Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Diajukan Oleh :
IMAM SUPANGAT
A10500240
A. DEFENISI
Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus
masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut kedalam kanalis
inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung,
yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam
skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan
B. BAGIAN-BAGIAN HERNIA
Keterangan:
1. Kulit dan jaringan subkutis
2. Lapisan muskulo-aponeurisis
3. Peritoneum parietaldan jaringan preperitoneum
4. Rongga perut
5. Cincin atau pintu hernia (tempat keluarnya jaringan/ organ tubuh,
berupa LMR yang dilalui kantong hernia)
6. Kantonghernia
C. ANATOMI
Kanalis inguinalis dibatasi dikranio lateral oleh annulus
inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia
tranversalis dan aponeurisis m.transversu abdominis, dimedial bawah,
diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis
eksternus, bagian terbuka dari aponurisis m.oblikus eksternus, dan
didasarnya terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma
padapria,dan
ligamentum
rotundum
pada
wanita.
Nervus
b.
Batuk
c.
Kegemukan
d.
Mengedan
e.
Kehamilan
f.
g.
E. MANIFESTASI KLINIS
Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten
yang secara berangsur,-angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi
ketidaknyamanan yang progresif dan persisten yang progresif. Kadang
hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa terbakar didaerah lipat paha yang
mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan yang
nyata. Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari symtomp hernia
yang sering dideskripsikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar.
Gejala itu mungkin tidak hanya didapatkan didaerah inguinal tapi juga
menyebar kedaerah pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah genital.
Disebut
"Reffered
pain"
gejala
ketidaknyamanan
ini
dapat
F. PEMERIKSAAN FISIK
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi ,
sering benjolan muncul dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas.
Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral kulit skrotum dan
dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari
tengah mencapai annulus inguinalis profundus. Suatu kantong yang
diperjelas dengan batuk biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari
tangan tak dapat melewati annulus inguinalis profundus karena
adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Hernia
juga diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak
turun kedalam kanalis inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa
selama batuk.
Walaupun tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu
indirek atau direk, namun umumnya hanya sedikit kegunaannya,
karena keduanya biasanya memerlukan penatalaksanaan bedah, dan
diagnosis anatomi yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu operasi.
Gambaran yang menyokong adanya hernia indirek mencakup
turunnya kedalam skrotum, yang sering ditemukan dalam hernia
indirek, tetapi tak lazim dalam hernia direk. Hernia direk lebih
cenderung timbul sebagai massa yang terletak pada annulus inguinalis
superfisialis dan massa ini biasanya dapat direposisi kedalam kavitas
peritonealis, terutama jika pasien dalam posisi terbaring. Pada
umumnya pada jari tangan pemeriksa didalam kanalis inguinalis,
maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada samping
jari tangan, sedangkan penonjolan yang langsung keujung jari tangan
adalah khas dari hernia direk.
G. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
Pengobatan
konservatif
terbatas
pada
tindakan
bantalan
penyangga
hanya
bertujuan
Pengobatan
operatif
merupakan
satu-satunya
inguinalis
internus
dangan
jahitan
terputus,
PRA OPERATIF
1. BIODATA PASIEN
a. Nama
: sdr. R
b. Umur
: 19 tahun
c. No Register
:155595
d. Dx Medis
e. Tindakan Operasi
: Hernioraphy
f. Kamar Op/Tanggal
g. Status Kesehatan
1) Kesadaran
: Compos Metis
2) Vital Sign
: TD : 122/69 mmHg
RR : 17X/menit
N : 75X/menit
3) Riwayat Kesehatan
pernah sakit parah seperti DM, alergi, hypertensi dan astma, dari
keluarga juga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan.
4) Status nutrisi
: Berat badan
: 57 kg
: Infus RL 500 CC
: Puasa (6 jam)
: Sudah
: Tidak
: Sudah
2. PERSIAPAN PENUNJANG
Laboratorium
: darah lengkap
a. CT
: 5,5
b. BT
:5
c. Golongan darah
:A
d. HB
:16,0
e. AL
:9700
f. AT
: 251.000
g. HBSAG
: NEGATIF
h. Gula Sewaktu
: 114
3. INFORM CONSENT
: Sudah
Obstruksi usus
Operasi (Hernioraphy)
5. ANALISA DATA :
Subyektif :
Klien mengatakan takut menghadapi operasi
Klien mengatakan pasrah dalam menghadapi operasi
Klien menanyakan tentang keberhasilan operasi
Klien khawatir kalau operasinya gagal
Obyektif :
Pasien terlihat gugup
6. DIAGNOSE KEPERAWATAN
Takut b.d defisit pengetahuan tentang jalannya operasi
7. RENCANA KEPERAWATAN
Takut b.d defisit pengetahuan tentang jalannya operasi
a. Tujuan
9. IMPLEMENTASI
No. IMPLEMENTSI
Menjelaskan informasi tentang
prosedur, sensasi yang biasanya
dirasakan ketika operasi
Memberikan informasi yang
factual terkait diagnosis,
perawatan, dan prognosis
RESPON PASIEN
Koopertif
Kooperatif
kooperatif
Koperatif
Kooperatif
Tanda tangan,
No.DX SOAP
Ttd/nam
a terang
1.
B.
: Hentikan intrvensi
Posisi pasien
: Supinasi
TD
: 130/73mmHg
Nadi
: 66X/menit
RR
:18x/menit
Suhu
: 36 C
Pemasangan
2. Persiapan Alat
Instrumen
Basic set :
Bengkok 2
Nailpuder2
Klem arteri 10
Kom 2
Skapel 2
Kooker 4
Gunting jaringan 1
Gunting benang 1
Pinset anatomis 2
Pinset srilugis 2
:
Instrumen Tambahan
Ohak 2 buah
Benang cide 2/0, cromik 1, cide 2, cide 0.
Hak 1 buah
Bisturi 22
Duk besar 2
Duk lobang 2
Handscone 4
Klem panjang
Kasa 4 gulug
Betadine alkohol
Jas operasi 4 buah
Cutter
Suction
Kanul section
3. Pelaksanaan Asisten/Instrumen
No.
1.
Tindakan
Disinfeksi daerah operasi
2.
3.
4.
Mengkater pembuluh
darah
5.
6.
7.
Mengedep perdarahan
Memisahkan jaringan
Pengangkatan fasia
8.
10.
Pengangkatan kantong
hernia
Mengikat kantong hernia
dengan kasa gulung
Penjahitan bassini
11.
Heating peritonium
12.
Heating otot
13.
Heating fasia
14.
Heating subcutis
15.
Heting kulit
16.
17.
18.
9.
19
Tanda tangan,
..
C.
A. Pengkajian
Pengkajian primer
A (Airway)
B (Breathing)
C (Circulation)
TD 130/75 mmHg.
Pengkajian sekunder
Kesadaran pasien
: Compos Metis
TD
: 130/75 mmHg.
Nadi
: 80X/menit
Pemeriksaan fisik
Kepala
Abdomen
Genetalia
Kriteria
Nilai
Normal
Gerakan penuh di tungkai
0
Tidak mampu ekstensi tungkai
1
Tidak mampu fleksi lutut
2
Tidak mampu fleksi pergelangan 3
kaki
Nilai masuk 6, nilai keluar 5.
Masuk
1
2
2
1
Keluar
1
1
2
1
C. Diagnosa Keperawatan
Mual b.d anestesi pasca operasi
D. Rencana keperawatan
Diagnosa mual b.d anestesi pasca operasi
Tujuan
E. Intrvensi
F. Implementasi
No Implementasi
Respon pasien
DX
1.
Memantau gejala subyektif mual Kooperatif
pada pasien
Ttd/nama
terang
makan Kooperatif
G. Evaluasi Sumatif
No.DX SOAP
Ttd/nam
a terang
1.
Subyektif
berkurang
Obyektif
Tanda tangan