Está en la página 1de 5

Tipe I2.4 Heat Cured Acrylic 2.4.

1 Pengertian Jenis resin yang membutuhkan panas untuk melaksanakan proses polimerisasi. Pada umumnya, dipanaskan pada suhu 65 oC . Ini adalah polimer bahan landasan gigi tiruan yang paling banyak digunakan dewasa ini. 2.4.2 Komposisi A. Powder i. Polimer poly ( methyl methacrylate). Baik serbuk yang diperoleh dari polimerisasi methyl methacrilate daslam air maupun partikel ayng tidak teratur bentuknya yang diperoleh dengan cara menggerinda batangan polimer. ii. Initiator peroksida ; berupa 0,2-0,5% benzoyl peroksida. iii. Pigmen ; sekitar 1% tercampur dalam partikel polimer Titanium atau Zinc Oksidaiv. Opaficer Dibutil Ptalatv. Plasticizers Nilon, akrilikvi. Serat Sintetik B. Cairan i. Monomer methyl methacrylate ii. Stabilizer ; sekitar 0,006 % hydroquinone untuk mencegah berlangsungnya polymerisasi selama penyimpanan. iii. Kadang-kadang terdapat bahan untuk memcu cross-link; seperti ethylene glycol dimethacrylate 2.4.3 Manipulasi a) perbandingan polimer/monomer. Biasanya 3 sampai 3,5/1 satuan volume atau 2,5/1 satuan berat. Penggunaan perbandingan yang benar adalah penting : i. bila ratio terlalu tinggi, tidak semua polimer sanggup dibasahi oleh monomer dan akibatnya akrilik yang telah digodok akan bergranula. ii. Tidak boleh terlalu rendah. Sewaktu polimerisasi monomer murni terjadi pengerutan sekitar 21% satuan volume. Pada adonan akrilik yang berasal dari perbandingan polimer/monomer yang benar, kontraksi ini adalah sekitar 7%. Bila terlalu banyak monomer, maka kontraksi yang terjadi akan besar. b) Pencampuran bubuk dan cairan dalam perbandingan yang benar dicampur di dalam tempat tertutup lalu dibiarkan agak lama hingga dicapai stadium dough. Terdapat beberapa tahap pada interaksi polimer dan monomer, yaitu: 1. Sandy Stage Polimer meresap ke dalam monomer membentuk suatu cairan yang tidak bersatu, masih terdapat butiran (Granul) 2. Stringy Stage Terjadi penetrasi dari monomer sehingga pembungkus polimer pecah dan polimer dapat meresap ke dalam monomer. Bahan mulai agak lengket dan berserabut ketika ditarik

3. Dough Stage Polimer telah jenuh di dalam monomer. Masa menjadi halus dan memiliki struktur seperti dempul (Dough Like) dan mudah dibentuk tanpa melekat dan berserabut. Pada tahap ini massa telah siap dimasukkan ke dalam mold. 4. Rubbery Stage Monomer tidak ada lagi, massa tampak seperti karet. 5. Stiff Stage Massa menjadi kaku c) Pengamatan setelah pencampuran polimer dan monomer. Bahan yang dicampur akan melalui fasefase brikut ini; i. Mula-mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah. ii. Bahan menjadi merekat begitu polimer mulai larut didalam monomer iii. Kemudian dicapai konsiistensi liat(dough), dimana bahan tidak merekat kedinding mangkuk ; ini merupakan stadium yang cocok untuk memasukkan bahan kedalam cetakan mould. iv. Bila campuran dibiarkan terlalu lama, maka akan menjadi seperti karet dan terlalu keras untuk dibentuk.

d) Waktu dough ( waktu sampai tercapainya konsistensi liat ) tergantung pada : i. Ukuran partikel polimer ; partikel yang lebih cepat larut dan lebih cepat tercapai konsistensi dough / liat ii. Berat molekul polimer ; lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi liat. iii. Terdapatnya plasticisier ; pada beberapa bahan terdaspat plasticisier , ini mempercepat terbentuknya dough . iv. Suhu adalah penting ; sebagai contoh, pembentukan dough dapat diperlambat dengan menyimpan campuran didalam freezer v. Perbandingan polimer / monomer ; bila tinggi mak,a waktu waktu dough lebih singkat e) Persiapan Mold: 1. Teknik Molding-Tekanan Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman. Model master ditanam dalam stone gigi yang dibentuk dengan tepat Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan terlihat untuk mempermudah pembukaan protesa Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas Pemisahan kedua bagian kuvet selama proses pembuangan malam Lebih Akurat2. Teknik Molding Penyuntikan Penempatan sprue untuk memasukkan resin Permukaan oklusal dan insisal dari elemen gigi protesa dibuaka untuk mempermudah pengeluaran protesa Pemisahan kedua bagian kuvet selama proses pembuangan malam

Penyuntikan resin dan penempatan kuvet kedalam bak air f) Mould lining. Setelah semua wax dikeluarkan dari cetakan dengan cara menyiramnya dengan air mendidih dan deterjen, diding cetakan harus diberi lapisan separator untuk : i. Mencegah merembesnya monomer ke bahan cetakan gips dan berpolimerisasi disan sehingga menghasilkan permukaan yang kasar dan merekat dengan bahan cetakan / gips ii. Mencegah air dari bahan cetakan masuk kedalam akrilik resin g) Pengisian. Teknik pengisian menggunakan teknik molding tekanan, yaitu: Resin yang sudah diaduk dengan baik ditekuk menyerupai bentuk tapal kuda dan ditempatkan dirongga mold Kuvet ditempatkan pada alat penekan kuvet ke dalam bak air Kelebihan bahan secara hati-hati dibuang dari kuvet Kuvet dipindahkan ke alat pembawa kuvet yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan pada kuvet selama proses berlangsung. Sewaktu melakukan pengisian kedalam cetakan perlu diperhatikan agar : i. Cetakan terisi penuh, dan ii. Sewaktu di press terdapat tekanan yang cukup pada cetakan : ini dapat dicapai dengan cara mengisikan dough sedikit lebih banyak kedalam cetakan. Selama polimerisasi terjadi kontraksi yang mengakibatkan berkurangnya tekanan di dalam cetakan. Pengisian yang kurang dapat mengakibatkan berkurangnya tekanan dalam cetakan. Pengisian yang kurang dapat menyebabkan terjadinya shrinkage porosity h) Kiur. Cetakan yang telah diisi kemudian dipanaskan dalam oven atau water bath ; suhu dan lamanya pemanasan harus dikontrol . selama kiur perlu diperhatikan hal-hal berikut ini : i. Bila bahan mengalami kiur yang tidak penuh, gigi tiruan kemungkinan mengandung sisa monomer yang tinggi. Hal ini perlu dicegah. ii. Kecepatan peningkatan suhu harus tidak terlalu besar. Monomer mendidih pada suhu 100,3o C. resin hendaknya jangan mencapai suhu ini sewaktu masih terdapat sejumlah bagian monomer yang belum bereaksi. Reaksi polimerisasi adalah eksoterm. Maka apabila sejumlah besar masa akrilik yang belum kiur tiba-tiba dimasukkan kedalm air mendidih, suhu resin bias naik sampai diatas 100,3o C sehingga menyebabkan monomer menguap. Ini menyebabkan terjadinya gaseous porosity Dapat dipergunakan dua alternative teknik teknik pemanasan : i. Dipanaskan pada 72o C selama sedikitnya 16 jam , atau ii. Panaskan pada 72o C selama 2 jam , selama mana hampir semua monomer telah bereaksi meskipun jumlah sisa monomer masih diatas batas yang dapat ditoleransi ; suhu kemudian dinaikkan sampai 100o C dan dibiarkan selama 2 jam lagi. Teknik yang belakangan ini menyebabkan gigi tiruan dapat dibuat dalam waktu yang lebih singkat. Tetapi dengan cara ii lebih besar kemungkinan terjadinya perubahan bentuk selama pekerjaan deflasking

i) Pendinginan. Kuvet / flask haruis dibiarkan dingin secara perlahan sewaktu masih dalam press; baik di dalam oven atau pada water bath. Jangan sekali-kali melakukan pendingian terdapat perbedaan kontraksi antara bahan cetakan / gips dan akrilik yang menyebabkan timbul stress didalam polimer. Pendinginan secara perlahan memberi kasempatan lepasnya stress ini oleh karena plastic deformation. Bahan yang kiur pada suhu yang lebih tinggi mempunyai sisa stress yang lebih besar dan lebih mudah mengalami perubahan bentuk. j) Deflasking. Mengeluarkan hasil kiur dari bahan cetakan / gips harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah patahnya gigi tiruan k) Penyelesaian dan pemolesan. Biasanya dipergunakan suspensi arahan batu apung halus dalm air. Pemolesan akhir dilakukan misalnya dengan whiting yang dipakai sebagai suspensi pada kain basah. Kadang-kadang dilakukan teknik pemolesan kering. Selama pemolesan harus dijaga agar jangan timbul panas yang berlebih pada gigi tiruan. 2.4.4 Waktu yang dibutuhkan waktu yang dibutuhkan kurang dari 40 menit sejak memulai proses pengadukan- Menurut spesifikasi ADA No. 12 - Secara klinis, diperoleh adonan dough dalam waktu kurang dari 10 menit - Waktu kerja : Merupakan waktu basis protesa tetap berada dalam tahap seperti adonan Adonan dapat dibentuk dalam waktu kurang dari 5 menit Waktu kerja dapat diperpanjang dengan pendinginan di dalam lemari pendingin. Namun kekurangannya adalah akan timbul uap yang terkondensasi ketika resin akan dikeluarkan. Uap tersebut mengurangi sifat fisik dan estetik resin. Kontaminasi uap dapat dihindari dengan penyimpanan resin dalam wadah yang kedap udara. Ketika dikeluarkan dari lemari pendingin, wadah tidak boleh langsung dibuka, hingga mencapai temperatur ruangan. 2.4.5 Akibat Manipulasi yang Salah - Proses polimerisasi dalam resin basis gigi tiruan tipe I ini merupakan suatu reaksi Eksotermis panas tidak- Peningkatan temperatur melebihi titik didih monomer monomerdapat dikeluarkan (karena resin: konduktor panas yang buruk) yang tidak bereaksi atau polimer dengan berta molekul rendah mendidih PORUS pada basis protesa yang sedang diproses 2.4.6 Sifat-sifat dan Indikasi Penggunaan - SIFAT-SIFAT: 1) Sifat Menguntungkan: a) Estetik bagus b) High Glass-transition Temperature c) Mudah untuk dimanipulasi d) Harga terjangkau

e) Hasil akhir pada permukaan terlihat bagus 2) Sifat Merugikan: a) Monomer bebas atau formaldehid dapat menimbulkan reaksi sensitif b) Kekuatan terhadap benturan rendah c) Fleksibilitas rendah d) Fatigue Life terlalu pendek e) Radiolusen - INDIKASI PENGGUNAAN: 1) Bahan individual tray 2) Bahan repair, relining, dan rebasing Menyesuaikan kondisi mukosa yang secara fisiologis beubah 3) Bahan plat ortodonsi (removeable) 4) Bahan penambah post dam pada full denture Pada gigi palsu dibuat pagaran 2 mm agar dam (jarak antara gigi palsu) tidak kemasukkan saliva yang dapat membuat lepas 5) Sebagai bahan restorasi

También podría gustarte