Está en la página 1de 30

AIDS I.

Pendahuluan Penyakit AIDS pertama kali dilaporkan pada tahun 1983, sejak itu AIDS telah menjadi Epidemik di seluruh dunia dengan lingkup yang semakin luas. Pada akhir tahun 1998 !AIDS " nited !ations Programme on AIDS# men$atat 33,% juta orang yang hidup dengan terin&eksi AIDS, diantaranya terdapat 13,8 juta orang perempuan dan %,' juta anak di (a)ah 1* tahun. Sekitar 9*+ orang yang terin&eksi AIDS (erada di negara (erkem(ang. Sampai (ulan ,uli 1993 telah dilaporkan sekitar -18.89% kasus AIDS dari 18' negara di dunia ke .adan /esehatan Dunia "012#. Sedangkan 012 memperkirakan sekitar ',* juta kasus AIDS dan 1% juta 1I3 positi&. Diperkirakan pada tahun '444 akan terdapat %4 juta 1I3 positi& diseluruh dunia, termasuk 14 juta )anita dan anak5anak. Di Indonesia kasus AIDS pertama kali ditemukan pada tanggal 1* April 198di .ali, di(a)a oleh seorang )isata)an .elanda. 6enurut Dirjen Pem(erantasan penyakit 6enular dan Penyehatan 7ingkungan Pemukiman Depkes 8I, jumlah komulati& kasus 1I39AIDS ":# per ,anuari '444 adalah 1484 kasus yang terdiri dari -9% kasus 1I3 ":# dan '8; kasus AIDS AIDS dise(a(kan oleh 1I3 "1uman Immunode&i$ien$y 3irus#, suatu retro<irus onkogenk. Penyakit ini di$irikan dengan tim(ulnya (er(agai penyakit in&eksi (a$teri, jamur parasit, dan <irus yang (ersi&at oportunistikatau keganasan sepeti sarkoma kaposi dan in&ama primer diotak. Dengan ditegakkannya penyakit terse(ut, meskipun hasil pemeriksaan la(oratorium untuk in&eksi 1I3 (elum dilakukan atau tidak dapat diam(il kesimpulan, maka diagnosa AIDS telah dapat ditelaah.

Sekarang (erjuta5juta orang telah terin&eksi= sekali terin&eksi, orang terse(ut akan terin&eksi sepanjang hidupnya. Dalam satu dasa)arsa ini, se(agian (esar orang yang terin&eksi 1I3 mengalami in&eksi oportunistik yang &atal se(agai aki(at de&isiensi sistem imun yang diinduksi oleh 1I3. AIDS akan menjadi masalah kesehatan yang utama diseluruh dunia dalam )aktu dekat ini.

II. Faktor Patogenitas 1I3 adalah suatu retro<irus, anggota su( &amili lenti<irus. >iri khas mor&ologik 1I3 yang unik adalah nukleord (entuk silinder dalam <irion matang.

'

?enom 8!A lenti<irus le(ih kompleks daripada retro<irus pengu(ah. 3irus mengandung tiga gen yang diperlukan untuk retro<irus yang (ereplikasi @ gag, pol, dan env. Enam gen tam(ahan mengatur eksprsi <irus dan (ersi&at penting dalam patogenesis penyakit in <i<o. 0alaupun gen (antuan ini memperlihatkan sedikit homologi urutan diantara lenti<irus, &ungsinya tetap dilestarikan. Aidak dikenalinya urutan gen ini dapat mem(antu menjelaskan spesi&itas spesies yang diham(at oleh lenti<irus. Satu protein yang (ereplikasi pada &ase dini, protein tat, (er&ungsi dalam Btransakti<itasC melalui suatu produk gen <irus yang terli(at dalam akti<asi transkripsional gen <irus lain. Aransakti<itas pada 1I3 (erlangsung sangat e&isien, dan se(agian merupakan penye(a( dari si&at <irulen in&eksi 1I3. Diperlukan protein re< untuk mengekspresikan protein struktural <irus. 8e< memudahkan pemindahan transkrip <irus yang tidak (ersam(ungan dari inti = protein struktural ditranslasikan dari m8!A yang tidak (ersam(ungan selam &ase lanjut dari replikasi <irus. Dungsi yang tepat se(agian (esar gen pengatur <irus (elum ditentukan, karena tampaknya hanya tat dan rev yang diperlukan untuk replikasi pada sel (iakan. Eang pasti, telah ditemukan strain dari <irus simian dengan gen nef yang dihapus untuk menghilangkan <irulensinya terhadap monyet dan untuk menim(ulkan imunitas terhadap penantang dengan strain petogenetik dari <irus imunode&isiensi simian "SI3#. 1anya lenti<irus primata yang memiliki gen .

/e(anyakan isolat 1I3 yang (er(eda (ersi&at tidak identik tetapi tampaknya terdiri dari suatu spektrum <irus terkait. Daerah penye(aran ter(esar diantara (er(agai isolat terlokalisir pada gen env, yang menyandi untuk protein selu(ung <irus. Populasi genom <irus yang terse(ar ditemukan pada indi<idu yang terin&eksi. 7enti<irus lain, <irus <isna, se$ara khas mengalami <ariasi antigenik progresi& se(agai reaksi terhadap respon imun inang selama in&eksi yang menetap. Penye(aran dalam selu(ung 1I3 mempersulit usaha untuk mengem(angkan <aksin yang e&ekti& untuk AIDS.

?likoprotein selu(ung Akti<asi5antara dari ekspresi 1I3 Diperlukan untuk menghasilkan <irus penular Aranskriptase (alik9 protease9integrasi9 endonuklease <i& pol <pr <pu 6eningkatkan ekspresi dari protein struktural Dungsi tidak diketahui

D !?SI .I272?I/

nsur pengatur

Protein Inti

re<

?E!

7A8

gag

tat
en<

7A8 ne&

P82AEI! 3I8 S p1-

p** p'% p1* p;; p*3

p1*4 p31

p'3

p1% "tat#

gp1;4 gp1'4 gp%1

p19 "re<#

p'-

Gambar 1. Struktur genom 1I351. Digam(arkan gen <irus, produk protein, dan &ungsi (iologik yang telah dikenal. Diperlihatkan (entuk pro<irus D!A dari genom <irus.

7enti<irus merupakan <irus eksogen yang lengkap= se(aliknya dengan mengandung retro<irus pengu(ah, genom lenti<irus tidak mengandung gen seluler yang dilestarikan . Indi<idu menjadi terin&eksi dengan masuknya <irus dari sum(er luar dan (ukan melalui akti<asi serangkaian diam yang terkandung dalam D!A seluler.

2.1 Klasifikasi 7enti<irus telah diisolasi dari (anyak spesies. 3irus AIDS manusia tidak homogen, tetapi se(agian (esar merupakan <arian dari 1I3 @ 1. 3irus kedua, 1I3 @ ', tampaknya hanya pre<alen di A&rika .arat dan sangat tidak <irulen, hanya sekitar %4+ dari rangkaian 1I3 @ 1 dan 1I3 @ ' yang identik. .anyak isolat retri<irus diperoleh dari spesies primata nonmanusia. SI3 dari soot manga(ey "jenis monyet di A&rika .arat# dan 1I3 @ ' m emiliki $ukup (anyak kemiripan yang mem(uat mereka diduga merupakan <arian dari <irus yang sama. Isolat simpanse le(ih (erkaitan erat dengan 1I3 @ 1 di(andingkan dengan setiap isolat simian lainnya. SI3 dari monyet hijau A&rika dan mandrills mem(entuk kelompok terpisah yang sama jauhnya terhadap 1I351 dan 1I3 @ '.

Pemeriksaan monyet de)asa di A&rika seringkali mem(erikan (ukti serologik mengenai in&eksi SI3. 2rganisasi genom lenti<irus primata "manusia dan simian# sangat serupa. Satu per(edaannya adalah (ah)a 1I3 @ 1 dan <irus simpanse mem(a)a gen <pu, sedangkan 1I3 @ ' dan se(agia (esar SI3 memiliki gen <pF. 8angkain gen gag dan pol sangat dilestarikan. Aerdapat penye(aran yang (ermakna diantara gen glikoprotein eksternal "komponen protein yang dipaparkan pada eksterior

dari partikel <irus#. 8eaksi silang antigenik antara 1I3 @ 1 dan SI3 paling jelas untuk antigen inti <irus dan kurang jelas untuk antigen selu(ung. SI3 tampaknya nonpatogenik spesies asal inangnya "kera hijau A&rika, sooty manga(ey#= spesies ini dikenal terin&eksi dalam ha(itat alamiahnya, se(aliknya, kera rhesus tidak terin&eksi se$ara alami dihutan Asia tetapi rentan terhadap induksi AIDS simian oleh (er(agai isolat SI3. 3irus yang pertamakali ditemukan dari kera rhesus yang ditahan adalah sooty manga(eyatau strain 1I3 @ '. Aerdapat teori yang semakin populer yang menye(utkan (ah)a 1I3 pada manusia (erasal dari in&eksi oleh <irus simian, (arangkali di daerah pinggirGan A&rika. SI3 sooty manga(ey diduga merupakan pendahulu dari 1I3 @ '. (elum teridenti&ikasi progenitor yang pasti untuk 1I3 @ ', tetapi <irus nonmanusia yang paling erat pada saat ini adalah simpanse.

2.2 Pathogenis dan Kekebalan Penentu utama sakit dan pathogenis yang dise(a(kan oleh <irus 1I3 adalah <irus tropis (erkode >D% 9 >D %A (Tabel 2-1). >D%A adalah penolong sekaligus se(agai type penunda sensiti&itas "DA1#.A. Tabel 2.1 Mekanisme Penyakit HIV 5 1I3 menjangkiti >D% : A dan jaringan sel 6a$rophages "6ono$ytes, 6a$rophages, Al<eolar, 6a$$rophage, di paru5paru sel dendriti$ dikulit, sel 6i$roglial di otak# 5 6enye(a(kan 7yti$ dan in&eksi laten >D%5A pada le<el rendah in&eksi jaringan sel 6a$rophage. 5 ,umlah >D% &ormasi Syntia dengan sel mem(esarkan jumlah >D% antigen sel A dengan 7ysis sel yang $ukup. 5 6engu(ah &ungsi sel A dan 6a$rophage

Setelah sel terse(ut terin&eksi, <irus yang terus (erjalan melanjutkan peng$opy5an diri "mem(elah diri# dengan (ergerak naik turun tetapi (elum akti& pada A sell. 3irus terse(ut mungkin akan tidak akti& untuk jangka )aktu yang $ukup lama,tetapi jika sudah akti& pada tahap >D %5A <irus akan mem(unuh sell. /eakti&an ini mun$ul setelah ada rangsangan oleh sel antigen dan mitogen. 1I3 mempengaruhi (e(erapa $ytopathi$ yeng menye(a(kan kematian sel. Ini meliputi akumulasi tak terintegrasi $opy5an D!A dari genosme. .erkem(ang (iak se$ara merata se(agaimana mem(ran plasma dan &ormasi syn$ytia. /emampuan 1I3 untuk mem(unuh targetnya (erhu(ungan dengan jumlah >D% yang dihasilkan sell. Protein ?p 1'4 mengikat kuat >D%, dapat men$egah ekspresi permukaan selnya dan &ungsi keke(alannya dan merangsang pelaksanaan penyatuan9 pengga(ungan jaringan sel. Aeori lain untuk akti&itas $ytolytiF 1I3 adalah molekul5molekul A sel yang akan menjadikan kematian sell. 6a$rophages terus menerus terin&eksi oleh 1I3 mereka akan menye(ar pada >ytolyti$ dari ?p 1'4 karena mereka menghasilkan sedikit jumlah >D% dan sel A. 6ono$ytes dan 6a$rophages adalah penerima dan alat untuk penye(aran <irus 1I3, Perputaran 6a$rophages, Sel 6i$rolial 2tak, Pulmonary Al<eolar, sell Dendrik dan sel5sel lainnya dari jaringan 6ono$yte5 6a$rophages dapat menye(arkan <irus dan (erpotensial menye(a(kan penyakit 1I3. 1u(ungan dengan kehilangan keke(alan, 1I3 dapat juga menye(a(kan ketidaknormalan !eurogi$al. Sel 6o$roglial dan 6a$rophages adalah sel jenis predominan di otak yang terjangkit 1I3, tetapi sel !eurons dan ?lial mungkin juga terjangkit. Sel 6ono$ytes dan 6i$roglial yang terjangkit akan mengurangi atau menghilangkan sur(tasi5sur(atsi !eurotoFi$ atau &aktor5 &aktor >hemota$ti$ untuk mengeluarkan respon marah atau girang pada otak. Pengaruh langsung >ytopathi$ pada <irus di !eurons juga sangat mungkin.

Penetralan anti(ody5anti(ody (erla)anan dengan ?p 1'4 dan juga (erpastisipasi respon AD>>. >D8 : >ytotoFi$ juga menghasilkan in&eksi 1I3 terhadap sel >D %. Sel5sel yang lasin dan >ytokine merespon (elahan 1I3 dan menghu(ungkan atau mempromosikan laten in&eksi. /emampuan 1I3 untuk mengantisipasi sistem keke(alan, (ertahan di 7ympho$ytes, dan mengu(ah antigeni$ity menjadikan <irus menghilangkan keke(alan dan men$egah resolusi penyakit. (tabel 2-2) Tabel 2-2. Alat HIV menghilang atau lari dari sistem kekebalan.
Karakteristik 1. In&eksi 7ympho$ytes dan 6a$rophages '. Indoti<ation o& >D% helper sel Fungsi 6enon5akti&kan elemen pertahanan imunitas 9 keke(alan 1ilangnya peng5akti&an sistem keke(alan dan jenis penundaan dan respon sensiti<itas 3. Antigeni$ dri&t gp 1'4 %. ?ly$osylation gp 1'4 (erat *. In&eksi yang (erkepanjangan 6enemukan jalan deteksi anti(ody 6enemukan jalan deteksi anti(ody 6enemukan resolusi keke(alan

3irus mun$ul untuk (ertahan hidup dan pada le<el in&eksi rendah di setiap in&eksi indi<idu. Perkem(angan pada tahap >D% menye(a(kan menurunnya keke(alan setelah )aktu yang lama

Peranan utama >D% mem(antu sel A pada inisiasi respon keke(alan dan menunda type sensiti<itas (erle(ihan "DA1# yang di indikasikan oleh tingkat sepresi keke(alan yang dipengaruhi in&eksi 1I3 "ta(el '539 ta(el '5%#.

Tabel 2- . Mekanisme HIV Mempengaruhi Supresi Kekebalan


1. 1I3 !angsung >yto$idal mempengaruhi atau sususnan Tidak langsung 6enggerakkan supresor sel A atau &aktor5 keke(alan luar Akti&itas sel >ytotoFi$ mela)an <iral atau protein diri monokine oleh keke(alan humoral

&ormasi

>D% &aktor yang mempengaruhi &enomena

7ympho$ytes Syntia '. 6enjangkiti &ungsi deteksi sel >D% produksi 6a$rophage

3. merusak presentasi antigen atau 6engurangi atau menghilangkan respon

Tabel 2-". Kekebalan Penyebab Ketidaknormalan Pengaruh dari Infeksi HIV Sel 1. A /elper >D% 7ympho$ytes Ketidaknormalan 6engurangi respon Proli&erati<e 6engurangi sel A pem(antu9Pengontrol 6engurangi >ytotoFi$ mela)an in&eksi <irus di sel 6engurangi respon DA1 '. 6ono$ytes 6engurangi >hematoFi$ 6engurangi Produksi I751 6engurangi akti<itas 6i$ro(iodi$al 6engurangi pen$egahan9pengurangan A!D H >ytokines lainnya 3. Sel pem(unuh Alamiah %. .. 7ympho$ytes 6engurangi akti<itas >ytotoFi$ 6engurangi respon gre$i&i$ antigen "produksi anti(ody# /etidakmampuan mengendalikan produksi anti(ody "hypergamma ?lo(ulinemia#

A sel adalah langkah pertama untuk merespon keke(alan normal. Sel A mem(antu mengurangi 7ymhokines dan E @ inter&eron memperoleh atau syarat pengakti&an ma$rophages, sel A @ sel . yang lainnya dan sel pem(unuh alamiah. /etika >D% tidak tersedia atau tidak (er&ungsi, Antigen @ respon keke(alan khusus "terutama jaringan respon keke(alan# tidak di antisipasi dan responnya tidak terkendali. 1ilangnya sel >D%A (ertanggung ja)a( untuk DA1 tum(uh tak terkendali dengan kesempatan karakteristik in&eksi AIDS.

III. Gambaran Klinik AIDS ditandai dengan penekanan yang nyata terhadap sistem imun dan perkem(angan neoplasma yang tidak laIim "khususnya sarkoma /aposi# atau dengan (er(agai in&eksi oportunistik (erat. ?ejala yang le(ih serius pada orang de)asa sering didahului dengan suatu prodroma "Bdiare dan penurunan (erat (adanC# yang dapat meliputi rasa lelah, malas, penurunan (erat (adan, demam, sesak napas, diare kronik, (er$ak putih pada lidah "leukoplakia (eram(ut, kandidiasis oral#, dan lim&adenopati. ,angka )aktu antara in&eksi primer dengan 1I3 dan penampakan gejala klinik yang pertama (iasanya $ukup lama pada orang de)asa, rata5rata sekitar 14 tahun. /ematian terjadi sekitar ' tahun kemudian. .1 Pengisian atau Pemuatan Plasma #iral ,umlah 1I3 didarah adalah harga prognostie yang penting. Ada lingkaran yang (erkesinam(ungan replikasi <iral dan $elah kematian untuk setiap pasien, dan tingkat ke(eradaan <irus yang menetap didarah (er(eda dari setiap orang5orang lainnya. Aingkat ini menandakan jumlah keseluruhan produksi sel yang terin&eksi dan rata5rata ukuran ledakan ini menandakan ukuran tunggal pemuatan <iral plasma kurang le(ih ; (ulan. Setelah terjangkit atau terin&eksi dapat diprediksikan resiko perkem(angan AIDS pada manusia (e(erapa tahun kemudian. .agaimana juga data ter(aru menyarankan per(edaan kelamin dalam parameter ini. Pada )anita, pengisisan <iral

14

mungkin prediksi perkem(angan penyakit AIDS. Aingkat plasma 1I3 8!A dapat ditentukan menggunakan tingkat atau ma$am ke(eradaan logam. /e(eradaan <iral menjadi penerka yang ter(aik untuk hasil klinik yang lama. Sementara >D% : 7ympho$ytes adalah prediksi yang ter(aik untuk resiko yang pendek untuk perkem(angan dan kemungkinan penyakit AIDS ditandai dengan penekanan yang nyata terhadap sistem imun dan perkem(angan neoplasma yang tidak laIim "khususnya sarkoma kaposi# atau dengan (er(agai in&eksi oportunistik (erat. ?ejala yang le(ih serius pada orang de)asa sering didahului dengan suatu prodoma "diare dan penurunan (erat (adan# yang dapat meliputi rasa lelah, malaise, penurunan (erat (adan, demam,s esak napas, diare kronik, (er$ak putih, pada lidah "leukoplakia (eram(ut, kandidiasi oral#, dan lim&adenopati. ?ejala penyakit pada saluran pen$ernaan mulai dari eso&agus sampai kolon merupakan penye(a( utama dari kelemahan. ,angka )aktu antara in&eksi primer dengan 1I3 dan penampakan gejala klinik yang pertama (iasanya $ukup lama pada orang de)asa, rata5rata sekitar 14 tahun. /ematian terjadi sekitar ' tahun kemudian.

.2 AIDS Pediatrik /eadaannya (er(eda pada neonatus yang terin&eksi di(andingkan dengan orang de)asa yang terin&eksi 1I3. /asus AIDS pediatrik didapat dari I(u dalam kelompok resiko tinggi, (iasanya ditemukan dengan gejala klinik pada umur ' tahun, kematian terjadi dalam ' tahun (erikutnya. !eonatus khususnya rentan terhadap e&ek penghan$uran dari 1I3 karena sistem imun yang tidak (erkem(ang pada saat in&eksi primer. ?am(aran kliniknya antara lain Pneumonitis Interstisial 7im&oid. /andidiasis oral (erat, ense&alopati, kurus, lim&adenopati generalisata, sepsi (akteri, hepatosplemomegali, diare, dan kegagalan pertum(uhan. Anak5anak dengan in&eksi 1I351 yang didapat se$ara perinatal memiliki prognosis yang sangat (uruk. Angka perkem(angan penyakit yang tinggi terjadi pada tahunh5tahun pertama kehidupan.

11

. Pen$akit %eurologik ?angguan &ungsi neurologik sering terjdi pada orang5orang yang terin&eksi 1I3. Empat puuh sampai 94 persen pasien mengalami gejala neurologik, dan (anyak kelainan neuropatologik yang ditemukan selama autopsi.penyakit neurologik yang terkait termasuk toksoplasmosis, kriptokokosis, dan lim&oma primer dari susunan sara& pusat. .e(erapa sindroma neurologik yang khas sering terjadi, termasuk esen&alitis su(akut, mielopati <akuoler, meningitis aseptik, neuropati peri&er, dan miopati. /ompleks demensia AIDS, sindroma neurologik yang paling laIim, tim(ul se(agai mani&estasi lam(at dari in&eksi 1I3 dan ditandai dengan daya ingat yang (uruk, ketidakmampuan untuk (erkonsentrasi apati, dan retardasi psikomotor. /elainan motorik &okal dan peru(ahan perilaku dapat juga terjadi. ?ejala5gejala (iasanya (erkem(ang dengan $epat. Analisa $airan sere(rospinal dan pemeriksaan radiogra&ik laIimnya memperlihatkan peru(ahaan yang non5spesi&ik. In&eksi 1I3 diduga mem(eri e&ek langsung dan tidak langsung terhadap otak dalam patogenesis dis&ungsi ini. Pasien AIDS pediatrik juga memperlihatkan a(normalitas neurologik. 1al ini meliputi gangguan kejang, penurunan $epat dari perkem(angan perilaku yang penting, esen&alopati, dan gangguan (erupa de&isit perhatian. Esen&alopati 1I3 dapat terjadi pJada 1' + anak5anak, (iasanya dalam kaitannya dengan de&isiensi imun yang jelas. Patogen (akteri (anyak terdapat pada AIDS pediatrik seperti juga merupakan penye(a( paling penting dari meningitis.

." Infeksi &'ortunistik Penye(a( paling sering dari mor(iditas dan mortalitas diantara pasien dengan in&eksi 1I3 stadium lam(at adalah in&eksi (erat yang ditim(ulkan oleh penye(a( yang jarang menim(ulkan penyakit serius pada orang dengan &ungsi imun yang (aik. Aki(at perkem(angan pengo(atan untuk (e(erapa patogen umum dan penatalaksanaan pasien AIDS, maka memungkinkan mereka untik (ertahan hidup le(ih lama, sehingga spektrum in&eksi oportunistik (eru(ah.

1'

In&eksi oportunistik yang paling laIim pada pasien AIDS adalah se(agai (erikut K 1. ProtoIoa @ AoFoplasma gondii, Isospora(elli, >ryptosporidium '. ,amur @ $andida al(i$ans, $rypto$o$$us neo&ormans, $o$$idiodies immitis, histoplasma 3. .akteri @ $apsulatum, 6y$o(a$terium Pneumo$ystis $arinii "se(elumnya 6y$o(a$terium diklasi&ikasikan se(agai ProtoIoa# a<ium5intra$elulare, tu(er$ulosis, 7isteria mono$ytogenes, !o$ardia asteroides, Salminella, Strepto$o$$us. %. 3irus @ Sitomegalo<irus, <irus herpes simpleks, <irus <arisela5Ioster, Adeno<irus, papo<a<irus ,> manusia, 3irus 1epatitis .. /o5in&eksi dengan <irus D!A dapat menye(a(kan peningkatan ekspresi 1I3 pada sel in <itro. ?am(aran ini menunjukan (ah)a in&eksi dengan <irus lain pada pasien yang terin&eksi1I3 (erpotensi untuk mengakti&kan kem(ali 1I3 in <i<o dan memper$epat perkem(angan penyakit. In&eksi herpes<irus merupakan hal yang umum pada pasien AIDS. 8etinitis sitomegalo<irus adalah komplikasi mata paling (aret yang terjadi pada pasien AIDS.

.( Kanker Pasien AIDS memperlihatkan predisposisi yang jelas terhadap perkem(angan kanker, dampak lain dari &ungsi imun yang tertekan. ,enis kanker yang ter(ukti (erkaitan dengan AIDS adalah lim&oma non5hodgkin dan sarkoma kaposi, kanker lain yang tampak le(ih sering pada orang dengan in&eksi 1I3 adalah kanker anogenital dan lim&oma (urkitt, dan D!A <irus E. ditemukan pada se(agian (esar dari mereka. 7im&oma (urkitt terjadi 1444 kali le(ih sering pada pasien AIDS di(andingkan dengan masyarakat pada umumnya. Sarkoma /aposi adalah tumor 3askuler yang diduga (erasal dari endotel yang tampak dikulit, selaput mukosa, kelenjar getah (ening, dan organ <isera. Se(elum keganasan terlihat pada pasien AIDS, jenis ini diduga merupakan (entuk kanker yang sangat jarang dan terjadi pada manula yang (erasal dari daerah 6editerani, &rekuensinya le(ih sering pada anak5anak di(andingkan

13

dengan orang de)asa muda didaerah khatuliti)a A&rika. Sarkoma kaposi kini terjadi '4.444 kali le(ih sering pada pasien AIDS di(endingkan dengan masyarakat pada umumnya, )alaupun alasan untuk hal ini tidak dimengerti, penyakit ini ditemukan le(ih sering pada laki5laki homoseksual dari pada pasien dengan kategori lain. Penye(a( kanker tidak jelas. /anker anogenital dapat meningkat se(agai aki(at dari ko5in&eksi dengan papiloma<irus manusia. 7eukoplakia oral (eram(ut, )alau pun (ukan tumor yang sesungguhnya, adalah lesi pada lidah yang dise(a(kan oleh replikasi <irus E. pada sel epitel.

I#. )ara Penularan 1I3 masuk tu(uh manusia terutama melalui darah, semen dan sekret <agina, serta transmisi dari I(u ke anak. Aiga $ara penularan 1I3 adalah se(agai (erikut K 1. 1u(ungan seksual, (aik se$ara <aginal. 2ral, maupun anal dengan seorang pengidap. Ini adalah $ara yang paling umum terjadi, meliputi 84+ 5 94+ total kasus sedunia. '. /ontak langsung dengan darah, produk darah, atau jarum suntik. Arans&usi darah9 produk darah yang ter$emar mempunyai resiko sampai L 94 +, ditemukan 3 @ * + total kasus sedunia. Pemakaian jarum suntik dan spuitnya pada =pe$andu narkotik (erisiko 4,* @ 1 +, ditemukan * @ 14 + total kasus sedunia. Penularannya melalui ke$elakaan tertusuk jarum pada petugas mempunyai resiko 4,* + dan men$akup M 4,1 + total kasus sedunia. 3. Aransmisi se$ara <ertikal dari i(u hamil pengidap 1I3 kepada (ayinya melalui plasenta. 8esiko penularan dengan $ara ini '* @ %4 + dan terdapat M 4,1 + dari total kasus sedunia. Setelah masuk tu(uh, <irus menuju ke kelenjar lem&edan (erada dalam sel dendritik selama (e(erapa hari. /emudian terjadi sindrom retro<iral akut seperti &lu " serupa in&eksi monunukleosis# disertai <iremia he(at denga keterli(atan (er(agai kelenjar lim&e. Pada tu(uh tim(ul respons imun humoral

1%

maupun selular. Sindrom ini akan hilang sendiri setelah 1 @ 3 minggu. /adar <irus yang tinggi dalam darah dapat diturunkan oleh sistem imun tu(uh. Proses ini (erlangsung (erminggu5minggu sampai terjadi keseim(angan antara pem(entukan <irus (aru dan upaya eliminasi oleh respons imun. Aitik keseim(angan yang dise(ut set point ini penting karena menentukan perjalanan penyakit selanjutnya. .ila tinggi, perjalanan penyakit menuju AIDS akan (erlangsung $epat. Serokon<ersi "peru(ahan anti(odi negati& menjadi positi&# terjadi 1 @ 3 (ulan setelah in&eksi, tetapi pernah juga dilaporkan selama 8 (ulan. /emudian pasien akan memasuki masa tanpa gejala. Dalam masa ini terjadi penurunan (ertahap jumlah >D% "jumlah normal 844 @ 14449mm 3# yang terjadi setelah replikasi persisten 1I3 dengan kadar 8!A <irus relati& konstan.>D% adalah reseptor pada lim&osit yang menjadi target sel utama 1I3. Pada a)alnya penurunan jumlah >D% sekitar 345;49mm39tahun sehingga (ila tanpa pengo(atan rata5rata masa in&eksi 1I3 sampai menjadi AIDS adalah 8514 tahun, dimana jumlah >D% akan men$apai kurang dari '449mm3.

*anifestasi Klinis /ondisi yang ditetapkan se(agai AIDS ">D>, 1993 re<isi # adalahK 1. /eganasan 5 5 5 5 5 5 5 5 '. 5 Sarkoma /aposi 7im&oma .urkit 7im&oma imuno(lastik 7im&oma promer pada otak /anker leher rahim in<asi& Ense&alopati yang (erhu(ungan dengan in&eksi 1I3 Sindrom kelelahan karena in&eksi 1I3 Penurunan Imunitas yang he(at ">DM'449mm3# In&eksi 2portunistik /andosis pada (ronkus, trakea, atau paru5paru

1*

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

/andosis pada eso&agus /oksidiodomikosis diseminata atau ekstrapulmoner /riptokokosis ekstrapulmoner /riptoporidiosis pada usus (ersi&at kronis "le(ih dari 1 (ulan# In&eksi Cytomegalovirus "selain herpes, limpa atau kelenjar lim&e# Cytomegalvirus retinitis "disertai kehilangan <isus# 1erpes Simpleks "ulkus kronis le(ih dari 1 (ulanm, (ronkiktis, preamonitis,atau eso&agitis# 1istoplasmosis "diseminata atau ekstrapulmoner# Isosporiasis pada usus (ersi&at kronis "le(ih dari 1 (ulan# Mycobacterium avium complex atau 6. /ansasii diseminata atau ekstrapulmoner Mycobacterium "spesies lain atau tidak dapat ditentukan# diseminata atau ekstrapulmoner Mycobacterium tuberculosis "pada paru atau ekstrapulmoner# neumocystis carinii pneumonia Pneumonia rekurens 7eukoense&alopati multi&okal progresi& Salmonella septikemia rekurens Aoksoplasmosis pada otak

#. Diagnosis 2rang de)asa yang terin&eksi <irus 1I3 akan mengalami masa tanpa gejala sekitar * sampai 14 tahun se(elum menunjukan gejala. ntuk mengetahui apakan seseorang telah terineksi 1I3 perlu dilakukan tes darah. Saat ini tes darah yang sering digunakan adalah tes anti(odi karena murah dan mudah dilaksanakan. ,ika tes 1I3 dilakukan untuk keperluan diagnostik, tes harus dilakukan se$ara sukarela, disertai dengan konseling se(elum dan sesudah tes, serta dijaga kerahasiaannya. Dengan demikian orang yang akan di tes dipersiapkan untuk menerima hasil tes, (aik positi& maupun negati&. Dia juga dilindungi dari kemungkinan aki(at

1;

negati& stigma yang masih sering terdapat dimasyarakat. 1asil tes perlu dinilai dengan hati5hati. 1asil tes positi& harus diulang dan (ila masih positi& dilakukan tes kon&irmasi dengan tes !estern "lood. .ila tak tersedia !estern "lood, hasil dinyatakan positi& apa(ila tes penyaring 3 F positi&. Se(aliknya, hasil negati& dapat (erarti yang (ersangkutan tidak terineksi <irus 1I3 atau masih dalam masa gejala. ?ejala AIDS pada umumnya merupakan gejala in&eksi oportunistik atau kanker yang terkait dengan AIDS. /anker yang terkait dengan AIDS adalah Sarkoma /aposi, 7im&oma 6alignum, dan /arsinoma Ser<iks In<asi&. Sedangkan gejala yang sering ditemukan pada pasien AIDS di 8umah Sakit mum Pusat !asional dr. >ipto 6angunkusumo dapat dilihat pada ta(el (erikut. Ge+ala Demam lama .atuk Penurunan (erat (adan Saria)an dan nyeri menelan Diare Sesak napas Pem(esaran kelenjar getah (ening Penurunan kesadaran ?angguan pengelihatan !europati Ense&alopati Frekuensi 144 + 94,3 + 84,- + -8,8 + ;9,' + %4,% + '8,8 + 1-,3 + 1*,3 + 3,8 + %,* +

In&eksi oportunistik yang sering dijumpai di 8umah Sakit

mum Pusat

!asional dr. >ipto 6angunkusumo dapat dilihat pada ta(el (erikut.

1-

Infeksi &'ortunistik /andidiasis mulut @ eso&agus Au(erkulosis Sitomegalo<irus Pneumonia rekuren Ense&alitis toksoplasma Pneumonia . Carinii "P>P# 1erpes simpleks 6.A<ium kompleks "6A># /ritosporodiosis 1istoplasmosis paru

Frekuensi 84,8 + %4,1 + %4,1 + '8,8 + 1-,3 + 13,% + 9,; + %,4 + ',4 + ',4 +

Dengan demikian, pada diagnosis in&eksi 1I3 peran pemeriksaan anti51I3 penting. Pada keadaan asimtomatik diagnosis ditegakkan (erdasarkan tes anti5 1I3, sedangkan pada masa sudah ada gejala, karena gejala yang tim(ul (erasal dari in&eksi oportunistik, maka tes 1I3 tetap diperlukan. Pada &asilitas kesehatan yang amat sederhana, di(enarkan utnuk mendiagnosis AIDS dengan gejala saja, tetapi karena di Indonesia sudah tersedia tes 1I3 yang terse(ar luas, hendaknya gejala klinis terse(ut ditunjang oleh tes 1I3.

(.1 Diagnosis !aboratorium a. Isolasi #irus 1I3 (isa menjadi piaraan 7ypho$ytes pada selu(ung darah "dan dengan sengaja mem(uat ruang pada satu sisi#. ,umlah sirkulasi yang terin&ekasi menanadakan tingkat penyakit. 3irus dalam jumlah (esar tertahan di jumpai di plasma dan selu(ung darah pada pasien AIDS se(agai per(andingan dengan indi<idu Asymptomasti$. Plasma 3iremia yang mun$ul menjadi tahap hu(ungan yang (aik pada in&eksi kemudian mun$ulnya Anti(ody. Penye(aran 1I351 anti(ody positi& akan menjadi piaraan dari sel darah. .agaimana pun juga teknik isolasi <irus mem(utuhkan )aktu lama, sangat sulit dilakukan. Aeknik P>8 Ampli&i$ation sering atau umum digunakan untuk mendeteksi <irus diklinik ruang angkasa.

18

b. Serelogi peralatan uji yang tersedia se$ara komersial untuk mengukur anti(ody adalah melalui pemeriksaan imunosor(en terkait5enIim "E7INA#. Pada hampir 144+ orang dengan uji anti(ody positi& , 1I3 dapat ditemukan dari (iakan lim&osit. /etika uji anti(ody (erdasarkan E7ISA digunakan untuk penyaringan populasi dengan in&eksi 1I3 pre<alensi rendah suatu uji positi& dalam $ontoh serum harus dikon&irmasi melalui uji (erulang se(elum serum donor dilaporkan. ,ika uji E7ISA ulagan negati&, (ahan harus diuji dengan metode lain. ji alternati& dilakukan melalui pemeriksaan imuno&luoresensi dan radioimunopresipitasi, tetapi hasil yang paling luas adalah dengan teknik 0estern Dlot, dimana anti(ody terhadap protein 1I3 dengan (erat molekul tertentu dapat dideteksi. Anti(ody terhadap protein inti <irus p'% atau glikoprotein selu(ung gp%1, gp1'4 atau gp 1;4 merupakan yang paling sering dideteksi. Aerdapat laporan (ah)a (e(erapa indi<idu yang(aru saja di<aksinasi untuk in&luenIa mem(eri hasil positi& palsu sementara pada uji E7ISA untuk anti(ody 1I3. Se(agian (esar indi<idu mengalami serokon<ersi dalam ' (ulan setelah terpapar <irus. Sangat jarang terjadi in&eksi 1I3 yang (erlangsung le(ih dari ; (ulan tanpa disertai anti(ody yang dapat dideteksi. ,. Pengembalian -ekaman . Antigen Kadar !ogam Pendeteksian 1I3 dan retro <irus lainnya sering diriringi atau dilengkapi dengan atau oleh penampilan pengem(alian rekaman pada serum dan median dan 1I3, mendeteksi 3iral Antigen "P'%# pada tara& medium atau sedang. Antigen P'% dapat dideteksi di lympho$ytes se(anyak ;4 + dari pasien yang terjangkit 1I3 dan indikasi (ah)a replikasi <iral yang akti& sedang (erlangsung. Antigen ini dapat dideteksi selama &ase akut 1I3 dan menghilang saat <irus memasuki &ase lain hanya mun$ul kem(ali setahun setelah in&eksi menye(arluaskan resume tiruan atau (elahannya.

19

d. Deteksi #iral %u,lei, A,id atau Anti Gen penggeseran kadar logam seperti tes 8A5P>8 dan .. D!A (iasanya untuk mendeteksi <iral 8!A pada klinik angkasa)an. 7ogam 8A5P>8 menggunakan metode EnIymati$ untuk menjelaskan 3iral 8!A dengan langkah hi(ridasi 2ligonu >leotide. .entuk tesnya (isa kuantitati& ketika menggunakan standar yang digunakanK O mnegontrol positi& dan negati& yang $o$ok harus dimasukkan dalam setiap test. Dasar tes molekular ini sangat sensiti& dan mem(entuk ke$enderungan atau ketentuan dasar plasma <iral "dijelaskan diatas# Aingkat 1I3 8!A sangat penting untuk mem(uat perkiraan perkem(angan penyakit dan alat5alat yang digunakan, dengan e&ekti&itas utama terapi anti<iral. Diagnosa a)al in&eksi 1I3 pada (ayi yang lahir dari i(u yag terin&eksi dapat dilakukan menggunakan tes plasma 1I351 8!A. /e(eradaan anti(ody maternal mem(uat tes sorologi$ tidak in&ormati& Aingkat rendah sirkulasi 1I351 p'% dapat dideteksi di(agian plasma oleh E7ISA sesaat in&eksi terjadi. Antigen sering menjadi tak dapat dideteksi setelah anti(ody (erkem(ang dan mun$ul kem(ali kemudian "terlam(at#sesaat proses in&eksi, menandakan prognosis yang lemah. Diagnosis 1. Diagnosis Dini In&eksi 1I3 Diagnosis dini ditegakkan melalui pemeriksaan la(oratorium dengan petunjuk gejala klinis atau adanya perilaku (eresiko tinggi. P>8. '. Diagnosis AIDS AIDS merupakan stadium akhir in&eksi 1I3. Pasien dinyatakan se(agai AIDS (ila dalam perkem(angan in&eksi 1I3 selanjutnya menunjukan ntuk diagnosis 1I3, yang laIim dipakai adalah E7ISA, !estern "lood, dan

'4

in&eksi dan kanker oportunistik yang mengan$am ji)a penderita "lihat $riteria kondisi yang ditetapkan se(agai AIDS oleh >D>, 1993#. Selain itu, termasuk juga ense&alopati, sindrom kelelahan yang (erkaitan dengan AIDS dan hitungan M '449mm3.

#I. Pengobatan dan Pen,egahan /.1 Pengobatan Peningkatan survival pada pasien dengan mani&estasi klinis dapat di$apai dengan diagnosis dini, pem(erian Iido<udin, pengo(atan komplikasi, serta penggunaan anti(iotik se(agai pro&ilaksis se$ara luas, khususnya untuk pneumonia karena a. carinii. In&eksi Dini >D> menyarankan pem(erian antiretro<iral pada keadaan asimtomatik (ila >D% M 3449mm3, dan >D% M*44mm3 pada keadaan simtomatik. 5 Nido<udin "ND3# merupakan analognukleosida yang telah ter(ukti menurunkan angka kematian, insidens in&eksi, dan gejala5gejala umum pada pasien AIDS yang telah mun$ul gejala klinis. Nido<udin ini (ekerja dengan $ara mengham(at replikasi 1I3 dengan mengham(ta kerja enIim re<erse trans$riptase. 2(at ini menekan P '% antigenaemia, dan memproduksi a modest (iasanya transient, meningkatkan hitung sel >D%. >D> telah menyarankan pemakaian o(at ini untuk in&eksi 1I3. 3ol(erding menyarankan pem(erian ND3 (ila hitungan >D% M *449mm3 tanpa melihat ada tiaknya gejala. Dosis yang di(erikan *445 ;44 mg9hari, pem(erian 144 mg9% jam se)aktu penderita terjaga. E&ek samping yang tim(ul antara lain anemia dan neutropenia, gangguan gastrointestinal, dan pada penggunaan jangka panjang dGapat terjadi miopati dan masuknya <irus dengan strain yang telah (erkurang sensiti<itasnya.

'1

Didanosis "DDI#, digunakan (ila penderita tidak toleran terhadap ND3, atau se(agai pengganti (ila ND3 sudah amat lama digunakan, atau (ila dengan pengo(atan ND3 tidak menunjukan hasil. Dosis ' F 144 mg91' jam "..M;4 kg# atau ' F 1* mg91' jam ".. L ;4 kg#

(. Pro&ilaksi Indikasi pem(erian pro&ilaksi untuk Pneumo$ystis $arinii pneumoniae "P>P# ialaha (ila >D% M '449mm3, terdapat kadidosis oral yang (erlangsung le(ih dari ' minggu, atau pernah mengalami in&eksi P>P di masa lalu. Sedangkan pro&ilaksis pada tu(erkulosis di(erikan (ila tes kulit PPD * mm dengan indurasi. $. Stadium 7anjut Pada stadium ini (anyak yang dapat terjadi, umumnya in&eksi oportunistik yang mengan$am ji)a. 2leh karena itu diperlukan penanganan multidisipliner. 2(at yang dapat di(erikan adalah ND3 dengan dosis a)al 1444 mg9hari dalam %5* kali pem(erian ".. -4 kg# d. Pada &ase terminal, yakni penyakit sudah tak teratasi, pengo(atan yang di(erikan hanya simtomatik dengan tujuan pasien merasa $ukup enak, (e(as dari rasa mual dan sesak, mengatasai in&eksi yang ada, dan mengurangi rasa $emas.

/.1.1 Prinsi' Pengobatan Pengo(atan AIDS dapat di(agi dalam K 1. Pengo(atan Suporti&

''

Aujuan pengo(atan ini ialah untuk meningkatkan keadaan umum pasien. Pengo(atan ini terdiri atas pemderian giIi yang sesuai, o(at sistemik, serta <itamin. Di samping itu perlu diupayakan dukungan psikososial agar pasien dapat melakukan akti<itas seperti semula. '. Pengo(atan In&eksi 2portunistik Pola in&eksi oportunistik (iasanya sesuai dengan pola mikro(a yang ada di lingkungan kpasien. Di negri kita yang sering dijumpai adalah in&eksi jamur, tu(erkulosis, toksoplasma, herpes, dan sitomegalo<irus. /arena keke(alan tu(uh pasien amat menurun, diperlukan o(at yang le(ih kuat dan )aktu pengo(atan yang le(ih lam. Se(agian in&eksi oportunistik seperti P>P dan sitomegalo<irus memerlukan pengo(atan pemeliharaan. A$apkali pasien juga menderita ' sampai 3 in&eksi oportunistk sekaligus. 2(at yang digunakan dalam pengo(atan in&eksi oportunistik de)asa ini dapat dilihat dalam ta(el di (a)ah ini.
Infeksi /andidiasis eso&agus Au(erkulosis 6A> Aoksoplasma Sitomegalo<irus 1erpes simpleks 1erpes Ioster P>P Tera'i DlukonaIul 8i&ampisin,I!1,Etam(utol, PiraIinamid,Stretomisin, /laritromisin,Etam(utol,8i&a(utin, Sipro&loksasin Pirimetamin, sul&adiaIin, Asam &olat, /lindamisin ?ansiklo<ir, Doskarmet Asiklo<ir Asiklo<ir /otrimoksasol

Pengo(atan kanker yang terkait AIDS yaitu lim&oma malignum, sarkoma kaposi, dan karsinoma ser<iks in<asi& disesuaikan dengan standar terapi penyakit kanker.

'3

3.

Pengo(atan Antiretro<iral 2(at ini (ertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan 1I3 dari dalam tu(uh. Penelitian terakhir menunjukan (ah)a kom(inasi o(at antiretro<iral dapat menurunkan se$ara tajam <iral load di darah, (ahkan juga di kelenjar lim&e. 2(at ini di(erikan dalam (entuk kom(inasi golongan 8AI "8eser<e Arans$riptasae Inhi(itor# dan PI "Protasae Inhi(itor#. De)asa ini terapi standar yang (anyak dianut adalah kom(inasi ' 8AI dan 1 PI. 6eski demikian uji klinis teru dikerjakan dengan menggunakan (er(agai kom(inasi, misalnya ' PI saja atau (ahkan ada kom(inasi %5* o(at yang (ertujuan untuk men$apai eradikasi 1I3 ditu(uh, sekarang o(at kom(inasi ini asih asing (agi ke(anyakan dokter yang (erpraktek umum, tetapi di masa depan (ila kasus semakin (anyak (ukan tidak mungkin standar terapi ini semakin populer, seperti halnya standar terapi antitu(erkulosis.

Tabel /-". Obat yang tergolong R I dan PI -TI PI

'%

AIidotimidin "ANA# Didanosin "ddl# Dideoksisitidin "dd># Sta<udin d%A#

Indina<ir 8itona<ir SaGuina<ir !el<ina<ir

/.2 Pen,egahan 6engingat hingga saat ini (elum ditemukan <aksin yang dapat men$egah serta o(at yang dapat mengatasi masalah ini, maka upaya pen$egahan merupakan $ara yang paling tepat untuk menurunkan insidens penyakit ini. paya pen$egahan ini dapat dilakukan dengan $ara5$ara se(agai (erikutK 1. Pendidikan kepada kelompok yang (eresiko terkena AIDS. '. Anjuran (agi yang telah terin&eksi <irus ini untuk tidak menyum(angkan darah, organ atau $airan semen, dan mengu(ah ke(iasaan seksualnya guna men$egah terjadinya penularan. 3. Skrining darah donor terhadap anti(odi 1I3. %. Penyuluhan untuk mempertahankan perilaku tidak (eresiko serta penggunaan kondom untuk men$egah melalui hu(ungan seks. *. Pen$egahan dikalangan pengguna narkotik suntikan adalah dengan pendekatan harm redu$tion, yaitu untuk mengurangi penularan penyakit dengan melalui jarum suntik dengan $ara mem(agikan jarum suntik yang steril serta mengajarkan prinsip5prinsip sterilisasi. ;. ntuk pen$egahan penularan dari i(u hamil positi& ke (ayinya dapat dilakukan pem(erian o(at antiretro<iral aIidotimidin "ANA# dan seksio sesaria. -. Pendekatan agama merupakan pendekatan yang paling penting karena dengan mengingatkan ajaran agama dan nilai5nilai (udaya diharapkan perilaku hu(ungan seks yang (eresiko dapat dikurangi. Pendekatan agama dan kesehatan hendaknya dijalankan saling melengkapi. Dengan demikian upaya pen$egahan penularan dapat dilakukan se$ara le(ih menyeluruh.

'*

DAFTA- P0STAKA

Da<id 1.Persning, Ahomas D.Smith, Dred >.Aeno<er, Ahomas ,.0hite. 1993. B#iagnostic Moleculer Microbiology rinciples and $pplications%. A6S ,a)ets, 6elni$k and Adel(ergPs. '44'. &$'() 2* 2t+ . International Edition. 6a$ ?ra) 1ill. ,.>.E. nder 0ood. 199;. ()'),$& and -.-T)M$T/C >hur$hill 7i<ingstone. $T01&1(. 2 t+.

,oklik 0./,1.P 0illet, 2.. Amos, and >.6. 0ill&ert. 199'. 2insser Migrobiology 2t+. Appelton H 7ange. >onne$tiut. /o(ayasi, ?eoge S. 8osenthal, /en S. P&aller, 6i$hael A. 6urray, Patri$k 8. BMedical Microbiology 2t+ B. International Student Edition. 0ol&e. 6i$hael 0.Adler, 6.D.,D8>P. 1993. $"C of $/#-. .6, Pu(lish. Aa<istok SGuare, 7ondon. Aony 1art 6...S and Paul Shears 6D.68>Path.199;. B Color $tlas 1f Medical Microbiology 'thC. Aimes 6irror International Pu(lishers 7imited.

';

KATA P1%GA%TA-

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S0A yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah5!ya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang (erjudul 2AIDS34I#5. 6akalah ini disusun (erdasarkan tugas yang di(erikan dosen pengasuh mata kuliah 6ikro(iologi I, yaitu Dr.dr.4+. 1frida 6arganegara7 *.kes.7S'. *K., se(agai salah satu syarat memenuhi kelengkapan tugas Semester Pendek. Semoga makalah ini dapat (erman&aat (agi kita semua khususnya (agi mahasis)a yang mengam(il mata kuliah 6ikro(iologi I selama Semester Pendek. /ami menyadari (ah)a makalah ini masih (anyak kekurangannya, maka dimohon saran dan kritik dari semua pihak demi meningkatkan kualitas dalam pem(uatan makalah (erikutnya. .andar 7ampung, Agustus '44;

Penulis

'-

DAFTA- ISI hal 1A7A6A! , D 7 ....................................................................................... i /AAA PE!?A!AA8 ..................................................................................... ii DADAA8 ISI ................................................................................................... iii I. II. PE!DA1 7 A! .................................................................................. 1 DA/A28 PAA2?E!IAAS ................................................................... ' '.1 /lasi&ikasi ...................................................................................... * '.' Pathogenis dan /eke(alan ............................................................. ; III. ?A6.A8A! /7I!I/ .......................................................................... 14 3.1 Pengisian atau Pemuatan Plasma<iral ........................................... 14 3.' AIDS Pediatrik .............................................................................. 11 3.3 Penyakit !eurologik ...................................................................... 1' 3.% In&eksi 2portunistik ....................................................................... 1' 3.* /anker ........................................................................................... 13 I3. 3. 3I. >A8A PE! 7A8A! ............................................................................ 1% DIA?!2SIS .......................................................................................... 1; *.1 Diagnosis 7a(oratorium ................................................................... 18 PE!?2.AAA! DA! PE!>E?A1A! ............................................... '1 ;.1 Pengo(atan ....................................................................................... '1 ;.1.1 Prinsip Pengo(atan .................................................................. '3 ;.' Pen$egahan ....................................................................................... '* DADAA8 P SAA/A ...................................................................................... ';

'8

*AKA!A4 *IK-&8I&!&GI I 2AIDS34I#5

&!14 SITI DIA% 6A490%I : 1:2/; K1!AS A 4A-I S1%I%3KA*IS

FAK0!TAS K1D&KT1-A%

0%I#1-SITAS *A!A4A9ATI 8A%DA- !A*P0%G 2::/

'9

34

También podría gustarte