwanese and American Universities , International Journal Of Instruction, Volume.3, No.1,( 2010), h.1-18. 61 Ayhan Dikici dan Yasemin Yavuzer, The Effect of Cooperative Learning on the Abilities Of Pre-Service Art Teacher Candidates To Lesson Planning In Turkey , Australian Journal,Volume.31, No.2,(2006), h.36-44.

43

2.

Penelitian tindakan akan menjadi bimbingan yang baik untuk mengajarkan

dinamika system melalui pembelajaran koperatif. 3. Desain instruksional harus memiliki karakteristik yang sistematis.

C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan


1. 2. 3. 4. 5. Proses pembelajaran yang masih monoton dan satu arah. Kurangnya sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan. Proses pembelajaran yang kurang melibatkan keaktifan siswa. Kurangnya penggunaan metode pembelajaran. Suasana belajar kurang kondusif.

Hasil belajar biologi yang rendah

Pemberian Tindakan (penggunaan Teams Games Tournament)

Siklus I

Siklus II

a. b. c. d. e. f. g.

Siswa mampu belajar mandiri atau berkelompok. Terjadi interaksi, baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi. Siswa melihat, membaca, menulis dan mengerjakan LKS. Siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan. Siswa mempu menjawab pertanyaan. Suasana belajar kondusif

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Gambar 2.6. Bagan Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan

Proses pembelajaran yang masih monoton dan satu arah, suasana kelas yang tidak kondusif selama proses pembelajaran, kurangnya sumber belajar dan bahan ajar yang digunakan, kurangnya integrasi nilai-nilai dalam bahan

44

ajar biologi, proses pembelajaran yang kurang melibatkan keaktifan siswa. Oleh sebab itu dilakukan tindakan berupa metode pembelajaran aktif yakni TGT pada konsep sistem peredaran darah. Tindakan yang dilakukan dilakukan menghasilkan siswa yang mampu belajar mandiri atau berkelompok, terjadi interaksi, baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, siswa lebih aktif dalam kegiatan diskusi, siswa melihat, membaca, menulis dan mengerjakan LKS, siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan, siswa mampu menjawab pertanyaan, suasana belajar kondusif, siswa mampu

mengembangkan nilai-nilai

dalam konsep biologi.

Dengan demikian

diharapkan hasil belajar siswa terjadi peningkatan.

D. Kerangka Berpikir Pada pembelajaran biologi siswa seringkali merasa kesulitan memahami pelajaran yang diberikan guru, siswa kurang antusias untuk mengikuti pelajaran biologi bahkan menjadikan biologi sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan bagi sebagian siswa. Permasalahan lain adalah mengenai proses belajar mengajar, dimana siswa tidak berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga di dalam pikiran siswa tidak terjadi perkembangan struktur kognitif. Sedangkan dalam pembelajaran biologi siswa seharusnya aktif belajar sehingga mempunyai kemampuan untuk mengembangkan kreatifitasnya serta lebih dapat memahami pelajaran dan terampil dalam menyelesaikan permasalahan biologi terutama dalam konsep sistem peredaran darah. Salah satu model pembelajaran inovatif serta efisien yang dapat diterapkan adalah Teams Games Tournament (TGT). Pembelajaran ini dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan ide serta pendapat, memecahkan masalah dan cakap akan berkomunikasi/interaksi dalam kelompok. Dengan TGT siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan ada warna serta suasana baru ketika belajar. Kenapa harus TGT, di dalam TGT ada sistem belajar berkelompok dimana siswa tidak memandang ras, suku maupun agama sehingga terjadi pembauran di dalamnya.

45

Sengaja penulis mengangkat model pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai bahan kajian yang dikaitkan dengan materi ajar sistem peredaran darah manusia kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat, diharapkan agar siswa dapat menanamkan rasa kebersamaan, saling ketergantungan dan saling memiliki suatu kelompok, sehingga di saat siswa tampil dalam kehidupan bermasyarakat secara tidak langsung telah dibekali jiwa saling menghargai, menghormati pendapat orang lain dan membangun kerjasama. Dalam belajar kelompok di laboratorium memunculkan diskusi dalam memecahkan permasalahan secara bersama-sama. Tetapi mengapa harus sistem peredaran darah manusia sebagai pilihan materi kajian? Karena konsep sistem peredaran darah merupakan pengetahuan deklaratif yang luas, dapat dipelajari dengan praktek dan diskusi salah satunya. Dalam mempelajari konsep sistem peredaran darah memang tidak hanya penguasaan pengetahuan tetapi diperlukan pula pengetahuan prosedural dan proses ilmiah untuk memahami bagaimana kerja jantung dan denyut jantung dalam praktikum. Hal lain yang menjadi alasan adalah menariknya materi sistem peredaran darah karena berkaitan dengan kehidupan iswa sehari-hari sehingga membantu terlaksananya interaksi antar siswa. Maka dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT penulis ingin melihat secara empiris mengenai peningkatan menggunakan model pembelajaran tipe TGT. hasil belajar siswa dengan

E. Hipotesis Tindakan Penggunaan metode pembelajaran tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah.

46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di MTs Islamiyah Ciputat di kelas VIII tahun ajaran 2011/2012. Waktu penelitian ini berlangsung pada 16 November 2011 sampai 1 Desember 2011. B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Tahapan siklus PTK terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, melakukan pengamatan dan refleksi. Data dikumpulkan melalui tes, pengamatan, selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif maupun deskriptif kualitatif yang dilanjutkan dengan refleksi.1 Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi biologi di MTs Islamiyah ciputat. 1. Fokus masalah Fokus masalah dalam penelitian ini terletak pada rendahnya hasil belajar siswa, kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran, kurangnya sumber belajar dan bahan ajar. 2. Solusi Masalah Penggunaan metode pembelajaran tipe TGT pada konsep sistem peredaran darah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII 1 MTs Islamiyah Ciputat, mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, melengkapi bahan ajar yang kurang, menciptakan suasana yang kondusif di kelas VIII 1 MTs Islamiyah Ciputat. Dalam penelitian ini, peneliti merencanakan dua siklus, apabila belum mencapai hasil yang diharapkan akan dilanjutkan ke siklus III dst, dimana tiaptiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu:
Indriyani Dewi, Peningkatan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Teknik TGT, Jurnal, MIPA Volume1,No,1,(September,2008), h.71.
1

46

47

1.

Perencanaan ( planning) Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) dan

instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal dan lembar observasi. 2. Tindakan ( Acting) Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode TGT sesuai dengan RPP yang telah dirancang sebelumnya. 3. Pengamatan ( Observing) Pengamatan ini dilakukan bersamaan dengan proses pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, dilakukan kolaborasi dengan guru untuk mengisi lembar observasi. 4. Refleksi ( Reflecting) Pada tahap ini, hasil pengamatan yang di dapat dari lembar observasi dianalisis bersama dengan guru kolaborator sehingga dapat diketahui kekurangan yang ada pada siklus I. hasil analisis tersebut dapat dijadikan acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus II.

C. Subyek dan Pihak yang Terkait dalam Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MTs Islamiyah Ciputat kelas VIII -1 berjumlah 36 siswa. Alasan dipilihnya kelas VIII sebagai subyek karena karakteristik subyek cocok dengan judul penelitian. Pihak yang terkait dalam penelitian tindakan ini adalah guru IPA. Dalam penelitian ini guru bidang studi terlibat sebagai kolaborator dan observer yang mengamati dan mencatat sikap detail aktivitas guru (peneliti) dan siswa dikelas pada lembar observasi

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru bidang studi IPA yang berperan langsung pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran teams games turnament sedangkan untuk observer akan

48

dilakukan oleh teman sejawat dan guru bidang studi IPA MTs Islamiyah Ciputat.

E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian ini merupakan suatu penelitian yang bersifat praktis,situasional dan kontekstual berdasarkan permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sehari-hari. Penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas

(PTK) yang didefinisikan sebagai salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan alasan melakukan tindakan tertentu agar dapat meningkatkan kualitas proses belajar di kelas dan meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai rata-rata harian siswa.2 Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam II siklus apabila belum mencapai hasil yang diharapkan dilanjutkan ke siklus III dst . Setiap satu siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam setiap tahapan siklus disusun dan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari pembelajaran konsep sistem peredaran darah dengan menggunakan model TGT adalah meningkatnya hasil belajar siswa terhadap materi tersebut.

G. Data dan Sumber Data Pada penelitian ini, data yang didapat berasal dari observasi, wawancara non formal siswa dan guru,tes kemampuan awal siswa (pretest ) dan

kemampuan akhir (posttest) tiap siklus. Sedangkan sumber datanya adalah siswa dan guru.

Rina Nurhidayati, Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. (Skripsi S1 Fakultas IPA, Universitas Muhammadiyah,2008), h.22.

49

H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.3 Tes yang digunakan adalah tes penguasaan konsep yang meliputi pretest dan posttest.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrument Siklus I


N o Sub konsep C1 1. Darah Mendefinisikan sistem darah Menyebutkan komposisi, organ 3* 4* 9* 16* 36* Mengenal alat yang digunakan sistem darah Membedakan macam/jenis pembuluh darah Menjelaskan bagian /organ ,fungsi dan ciri pada sistem 13* 14* 24* 38* 31*
3

Indikator

Aspek kognitif

Jumlah

C2

C3 1

2*

peredaran

dan bagian dalam sistem organ

29*

dalam peredaran

26* dari

peredaran darah

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2011), h.

185.

50

Menerangkan proses pembentukan darah dan pergerakan

10*

denyut nadi Golongan &transfusi darah Menjelaskan golongan darah pada sistem darah Membuktikan kaitan sistem darah transfusi golongan darah Menggunakan gambar atau animasi jantung Jumlah 7 10 3 20 5*,7* 2 peredaran dengan dan 21* 1 peredaran 34* 32* 37* 3

Valid *

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Siklus II


No Sub konsep C1 1. Sistem Peredaran darah limfa Menunjukkan pembuluh manusia Menyebutkan cairan limfa Menyebutkan sistem 19* 32* 31* 1 2 letak limfa 12* 1 Menyebutkan pembuluh limfa pada manusia 30* 34* C2 C3 2 Indikator Aspek kognitif Jum

51

yang

berperan

pembuluh limfa Menjelaskan fungsi 16* 1

pembuluh limfa Menjelaskan cairan limfa Gangguan /kelainan pada darah Mendata penyakit/ pada darah jenis gangguan 2* 8* 15* 20* 22* Mendata jenis 23*,28* 2 5 Menjelaskan yang sistem 21*,29* 2 fungsi 9* 1

berpengaruh

pada kelainan darah

penyakit/gangguan pada jantung Mendata jenis 4* 14* 26* 6 4 10 20 3

penyakit/gangguana pada pembuluh darah Jumlah

Valid *

I. Kontrol Terhadap Validitas Internal 1. a) Instrumen Penelitian Tes Penguasaan Konsep Tes pengusaan konsep digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dan sebagai data pendukung. Tes ini berupa butir soal pilihan ganda sebanyak 20. 2. Analisis Butir Soal Instrumen Sebelum instrumen diberikan kepada sampel, instrument terlebih dahulu diuji coba kepada responden, dalam hal ini di luar sampel yang sudah ditentukan. Data hasil uji coba yang dianalisis yaitu dengan validitas butir soal

52

(item), reliabilitas instrument, tingkat kesukaran butir soal dan daya pembeda butir soal. a) Instrument Penguasaan konsep 1) Uji Validitas Butir Soal Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.4 Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan

rumus korelasi Point Biserial karena skor butir soal berbentuk dikotomi (skor 0 atau 1). Adapun rumus rpbis, yaitu = St Keterangan = koefisien Xi = Means skor siswa yang menjawab item soal yang benar Xt = Means skor total yang diperoleh oleh siswa St = Standar deviasi skor total Pi = Proporsi subjek yang menjawab item yang benar nomor i qi = Proporsi subjek yang menjawab item yang salah nomor i 2) Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah keterpercayaan, keterandaian, keajegan, kestabilan, atau konsistensi. Dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.5 Pengujian realibilitas ini menggunakan rumus K-R 20 atau Kuder-Richardson 20 karena skor butir soal yang diujikan berbentuk soal dikotomi (skor 0 atau 1 ). Rumus K-R 20 yaitu:

)(

Keterangan = koefisien reliabilitas internal seluruh item


Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h.105.
4

53

p = proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i q= proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i pq = jumlah hasil perkalian p dan q K = banyaknya item = varians skor total 3) Uji Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, maka soal-soal tersebut diujikan taraf kesukarannya terlebih dahulu. Rumus dari uji ini yaitu6:

P=

Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : 0,00 0,26 0,76 p p p 0,25 = soal sukar 0,75 = soal sedang 1,00 = soal mudah

4) Daya Pembeda Daya beda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai. Cara perhitungannya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Ibid, h.103-105.

54

Keterangan: D = Daya Beda = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok atas = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah N = Jumlah peserta didik Daya beda yang baik adalah D > 0,30

5) Uji N-gain Untuk mengetahui peningkatan skor pretest dan posttest Ngain = skor posttest skor pretest skor ideal skor pretest Kategori : Ngain tinggi : nilai > 0,70 Ngain sedang : nilai 0,70 > gain > 0,30 Ngain rendah : nilai < 0,30

J. Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil atau siswa dinyatakan mengalami peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model TGT pada konsep sistem peredaran darah mencapai indikator sebagai berikut: 1. 2. 100% siswa kelas VIII mendapatkan nilai 65. Tidak ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu < 65.

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Tindakan yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, dilakukan berdasarkan analisis reflektif pada tiap siklus untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan yang terjadi, selanjutnya disusun strategi strategi dalam upaya perbaikan pada siklus berikutnya. Perencanaan tindakan yang perlu dikembangkan atau ditindaklanjuti adalah penyajian konsep sistem peredaran darah dengan analogi-analogi yang mudah dicerna. Memfokuskan pada tujuan

55

pembelajaran serta pengalokasian waktu proses pembelajaran menggunakan TGT perlu diperhitungkan agar siswa tetap berada pada suasana belajar.

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data 1. Siklus I a. Perencanaan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklu I dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), penentuan konsep Sistem Peredaran Darah dalam RPP dan disusun berdasarkan kurikulum 2006 (KTSP), adapun konsep yang diajarkan terdiri dari sub konsep Darah dan Pembuluh darah, lalu merencanakan pembelajaran dengan membentuk tim yang beranggotakan 4 siswa dengan penyebaran tingkat kognitif, menyusun lembar kerja siswa (LKS), merencanakan Games dan

Tournament , dan terakhir merencanakan tempat duduk antar kelompok dalam satu tim b. Pelaksanaan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, diperoleh catatan sebagai berikut: Tabel 4.1 Dokumen Catatan Lapangan dengan Menggunakan Model Pembelajaran TGT No Pelaksanaan 1. Pembelajaran awal Pertemuan I Pertemuan II Guru menjelaskan materi yang Guru menjelaskan akan dibahas yaitu darah dan materi jantung dan golongan darah pembuluh darah

2.

Kelompok Belajar / (Pembentukan Kelompok)

-Pembagian kelompok berdasarkan pada tingkat kognitif siswa (rangking siswa) - Beberapa siswa masih ada yang protes dan tidak mau 56

Beberapa siswa masih ada saja yang bercanda pada saat berkelompok

57

berkumpul kelompok ditetapkan 3. Diskusi

dengan yang

teman sudah

4.

-Siswa membaca LKS tanpa melihat petunjuk terlebih dahulu -Siswa yang pandai masih mendominasi dalam mengerjakan LKS -Bekerjasama,berkomunikasi masih kurang maksimal dalam kelompok Permainan Beberapa siswa tidak mampu (Games) Kartu menjawab pertanyaan dengan Soal nomor kartu yang diajukan.

-Siswa pandai tidak mendominasi lagi jalannya diskusi -Beberapa siswa mulai berani tampil untuk mengemukkan jawabannya

5.

Tournament

6.

Penghargaan Kelompok

Hampir seluruh siswa mulai mampu menjawab pertanyaan hanya saja belum maksimal dalam mengkomunikasikan jawabannya. -Beberapa siswa masih belum memahami aturan jalannya pertandingan -Siswa dengan tingkat kognitif sedang dan rendah masih belum mampu menjawab pertanyaan secara maksimal. Guru memberikan Guru memberikan penghargaan bagi kelompok hadiah bagi terbaik kelompok siswa yang mampu berperan aktif serta kelompok terbaik turnamen.

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa pembagian kelompok dilakukan secara acak dengan berdasarkan tingkat kognitif siswa, yang terdiri dari siswa dengan berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang atas,

58

berkemampuan sedang bawah dan berkemampuan rendah. Beberapa siswa masih saja ada yang memprotes atas pembagian kelompok yang sudah ditetapkan oleh guru. Selain itu, masih ada siswa yang bercanda pada saat pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan LKS diterapkan pada pertemuan pertama di siklus I. Siswa kurang kondusif dan saling mengandalkan satu sama lain dalam mengerjakan LKS sehingga hasil yang didapat tiap kelompok tidak memuaskan. Selain itu pada saat berkelompok dan berpikir bersama dalam mengerjakan LKS masih kurang maksimal, dikarenakan beberapa siswa masih saja ada yang bercanda. Sedangkan penggunaan LKS di pertemuan kedua, siswa sudah mulai mau saling membantu dalam mengerjakan LKS yang guru berikan, sehingga hasilnya pun lebih baik dari pertemuan pertama, hanya saja masih ada beberapa siswa yang kurang memberi kontribusi yang baik bagi kelompok. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan permainan (games) pada pertemuan pertama di siklus I. Beberapa siswa dari kategori sedang bawah dan rendah masih belum mampu menjawab pertanyaan berupa nomor soal, hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari games tersebut. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa berkategori sedang dan rendah sudah mulai menampakkan keberaniannya dalam menjawab soal meski tidak sepenuhnya benar. Pelaksanaan model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan tournament pada pertemuan kedua di siklus I. beberapa siswa masih belum memahami aturan pertandingan sehingga jalannya pertandingan masih kurang maksimal. Akan tetapi pertanyaan dari pertandingan tersebut hampir seluruh siswa sudah mampu menjawab, meski jawaban mereka tidak begitu memuaskan tapi sangat dihargai oleh guru karena siswa sudah berani bercakap dan bekerjasama dengan baik. Selain itu guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mempunyai skor terbaik dan kerjasama terbaik dengan memberikan hadiah atau reward bagi siswa.

59

c. Observasi 1) Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan sejumlah siswa ( kelas tinggi, sedang dan rendah) tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), sikap dan jawaban siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.2 Hasil Wawancara Siswa Siklus I No 1. Pertanyaan Apakah kalian (siswa) memahami model pembelajaran Teams Games Tournament ? 2. Apakah kalian (siswa) mengalami kesulitan selama proses 22,2% 77,8% Ya 72,2% Tidak 27,8%

pembelajaran dengan TGT? 3. Apakah pembelajaran dengan 86,1% 13,8%

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menarik bagi kalian (siswa)? 4. Apakah games dan tournament membantu kalian (siswa) dalam memahami konsep sistem 91,6% 8,4%

peredaran darah? 5. Apakah kalian (siswa) merasakan perbedaan pelajaran dalam dengan memahami menggunakan 91,6% 8,4%

model kooperatif tipe TGT dan ceramah guru? Jumlah Rata Rata 364% 72,8% 136% 27,2%

60

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa 84% siswa sudah memahami model pembelajaran TGT dan ketertarikannya pada pembelajaran ini di siklus I. Akan tetapi 16% siswa masih mengalami kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan TGT dan belum menemukan ketertarikannya pada model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). 2) Hasil Belajar Berdasarkan hasil tes kemampuan kognitif siswa (pretest dan posttest) pada siklus I pada tabel berikut:
Tabel 4.3. Hasil Pretest dan Posttest Siklus I Data Nilai Tertinggi Nilai Terendah Modus Nilai rata-rata SD Pretest 85 20 60 55,41 14,46 Posttest 90 45 65 66,66 11,43

Dari hasil di atas terlihat bahwa hasil belajar pada siklus I mengalami peningkatan nilai posttest. Dapat dilihat dari nilai rata-rata pretest yakni sebesar 55,41 dengan modusnya 60 menjadi bernilai rata-rata sebesar 66,66 dengan modusnya 65 setelah melakukan posttest siklus I. Untuk mengetahui tingkat efektivitas tindakan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus I maka data skor hasil pretest dan posttest siswa dianalisis dengan N-gain, dan diperoleh hasil sebagai berikut:1

D. E. Meltzer, Addendum to: Relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains ,t.t., h.3

61

Tabel 4.4. Hasil N-gain Siklus I Kategori Tinggi Sedang Rendah Nilai Rata-rata N-gain SD N-gain Jumlah 13 23 0,25 0,16

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa hasil perolehan rata-rata N-gain siswa pada siklus I sebesar 0.25 termasuk dalam kategori kurang, dan yang berkategori rendah sebanyak 23 siswa, berkategori sedang 13 siswa dan berkategori tinggi 0 siswa. Adapun rata-rata nilai posttest yang dilaksanakan belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65). Hal ini disebabkan masih terdapatnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah batas ketercapaian ketuntasan minimum yakni sebanyak 12 siswa atau sekitar 67% sehingga hasil yang diperoleh belum memenuhi target yang diharapkan yaitu ketercapaian ketuntasan belajar siswa yakni 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan perlakuan tindakan pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games Tournament pada konsep sistem peredaran darah masih tergolong kurang

maksimal dan masih agak jauh dari harapan hasil yang diingkan peneliti.

d. Refleksi Berikut ini tahap refleksi pada siklus I: Pada tahap refleksi, kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan

menggunakan pembelajaran cooperative learning tipe TGT pada siklus I yang menggunakan LKS dan kartu soal ternyata belum mendapatkan hasil yang maksimal, dikarenakan masih banyak siswa belum memahami aturan permainan TGT, bisa dikatakan para siswa masih awam, selain itu masih terbawa suasana bermain . Oleh karena itu, perlu ditindaklanjuti dengan pembelajaran yang sama tetapi lebih terfokus, metodenya pun sama yakni dengan teknik nomor kartu soal pada konsep sistem peredaran darah. Berikut hasil refleksi data di siklus I:

62

1) Siswa memerlukan waktu untuk saling mengenal karakter masing-masing kelompok. Karena belum terbiasanya siswa disanding dengan teman sebaya yang berbeda karakter. 2) Persentase siswa yang mencapai skor KKM baru 24 siswa atau (67%) sehingga masih perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan target penelitian yaitu 100%. Hal ini dapat dilakukan pada proses pembelajaran selanjutnya yakni pada siklus II. Adapun perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Tindakan Perbaikan Siklus I No Tindakan Awal Tindakan Pebaikan Pertemuan I 1. Pembelajaran awal Tindakan Perbaikan Pertemuan II

Guru lebih menekankan Guru lebih mendekatkan lagi konsep yang akan diri dijelaskan dengan cara dengan secara siswa siswa personal agar lebih

meminta siswa untuk mau diharapkan bertanya bagian

mana terpacu lagi untuk mau

dalam konsep yang belum terus belajar. dipahami sehingga guru mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa. 2. Diskusi Guru memberikan LKS Siswa dengan tampilan terlebih dahulu

yang diberitahu tentang aturan

lebih menarik lagi untuk pertandingan agar tidak meraik minat siswa dalam terjadi kesalahan. mengerjakan LKS Siswa dikondisikan untuk tertib dalam

Masing-masing kelompok lebih diatur tugasnya

sebagai memperhatikan pertanyaan yang diberikan diajarkan untuk

penulis dan sebagainya. 3. Permainan

Guru lebih memfokuskan Siswa

63

(games)

pertanyaan kepada

nomor siswa

soal mengkomunikasikan yang dengan baik tentang

dianggap belum mampu bagaimana cara menjawab berkontribusi baik pertanyaan dari permainan

terhadap kelompok dengan agar nilai /poin mereka harapan lebih siswa terpacu tersebut tidak berkurang. untuk

membaca dan belajar tapi tanpa mengurangi fokus terhadap siswa lainnya 4. Tournament Siswa diarahkan untuk

fokus terhadap pertanyaan yang diberikan dan tidak terpengaruh jawaban sehingga belajar dengan temannya siswa dapat untuk

mempercayai jawabannya sendiri.

e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah belum mencapai hasil yang diharapkan peneliti. Oleh karena itu, dilaksanakan perbaikan tindakan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga perlu dilanjutkan ke tindakan pembelajaran pada siklus II yaitu dengan menggunakan teknik pembelajaran kooperatif tipe TGT yang diintegrasikan dengan kartu soal dan LKS.

64

2. Siklus II a. Perencanaan Pembuatan RPP siklus II, adapun konsep yang diajarkan pada siklus II terdiri dari sub konsep sistem peredaran limfa, sistem peredaran kecil dan besar dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan, sedangkan pembentukan kelompok berdasarkan atas tingkat kognitif siswa, menyusun lembar kerja siswa (LKS), dan menyusun games dan tournament.

b.

Tindakan Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung diperoleh catatan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Dokumen Catatan Lapangan dengan Menggunakan Model Pembelajaran TGT No Pelaksanaan 1. Pembelajaran awal Pertemuan I Guru menjelaskan materi yang akan dibahas yaitu sistem peredaran darah kecil,besar dan mekanisme peredaran limfatik -Pembagian kelompok berdasarkan pada tingkat kognitif siswa (rangking siswa) - siswa mulai akrab dengan kelompoknya. Pertemuan II Guru menjelaskan materi penyakit dan hubungannya dengan kesehatan siswa mulai tertib dan saling menghargai antar anggota kelompok.

2.

Kelompok Belajar / (Pembentukan Kelompok)

3.

Diskusi

4.

-Siswa membaca LKS dengan melihat petunjuk terlebih dahulu -Siswa yang pandai sudah tidak mendominasi dalam mengerjakan LKS -Bekerjasama,berkomunikasi sudah maksimal dalam kelompok Permainan siswa sudah mampu menjawab (Games) Kartu pertanyaan dengan nomor

-Siswa pandai lebih mengarahkan jalannya diskusi - siswa mulai berani tampil untuk mengemukkan jawabannya

seluruh siswa mulai mampu menjawab

65

Soal

kartu yang diajukan.

5.

Tournament

6.

Penghargaan Kelompok

pertanyaan dan sudah baik dalam mengkomunikasikan jawabannya. -siswa masih sudah memahami aturan jalannya pertandingan -Siswa sudah mampu menjawab pertanyaan secara baik dengan menggunakan kartu soal sesuai prosedur pertandingan. Guru memberikan Guru memberikan penghargaan bagi kelompok hadiah bagi terbaik kelompok siswa yang mampu berperan aktif serta kelompok terbaik turnamen.

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa pembagian kelompok di siklus II ini sudah sangat berbeda dengan siklus I, siswa sudah mulai tertib dan mengurangi bercanda antar teman kelompok. Pelakasanaan model pembelajaran menggunakan kooperatif tipe TGT dengan menggunakan LKS juga diterapkan di siklus II. Dimana siswa sudah mulai memahami petunjuk dalam mengerjakan LKS. Dalam mengerjakan LKS bersama kelompok, siswa lebih tertib dan kondusif tanpa saling memprotes maupun saling mengandalkan satu sama lain. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan permainan (games) pada pertemuan pertama di siklus II. Siswa sudah mampu menjawab pertanyaan berupa nomor soal. Sedangkan pada pertemuan kedua siswa sudah mulai cakap menyampaikan jawaban pertanyaan yang diberikan. Pelaksanaan model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan tournament pada pertemuan kedua di siklus II. Siswa sudah memahami aturan pertandingan sehingga jalannya pertandingan berjalan maksimal. Siswa sudah berani bercakap

66

dan bekerjasama dengan baik antar teman. Sehingga poin atau skor kelompok mereka pun akhirnya meningkat. Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang tmempunyai skor terbaik dan kerjasama terbaik dengan memberikan hadiah atau reward bagi siswa.

c.

Observasi

1) Hasil Wawancara Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa tentang penggunaan model pembelajaran kooperati tipe Teams Games Tournament (TGT), sikap dan jawaban siswa pada siklus II dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Wawancara Siswa Siklus II No 1. Pertanyaan Apakah kalian (siswa) memahami model pembelajaran Teams Games Tournament ? 2. Apakah kalian (siswa) mengalami kesulitan selama proses 5% 95% Ya 100% Tidak -

pembelajaran dengan TGT? 3. Apakah pembelajaran dengan 100% -

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menarik bagi kalian (siswa)? 4. Apakah games dan tournament membantu kalian (siswa) dalam memahami konsep sistem 93% 7%

peredaran darah? 5. Apakah kalian (siswa) merasakan perbedaan pelajaran dalam dengan memahami menggunakan 95% 5%

67

model kooperatif tipe TGT dan ceramah guru? Jumlah Rata Rata 393% 78,6% 107% 21,4%

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, tampak bahwa seluruh siswa sudah memahami model pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe TGT. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan selama proses pembelajaran juga sudah berkurang dari 22% menjadi 5%. Seluruh siswa menyukai dan menjawab bahwa model pembelajaran ini menarik.

2) Hasil Belajar Berdasarkan hasil tes kemampuan kognitif siswa (pretest dan posttest) pada siklus II, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.8. Hasil Posttest I dan Posttest II Siklus II Posttest I Nilai tertinggi Nilai terendah Modus Nilai Rata-rata SD 90 45 65 66,67 11,34 Posttest II 100 65 95 84,45 11,42

Tabel di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus II meningkat dengan nilai rata-rata pretest 40.67 serta modusya yaitu 50 dan nilai posttest sebesar 84.45 serta modusnya 95. Untuk mengetahui tingkat efektivitas tindakan yang telah dilakukan pada penelitian tindakan kelas siklus II maka data skor hasil pretest dan posttest siswa dianalisis dengan N-gain, dan diperoleh hasil sebagai berikut:

68

Tabel 4.9. Hasil N-gain Siklus II Kategori Tinggi Sedang Rendah Nilai Rata-rata Ngain SD Ngain Jumlah 21 15 0,74 0,18

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa perolehan N-gain siswa pada siklus II sebesar 0.74 termasuk dalam kategori tinggi, dengan berkategori rendah ada 0 siswa, berkategori sedang ada 15 siswa, dan berkategori tinggi ada 21 siswa. Rata-rata nilai posttest yang dilaksanakan sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM= 65). Hal ini disebabkan semua siswa mendapatkan nilai diatas batas ketuntasan minimum yakni sebanyak 36 siswa atau 100 % siswa lulus. sehingga hasil yang diperoleh sudah memenuhi target yang diharapkan peneliti. Dengan demikian dapat disimpulkan peneliti bahwa pembelajaran di siklus II mengalami peningkatan hasil belajar dengan menggunakan cooperative learning tipe Teams Games Tournament pada konsep sistem peredaran darah. Dapat dilihat dalam grafik perbedaan data posttest siklus I dan data posttest siklus II.

69

Jumlah
10 8 6 4 2 0 45 50 55 SIKLUS I SIKLUS II

60

65

70

75

80

85

90

95

100

Nilai Siswa

Gambar 4.1 Grafik Gabungan Siklus I & II

d.

Refleksi

Berikut ini tahap refleksi pada siklus II: 1). Hasil belajar siswa meningkat setelah menjalani proses pembelajaran cooperative learning tipe TGT pada konsep sistem peredaran darah. Dapat dilihat dari data diatas bahwa pada siklus II nilai N-gain mengalami

peningkatan yang signifikan dibandingkan nilai di siklus I, yakni dari yang berkategori rendah ada 23 siswa menjadi 0 siswa, berkategori sedang dari 13 siswa menjadi 15 siswa dan berkategori tinggi dari 0 siswa menjadi 21 siswa. 2). Pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar dari jumlah siswa yang mencapai skor KKM di siklus I yaitu dari 24 siswa menjadi 36 siswa di siklus II atau dari 67% menjadi 100%.

e. Keputusan Berdasarkan hasil refleksi siklus II diperoleh data bahwa hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah sudah mencapai kriteria yang diharapkan peneliti yaitu 100% siswa mendapat nilai sesuai KKM di sekolah, sehingga

70

tindakan terhadap penggunaan model pembelajaran TGT yang dilakukan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa dianggap telah berhasil.

B. Analisis Data 1. Analisis N Gain secara Keseluruhan Berdasarkan perhitungan seluruh gain pada siklus I dan II, diperoleh kategori gain sebagai berikut: Tabel 4.10 Kategori N Gain pada Siklus I dan II No 1 2 3 Kategori N gain Tinggi Sedang Rendah Jumlah Siklus I 0 13 23 36 Persentase 0% 36% 64% 100% Siklus II 21 15 0 36 Persentase 58% 42% 0% 100%

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, kategori N Gain tinggi dari siklus I ke II meningkat yaitu dari 0% menjadi 58%, kategori sedang juga meningkat sari 36% menjadi 42% dan berkategori rendah berkurang dari 64% menjadi 0%. Rata-rata nilai N Gain secara keseluruhan dari kedua siklus dapat disimpulkan pula sebagai berikut: Tabel 4.11 Rekapitulasi N Gain Siklus I dan II Siklus I N Gain 0,25 Siklus II 0,74

Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat disimpulkan adanya peningkatan nilai N gain dari siklus I ke II .

C. Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian, pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan pembelajaran Teams Games Tournament, berlangsung selama 4 kali pertemuan dalam 50 menit pada konsep sistem peredaran darah. Pengamatan terhadap proses pembelajaran pada pertemuan pertama didapatkan

71

permasalahan antara lain siswa kurang dapat menerima pembagian kelompok, dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang sibuk sendiri, membuat keramaian kelas, banyak siswa yang masih bingung dan kurang dapat mencermati atau mengerjakan LKS, dan juga masih asingnya dengan proses pembelajaran kooperatif tipe TGT sehingga menyebabkan masih adanya siswa yang suka bermain-main di kelas, sedangkan yang berperan aktif dalam diskusi kelompok maupun kelas adalah siswa-siswa yang tergolong pandai. Dalam hal presentasi terhadap hasil kerja kelompok masih didapati siswa yang malu-malu ataupun tidak mau mempresentasikannya di depan kelas. Oleh karena itu pada pembelajaran selanjutnya guru lebih memotivasi siswa untuk lebih berperan aktif dalam diskusi kelompok maupun kelas. Pada pertemuan ke-2 sedikit demi sedikit ada perubahan dalam disiplin dan rasa percaya diri dalam presentasi meski hanya segelintir siswa yang mampu memberanikan diri berbicara di depan rekan mereka. Sehingga guru masih harus terus-menerus memotivasi siswa untuk mau berperan aktif dan bekerjasama dengan teman sekelompoknya. Pada pertemuan ke-3 dan ke-4 permasalahan di atas sudah banyak berkurang terutama pada peran aktif siswa dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas serta dalam hal presentasi di depan kelas, tiap kelompok sudah mau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergiliran dan tidak saling mengandalkan. Pada siklus I modus yang sering muncul adalah 65 dan pada siklus II adalah 95. Pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran cooperative learning tipe TGT sebesar 66,67 dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 24 siswa atau 67%. Pada siklus II nilai rata-rata hasil belajara siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TGT sebesar 84,45 dengan ketuntasan belajar 36 siswa atau 100%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran cooperative learning tipe Teams Games Tournament pada konsep sistem peredaran darah membantu siswa untuk memahami konsep yang diberikan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa.

72

Dilihat dari data penelitian, bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam

pembelajaran IPA Biologi guru hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran seperti model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Karena selain pembelajaran lebih menarik, juga seluruh siswa belajar lebih aktif, kreatif dan mandiri. Siswa kelompok atas akan belajar untuk menyampaikan materi, sehingga konsep akan dapat diingat lebih lama sementara siswa kelompok bawah dapat bebas bertanya dengan teman dalam kelompok tanpa ada perasaaan malu. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ternyata lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional untuk meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran TGT juga memberi kemudahan bagi siswa dalam meningkatkan aktifitas belajar. 2 Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe TGT hasil belajar siswa menjadi meningkat dan kreatifitas pola pikir anak menjadi lebih baik.3 Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Games Turnament mempunyai arti penting dalam peningkatan kemampuan siswa.

Lambang Subagiyo, dkk, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Siswa Kelas VII SMPN 6 Samarinda, Didaktika,no.1 (Januari 2006): h.1-8. 3 Diyanto, Penerapan model Kooperatif Learning tipe TGT dalam Upaya Peningkatan Hasil Belajar,( Skripsi S1 Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang, 2006), h.35.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil seluruh penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament pada konsep sistem peredaran darah, dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai 66,6 atau 67 % KKM pada siklus I, Sedangkan rata-rata nilai pada siklus II yaitu 84,45, dapat dikatakan bahwa semua siswa sudah mencapai nilai KKM (100 %).

B. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian tindakan di kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat tahun ajaran 2011/2012, ada beberapa saran peneliti: 1. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat menjadi alternatif pilihan dalam mengajar khususnya pelajaran biologi. 2. Guru harus benar-benar memperhatikan komposisi pembagian kelompok

dengan tepat. Keheterogenan kelompok dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat memberikan kontribusi yang baik bagi siswa serta meningkatkan peran aktif siswa.

73

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arthea, Verna dan Mary.1998. In The Classroom. USA, McGraw-Hill Third Edition. Campbell,dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga. Chan dan Kam Wing. School-based Staff Development in cooperative Learning. (The Hongkong Institute of Education,t.t). Creswell W. Jhon. 2012. Educational Research. USA: Pearson. Dahar W,Ratna. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:T.tp. Dikici , Ayhan dan Yasemin Yavuzer. The Effect of Cooperative Learning on the Abilities Of Pre-Service Art Teacher Candidates To Lesson Planning In Turkey.Australian Journal,Volume.31, No.2,(2006). Doymus, Kemal, dkk. 2009. Effect of two Cooperative Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry, World Applied Sciences Journal, Volume 7, No.1. Fengfeng dan Barbara Grabowski. 2007. Gameplaying for maths learning :cooperative or not?. British Journal of Education Technology. Volume 38, No.2. Fried H,George dan George J. 2005. Teori dan Soal-Soal Biologi. Jakarta: Erlangga. G, Jhon dan Ling-Ling Tsai.2010. The Effect Of Cooperative Learning On Foreign Language Anxiety : A Comparative Study Of Taiwanese and American Universities. International Journal Of Instruction, Volume.3, No.1. Gredler,E.B,Margaret. 1994. Belajar RajaGrafindo Persada. dan Membelajarkan. Jakarta: PT

Hamalik,Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Indriyani,Dewi. 2008. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan TGT, Surakarta. Jurnal Vol.1 No.1. I.Richard. 2007. Higher Education. USA: Mc Graw Hill Companies. Jacobs, George. 2003. Combining Dictagloss and Cooperative Learning To Promote Language Learning. Journal Volume 3, No.1. Jhonson.W.David dkk.2004. Colaborative Learning. Bandung: PT Nusa Media. 74

Kember, David. 2010. Action Learning and Action Research. New York: 270 Madison Ave. Kunandar.2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta;PT RajaGrafindo Persada. Ke,Fengfeng, dkk. 2006. Effect Of Animation On Multi-Level Learning Outcomes For Learner with Different Chracteristic,Visual Literacy, No.1. Leonard dan Kiki, 2009. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Sukakarya. Jurnal Ilmiah Extacta, Volume 2,No.1. L.R Gay, Geoffrey E. Mills and Peter Airasian.2009. Education Research. USA:Pearson. Madinabetia,C. Sonia. 2006. Cooperative Learning an Essential glossary for the teacher.(Universidad Pablo de Olavide-Sevilla). Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan cet 6.Jakarta: Rineka Cipta. M.D Gall and Keith A. Acheson. 2011. Clinical Supervision and Teacher Development. USA: Jhon Wiley. Meltzer, D. E. Addendum to: Relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains ,t.t. Ngurah, A.G Anak. 2005. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Pendekatan CTL dan Evaluasinya dalam Pembelajaran Fisika,.JIPP. Nurhidayati,Rina. 2008. Aplikasi Pembelajaran Problem Posing dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.Skripsi S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban).Jakarta: PT.Grasindo. Ozsoy, Nesrin dan Nazli Yildiz. 2004. The Effect of Learning Together Technique of Cooperative Learning Method on Student Achivement an Mathematic Teaching 7TH Class on Primary School. The Turkish Online Journal of Educational Technology TOJET, Volume 3. Parveen, Qoisara, dkk. 2011. Effect Of Cooperative Learning On Academic Achievement Of 8 th Grade Students in The Subject Of Social Studies. International Journal Of Academic Research, Volume.3, No.1.

75

Peter W. Airisian and Michael K. Russell. 2008. Clasroom Assesment. USA: McGraw-Hill. Purwanto M. Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Sanjaya,Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada. Santyasa,I Wayan. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. 10-1 Desember 2007 (Nusa Penida:UNDIKSYA. Slavin.E.Robert.1995. Cooperative Learning Second Edition. USA: Allyn and Bacon. Subagiyo,Lambang. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT. Didaktika, Vol.7,No.1. Sukardjo dan Komarudin. 2009. Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sofyan, Ahmad, dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta :UIN Jakarta Press. Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara. Trianto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas Teori & Praktik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Wiriatmajaya, Rochiati. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wyk, M van Micheal. 2010. The Effect Of Teams-Games-Tournaments On Achievement, Retention, and Attitudes Of Economics Eucations Students. (Dublin,Ireland). Y, Nuryani. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. Fakultas MIPA ,UPI, t.t) Zakaria, Effendi dan Zanaton Iksan. 2007. Promoting Cooperative Learning in Science and Matematics Eucation: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Matematics,science&technology,Volume 3, No.1. Zulfiani, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:UIN Press

76

LAMPIRAN

77

78

Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) SIKLUS I

Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

: MTs Islamiyah Ciputat : Biologi : VIII (delapan)/ 1 : 1 : 2 50 Menit : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Indikator 1. Menjelaskan pengertian darah, fungsi dan komponen darah. 2. Menjelaskan macam-macam sel darah. 3. Menjelaskan karakteristik, fungsi, dan mekanisme dari macam-macam sel darah. 4. Menjelaskan proses pembekuan darah. 5. Menerangkan macam-macam golongan darah dan komponennya. I. Tujuan peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian darah, fungsi dan komponen darah. 2. Menjelaskan macam-macam sel darah. 3. Menjelaskan karakteristik, fungsi, dan mekanisme dari macam-macam sel darah. 4. Menjelaskan proses pembekuan darah. 5. Menerangkan macam-macam golongan darah dan komponennya. Karakter siswa yang diharapkan:Disiplin Rasa hormat dan perhatian Tekun Tanggung Jawab Ketelitian Rasa ingin tahu Kejujuran

79

II.

Materi Pembelajaran A. Sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
SISTEM PEREDARAN DARAH

DARAH

PLASMA DARAH

SEL-SEL DARAH

-Sel darah merah -sel darah putih -keping darah

III.

Metode Pembelajaran 1. Metode :Ceramah, Diskusi, Tanya Penugasan 2. Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif Langkah- Langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama Kegiatan

Jawab

dan

IV.

Fase Tahapan Kegiatan Pendahuluan Motivasi (awal)

Siswa -Guru -Siswa bersiap memotivasi siswa untuk belajar untuk siap belajar

Guru

Alokasi Waktu 40 menit

Apersepsi

-Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, siapa

-Siswa merespon pertanyaan guru dengan menjawab atau menaggapi

80

diantara siswa yang pernah mengalami jatuh dan luka? Siapa yang pernah melihat orang mendonorkan darahnya? -Guru menjelaskan bahwa orang yang mengalami luka itu pasti ada penyebabnya dan penolongnya yaitu sel darah .sedang yang mendonorkan darah itu tidak berbahaya bagi tubuh karena setiap jenis darah akan mati setelah masa kerjanya usai dan harus diganti dengan generasi baru lagi. Menyampaikan -Guru tujuan menjelaskan bahwa materi hari ini adalah sistem peredaran darah pada manusia. -Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu : menjelaskan darah dan fungsi dari masingmasing sel darah. -Guru menjelaskan tentang model

pertanyaan guru

Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Siswa memperhatikan

81

pembelajaran penjelasan guru. kooperatif tipe TGT. Menyajikan soal awal Guru Siswa menjawab memberikan pre- soal-soal pre-test test tentang secara individu. materi/konsep sistem peredaran darah pada manusia. -Guru menjelaskan tentang sistem peredaran darah pada manusia yang meliputi : mekanisme dan fungsi dari darah dengan menggunakan slide power point dan video. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

Inti

Pembelajaran awal

(Eksplorasi)

Kelompok -Guru diskusi (team membimbing study) siswa dalam membentuk 9 kelompok diskusi secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang dengan intelegensi yang berbeda, dan masing-masing anggota kelompok mempunyai peran masing-masing. -Guru membimbing siswa untuk mempelajari buku bacaan bersama

Siswa membentuk kelompok diskusi.

50 menit

Siswa membaca buku bersama kelompok

82

Perencanaan kooperatif

(elaborasi)

Implementasi

kelompok. -Guru memberikan 10 soal dalam LKS kepada siswa mengenai darah dan macammacam sel darah dan memastikan tiap anggota dari masing-masing kelompok dapat mengetahui dan menguasai konsep dari soalsoal LKS yang dikerjakan bersama. -Guru mengawasi jalannya diskusi dan menawarkan bantuan bila diperlukan

Siswa berdiskusi menjawab lembar LKS yang guru berikan dan bertanya jika tidak paham.

Siswa bertanya apabila tidak dimengerti

Presentasi hasil -Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut.

Siswa bersama kelompok menjelaskan hasil jawaban yang sudah didiskusikan dan siswa dari kelompok lain merevisi atau menyanggah jawaban dari kelompok lain jika salah.

Permainan (games)

-Guru memberi Siswa menjawab sebuah kartu pertanyaan yang diberi sesuai dengan nomor kepada nomor kartu siswa tersebut.

83

(konfirmasi)

-Guru memberikan skor dari tiap jawaban kelompok. -Guru memberi Siswa menyimak penjelasan penjelasan guru. sedikit tentang materi yang baru saja dipelajari.

Penutup (akhir)

-Guru membimbing siswa untuk memberi kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini. -Guru menginformasi kepada siswa mengenai tugas rumah membuat gambar jantung dan bagianbagiannya yang wajib dikerjakan tiap kelompok dan dikumpulkan minggu depan.

Siswa memberikan kesimpulan.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

10 menit

V.

Alat/ Bahan/ Sumber belajar Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE Alat dan bahan : LCD, Power point, skema/bagan konsep, LKS dan video, laptop.

84

VI.

Penilaian Indikator Instrumen Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

darah 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan darah? darah tubuh 2. jelaskan fungsi darah dalam tubuh manusia? 3. Sebutkan komposisi darah dalam tubuh? Menjelaskan 4. Jelaskan dengan singkat komposisi darah dan macam-macam sel darah? 5. Jelaskan lima macam inti macam-macam sel pada sel darah putih darah. ( leukosit)? Menjelaskan dan fungsi dalam manusia. 6. Jelaskan apa yang kalian Menjelaskan fungsi ketahui tentang eritrosit? dari sel darah. 7. Jelaskan apa yang kalian ketahui tentang leukosit? 8. Jelaskan apa yang kalian Menjelaskan ketahui tentang trombosit? macam-macam 9. Coba terangkan oleh anda golongan darah. ,Apa itu resipien universal.? 10. Apa yang dimaksud dengan aglutinogen?

Tes Tertulis

Essay

VII. Cara Penskoran Bentuk Instrument Essay

Kunci Jawaban

Skor

Darah adalah alat tranportasi atau pengangkutan utama dalam tubuh kita. 1. Mengangkut sari-sari makanan 2. Mengangkut O2 3. Mengangkut hormon 4. Mengankut sisa-sisa metabolime 55% plasma darah dan 45% sel darah.

10

Essay

15

Essay

85

Essay Essay

Sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. 1. 2. 3. 4. 5. Monosit Basofil Neutrofil Eosinofil Limfosit

5 15

6. Sel darah merah berfungsi untuk mengikat oksigen dan karbondioksida. 7. Untuk mempertahankan diri dari kuman penyakit 8. Pembekuan darah pada saat terjadi luka dengan bantua enzim trombokinase 9. Penerima darah yang dapat menerima darah dari semua golongan darah. 10. Protein yang dapat digumpalkan dalam darah.

10

10 10

10

10 Skor :100

Ciputat, Mengetahui, Guru Pamong

2011

Guru Praktikan

M. Hartato S.Pd

Gita Pavita Renata

86

Lampiran 2 LEMBAR KERJA SISWA I Konsep : Sistem Peredaran Darah Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian darah, fungsi dan komponen darah. 2. Siswa dapat menjelaskan macam-macam sel darah. 3. Siswa dapat menjelaskan karakteristik, fungsi, dan mekanisme dari macam-macam sel darah. 4. Siswa dapat menerangkan macam-macam golongan darah dan komponennya. Kelompok : Anggota kelompok :

Diskusikan jawaban berikut. Pertanyaan 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan darah? Jawab:

2. Jelaskan apa saja fungsi darah? Jawab:

3. Sebutkan apa saja yang menjadi komposisi darah? Jawab:

4. Jelaskan dengan singkat macam-macam sel darah? Jawab:

5. Jelaskan 5 macam inti pada sel darah?

87

Jawab :

6. Jelaskan apa saja yang kalian ketahui tentang eritrosit? Jawab :

7. Jelaskan apa saja yang kalian ketahui tentang leukosit? Jawab :

8. Jelaskan apa saja yang kalian ketahui tentang trombosit? Jawab:

9. Coba terangkan oleh anda, apa itu resipien universal? Jawab:

10. Apa yang dimaksud dengan aglutinogen? Jawab:

88

88

Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) SIKLUS I Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar : MTs Islamiyah Ciputat : Biologi : VIII (delapan)/ 1 : 2 : 2 50 Menit : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Indikator 1. Menjelaskan karakteristik, fungsi jantung 2. Mendeskripsikan mekanisme jantung. 3. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah. 4. Menjelaskan karakteristik, fungsi pembuluh darah 5. mendsekripsikan mekanisme pembuluh darah. I. Tujuan Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan karakteristik, fungsi jantung 2. Mendeskripsikan mekanisme jantung. 3. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah. 4. Menjelaskan karakteristik, fungsi pembuluh darah 5. Mendeskripsikan mekanisme pembuluh darah. Materi Ajar Jantung dan pembuluh darah dalam sistem peredaran darah manusia. Metode Pembelajaran Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan Kedua

II.

III.

IV.

89

Tahapan Kegiatan Pendahuluan (awal)

Fase Motivasi

Kegiatan Guru Siswa -Guru -Siswa bersiap untuk memotivasi belajar siswa untuk siap belajar -Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa,siapa diantara siswa yang pernah berlari kencang maka denyut nadinya pun ikut berdenyut kencang. -Guru menjelaskan bahwa orang yang belari itu ada kerja otot jantung yang berkontraksi. Sehingga ketika berlari denyut akan terasa. -Guru menjelaskan bahwa materi hari ini adalah jantung dan pembuluh darah. -Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu : Siswa merespon pertanyaan guru.

Alokasi Waktu

Apersepsi

10 menit

Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

Menyampaika n topik

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

Siswa memperhatikan penjelasan guru.

90

menjelaskan tentang mekanisme jantung dan bagianbagianya serta macam pembuluh darah. -Guru Siswa menjelaskan memperhatikan tentang model penjelasan guru pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Inti

Pembelajaran awal

(eksplorasi)

-Guru menjelaskan tentang sistem peredaran darah pada manusia yang meliputi : mekanisme dan fungsi dari jantung dan pembuluh darah dengan menggunakan slide power point dan video mengenai jantung

Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

60 menit

Kelompok Guru Siswa membentuk diskusi (team membentuk 9 kelompok diskusi. study) kelompok diskusi secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang dengan intelegensi yang berbeda,

91

dan masingmasing anggota kelompok mempunyai peran masing- Siswa membaca masing. literatur berupa slide -Guru bersama kelompok. membimbing siswa untuk mempelajari literatur berupa slide yang sudah guru beri sebelumnya bersama kelompok.

(elaborasi)

Perencanaan kooperatif

-Guru Siswa berdiskusi memberikan dengan kelompok. LKS yang berisi gambar jantung manusia yang harus dilengkapi bagianbagiannya dan sejumlah pertanyaan dengan skor yang berbeda yang harus dijawab . -Guru Siswa bertanya jika membimbing tidak dimengerti siswa untuk berdiskusi dengan kelompok dalam mengisi LKS dan memastikan

92

Implementasi

tiap anggota dari masingmasing kelompok dapat mengetahui dan menguasai konsep dari soal-soal LKS yang dikerjakan bersama. -Guru Siswa bertanya jika mengawasi belum paham jalannya diskusi -Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut. Siswa bersama kelompok menjelaskan hasil jawaban yang sudah didiskusikan. Siswa dari kelompok lain merevisi atau menyanggah jawaban dari kelompok lain jika salah.

Presentasi Hasil

Permainan (Games)

-Guru memberi sebuah kartu yang diberi nomor kepada siswa Guru meminta setiap anggota kelompok untuk membentuk 9 meja secara melingkar dengan meja 4

Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu tersebut.

Tournament

Siswa menyimak penjelasan guru dan mengambil kartu nomor yang sudah ada dimeja untuk menentukan peran dari masing-masing siswa.

93

diantara meja kelompok yang berisi soal dari pertandingan yang akan dimulai dengan meminta setiap kelompok mengambil nomor yang sudah disesuaikan dengan peran dari masingmasing siswa.

(konfirmasi)

-Guru Siswa menyimak memberikan penjelasan guru skor dari tiap jawaban kelompok dan kuis. -Guru memberi penjelasan sedikit tentang materi yang baru saja dipelajari.

Penutup (akhir)

-Guru Siswa memberikan membimbing kesimpulan siswa untuk memberi kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini.

30 menit

94

Menyajikan soal akhir

-Guru Siswa menjawab memberikan soal Posttest tersebut posttest kepada siswa -Guru memberi penghargaan kepada seluruh siswa atas kerjasamanya.

Penghargaan

V. Alat/ Bahan/ Sumber belajar Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE Alat dan bahan : LCD, Power point, skema/bagan konsep, LKS, video, laptop.

VI.

Penilaian Instrumen Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Indikator

nama membran Menyebutkan bagian pada 1. Apa pembungkus jantung? jantung. 2. Sebutkan dan jelaskan ruangan yang terdapat dalam jantung? 3. Lengkapi dan jelaskan gambar jantung dengan menyebut bagian-bagianya? Menjelaskan pembuluh darah fungsi 4. Apa fungsi pembuluh darah vena dan arteri? 5. Apa yang dimaksud dengan sistol dan diastol?

Tes tertulis dan lisan

Essay

95

VII.

Cara Penskoran Contoh Instrument 1. Apa nama membran pembungkus jantung? 2. Sebutkan dan jelaskan ruangan pada jantung? 3. Lengkapi gambar jantung dengan menyebutka n bagianbagian nya? 4. Apa fungsi dari pembuluh darah vena dan arteri? 5. Apa yang dimaksud dengan sistol dan diastol? Kunci Jawaban Perikardium Skor 10

Bentuk Instrument Essay

Essay

1. 2. 3. 4.

Bilik kiri Bilik kanan Serambi kiri Serambi kanan

10

Essay

Essay

1. Aorta 30 2. Vena 3. Arteri 4. Serambi kiri 5. Serambi kanan 6. Bilik kiri 7. Bilik kanan Vena: mengalirkan darah 25 menuju jantung Arteri: mengalirkan darah dari jantung. 1. Sistol : tekanan darah 25 ketika otot jantung berkontraksi. 2. Diastol; tekanan darah ketika otot jantung Skor : berelaksasi. 100

Essay

Ciputat, Mengetahui, Guru Pamong

2011

Guru Praktikan

M. Hartato S.Pd.

Gita Pavita Renata

96

Lampiran 4

LEMBAR KERJA SISWA II

Konsep : Sistem Peredaran Darah Tujuan Pembelajaran: 1. 2. 3. 4. 5. Menjelaskan karakteristik, fungsi jantung Mendeskripsikan mekanisme jantung. Menjelaskan macam-macam pembuluh darah. Menjelaskan karakteristik, fungsi pembuluh darah mendsekripsikan mekanisme pembuluh darah.

Kelompok : Anggota kelompok:

1 2

6 4 5

Pertanyaan 1. Isi oleh kelompok anda nomor 1 sampai 6 dari gambar di atas? Jawab: 2. Coba jelaskan oleh kelompok anda:

a. Apa fungsi bagian pada gambar nomor 1 diatas ?

97

b. Apa fungsi bagian pada gambar nomor 2 diatas? Jawab: 3. Jelaskan:

a. Apa yang dimaksud dengan sistol? b. Apa yang dimaksud dengan diastol ? Jawab: 4. Sebutkan nomor berapa saja yang merupakan bagian dari ruangan jantung? Jawab: 5. Apa nama membran pembungkus jantung? Jawab:

98

Lampiran 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) SIKLUS II

Nama Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu : Biologi : VIII (delapan)/ 1 : 1 : 2 50 Menit

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah manusia dan hubungannya dengan kesehatan pada

Indikator 1. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah kecil dan besar. 2. Membedakan alur sistem peredaran darah. 3. Menjelaskan sistem peredaran darah limfa beserta fungsinya. I. Tujuan Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah kecil dan besar. 2. Membedakan alur sistem peredaran darah. 3. Menjelaskan sistem peredaran darah limfa beserta fungsinya. Materi Ajar Peredaran darah pada manusia Metode Pembelajaran Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif

II.

III.

99

IV.

Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan ketiga Kegiatan Guru Siswa -Guru memotivasi -Siswa bersiap siswa untuk siap untuk belajar belajar Alokasi Waktu

Fase Tahapan Kegiatan Pendahuluan Motivasi (awal)

Apersepsi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

-Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, bagaimana oksigen bisa masuk ke dalam jantung? -Guru menjelaskan bahwa oksigen bisa masuk ke dalam jantung melalui darah dan dirombak melalui alat peredaran darah -Guru menjelaskan bahwa materi hari ini tentang alur peredaran darah -Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu: menjelaskan mekanisme peredaran darah kecil dan besar serta peredaran pada limfa.

-Siswa merespon pertanyaan guru dengan menjawab atau menaggapi pertanyaan guru 40 menit

Siswa memperhatikan jawaban yang disampaikan oleh guru

Siswa memperhatikan penjelasan guru

Siswa memperhatikan penjelasan guru

100

-Guru Siswa menjelaskan memperhatikan tentang model penjelasan guru. pembelajaran kooperatif tipe TGT. Menyajikan soal awal Guru memberikan Siswa menjawab pre-test tentang soal-soal pre-test peredaran darah secara individu. dan kelainan pada darah -Guru menjelaskan tentang sistem peredaran darah pada manusia yang meliputi mekanisme & fungsi dari peredaran darah kecil dan besar serta limfa dengan menggunakan slide power point dan video. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat halhal yang dianggap penting.

Inti

Pembelajaran awal

(Eksplorasi)

Kelompok -Guru diskusi (team membimbing study) siswa dalam membentuk 9 kelompok diskusi secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang dengan intelegensi yang berbeda, dan masing-masing anggota kelompok mempunyai peran masing-masing. -Guru

Siswa membentuk kelompok diskusi.

50 menit

Siswa membaca

101

Perencanaan kooperatif

membimbing siswa untuk mempelajari buku bacaan bersama kelompok. -Guru memberikan LKS berupa gambar mengenai skema sistem peredaran darah kecil dan besar

buku bersama kelompok

Siswa berdiskusi menjawab lembar LKS yang guru berikan dan bertanya jika tidak paham.

Implementasi

-Guru mengawasi Siswa bertanya jalannya diskusi apabila tidak dan menawarkan dimengerti bantuan bila diperlukan -Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut. Siswa bersama kelompok menjelaskan hasil jawaban yang sudah didiskusikan dan siswa dari kelompok lain merevisi atau menyanggah jawaban dari kelompok lain jika salah. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu tersebut.

(elaborasi) Presentasi hasil

Permainan (games)

-Guru memberi sebuah kartu yang diberi nomor kepada siswa

-Guru memberikan skor dari tiap jawaban

102

(konfirmasi)

kelompok. -Guru memberi Siswa menyimak penjelasan penjelasan guru. sedikit tentang materi yang baru saja dipelajari.

Penutup (akhir)

-Guru Siswa membimbing memberikan siswa untuk kesimpulan. memberi kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini. Penghargaan -Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang bekerjasama dengan baik

10 menit

V.

Alat/Bahan/ Sumber Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE

Alat dan bahan: LCD, Power point, skema/ gambar, media karton, dan laptop. Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Indikator

Instrumen

1. Jelaskan dengan skema sistem Menjelaskan peredaran darah kecil? perbedaan peredaran 2. Jelaskan dengan skema sistem kdarah kecil dan peredaran darah besar? besar 3. Apa fungsi cairan limfa dalam sistem peredaran darah?

Tes

Essay

103

Menjelaskan fungsi 4. Dimanakah letak pada tubuh peredaran limfa. yang menjadi tempat penimbunan limfa? Menyebutkan bagian tubuh yang ditempati oleh limfa. 5. Urutkan alur sistem peredaran darah kecil dan besar? Menbedakan alur peredaran darah kecil dan besar

tertulis

VI.

Penilaian

VII. Cara Penskoran Bentuk Contoh Instrument Instrument Essay 1. Jelaskan dengan skema sistem peredaran darah kecil? 2. Jelaskan dengan skema sistem peredaran darah besar? 3. Apa fungsi cairan limfa? 4. Dimana letak nodus limfa dalam tubuh manusia?

Kunci Jawaban

Skor

Bilik kanan-paru-paru- serambi kiri

20

Essay

Bilik kiri-seluruh jantungserambi kanan

20

Essay

Membekukan darah dan mencegah infeksi

10

Essay

Leher, pangkal paha, ketiak

10

104

Essay

5. Lengkapi bagian dari gambar/ske ma dari alur sistem peredaran darah?

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Serambi kanan Serambi kiri Bilik kanan Bilik kiri Paru-paru Seluruh tubuh

40

Skor : 100

Ciputat , Mengetahui, Guru Pamong

2011

Guru Praktikan

M.Hartato S.Pd

Gita Pavita Renata

105

Lampiran 6

LEMBAR KERJA SISWA III Konsep : Sistem Peredaran Darah Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan mekanisme sistem peredaran darah kecil dan besar. 2. Membedakan alur sistem peredaran darah. 3. Menjelaskan sistem peredaran darah limfa beserta fungsinya. Kelompok : Anggota kelompok:

1.

Lengkapi bagian-bagiannya dari alur sistem peredaran diatas? Jawab:

106

2. Urutkan dan jelaskan bagaimana alur sistem peredaran darah kecil? Jawab :

3. Urutkan dan jelaskan alur sistem peredaran darah besar? Jawab:

4. Jelaskan apa fungsi cairan limfa pada tubuh? Jawab :

5. Dimana saja letak limfa dalam tubuh manusia? Jawab:

107

Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) SIKLUS II

Nama Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat Mata Pelajaran Kelas/ Semester Pertemuan Alokasi Waktu : Biologi : VIII (delapan)/ 1 : 2 : 2 50 Menit

Standar Kompetensi : 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Indikator : 1. Menyebutkan macam-macam kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan darah, jantung dan pembuluh darah. 2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah. I. Tujuan Peserta didik dapat: 1. Menyebutkan macam-macam, kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan darah, jantung dan pembuluh darah. 2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah. Materi Ajar Gangguan pada sistem peredaran darah Metode Pembelajaran Metode : Ceramah, Tanya Jawab dan Diskusi Model Pembelajaran: Pembelajaran Kooperatif

II.

III.

108

IV.

Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan keempat Fase Motivasi Kegiatan Guru Siswa -Guru -Siswa bersiap untuk memotivasi belajar siswa untuk siap belajar -Guru memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa, apakah siswa pernah melihat orang yang mengidap penyakit jantung atau tekanan darah tinggi -Guru menjelaskan bahwa penyakitpenyakit tersebut merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada darah -Guru menjelaskan bahwa materi hari ini adalah jantung dan pembuluh darah. Siswa merespon pertanyaan guru. Alokasi Waktu

Tahapan Kegiatan Pendahuluan (awal)

Apersepsi

10 menit

Siswa memperhatikan jawaban yang disampaikan guru

Menyampaikan topik

Siswa memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru.

109

Menyampaikan tujuan pembelajaran

-Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini tentang penyebab kelainan dan macam-macam gangguan pada darah -Guru menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Siswa memperhatikan penjelasan guru

Siswa memperhatikan penjelasan guru

Inti

Pembelajaran awal

(eksplorasi)

-Guru menjelaskan tentang macam-macam penyakit yang disebabkan oleh darah dengan menggunakan slide power point. -Guru menjelaskan perbedaaan gangguan pada darah, jantung dan pembuluh darah Kelompok -Guru diskusi (team membentuk 9 study) kelompok diskusi secara heterogen yang terdiri dari 4-5 orang dengan

Siswa memperhatikan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting.

Siswa memperhatikan penjelasan guru

55 menit

Siswa membentuk kelompok diskusi.

110

intelegensi yang berbeda, dan masingmasing anggota kelompok mempunyai peran masingmasing. -Guru Siswa membaca membimbing literatur berupa slide siswa untuk bersama kelompok. mempelajari literatur berupa slide yang sudah guru beri sebelumnya bersama kelompok.

(elaborasi)

Perencanaan kooperatif

-Guru memberikan LKS berupa 10 soal uraian singkat -Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dengan kelompok dalam mengisi LKS dan memastikan tiap anggota dari masingmasing kelompok dapat mengetahui dan menguasai konsep dari soal-soal LKS yang

Siswa berdiskusi dengan kelompok.

Siswa bertanya jika tidak dimengerti

111

Implementasi

dikerjakan bersama. -Guru mengawasi jalannya diskusi -Guru meminta setiap kelompok menjelaskan jawaban hasil diskusi tersebut.

Siswa bertanya jika tidak mengerti

Presentasi Hasil

Siswa bersama kelompok menjelaskan hasil jawaban yang sudah didiskusikan. Siswa dari kelompok lain merevisi atau menyanggah jawaban dari kelompok lain jika salah.

Permainan (Games)

-Guru memberi sebuah kartu yang diberi nomor kepada siswa Guru meminta setiap anggota kelompok untuk membentuk 9 meja secara melingkar dengan meja 4 diantara meja kelompok yang berisi soal dari pertandingan yang akan dimulai dengan meminta setiap kelompok mengambil

Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu tersebut.

Tournament

Siswa menyimak penjelasan guru dan mengambil kartu nomor yang sudah ada dimeja untuk menentukan peran dari masing-masing siswa.

112

nomor yang sudah disesuaikan dengan peran dari masingmasing siswa.

(konfirmasi)

-Guru memberikan skor dari tiap jawaban kelompok dan kuis. -Guru Siswa menyimak memberi penjelasan guru penjelasan sedikit tentang materi yang baru saja dipelajari. -Guru membimbing siswa untuk memberi kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari hari ini. Menyajikan soal -Guru akhir memberikan posttest kepada siswa Penghargaan -Guru memberi penghargaan kepada seluruh siswa atas kerjasamanya. Siswa memberikan kesimpulan

Penutup (akhir)

Siswa menjawab soal Posttest tersebut

35 menit

113

V.

Alat/Bahan/ Sumber Sumber : Buku Erlangga kelas VII, BSE

Alat dan bahan: LCD, Power point, skema/gambar, LKS.dan laptop. VI. Indikator Penilaian Instrumen Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Menyebutkan macam 1. Keadaan tubuh yang gangguan pada darah. kekurangan hemoglobin adalah... 2. Nama lain dari kanker darah ialah... 3. Penyakit karena HIV adalah... Menyebutkan macam 4. Penyakit turunan dimana tubuh gangguan/ penyakit tidak mampu memproduksi Hg pada jantung dan ialah... pembuluh darah. 5. Penyakit karena obsitas ialah.. 6. Nama lain Hipotensi adalah... 7. Tekanan darah diatas normal ialah... 8. Pembuluh balik yang melebar ialah.. 9. Yang diserang virus HIV pada tubuh adalah... 10. Stroke bisa disebabkan karena penyakit... dan ...

Tes tertulis dan lisan

Essay

VII. Cara Penskoran Bentuk Instrument Contoh Instrument Essay 1. Keadaan tubuh karena kekurangan Hg ?

Kunci Jawaban Anemia

Skor 10

114

Essay

2. Nama lain kanker darah? 3. Penyakit HIV adalah 4. Penyakit turunan akibat tubuh tidak mampu memproduksi Hg? 5. Penyakit akibat obesitas? 6. Nama lain hipotensi? 7. Tekanan darah diatas normal? 8. Pumbuluh balik yang melebar adalah... 9. Yang diserang oleh virus HIV dalam tubuh adalah... 10. Stroke bisa disebabkan oleh... dan ...

Leukimia

10

Essay

AIDS

10

Essay

Thalasemia

10

Essay

penyakit jantung.

10

Tekanan darah rendah Tekanan darah tinggi

10 10 10

Varises

10 Sistem imun

10 Hipotensi dan hipertensi Skor : 100

Ciputat, Mengetahui, Guru Pamong

2011

Guru Praktikan

M. Hartato S.Pd.

Gita Pavita Renata

115

Lampiran 8 DENAH / SKEMA PERMAINAN

PAPAN TULIS

I A MEJA 1 B H MEJA 2 C MEJA 3 G

MEJA 4

Tiap kelompok terdiri dari empat anggota. Dalam satu kelompok terdapat empat anggota dengan kemampuan yang berbeda, yakni tinggi, sedang atas, sedang bawah dan rendah. Untuk kriteria tinggi mengambil nomor soal pada meja 1. Untuk kriteria sedang atas mengambil nomor soal pada meja 2. Untuk kriteria sedang bawah mengambil nomor soal pada meja 3. Untuk kriteria rendah mengambil nomor soal pada meja 4

116

Lampiran 9 LEMBAR KERJA SISWA IV

Konsep : Sistem Peredaran Darah Tujuan Pembelajaran: 1. Menyebutkan macam-macam kelainan dan penyakit yang berhubungan dengan darah, jantung dan pembuluh darah. 2. Menjelaskan faktor-faktor penyebab kelainan dan penyakit pada sistem peredaran darah Kelompok : Anggota Kelompok:

Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat. 1. Keadaan tubuh dimana seseorang kekurangan hemoglobin adalah... 2. Nama lain dari kanker darah ialah... 3. Penyakit karena HIV adalah... 4. Penyakit turunan dimana tubuh tidak mampu memproduksi Hg ialah... 5. Penyakit karena obesitas ialah.. 6. Nama lain Hipotensi adalah... 7. Tekanan darah diatas normal disebut... 8. Pembuluh balik yang melebar ialah.. 9. Yang diserang virus HIV pada tubuh adalah... 10. Penyakit Stroke bisa disebabkan karena penyakit... dan ...

117

Lampiran 10 POST TEST Pilihlah jawaban yang benar. 1. Tempat pembuatan leukosit di A. Sumsum merah, limfa dan hati B. Tulang belikat. C. Sumsum merah, limfa dan kelenjar getah bening. D. Sumsum merah, limfa dan pembuluh 2. Bentuknya tidak tetap, bisa bergerak bebas diluar pembuluh darah, jumlah normalnya 8.000 tiap 1 mm darah. Hal tersebut merupakan ciri-ciri A. Trombosit B. Leukosit C. Plasma darah D. Eritrosit 3. Mengapa golongan darah O disebut golongan donor universal? A. Karena dapat memberikan darahnya kesemua golongan tetapi hanya dapat menerima darah dari golongan sendiri. B. Karena dapat memberikan darahnya ke semua golongan tetapi dapat menerima dari semua golongan. C. Karena tidak dapat memberikan darahnya kesemua golongan. D. Karena tidak dapat memberikan darahnya 4.

5.

6.

7.

8.

ke semua golongan, tetapi hanya dapat menerima darah dari golongan lain. Orang yang menerima darah disebut A. Resipien B. Perawat C. Dokter D. Donor Bagian darah yang berperan dalam proses pembekuan darah ialah A. Leukosit B. Trombosit C. Eritrosit D. Plasma darah Pembuluh nadi yang paling utama adalah A. Aorta B. Vena C. Arteri D. Kapiler Dari pernyataan berikut yang tidak termasuk fungsi darah adalah A. Mengangkut O2 dan CO2 B. Pembunuh kuman C. Mengangkut sisa metabolisme. D. Meneruskan rangsangan dari otak. Nadi terasa berdenyut karena adanya A. Denyut jantung akibat relaksasinya jantung. B. Denyut pembuluh darah. C. Denyut jantung akibat berkontraksinya jantung.

118

D. Denyut jantung akibat pembuluh darah berkontraksi. 9. Alat peredaran darah terdiri dari 2 bagian yaitu A. Pembuluh darah dan pembuluh nadi B. Jantung dan pembuluh darah C. Pembuluh nadi dan pembuluh arteri. D. Jantung dan limfa

14.

15.

2 10.

1 16.

Pada gambar nomor 1 menunjukkan A. Vena B. Bilik kanan C. Arteri D. Bilik kiri 11. Nomor 2 adalah A. Pembuluh arteri B. Pembuluh vena C. Bilik kiri D. Bilik kanan 12. Diantara sel darah berikut, manakah yang memiliki masa hidup singkat? A. Sel darah merah B. Keping darah C. Sel darah putih D. Plasma darah 13. Komposisi darah tersusun atas A. 55% Plasma darah dan 45% keping darah. B. 55% plasma darah dan 45% sel darah C. 55% plasma darah dan 45% pembuluh darah

17.

18.

19.

D. 45% plasma darah dan 55% sel darah Didalam plasma darah yang berperan dalam proses pembekuan darah adalah A. Fibrinogen B. Fibrin C. Protombin D. Trombokinase Manakah diantara berikut yang termasuk kedalam jenis aglutinogen? A. A dan O B. A dan B C. A dan AB D. B dan AB Yang termasuk golongan darah resipien universal? A. A B. B C. AB D. O Zat yang terkandung dalam Hemoglobin adalah A. Zat kapur B. Zat fosfor C. Zat protein D. Zat besi Bagian darah yang berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari bakteri ialah A. Leukosit B. Trombosit C. Eritrosit D. Plasma darah Membran pelindung atau pembungkus jantung disebut A. Serambi B. Perikardium C. Bilik D. Katup

119

20. Alat untuk mengukur tekanan darah adalah A. Barometer B. Hipermeter C. Tensimeter D. Thermometer

120

Lampiran 11 Kunci Jawaban Posttest Siklus I 1. C 2. B 3. A 4. A 5. B 6. A 7. D 8. C 9. B 10. C 11. B 12. B 13. B 14. A 15. B 16. C 17. D 18. A 19. B 20. C

121

Lampiran 12 POST TEST SIKLUS II Pilihlah Jawaban yang benar dengan memberi tanda silang ( X ) 1. Varises yang terjadi di daerah anus dinamakan A. Sipilis B. Raja singa C. Ambeien D. Kontipasi 2. Penyakit karena darah sukar membeku adalah A. Thalasemia B. Leukemia C. Hemophilia D. Anemia 3. Cairan limfa disebut juga dengan A. Cairan darah B. Cairan getah bening C. Cairan pembuluh D. Cairan serum 4. HIV atau AIDS adalah penyakit yang menyerang A. Jantung B. Hati C. Paru-paru D. Sistem Imun 5. Salah satu faktor penyebab gangguan jantung ialah A. Olahraga B. Obesitas C. Minuman Beralkohol D. Terlalu lama berdiri 6. Nama simpul pembuluh limfa adalah.. A. Simpul pita B. Nodus limfa

C. Nodus darah D. Nodus limfatik 7. Cairan getah bening mengandung A. Sel darah putih, fibrinogen dan keping darah B. Sel darah merah, fibrin dan plasma darah C. Sel darah putih, fibrin dan keping darah D. Sel darah putih, fibrinogen dan plasma darah 8. Kelainan yang ditandai dengan meningkatnya eritrosit melebihi normal, sehingga darah menjadi kental adalah A. Thalasemia B. Polisitemia C. Anemia D. Leukemia 9. Penyakit-penyakit dibawah ini dapat mengakibatkan stroke A. Anemia dan leukemia B. Hipertensi dan hipotensi C. Polisitemia dan hemophilia D. Meningitis dan varises 10. Cairan limfa mengandung sel darah putih, keping darah, dan fibrinogen. Oleh sebab itu, cairan limfa berfungsi untuk A. Membekukan darah dan mencegah infeksi B. Melancarkan aliran darah dan mencegah infeksi

122

C. Membantu proses peredaran darah D. Membekukan sekaligus melancarkan aliran darah 11. Penyakit keturunan dimana tubuh tidak memproduksi hemoglobin dan sel darah merah adalah A. Anemia B. Thalasemia C. Leukemia D. Diabetes 12. Penyakit leukemia merupakan salah satu penyakit yang menyerang darah. Sel darah apa pada penyakit ini yang tidak normal? A. Sel darah merah B. Sel darah putih C. Keping darah D. Plasma darah 13. Dibagian tubuh manusia, di mana letak pembuluh limfa yang paling banyak dijumpai? A. Rambut B. Leher C. Telinga D. Jari 14. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri karena adanya plak ( sumbat) yang berasal dari penumpukan kolesterol pada dining pembuluh arteri adalah A. Leukositosis B. Leukimia C. Artherosclerosis

D. Hemopilia 15. Kelainan yang berupa pelebaran darah disebut A. Varises B. Anemia C. Hemophilia D. Leukemia 16. Pembuluh limfa kanan berfungsi untuk? A. Mengumpulkan limfa yang berasal dari jantung, dada, paru-paru, kepala. B. Mengumpulkan limfa yang berasal dari bagianbagian tubuh yang tidak mampu masuk ke dalam pembuluh limfa C. Mengumpulkan cairan yang berasal dari pembuluh D. Mengumpulkan nodus limfa 17. Gejala berupa sesak dibagian dada, cepat lelah dan nyeri di dada adalah penyakit A. Jantung B. Hipotensi C. Hipertensi D. Varises 18. Penyakit AIDS adalah penyakit yang menyerang sel darah A. Sel darah merah B. Sel darah putih C. Keping darah D. Plasma darah 19. Terdapat 2 pumbuluh limfa besar pada manusia, yaitu A. Pembuluh limfa atas dan bawah

123

B. Pembuluh limfa atas dan kiri C. Pembuluh limfa kiri dan kanan D. Pembuluh limfa bawah dan kanan. 20. Sistem yang berperan dalam peredaran limfa adalah A. Sistem imun B. Sistem sistemik C. Sistem pembuluh D. Sistem limfatik

124

Lampiran 13 Kunci Jawaban Posttest Siklus II 1. C 2. C 3. B 4. D 5. B 6. B 7. A 8. B 9. B 10. A 11. B 12. B 13. B 14. C 15. A 16. A 17. A 18. B 19. C 20. D

125

Lampiran 14. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa pada Sistem Peredaran Darah Siklus I
Nama Siswa Nilai PreTest 70 30 60 60 75 55 60 40 60 35 45 50 65 20 70 45 85 45 Nilai PostTest 70 60 70 65 75 65 65 60 70 60 65 60 75 45 85 55 90 45 Gain N-Gain Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

0 30 10 5 0 10 5 20 10 25 20 10 10 25 15 10 5 0

0 0,43 0,25 0,125 0 0,22 0,125 0,33 0,25 0,38 0,36 0,2 0,28 0,31 0,5 0,18 0,33 0

Kurang Sedang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Sedang Kurang Sedang Sedang Kurang Kurang Sedang Sedang Kurang Sedang Kurang

19
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Rata-rata Jumlah SD

50
65 35 55 65 60 55 60 55 65 70 70 35 65 60 35 75 50 55,41 1995 14,46

70
75 50 75 80 75 55 65 70 75 90 70 50 65 65 50 80 60 66,67 2405 11,34

20
10 15 20 15 15 0 5 15 10 20 0 15 0 5 15 5 10 11,38 410 7,9

0,4
0,28 0,23 0,44 0,42 0,375 0 0,125 0,33 0,28 0,66 0 0,23 0 0,125 0,23 0,2 0,2 0,25 8,85 0,15

Sedang
Kurang Kurang Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang Sedang Kurang Sedang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang Kurang -

126

Lampiran 15. Hasil Uji Kemampuan Kognitif Siswa pada Sistem Peredaran Darah Siklus II
Nama Siswa Nilai PreTest 45 20 45 40 35 30 20 45 50 30 35 40 50 20 50 40 40 40 45 45 30 50 50 50 50 50 35 35 50 40 35 30 40 45 50 55 40,55 1455 9,39 Nilai PostTest 95 70 85 90 95 90 85 70 95 95 90 75 80 65 85 95 90 85 80 100 80 95 95 95 90 95 65 70 100 100 65 75 85 80 65 90 84,48 3040 11,57 Gain N-Gain Kategori

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Rata-rata Jumlah SD

50 50 40 50 60 60 65 25 45 65 55 35 30 45 35 55 50 45 35 55 50 45 45 45 40 45 30 35 50 60 30 45 45 35 15 35 43,78 1620 11,92

0,91 0,625 0,72 0,83 0,92 0,85 0,8125 0,45 0,9 0,92 0,84 0,58 0,6 0,56 0,7 0,95 0,83 0,75 0,63 1 0,71 0,9 0,9 0,9 0,8 0,9 0,46 0,53 1 1 0,46 0,64 0,75 0,63 0,3 0,77 0,74 27,45 0,19

Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Tinggi -

127

Lampiran 16. Perhitungan Nilai Mean & Modus ( Rata-rata) dari Post test Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Data Nilai Post test Siklus I 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 Frekuensi 2 3 2 5 7 6 6 2 1 2 f = 36 f.n 90 150 110 300 455 420 450 160 170 180 f.n = 2475

Mean = Modus = 65

128

Lampiran 17. Perhitungan Nilai Mean & Modus ( Rata-rata) dari Post test Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 Data Nilai Post test Siklus II 65 70 75 80 85 90 95 100 Frekuensi 4 3 2 4 5 6 9 3 f = 36 f.n 260 210 150 320 425 540 855 300 f.n = 3060

Mean = Modus = 95

129

129

Lampiran 18 GRAFIK DATA POSTTEST SIKLUS I

8
7 6 5 4 3 2 1 0 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 Sales

GRAFIK DATA POSTTEST SIKLUS II

10 9

8
7 6 5 4 3 2 1 0 Sales

65

70

75

80

85

90

95

100

130

Lampiran 19 GRAFIK GABUNGAN POST TEST SIKLUS I & II

10 8 6 4 2 Series 1 Series 2

0
45 50 55 60 65 70 75 80 85 Series 1 90 95 100

131

Lampiran 20 Hasil Poin Kelompok Pada Tournament Siklus I A1: A2: A3: A4: Kelompok 1 Elma Fitri Amirullah M.Atta Agung Hilmi Jumlah Kelompok 3 Rahmat H Iksan Maulana Irma Yanuar Jumlah Kelompok 5 Ardi Darmansyah Anita Setya Rasyid Sidik Fandi Jumlah Kelompok 7 Ihza Fahriza Wisnu Gesang Didi Nur Prasetio Yusron Abdul Jumlah Kelompok 9 Dewi Kartika Nur azmi Eko Apriadi Malik Jumlah Poin 25 15 10 10 70 Poin 30 10 10 5 65 Poin 25 15 20 5 65 Poin 30 20 15 10 75 Poin 25 15 10 10 70 Kelompok 2 B1: M. Bilal B2: M. Hafid B3: Reno V. B4: Septo A. Jumlah Kelompok 4 D1: Siti Ummul D2: Mickey Buana D3: Kaisar Cori D4: Ridwan Aziz Jumlah Kelompok 6 F1: Tazqiatul F2: Abu Rizal Bahri F3: Nur Afizah F4: Gery Jumlah Kelompok 8 Aldi A. Luki Adelia Mustari Jumlah Poin 20 20 15 10 70 Poin 30 20 15 5 70 Poin 30 20 10 10 70 Poin 25 15 10 5 65

C1: C2: C3: C4:

E1: E2: E3: E4:

G1: G2: G3: G4:

H1: H2: H3: H4:

I1: I2: I3: I4:

132

Lampiran 21 Hasil Poin Kelompok Pada Tournament Siklus II A1: A2: A3: A4: Kelompok 1 Elma Fitri Amirullah M.Atta Agung Hilmi Jumlah Kelompok 3 Rahmat H Iksan Maulana Irma Yanuar Jumlah Kelompok 5 Ardi Darmansyah Anita Setya Rasyid Sidik Fandi Jumlah Kelompok 7 Ihza Fahriza Wisnu Gesang Didi Nur Prasetio Yusron Abdul Jumlah Kelompok 9 Dewi Kartika Nur azmi Eko Apriadi Malik Jumlah Poin 35 25 15 10 85 Poin 35 15 15 10 80 Poin 30 20 15 10 75 Poin 30 25 15 10 80 Poin 30 15 10 10 75 Kelompok 2 B1: M. Bilal B2: M. Hafid B3: Reno V. B4: Septo A. Jumlah Kelompok 4 D1: Siti Ummul D2: Mickey Buana D3: Kaisar Cori D4: Ridwan Aziz Jumlah Kelompok 6 F1: Tazqiatul F2: Abu Rizal Bahri F3: Nur Afizah F4: Gery Jumlah Kelompok 8 Aldi A. Luki Adelia Mustari Jumlah Poin 30 20 20 10 80 Poin 40 20 15 10 85 Poin 40 20 10 10 80 Poin 30 20 10 10 70

C1: C2: C3: C4:

E1: E2: E3: E4:

G1: G2: G3: G4:

H1: H2: H3: H4:

I1: I2: I3: I4:

133

Dari data di atas dapat disimpulkan yang memenangkan hasil turnamen kelompok di siklus I ialah kelompok 7 sedangkan di siklus II adalah kelompok 1 dan 4 . Adapun skor yang didapat tiap kelompok untuk menentukan tingkat penghargaan diakhir siklus dapat dilihat dari: Kelompok 1 2 3 4 5 6 7 8 9 *Kriteria 5 10 15 Siklus I 70 70 65 70 65 70 75 65 70 *Penghargaan Cukup Baik Baik Terbaik Siklus II 85 80 80 85 75 80 80 70 75 Penghargaan Baik Baik Terbaik Terbaik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik

134

Lampiran 22 Aktivitas Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

135

Lampiran 23

Hasil Wawancara Nonformal (Observasi Awal) No Mata Pelajaran Pilihan Jumlah Siswa (Ya) Persentase Jumlah Siswa (Tidak) Persentase

1 2 3 4 5

Matematika IPA- Biologi Agama Islam Bahasa Indonesia Bahasa Inggris

5 22 17 23 15

14% 61% 47% 64% 42%

31 14 19 13 21

86% 39% 53% 36% 58%

136

Lampiran 24 Hasil Wawancara Siswa Siklus I


No Pertanyaan Jumlah Siswa (Ya) 1. Apakah memahami pembelajaran kalian (siswa) model Teams 26 72,2% Persentase (Ya) Jumlah Siswa (Tidak) 10 27,8% Persentase (Tidak)

Games Tournament ? 2. Apakah mengalami selama kalian (siswa) kesulitan proses 8 22,2% 28 77,8%

pembelajaran dengan TGT? 3. Apakah dengan model kooperatif menarik (siswa)? 4. Apakah tournament kalian games dan 33 91,6% 3 8,4% pembelajaran menggunakan pembelajaran tipe bagi TGT kalian 31 86,1% 5 13,8%

membantu dalam

(siswa)

memahami konsep sistem peredaran darah? 5. Apakah merasakan kalian (siswa) perbedaan 33 91,6% 3 8,4%

dalam memahami pelajaran dengan menggunakan

model kooperatif tipe TGT dan ceramah guru? Rata Rata 72,8% 27,2%

137

Lampiran 25 Hasil Wawancara Siswa Siklus II


No Pertanyaan Jumlah Siswa (Ya) 1. Apakah kalian (siswa) 36 100% Persentase (Ya) Jumlah Siswa (Tidak) 0 Persentase (Tidak)

memahami model pembelajaran Teams Games Tournament ? 2. Apakah mengalami proses TGT? 3. Apakah pembelajaran dengan model kooperatif bagi tipe kalian 36 100% 0 kalian kesulitan (siswa) selama dengan 3 5% 33 95%

pembelajaran

menggunakan pembelajaran TGT (siswa)? 4. menarik

Apakah games dan tournament membantu kalian (siswa) dalam memahami konsep sistem

34

93%

7%

peredaran darah? 5. Apakah kalian (siswa) merasakan perbedaan dalam memahami 33 95% 3 5%

pelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT dan ceramah guru? Rata Rata 78,6% 21,4%

138

Lampiran 26 DAFTAR NILAI SEMESTER GANJIL MTs. ISLAMIYAH CIPUTAT TAHUN 2010 - 2011

Bidang Studi : IPA Biologi (Sistem Peredaran Darah) kelas : VIII .I


NO URUT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 INDUK 09101001 09101002 09101078 09101005 09101008 09101009 09101013 09101014 09101017 09101018 09101076 09101020 09101022 09101024 09101025 09101029 09101033 09101034 09101037 09101038 09101040 09101043 09101046 09101051 09101052 09101055 09101056 09101058 09101061 09101062 09101065 09101066 09101075 09101069 NAMA SISWA Abdul Wahid Ade Mutmainah Ade Sujana Alan Audy Sofyan Alvin Oktavi Azmi Anisa Fauziah Cindi Aristha Dhia Dinia Esti Purnama Sari Fajar Julian Firdausil Ulya Firzianur Raya Gian Luca Aprian Ihsan Maulana Imam Supriyadi Khairul Arifin Maulana Yusuf Maya Maryana Muh. Fajar Permana Nada Halwa Arafah Nahla Qurrotu'aini Novita Sari Nurhalimah Rahmah Dian Hamid Rezky Ardeansyah Rinda Agustina Riny Septiany Rumiatun Nisa Sevta Oktaviani Siska Putri Utami Sri Devi Apriliani Suryana T. Muhammad Royana Tria Nuroktavianti KKM RATA2 HARIAN 65 69 67 60 66 67 54 52 65 36 69 46 54 66 54 72 53 69 72 58 72 57 68 57 37 71 59 46 56 68 56 75 46 67 RATA2 TUGAS 54 60 62 57 56 65 62 66 52 49 54 52 68 60 68 47 54 56 45 52 54 69 56 52 60 45 43 54 49 53 67 50 65 53 SIKAP AFEKTIF B B B B C B C C B C B C C B C C C C C C B B C C C C C C C C C C C B

65

139

Jumlah Persentase

17 Siswa Lulus KKM 50%

NB: Sikap A B C D Guru Bidang Studi

M.Hartato, S.Pd

140

Lampiran 27 Lembar Observasi Awal Aktivitas Siswa

Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat Jumlah Siswa : 36 orang Hari/ tanggal Pengamatan : Materi pelajaran : Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda! Pertemuan NO Aktivitas pertama A B C 1 Bertanya 2 Menjawab pertanyaan dari guru 3 Berpendapat 4 Membuat catatan/ rangkuman materi 5 Bekerja sama dalam kelompok 6 Menyelesaikan tugas yang diberikan guru 7 Mengkomunikasikan/ mempresentasikan tugas 8 Membuat kesimpulan di akhir pelajaran Kategori: A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas * : Jumlah siswa : Jika guru tidak memberikan instruksi

Observer

Guru Bidang Studi

Gita Pavita Renata

M. Hartato. S.Pd.

141

Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat Jumlah Siswa : 36 orang Hari/ tanggal Pengamatan : Materi pelajaran : Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda! Pertemuan NO Aktivitas kedua A B C 1 Bertanya 2 Menjawab pertanyaan dari guru 3 Berpendapat 4 Membuat catatan/ rangkuman materi 5 Bekerja sama dalam kelompok 6 Menyelesaikan tugas yang diberikan guru 7 Mengkomunikasikan/ mempresentasikan tugas 8 Membuat kesimpulan di akhir pelajaran Kategori: A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas * : Jumlah siswa : Jika guru tidak memberikan instruksi

Observer

Guru Bidang Studi

Gita Pavita Renata

M. Hartato. S.Pd.

142

Lampiran 29

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat Jumlah Siswa : 36 orang Hari/ tanggal Pengamatan : Materi pelajaran : Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda! Pertemuan NO Aktivitas ketiga A B C 1 Bertanya 2 Menjawab pertanyaan dari guru 3 Berpendapat 4 Membuat catatan/ rangkuman materi 5 Bekerja sama dalam kelompok 6 Menyelesaikan tugas yang diberikan guru 7 Mengkomunikasikan/ mempresentasikan tugas 8 Membuat kesimpulan di akhir pelajaran Kategori: A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas * : Jumlah siswa : Jika guru tidak memberikan instruksi

Observer

Guru Bidang Studi

Gita Pavita Renata

M. Hartato. S.Pd.

143

Lampiran 30

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Sekolah : MTs Islamiyah Ciputat Jumlah Siswa : 36 orang Hari/ tanggal Pengamatan : Materi pelajaran : Berilah tanda centang () atau (-) pada kolom sesuai dengan pengamatan Anda! Pertemuan NO Aktivitas keempat A B C 1 Bertanya 2 Menjawab pertanyaan dari guru 3 Berpendapat 4 Membuat catatan/ rangkuman materi 5 Bekerja sama dalam kelompok 6 Menyelesaikan tugas yang diberikan guru 7 Mengkomunikasikan/ mempresentasikan tugas 8 Membuat kesimpulan di akhir pelajaran Kategori: A : Kurang dari 50% siswa yang beraktivitas B : Sama dengan 50% siswa yang beraktivitas C : Lebih dari 50% siswa yang beraktivitas * : Jumlah siswa : Jika guru tidak memberikan instruksi

Observer

Guru Bidang Studi

Gita Pavita Renata

M. Hartato. S.Pd.

144

Lampiran 31 Panduan Observasi Keaktifan Siswa 1. Aktivitas siswa dalam bertanya Kategori: A. Sebagian kecil siswa bertanya dan berani mengajukan pertanyaan tanpa dorongan dari guru maupun dengan dorongan dari guru B. Setengah dari jumlah siswa bertanya dan berani mengajukan pertanyaan tanpa dorongan dari guru maupun dengan dorongan guru C. Sebagian besar siswa bertanya dan berani mengajukan pertanyaan tanpa dorongan dari guru maupun dengan dorongan dari guru 2. Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan guru Kategori: A. Sebagian kecil siswa menjawab pertanyaan guru tanpa dorongan guru B. Setengah dari jumlah siswa menjawab pertanyaan guru tanpa dorongan guru C. sebagian besar siswa menjawab pertanyaan guru tanpa dorongan guru 3. Aktivitas siswa dalam berpendapat Kategori: A. Sebagian kecil siswa memberikan pendapat tanpa ada dorongan dari guru dan pendapat mendekati benar B. Setengah dari jumlah siswa memberikan pendapat tanpa ada dorongan dari guru dan pendapat mendekati benar C. Sebagian besar siswa memebrikan pendapat tanpa ada dorongan dari guru dan pendapat mendekati benar 4. Aktivitas siswa dalam menyusun rangkuman materi Kategori: A. Sebagian kecil siswa membuat rangkuman B. Setengah dari jumlah siswa membuat rangkuman C. Sebagian besar siswa membuat rangkuman 5. Aktivitas siswa dalam belajar kelompok Kategori: A. Sebagian kecil siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok B. Setengah dari jumlah siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok C. Sebagian besar siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok

145

6. Aktivitas siswa dalam menyelesaikan tugas (LKS) Kategori A. Sebagian kecil siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas B. Setengah dari jumlah siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas C. Sebagian besar siswa berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas 7. Aktivitas siswa dalam mengkomunikasikan atau mempresentasikan tugas Kategori: A. Sebagian kecil, siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dengan kemauan sendiri, gaya bahasa sendiri dan sikap yang baik B. Setengah dari jumlah siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dengan kemauan sendiri, gaya bahasa sendiri dan sikap yang baik C. Sebagian besar besar siswa berani mempresentasikan hasil diskusi dengan kemauan sendiri, gaya bahasa sendiri dan sikap yang baik 8. Aktivitas Siswa dalam menyimpulkan hasil tugas atau materi hari ini Kategori: A. Sebagian kecil siswa berani menmpulkan pelajaran dengan kemauan sendiri B. Setengah dari jumlah siswa berani merefleksikan pelajaran dengan kemauan sendiri C. Sebagian besar siswa berani merefleksikan pelajaran dengan kemauan sendiri

146

Lampiran 32 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Materi Pelajaran

: Biologi

Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah Pertemuan Ke Petunjuk :1 :

Isilah setiap butir indikator dengan memberi tanda () di tempat yang tersedia sesuai hasil pengamatan. No. 1. 2. Aktivitas Siswa Siswa hadir dalam mengikuti pelajaran biologi Siswa tertib dalam pembagian kelompok dan duduk bersama kelompok Siswa memperhatikan penjelasan dari guru Siswa mengerjakan LKS dan berpikir bersama kelompok Siswa tidak berperan aktif dalam kelompok Siswa bercanda dan tidak kondusif saat diskusi kelompok Nomor kartu pada saat games yang berhasil siswa jawab dari pertanyaan dengan tepat Sanggahan kelompok lain yang berhasil menyempurnakan jawaban Siswa mengajukan pertanyaan. Siklus I A B Keterangan

3. 4. 5. 6. 7.

8.

9.

Keterangan : A B : 50% siswa : 50% siswa

Ciputat, 16 November 2011 Observer

(M.Hartato, S.Pd. )

147

Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Materi Pelajaran

: Biologi

Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah Pertemuan Ke Petunjuk :2 :

Isilah setiap butir indikator dengan memberi tanda () di tempat yang tersedia sesuai hasil pengamatan. No. 1. 2. Aktivitas Siswa Siswa hadir dalam mengikuti pelajaran biologi Siswa tertib dalam pembagian kelompok dan duduk bersama kelompok Siswa memperhatikan penjelasan dari guru Siswa mengerjakan LKS dan berpikir bersama kelompok Siswa tidak berperan aktif dalam kelompok Siswa bercanda dan tidak kondusif saat diskusi kelompok Nomor kartu pada saat games yang berhasil siswa jawab dari pertanyaan dengan tepat Sanggahan kelompok lain yang berhasil menyempurnakan jawaban Siswa mengajukan pertanyaan. Siklus I A B Keterangan

3. 4. 5. 6. 7.

8.

9. 10.

Siswa aktif menjawab pertanyaan dalam tournament Keterangan : A B : 50% siswa : 50% siswa

Ciputat, 17 November 2011 Observer

(M. Hartato, S.Pd. )

148

Lampiran 34 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Materi Pelajaran

: Biologi

Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah Pertemuan Ke Petunjuk :1 :

Isilah setiap butir _ember_or dengan _ember tanda () di tempat yang tersedia sesuai hasil pengamatan. No. 1. 2. Aktivitas Siswa Siswa hadir dalam mengikuti pelajaran biologi Siswa tertib dalam pembagian kelompok dan duduk bersama kelompok Siswa memperhatikan penjelasan dari guru Siswa mengerjakan LKS dan berpikir bersama kelompok Siswa tidak berperan aktif dalam kelompok Siswa bercanda dan tidak kondusif saat diskusi kelompok Nomor kartu pada saat games yang berhasil siswa jawab dari pertanyaan dengan tepat Sanggahan kelompok lain yang berhasil menyempurnakan jawaban Siswa mengajukan pertanyaan. Siklus II A B Keterangan

3. 4. 5. 6. 7.

8.

9.

Keterangan : A B : 50% siswa : 50% siswa

Ciputat, 24 November 2011 Observer

(M. Hartato, S.Pd.)

149

Lampiran 35 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tornament (TGT)

Materi Pelajaran

: Biologi

Materi Pokok/Konsep : Sistem Peredaran Darah Pertemuan Ke Petunjuk :2 :

Isilah setiap butir indikator dengan memberi tanda () di tempat yang tersedia sesuai hasil pengamatan. No. 1. 2. Aktivitas Siswa Siswa hadir dalam mengikuti pelajaran biologi Siswa tertib dalam pembagian kelompok dan duduk bersama kelompok Siswa memperhatikan penjelasan dari guru Siswa mengerjakan LKS dan berpikir bersama kelompok Siswa tidak berperan aktif dalam kelompok Siswa bercanda dan tidak kondusif saat diskusi kelompok Nomor kartu pada saat games yang berhasil siswa jawab dari pertanyaan dengan tepat Nomor kartu dari kelompok lain yang berhasil menyempurnakan jawaban Siswa mengajukan pertanyaan. Siklus II A B Keterangan

3. 4. 5. 6. 7.

8.

9. 10.

Siswa aktif menjawab pertanyaan dalam Tournament Keterangan : A B : 50% siswa : 50% siswa

Ciputat, 1 Desember 2011 Observer

(M.Hartato,S.Pd. )

150

Lampiran 36 KISI-KISI INSTRUMEN SIKLUS I Sekolah Alokasi Waktu : MTs Islamiyah Ciputat : 2 x 50 menit

Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar NO 1. : 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan SOAL 1. Alat atau Organ pada manusia yang berfungsi sebagai pemompa darah adalah a. paru-paru b. jantung c. hati d. ginjal Jawaban: B 2. Alat peredaran darah terdiri dari dua bagian yaitu a. jantung dan pembuluh darah b. pembuluh darah dan pembuluh nadi c. jantung dan hati d. nadi dan vena Jawaban : A 3. Dimana tempat pembuatan leukosit ( sel darah putih)? a. sumsum merah, limpa, dan kelenjar getah bening. C1 C2 C3

INDIKATOR 1. Mendefinisikan sistem peredaran darah

2. Menyebutkan komposisi,organ dan bagian dalam sistem peredaran darah

151

b. sumsum merah, limpa, dan hati c. sumsum merah, getah bening, dan hati d. sumsum merah, limpa, getah bening dan hati Jawaban: B 4. Komposisi darah tersusun dari? a. 55% plasma darah & 45 % sel darah b. 55% keping darah dan 45 % plasma darah. c. 55% plasma darah dan 45% sel darah merah d. 55% sel darah dan 45 % plasma darah Jawaban: C 9. Zat yang terkandung dalam hemoglobin (Hg) ialah a. zat lemak b. zat protein c. zat besi d. zat kapur Jawaban: C 16. Diantara sel darah berikut,manakah yang memiliki masa hidup singkat? a. sel darah merah b. sel darah putih c. keping darah d. plasma darah Jawaban: C 17. Nama latin untuk sel darah merah adalah a. eritrosit

152

b. leukosit c. trombosit d. plasma darah Jawaban: A 22. Vitamin yang membantu proses pembekuan darah ialah a. K b. A c. E d. D Jawaban: A 19. Pembuluh penghubung antara arteri dan vena adalah a. Kapiler b. venule c. vena cava d. aorta Jawaban : A 36.Membran pelindung jantung adalah.. a. perikardium b. serambi c. bilik d. katup Jawaban: A 29. Alat untuk mengukur tekanan darah ialah a. tensimeter b. barometer c. spidometer d. termometer Jawaban: A 30. Tekanan darah pada saat bilik

3. Mengenal alat yang digunakan dalam sistem peredaran darah

4. Membedakan

153

macam atau jenis dari sel, pembuluh & tekanan darah

relaksasi adalah a. sistol b. diastol c. peristol d. hipertensi Jawaban: B 28. Manakah di bawah ini yang bukan merupakan inti sel pada sel darah merah? a. eritrosit b. basofil c. monosit d. limfosit Jawaban: A 25. Pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju jantung ialah a. arteri b. vena c. kapiler d. arteri koronia Jawaban: B 26. Pembuluh nadi utama ialah.. a. arteri b. vena c. limfa d. aorta Jawaban: D 11. Bagian yang berfungsi sebagai tempat penimbunan darah ialah a. kelenjar getah bening b. tonsil c. limpa d. hati

5. Menjelaskan bagian/ organ, fungsi, dan cirri-ciri pada sistem peredaran darah

154

Jawaban: C 8.Fungsi plasma darah ialah untuk mengangkut. a. O2, CO2, air b. O2, CO2, dan sari-sari makanan c. O2,CO2, vitamin dan zat sisa d. O2, CO2, vitamin dan zat sisa Jawaban: B 13. Dari pernyataan berikut ini yang tidak termasuk fungsi darah adalah a. mengangkut oksigen dan karbondioksida b. pembunuh kuman c. meneruskan rangsangan dari otak d. mengankut sisa metabolisme Jawaban: C 24. Bagian darah yang berperan dalam proses pembekuan darah ialah. a. plasma darah b. leukosit c. trombosit d. eritrosit Jawaban: C 31. Bagian darah yang berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari bakteri ialah.. a. eritrosit b. leukosit c.trombosit d. plasma darah Jawaban: B 38. Di dalam plasma darah yang

155

6.Menerangkan proses pembentukan sel darah dan

berperan dalam proses pembekuan darah adalah? a. fibrinogen b. fibrin c. protombin d. trombokinase Jawaban: A 39. Enzim yang berperan dalam proses penyebuhan luka adalah.. a. Protombin b. Trombokinase c. Trombin d. Vitamin K Jawaban: B 40. Sel darah manusia dibentuk dalam a. tulang belikat b. tulang pengumpil c. tulang hasta d. tulang jari tangan Jawaban: A 14. Bentuk tidak tetap, bisa bergerak bebas diluar pembuluh darah, jumlah normalnya 8.000 tiap 1 mm darah. Hal tersebut merupakan cirri-ciri dari? a. leukosit b. trombosit c. eritrosit d. plasma darah Jawaban: A 15. Darah berwarna merah karena a. banyak mengandung zat besi b. terdapat pigmen merah dalam darah

156

pergerakan denyut nadi

c. terdiri dari macam-macam zat penyusun d. mengandung hemoglobin Jawaban: A 10. Nadi terasa berdenyut karena. a. denyut jantung akibat berkontraksinya jantung b. denyut jantung akibat relaksasi jantung c. denyut pembuluh darah d. denyut pada manusia yang hidup Jawaban: A 23. Jumlah sel darah merah orang yang tinggal di pegunungan lebih banyak daripada orang yang tinggal di pantai. Hal ini bertujuan a. Mengikat oksigen lebih banyak b. menaikkan suhu tubuh c. memperlancar sirkulasi d. mengikat karbondioksida lebih banyak Jawaban: A 12. Apa yang dimaksud dengan sistem peredaran darah terbuka a. peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh. b. peredaran darah yang tidak selalu melalui pembuluh darah c. peredaran darah yang membawa oksigen d. peredaran yang bila keluar dari tubuh

7. Membedakan macam sistem peredaran darah

157

8. Menjelaskan golongan darah pada sistem peredaran darah

Jawaban: C 27.Urutkan sistem peredaran darah kecil ? a. jantung-paru-paru-jantung b. paru-paru- seluruh tubuh- jantung c. jantung- seluruh tubuh- jantung d. seluruh tubuh- paru-paru- jantung Jawaban: A 34. Yang termasuk golongan darah resipien universal adalah? a. A b. B c. O d. AB Jawaban: D 33. Golongan darah yang termasuk ke dalam donor universal adalah a. A b. B c. O d. AB Jawaban: C 32. Golongan darah yang termasuk ke dalam aglutinogen adalah a. A dan O b. A dan B c. A dan AB d. B dan AB Jantung: B 37. Orang yang menerima darah dari golongan darah orang lain disebut... a. donor b. resipien

158

c. perawat d. dokter Jawaban: B 9. Membuktikan kaitan sistem peredaran darah dengan transfusi dan golongan darah 18. Kecerobohan dalam transfuse darah tanpa mengetahui golongan darah akan sangat berbahaya, mengapa? a. karena dapat menyebabkan kelebihan darah b. karena dapat memyebabkan terjadinya penggupalan darah c. karena dapat mengandung unsur yang berlebihan d. karena darah dapat saling memakan Jawaban: B 21. Mengapa golongan darah O disebut golongan darah universal? a. karena dapat memberikan darahnya kesemua golongan tetapi hanya dapat menerima darah dari golongan sendiri b. karena dapat memberikan darahnya ke semua golongan, tetapi hanya boleh mendapat darah dari golongan lain c. karena tidak dapat memberikan darahnya ke semua golongan. d. karena tidak dapat memberikan darahnya ke semua golongan, tetapi hanya dapat menerima darah dari golongan lain. Jawaban: A

10. Menggunakan gambar atau animasi

159

jantung
3

5. Pada gambar nomor 1 menunjukkan a. pembuluh vena b. pembuluh arteri c. bilik kiri d. bilik kana Jawaban: A 6. Nomor 2 adalah a. serambi kiri b. bilik kiri c. bilik kanan d. serambi kanan Jawaban: A 7. Nomor 3 pada gambar adalah a. vena b. arteri c. aorta d. bilik kiri Jawaban: C

160

160

Lampiran 37 KISI KISI INSTRUMENT SIKLUS II

Sekolah Alokasi Waktu

: MTs Islamiyah Ciputat : 2 x 50 Menit

Standar Kompetensi :1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia Kompetensi Dasar
Indikator 1. Menyebutkan urutan sistem peredaran darah kecil dan besar 2. Menyebutkan nama lain sistem peredaran darah besar. 3. Mengenal sistem peredarah darah kecil 4. Menjelaskan sistem peredaran darah tertutup dan terbuka 5. Menyebutkan pembuluh limfa pada manusia. 6. Menunjukkan letak pembuluh limfa manusia

: 1.6 Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan
Materi Ajar Peredaran Darah Nomor Soal 1, 17 Kunci Jawaban A,B C1 C2 C3

33

18,27,35

B,C ,C

10,25

C,A

Peredaran Darah Limfa

30

12

161 7. Menyebutkan cairan limfa 19,24, 32 C, C , A

8. Menyebutkan sistem yang berperan dalam pembuluh limfa 9 Menjelaskan fungsi pembuluh limfa

31

11,16

A,A

10. Menjelaskan fungsi cairan limfa 11. menjelaskan sistem yang berpengaruh pada kelainan darah 12. Mendata jenis penyakit atau gangguan pada darah

Gangguan / kelainan pada darah

21,29

B,B

2,3,5, 6, 8, 15,20,22

C, B,B, A, C, B, B, B

13. Mendata jenis penyakit/ gangguan pada

Gangguan pada jantung

23,28

D, A

162 jantung 14. Mendata jenis penyakit / gangguan pada pembuluh darah

Ganguan pada pembuluh darah

4, 7, 13, 14, 26,

A, D, B, C, B

163 Nama : Kelas : UJI VALIDITAS SIKLUS II Pilihlah jawaban yang benar.

1. Urutkan skema sistem peredaran darah kecil A. Bilik kanan Paru-paru Serambi kiri B. Bilik Kiri Seluruh tubuh Serambi kanan C. Bilik kanan Seluruh tubuh Serambi kiri D. Bilik kiri Paru-paru Serambi kiri 2. Penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah arteri karena adanya plak ( sumbat) yang berasal dari penumpukan kolesterol pada dining pembuluh arteri adalah A. Leukositosis B. Leukimia C. Artherosclerosis D. Hemopilia 3. Keadaan dimana darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup bagi tubuh? A. Leukimia B. Anemia C. Hemophilia D. Talasemia 4. Kelainan yang berupa pelebaran darah disebut A. Varises B. Anemia C. Hemophilia D. Leukemia 5. Leukemia disebut juga dengan A. Diabetes

B. Kanker darah C. Tumor D. Kekurangan darah 6. Penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus adalah A. AIDS B. Thalasemia C. Anemia D. Leukemia 7. Berikut beberapa faktor yang menyebabkan seseorang terserang tekanan darah tinggi kecuali A. Keturunan B. Strees C. Usia D. Pergaulan 8. Penyakit karena darah sukar membeku adalah A. Thalasemia B. Leukemia C. Hemophilia D. Anemia 9. Cairan limfa mengandung sel darah putih, keping darah, dan fibrinogen. Oleh sebab itu, cairan limfa berfungsi untuk A. Membekukan darah dan mencegah infeksi B. Melancarkan aliran darah dan mencegah infeksi C. Membantu proses peredaran darah D. Membekukan sekaligus melancarkan aliran darah 10. Apa yang dimaksud dengan peredaran darah tertutup? A. Peredaran dimana darah berapa dijantung.

164

B. Peredaran darah dimana darah berada dalam pembuluh darah C. Peredaran darah dalam paru-paru D. Peredaran darah sistemik 11. Mengapa pembuluh limfa memiliki peredaran darah terbuka? A. Karena pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya terbuka B. Karena pembuluh limfa merupakan pembuluh kecil yang ujungnya tertutup C. Karena pembuluh limfa merupakan pembuluh besar yang ujungnya terbuka D. Karena pembuluh limfa merupakan pembuluh besar yang ujungnya tertutup 12. Dibagian tubuh manusia mana pembuluh limfa banyak dijumpai? A. Rambut B. Leher C. Telinga D. Jari 13. Hipotensi disebut juga dengan A. Tekanan darah rendah B. Tekanan darah tinggi C. Varises D. Tekanan jantung 14. Varises yang terjadi di daerah anus dinamakan A. Sipilis B. Raja singa C. Ambeien D. Kontipasi 15. Penyakit keturunan dimana tubuh tidak memproduksi hemoglobin dan sel darah merah adalah A. Anemia B. Thalasemia

C. Leukemia D. Diabetes 16. Pembuluh limfa kanan berfungsi untuk? A. Mengumpulkan limfa yang berasal dari jantung, dada, paruparu, kepala. B. Mengumpulkan limfa yang berasal dari bagian-bagian tubuh yang tidak mampu masuk ke dalam pembuluh limfa C. Mengumpulkan cairan yang berasal dari pembuluh D. Mengumpulkan nodus limfa 17. Urutkan sistem peredaran darah besar? A. Bilik kanan- paru-paru- serambi kiri B. Bilik kiri- seluruh tubuh- serambi kanan C. Bilik kanan-paru-paru-serambi kanan D. Bilik kiri-seluruh tubuh-serambi kiri 18. Peredaran darah dari jantung menuju paru-paru, kembali lagi ke jantung merupakan A. Peredaran darah besar B. Peredaran darah kecil C. Peredaran darah terbuka D. Peredaran darah tersebar 19. Cairan limfa disebut juga dengan A. Cairan darah B. Cairan pembuluh C. Cairan getah bening D. Cairan serum 20. Penyakit leukemia merupakan salah satu penyakit yang menyerang darah. Sel darah apa pada penyakit ini yang tidak normal?

165

A. Sel darah merah B. Sel darah putih C. Keping darah D. Plasma darah 21. HIV atau AIDS adalah penyakit yang menyerang A. Jantung B. Sistem imun C. Paru-paru D. Hati 22. Kelainan yang ditandai dengan meningkatnya eritrosit melebihi normal, sehingga darah menjadi kental adalah A. Thalasemia B. Polisitemia C. Anemia D. Leukemia 23. Salah satu faktor penyebab gangguan jantung ialah A. Olahraga B. Minuman beralkohol C. Obesitas D. Terlalu lama berdiri 24. Limfa atau getah bening ialah suatu cairan yang susunannya mirip dengan A. Eritrosit B. Leukosit C. Plasma darah D. Trombosit 25. Apa yang dimaksud dengan sistem peredaran darah terbuka A. Peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh B. Peredaran darah yang tidak selalu melalui pembuluh darah C. Peredaran darah yang membawa oksigen

D. Peredaran yang bila keluar dari tubuh 26. Penyakit-penyakit dibawah ini dapat mengakibatkan stroke A. Anemia dan leukemia B. Hipertensi dan hipotensi C. Polisitemia dan hemophilia D. Meningitis dan varises 27. Sistem peredaran darah kecil sama dengan sistem sirkulasi A. Jantung B. Kepala C. Paru-paru D. Badan 28. Gejala berupa sesak dibagian dada, cepat lelah dan nyeri di dada adalah penyakit A. Jantung B. Hipotensi C. Hipertensi D. Varises 29. Penyakit AIDS adalah penyakit yang menyerang sel darah A. Sel darah merah B. Sel darah putih C. Keping darah D. Plasma darah 30. Terdapat 2 pumbuluh limfa besar pada manusia, yaitu A. Pembuluh limfa atas dan bawah B. Pembuluh limfa atas dan kiri C. Pembuluh limfa kiri dan kanan D. Pembuluh limfa bawah dan kanan. 31. Sistem yang berperan dalam peredaran limfa adalah A. Sistem imun B. Sistem sistemik C. Sistem pembuluh D. Sistem limfatik

166

32. Cairan getah bening mengandung A. Sel darah putih, fibrinogen dan keping darah B. Sel darah merah, fibrin dan plasma darah C. Sel darah putih, fibrin dan keping darah D. Sel darah putih, fibrinogen dan plasma darah 33. Nama lain sistem peredaran darah besar adalah A. Peredaran darah paru-paru B. Peredaran darah sistemik C. Peredaran darah limfatik D. Peredaran darah pembuluh 34. Nama simpul pembuluh limfa adalah.. A. Simpul pita B. Nodus limfa C. Nodus darah D. Nodus limfatik 35. Pada sistem peredaran darah kecil darah melakukan pertukaran gas di A. Jantung B. Limfa C. Paru-paru D. Hati

También podría gustarte