Está en la página 1de 24

Asma Bronkial

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan bronkus oleh berbagai macam pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan luas saluran nafas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya secara spontan atau dengan pengobatan.1,2 Asma merupakan penyebab utama penyakit kronis pada masa kanakkanak, menyebabkan kehilangan hari-hari sekolah yang berarti, karena penyakit kronis. Asma merupakan diagnosis masuk yang paling sering di rumah sakit anak dan berakibat kehilangan 5-7 hari sekolah secara nasional tahun anak. !ebanyak 1"-15# anak laki-laki dan 7-1"# anak wanita dapat menderita asma pada suatu saat selama masa kanak-kanak. !ebelum pubertas sekitar dua kali anak laki-laki yang lebih banyak terkena daripada anak wanita$ setelah itu insidens menurut jenis kelamin sama. Asma dapat menyebabkan gangguan psikososial pada keluarga. %amun dengan pengobatan yang tepat, pengendalian gejala yang memuaskan hampir selalu dimungkinkan.& B. Tujuan 'ntuk mengetahui definisi, epidemiologi, etiologi, patologi, patogenesis, patofisiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, diagnosis, penatalaksanaan, status asmatikus, diagnosis banding, komplikasi dan prognosis asma bronkial

-1-

Asma Bronkial

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Asma Bronkial Asma adalah penyakit paru obstruktif, difus dengan hiperreakti(itas jalan napas terhadap berbagai rangsangan dan tingginya tingkat re(ersibilitas proses obstruktif, yang dapat terjadi secara spontan atau sebagai akibat pengobatan. )uga dikenal sebagai penyakit jalan napas reaktif, kompleks asma mungkin mencakup bronkitis mengi, mengi akibat (irus, dan asma terkait atopik. *isamping bronkokonstriksi, radang merupakan faktor patofisiologi yang penting$ ia melibatkan eosinofil, monosit dan mediator imun dan telah menimbulkan tanda alternatif bronkitis eosinofilik deskuamasi kronis.1,& B. E i!emiologi Asma Bronkial *ari tahun ke tahun pre(alensi penderita asma semakin meningkat. *i +ndonesia, penelitian pada anak sekolah usia 1&-1, tahun dengan menggunakan kuesioner +!AA- .International Study on Asthma and Allergy in Children/ tahun 1005 menunjukkan, pre(alensi asma masih 2,1#, dan meningkat tahun 2""& menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2#. 1enaikan pre(alensi di +nggris dan di Australia mencapai 2"-&"#. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma diderita oleh 2" juta penduduk amerika., *ata pada pewarisan asma adalah paling cocok dengan determinan poligenik atau multifaktorial. Anak dengan satu orangtua yang terkena mempunyai resiko menderita asma sekitar 25#$ risiko bertambah menjadi sekitar 5"# jika kedua orangtua asmatis. %amun, asma tidak secara uni(ersal ada pada kembar mono2igot. 3abilitas bronkial dalam responsnya terhadap uji olahraga juga telah diperagakan pada anggota keluarga anak asmatis yang sehat. 1ecenderungan genetik bersama dengan faktor lingkungan dapat menjelaskan kebanyakan kasus asma masa kanak-kanak.& Asma dapat timbul pada segala umur$ &"# penderita bergejala pada umur 1 tahun, sedang 4"-0"# anak asma mempunyai gejala pertamanya sebelum umur ,-5 tahun. 5erjalanan dan keparahan asma sukar diramal. !ebagian besar anak yang terkena kadang-kadang hanya mendapat serangan ringan sampai sedang,

-2-

Asma Bronkial

relatif mudah ditangani. !ebagian kecil mengalami asma berat yang berlarut-larut, biasanya lebih banyak yang terus menerus daripada yang musiman$ menjadikannya tidak mampu dan mengganggu kehadirannya di sekolah, akti(itas bermain, dan fungsi dari hari ke hari.& ". Etiologi Asma Bronkial !ampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak penelitian oleh para ahli di dunia kesehatan. %amun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan .bronchial hyperreacti(ity 6 hipereakti(itas saluran napas/ seperti polusi udara .asap, debu, 2at kimia/, serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau aroma menyengat .misalnya$ parfum/ dan olahraga.1,5 *. Patologi Asma Bronkial Asma ditandai & kelainan utama pada bronkus yaitu bronkokonstriksi otot bronkus, inflamasi mukosa dan bertambahnya sekret yang berada di jalan nafas. 5ada stadium permulaan terlihat mukosa jalan nafas pucat, terdapat edema dan sekresi lendir bertambah. 3umen bronkus dan bronkiolus menyempit akibat spasme. 7erlihat kongesti pembuluh darah, infiltrasi sel eosinofil bahkan juga dalam sekret di dalam lumen saluran nafas. 8ila serangan terjadi sering dan lama atau dalam stadium lanjut, akan terlihat deskuamasi epitel, penebalan membran hialin basal, hiperplasi serat elastin, hiperplasi dan hipertrofi otot bronkus dan jumlah sel goblet bertambah. 1adang-kadang pada asma menahun atau pada serangan yang berat terdapat penyumbatan bronkus oleh mukus yang kental yang mengandung eosinofil.1

-&-

Asma Bronkial

9.

Patogenesis Asma Bronkial

:ambar 1. asma terjadi karena penyempitan, peradangan dan konstriksi otot bronkus; !ampai saat ini patogenesis asma belum diketahui dengan pasti, namun berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa dasar gejala asma adalah inflamasi dan respon saluran napas yang berlebihan. Asma saat ini dipandang sebagai penyakit inflamasi saluran napas. +nflamasi ditandai dengan adanya kalor .panas karena (asodilatasi/ dan rubor .kemerahan karena (asodilatasi/, tumor .eksudasi plasma dan edema/, dolor .rasa sakit karena rangsangan sensoris/, dan functio laesa .fungsi yang terganggu/. Akhir-akhir ini syarat terjadinya radang harus disertai satu syarat lagi yaitu infiltrasi sel-sel radang. 7ernyata keenam syarat tadi dijumpai pada asma tanpa membedakan penyebabnya baik yang alergik maupun non-alergik.1,7

-,-

Asma Bronkial

:ambar 2. <espon kekebalan tubuh; !eperti telah dikemukakan di atas baik asma alergik maupun non-alergik dijumpai adanya inflamasi dan hiperreakti(itas saluran napas. =leh karena itu paling tidak dikenal 2 jalur untuk mencapai kedua keadaan tersebut. )alur imunologis yang terutama didominasi oleh +g9 dan jalur saraf otonom. 5ada jalur +g9, masuknya alergen ke dalam tubuh akan diolah oleh A5- .Antigen 5resenting -ells 6 sel penyaji antigen/, untuk selanjutnya hasil olahan allergen akan dikomunikasikan kepada sel 7h .7 penolong/. !el 7 penolong inilah yang akan memberikan instruksi melalui interleukin atau sitokin agar sel-sel plasma membentuk +g9, serta sel-sel radang lain seperti mastosit, makrofag, sel epitel, eosinofil, neutrofil, trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediatormediator inflamasi. >ediator-mediator inflamasi seperti histamin, prostaglandin .5:/, leukotrin .37/, platelet acti(ating factor .5A?/, bradikinin, tromboksan .7@/ dan lain-lain akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding (askular, edema saluran napas, infiltrasi sel-sel radang, sekresi mukus dan fibrosis sub epitel hiperreakti(itas saluran napas .A!%/.1,7 ?. Patofisiologi Asma Bronkial =bstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbatan mukus, edema dan inflamasi dinding bronkus. =bstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena secara fisiologis saluran napas menyempit pada fase tersebut. Aal ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obstruksi terjebak tidak bisa diekspirasi. !elanjutnya terjadi sehingga menimbulkan

-5-

Asma Bronkial

peningkatan (olume residu, kapasitas residu fungsional .1<?/ dan pasien akan bernapas pada (olume yang tinggi mendekati kapasitas paru total .157/. 1eadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran napas tetap terbuka dan pertukaran gas berjalan lancar. 'ntuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot-otot bantu napas. :angguan yang berupa obstruksi saluran napas dapat dinilai secara obyektif dengan B951 .Bolume 9kspirasi 5aksa detik pertama/ atau A59 .Arus 5uncak 9kspirasi/ sedangkan penurunan 1B5 .1apasitas Bital 5aru/ menggambarkan derajat hiperinflasi paru. 5enyempitan saluran napas dapat terjadi baik pada saluran napas yang besar, sedang maupun kecil. :ejala mengi menandakan ada penyempitan di saluran napas besar, sedangkan pada saluran napas yang kecil gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.7 5enyempitan saluran napas ternyata tidak merata di seluruh bagian paru. Ada daerah-daerah yang kurang mendapat (entilasi, sehingga darah kapiler yang melalui daerah tersebut mengalami hipoksemia. 5enurunan 5a=2 mungkin merupakan kelainan pada asma sub-klinis. 'ntuk mengatasi kekurangan oksigen, tubuh melakukan hiper(entilasi, agar kebutuhan oksigen terpenuhi. 7etapi akibatnya pengeluaran -=2 menjadi berlebihan sehingga 5a-=2 menurun yang kemudian menimbulkan alkalosis respiratorik. 5ada serangan asma yang lebih berat lagi banyak saluran napas dan al(eolus tertutup oleh mukus sehingga tidak memungkinkan lagi terjadinya pertukaran gas. Aal ini menyebabkan hipoksemia dan kerja otot-otot pernapasan bertambah berat serta terjadi peningkatan produksi -=2. 5eningkatan produksi -=2 yang disertai dengan penurunan (entilasi al(eolus menyebabkan retensi -=2 .hiperkapnia/ dan terjadi asidosis respiratorik atau gagal napas. Aipoksemia yang berlangsung lama menyebabkan asidosis metabolik dan konstriksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan shunting yaitu peredaran darah tanpa melalui unit pertukaran gas yang baik, yang akibatnya memperburuk hiperkapnia. *engan demikian penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut C 1/. :angguan (entilasi berupa hipo(entilasi. 2/. 1etidakseimbangan (entilasi perfusi di mana distribusi (entilasi tidak setara dengan sirkulasi darah paru. &/. :angguan difusi gas di tingkat al(eoli. 1etiga faktor tersebut akan mengakibatkan C hipoksemia, hiperkapnia, asidosis respiratorik pada tahap yang sangat lanjut.7

-;-

Asma Bronkial

:.

#anifestasi klinis Asma Bronkial !ecara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara

napas yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya. 5enderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. 5ada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut. :ambar dibawah ini adalah gambar penampang paru dalam keadaan normal dan saat serangan asma.4

:ambar &. !ebelum dan sesudah serangan asma4 !alah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan di luar serangan. Artinya, pada saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita .banyak batuk, sesak napas hebat dan bahkan sampai seperti tercekik/, tetapi di luar serangan dia sehat-sehat saja .bisa main tenis 2 set, bisa jalan-jalan keliling taman, dan lainlain/. +nilah salah satu hal yang membedakannya dengan penyakit lain .keluhan sesak pada asma adalah revesibel, bisa baik kembali di luar serangan/.4

A.

Klasifikasi Asma Bronkial Asma E iso!ik Jarang Asma E iso!ik Sering Asma Persisten

Parameter klinis$ ke%utu&an

-7-

Asma Bronkial

o%at$ !an faal aru '. (rekuensi serangan ). Lama serangan *. Intensitas serangan +. Di antara serangan ,. Ti!ur !an akti-itas .. Pemeriksaan fisik !i luar serangan /. 0%at engen!ali 1anti inflamasi2 3. Uji faal aru 1!i luar serangan2 4. 5aria%ilitas faal aru 1%ila a!a serangan2 1eteranganC 59?

D1E bulan D1 minggu biasanya ringan tanpa gejala 7idak terganggu normal .tidak ditemukan kelainan/ 7idak perlu

F1E bulan F1 minggu biasanya sedang sering ada gejala sering terganggu mungkin terganggu .ditemukan kelainan/ perlu

sering Aampir sepanjang tahun, tidak ada periode bebas serangan biasanya berat gejala siang dan malam sangat terganggu tidak pernah normal

perlu

59? ?9B1F4"#

59? ?9B1 ;"4"#

59? ?9B1D;"# (ariabilitas 2"-&"# (ariabilitas F5"#

(ariabilitas F15# (ariabilitas F&"#

C peak expiratory lo! .aliran ekspirasi saat membuang napas puncak/

?9B1 C or"ed expiratory volume in # se"ond .(olum ekspirasi paksa dalam 1 detik/.0 *alam penatalaksanaan serangan asma perlu diketahui lebih dahulu derajat beratnya serangan asma baik berdasarkan cara bicara, akti(itas, tanda-tanda fisis, nilai A59, dan bila mungkin analisis gas darah.7

Akti-itas

6ingan *apat berjalan *apat berbaring

Se!ang )alan terbatas 3ebih suka duduk

Berat !ukar berjalan *uduk

-4-

Asma Bronkial

Bi7ara Kesa!aran (rekuensi na as 6etraksi otot8 otot %antu na as #engi (rekuensi na!i Pulsus ara!oksus APE sesu!a& %ronko!ilator 19 re!iksi2 Pa"0) Sa0)

8eberapa kalimat >ungkin terganggu >eningkat 'mumnya tidak ada 3emah sampai sedang D 1"" 7idak ada .D 1" mmAg/ F 4"#

1alimat terbatas 8iasanya terganggu >eningkat 1adang kala ada 1eras 1""-12" >ungkin ada .1"25 mmAg/ ;"-4"#

membungkuk ke depan 1ata demi kata 8iasanya terganggu !ering F &" kali menit Ada 1eras F 12" !ering ada .F 25 mmAg/ D ;"#

D ,5 mmAg F 05#

D ,5 mmAg 01-05#

D ,5 mmAg D 0"#

1eterangan C *alam menentukan klasifikasi tidak seluruh parameter harus dipenuhi.7 +. Diagnosis Asma Bronkial >engi !hee$ing berulang dan atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. 7ermasuk yang perlu dipertimbangkan kemungkinan asma adalah anak-anak yang hanya menunjukkan batuk sebagai satu-satunya tanda, dan pada saat diperiksa tanda !hee$ing, sesak dan lain-lain sedang tidak timbul. Asma sulit didiagnosis pada anak di bawah & tahun. 'ntuk anak yang sudah besar .F; tahun/ pemeriksaan faal fungsi paru sebaiknya dilakukan. 'ji fungsi paru yang sederhana dengan peak lo! meter, atau yang lebih lengkap dengan spirometer. 3ainnya bisa melalui uji pro(okasi bronkus dengan histamin, metakolin, latihan .eEercise/, udara kering dan dingin, atau dengan %a-l hipertonis. 5emeriksaan ini berguna untuk mendukung diagnosis asma anak melalui & cara, yaitu didapatkannya C1,&,4 5aria%ilitas pada 5?< .peak lo! rate/ atau ?9B1 . or"ed expiratory volume in # se"ond/ G15#

-0-

Asma Bronkial

Bariabilitas harian adalah perbedaan nilai .peningkatan penurunan/ hasil 5?< dalam satu hari. 5enilaian yang baik dapat dilakukan dengan (ariabilitas mingguan yang pemeriksaannya berlangsung G 2 minggu. 6e-ersi%ilitas pada 5?< atau ?9B1 G15# <e(ersibilitas adalah perbedaan nilai .peningkatan/ 5?< atau ?9B1 setelah pemberian inhalasi bronkodilator. 5enurunan G2"# pada ?9B1 .5*2" atau 5-2"/ setelah pro(okasi bronkus dengan metakolin atau histamin. 5enggunaan peak lo! meter merupakan hal penting dan perlu diupayakan, karena selain mendukung diagnosis, juga mengetahui keberhasilan tata laksana asma. 5ada anak dengan tanda dan gejala asma yang jelas, serta respon terhadap pemberian obat asma baik sekali, maka tidak perlu pemeriksaan diagnostik lebih lanjut.1,&,4 ). Penatalaksanaan Asma Bronkial 7ujuan tata laksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. !ecara lebih rinci, tujuan yang ingin dicapai adalah C Anak dapat menjalani akti(itas normalnya, termasuk bermain dan !esedikit mungkin angka absensi sekolah. :ejala tidak timbul siang ataupun malam hari. 'ji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada (ariasi diurnal .dalam 2, 1ebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan. 9fek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin berolahraga.

Tata laksana asma jangka anjang

jam/ yang mencolok.

timbul, terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Apabila tujuan ini belum tercapai, maka perlu ree(aluasi tata laksananya.0 Tata laksana me!ikamentosa 1!engan o%at8o%atan2 =bat asma dapat dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu obat pereda .reliever/ dan obat pengendali ."ontroller/.

- 1" -

Asma Bronkial

%eliever, sering disebut obat serangan, digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma jika sedang timbul. 8ila serangan sudah teratasi dan sudah tidak ada gejala lagi, maka obat ini tidak digunakan lagi. Controller, sering disebut obat pencegah, digunakan untuk mengatasi masalah dasar asma, yaitu inflamasi respiratorik kronik .peradangan saluran napas menahun/. *engan demikian pemakaian obat ini terus-menerus dalam jangka waktu relatif lama, tergantung derajat penyakit asma, dan responnya terhadap pengobatan penanggulangan. Controller diberikan pada asma episodik sering dan asma persisten.7,0 Asma E iso!ik Jarang Asma episodik jarang cukup diobati dengan reliever berupa bronkodilator beta agonis hirupan .inhaler&spray/ kerja pendek .short a"ting '(-agonist, SABA/ atau golongan Eantin kerja cepat, bila terjadi gejala serangan. 1endala penggunaan spray ini adalah harganya yang mahal dan tidak tersedia di semua tempat. !elain itu pemakaian inhaler .>etered *ose +nhaler >*+ atau *ry 5owder +nhaler *5+/ ini memerlukan teknik penggunaan yang benar .untuk anak besar/, dan memerlukan alat bantu .untuk anak kecil bayi/. 8ila obat hirupan tidak ada, maka beta agonis diberikan per oral .obat minum/. 5enggunaan Eantin kerja cepat .teofilin/ sebagai bronkodilator makin kurang perannya dalam tata laksana asma, karena batas keamanannya .margin o sa ety/ sempit. %amun mengingat di +ndonesia obat beta agonis oral tidak selalu ada, maka dapat menggunakan teofilin dengan memperhatikan kemungkinan timbulnya efek samping.7,0 Asma E iso!ik Sering )ika penggunaan beta agonis hirupan sudah lebih dari &E per minggu .tanpa menghitung penggunaan sebelum akti(itas fisik/, atau serangan sedang berat terjadi lebih dari sekali dalam sebulan, maka penggunaan anti inflamasi sebagai pengendali ."ontroller/ diperlukan, yakni steroid hirupan dosis rendah. =bat steroid yang sering digunakan pada anak adalah budesonid, sehingga digunakan sebagai standar. *osis rendah steroid hirupan adalah setara dengan 1""-2"" g hari budesonid .5"-1"" g hari flutikason/ untuk anak berusia

- 11 -

Asma Bronkial

kurang dari 12 tahun, dan 2""-,"" g hari budesonid untuk anak berusia di atas 12 tahun. 5ada penggunaan dosis 1""-2"" g hari belum dilaporkan adanya efek samping jangka panjang.7,0 !esuai dengan mekanisme dasar asma yaitu inflamasi peradangan kronik, "ontroller berupa anti inflamasi membutuhkan waktu untuk menimbulkan efek terapi. 5enilaian dilakukan setelah ;-4 minggu, yaitu waktu yang diperlukan untuk mengendalikan inflamasinya. Apabila masih tidak respons .masih terdapat gejala asma atau gangguan tidur atau akti(itas sehari-hari/, maka dilanjutkan dengan tahap kedua, yaitu menaikkan dosis steroid hirupan sampai dengan ,"" g hari, yang termasuk dalam tata laksana asma persisten.7,0 Prinsi engo%atan a!ala&C jika tata laksana suatu derajat penyakit asma sudah sesuai dengan panduan, namun respon tetap tidak baik dalam ;-4 minggu, maka derajat tata laksana berpindah ke yang lebih berat .step-up/. !ebaliknya jika asmanya terkendali penggunaannya.0 "atatanC sebelum melakukan step-up, perlu die(aluasi .1/ pelaksanaan eng&in!aran en7etus, .2/ 7ara enggunaan obat, dan .&/ en:akit en:erta yang mempersulit pengendalian asma .seperti rinitis dan sinusitis/.0 Asma Persisten -ara pemberian steroid hirupan apakah dimulai dari dosis tinggi ke rendah selama gejala masih terkendali, atau sebaliknya dimulai dari dosis rendah ke tinggi hingga gejala dapat dikendalikan, tergantung pada kasusnya. *alam keadaan tertentu, khususnya pada anak dengan penyakit berat, dianjurkan untuk menggunakan dosis tinggi dahulu, disertai steroid oral jangka pendek .&-5 hari/. !elanjutnya dosis steroid hirupan diturunkan sampai dosis terkecil yang masih optimal. !etelah pemberian steroid hirupan dosis rendah tidak mempunyai respons yang baik, diperlukan terapi alternatif pengganti, yaitu meningkatkan steroid menjadi dosis medium atau tetap steroid hirupan dosis rendah ditambah dengan 3A8A .long a"ting beta-( agonist/ atau ditambahkan teophylline slo! release .7!</ atau ditambahkan anti-leukotriene re"eptor .A37</. *osis dalam ;-4 minggu, maka derajatnya beralih ke yang lebih ringan .step-do!n/. 8ila memungkinkan, steroid hirupan dihentikan

- 12 -

Asma Bronkial

medium adalah setara dengan 2""-,"" Hg hari budosenid .1""-2"" Hg hari flutikason/ untuk anak berusia kurang dari 12 tahun, dan ,""-;"" Hg hari budosenid .2""-&"" Hg hari flutikason/ untuk anak berusia di atas 12 tahun. Apabila dengan pengobatan lapis kedua selama ;-4 minggu tetap terdapat gejala asma, maka dapat diberikan alternatif lapis ketiga, yaitu dapat meningkatkan dosis kortikosteroid sampai dengan dosis tinggi, atau tetap dosis medium ditambahkan dengan 3A8A, atau 7!<, atau A37<. Iang dimaksud dosis tinggi adalah setara dengan F ,"" Hg hari budesonid .F 2"" Hg hari flutikason/, untuk anak berusia kurang dari 12 tahun, dan F ;"" Hg hari budesonid .F &"" Hg hari flutikason/ untuk anak berusia di atas 12 tahun.7,0 5enambahan 3A8A pada steroid hirupan dibuktikan dapat memperbaiki ?9B1, menurunkan gejala asma, dan memperbaiki kualitas hidup. Apabila dosis steroid hirupan sudah mencapai F 4"" g hari namun tidak mencapai respon, maka baru menggunakan steroid oral .sistemik/. )adi penggunaan kortikosteroid oral sebagai "ontroller .pengendali/ adalah jalan terakhir. 3angkah ini diambil hanya bila bahaya dari asmanya lebih besar daripada bahaya efek samping obat. !ebagai dosis awal, steroid oral dapat diberikan 1-2 mg kg88 hari. *osis kemudian diturunkan sampai dosis terkecil yang diberikan selang hari pada pagi hari.7,0 5emberian antileukotrien .2afirlukas/ dikontraindikasikan pada kelainan hati. 5emberian obat anti histamin generasi baru non sedatif .misalnya setiri2in dan ketotifen/, dipertimbangkan pada anak dengan asma yang disertai rinitis.0 "ara Pem%erian 0%at -ara pemberian obat asma harus disesuaikan dengan umur anak, karena perbedaan kemampuan menggunakan alat inhalasi. 5erlu dilakukan pelatihan yang benar dan berulang kali.0

Jenis alat in&alasi !isesuaikan !engan usia4 Umur D 2 tahun Alat in&alasi %ebuliser .alat uap/ >*+ .)etered *ose Inhaler/ dengan spa"er Aerochamber,

- 1& -

Asma Bronkial

5-4 tahun

F 4 tahun

8abyhaler %ebuliser >*+ dengan spa"er *5+ .*ry +o!der Inhaler/C *iskhaler, 7urbuhaler %ebuliser >*+ dengan spa"er *5+ >*+ tanpa spa"er

5emakaian alat perenggang .spa"er/ mengurangi deposisi .penumpukan/ obat dalam mulut .orofaring/, sehingga mengurangi jumlah obat yang tertelan, dan mengurangi efek sistemik. *eposisi .penyimpanan/ dalam paru pun lebih baik, sehingga didapatkan efek terapetik .pengobatan/ yang baik. =bat hirupan dalam bentuk bubuk kering .*5+ 6 *ry 5owder +nhaler/ seperti Spinhaler, *iskhaler, %otahaler, ,urbuhaler, -asyhaler, ,!isthaler memerlukan inspirasi .upaya menarik menghirup napas/ yang kuat. 'mumnya bentuk ini dianjurkan untuk anak usia sekolah.0 Pen7ega&an !an Inter-ensi Dini 5encegahan dan tindakan dini harus menjadi tujuan utama dalam menangani anak asma. 5engendalian lingkungan, pemberian A!+ ekslusif minimal ; bulan, penghindaran makanan berpotensi alergenik .mampu mencetuskan alergi/, pengurangan pajanan terhadap tungau debu rumah dan rontokan bulu binatang, terbukti mengurangi manifestasi alergi makanan, dan khususnya dermatitis atopik pada bayi, juga asma. 5enggunaan antihistamin non sedatif .tidak menyebabkan kantuk/ seperti ketotifen dan setiri2in jangka panjang dilaporkan dapat mencegah terjadinya asma pada anak dengan dermatitis atopik. %amun obat-obat ini tidak bermanfaat sebagai obat pengendali asma ."ontroller/.0

- 1, -

Asma Bronkial

(aktor Alergi !an Lingkungan 1#eng&in!ari Pen7etus2 !aat ini telah banyak bukti bahwa alergi merupakan salah satu faktor penting berkembangnya asma. 5aling tidak 75-0"# anak asma balita terbukti mengidap alergi, baik di negara berkembang maupun negara maju. Atopi .kecenderungan mempunyai satu atau beberapa jenis dari kelompok besar alergi/ merupakan faktor risiko yang nyata untuk menetapnya hiperreakti(itas bronkus dan gejala asma. 7erdapat hubungan antara pajanan alergen .pencetus alergi/ dengan sensitisasi. 5ajanan yang tinggi berhubungan dengan peningkatan gejala asma pada anak.1,0 5engendalian lingkungan harus dilakukan untuk setiap anak asma. 5enghindaran terhadap asap rokok merupakan rekomendasi penting. 1eluarga dengan anak asma dianjurkan tidak memelihara binatang berbulu, seperti kucing, anjing, burung. 5erbaikan (entilasi ruangan, dan penghindaran kelembaban kamar perlu untuk anak yang sensitif terhadap debu rumah dan tungaunya. 5erlu ditekankan bahwa anak asma seringkali menderita rinitis alergi dan atau sinusitis yang membuat asmanya sukar dikendalikan. *eteksi dan diagnosis kedua kelainan itu yang diikuti dengan terapi adekuat akan memperbaiki gejala asmanya. 8eberapa penelitian menemukan bahwa banyak bayi dengan !hee$ing tidak berlanjut menjadi asma pada masa anak dan remajanya. Adanya asma pada orangtua, dan dermatitis .penyakit kulit eksim/ atopik pada anak dengan mengi merupakan salah satu indikator terjadinya asma di kemudian hari. Apabila terdapat kedua hal tersebut, maka kemungkinan menjadi asma lebih besar.1,0 Tata Laksana Serangan Asma :+%A .:lobal +nitiati(e for Asthma/ membagi tata laksana serangan asma menjadi dua, tata laksana di rumah dan di rumah sakit. 7ata laksana di rumah dilakukan oleh anak asma .atau orangtuanya/ sendiri di rumah. Aal ini dapat dilakukan oleh mereka yang sebelumnya telah menjalani terapi dengan teratur, dan mempunyai pendidikan yang cukup. 7erapi awal berupa inhalasi beta agonis kerja pendek hingga tiga kali dalam satu jam. 1emudian anak atau keluarganya diminta melakukan penilaian respons untuk penentuan derajat serangan, untuk ditindaklanjuti sesuai derajatnya. %amun untuk kondisi di negara kita, pemberian terapi awal di rumah seperti di atas cukup riskan, dan kemampuan melakukan

- 15 -

Asma Bronkial

penilaian juga masih dipertanyakan. *engan alasan demikian, maka apabila setelah dilakukan inhalasi satu kali tidak mempunyai respons yang baik, maka dianjurkan mencari pertolongan dokter.0 0%at Lain untuk Serangan Asma/$4 >agnesium !ulfat 5ada penelitian multisenter, pemberian magnesium sulfat intra(ena .infus/ di rumah sakit mempunyai efekti(itas sama dengan pemberian beta agonis. >ukolitik .pengencer dahak/ 5emberian mukolitik .misalnya 8isol(on sirup/ pada serangan asma dapat saja diberikan, tetapi harus berhati-hati pada anak dengan refleks batuk yang tidak optimal. 5emberian mukolitik secara inhalasi .hirupan/ tidak mempunyai efek yang signifikan, tetapi harus berhati-hati pada serangan asma berat. Antibiotika 5emberian antibiotika pada asma tidak dianjurkan, karena sebagian besar pencetusnya bukan infeksi bakteri, melainkan infeksi (irus. 5ada keadaan tertentu, antibiotika dapat diberikan, yaitu pada infeksi saluran napas yang dicurigai karena bakteri, atau dugaan sinusitis yang menyertai asma. =bat sedasi .mempunyai efek membuat kantuk2 5emberian obat sedasi pada serangan asma sangat tidak dianjurkan, karena menekan pernapasan. Anti histamin .anti alergi/ Anti histamin jangan diberikan pada serangan asma, karena tidak mempunyai efek yang bermakna, bahkan dapat memperburuk keadaan. TE6API INHALASI 5engobatan asma bertujuan untuk menghentikan serangan asma secepat mungkin, serta mencegah serangan berikutnya, ataupun bila timbul serangan kembali, serangannya tidak berat. 'ntuk mencapai tujuan tersebut, perlu diberi obat bronkodilator pada saat serangan, dan obat anti inflamasi sebagai obat pengendali untuk menurunkan inflamasi yang timbul. 5emberian obat pada asma dapat melalui berbagai macam cara, yaitu parenteral .melalui infus/, per oral .tablet diminum/, atau per inhalasi. 5emberian per inhalasi adalah pemberian obat secara langsung ke dalam saluran napas melalui hirupan. 5ada asma, penggunaan

- 1; -

Asma Bronkial

obat secara inhalasi dapat mengurangi efek samping yang sering terjadi pada pemberian parenteral atau per oral, karena dosis yang sangat kecil dibandingkan jenis lainnya.0 'ntuk mendapatkan manfaat obat yang optimal, obat yang diberikan per inhalasi harus dapat mencapai tempat kerjanya di dalam saluran napas. =bat yang digunakan biasanya dalam bentuk aerosol, yaitu suspensi partikel dalam gas.0 Jenis Tera i In&alasi 5emberian aerosol yang ideal adalah dengan alat yang sederhana, mudah dibawa, tidak mahal, secara selektif mencapai saluran napas bawah, hanya sedikit yang tertinggal di saluran napas atas, serta dapat digunakan oleh anak, orang cacat, dan orang tua. %amun keadaan ideal tersebut tidak dapat sepenuhnya tercapai. 8erikut beberapa alat terapi inhalasiC0 >*+ .>etered *ose +nhaler / tanpa Spa"er

:ambar ,. >*+ tanpa spacer0

- 17 -

Asma Bronkial

>*+ .>etered *ose +nhaler/ dengan !pacer

:ambar 5. >*+ dengan spacer0 Spa"er .alat penyambung/ akan menambah jarak antara alat dengan mulut, sehingga kecepatan aerosol pada saat dihisap menjadi berkurang. Aal ini mengurangi pengendapan di orofaring .saluran napas atas/. !pacer ini berupa tabung .dapat ber(olume 4" ml/ dengan panjang sekitar 1"-2" cm, atau bentuk lain berupa kerucut dengan (olume 7""-1""" ml. 5enggunaan spacer ini sangat menguntungkan pada anak.0 Dr: Po;!er In&aler 1DPI2 5enggunaan obat dry powder .serbuk kering/ pada *5+ memerlukan hirupan yang cukup kuat. 5ada anak yang kecil, hal ini sulit dilakukan. 5ada anak yang lebih besar, penggunaan obat serbuk ini dapat lebih mudah, karena kurang memerlukan koordinasi dibandingkan >*+. *eposisi .penyimpanan/ obat pada

- 14 -

Asma Bronkial

paru lebih tinggi dibandingkan >*+ dan lebih konstan. !ehingga dianjurkan diberikan pada anak di atas 5 tahun.0

:ambar ;. *ry powder inhaler0 Ne%uli<er Alat nebuli$er dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus-menerus, dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan, atau gelombang ultrasonik. Aerosol yang terbentuk dihirup penderita melalui mouth pie"e atau sungkup. 8ronkodilator yang diberikan dengan nebuli2er memberikan efek bronkodilatasi yang bermakna tanpa menimbulkan efek samping. Aasil pengobatan dengan nebuli2er lebih banyak bergantung pada jenis nebuli2er yang digunakan. Ada nebuli2er yang menghasilkan partikel aerosol terus-menerus, ada juga yang dapat diatur sehingga aerosol hanya timbul pada saat penderita melakukan inhalasi, sehingga obat tidak banyak terbuang.0

- 10 -

Asma Bronkial

:ambar 7. %ebuli2er0 1. Status Asmatikus )ika penderita berlanjut menderita distress pernapasan yang berarti walaupun dengan pemberian obat-obat simpatomimetis dengan atau tanpa teofilin, diagnosis status asmatikus harus dipikirkan. !tatus asmatikus merupakan diagnosis klinik yang ditentukan oleh semakin beratnya asma yang tidak responsif terhadap obat-obat yang biasanya efektif. 5enderita dengan diagnosis status asmatikus yang berat harus dimasukkan ke rumah sakit, lebih baik pada unit perawatan intensif, dimana keadaan ini dapat dipantau secara teliti. 5ara penderita status asmatikus adalah orang-orang yang kekurangan oksigen .hipoksemik/. =leh karenanya oksigen dengan kadar yang dikendalikan dengan teliti selalu terindikasi, untuk mempertahankan oksigenasi jaringan. =ksigen dapat diberikan dengan sangat efektif melalui pipa hidung bercabang. Atau masker dengan kecepatan aliran 2-& 3 menit. 1adar oksigen yang cukup untuk mempertahankan tekanan oksigen arteri parsial 7"-0" mmAg atau saturasi oksigen lebih besar daripada 02# adalah optimal. )angan digunakan tenda kabut, air ini tidak mencapai jalan napas bawah yang sedikit banyak mempunyai arti, dan kabut mempunyai pengaruh iritan pada jalan napas banyak penderita asmatis,

- 2" -

Asma Bronkial

menimbulkan batuk dan memperburuk mengi. Aarus diperhatikan agar jangan memberikan cairan yang berlebihan kepada penderita, karena akan terjadi kenaikan sekresi hormon antidiuretik selama status asmatikus, menambah retensi cairan, dan karena tekanan pleura puncak ekspirasi yang sangat negatif, yang terjadi pada anak-anak, membantu pengumpulan cairan dalam sela interstisial di sekeliling jalan napas kecil. 8iasanya harus diberikan tidak lebih daripada 1-1,5 kali batas rumatan.1,& %atrium bikarbonat, 1,5-2 m9J kg dapat diberikan jika pA arteri kurang dari 7,&, ada asidosis metabolik, dan natrium serum kurang dari 1,5 m9J 3. 1arena agen adrenergik- 2 dapat menyebabkan hipokalemia, kalium harus ditambahkan pada larutan intra(ena sesudah penderita kencing. 7erapi aerosol simpatomimetik bronkodilator yang dimulai di kamar gawat darurat harus diteruskan. Aminofilin ,-5 mg kg dapat diberikan secara intra(ena selama 2" menit setiap ; jam. 5engobatan dengan antimuskarinik seperti atropin sulfat yang diberikan bersama dengan nebulisasi agonis- mungkin lebih efektif daripada dengan pengobatan salah satunya saja, walaupun puncak bronkodilatasi dengan atropin dicapai lebih lambat daripada puncak bronkodilatasi dengan agonis- . %ebulisasi atropin sulfat dengan dosis ","5-",1 mg kg aman untuk kebanyakan anak. +nhalasi atropin yang dinebulisasi biasanya aman pada inter(al , jam. 1ortikosteroid seperti metilprednisolon 1-2 mg kg setiap ; jam harus diberikan. !teroid memperbaiki oksigenasi, mengurangi penyumbatan jalan napas, dan memperpendek waktu yang diperlukan untuk penyembuhan. 5engobatan dibimbing melalui pengukuran gas dan pA darah secara serial setiap beberapa jam, atau lebih sering jika ada indikasi.1,& 3. Diagnosis Ban!ing Asma Bronkial/

8ronkitis 1ronik. 8ronkitis kronik ditandai dengan batuk kronik yang mengeluarkan sputum & bulan dalam setahun untuk sedikitnyan 2 tahun. 5enyebab batuk kronik seperti tuberkulosis, bronkitis atau keganasan harus disingkirkan dahulu. 9mfisema 5aru. !esak merupakan gejala utama emfisema. !edangkan batuk dan mengi jarang menyertainya. 5asien biasanya kurus. 8erbeda dengan asma, pada

- 21 -

Asma Bronkial

emfisema tidak pernah ada masa remisi, pasien selalu sesak pada kegiatan jasmani. 5ada pemeriksaan fisis ditemukan dada kembung, peranjakan napas terbatas, hipersonor, pekak hati menurun, dan suara napas sangat lemah. 5emeriksaan foto dada menunjukkan hiperinflasi. >. %. Kom likasi Asma Bronkial/ 5neumothoraks 5neumomediastinum dan emfisema subkutis Atelektasis Aspergilosis bronkopulmonar alergik :agal nafas 8ronkitis ?raktur iga. Prognosis Asma Bronkial 5rognosis jangka panjang asma anak pada umumnya baik. !ebagian besar asma anak hilang atau berkurang dengan bertambahnya umur. !ekitar 5"# asma episodik jarang sudah menghilang pada umur 1"-1, tahun dan hanya 15# yang menjadi asma kronik pada umur 21 tahun. *ua puluh persen asma episodik sering sudah tidak timbul pada masa akil baliJ, ;"# tetap sebagai asma episodik sering dan sisanya sebagai asma episodik jarang. Aanya 5# dari asma kronik persisten yang dapat menghilang pada umur 21 tahun, 2"# menjadi asma episodik sering, hampir ;"# tetap sebagai asma kronik persisten dan sisanya menjadi asma episodik jarang.1

- 22 -

Asma Bronkial

III. KESI#PULAN Asma adalah penyakit paru obstruktif, difus dengan hiperreakti(itas jalan napas terhadap berbagai rangsangan dan tingginya tingkat re(ersibilitas proses obstruktif, yang dapat terjadi secara spontan atau sebagai akibat pengobatan. )uga dikenal sebagai penyakit jalan napas reaktif, kompleks asma mungkin mencakup bronkitis mengi, mengi akibat (irus, dan asma terkait atopik. !ampai saat ini penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti meski telah banyak penelitian oleh para ahli di dunia kesehatan. %amun demikian yang dapat disimpulkan adalah bahwa pada penderita asma saluran pernapasannya memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti polusi udara .asap, debu, 2at kimia/, serbuk sari, udara dingin, makanan, hewan berbulu, tekanan jiwa, bau aroma menyengat .misalnya$ parfum/ dan olahraga. !ecara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara napas yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya. 5enderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas. 5ada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut. >engi !hee$ing berulang dan atau batuk kronik berulang merupakan titik awal untuk menegakkan diagnosis. 7ermasuk yang perlu dipertimbangkan kemungkinan asma adalah anak-anak yang hanya menunjukkan batuk sebagai satu-satunya tanda, dan pada saat diperiksa tanda !hee$ing, sesak dan lain-lain sedang tidak timbul. Asma sulit didiagnosis pada anak di bawah & tahun. 'ntuk anak yang sudah besar .F; tahun/ pemeriksaan faal fungsi paru sebaiknya dilakukan. 'ji fungsi paru yang sederhana dengan peak lo! meter, atau yang lebih lengkap dengan spirometer. 3ainnya bisa melalui uji pro(okasi bronkus dengan histamin,

- 2& -

Asma Bronkial

metakolin, latihan .eEercise/, udara kering dan dingin, atau dengan %a-l hipertonis. 7ujuan tata laksana asma anak secara umum adalah untuk menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal. !ecara lebih rinci, tujuan yang ingin dicapai adalahC Anak dapat menjalani akti(itas normalnya, termasuk bermain dan !esedikit mungkin angka absensi sekolah. :ejala tidak timbul siang ataupun malam hari. 'ji fungsi paru senormal mungkin, tidak ada (ariasi diurnal .dalam 2, 1ebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan. 9fek samping obat dapat dicegah agar tidak atau sesedikit mungkin berolahraga.

jam/ yang mencolok.

timbul, terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Apabila tujuan ini belum tercapai, maka perlu ree(aluasi tata laksananya.

- 2, -

También podría gustarte