Está en la página 1de 32

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang (HARUS ADA INTRODUKSI, JUSTIFIKASI, KRONOLOGIS DAN KONSEP SOLUSI) Filariasis adalah penyakit menular (Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacatmenetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupunlaki-laki. masyarakat dannegara. !i "ndonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di seluruh propinsi.#erdasarkan laporan dari hasil sur$ei pada tahun %&&& yang lalu tercatat sebanyak '(() desa di *+, Puskesmas tersebar di %)' Kabupaten %* Propinsi sebagai lokasiyang endemis, dengan jumlah kasus kronis *%)) orang. -asil sur$ei laboratorium,melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata mikrofilaria rate (.f rate) ),' /, berartisekitar * juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar '&& juta orangmempunyai resiko tinggi untuk ketularan karena $ektornya tersebar luas. 0-1 sudah menetapkan Kesepakatan Global ( The Global Goal of Eliminationof Lymphatic Filariasis as a Public Health problem by The Year %&%&). Program eliminasi dilaksanakan melalui pengobatan massal dengan !23 dan lbenda4olsetahun sekali selama ( tahun di lokasi yang endemis dan pera5atan kasus klinis baik yang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan mengurangi penderitanya."ndonesia akan melaksanakan eliminasi penyakit kaki gajah secara bertahap dimulai pada tahun %&&% di ( kabupaten. Perluasan 5ilayah akan dilaksanakan setiap tahun.Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu6 0ucheria bancrofti, #rugia malayi dan #rugia timori. 7ektor penular 8 di "ndonesia hingga saatini telah diketahui ada %) spesies nyamuk dari genus nopheles, 3ule9, .ansonia, edes, dan rmigeres yang dapat berperan sebagai $ektor penular penyakit kaki gajah. kibatnya penderita tidak dapat bekerja secara optimal bahkan hidupnyatergantung kepada orang lain sehingga memnjadi beban keluarga,

B. T ! an U" " :etelah menyelesaikan dan mempresentasikan makalah dengan pokok pembahasan asuhan kepera5atan pada Klien dengan Penyakit Filariasis #. T ! an K$ % % :etelah menyelesaikan pokok bahasan ini mahasis5a mampu 8 '. .emahami definisi dan etiologi Penyakit Filariasis %. .emahami patofisiologi Penyakit Filariasis ). .emahami gejala dan tanda Penyakit Filariasis +. .emahami pencegahan Penyakit Filariasis (. .emahami penatalaksanaan Penyakit Filariasis *. .emahami pengkajian pada pasien dengan penyakit filariasis. ,. .emahami menganalisa data sesuai dengan pengkajian pada pasien dengan penyakit filariasis. ;. .emahami diagnosa kepera5atan pada pasien dengan penyakit filariasis. <. .emahami rencana suhan Kepera5atan pada pasien dengan penyakit filariasis. '&. .emahami "mplementasi suhan Kepera5atan pada pasien dengan penyakit filariasis. ''. .emahami menge$aluasi inter$ensi kepera5atan yang telah dilakukan pada pasien dengan penyakit filariasis.

D. R " %an "a%ala$ #erdasarkan dari latar belakang masalah secara garis besar maka dapat didefinisikan permasalahan pada makalah sebagai berikut 8 '. pa definisi dari penyakit filariasis = %. Kapan penyakit filariasis bisa terjadi = ). :iapa sajakah yang terkena penyakit filariasis = +. !imana penyakit filariasis timbul = (. .engapa penyakit filariasis dapat terjadi = *. #agaimana cara penatalaksanaan dan pencegahan terhadap Klien dengan penyakit filariasis =

E. R ang L&ngk ' Pen l&%an !alam makalah ini, kelompok kami mengambil bahan dari buku yang berada di perpustakaan >P? @ 72A2B ? @ Cakarta dan internet.

F. (et)*e Pen l&%an !alam penulisan makalah ini menggunakan metode pustaka

F. S&%te"at&ka Pen l&%an Pada # # " Pendahuluan berisikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penilaian Pada # # "" berisi tentang definisi dan etiologi penyakit filariasis, patofisiologi penyakit filariasis, gejala dan tanda penyakit filariasis, diagnosis penyakit filariasis, pencegahan penyakit filariasis dan penyakit filariasis. Pada # # """ Penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Anat)"& F&%&)l)g& '. natomi :istem "mun dan -ematologi a. Aimus Kelenjar timus terletak di belakang tulang dada. Pada masa anak-anak bentuknya sangat besar dan akan mengkerut menjadi seperempatnya dari bentuk aslinya pada masa pubertas. Kelenjar ini mengatur daya tahan tubuh terhadap penyakit. Pada orang de5asa sel A dibentuk dalam sumsum tulang akan tetapi proliferasi dan diferensiasi terjadi dalam kelenjar timus. <&<(/ dari seluruh sel timus akan mati dan hanya (-'&/ menjadi matang dan meninggalkan timus masuk kedalam sirkulasi darah. -ormon timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah dan dapt berperan terhadap diferensiasi sel A di perifer .enurut pengamatan biologis, timus tampak seperti organ biasa tanpa suatu fungsi khusus. ?amun demikian, jika dikaji secara rinci, pekerjaannya sangatlah menakjubkan. !i dalam timuslah limfosit mendapat semacam pelatihan.Pelatihan berupa transfer informasi, yang dapat dilaksanakan terhadap makhluk hidup yang memiliki tingkat kecerdasan tertentu. Cadi ada suatu poin penting yang perlu disebutkan di sini. Dang memberikan pelatihan adalah segumpal daging, yaitu timus, dan yang menerimanya adalah suatu sel yang amat kecil. .enurut analisis terakhir, keduanya adalah makhluk hidup yang tidak memiliki kesadaran akan hal ini (yahya,harun.%&'') !i akhir, limfosit dilengkapi dengan kumpulan informasi yang sangat penting. .ereka mempelajari cara mengenali karakteristik khusus sel tubuh. !apat dikatakan bah5a limfosit diajarkan mengenai identitas sel-sel di dalam tubuh. Aerakhir, sel-sel limfosit meninggalkan timus dengan bermuatan informasi. !engan demikian, ketika limfosit bekerja dalam tubuh, mereka tidak menyerang sel-sel yang identitasnya pernah diajarkan, melainkan hanya menyerang dan membinasakan sel-sel lainnya yang bersifat asing :elama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ $estigial atau organ yang belum berkembang sempurna dan oleh para ilmu5an e$olusionis dimanfaatkan sebagai bukti e$olusi. ?amun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bah5a organ ini merupakan sumber dari sistem pertahanan kita. :etelah hal ini dipahami, para e$olusionis itu beralih mengemukakan teori yang sangat berla5anan mengenai organ yang sama. .ereka mengklaim
4

bah5a timus tidak eksis sebelumnya, dan berasal dari e$olusi yang bertahap. .ereka masih tetap mengatakan bah5a timus terbentuk melalui periode e$olusi yang lebih panjang dibanding banyak organ lainnya. kan tetapi, tanpa timus, atau tanpa timus yang telah tumbuh dan berkembang sempurna, sel-sel A tidak akan pernah belajar mengenali musuh, dan sistem pertahanan tidak akan berfungsi. :eseorang tanpa sistem pertahanan tidak akan hidup b. :umsum tulang !idalam sumsum tulang semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel induk. Cika sel induk membelah yang pertama kali dibentuk adalah sel darah merah yang belun matang dan sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit.. kemudian jika sel imatur membelah akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darh merah, sel darah putih atau trombosit (radji,maksum.%&'&) Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Cjika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah berkurang ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoetin. :umsum tulang memebentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi dan lebih banyak sel darah merah, secara normal sumsum tulang akan memberikan respon dengan membentuk lebih banyak retikulosit (radji,maksum.%&'&) c. Eimpa >nsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita adalah limpa. Eimpa terdiri dari dua bagian8 pulp merah dan pulp putih. Eimfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilaksanakan organ ber5arna merah tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan. Eimpa mengandung sejumlah besar makrofag (sel pembersih). .akrofag menelan dan mencernakan sel darah merah dan sel darah lainnya yang rusak dan tua, serta bahan-bahan lain yang diba5a darah ke limpa. da satu sistem daur ulang kimia5i yang sangat penting di sini. :el makrofag di dalam limpa mengubah protein hemoglobin, yang ditemu-kan dalam komposisi sel darah merah yang ditelannya, menjadi bilirubin, yaitu pigmen empedu. Kemudian bilirubin ini dikeluarkan ke sirkulasi $ena dan dikirim ke hati. !alam bentuk ini ia dapat saja dikeluarkan dari tubuh bersama-sama empedu. kan tetapi, molekul besi dalam bilirubin yang akan dibuang ini merupakan bahan langka yang sangat berharga untuk tubuh. 1leh karena itu 4at besi ini diserap kembali di bagian tertentu usus halus. !ari sana, 4at besi ini mula-mula menuju ke hati lalu ke
5

sumsum tulang. !i sini, tujuannya adalah untuk membuang bilirubin yang merupakan bahan berbahaya, sekaligus untuk memperoleh kembali 4at besi Keterampilan limpa tidak hanya itu. Eimpa menyimpan sejumlah tertentu sel darah (sel darah merah dan trombosit). Kata FmenyimpanF mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal limpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah gudang. !alam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Eimpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih besar. :aat terjadi infeksi yang disebabkan oleh mikroba atau ada penyakit lainnya, maka tubuh menyiapkan serangan bela diri dari musuh, men-dorong sel-sel prajurit untuk menggandakan diri. Pada saat-saat seperti ini limpa menambah produksi limfosit dan makrofag. Cadi, limpa juga berpartisipasi dalam Foperasi daruratF yang dilancarkan saat penyakit akan membahayakan tubuh d. ?odus getah bening 8 limfa !alam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantor-kantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika diperlukan. :istem ini adalah sistem limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah limfosit. :istem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk kemanfaatan bagi umat manusia. :istem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik 3ara kerja sistem ini adalah sebagai berikut8 3airan getah bening dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. 3airan getah bening yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini memba5a serta informasi mengenai jaringan tadi. "nfor-masi ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Cika pada jaringan mulai merebak permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening :istem limfatik tersusun atas serangkaian pembuluh yang menyebar keseluruh tubuh. Pembuluh tersebut bermula dari kapiler limfa yang mengalirkan plasma tak terabsorbsi dari rongga jaringan . kemudian bergabung menjadi pembuluh limfa, yang pada gilirannya melintasi nodus limfa dan akhirnya mengosongkan diri ke duktus torasikus besar dan bergabung dengan
6

$ena jugularis disisi kiri leher. Eimf adalah cairan yang terdapat dalam pembuluh limfaaliran limfa tergantung pada kontraksi intrinsik pembuluh limfa, kontraksi otot, gerakan respirasi dan gra$itasi Kelenjar limfe berbentuk bulat lonjong dengan ukuran kira-kira '&-'( mm. Kelenjar limfe yang disebut juga getah bening merupakan cairan dengan susunan lisis hampir sama dengan plasma darah dan cairan jaringan. Perbedaannya adalah dalam cairan limfe banyak mengandung sel limfosit, tidak mengandung 31%, mengandung sedikit 1%. cairan limfe ini berasal dari cairan jaringan yang masuk melalui proses filtrasi ke dalam saluran kapiler limfe dan seterusnya akan masuk kedalam sistem peredaran darah melalui $ena. Fungsi kelenjar limfe adalah menaring cairan limfe dari bahan-bahan asing, pembentukan limfosit, membentuk antibodi dan menghancurkan mikro-organisme e. Pembuluh limfe !arah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui $ena dan sebagian meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe ke dalam ruang-ruang jarinagn. :usunan pembuluh limfe disebut juag susunan tengah karena merupakan saluran antara darah dan jaringan dimana terdapat 4at-4at koloid. Garam elektrolit tidak dapat masuk kedalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui kapiler-kapiler saluran limfe. :truktur limfe serupa dengan $ena kecil akan tetapi lebih banyak katup. Pembuluh kapiler limfe yang terkecil,lebih besar daripada pembuluh kapiler darah dan terdiri dari selapis endotelium Pembuluh limfe mempunyai dua batang saluran yang sama yaitu 8 ') !uktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra. !uktus torasikus ini merupakan kumpulan pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada sebelah kiri, bagian perut anggota gerak bagian ba5ah dan alat-alat dalam rongga perut. %) !uktus limfatikus dekstra, menerima limfe dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kanan, leher kanan, dada kanan dan lengan sebelah kanan yang bermuara pada $ena ka$a subkla$ia dektra. Fungsi pembuluh limfe adalah mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. .enyaring dan menghancurkan mikroorganismedan menghasilkan antibody

%. Fisiologi :istem "mun dan -ematologi a. Gambaran >mum "munitas adalah kekebalan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. "mun sistem adalah semua hal yang berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibodi dan sitokinGkemokin.Fungsi utama sistem imun adalah pertahanan terhadap infeksi mikroba, 5alaupun substansi non infeksious juga dapat meningkatkan kerja sistem imun. Bespon imun adalah proses pertahanan tubuh terhadap semua bahan asing, yang terdiri dari sistem imun non spesifik dan spesifik. b. "munitas ?on :pesifik "munitas non spesifik merupakan respon a5al terhadap mikroba untuk mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya infeksi pada host, merangsang terjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan efektifitas kerja dan -anya bereaksi terhadap mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat shock protein) dan memberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang. c. Komponen-komponen yang #erperan dalam :istem "mun a. Komponen :istem "mun :pesifik #arier :el 2pitel , :el epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. !idalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit A dan #, tetapi di$ersitasnya lebih rendah daripada limfosit A dan # pada sistem imun spesifik. :el A limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme. :edangkan sel # limfosit intraepitel akan menghasilkan "G. b. ?eutrofil dan .akrofag Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba tersebut. -al ini di karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (!? ), endoto9in dan lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin. c. ?K :el ?K sel mampu mengenali $irus dan komponel internal mikroba. ?K sel di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi $irus, bahan intrasel mikroba dan
8

segala jenis sel yang tidak mempunyai .3- class ". :elanjutnya ?K sel akan menghasilkan porifrin dan granen4im untuk merangsang tterjadinya apoptosis (TA(BAHKAN SISTE( KO(PLE(EN, JENIS ATAU (A#A( KEKEBALAN) (a+a",(a+a" S&%te" Keke-alan

'. :istem Kekebalan lami Cika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak tubuh akan membentuk antibodi untuk mela5an campak jika antibodi tersebut berhasil mengalahkan campak, tubuh akan membentuk antibodi yang lebih kuat untuk mela5an campak jika suatu saat menyerang lagi. !ibentuknya antibodi yang lebih kuat ini menyebabkan tubuh menjadi kebal (imun) terhadap campak itulah sebabnya tubuh tidak akan terserang campak dua kali. Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan dari luar ini dinamakan kekebalan alamiGkekebalan pasif. 3ontoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. !i dalam air susu ibu tersebut terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral. Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu. #agaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang menyerang sebelumnya. Aernyata tubuh mempunyai sel-sel khusus yang bertugas untuk itu yang disebut sel-sel memori. Pengingatan dan pengenalan terhadap antigen tersebut merupakan ciri khas sistem kekebalan tubuh. 3iri lainnya adalah kekhususan yang berarti suatu antibodi hanya cocok untuk antigen tertentu. :ebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen tertentu. :ebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.

%. :istem Kekebalan #uatan Kekebalan yang dimiliki tubuh dapat disesuaikan dengan keinginan kita. Kita dapat menyuruh tubuh untuk membuat antibodi penghancur antigen polio, tuberculosis, dan lainnya melalui pemberian $aksin. 7aksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan. Proses pemberian $aksin dalam tubuh
9

dinamakan $aksinasi. Cadi jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, kita harus menyuntiknya bakteri tetanus yang telah dilemahkan. 7aksin tetanus tersebut yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai penyakit, sehingga tubuh akan memproduksi antibody untuk menghancurkan penyakit tetanus tersebut. kibatnya tubuh akan kebal terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang. Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian $aksin ini dinamakan kekebalan buatan atau kekebalan aktif. Aidak semua penyakit dapat dicegah dengan cara $aksinasi. #anyak penyakit yang masih tahan terhadap perusakan oleh antibodi. 3ontoh penyakit yang sampai sekarang belum mempunyai $aksin yang efektif adalah "!: dan malaria. :alah satu sebab sulitnya mencari $aksin yang efektif ini karena cepat berubahnya sifat $irus penyebab penyakit. 7aksin yang umum digunakan selama ini diantaranya adalah $aksin !PA untuk mencegah penyakit dipteri - pertusis - tetanus - #3G untuk mencegah A#3, $aksin tetanus, dan campak.

SISTE( I(UN KO(PLE(EN Komplemen adalah kumpulan sembilan protein plasma (3'-3<) bukan antibodi yang diperlukan pada reaksi antigen-antibodi sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kematian mikroba serta lisis sel.

(EDIATOR .ANG DILEPAS KO(PLE(EN kti$asi komplemen menghasilkan sejumlah molekeul efektor antara lain anafilaktoisisin, adherens imun, opsonin, dan membrane attack comple9 yang mempunyi efek biologi.

KA"7 :" K1.PE2.2? da ) akti$ator yang berbeda yang mendeteksi kuman dan mengaktifkan 3) yang merupakan komplemen kunci. :istem komplemen mengandung lebih dari '; macam protein. Protein-protein ini bertindak dalam suatu kaskade, dimana satu protein mengaktifkan protein berikutnya. :istem komplemen '.Calur bisa 8 diaktifkan diaktifkan oleh melalui produk % cara yang tertentu atau berbeda8 antigen alternatif mikroba

%. Calur klasik 8 diaktifkan oleh antibodi khusus yang terikat pada antigen (komplek imun). ). jalur lektin .#E
10

. kti$asi komplemen melalui jalur Eektin (.#E) .annan #inding Eektin (.#E) adalah kolektin yang dapat diikat memalui bagian lektin oleh hidrat arang kuman. :etelah .#E diikat kuman lektin tersebut, .#E segera mengaktifkan 3)

#. kti$asi komplemen melalui jalur klasik Penggunaan istilah klasik berdasarkan ditemukannya yang pertama kali, meskipun reaksi melalui jalur klasik terjadi sedsudah reaksi jalur lainnya. ti$asi jalur klasik dimulai dengan 3' yang dicetuskan oleh kompleks imun antibody dan antigen. "g. memiliki sebanyak ( Fc mudah diikat oleh 3' . meskipun 3' tidak mempunyai sifat en4im, namun stelah dia berikatan dengan Fc dapat mengakifkan 3% dan 3+ yang selanjtunya mengkatifkan 3). "g. dan "gG', "gG%, "gG) ("g. lebih kuat dibandingkan dengan "gG) yang membentuk kompleks imun dengan antigen, dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik, jalur klasik melibatkan < komplemen protein utama yaitu 3'-3<. :elama akti$asi, protein-protein tersebut diaktifkan secara berurutan. Produk yang dihasilkan menjadi katalisator dalam reaksi berikutnya. Cadi stimulus kecil dapat menimbulkan reaksi akti$asi komplemen berantai. Eipid kompleme melalui jalur klasik. dari endotoksin, protease, Kristal urat, polinukleotida, membaran $irus tertentu dan 3BP dapat mengakifkan

3.

kti$asi kopmlemen melalui jalur alternatif

kti$asi jalur alternatif dimulai dari 3) yang merupakan molekul yang tidak stabil dan terus menerus ada dalam akti$asi spontan derajat rendah dan klinis yang tidak berarti. kti$asi spontan 3) diduga terjadi pada permukaan sel, meskipun sel normal mengekspresikan inhibitor permukaan yang mencegah aktifasi 3). ntigenH"gGG"g. ?on-"munologikGen4im 3'I C E>B KE :"K 3'r 3's 3% (anafilatoksin) (anafilatoksin, faktor kemotaktik) 3% kinin 3+ 3)a 3(a .enyerupai 3) 3+ 3( 3* 3, 3; 3< lisis
11

Faktor # dan ! 3)b aderensi 3(b Properdin opsonisasi C E>B EA2B? A"F "g , endotoksin, dll F>?G:" K1.PE2.2? '. "nflamasi :ebagai langkah a5al untuk menghancurkan benda asing dan mikroorganisme serta membersihkan jaringan yang rusak Aubuh mengerahkan elemen-elemen system imun ke tempat benda asing dan mikroorganisme yang masuk ke tubuh atau jaringan yang rusak tersebut Fagositosis merupakan komponen penting pada inflamasi !alam inflamasi, ada ) hal yang terjadi, yaitu8 Peningkatan pasokan darah ke tempat benda asing dan mikrorganisme atau jaringan yang rusak. Peningkatan permeabilitas kapiler yang ditimbulkan oleh pengerutan sel endotel yang memungkinkan molekul yang lebih besar seperti antibody dan fagosit bergerak keluar pembuluh darah menuju ke tempat benda asing (diapedesis) .ikrorganisme atau jaringan yang rusak. Peningkaan permeabilitas $ascular yang local terjadi atas pengaruh anafilatoksin (3)a, 3+a, 3(a). akti$asi komplemen 3) dan 3( menghasilkan fragmen kecil 3)a dan 3(a yang merupakan anafilatoksin yang dapat memacu degranulasi sel mast dan atau basofil melepas histamine. -istamine yang dapat dilepas sel mast atas pengaruh komplemen, meningkatkan permeabilitas $ascular dan kontraksi otot polos dan keluarnya plasma yang mengandung banyak antibody, opsonin dan kompnen komplomen ke jaringan. %. Kemokin .erupakan molekul yang dapat menarik dan mengerahkan sel-sel fagosit. 3)a, 3(a dan 3(-*-, merupakan kemokin yang dapat mengerahkans sel-sel fagosit baik mononuclear maupun polimorfonuklear ke tempat terjadi infeksi. 3(a adalah kemoatraktan untuk neutrofil yang juga merupakan anafilatoksin. .onosit yang masuk ke jaringan menjadi makrofag, dan fagositosisnya diaktifkan opsonin dan antibody. .akrofag yang diaktifkan melepas berbagai mediator yang ikut berperan dalam reaksi inflamasi.

12

). Fagositosis J opsonin +. 3)b dan 3+b mempunyai sifat opsonin. 1psonin adalah molekul yang dapat diikat disatu pihak leh partikel (kuman) dan dilain pihak oleh reseptornya pada fagosit sehingga memudahkan fagositosis bakteri atau sel lain. 3) yang banyak diaktifkan pada akti$asi komplemen merupakan sumber opsonin utama (3)b). .olekul 3)b dalam bentuk inaktif (i3)b), juga berperan sebagai opsonin dalam fagositosis oleh karena fagositosis juga memiliki reseptor untuk 3i3)b. "gG juga dapat berfungsi sebagai opsonin, bila berikatan dengan reseptor Fc pada permukaan fagosit. 1leh karena fagosit tidak memiliki reseptor Fc untuk "g., opsonisasi yang dibantu konplemen merupakan hal yang sangat penting selama terjadi respon antibody primer yang didominasi "g. yang merupakan acti$ator komponen poten. 3BP juga berfungsi sebagai opsonin.

+. dherens "mun dherens "mun merupakan fenomena dari partikel antigen yang melekat pada berbagai permukaan (mis8 permukaan pembuluh darah), kemudian dilapis antibody dan mengaktifkan komplemen. kibatkan anigen akan mudah difagositosis. 3)b berfungsi dalam adherens imun tersebut.

(. 2limiasi kompleks imun 3)a atau i3)b dapat diendapkan dipermukaan kompleks imun dan merangsang eleminasi kompleks imun. #aik sel darah merah dan neutrofil memiliki 3B'-B dan mengikat 3)b dan i3)b. 3) dan 3+ ditemukan dalam kompleks imun yang larut dan diikat oleh 3B'-B pada sel darah merah yang mengangkutkan ke organ yang mengandung banyak fi9ed fagosit seperti hati dan limpa. .elalui reseptor komplemen dan Fc, fagosit-fagosit tersebut menyingkirkan dan menghancurkan kompleks imun dari sel darah merah. Pada proses ini, sel darah sendiri tidak rusak. ?eutrofil dapat mengeliminasi kompleks imun kecil dalam sirkulasi. #ila antigen tidak larut yang diikat antibody dan dibentuk dalam darah atau jaringan tidak disingkirkan, akan memacu inflamasi dan dapat menimbulkan penyakit kompleks imun. Kompleks besar tidak larut sulit untuk disingkirkan dari jaringan6 sejumlah besar 3) yang diaktifkan dapat melarutkan kompleks tersebut.

*. Eisis osmotic bakteri kti$asi 3) (jalur alternati$e atau klasik) akan mengaktifkan bagian akhir dari kaskade komponen
13

komplemen 3(-3<. .embrane sasaran.

kti$asi komplemen yang erjadi dipermukaan sel bakteri akan membentuk

ttack 3omple9 dan akhirnya menimbulkan lisis osmotic sel atau bakteri. 3( dan 3*

memiliki akti$asi en4im, yang memungkinkan 3,, 3; dan 3< memasuki membrane plasma dari sel

,. kti$itas sitolitik 2osinofil dan sel polimorfonuklear mempnyai reseptor untuk 3)b dan "gG sehingga )b dapat meningkakan sitotoksisitas sel efektor ntibody !ependent 3ell .ediated 3ytoto9icity ( !33) yang kerjanya bergantung pada "gG. !isamping itu sel darah merah yang diikat 3)b dapat dihancurkan juga melalui kerusakan kontak. 3;-< merusak membrane membentuk saluran-saluran dalam membrane sel yang menimbulkan lisis osmotic.

B. K)n%e' Da%ar /. De0&n&%& F&lar&a%&% !i "ndonesia filariasis yang sering dikenal sebagai penyakit kaki gajah disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu brugia malayi, 0uchereria bancrofi dan #rugia timori. 3acing de5asa hidup di dalam saluran limfe dan pembuluh limfe, sedangkan lar$a cacing ( mikrofilaria ) di jumpai di dalam darah tepi penderita. #rugia timori belum banyak diketahui morfologi, sifat biologi, maupun epidemologi penyakitnya ( :oedarto, %&&< ) Filariasis disebabkan oleh cacing filaria yang merupakan nematoda dan tinggal di jaringan subkutan dan pembuluh limfatik manusia. :iklus hidupnya melibatkan serangga yang memba5a lar$a infektif ( .andal, %&&* ) "silah filariasis digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis nematoda dari keluarga Filarioidea. ?amun istilah ini hanya digunakan untuk filaria yang hidup dalam kelenjar limfe ( 3hin, Cames %&&* )

14

Ga"-ar /. Kl&en *engan F&lar&a%&%

Kla%&0&ka%& Eimfedema pada filariasis bancrofti biasanya mengenai seluruh tungkai. Eimfedema tungkai ini dapat dibagi menjadi + tingkat, yaitu8 a. Aingkat '. 2dema pitting pada tungkai yang dapat kembali normal (re$ersibel) bila tungkai diangkat. b. Aingkat %. PittingG non pitting edema yang tidak dapat kembali normal (irre$ersibel) bila tungkai diangkat. c. Aingkat ). 2dema non pitting, tidak dapat kembali normal (irre$ersibel) bila tungkai diangkat, kulit menjadi tebal. d. Aingkat +. 2dema non pitting dengan jaringan fibrosis dan $erukosa pada kulit (elephantiasis)

1. Et&)l)g&
Penyakit ini disebabkan oleh ) spesies cacing filarial 8 0uchereria #ancrofti, #rugia .alayi, #rugia Aimori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah bening dan darah. infeksi cacing ini menyerang jaringan $iscera, parasit ini termasuk kedalam superfamili Filaroidea, family onchorcercidae. 3acing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama + - * tahun dan dalam tubuh manusia cacing de5asa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam darah terutama malam hari.
15

Ga"-ar 1 +a+&ng 0&lar&a Penyebarannya diseluruh "ndonesia baik di pedesaan maupun diperkotaan. ?yamuk merupakan $ektor filariasis !i "ndonesia ada %) spesies nyamuk yang diketahui bertindak sebagai $ektor dari genus8 mansonia, cule9, anopheles, aedes dan armigeres.K - 0. bancrofti perkotaan $ektornya cule9 IuinIuefasciatus - 0. bancrofti pedesaan8 anopheles, aedes dan armigeres - #. malayi 8 mansonia spp, an.barbirostris. - #. timori 8 an. barbirostris. .ikrofilaria mempunyai periodisitas tertentu tergantung dari spesies dan tipenya.!i "ndonesia semuanya nokturna kecuali type non periodic :ecara umum daur hidup ketiga spesies sama Aersebar luas di seluruh "ndonesia sesuai dengan keadaan lingkungan habitatnya. ( Got, sa5ah, ra5a, hutan ) ciri-ciri cacing de5asa atau makrofilaria 8 - #erbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem limfe. - >kuran (( J '&& mm 9 &,'* mm - 3acing jantan lebih kecil8 (( mm 9 &,&< mm - #erkembang secara o$o$i$ipar .ikrofilaria 8 - .erupakan lar$a dari makrofilaria sekali keluar jumlahnya puluhan ribu
16

- .empunyai sarung. %&& J *&& L ; um Faktor yang mempengaruhi 8 - Eingkungan fisik 8"klim, Geografis, ir dan lainnnya, - Eingkungan biologik8 lingkungan -ayati yang mempengaruhi penularan6 hutan, reser$oir, $ector - lingkungan social J ekonomi budaya 8 Pengetahuan, sikap dan perilaku, adat "stiadat, Kebiasaan dsb, 2konomi8 3ara #ertani, .encari Botan, Getah !sb

2. (an&0e%ta%& kl&n&k .anifestasi gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing de5asa pada sistem limfatik dengan konsekuensi limfangitis dan limfadenitis. :elain itu, juga oleh reaksi hipersensiti$itas dengan gejala klinis yang disebut occult filariasis. !alam proses perjalanan penyakit, filariasis bermula dengan limfangitis dan limfadenitis akut berulang dan berakhir dengan terjadinya obstruksi menahun dari sistem limfatik. Perjalanan penyakit berbatas kurang jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya, tetapi bila diurutkan dari masa inkubasi dapat dibagi menjadi8 a. .asa prepaten .erupakan masa antara masuknya lar$a infektif sampai terjadinya mikrofilaremia yang memerlukan 5aktu kira-kira )M, bulan. -anya sebagian tdari penduduk di daerah endemik yang menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik inipun tidak semua kemudian menunjukkan gejala klinis. Aerlihat bah5a kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik baik mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik. b. .asa inkubasi .erupakan masa antara masuknya lar$a infektif hingga munculnya gejala klinis yang biasanya berkisar antara ;-'* bulan. Sela&n &t , *ala" "an&0e%ta%& kl&n&k *&-ag& "en!a*& * a 3 a. Gejala klinik akut Gejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik. b. Gejala menahun Gejala menahun terjadi '&-'( tahun setelah serangan akut pertama. .ikrofilaria
17

jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi. Gejala kronis ini menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu akti$itas penderita serta membebani keluarganya. Ber*a%arkan 'en4e-a-n4a "an&0e%ta%& kl&n&k 'a*a 'en4ak&t ele'$ant&a%&% *&antaran4a 3 a. Filariasis bancrofti Pada filariasis yang disebabkan 0uchereria bancrofti pembuluh limfe alat kelamin lakilaki sering terkena disusul funikulitis, epididimitis dan orchitis. Eimfadenitis inguinal atau aksila, sering bersama dengan limfangitis retrograd yang umumnya sembuh sendiri dalam )-'( hari. :erangan biasanya terjadi beberapa kali dalam setahun. b. Filariasis brugia Pada filariasis yang disebabkan #rugia malayi dan #rugia timori limfadenitis paling sering mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras. Kadang-kadang disertai limfangitis retrograd. Pembuluh limfe menjadi keras dan nyeri, dan sering terjadi limfedema pada pergelangan kaki dan kaki. Penderita tidak mampu bekerja selama beberapa hari. :erangan dapat terjadi '% kali dalam satu tahun sampai beberapa kali perbulan. Kelenjar limfe yang terkena dapat menjadi abses, memecah, membentuk ulkus dan meninggalkan parut yang khas, setelah ) minggu hingga ) bulan. c. Filariasis bancrofti Keadaan yang sering dijumpai adalah hidrokel. !i dalam cairan hidrokel dapat ditemukan mikrofilaria. Eimfedema dan elefantiasis terjadi di seluruh tungkai atas, tungkai ba5ah, skrotum, $ul$a atau buah dada, dengan ukuran pembesaran di tungkai dapat ) kali dari ukuran asalnya. 3hyluria dapat terjadi tanpa keluhan, tetapi pada beberapa penderita menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan. 2lefantiasis terjadi di tungkai ba5ah di ba5ah lutut dan lengan ba5ah. >kuran pembesaran ektremitas umumnya tidak melebihi % kali ukuran asalnya 5. Pat)0&%&)l)g& Parasit memasuki sirkulasi saat nyamuk menghisap darah lalu parasit akan menuju pembuluh limfa dan nodus limfa. !i pembuluh limfa terjadi perubahan dari lar$a stadium ) menjadi parasit de5asa. 3acing de5asa akan menghasilkan produk J produk yang akan menyebabkan dilaasi dari pembuluh limfa sehingga terjadi disfungsi katup yang berakibat aliran
18

limfa retrograde.

kibat dari aliran retrograde tersebut maka akan terbentuk limfedema.

Perubahan lar$a stadium ) menjadi parasit de5asa menyebabkan antigen parasit mengaktifkan sel A terutama sel Ah% sehingga melepaskan sitokin seperti "E ', "E *, A?F N. :itokin - sitokin ini akan menstimulasi sum- sum tulang sehingga terjadi eosinofilia yang berakibat meningkatnya mediator proinflamatori dan sitokin juga akan merangsang ekspansi sel # klonal dan meningkatkan produksi "g2. "g2 yang terbentuk akan berikatan dengan parasit sehingga melepaskan mediator inflamasi sehingga timbul demam. membunuh parasit dan terjadi kematian parasit. Parasit yang mati akan mengaktifkan reaksi inflam dan granulomatosa. Proses penyembuhan akan meninggalkan pembuluh limfe yang dilatasi, menebalnya dinding pembuluh limfe, fibrosis, dan kerusakan struktur. -al ini menyebabkan terjadi ekstra$asasi cairan limfa ke interstisial yang akan menyebabkan perjalanan yang kronis (TA(BAHKAN GA(BAR .A) danya eosinofilia dan meningkatnya mediator inflamasi maka akan menyebabkan reaksi granulomatosa untuk

6. Pat)0l)7 (INI BUKAN PATOFLO8 TAPI INI SIKLUS) BUAT LAGI .A BAGAN PATOFLO8N.A 9999 ?yamuk menghisap darah

Parasit

:irkulasi

Pembuluh limfa

?odus Eimfe

Perubahan Ear$a stadium ) menjadi de5asa

19

!ilaasi

antigen parasit mengakti$kan sel A

!isfungsi katup

melepaskan sitokin

liran limfe retrogrode

menstimulasi sumsum tulang

.erangsang ekspansi sel # klonal

l&"0e*e"a

.eningkatkan Produksi "g2

"g2 berikatan dengan parasit

2osinofilia

.ediator "nfalamasi

Peningkatan mediato proinflamasi

Beaksi granulomatosa

De"a"

Kematian parasit

.engaktifkan reaksi inflamasi dan granulomatosa

Kerusakan struktuk Fibrosis pembulu lim!e

Menebalnya dinding

Ek%tra:a%a%& #a&ran l&"0e

20

;. K)"'l&ka%& Komplikasi yang dapat disebabkan dari penyakit elephantiasis diantaranya 8 a. 3acat menetap pada bagian tubuh yang terkena b. 2lephantiasis tungkai dan payudara, d. -idrokel (+&-(&/ kasus), adenolimfangitis pda saluran limfe testis berulang8 pecahnya tunika $aginalis-idrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antaralapisan parietalis dan $iseralis tunika $aginalis. !alam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang adadan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. e.Kiluria 8 kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacing de5asa yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih. <. Pe"er&k%aan D&agn)%t&k a. !iagnosis Klinik !iagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. !iagnosis klinik penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun ( cute and 3hronic !isease Bate). Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala menahun. b. !iagnosis Parasitologik !iagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria pada pemeriksaan darah kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan siang hari, )& menit setelah diberi !23 '&& mg. !ari mikrofilaria secara morfologis dapat ditentukan species cacing filaria. c. Badiodiagnosis
21

c. Eimfedema 8 "nfeksi 0uchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,$ul$a $agina

Pemeriksaan dengan ultrasonografi (>:G) pada skrotum dan kelenjar limfe inguinal penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance sign). Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang dilabel dengan radioaktif akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik, sekalipun pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik. d. !iagnosis "mmunologi (LEBIH JELASKAN, DAN DIPAHA(I .A) Pada antigen keadaan cara amikrofilaremia immunodiagnosis seperti pada keadaan dapat prepaten, menunjang inkubasi, diagnosis. amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi danGatau dengan diharapkan danya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremia, tidak membedakan infeksi dini dan infeksi lama. !eteksi antigen merupakan deteksi metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati diagnosis parasitologik. Gib '), antibodi monoklonal terhadap 1. gibsoni menunjukkan korelasi yang cukup baik dengan mikrofilaremia 0. bancrofti di Papua ?e5 Guinea =. Penatalak%anaan Ke'era7atan *an (e*&% a. Filariasis brancrofti 1bat yang pada saat ini banyak digunakan untuk filariasisi bancrofti adalah !ietilkarbamasin sitrat ( !23 ) dengan dosis )9%mgGkg berat badanG hari , selama + minggu . Pemberian !23 hanya ditunjukan untuk mengobati tahap microfilaria, tahap filariass akut, untuk mengobati kluria, limfedema, dan tahap a5al elephantiasis Pengobatan dengan atihistamin serta pemberian obat J obat simtomatik , analgetik dan atipiretik dapat diberikan sesuai dengan keluhan penderita dan gejala penyakit yang terjadi pabila telah terjadi hidrokel atau elephantiasis yang lanjut penaganan hanya dapat dilakukan melalui pembedahan b. Pengobatan brugiasis !23 yaitu merupakan obat pilihan untuk brugiasis , dapat diberikan dengan dosis lebih rendah , yaitu )9 &,) J % mgG kg berat badan G hari , namun diberikan lebih lama yaitu selama ) minggu ( :oedarto, %&&< ) (PENATALAKSANAAN KEPERA8ATANN.A (ANA >) '. Pera5atan umum

22

a. "stirahat ditempat tidur, pindah tempat ke daerah dingin akan mengurangi derajat serangan akut. b. ntibiotik dapat diberikan untuk infeksi sekunder dan abses c. Pengikatan di daerah pembendungan akan mengurangi edema. %. Pengobatan spesifik a. !engan dietylkarbama4ine %-) minggu mgGkg berat badan, ) 9 sehari selama ,-'+ hari, kadang kala sampai '+ hari. b. Beaksi pusing, mual, dan demam dapat terjadi selama pemberian obat ini. c. Belaps dapat terjadi )-'% tahun kemudian dan control harus dilakukan selama '-% tahun kemudian ). Pengobatan pembedahan a. Pembedahan untuk melenyapkan elephantiasis skrotum, $ul$a dan mammae mudah dilakuakan dengan hasil yang memuaskan. b. Perbaikan tungkai yang membesar dengan anastomosis antara saluran limfe yang letaknya dalam dengan yang perifer tidak selalu memuaskan c. Pembedahan ini bertujuan untuk mengeluarkan cacing filarial.

#. ASUHAN KEPERA8ATAN FILARIASIS /. Pengka!&an a. Bi5ayat kesehatan Cenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. 3acing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang mengandung lar$a stadium """. Gejala yang timbul berupa demam berulang-ulang )-( hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat. b. ktifitas G "stirahat Gejala 8 .udah lelah, intoleransi akti$itas, perubahan pola tidur. Aanda 8 Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi akti$itas ( Perubahan A!, frekuensi jantung)

23

c. :irkulasi Aanda 8 Perubahan A!, menurunnya $olume nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler.

d. "ntegritas dan 2go Gejala 8 :tress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus asa, dan sebagainya. Aanda 8 .engingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah. e. "ntegumen Aanda 8 Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek. f. .akanan G 3airan Gejala 8 noreksia, permeabilitas cairan Aanda 8 Aurgor kulit buruk, edema. g. -ygiene Gejala 8 Aidak dapat menyelesaikan K: Aanda 8 Penampilan tidak rapi, kurang pera5atan diri. h. ?eurosensoris Gejala 8 Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot. Aanda 8 nsietas, refleks tidak normal. i. ?yeri G Kenyamanan Gejala 8 ?yeri umum G local, rasa terbakar, sakit kepala. Aanda 8 #engkak, penurunan rentang gerak. j. Keamanan Gejala 8 Bi5ayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun, demam berulang, berkeringat malam. Aanda 8 Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe. k. :eksualitas
24

Gejala 8 .enurunnya libido Aanda 8 Pembengkakan daerah skrotalis

l. "nteraksi :osial Gejala 8 .asalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian. Aanda 8 Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri. m. Pemeriksaan diagnostic .enggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan 2E": dan rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Cika pasien sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik, penggunaan >:G !oppler diperlukan untuk mendeteksi pengerakan cacing de5asa di tali sperma pria atau kelenjer mammae 5anita.

1. D&agn)%a ke'era7atan a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening b. ?yeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe c. -arga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik d. .obilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit 2. Inter:en%& a. !9. Kepera5atan ke -' 8 Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening Aujuan 8 :uhu tubuh pasien dalam batas normal

25

N). '. dan a9ial

Inter:en%& #erikan kompres pada daerah frontalis .empengaruhi hipotalamus, mengakibatkan

Ra%&)nal pusat darah pengaturan panas $asokonstriksi suhu tubuh di yang mengurangi

sehingga

% )

pengeluaran panas secara konduksi .onitor $ital sign, terutama suhu tubuh >ntuk mengetahui kemungkinan perubahan tandatanda $ital Pantau suhu lingkungan dan modifikasi !apat membantu dalam mempertahankan G

lingkungan sesuai kebutuhan, misalnya menstabilkan suhu tubuh pasien + ( sediakan selimut yang tipis njurkan kien untuk banyak minum air !iharapkan keseimbangan cairan tubuh dapat putih terpenuhi njurkan klien memakai pakaian tipis !engan pakaian tipis dan menyerap keringat maka dan menyerap keringat jika panas akan mengurangi penguapan * tinggi Kolaborasi dengan tim medis dalam !iharapkan pemberian (anti piretik) b. !9. Kepera5atan ke - %8 ?yeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe Aujuan 8 ?yeri yang dirasakan pada pasien berkurang atau hilang terapi dapat menurunkan panas dan

pengobatan mengurangi infeksi

26

N). '. #erikan relaksasi % )

Inter:en%& tindakan

Ra%&)nal kenyamanan .eningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali

(pijatan G atur posisi), ajarkan teknik perhatian dapat meningkatkan koping.

1bser$asi nyeri (kualitas, intensitas, .enentukan

inter$ensi

selanjutnya

dalam

durasi dan frekuensi nyeri). mengatasi nyeri njurkan pasien untuk melaporkan ?yeri berat dapat menyebabkan syok dengan dengan segera apabila ada nyeri. merangsang sistem syaraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjutan Kolaborasi dengan tim medis dalam !iberikan untuk menghilangkan nyeri. pemberian (obat anelgetik). c. -arga !iri Bendah berhubungan dengan perubahan fisik Aujuan 8 ') .enyatakan gambaran diri lebih nyata %) .enunjukan beberapa penerimaan diri daripada pandangan idealisme )) .engakui diri sebagai indi$idu yang mempunyai tanggung ja5ab sendiri terapi pengobatan

27

N). '. !engarkan

Inter:en%& keluhan pasien

Ra%&)nal dan .emberi petunjuk bagi pasien dalam memandang dan berguna untuk memberikan informasi pada

tanggapan J tanggapannya mengenai dirinya, adanya perubahan peran dan kebutuhan, keadaan yang dialami % Perhatikan penolakan ) perilaku atau menarik tudak saat tahap penerimaan diri, .engidentifikasi tahap kehilangan G kebutuhan terlalu pasien dari dalam kluarga, dan mengurangi dapat pula

menganggap diri negatif, penggunaan inter$ensi. menpermasalahkan perubahan actual njurkan kepada orang terdekat untuk .elihat (bercerita tentang keluarga) terisolasi

memperlakukan pasien secara normal perasaan tidak berguna, tidak berdaya, dan persaan lingkungan memberikan kesempatan pada orang terdekat untuk + meningkatkan kesejahteraan. Aerima keadaan pasien, perlihatkan .embina suasana teraupetik pada pasien untuk perhatian ( indi$idu #erikan kepada informasi pasien yang sebagai memulai penerimaan diri

akurat. Fokus informasi harus diberikan pada kebutuhan J

!iskusikan pengobatan dan prognosa kebutuhan sekarang dan segera lebih dulu, dan dengan jujur jika pasien sudah berada dimasukkan dalam tujuan rehabilitasi jangka * pada fase menerima Kolaborasi 8 Bujuk untuk berkonsultasi dengan perasaan psikoterapi Pengenalan sesuai indikasi tersebut panjang .ungkin diperlukan sebagai tambahan untuk atau menyesuaikan pada perubahan gambaran diri.

diharapkan membantu pasien untuk menerima dan mengatasinya secara efektif. d. !9 Kepera5atan ke - + 8 .obilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh Aujuan 8 .enunjukkan perilaku yang mampu kembali melakukan akti$itas

28

N). '. % ) + ( (BP:)

Inter:en%& Eakukan Betang Pergerakan :endi .eningkatkan kekakuan sendi .eningkatkan Aingkatkan tirah baring G duduk #erikan lingkungan yang tenang Aingkatkan akti$itas sesuai toleransi 2$aluasi akti$itas respon pasien

Ra%&)nal kekuatan istirahat otot dan dan mencegah ketenangan,

menyediakan enegi untuk penyembuhan Airah baring lama dapat meningkatkan kemampuan .enetapkan kemampuan G kebutuhan pasien dan

memudahkan pilihan inter$ensi terhadap Kelelahan dan membantu keseimbangan.

e. !9. Kepera5atan ke J ( 8 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit Aujuan 8 .empertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit dapat hilang.

N). '.

Inter:en%& sesering mungkin (tiap % jam sekali).

Ra%&)nal tekanan yang dapat menyebabkan kerusakan aliran

>bah posisi di tempat tidur dan kursi .engurangi resiko abrasi kulit dan penurunan darah seluler. bantalan Aingkatkan sirkulasi udara pada permukaan kulit

Gunakan

pelindung

kaki,

busaGair pada 5aktu berada di tempat untuk mengurangi panasG kelembaban. ) tidur dan pada 5aktu duduk di kursi. Periksa permukaan kulit kaki yang Kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat pada bengkak secara rutin. + ( daerah J daerah yang beresiko terinfeksi dan sirkulasi, dan meningkatkan nekrotik. njurkan pasien untuk melakukan .eningkatkan

rentang gerak. partisipasi pasien. Kolaborasi 8 Bujuk pada ahli kulit. .ungkin membutuhkan pera5atan profesional .eningkatkan sirkulasi, dan mencegah untuk masalah kulit yang dialami. terjadinya dekubitus.

(% "-er 3 e+$a%&te,1?/?)

29

5. I"'le"enta%& Pelaksanaan tindakan keper5atan adalah inisiatif dari rencana tindakan yang spesifik. Pelaksanaan merupakan aplikasi dari perencanan kepera5atan oleh pera5at bersama klien. -alhal yang harus kita perhatikan dalam melakukan implementasi adalah inter$ensi yang dilakukan sesuai dengan rencana. :etelah dilakukan $alidasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan tekhnik inter$ensi harus dilakukan denga cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis dilindungi dan dokumentasi kepera5atan berupa pencatatan dan pelaporan 6. E:al a%& 2$aluasi adalah suatu yang direncanakan dan perbandingan yang sitematis pada status kesehatan klien. 2$aluasi terdiri dari dua jenis, yaitu e$aluasi formatif dan e$aluasi sumatif. 2$aluasi formatif disebut juga e$aluasi proses, e$aluasi jangka pendek maupun e$aluasi yang sedang berjalan, dimana e$aluasi dilakukan secepatnya setelah tindakan kepera5atan dilakukan sampai tujuan tercapai. :edangkan e$aluasi sumatif yang biasa disebut e$aluasi akhir atau e$aluasi jangka panjang. 2$aluasi ini dilakukan pada akhir tindakan kepera5atan paripurna dan menjadi satu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. #entuk e$aluasi ini la4imnya mengguanakan format @ :1 PO . Aujuan e$aluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik rencana kepera5atan, nilai, serta meningkatkan mutu asuhan kepera5atan melalui hasil perbandingan standar yang telah ditentukan sebeluimnya.

30

BAB III PENUTUP

A. Ke%&"' lan !ari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya yaitu8 1. Filariasis adalah penyakit 4oonosis menular yang banyak ditemukan di 5ilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. %. Penyakit kaki gajah (filariasis) ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah. ). lariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan $ektor) 4. Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (!23). !23 dapat membunuh mikrofilaria dan cacing de5asa pada pengobatan jangka panjang. B. Saran !iharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis karena penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan ?egara. !engan penanganan kasus filariasis ini pula, diharapkan "ndonesia mampu me5ujudkan program "ndonesia :ehat Aahun %&%&.

31

DAFTAR PUSTAKA

3hin, Cames . %&&*. .anual Pemberantasan Penyakit .anular . Cakarta 8 "nfomedika Gllespie, -. :tephen. %&&,. t a Glance .ikrobiologi .edis dan "nfeksi. Cakarta 8 2rlangga .andal, dkk. %&&*. Penyakit "nfeksi. Cakarta 8 2rlangga :oedarto. %&&<. Penyakit menular di "ndonesia. Cakarta 8 :agung :eto :uddarth. %&&%. #uku ajar .edikal #edah 2disi ; . Cakarta 8 2G3

32

También podría gustarte