Está en la página 1de 32

Step 1 Identifikasi Kata Kunci 1.

Mukositis radiasi : inflamasi pada rongga mulut karena efek samping dari radiasi bagian kepala dan leher.. proses dinamis, muncul pada hari ke 5- 14 setelah perawatan, melibatkan seluruh mukosa dan submukosa. 2. Terapi simptomatis : Terapi ang ditu!ukan untuk mengurangi ge!ala rasa sakit, memperpendek per!alanan lesi, mengurangi serta mencegah terbentukn a lesi baru. Step 2 Identifikasi Masalah Dan LO 1.1. 1.2. 1.$. 1.4. 1.5. "pa sa!a penatalaksanaan efek radiotherap # "pa sa!a penatalaksanaan ulserasi# "pa sa!a penatalaksanaan mikroorganisme %!amur,bakteri dan &irus'# "pa sa!a penatalaksanaan (M) %(urning Mouth )ensation'# )ebutkan macam-macam terapi untuk kealainan !aringan lunak rongga mulut# *elaskan+ Step 3 Mapping ,-./0"1

2-M-34,)""1

(M)

3")

M/,5)4T4) 3"64")4

)/)2-7T 7"16464")4) 53".

2-1"T".",)"1""1

Step IV Pembahasan Masalah 4 1 Penatalaksanaan efek !adi"the#ap$ ,emoterapi dan radioterapi menimbukan efek samping atau komplikasi di rongga mulut. Tidak semua pasien kemoterapi kanker memiliki resiko ang sama untuk mendapat komplikasi oral. 3esiko ter!adin a komplikasi oral tergantung pada beberapa faktor aitu mukosa oral, mikroorganisme rongga mulut, trauma pada !aringan oral dan perubahan anatomi dan fungsi oral akibat kanker ang diderita. ,omplikasi oral akibat kemoterapi dibagi atas 2 bentuk utama aitu : komplikasi dari obat kemoterapi ang langsung menimbulkan efek pada mukosa oral %direct stomatoto8it ' dan efek dari perubahan mukosa %indirect stomatoto8it ' dalam keadaan mielosupresi. -fek stomatotoksitas langsung diantaran a adalah mukositis, 8erostomia dan neurotoksik sedangkan efek stomatotoksik tidak langsung adalah infeksi bakteri, &irus, fungi dan perdarahan akibat trombositopeni. -9-, )"M241: T-3"24 3"64")4 6"-3"0 ,-2"." 6"1 .-0-3: 2ada kulit dan mukosa mulut tampak eritematous. 2erubahan histologis dan fisiologis pada mukosa oral ang disebabkan terapi sitotoksik :angguan struktural dan fungsional pada !aringan pendukung gigi. 2ada kelen!ar air liur ter!adi 8erostomia. 2ada gigi menimbulkan karies radiasi %tampak setelah beberapa tahun'. 5steoradionekrosis pada tulang.

Terapi pada mukosa: a. 2enggunaan obat kumur b. Mengkonsumsi makanan bernutrisi %protein' tinggi. c. Menghindari makanan panas dan pedas.

d. 2emnberian obat sedati&e dan &itamin ( untuk menanggulangi rasa sakit. Penatalaksanaan Muk"sitis !adiasi Pada Pende#ita Kanke# Di Lehe# Dan Kepala % P#a&'e#api Pasien $ang masih be#gigi 2emeriksaan pra-terapi dilakukan dengan maksud mencegah timbuln a fokus infeksi. 2ada pasien ang masih bergigi, pemeriksaan mukosa rongga mulut, gigi-geligi, periodonsium, kelen!ar sali&a, dan rahangn a harus dilakukan oleh ahli bedah oro-maksilo-fasial atau dokter gigi. 6emikian !uga tingkat kebersihan mulutn a harus die&aluasi. 2ada semua gigi ang telah ditambal, tidak boleh dilupakan mengetes ke&italan pulpan a. )elain itu harus dibuat !uga radiografi standar, misaln a panore8 dan radiograf intraral, untuk memeriksa ada tidakn a karies, sisa-sisa akar, granuloma periapeks, keadaan gigi ang masih ada, dan poket infra-bon . 2erawatan ang diperlukan untuk menanggulangi keadaan tersebut harus sudah dituntaskan sebelum terapi sinar dimulai. )ebelum terapi sinar dimulai, keadaan kesehatan rongga mulut harus dibuat seoptimal mungkin. 2erawat gigi harus melakukan skaling dan root planning menimbulkan sebelu rangka ang sempurna, melalukan pemolesan tambalan mekanik, dan membantu pasien dalam dengan baik dan menghaluskan ton!ol-ton!ol gigi ang ta!am agar tidak iritasi melaksanakan upa a-upa a pre&entif. 2emeriksaan dan perawatan pen inaran merupakan tindakan mencegah timbuln a ang sangat penting dalam -fek samping osteoradionekrosis.

berbaha a

ang potensial ini, sebagai akibat berlubangn a gigi,

parodontitis ang parah dan pencabutan gigi, ang mungkin timbul !ika kebersihan mulut tidak diusahakan secara optimal, harus betul-betul ditekankan pencegahann a. )elain itu semua perawatan misaln a perawatan endodontik, pencabutan, atau penambalan harus sudah

diselesaikan sebelum dimulain a terapi pen inaran. 2rosedur bedah seperti pada pencabutan misaln a, harus dilakukan dengan hati-hati sekali agar dicapai pen embuhan ang cepat dan baik. 2rosedurprosedur ini mungkin akan men!adi kontraindikasi kalau dilakukan pada saat pen inaran atau sesudahn a !ika gigi-gigi termaksud berada di daerah ang disinari. (iasan a disepakati bahwa waktu ang diberikan setelah tindakan perawatan itu selesai adalah 2 minggu dimana dianggap pen embuhann a pada saat itu telah !elas. 2ada pasien ang bergigi, pemberian preparat fluor diperlukan ang rendah pun akan men ebabkan apabila daerah pen inarann a meliputi lebih dari dua kelen!ar sali&a ang besar, karena dosis berkurangkn a aliran sali&a dengan menurunn a p0 dan kandungan bikarbonatn a. *ika pada dosis kumulatif 4; : masih memberikan hialngn a kemampuan protektif karena pembersihan alamiahn a sudah berkurang, kapasitas bufer menghilang, dan faktor-faktor antibakteri terganggu. *ika ditambah dengan diet ang kariogenik maka hal ini akan berakibat timbuln a macam karies ang sangat merusak akni karies radiasi %karies rampan'. /ntuk mencegah timbuln a karies radiasi ini, dibuat sendok cetak perorangan bagi aplikasi fluor selama dan sesudah terapi pen inaran. :el fluor netral diaplikasikan sekali dua hari selama 5 menit. 2erawat harus membimbing dan mengawasi pelaksanaan terapi fluor ini dengan ketat serta memberikan nasihat mengenai diet ang tidak kariogenik. Pasien tidak be#gigi )ebelum terapi pen inaran dimulai, tetap harus dilakukan pemeriksaan ang teliti pada rongga mulut pasien baik oleh dokter gigi ataupun ahli bedah mulut. Mutu kecekatan gigi tiruan harus diperiksa dengan teliti, demikian !uga kondisi mukosa rongga mulutn a.

2emeriksaan radiograf dibuat untuk memeriksa ada tidakn a fokus infeksi misaln a kista residual, sisa akar dan sebagain a. *ika diperlukan terapi pembedahan. Tindakan ini harus diker!akan dan diselesaikan dua minggu sebelum terapi pen inaran, agar pada saat pen inaran dilakukan pen embuhan !aringan lunak telah sempurna. *ika seluruh rongga mulut tercakup dalam pen inaran, pasien tidak diperkenankan memakai gigi tiruann a selama pen inaran dan 12 minggu sesudahn a. 2emakaian gigi tiruan akan men ebabkan iritasi berkepan!angan terhadap !aringan lunak ronga mulut ang harus dicegah !angan sampai timbul selama pen inaran. 4ritasi mekanik dari ggi tiruan ini akan men ebabkan timbuln a mukositis. Mukosa ang rusak merupakan port d<entree bagi bakteri sehinga memudahkan ter!adin a osteoradioneksrosis. ( Int#a&te#api 2erawat gigi sangat bermakna bagi perawatan pasien selama terapi pen inaran. 2eran perawat gigi ini sangat penting dalam upa a pencegahan dan pendidikan terhadap pasien. -fek samping pen inaran dan keparahan efek samping tersebut sangat berhubungan dengan keadaan kebersihan dan kesehatan rongga mulut sebelum, selama dan sesudah terapi pen inaran. )elama masa pen inaran, bersihkan rongga mulut setiap hari dengan men emprotkan larutan salin steril diperlukan bagi pembersihan debris secara mekanik. )elain itu, pasien harus berkumur sendiri selama sepuluh kali sehari dengan larutan salin tersebut. 2emeriksaan dera!at mukositisn a diperlukan untuk membantu ter!adin a komunikasi ang tepat antar peklinik ang terlibat dalam perawatan pasien.

2asien

ang bagian-bagian penting dalam rongga mulutn a

tersinari, dan karena itu sangat mungkin terkena reaksi mukosa ang parah dan meluas, harus diberi tablet isap 2T" 4 kali sehari. 2ada pasien ang bergigi sakitn a lapisan mukosa dan berkurangn a pengeluaran sali&a akan menghambat pembersihan gigi. /ntuk mencegah timbuln a karies, pasien ini harus mengaplikasikan 1= gel fluor netral selama 5 menit setiap dua hari sekali. ,ami mengan!urkan penggunaan gel fluor netral karena gel fluor ang tersedia di pasaran mempun ai p0 4-5. )ementara gel-gel ini mempun ai efek optimal terhadap struktur email, gel ini sangat mengiritasi mukosa pasien ang disinar, ang tern ata mengalami pengalaman ang tidak enak dengan pemakaian gel fluor ini. 5leh karena itu tidak dian!urkan mengisi cetakan dengan gel terlalu ban ak, han a beberapa sa!a. (agi pencegahan trismus, pembukaan maksimum rongga mulut harus diukur pada hari pertama pen inaran dan sesudah itu setiap minggu. *ika ukuran membukan a mulut dan berkurang dibandingkan dengan saat pra-terapi, maka latihan pembukaan mulut harus diker!akan. /ntuk kepentingan tersebut lon!oran karet merupakan sarana ang sangat baik untuk digunakan. "gar bibir tidak tergigit atau tergores dian!urkan untuk

mengoleskan &aselin pada bibir duka kali sehari. )elama pen inaran harus di!aga agar bibir tetap bersih.

Pemberian makanan. )emua pasien harus ditimbang berat badann a setiap minggu. *ika penurunan berat badan lebih dari 1 kg tiap minggun a, diet harus disesuaikan atau diberi makanan secara artifisial karena pasien harus tetap dalam kondisi fisik pen inaran. ,urangn a gi>i dapat berakibat tertundan a pen embuhan !aringan terluka. Masalah dalam mengun ah dan menelan makanan, terutama sebagai akibat mukositis ang parah, sering mengakibatkan harus disesuaikann a protokol pen inaran, atau timbuln a interupsi !adwal pen inaran untuk beberapa hari atau beberapa minggu. )uatu protokol higiene oral ang ketat dan seimbang seperti ang telah diuraikan di depan, dapat mencegah ter!adin a masalah dalam makan pada hampir semua kasus karena tercegahn a mukositis ang parah. Pencegahan timbulnya infeksi. 4nfeksi ang paling umum ter!adi selama terapi pen inaran !ika upa a pencegahan tidak dilaksanakan adalah kandidosis. 2emakaian tablet isap 2T" berisikan amfoterisin ( 1; mg akan mencegah masalah kandidosis ini. 2engendalian flora rongga mulut secara tepat sebaikn a benar-benar dilakukan. )ebelum memulai terapi pen inaran dan selama pen inaran dilakukan, biakan baseline dan sur&eillance dari flora rongga mulut harus diker!akan agar adan a perubahan dalam flora

rongga mulut dapat terdeteksi secara dini. 2emantauan flora rongga mulut sangat bermanfaat dalam menge&aluasi program higiene oral dan mencegah timbuln a mukositis. )elama terapi pen inaran, kontrol mingguan cukup memadai dalam situasi klinik %bukan suatu eksperimen'. ) Pasca&te#api )etelah periode pen inaran, sistem follow-up ang tepat haus sudah dibuta. 2emeriksaan gigi, pada pasien ang bergigi, harus dilakukan setiap $ bulan dan paling baik dilakukan bersama-sama dengan kontrol onkologin a. )etelah pen inaran, berkurangn a sali&a biasan a merupakan komplikasi utama. *ika diperlukan bahan pengganti sali&a, sali&a artifisial berisikan musin merupakan pilihan terbaik. (erkurangn a sekresi sali&a dan berubahn a komposisi akan men ebabkan kerentanan karies ang lebih tinggi. "plikasi fluor setiap hari harus diteruskan seumur hidup. 2engurangan frekuensi aplikasin a dapat dilakukan !ika ada data mengenai sekresi sali&a ang aktual, namun sampai saat ini pengaturan ang demikian tidak mungkin dilakukan karena kurangn a data mengenai hal ini. )elama pengontrolan gigi- geligi, teknik aplikasi fluorn a !uga perlu diperiksa. 2emeriksaan terhadap karies harus dilakukan dengan hati-hati dan !ika perlu dilakukan restrasi, tindakan ini harus dilakukan secepatn a. 2encegahan timbuln a radionekrosis merupakan tindakan ang sangat penting. 2engendalian ang tepat dan bimbingan perawatan bagi periodontium benar-benar sangat diperlukan. *ika pencabutan gigi di bagian rahang ang disinar tak dapat dihindari, tindakan ini harus dilakukan oleh ahli bedah mulut. 2encegahan timbuln a infeksi dengan memakai antibiotika sistemik selama dua minggu sangat penting dilakukan dalam kasus-kasus pencabutan. 2ada pasien ang tak begigi lagi, dian!urkan untuk meminta mereka agar tidak memakai gigi tiruann a sampai mukosa rongga mulutn a betul-

betul telah sembuh. )etelah itu, dokter gigi harus memeriksa kecekatan gigi tiruann a. :igi tiruan dokter gigi. 3adioterapi pada kepala dan leher dapat men ebabkan kerusakan permanen pada glandula sali&a. ,erusakan ini dapat men ebabkan produksi sali&a menurun %hiposali&asi' ang dapat men ebabkan 8erostomia, halitosis, sensasi mulut terbakar, intoleransi makanan pedas dan panas, kandidiasis, mukositis, dll. Terapi ang dapat diberikan untuk mengatasi hiposali&asi ang men ebabkan 8erostomia tersebut dengan: Minum cairan dalam !umlah ang lebih ban ak. Mengkonsumsi obat-obatan ang dapat merangsang produksi sali&a. Memperhatikan dosis dan durasi dari terapi radiasi. ang longgar harus diperbaiki atau diganti. 2emeriksaan tahunan gigi tiruan pada pasien-pasien ini harus dilakukan oleh

Terapi untuk (M) akibat radioterapi: Mengkonsumsi makanan ang lebih bernutrisi, tambahan konsumsi suplemen %&itamin (' dan mineral %>inc' Memperhatikan dosis dan durasi dari terapi radiasi.

Terapi untuk oral candidiasis: )ebenarn a terapi tergantung dari !enis oral candidiasis ang ada, namun ang paling umum ter!adi adalah 7andidiasis pseudomembran ang umumn a terdapat di mukosa bukal, palatal dan dorsal lidah. Medikasi ang dapat diberikan adalah: "nti !amur topical %suspense oral n statin dan tablet hisap clotrima>ol' "nti !amur sistemik %tablet ketokona>ole, tablet flukona>ole, tablet itrakona>ole'. .ama terapi dian!urkan untuk dilan!utkan kurang lebih 4? !am setelah tanda klinis candidiasis hilang dan tidak ada eritema mukosa, ada pula ang

merekomendasikan untuk melakukan medikasi terus selama 1;-14 hari setelah hilangn a tanda-tanda klinis. %http:@@repositor .usu.ac.id@bitstream@12$45AB?C@B?CC@1@;C-;15A2.pdf' 3 2 Penatalaksanaan *lse#asi )tomatitis "phtousa 3ekuren %)"3' adalah lesi mukosa rongga mulut ang paling umum sering ter!adi, ditandai dengan ulser ang timbul berulang di mukosa mulut pasien dengan tanpa adan a ge!ala dari pen akit lain. )aat ini )"3 tidak lagi dianggap sebagai pen akit tunggal tetapi cenderung sebagai keadaan patologis dengan manifestasi klinis ang serupa. :angguan immunologi, defisiensi nutrisi, alergi, trauma, kebiasaan %habit', hormonal dan keadaan psikologis memiliki keterkaitan dengan )"3. (erdasarkan manifestasi klinis terdapat tiga kategori )"3: /lser Minor %atau disebut !uga dengan nama Mikulic><s aphthae atau mild aphthous ulcers' : ?;= dari total ke!adian, diameter 1cm, /lser Ma or %bisa disebut !uga dengan istilah periadenitis mucosa necrotica recurrens atau )utton<s disease' : 1;=-15= dari total ke!adian, diameter D1cm, sakit, waktu sembuh lebih lama dan sering meninggalkan !aringan parut, terkadang melibatkan kelen!ar ludah minor. 6emam, disfagia dan malaise terkadang muncul pada saat awal munculn a pen akit. )ering terdapat pada bibir, palatum lunak /lser 0erpetiform %men erupai manifestasi herpes simpleks' : 5=-1;= dari total ke!adian, diameter 1-$mm, ber!umlah ban ak, berbentuk bulat, sakit, mengenai hampir seluruh mukosa mulut. +'IOLO,I 9aktor herediter 0ematologik defisiensi terutama >at besi, folat, &itamin (12

"bnormalitas immunologis atau hipersensitif terhadap organisme oral seperti )treptococcus sanguis

Trauma )tress psikologis ,ecemasan %an8iet ' "lergi terhadap makanan seperti susu, ke!u, gandum dan terigu 6etergen sodium laur l sulfat ang terkandung dalam pasta gigi

M%-I.+S'%SI KLI-IK .esi pada mukosa oral didahului dengan timbuln a ge!ala seperti terbakar %prodormal burning' pada 2-4? !am sebelum ulser muncul. )elama periode initial akan terbentuk daerah kemerahan pada area lokasi. )etelah beberapa !am, timbul papul, ulserasi, dan berkembang men!adi lebih besar setelah 4?-B2 !am. .esi bulat, simetris, dan dangkal, tetapi tidak tampak !aringan ang sobek dari &esikel ang pecah. Mukosa bukal dan labial merupakan tempat ang paling sering terdapat ulser. 1amun ulser !uga dapat ter!adi pada palatum dan ginggi&a. .esi minor : berdiameter ;,$-1 cm, sembuh dalam 1 minggu dan sembuh sempurna dalam 14 hari tanpa meninggalkan !aringan parut. .esi ma!or : berdiameter 1-5 cm dan berkembang lebih dalam. .esi biasan a sangat sakit, mengganggu bicara dan makan. .esi bisa bertahan berbulanbulan, sembuh dalam waktu ang lama dan meninggalkan !aringan parut. .esi herpetiform : ter!adi pada orang dewasa. (erdiameter 1-$ mm, !umlahn a ban ak, bila pecah bersatu ukuran lesi men!adi lebih besar dan melibatkan mukosa oral ang luas. '+!%PI %,asus ringan' dapat diaplikasikan obat topikal seperti orabase. )ebagai pereda rasa sakit dapat diberikan topikal anestesi.

%,asus berat' dapat diaplikasikan preparat kortikosteroid topikal, seperti triamcinolon atau fluorometholon (2-3 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur).

Tetrasiklin obat kumur dan gel dapat mempersingkat waktu pen embuhan ulser.

2ada pasien ulser ma!or atau multiple ulser minor ang parah ang tidak responsif terhadap terapi topikal, diberikan terapi sistemik.

Terapi ulser traumatik : membersihkan ulser dengan normal saline atau h drogen peroksida dengan campuran air.

P+-)+,%/%6engan mengetahui pen ebabn a, kita diharapkan dapat menghindari ter!adin a stomatitis %sariawan', diantaran a dengan men!aga kebersihan rongga mulut serta mengkonsumsi nutrisi ang cukup, terutama pada makanan ang mengandung &itamin (12 dan >at besi. )elain itu dian!urkan untuk menghindari stress. 1amun bila sariawan selalu hilang timbul, dapat mencoba dengan kumurkumur air garam hangat dan berkonsultasi dengan dokter gigi dengan meminta obat ang tepat sariawann a. "da beberapa usaha lain ang dilakukan untuk mencegah munculn a sariawan. Misaln a, men!aga kesehatan umum terutama kesehatan pada mulut, menghindari luka pada mulut saat menggosok gigi atau saat menggigit makanan, menghindari pasta gigi ang merangsang, menghindari kondisi stress, menghindari makanan ang terlalu panas atau terlalu dingin, sering mengkonsumsi buah dan sa uran, terutama &itamin (, &itamin 7, dan >at besiE serta menghindari makanan dan obat-obatan atau >at ang dapat menimbulkan reaksi alergi pada rongga mulut. "merican 6ental "ssociation. 2;;$. The diagnosis and management of recurrent aphthous stomatitis. * "m 6ent "ssoc, Fol 1$4, 1o 2, 2;;-2;B.

:reenberg, Martin ) G Michael :lick. 2;;$. (urket<s 5ral Medicine 6iagnosis G Treatment. 1;ed. /)": (7 6ecker 4nc. Mac2hail .. Topical and s stemic therap for recurrent aphthous stomatitis. )emin 7utan Med )urg. 1CCB 6ecE1A%4':$;1-$;B. '#aumatik *lse# Definisi Traumatik ulser adalah bentukan lesi ulseratif ang disebabkan oleh adan a trauma. Traumatik ulser dapat ter!adi pada semua usia dan pada kedua !enis kelamin. .okasin a biasan a pada mukosa pipi, mukosa bibir, palatum, dan tepi perifer lidah. Traumatik ulser disebabkan oleh trauma berupa bahan-bahan kimia, panas, listrik, atau ga a mekanik %.anglais G Miller, 2;;;'. +ti"l"gi dan Pat"genesis 2en ebab traumatik dari ulserasi mulut dapat berupa trauma fisik atau trauma kimiawi. ,erusakan fisik pada mukosa mulut dapat disebabkan oleh permukaan ta!am, seperti cengkeram atau tepi-tepi protesa, peralatan ortodonti, kebiasaan menggigit bibir, atau gigi ang fraktur./lser dapat diakibatkan oleh kontak dengan gigi patah, cengkeram gigi tiruan sebagian atau mukosa tergigit secara tak senga!a. .uka bakar dari makanan dan minuman ang terlalu panas umumn a ter!adi pada palatum. /lkus traumatik lain disebabkan oleh cedera akibat kuku !ari ang mencukil-cukil mukosa mulut %.ewis G .ame , 1CC?E .anglais G Miller, 2;;;'. /lser traumatik !uga dapat diakibatkan oleh bahan-bahan kimia, panas, listrik, atau ga a mekanik. 4ritasi kimiawi pada mukosa mulut dapat menimbulkan ulserasi. 2en ebab umum dari ulserasi !enis ini adalah tablet aspirin atau krim sakit gigi ang diletakkan pada gigi-gigi ang sakit atau di bawah protesa ang tidak n aman %.ewis G .ame , 1CC?E .anglais G Miller, 2;;;'.

,amba#an Klinis dan Diagn"sis Traumatik ulser mempun ai gambaran khas berupa ulser tunggal ang tidak teratur. .esi biasan a tampak sedikit cekung dan o&al bentukn a %:ambar 1'.

2ada awaln a daerah eritematous di!umpai di perifer, ang perlahan-lahan men!adi muda karena proses keratinisasi. (agian tengah lesi biasan a kuning kelabu. )eringkali trauma pen ebabn a !elas terungkap pada pemeriksaan riwa at pen akit atau pemeriksaan klinis. Mukosa ang rusak karena bahan kimia seperti terbakar oleh aspirin umumn a batasn a tidak !elas dan mengandung kulit permukaan ang terkoagulasi dan mengelupas %(haskar, 1CB$E .ewis G .ame , 1CC?E .anglais G Miller, 2;;;'. 'e#api dan Pe#a0atan Terapi trumatik ulser berupa terapi kausatif dengan menghilangkan faktor etiologi atau pen ebab %trauma'. Terapi simptomatik pasien dengan traumatik ulser dan bisa dengan topikla anatesi. Terapi paliatif pada pasien ini dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Terapi suportif dapat berupa dengan mengkonsumsi makanan lunak. *ika lesi benar-benar trauma, maka ulser akan sembuh dalam waktu B-1; hari. 2endapat lain mengatakan bahwa setelah pengaruh traumatik hilang, ulser akan sembuh dalam waktu 2 minggu, !ika tidak maka pen ebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi. )etiap ulser ang menetap melebihi waktu ini, maka harus dibiopsi untuk menentukan apakah ulser tersebut merupakan karsinoma %(engel et al., 1C?CE .ewis G .ame .anglais G Miller, 2;;;E 0ouston, 2;;C'. , 1CC?E aitu dengan

pemberian obat kumur antiseptik seperti khlorhe idin dengan analgesic

Pen$akit (ehcet )indrom behcet adalah kondisi multis stem dengan serangkaian manifestasi, antara lain ulserasi oral. 2enderita behcet mungkin

memerlukan terapi imunosupresi secara sistemis dan cara ini dan cara ini dapat meringankan ge!ala-ge!ala mulutn a.

3 3 Penatalaksanaan Mik#""#ganisme 12amu#34i#us3bakte#i5 3ongga mulut dihuni oleh berbagai !enis mikroorganisme ang membentuk mikroflora oral komensal. Mikroflora ini biasan a mengandung bakteri, mikoplasma, !amur, dan proto>oa, ang kesemuan a dapat menimbulkan infeksi opportunistic simptomatik tergantung pada factor-faktor local atau da a pertahanan tubuh pe!amu ang rendah Infeksi $ang disebabkan "leh bakte#i a 'ube#kul"sis 4nfeksi sekunder mukosa mulut tuberculosis ang disebabkan oleh !ycobacterium

ang terdapat dalam dahak penderita tuberculosis pulmoner

aktif. .esi intraoral biasan a terbentuk pada permukaan dorsal lidah tetapi dapat !uga ter!adi pada tempat lain. Penatalaksanaan 2engobatan local tidak diperlukan karena lesi oral akan hilang dengan kemoterapi sistemik seperti rifampisin, isonia>id atau ethambuthol. b ,"n"#e 2en akit ini disebabkan oleh bakteri "eisseria gonorhoeae. .esi biasan a menun!ukkan adan a infeksi primer dan adan a kontak orogenital. 2enderita mengeluh tentang rasa sakit pada mukosa mulut diiringi dengan ter!adin a perubahan pengecapan, halitosis serta limfadenopati. 2emeriksaan klinis menun!ukkan tanda-tanda klinis ang ber&ariasi, termasuk eritema, edema, ulserasi, dan pseudomembran teruma didaerah tonsil serta orofaring. Penatalaksanaan 2engobatan gonore didasarka pada pemberian antibiotic secara sistemis, dengan procaine penicillin sebagai pilihan utama, ang dapat diberikan secara intramuscular atau oral dengan kombinasi probenecid. c Sifilis

Halaupun lesi primer dari pen akit kelamin ini umun a ter!adi didaerah genitalia, dapat !uga di!umpai pada bibir atau mukosa mulut sebagai akibat kontak orogenital. Penatalaksanaan 2engobatan ang paling efektif untuk setiap stadium sifilis adalah dengan procaine penicillin. 2asien harus terus dipantau selama minimal dua tahun dan pemeriksaan serologis harus diulangi setiap periode tertentu. Infeksi $ang disebabkan "leh 6amu# Halaupun berbagai !amur dapat menimbulkan pen akit orofasial, sebagian besar kondisi tunggal disebabkan oleh spesies #andida. a Kandidiasis ,andidiasis adalah suatu pen akit infeksi pada kulit dan mukosa ang disebabakan oleh !amur kandida. ,andida adalah suatu spesies ang paling umum ditemukan di rongga mulut dan merupakan flora normal. Telah dilaporkan spesies kandida mencapai 4; I A; = dari seluruh populasi mikroorganisme rongga mulut %)il&erman,2;;1'. Terdapat lima spesies kandida aitu k.albikans, k. tropikalis, k. glabrata, k. krusei dan k. parapsilosis. 6ari kelima spesies kandida tersebut k. albikans merupakan spesies ang paling umum men ebabakan infefksi di rongga mulut.%1olte,1C?2' )truktur k. albikans terdiri dari dinding sel, sitoplasma nukleus, membrane golgi dan endoplasmic retikuler. 6inding sel terdiri dari beberapa lapis dan dibentuk oleh mannoprotein, gulkan, glukan chitin. %9arlane M, 2;;2'. ,. albikans dapat tumbuh pada media ang mengandung sumber karbon misaln a glukosa dan nitrogen biasan a digunakan ammonium atau nitrat, kadang I kadang memerlukan biotin. 2ertumbuhan !amur ditandai dengan pertumbuhan ragi ang berbentuk o&al atau sebagai elemen filamen h fa@pseudoh fa %sel ragi pada temperatur 2; I 4; dera!at 7elsius. % Mc 9arlane 2;;2'. ang meman!ang' dan suatu masa filamen h fa disebut m celium. )pesies ini tumbuh

Ter!adin a ,andidiasis di pengaruhi oleh beberapa faktor terutama pengguna protesa, serostomia %s!ogren s ndrome', penggunaan radio therap , obat I obatan sitotoksis, konsentrasi gula dalam darah %diabetes', penggunaan antibiotik atau kortikosteroid, pen akit keganasan %neoplasma', kehamilan, defisiensi nutrisi, pen akit kelainan darah, dan 2enderita 4mmuno supresi %"46)'. %)il&erman ), 2;;1'. 2enggunaan protesa men ebabkan kurangn a pembersihan oleh sali&a dan pengelupasan epitel, hal ini mengakibatkan perubahan pada mukosa. 2ada penderita serostomia, penderita ang di obati oleh radio aktif, dan ang menggunakan obat I obatan sitotoksis mempun ai mekanisme pembersihan dan di hubungkan dengan pertahanan host menurun, hal ini mengakibatkan mukositis dan glositis. 2enggunaan antibiotic dan kortikosteroid akan menghambat pertumbuhan bakteri komensal sehingga mengakibatkan pertumbuhan kandida penekanan sel mediated immune. %*ainkitti&ong, 2;;B'. 2ada penderita ang mengalami kelainan darah atau adan a pertumbuhan !aringan %keganasan', sistem fagositosin a menurun, karena fungsi netrofil dan makrofag mengalami kerusakan. Ter!adin a kandidiasis pada rongga mulut di awali dengan adan a kemampuan kandida untuk melekat pada mukosa mulut, hal ini ang men ebabkan awal ter!adin a infeksi. )el ragi atau !amur tidak melekat apabila mekanisme pembersihan oleh sali&a, pengun ahan dan penghancuran oleh asam lambung ber!alan normal. 2erlekatan !amur pada mukosa mulut mengakibatkan proliferasi, kolonisasi tanpa atau dengan ge!ala infeksi %Mc 9arlane 2;;2'. (ahan I bahan polimerik ekstra selular %mannoprotein' ang menutupi permukaan kandida albikans merupakan komponen penting untuk perlekatan pada mukosa mulut. ,andida albikans menghasilkan proteinnase ang dapat mengdegradasi protein sali&a termasuk sekretori imunoglobulin ", laktoferin, musin dan keratin !uga sitotoksis terhadap sel host. (atas I batas hidrolisis dapat ter!adi pada p0 $.;@$.5 I p0 A.;. 6an mungkin melibatkan beberapa en>im lain ang lebih ban ak.dan menurunkan da a tahan tubuh,karena kortikosteroid mengakibatkan

seperti fosfolipase, akan di hasilkan pada p0 $.5 I A.;. -n>im ini menghancurkan membran sel selan!utn a akan ter!adi in&asi !amur tersebut pada !aringan host. 0ifa mampu tumbuh meluas pada permukaan sel host. %Mc 9arlane 2;;2' ,amba#an Klinis )ecara klinis kandidiasis dapat menimbulkan penampilan ang berbeda, pada umumn a berupa lesi I lesi putih atau area eritema difus %)il&erman ), 2;;1'. 2enderita kandidiasis akan merasakan ge!ala seperti rasa terbakar dan perubahan rasa kecap. 2ada pemeriksaan klinis dapat diklasifikasikan men!adi lima tipe aitu akut pseudomembran kandidiasis %thrush', kronis hiperplastik kandidiasis, kronis atrofik kandidiasis %denture stomatitis', akut atrofik kandidiasis dan angular sheilitis %1olte,1C?2'. Thrush mempun ai ciri khas dimana gambarann a berupa plak putih kekuning I kuningan pada permukaan mukosa rongga mulut, dapat dihilangkan dengan cara dikerok dan akan meninggalkan !aringan ang berwarna merah atau dapat ter!adi pendarahan. 2lak tersebut berisi netrofil, dan sel I sel inflamasi sel epitel ang mati dan koloni atau hifa. %:reenberg M. )., 2;;$'. 2ada penderita "46) biasan a lesi men!adi ulserasi, pada keadaan dimana terbentuk ulser, in&asi kandida lebih dalam sampai ke lapisan basal. %Mc 9arlane 2;;2'. ,ronis hiperplastik kandidiasis disebut !uga kandidiasis leukoplakia, lesin a berupa plak putih ang tidak dapat dikerok, gambaran ini mirip dengan leukoplakia tipe homogen. %:reenberg.2;;$'. ,eadaan ini ter!adi diduga akibat in&asi miselium ke lapisan ang lebih dalam pada mukosa rongga mulut, sehingga dapat berproliferasi, sebagai respon !aringan inang. %:reenberg M 2;;$'. ,andidiasis leukoplakia sering ditemukan pada mukosa bukal, bibir dan lidah. ,ronis atrofik kandidiasis ,mempun ai nama lain aitu denture stomatitis dan denture sore mouth. 9aktor predisposisi ter!adin a kandidiasis tipe ini adalah trauma kronis, sehingga men ebabkan in&asi !amur ke dalam !aringan dan

penggunaan geligi tiruan tersebut men ebabkan akan bertambahn a mukus dan serum, akan tetapi berkurangn a pelikel sali&a. )ecara klinis kronis atrofik kandidiasis dapat dibedakan men!adi tiga t pe aitu inflamasi ringan ang terlokalisir disebut !uga pinpoint hiperemi, gambaran eritema difus, terlihat pada palatum ang ditutupi oleh landasan geligi tiruan baik sebagian atau seluruh permukaan palatum tersebut %15= - A5=' dan hiperplasi papilar atau disebut !uga tipe granular.%:reenberg 2;;$'. "kut atrofik kandidiasis, disebut !uga antibiotik sore mouth. )ecara klinis permukaan mukosa terlihat merah dan kasar, biasan a disertai ge!ala sakit atau rasa terbakar, rasa kecap berkurang. ,adang-kadang sakit men!alar sampai ke tenggorokan selama pengobatan atau sesudahn a kandidiasis tipe ini pada umumn a ditemukan pada penderita anemia defiensi >at besi. %:reenberg, 2;;$'. "ngular cheilitis, disebut !uga perleche, ter!adin a di duga berhubungan dengan denture stomatits. )elain itu faktor nutrisi memegang peranan dalam ketahanan !aringan inang, seperti defisiensi &itamin (12, asam folat dan >at besi, hal ini akan mempermudah ter!adin a infeksi. :ambaran klinisn a berupa lesi agak kemerahan karena ter!adi inflamsi pada sudut mulut %commisure' atau kulit sekitar mulut terlihat pecah - pecah atau berfissure. %1olte, 1C?2. :reenberg, 2;;$'. 'e#api ,andidiasis pen akit pada rongga mulut umumn a ditanggulangi dengan menggunakan obat anti!amur,dengan memperhatikan factor predisposisin a atau ang men ertain a,hal tersebut berpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan atau pen embuhan.%Mc 7ullough 2;;5,)il&erman 2;;1' 5bat-obat anti!amur diklasifikasikan men!adi beberapa golongan aitu: %Tripathi M.6 2;;1' 1. "ntibiotik a. 2ol enes :amfotericin (, 1 statin, 0am cin, 1alam cin b. 0eteroc clicben>ofuran : griseoful&in 2. "ntimetabolite: 9luc tosine %5 I9e' $. ">oles

a. 4mida>ole %topical': clotrima>ol, -cona>ol, micona>ol %sistemik' : ketokona>ole b. Tria>oles %sistemik' : 9lukona>ole, 4trakona>ole 4. "ll lamine Terbinafine 5. "nti!amur lainn a : tolnaftate, ben>oic acid, sodiumtiosulfat. 6ari beberapa golongan anti!amur tersebut diatas, ang efektif untuk kasus kasus pada rongga mulut, sering digunakan antara lain amfotericine (, n statin, micona>ole, clotrima>ole, ketokona>ole, itrakona>ole dan flukona>ole. %Mc cullough, 2;;5'. "mfoterisin ( dihasilkan oleh )treptom ces nodusum, mekanisme ker!a obat ini aitu dengan cara merusak membran sel !amur. -fek samping terhadap gin!al seringkali menimbulkan nefrositik. )ediaan berupa lo>enges %1; ml ' dapat digunakan seban ak 4 kali @hari. 1 statin dihasilkan oleh streptom ces noursei,mekanisme ker!a obat ini dengan cara merusak membran sel aitu ter!adi perubahan permeabilitas membran sel. )ediaan berupa suspensi oral 1;;.;;; / @ 5ml dan bentuk cream 1;;.;;; /@g, digunakan untuk kasus denture stomatitis. Micona>ole mekanisme ker!an a dengan cara menghambat en>im c tochrome 2 45; sel !amur, lanosterol 14 demeth lase sehingga ter!adi kerusakan sintesa ergosterol dan selan!utn a ter!adi ketidak normalan membrane sel. )ediaan dalam bentuk gel oral %2; mg@ml', digunakan 4 kali @hari setengah sendok makan, ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan dahulu sebelum ditelan. 7lotrima>ole, mekanisme ker!a sama dengan micona>ole, bentuk sediaann a berupa troche 1; mg, sehari $ I 4 kali. ,etokona>ole %kt>' adalah anti!amur broad spectrum.Mekanisme ker!an a dengan cara menghambat c tochrome 245; sel !amur, sehingga ter!adi perubahan permeabilitas membran sel, 5bat ini dimetabolisme di hepar.-fek sampingn a berupa mual @ muntah, sakit kepala,parestesia dan rontok. )ediaan dalam bentuk tablet 2;;mg 6osis satu kali @hari dikonsumsi pada waktu makan. 4trakona>ole, efektif untuk pengobatan kandidiasis penderita immunocompromised. )ediaan dalam bentuk tablet ,dosis 2;;mg@hari. selama $ hari.,bentuk suspensi %1;;-2;; mg' @ hari,selama 2 minggu. %:reenberg, 2;;$'

-fek samping obat berupa gatal-gatal,pusing, sakit kepala, sakit di bagian perut %abdomen',dan h pokalemi 9lukona>ole, dapat digunakan pada seluruh penderita kandidiasis termasuk pada penderita immunosupresi& -fek samping mual,sakit di bagian perut, sakit kepala,eritme pada kulit. Mekanisme ker!an a dengan cara mempengaruhi 7 tochrome 2 45; sel !amur, sehingga ter!adi perubahan membran sel . "bsorpsi tidak dipengaruhi oleh makanan. )ediaan dalam bentuk capsul 5;,mg,1;;mg, 15;mg dam 2;;mg )ingle dose dan intra &ena. ,ontra indikasi pada wanita hamil dan men usui.

,ira-kira 4; = dari populasi mempun ai spesies candida didalam mulut dalam !umlah kecil sebagai bagian ang normal dari mikroflora oral. )pektrum spesies #andida ang dapat terbentuk didalam rongga mulut meliputi #andida albicans, #andida glabrata, #andida tropicalis, #andida pseudotropicalis, #andida guillerimondi serta #andida krusei. Halaupun setiap spesies candida dapat menimbulkan infeksi mulut, sebagian besar kasus disebakan oleh #ansdida albicans. )e!umlah factor predisposisi dilibatkan dalam kandidiasis oral. 9aktor predisposisi dalam ter!adin a kandidiasi oral "nak-anak /sia Tua ,ehamilan 6efisiensi >at besi 6efisiensi Fitamin (12 6iabetes mellitus ang tidak terdiagnosis dan kurang terkontrol 4ritasi Mukosa 2engobatan "ntibiotik ,ortikosteroid 4munosupresif )itotoksik Malnutrisi 2emakaian :igi palsu 0ipotiroidisme .eukimia "granulositosis 4nfeksi 04F Jerostomia 6iet ka a karbohidrat

Penatalaksanaan

Halaupun kandidiasis oral tergantung pada tipe

kandidiasis, penting untuk memencilkan setiap factor predisposisi. Terapi dilakukan berdasarkan pada penggunaan >at pol ene misaln a amfoterisin atau nistatin, keduan a tersedia dalam berbagai formulasi untuk penggunaan secara topical. *uga terdapat >at imida>ole. :enerasi baru dari deri&ate imida>ole diantaran a adalah flucona>ole dan itacona>ole, keduan a tern ata sangat efektif. $ahan-bahan antijamur yang digunakan untuk pengobatan kandidiasis oral dan perioral Obat "mfoterisin ."#mat )uspensi oral 1;; mg@ml )alep $= Tablet 1;; mg 1istatin ,rem 1;; ;;; unit@gram )alep 1;; ;;; unit@gram 2astiles 1;; ;;; unit@gram )uspensi oral 1;; ;;; unit@gram 9lucona>ole 4tracona>ole ,apsul 5; mg dan 15; mg ,apsul 1;; mg

,andidiasis oral sering dikelompokkann men!adi empat kelompok, aitu : 1. 2seudomembran akut % trush ' ,andidiasis oral !enis ini dikarakteristikkan oleh bercak-bercak kuning krem ang lunak, ang mengenai daerah mukosa mulut ang luas. 2lak ini tidak melekat dan biasan a mudah dikelupas untuk memperlihatkan mukosa eritematus dibawahn a. Penatalaksanaan Terapi pol enen secara topical harus membawa kesembuhan dalam B-1; hari. 2engobatan harus dilan!utkan selama 2

minggu setelah pen embuhan klinis selama 4 minggu. 2. "trofik akut

ang dalam istilah klinis berarti

Mukosa oral pada bentuk kandidiasis ini bersifat eritematus. 9aktor predisposisi ang mengakibatkann a dalah pengobatan dengan antibiotic, pengobatan dengan streroid serta infeksi 04F. (eda dengan bentukbentuk kandidiasi oral lain, kandidiasis eritamtus akut seringkali menimbulkan rasa sakit. Penatalaksanaan Terapi pol ene secara topical harus diberikan selama 4 minggu. Terapi antibiotic harus dihindari. 2enderita dengan terapi steroid secara inhalasi harus dian!urkan untuk berkumur-kumur dengan air setelah terapi inhalasi untuk mengurangi !umlah steroid di dalam rongga mulut. $. 0iperplastik kronis 4nfeksi 7andida kronis dapat menimbulkan perubahan hiperplastik dari epitel ang secar klinis berupa bercak-bercak putih. Penatalaksanaan Terapi anti!amur !angka pan!ang %sampai $ bulan' harus diberikan dalam bentuk pol ene secara topical. "khir-akhir ini telah ditemukan bahan anti!amur sistemik ang dapat menghasilkan kesembuhan klinis dalam 2-$ minggu. )etiap defisiensi >at besi serta pen akit ang mendasarin a harus disembuhkan. 4. "trofik kronis 4ni merupakan !enis kandidiasis palsu. Penatalaksanaan 2engobatan dilakukan dengan bahn pol ene anti!amur secar topical, diberikan tiap A !am selama 4 minggu. 2ada kasus ini kebersihan geligi tiruan merupakan hal ang penting. 5leh karena itu penderita dian!urkan untuk merendam gigi palsun a dalam larutan ang paling sering di!umpai dan

men erang seperempat sampai dua pertiga penderita ang memakai gigi

hipoklorit

semalaman

untuk

menghindari

setiap

kemungkinan

pertumbuhan !amur. )umber : .ewis,Michael ".5, 1CC?. Tinjauan %linis Penyakit !ulut. "lih bahasa : -ll Hiriawan. *akarta : Hid a Medika 3 4 Penatalaksanaan (MS 1(u#ning M"uth Sensati"n5 9aktor etiologi: 6efisiensi (1 2asien harus diberi &itamin (1 $;; mg sekali sehari untuk waktu 1 bulan 6efisiensi (A 2asien harus diberi &itamin (A 5; mg setiap ? !am untuk waktu 1 bulan 6efisiensi >at besi 6efisiensi asam folat 6iabetes melitus ,andidosis Terapi obat n statin oral suspensi 6esain geligi tiruan (ila desain gigi tiruan tidak baik, harus dibuatkan gigi tiruan ang baru. Jerostomia ,ecepatan aliran sali&a harus diperiksa kemudian diberi terapi penatalaksanaan 8erostomia seperti: sering minum air, mengun ah permen karet, dsb. ,ebiasaan parafungsional

Terapi obat antidepresi trisiklik 9obia kanker Terapi obat antidepresi trisiklik

Penatalaksanaannya& 2engobatan pada mulan a harus mencakup memberi pen!elasan kepada pasien tentang sifat masalah dan bahwa tidak ada gangguan serius terutama kanker mulut, ang men ebabkan masalah tersebut. 2asien harus diberi &itamin (1 $;; mg sekali sehari dan &itamin (A 5; mg setiap ? !am untuk waktu 1 bulan. (ila desain gigi tiruan tidak baik, harus dibuatkan gigi tiruan ang baru. 2asien harus dipanggil kembali untuk pengecekan setelah 4 minggu kemudian, pada saat mana tes hematologi dan mikrobiologi mungkin perlu dilakukan. )etiap keabnormalan ang di!umpai harus dikoreksi dengan penatalaksanaan ang tepat. Terapi obat antidepresi trisiklik mempun ai peran pada penderita (M) ang tidak mempun ai faktor-faktor presipitasi lainn a. Prognosis& 2ada umumn a prognosis (M) tipe 1 lebih baik daripada tipe 2, karena pada tipe ang disebutkan terakhir, kecemasan kronis merupakan penghambat kesembuhan. 2rognosis (M) tipe $ umumn a baik, asalkan faktor diet baik dan tidak di!umpai adan a faktor alergi. )ecara keseluruhan, tingkat kesembuhan B;= dari kasuskasus (M) dapat diharapkan. ,eberhasilan terapi (M) tergantung pada diketahuin a semua faktor etiologi. 3 7 Macam&macam te#api 2a#ingan lunak #"ngga mulut

a' Terapi simptomatik K terapi ang ditu!ukan untuk menghilangkan ge!ala atau keluhan. b' Terapi ,ausatif K terapi ang ditu!ukan untuk menghilangkan faktor pen ebab %etiologi' sehingga pen akit tidak timbul lagi. c' Terapi paliatif K Terapi ang ditu!ukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan meminimalkan perkembangan dari per!alanan suatu pen akit, !uga dengan dukungan dari keluarga, faktor psikologis, dan lingkungan. d' Terapi supportif K Terapi tubuh secara normal. %(engel et al., 1C?CE .ewis G .ame , 1CC?E .anglais G Miller, 2;;;E 0ouston, 2;;C' ang ditu!ukan untuk meningkatkan fungsi

Step IV Kesimpulan 4.1 penatalaksanaan efek radiotherap Terapi pada mukosa: a. 2enggunaan obat kumur b. Mengkonsumsi makanan bernutrisi %protein' tinggi. c. Menghindari makanan panas dan pedas. d. 2emnberian obat sedati&e dan &itamin ( untuk menanggulangi rasa sakit. Terapi ang dapat diberikan untuk mengatasi hiposali&asi ang men ebabkan 8erostomia tersebut dengan: a' Minum cairan dalam !umlah ang lebih ban ak. b' Mengkonsumsi obat-obatan sali&a. c' Memperhatikan dosis dan durasi dari terapi radiasi. Terapi untuk (M) akibat radioterapi: a' Mengkonsumsi makanan ang lebih bernutrisi, tambahan konsumsi suplemen %&itamin (' dan mineral %>inc' b' Memperhatikan dosis dan durasi dari terapi radiasi. Terapi untuk oral candidiasis: )ebenarn a terapi tergantung dari !enis oral candidiasis ang ada, namun ang paling umum ter!adi adalah 7andidiasis pseudomembran umumn a terdapat di mukosa bukal, palatal dan dorsal lidah. Medikasi ang dapat diberikan adalah: a' "nti !amur topical %suspense oral n statin dan tablet hisap clotrima>ol'. b' "nti !amur sistemik %tablet ketokona>ole, tablet flukona>ole, tablet itrakona>ole'. 4.2 2enatalaksanaan ulserasi a. 3") : ang ang dapat merangsang produksi

%,asus ringan' dapat diaplikasikan obat topikal seperti orabase. )ebagai pereda rasa sakit dapat diberikan topikal anestesi.

%,asus berat' dapat diaplikasikan preparat kortikosteroid topikal, seperti triamcinolon atau fluorometholon (2-3 kali sehari setelah makan dan menjelang tidur).

Tetrasiklin obat kumur dan gel dapat mempersingkat waktu pen embuhan ulser.

2ada pasien ulser ma!or atau multiple ulser minor ang parah ang tidak responsif terhadap terapi topikal, diberikan terapi sistemik.

Terapi ulser traumatik : membersihkan ulser dengan normal saline atau h drogen peroksida dengan campuran air.

b. Traumatik /lser : Terapi trumatik ulser berupa terapi kausatif dengan menghilangkan faktor etiologi atau pen ebab %trauma'. Terapi simptomatik pasien dengan traumatik ulser dan bisa dengan topikla anatesi. Terapi paliatif pada pasien ini dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik. Terapi suportif dapat berupa dengan mengkonsumsi makanan lunak. *ika lesi benar-benar trauma, maka ulser akan sembuh dalam waktu B-1; hari. 2endapat lain mengatakan bahwa setelah pengaruh traumatik hilang, ulser akan sembuh dalam waktu 2 minggu, !ika tidak maka pen ebab lain harus dicurigai dan dilakukan biopsi. )etiap ulser ang menetap melebihi waktu aitu dengan

pemberian obat kumur antiseptik seperti khlorhe idin dengan analgesic

ini, maka harus dibiopsi untuk menentukan apakah ulser tersebut merupakan karsinoma

c. 2en akit behcet terapi imunosupresi secara sistemis dan cara ini dan cara ini dapat meringankan ge!ala-ge!ala mulutn a 4.$. Terapi mikroorganisme %!amur,bakteri,&irus' a. *amur : 7andidiasis : "nti !amur topical %suspense oral n statin dan tablet hisap clotrima>ol'. "nti !amur sistemik %tablet ketokona>ole, tablet flukona>ole, tablet itrakona>ole'. b. (akteri : Tuberculosis : 2engobatan local tidak diperlukan karena lesi oral akan hilang dengan kemoterapi sistemik seperti rifampisin, isonia>id atau ethambuthol. :onore : 2engobatan gonore didasarka pada pemberian antibiotic secara sistemis, dengan procaine penicillin sebagai pilihan utama, ang dapat diberikan secara intramuscular atau oral dengan kombinasi probenecid. )ifilis : 2engobatan ang paling efektif untuk setiap stadium sifilis adalah dengan procaine penicillin. 2asien harus terus dipantau selama minimal dua tahun dan pemeriksaan serologis harus diulangi setiap periode tertentu.

c. Firus : Tidak diperlukan pengobatan khusus. 2enderita han a diminta untuk beristirahat. 4.4. 2enatalaksanaan (M) : 2engobatan pada mulan a harus mencakup memberi pen!elasan kepada pasien tentang sifat masalah dan bahwa tidak ada gangguan serius terutama kanker mulut, ang men ebabkan masalah tersebut. 2asien harus diberi &itamin (1 $;; mg sekali sehari dan &itamin (A 5; mg setiap ? !am untuk waktu 1 bulan. (ila desain gigi tiruan tidak baik, harus dibuatkan gigi tiruan ang baru. 2asien harus dipanggil kembali untuk pengecekan setelah 4 minggu kemudian, pada saat mana tes hematologi dan mikrobiologi mungkin perlu dilakukan. )etiap keabnormalan ang di!umpai harus dikoreksi dengan penatalaksanaan ang tepat. Terapi obat antidepresi trisiklik mempun ai peran pada penderita (M) ang tidak mempun ai faktor-faktor presipitasi lainn a. 4.5 Macam-macam terapi !aringan lunak rongga mulut a' Terapi simptomatik. b' Terapi ,ausatif c' Terapi paliatif d' Terapi supportif

D%.'%! P*S'%K%

:reenberg. M.) et al,2;;$ $urket's (ral !edicine, 1; ed, , (c 6ecker 4nc, 0amilton 5ntario, h. C4-? *ainkitti&ong, et al. 2;;B, #andidiasis in ()P patiens undergoing topical steroid therapy, Triple 5, 1;4: A1-AA Mc 7ullough, )a&age ,1.H.,2;;5, "utralia 6ent. *. Medication )uplement, 5;E4 Mc 9arlane et al ,2;;2 *ssential of !icrobiologi for dental student,58fort , 1ew ork, h. 2?B 1olte. ".H.,1C?2. (ral !icrobiologi,4 ed, The 7.F Mosb co,)t .ouis, Toronto, .ondon h. 52$- $2 2inborg,*.*. ,1CC4 , "tlas 2en akit Mukosa mulut, -disi ke 4.6iter!emahkan oleh drg ,artika Hangsarahar!a , (ina rupa "ksara hal. 5A-5? )il&erman. ) *r at al, 2;;1, *ssential of (ral !ed, (7. 6ecker 4nc, 0amilton, .ondon, h. 1B; I 1BB )il&erman .). *r. 1CCA, #olor +tlas of (ral !anifestations of aids ,2ed, The 7.F Mosb , )t .ouis, (oston (altimore, h. 1?,2? Tripathi.,.6. ,2;;1, *ssential of !edical Pharmacologi, *a pee (rothers, hBB12, BB5 I?. "merican 6ental "ssociation. 2;;$. The diagnosis and management of recurrent aphthous stomatitis. * "m 6ent "ssoc, Fol 1$4, 1o 2, 2;;-2;B. :reenberg, Martin ) G Michael :lick. 2;;$. (urket<s 5ral Medicine 6iagnosis G Treatment. 1;ed. /)": (7 6ecker 4nc. Mac2hail .. Topical and s stemic therap for recurrent aphthous stomatitis. )emin 7utan Med )urg. 1CCB 6ecE1A%4':$;1-$;B. %http:@@repositor .usu.ac.id@bitstream@12$45AB?C@B?CC@1@;C-;15A2.pdf'

También podría gustarte