Está en la página 1de 36

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang............................................................................................ 1 1.2 Tujuan penulisan........................................................................................ 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dislokasi Bahu........................................................................ ..... 3 2.2 Anatomi Fungsional Sendi Bahu 2.2.1 Sendi lenohumeralis............................................................................... ! 2.2.2 Sendi suprahumeral.......................................................................... .... " 2.2.3 Sendi Sterno#la$i#ulare.............................................................. ........ .... % 2.2.! Sendi A#romio#la$i#ulare.......................................................... ........ .... & 2.2.' Sendi suba#romiale................................................................ ............ ( ( ... ( 2.2." Sendi S#apulothora#i#us............................................................ ........... a. )tot *enggerak Sendi Bahu...........................................................

b. )tot *enggerak *ergelangan Bahu.................................................. ... 12 2.3 Biomekanika Sendi Bahu........................................................................... 1! 2.! +tiologi.................................................................................................. .... 1% 2.' Faktor ,esiko................................................................................ ............ 1& 2." -lasifikasi............................................................................................ ... 13 A. Dislokasi Anterior..................................................................... B. Dislokasi *osterior................................................................... /. Dislokasi inferior....................................................................... .......... ........ .. ........ .. . .. 2. 2" 2& 2( 3.

2.% Diagnosis............................................................................................ 2.& *emeriksaan *enunjang...................................................................... 2.( -omplikasi.......................................................................................

.... 3.

2.1. *enatalaksanaan................................................................................ ....... 31 2.11 *rognosis........................................................................................... ....... 31


1

BAB III. KESIMPULAN ...................................................................... ....... 34 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN
2

1.1

Latar Bela a!"10" Fungsi anggota badan 1+kstrernitas2 manusia bagian atas 3ang terdiri atas lengan dan

tangan adalah bagian 3ang sangat penting bagi kehidupan kita sehari4hari. -ita mempergunakan anggota badan bagian atas tersebut antara lain untuk membersihkan diri0 mengenakan pakaian0 makan0 minum0 mengendarai kendaraan0 men3elesaikan pekerjaan kita masing4masing serta masih ban3ak kegiatan sehari4hari 3ang mempergunakan anggota badan bagian atas. Agar lengan dan tangan tersebut dapat berfungsi dengan baik0 selain otot4otot dan pers3arafann3a harus baik0 maka persendian harus dapat berfungsi se#ara baik pula. erakan 5 gerakan 3ang terjadi di gelang bahu dimungkinkan oleh sejumlah sendi 3ang saling berhubungan erat. Adan3a gangguan pada persendian 3ang berupa terbatasn3a gerakan dan kekakuan sendi akan dapat mengakibatkan terganggun3a fungsi anggota badan bagian atas tersebut0 sehingga mengakibatkan terhalangn3a sebagian kegiatan kita sehari4hari. Salah satu sendi pada anggota badan bagian atas 3ang sering mengalami gangguan adalah sendi bahu. Dislokasi sendi bahu merupakan salah satu gangguan pada sendi di ekstremitas atas 3ang masih sering kita temukan. Dislokasi itu sendiri adalah terlepasn3a sebuah sendi dari tempat 3ang seharusn3a. Dislokasi ini dapat han3a komponen tulangn3a saja 3ang bergeser atau terlepasn3a seluruh komponen tulang dari tempat 3ang seharusn3a. Dislokasi bahu sering dijumpai oleh atlet5atlet olahraga. )lahraga 3ang biasa men3ebabkan dislokasi adalah sepak bola0 hoki0 serta olahraga 3ang beresiko jatuh misaln3a 6 terperosok akibat bermain ski0 senam0 $olle3. Dislokasi bahu juga bisa disebabkan karena trauma 3ang membentur bagian bahu saat berkendara atau karena terjatuh terpeleset dan dapat pula dislokasi ini disebabkan karena adan3a kelainan patologis pada tubuh. Se#ara statisti# 6 dislokasi 3ang terjadi biasan3a ("7 dislokasi kearah depan bahu 1anterior20 30!7 dislokasi kearah belakang bahu 1posterior20 dan .017 dislokasi bahu 3ang turun ke ba8ah 1inferior 9 lu:atio ere#to2.

1.# T$%$a! Pe!$li&a! 1.2.1 Tujuan ;mum


3

1. <enambah ilmu0 8a8asan dan pengetahuan mengenai dislokasi bahu 2. <emenuhi pers3aratan bagi mahasis8a untuk mengikuti pers3araratan kepaniteraan klinik =lmu Bedah ,S. T>=4AL Dr.<intohardjo jakarta 1.2.2 Tujuan -husus <endapatkan gambaran anatomi0 gambaran klinis0 dan penanganan dari dislokasi bahu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

De'i!i&i Di&l( a&i Ba)$203 Beberapa *engertian Dislokasi6

-eadaan dimana tulang4tulang 3ang membentuk sendi tidak lagi berhubungan se#ara anatomis 1 tulang lepas dari sendi 2 1 Brunner ? Suddarth 2.

-eluarn3a 1 ber#erain3a 2 kepala sendi dari mangkukn3a0 dislokasi merupakan suatu kedaruratan 3ang membutuhkan pertolongan segera. 1Arif <ans3ur0 dkk. 2...2.

*atah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat men3ebabkan patah tulang di sertai luksasi sendi 3ang disebut fraktur dislokasi. 1 Buku Ajar =lmu Bedah0 hal 113&2. @adi dislokasi adalah terlepasn3a kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

Dislokasi ini dapat han3a komponen tulangn3a saja 3ang bergeser atau terlepasn3a seluruh komponen tulang dari tempat 3ang seharusn3a 1dari mangkuk sendi20 atau suatu keadaan dimana permukaan sendi tulang 3ang membentuk sendi tidak lagi dalam posisi anatomis. Se#ara kasar adalah tulang terlepas dari persendian. Subluksasi adalah dislokasi parsial 1sebagian2 permukaan persendian kadang dapat mun#ul dan berganti dengan episode dislokasi total. Dislokasi 3ang sering terjadi pada olahraga8an adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul 1paha2. -arena terpeleset dari tempatn3a0 maka sendi itupun menjadi ma#et. Selain ma#et0 juga terasa n3eri. Sebuah sendi 3ang pernah mengalami dislokasi0 ligamen4 ligamenn3a biasan3a menjadi kendor. Akibatn3a0 sendi itu akan gampang dislokasi lagi. 2.2 A!at(*i '$!"&i(!al &e!+i ,a)$1020'0& Se#ara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket joint2 3ang terdiri atas bonggol sendi dan mangkuk sendi. Cavitas sendi bahu sangat dangkal0 sehingga memungkinkan seseorang dapat menggerakkan lengann3a se#ara leluasa dan melaksanakan aktifitas sehari4hari. >amun struktur 3ang demikian akan menimbulkan ketidakstabilan sendi bahu dan ketidakstabilan ini sering menimbulkan gangguan pada bahu. Sendi bahu merupakan sendi 3ang komplek pada tubuh manusia dibentuk oleh

tulang4tulang 3aitu 6 scapula (shoulder blade), clavicula (collar bone), humerus (upper arm bone), dan sternum. Daerah persendian bahu men#akup empat sendi0 3aitu sendi sternoclavicular0 sendi glenohumeral0 sendi acromioclavicular0 sendi scapulothoracal.
5

+mpat sendi tersebut bekerjasama se#ara se#ara sinkron. *ada sendi glenohumeral sangat luas lingkup gerakn3a karena caput humeri tidak masuk ke dalam mangkok karena fossa glenoidalis dangkal 1Sidharta0 1(&!2."

Berbeda dengan #ara berpikir murni anatomis tentang gelang bahu0 maka bila dipandang dari sudut klinis praktis gelang bahu ada beberapa fungsi persendian 3ang kompleks0 3aitu6 1. Se!+i "le!()$*erali& Sendi glenohumeral dibentuk oleh caput humeri 3ang bulat dan cavitas glenoidalisscapula 3ang dangkal dan berbentuk buah pir. *ermukaan sendi meliputi oleh ra8an hyaline0 dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adan3a labrum glenoidale 1Snell0 1((%2. Dibentuk oleh caput humerrus dengan cavitas glenoidalisscapulae0 3ang diperluas dengan adan3a cartilago pada tepi cavitas glenoidalis0 sehingga rongga sendi menjadi lebih dalam. -apsul sendi longgar sehingga memungkinkan gerakan dengan jarak gerak 3ang lebih luas. *roteksi terhadap sendi tersebut diselenggarakan oleh acromion, procecus coracoideus, dan ligamen-ligamen. Tegangan otot diperlukan untuk mempertahankan agar caput humerus selalu dipelihara pada cavitas glenoidalisnya. Ligamen-ligamen 3ang memperkuat sendi glenohumeral antara lain ligamen glenoidalis0 ligamen humeral tranversum0 ligamen coraco humeral dan ligamen coracoacromiale, serta kapsul sendi melekat pada cavitas glenoidalis dan collum anatomicum humeri 1Snell0 1((%2.
6

Ligament 3ang memperkuat antara lain6 12 Ligamentum coraco humerale0 3ang membentang dari procesus coracoideus sampai tuberculum humeri. 22 ligament coracoacromiale0 3ang membemtang dari procesus coracoideus sampai acromion. 32 ligament glenohumerale0 3ang membentang dari tepi cavitas glenoidalis ke collum anatobicum0 dan ada 3 buah 3aitu6 a2 ligament glenohumerale superior0 3ang mele8ati articulatio sebelah cranial b2 Ligament glenohumeralis medius0 3ang mele8ati articulatio sebelah ventral. #2 Ligamentum glenohumeralis inferios0 3ang mele8ati articulation sebelah inferios. Bursa4bursa 3ang ada pada shoulder joint: 12 ursa musculus latisimus dorsi0 terletak pada tend!n teres mayor dan tendon latisimus dorsi. 22 32 !2 '2 "2 %2 ursa infra spinatus0 terdapat pada tendon infra spinatus dan tuberositas humeri. ursa musculus pectoralis mayor0 terletak pada sebelah depan insersio musculus pectoralis mayor. ursa subdeltoideus0 terdapat diatas tuberositas mayus humeri diba8ah musculus deltoideus. ursa ligament coraco clavikularis0 terletak diatas ligamentum coracoclaviculare. ursa musculus subscapularis terletak diantar sisi glenoidalis scapulae dengan musculus subscapularis. ursa subcutanea acromialis0 terletak diatas acromion diba8ah kulit erak osteokinematika 3ang terjadi adalah gerak elevasi !'A dan gerak depresi %.A0 serta protraksi 3.A dan retraksi 3.A. Sedangkan gerak osteokinematikanya meliputi6 112 gerak protraksi terjadi roll clavicula kearah ventral dan slide kearah ventral, 122 gerak retraksi terjadi roll clavicula kearah dorsal dan slide kearah dorsal0 132 gerak elevasi terjadi roll kearah cranial dan slide kearah caudal, gerak fleksi shoulder 1.A 1sampai fleksi (.A2 terjadi gerak elevasi berkisasr !A0 1!2 gerak depresi terjadi roll ke arah caudal dan slide clavicula kearah cranial.
7

#. Se!+i Ster!(-lavi-$lare Dibentuk oleh e"tremitas glenoidalis clavicularis0 dengan incisura clavicularis sterni. <enurut bentukn3a termasuk articulation sellaris0 tetapi fungsionaln3a glubiodea. Diantara kedua facies articularisnya ada suatu discus articularis sehingga lebih dapat men3esuaikan kedua facies articularisnya dan sebagai cavum articulare. Capsula articularis luas0 sehingga kemungkinan gerakan luas. Ligamentum 3ang memperkuat6 12 ligamentum interclaviculare0 3ang membentang diantara medial e"tremitas sternalis0 le8at sebelah cranial incisura jugularis sterni. 22 ligamentum costoclaviculare, 3ang membentang diantara costae pertama sampai permukaan ba8ah clavicula. 32 ligamentum sterno claviculare0 3ang membentang dari bagian tepi caudal incisura clavicularis sterni0 kebagian cranial e"tremitas sternalis claviculare. erak osteokinematika 3ang terjadi adalah gerak elevasi !'A dan gerak depresi %.A0 serta protraksi 3.A dan retraksi 3.A. Sedangkan gerak osteokinematikanya meliputi6 112 gerak protraksi terjadi roll clavicula kearah ventral dan slide kearah ventral, 122 gerak retraksi terjadi roll clavicula kerah dorsal dan slide kearah dorsal0 132 gerak elevasi terjadi roll kearah cranial dan slide kearah caudal, gerak fleksi shoulder 1.A 1sampai fleksi (.A2 terjadi gerak elevasi berkisasr !A0 1!2 gerak depresi terjadi roll ke arah caudal dan slide clavicula kearah cranial.
8

3. Se!+i A-r(*i(-lavi-$lare Dibentuk oleh e"tremitas acromialisclavicula dengan tepi medial dari acromion scapulae. #acies articularisnya ke#il dan rata dan dilapisi oleh fibro cartilago. Diantara facies articularis ada discus artucularis. Se#ara morfologis termasuk ariculatio ellipsoidea0 karena facies articularisnya sempit0 dengan ligamentum 3ang longgar. Ligamentum 3ang memperkuatn3a6 12 Ligament acromio claviculare0 3amg membentang antara acromion dataran ventral sampai dataran caudal clavicula. 22 ligament coraco clavicuculare0 terdiri dari 2 ligament 3aitu6 a2 Ligamentum b2 Ligamentum conoideum, trape$oideus, 3ang 3ang membentang membentang antara dari dataran dataran medial lateral procecuscoracoideus sampai dataran caudal claviculare. procecuscoraoideus sampai dataran ba8ah clavicuare, erak osteokinematika sendi acromio clavicularis selalu berkaitan dengan gerak pada sendi scapulothoracalis saat elevasi diatas kepala maka terjadi rotasi clavicula mengitari sumbu panjangn3a. %otasi ini men3ebabkan elevasi clavicula0 elevasi tersebut pada sendi sterno clavicularis kemudian 3.7 berikutn3a pada rotasi clavicula. 4. Se!+i S-a.$l(t)(ra-i-$& Sendi scapulothoracic bukan sendi 3ang sebenarn3a0 han3a berupa pergerakan s#apula terhadap dinding thora: B1Sri surini0 dkk202..2C.
9

erak osteokinematika sendi ini meliputi gerakan kearah medial lateral 3ang dalam klinis disebut do&n &ard-up, &ardrotasi juga gerak kearah cranial-caudal 3ang dikenal dengan gerak elevasi-depresi. *ada sendi ini0 skapula bergerak menggelin#ir pada dinding thoraks. erakann3a ada dua tipe0 3aitu translasi 1gerak dari skapula ke atas0 ke ba8ah0 ke depan dan ke belakang2 dan gerak rotasi melalui sumbu tegak lurus. Biasan3a gerak skapula adalah gerak kombinasi daripada kedua gerak ini. Beberapa peneliti mengatakan bah8a antara sendi glenohumeral dan

scapulothoracicus terdapat perbandingan saat melakukan gerakan abduksi dan fleksi bahu. <ereka menemukan bah8a dua pertiga dari gerakan tersebut dilakukan oleh sendi glenohumeral 1sekitar 12..2 sedangkan sepertigan3a oleh sendi scapulothoracius 1sekitar "..2. @adi perbandingann3a 2610 3ang merupakan hasil 3ang konstan. erakan kompleks 3ang dapat dilakukan oleh bahu selain ditunjang oleh ban3akn3a sendi pada bahu0 juga ditunjang oleh ban3akn3a otot 3ang berperan dalam melakukan gerakan bahu. -umpulan otot4otot ini dikelompokkan menjadi dua0 3aitu kelompok otot 3ang menggerakkan dan menstabilkan scapula (shoulder girdle2. )tot4otot tersebut0 3aitu 6 a. /t(t Pe!""era Se!+i Ba)$ 1. Deltoid Dibagi menjadi 3 bagian0 3aitu 6 'ars clavicularis 1anterior2 )rigo erakan 6 A#romial sepertiga #la$i#ula 6 *rime mo$er fleksi (.A dan adduksi bahu dan sebagai pembantu gerakan internal rotasi dan abduksi lebih dari ".A dari bahu. 'ars acromialis 1middle2 )rigo erakan 6 A#romion 6 *rime mo$er abduksi bahu sampai (.A

*ars spinalis 1posterior2 )rigo erakan 6 Spina s#apula 1$entral bertendon pendek0 dorsal bertendon panjang2 6 'rime mover ekstensi bahu
10

=nsertio *ers3arafan 2. Suprasipnatus )rigo =nsertio *ers3arafan erakan 3. =nfraspinatus )rigo =nsertio *ers3arafan erakan

6 Tuberositas deltoid 1bursa subdeltoid antara otot dan tuberkulum majus2 6 >. A:illaris 1/' 5 /"2

6 Fosa supraspinatus 6 Tuberkulum majus humerus 6 >. Supraskapularis 1/'2 6 'rime mover abduksi bahu hingga (.A

6 Fosa infraspinatus 6 <iddle dari tuberkulum majus humerus 6 >.Supraskapularis 1/'2 6 'rime mover rotasi ke lateral dan ekstensi horisontal bahu dan sebagai pembantu gerakan abduksi horisontal bahu.

!. Subskalpularis )rigo =nsertio *ers3arafan erakan '. Teres minor )rigo =nsertio *ers3arafan erakan 6 *ermukaan belakang lateral s#apula 6 Distal dari tuberkulum majus humerus 6 >. A:illaris 1/'2 6 'rime mover rotasi kelateral dan ekstensi horisontal bahu dan sebagai pembantu gerakan abduksi horisontal bahu. -elima otot di atas disebut juga sebagai otot intrinsik bahu0 sedangkan otot nomor dua hingga lima disebut sebagai D,otator /uffE. ". Teres ma3or
11

6 Fosa subskapularis 6 Tuber#ulum minus humerus 6 >. Subskapularis superior dan inferior 1/' 5 /"2 6 'rime mover rotasi ke dalam dari humerus

)rigo =nsertio *ers3arafan erakan %. Lattisimus dorsi )rigo

6 Lateral skapula dan angulus inferior 6 -rista tuberkulum minus humerus 6 >. Subskapularis inferior 1/' 5 /"2 6 'rime mover ekstensi bahu

6 *ro##esus spinosus dari thora#al " hingga lumbal0 belakang sa#rum0 bagian posterior #rista illiaka dan beberapa tulang iga bagian ba8ah.

=nsertio *ers3afaran erakan &. /ora#obra#hialis )rigo =nsertio *ers3arafan erakan

6 <edial sulkus bisipitalis 6 >. Thorakodorsalis 1/% 5 /&2 : 'rime mover ekstensi dan rotasi kemedial dari bahu.

6 *ro##esus korakoid skapula 6 *ermukaan anteromedial humerus 6 >. <uskulokutaneus 1/" 5 /%2 : 'rime mover fleksi bahu (.A

(. *e#toralis ma3or Dibagi tiga0 3aitu 6 *ars kla$ikularis )rigo 6 dua pertiga bagian medial #la$i#ula

*ars manubrialis )rigo 6 Sternum

*ars Sternokostalis )rigo =nsertio *ers3arafan 6 -artilago kostae 1 5 " 6 Tuberkulum majus humerus 6 >. *ektoralis medial dan lateral 1/'0 /"0 /%0 /&0 T12
12

erakan : 'rime mover adduksi horisontal dan rotasi ke medial bahu.

,. /t(t Pe!""era Per"ela!"a! Ba)$ 1. Serratus anterior )rigo =nsertio *ers3arafan erakan 6 & tulang rusuk bagian anterolateralis 6 *ermukaan anterior skapula dari sudut atas hingga ba8ah 6 >. Thorakalis longus 1/'0 /"0 /%2 : 'rime mover adduksi dan rotasi ke atas skapula dan sebagai pembantu gerakan abduksi bahu (.A 2. ,homboideus ma3or )rigo =nsertio *ers3arafan erakan 6 *ro##esus spinosus thorakal 20 30 !0 dan ' 6 <edial skapula hingga ba8ah skapula 6 >. Skapulodorsalis 1/'2 6 'rime mover adduksi dan rotasi ke ba8ah skapula dan sebagai pembantu gerakan ele$ansi skapula. 3. ,homboideus minor )rigo =nserti *ers3arafan erakan 6 *ro##esus spinosus #er$ikal % dan thorakal 1 6 Spina skapula 6 >. Skapulodorsalis 1/'2 : 'rime mover adduksi dan rotasi ke ba8ah skapula dan sebagai pembantu gerakan ele$ansi s#apula !. Le$ator S#apula )rigo =nsertio *ers3arafan erakan '. *e#toralis minor )rigo =nsertio *ers3arafan 6 Tulang iga 30 !0 ' 6 *ro##esus korakoideus 6 >. *ektoralis medialis 1/& 5 Th12
13

6 *ro##esus trans$ersus #er$ikalis 1 5 ! 6 Tepi atas skapula 6 >. Skapulodorsalis 1/30 /!0 /'2 6 'rime mover ele$ansi skapula

erakan ". Sub#la$ia )rigo =nsertio *ers3arafan erakan %. TrapeFius

6 Adduksi horisontal bahu

6 *ermukaan atas tulang rusuk 6 Bagian ba8ah kla$ikula 6 >. Subkla$ius 1/' 5 /"2 6 Depresi kla$ikula

Dibagi menjadi 30 3aitu 6 Superior )rigo =nsertio erakan <iddle )rigo =nsertio erakan =nferior )rigo =nsertio *ers3arafan erakan #.3 A. 6 *ro##esus spinosus thorakalis ba8ah 6 Tepi ba8ah spina skapula 6 >. A##essor3 1/3 5 /!2 6 Depresi dan adduksi s#apula 6 *ro##esus spinosus thorakalis atas 6 Tepi medial spina s#apula 6 Adduksi skapula 6 Sepertiga medial dari tulang o##iput 6 Sepertiga lateral dari kla$ikula bagian posterior 6 +le$asi skapula

Bi(*e a!i a Se!+i Ba)$ erakan dan luas gerak sendi bahu erakan4gerakan dari bahu dibagi dua0 3ang didasarkan pada kelompok otot penggerakn3a. erakan tersebut antara lain gerakan skapula dan gerakan dari humerus. erakan4gerakan tersebut antara lain 6 12 erakan S#apula a. +le$asi dan Depresi
14

+le$asi 3aitu gerakan skapula ke atas sejajar dengan $ertebra0 dapat dilakukan dengan mengangkat bahu ke atas. Sedangkan depresi adalah kembalin3a bahu dari posisi ele$asi. Total luas gerakn3a adalah 1. 5 12 #m. b. Abduksi 1prorotasi2 dan Adduksi 1retraksi2 *rotraksi adalah gerakan kelateral skapula menjauhi $ertebra. erakan ini dapat terjadi ketika bahu melakukan gerakan mendorong ke depan. ,etraksi 3aitu gerakan skapula ke medial0 dapat dilakukan dengan menarik bahu ke belakang. Total luas gerakn3a adalah kira4kira 1' #m. #. (p&ard rotation dan do&n&ard rotation ;p8ard rotation 3aitu gerakan rotasi dari s#apula pada bidang frontal sehingga fossa glenoidalis bergerak ke atas. Sedangkan do8n8ard rotation 3aitu gerakan kembali dari up8ard rotation. Total luas gerak ".A0 displa#ement sudut ba8ah skapula 1. 5 12#m dan sudut superolateral ' 5 "#m. erakan $ertikal disertai dengan tilting.

d. (p&ard tilt dan reduction of up&ard tilt. ;p8ard tilt 3aitu gerakan skapula pada aksis frontal horisontal3ang men3ebabkan permukaan posterior skapula bergerak ke atas. erakan ini terjadi oleh karena rotasi dari kla$ikula0 sehingga bagian superior skapula bergerak naik4turun dan bagian inferiorn3a bergerak maju4mundur. Gal ini han3a terjadi jika bahu hiperekstensi. %eduction of up&ard tilt 3aitu gerakan kembali dari up&ard tilt. 22 erakan Gumerus *osisi a8al berdiri tegak dengan lengan di samping tubuh. a. Fleksi dan +kstensi erak fleksi adalah gerakan lengan atas dalam bidang sagital ke depan dari .A ke 1&.A. erak 3ang berla8anan ke posisi a8al 1.A2 disebut gerak
15

depresi lengan.

erak ekstensi adalah gerak dari lengan dalam bidang sagital

ke belakang dari .A ke kira4kira ".A. erakan fleksi dibagi menjadi 3 fase 0 Fa&e 11 fleksi .A sampai '.A 4 ".A. )tot 3ang terlibat 3aitu deltoid erakan

anterior0 korakobrakhialis0 pektoralis ma3or serabut kla$ikular.

fleksi bahu ini dibatasi oleh tegangan dari ligamen korakohumeralis dan tahanan 3ang dilakukan oleh teres minor0 teres major dan infraspinatus. Fa&e II0 Fleksi ".A 4 12.A. *ada fase ini diikuti gerakan shoulder girdle0 3aitu rotasi ".A dari skapula0 sehingga glenoid cavity menghadap ke atas dan ke depan0 dan aksial pada sendi sternokla$ikular dan akromiokla$ikular0 setiap sendi membantu 3.A. erakan ini melibatkan

otot trapeFius0 serratus anterior. Fleksi pada sendi skapulothorakis dibatasi oleh tahanan lattisimus dorsi dan serabut kostosternal dari pektoralis ma3or. Fa&e III0 fleksi 12.A 4 1&.A. @ika han3a satu lengan 3ang fleksi dari kolumna spinalis. Bila kedua lengan fleksi maksimum akan terjadi gerakan lordosis dari lumbal melebihi normal. b. Abduksi dan Adduksi erak abduksi adalah gerak dari lengan menjauhi tubuh dalam bidang frontal dari .A ke 1&.A erak adduksi adalah gerak kebalikan dari abduksi 3aitu gerak lengan menuju garis tengah tubuh. erakan abduksi dibagi menjadi 3 fase 6 Fa&e I0 abduksi .A 5 (.A merupakangerakan start abduksi dari sendi bahu. )tot4otot 3ang terlibat 3aitu deltoid middle dan supraspinatus. *ada akhir abduksi (.A0 shoulder mengun#i sebagai hasil greater tuberosity men3entuh superior margin dari glenoid. Fa&e II0 abduksi (.A 51'.A 0 ketika abduksi (.A0 disertai fleksi sehingga dapat aduksi sampai 12.A shoulder mengun#i dan abduksi han3a dapat maju dengan disertai gerakan shoulder girdle. erakan ini adalah a3unan dari skapula dengan rotasi tanpa mengun#i0 sehingga ka$itas glenoidalis menghadap agak keatas dengan luas gerakan ".A Aksial rotasi pada sendi
16

sternokla$ikularis dan akromiokla$ikularis0 setiap sendi membantu gerakan 3.A. otot4 otot 3ang terlibat ialah trapeFius atas dan ba8ah dan seratus anterior. *ada gerakan 1'.A 0 3ang dihasilkan oleh rotasi skapula diketahui dengan adan3a tahanan peregangan dari otot4otot abduktor 3aitu latissimus dorsi dan pektoralis ma3or. Fa&e III0 abduksi 1'.A 5 1&.A dalam fase ini0 abduksi men#apai posisi $ertikal dan disertai gerakan kolumna spinalis . Bila gerakan han3a satu tangan disertai pemelesetan ke lateral dari kolumna splinalis 3ang dihasilkan oleh otot spinal la8ann3a. @ika kedua lengan abduksi bersama4 sama sampai 1&.A akan terjadi lumbar lordosis 3ang dipimpin oleh otot spinal. #. Fleksi dan +kstensi horiFontal erak fleksi horiFontal adalah gerak dari lengan dalam bidang horiFontal mulai .A 5 13'A. erak ekstensi horisontal ialah gerak lengan kebelakang dalam bidang horisontal dari .A 5 !'A. d. ,otasi ,otasi dengan lengan disamping tubuh0 siku dalam fleksi0 bila lengan ba8ah digerakkan menjauhi garis tengah tubuh disebut eksorotasi0 bila lengan ba8ah digerakkan menuju garis tengah tubuh disebut endorotasi. Luas gerakn3a (.A. ,otasi dengan lengan dalam abduksi (.A dan telapak tangan menghadap keba8ah0 bila lengan diputar kearah kranial disebut eksorotasi dan bila kearah kaudal disebut endorotasi. Luas gerakn3a (.A . B. *engukuran ,)< 1Luas erak Sendi2 Bahu Alatn3a disebut oniometer. ;ntuk mengukur L S dibutuhkan 3 titik atau

minimal 2 titik. Titik pertama terletak diatas sendi 3ang akan diukur0 titik kedua terletak pada sendi itu sendiri sedangkan titik ketiga berada diba8ah sendi 3ang akan diukur. Dalam pengukuran L S ini terdapat 2 ma#am sistem penulisan 3aitu 6 12 =S)< 1 =nternational standart )rthopaedi# measurement2
17

-etentuan pen#atatan 6 Sendi 6 Bidang 6 erakan 6 Hero starting position 4 erakan /ontoh 6 Shoulder6 Sagital 6 +kstensi4 ..4fleksi Sagital 6 '.A 4 .A 5 1&.A L S 1,)<2 I 23.A 22 AA))S 1Ameri#an A#adem3 of )rthopaedi# Surgeon2 -etentuan pen#atatan 6 Sendi 6 Hero Starting *osition 5 erakan /ontoh 6 Shoulder 6 fleksi .A 5 1&.A 2.! Eti(l("i "0% Dislokasi sendi bahu sering disebabkan oleh gerak berlebihan terutama saat berolahraga ataupun trauma lansung. Faktor4faktor 3ang dapat men3ebabkan kejadian berulang diantaran3a tidak sempurnan3a relaksasi ligament kapsular sendi0 kelemahan otot4 otot sekitar dan kelainan #ongenital ataupun ba8aan dari kaput humeri atau fossa glenoidale Dislokasi dapat disebabkan oleh 6 1. /edera olah raga )lahraga 3ang biasan3a men3ebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki0 serta olah raga 3ang beresiko jatuh misaln3a 6 terperosok akibat bermain ski0 senam0 $olle3. *emain basket dan pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari4jari karena se#ara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain. 2. Trauma 3ang tidak berhubungan dengan olah raga Benturan keras pada sendi saat ke#elakaan motor biasan3a men3ebabkan dislokasi. 3. Terjatuh Terjatuh dari tangga atau terpeleset diatas lantai 3ang li#in !. *atologis Terjadin3a JtearK ligament dan kapsul arti#uler 3ang merupakan kompenen $ital penghubung tulang 2.' Pat('i&i(l("i 1.

18

Dislokasi biasan3a disebabkan oleh jatuh 3ang bertumpu pada tangan dan bahu. Gumerus terdorong kedepan0 merobek kapsul atau men3ebabkan tepi glenoid tera$ulsi. -adang4kadang bagian posterolateral kaput han#ur. <eski jarang prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke ba8ah dan menimbulkan luksasio erekta 1dengan tangan mengarahL lengan ini hampir selalu jatuh memba8a kaput ke posisi di ba8ah #ora#oid2.
Cross-sectional relationship subscapularis anatomy bet&een tendon and of a the the

normal shoulder. )ote the close

anterior capsule. * magnified vie& of the area sho& that the labrum is essentially devoid of fibrocartilage and is composed of tissues from nearby hyaline cartilage, capsule, synovium, and periosteum

*ada dislokasi berulang0 labrum dan kapsul sering terlepas dari lingkar anterior glenoid. Tetapi pada beberapa kasus labrum tetap utuh dan kapsul serta ligamentum glenohumerus keduan3a terlepas atau terentang kearah anterior dan inferior. Selain itu mungkin ada indentasi pada bagian posterolateral kaput humerus 1lesi Gill4Sa#hs20 3aitu suatu fraktur kompresi akibat kaput humerus menekan lingkar glenoid anterior setiap kali mengalami dislokasi. 2." Kla&i'i a&i " -lasifikasi dislokasi 6 1. Dislokasi /ongenital Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan. 2. Dislokasi *atologik 6 Akibat pen3akit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misaln3a tumor0 infeksi0 atau osteoporosis tulang. =ni disebabkan oleh kekuatan tulang 3ang berkurang. 3. Dislokasi Traumatik 6 -edaruratan ortopedi 1pasokan darah0 susunan saraf rusak dan mengalami stress berat0 kematian jaringan akibat anoksia2 akibat oedema 1karena mengalami
19

pengerasan2. Terjadi karena trauma 3ang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekelilingn3a dan mungkin juga merusak struktur sendi0 ligamen0 s3araf0 dan sistem $askular. -eban3akan terjadi pada orang de8asa. Berdasarkan tipe klinikn3a dislokasi traumatik dibagi 6 12 Dislokasi Akut ;mumn3a terjadi pada shoulder0 elbo80 dan hip. Disertai n3eri akut dan pembengkakan di sekitar sendi. 22 Dislokasi -ronik 32 Dislokasi Berulang @ika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi 3ang berlanjut dengan trauma 3ang minimal0 maka disebut dislokasi berulang. ;mumn3a terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint. Dislokasi biasan3a sering dikaitkan dengan patah tulang 9 fraktur 3ang disebabkan oleh berpindahn3a ujung tulang 3ang patah oleh karena kuatn3a trauma0 tonus atau kontraksi otot dan tarikan. Se#ara statisti# dislokasi bahu biasan3a terjadi ("7 dislokasi anterior0 30!7

dislokasi posterior dan .017 dislokasi inferior 1lu:atio ere#to2. *ergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral0 berada di anterior dan medial glenoid 1dislokasi anterior20 di posterior 1dislokasi posterior20 dan di ba8ah glenoid 1dislokasi inferior2 Kla&i'i a&i Di&l( a&i Ba)$ 2&)($l+er +i&l(-ati(!3 0 !0"0&01. A. Di&l( a&i A!teri(r

20

Dislokasi preglenoid0 sub#ora#oid0 sub#la$i#uler. *aling sering ditemukan jatuh dalam keadaan out stret#hed atau jatuh 3ang men3ebabkan rotasi eksternal bahu atau #edera akut karena lengan dipaksa berabduksi0 dan ekstensi. trauma pada s#apula gambaran klinis n3eri hebat dengan gangguan pergerakan bahu0 kontur sendi bahu rata0 #aput humerus bergeser ke depan pada pemeriksaan radiologis. <anifestasi 6 1. 2. 3. !. -has 6 penderita biasan3a men3angga lengan 3ang #edera pada bagian siku dengan menggunakan tangan sebelahn3a. Lengan dalam posisi abduksi ringan -ontur terlihat Js+uared off, >3eri 3ang sangat.

M ra3 6 A* dan a:ial atau DNE S#apular $ie8 akan membantu membedakan dislokasi anterior dengan posterior. /atatan 6 M ra3 sangat penting menurut standar medikolegal untuk men3ingkirkan fraktur lain 3ang terjadi sebelum dilakukann3a -anipulasi dan %eduksi. ada peningkatan bukti 3ang menunjukkan bah8a dislokasi bahu 3ang rekuren dan atraumatis tidak membutuhkan pre--anipulasi dan reduksi M ra3. >amun0 keadaan ini tidak diterima se#ara luas dalam kalangan ahli ortopedi.

21

-omplikasi 1. ,ekuren /atatan 6 Gill4Sa#hs lesion 1fraktur kompresi aspek posterolateral dari humeral head atau suatu fraktur kompresi akibat kaput humerus menekan lingkar glenoid anterior setiap mengalami dislokasi2 dapat terlihat pada pasien 3ang sebelumn3a menderita dislokasi anterior. 2. 3. !. A$ulsi Tuberositas ma3or 1ban3ak terjadi pada pasien O !' tahun2. Fraktur anterior glenoid lip -erusakan arteri aksilaris dan pleksus brakialis. /atatan 6 Garus memeriksa 6 Fungsi >er$us a:illaris dengan memeriksa sensasi jarum pada deltoid atau .regimental badge,area0 *ulsasi pada pergelangan tangan0 Fungsi >er$us radialis.
22

Terapi 6
1.

=solated anterior dislo#ation 6 -anipulasi dan reduksi 1dengan berma#am4 ma#am teknik2 diba8ah conscious sedation. Dislokasi anterior dengan fraktur tuberositas humerus ma3or atau minor 6 -anipulasi dan reduksi diba8ah conscious sedation. Dislokasi anterior dengan fraktur proksimal shaft humeral 6 -anipulasi dan reduksi diba8ah general anestesi0 pertimbangkan ),=F.

2. 3.

<anajemen lanjutan 6 analgesi# =P0 B;-A> =< 1tempatkan =P plug untuk antisipasi -anipulasi dan %eduksi 20 kemudian M ra3 3ang diikuti -anipulasi dan reduksi diba8ah conscious sedation.

-anipulasi dan %eduksi 6 merupakan teknik traksi 3ang disukai untuk digunakan dari pada teknik terdahulu seperti maneuver /ippocratic01ocher,s. Traksi harus dilakukan pada area critical care atau intermediate care dimana pasien dapat dimonitoring0 dan pasien berada pada kondisi conscious sedation. 1. Teknik /ooper4<il#h a. Diba8ah conscious sedation0 tempatkan penderita pada posisi supine dengan siku fleksi (.o. b. Luruskan siku dan dengan sangat perlahan pindahkan lengan pada posisi abduksi penuh 3ang ditahan pada traksi lurus dimana seorang asisten
23

mengaplikasikan tekanan 3ang lembut pada sisi medial dan inferior dari humeral head. #. Adduksi lengan se#ara bertahap. d. *asang #ollar dan #uff0 kemudian lakukan M ra3 post reduksi.

2. Teknik StimsonKs <etode 3ang memanfaatkan ga3a gra$itasi0 3ang sering dilakukan pada +D 3ang sangat sibuk. a. berikan analgesik =P dimana penderita berbaring pada posisi pronasi dengan lengan tergantung di sebelah trolle3 dengan beban seberat 20'4'kg terikat pada lengan tersebut. b. *erlahan setelah '43. menit0 lakukan relokasi bahu. #. *asang #ollar dan #uff0 periksa : ra3 post reduksi.

3. Teknik Gipo#rates <etode ini dilakukan jika metode stimson tidak memberikan hasil dalam 8aktu 1' menit. a. ,eposisi dilakukan dengan menggunakan general anestesi.
24

b. Lengan pasien ditarik kearah distal punggung dengan sedikit abduksi0 sementara kaki penolong berada diketiak pasien untuk mengungkit kaput humerus kearah lateral dan posterior. #. Setelah reposisi0 bahu dipertahankan dalam posisi endorotasi dengan pen3angga ke dada selama paling sedikit 3 minggu d. *asang #ollar dan #uff0 periksa :4ra3 post reduksi

!. Teknik ko#her *enderita ditidurkan diatas meja. *enolong melakukan gerakan 3ang dapat dibagi menjadi ! tahap 6 a. tahap 1 6 dalam posisi siku fleksi penolong menarik lengan atas kearah distal. b. tahap 2 6 dilakukan gerakan ekserotasi dari sendi bahu #. tahap 3 6 <elakukan gerakan adduksi dan fleksi pada sendi bahu d. tahap ! 6 <elakukan gerakan endorotasi sendi bahu Setelah terreposisi sendi bahu difiksasi dengan dada0 dengan $erban dan lengan ba8ah digantung dengan sling 1mitella 2 selama 3 minggu

25

'. Teknik Countertraction Bermanfaat sebagai sebuah manu$er ba#k4up ketika #ara4#ara diatas gagal. a. Diba8ah conscious sedation0 tempatkan pasien berbaring supine dan tempatkan rolled sheet diba8ah aksila dari bahu 3ang terkena. b. Abduksi lengan sampai !'o dan aplikasikan sustained in line traction sementara. Asisten memasang traksi pada arah 3ang berla8anan menggunakan rolled sheet. #. Setelah relokasi0 pasang #ollar dan #uff0 periksa M ra3 post reduksi. d. *enempatan 6 klinik ortopedik setelah 3 hari.

". Teknik Spaso Qalaupun teknik ini tidak dikenal se#ara luas tetapi dianggap bah8a metode ini merupakan metode 3ang paling mudah dilakukan dengan angka keberhasilan 3ang tinggi. a. Diba8ah conscious sedation0 letakkan lengan 3ang sakit di dinding dada. b. Fleksikan lengan pada bahu0 dan lakukan rotasi eksternal se#ar simultan. *ada keban3akan kasus0 sebelum bahu men#apai fleksi kedepan (. o0 akan terdengar bun3i JclunkK0 dan head humerus telah kemabali pada posisin3a. #. Adduksi lengan d. *asang #ollar ? #uff dan periksa M ra3 post reduksi.

26

B. Di&l( a&i P(&teri(r

Biasan3a trauma langsung pada sendi bahu dalam keadaan rotasi interna0 serta terjulur atau karena hantaman pada bagian depan bahu0 dan dapat juga terkait dengan kontraksi otot saat kejang atau #edera akibat tersetrum listrik. <anifestasi 1. 2. Lengan terletak berotasi internal dan adduksi *enderita merasakan n3eri0 dan terdapat penurunan pergerakan dari bahu.

M ra3 6 posisi A* dan DNE s#apular $ie8 /atatan 6 sangat mudah terjadi miss diagnosa dislokasi bahu posterior pada bahu A*. Suspek dislokasi posterior jika terdapat .light bulb sign, karena rotasi internal bahu dan terdapat overlap antara head humerus dan glenoid labrum pada foto bahu A*.
27

-omplikasi 6 kerusakan arteri aksilaris dan nervus brachialis. Terapi 6 prinsip sama dengan dislokasi anterior
1.

;ntuk isolated dislokasi posterior0 #oba -anipulasi dan reduksi diba8ah =P conscious sedation. ;ntuk dislokasi posterior dengan fraktur tuberositas0 #oba -anipulasi dan reduksi diba8ah conscious sedation. ;ntuk dislokasi posterior dengan fraktur humeral shaft0 <,S untuk -anipulasi dan reduksi di ba8ah general anestesi, pertimbangkan 2%3#.

2. 3.

Teknik 6 1. 2. 3. !. Diba8ah kondisi =P conscious sedation0 pasang traksi pada lengan pada posisi abduksi (.o. -adang countertraction dengan seorang asisten menggunakan rolledsheet diba8ah aksilla perlu dilakukan. Se#ara perlahan lengan dirotasikan ke eksternal. Setelah relokasi dilakukan pada kasus 3ang pertamakali terjadi pada seorang de8asa muda0 aplikasikan strapping bersama dengan #ollar dan #uff. '. Setelah relokasi pada lansia0 aplikasikan #ollar ? #uff dan pertimbangkan early mobili$ation.
28

Disposisi 6 -linik ortopedi setelah 3 hari

4. Di&l( a&i I!'eri(r

*ada lu:atio ere#ta posisi lengan atas dalam posisi abduksi0 kepala humerus terletak diba8ah glenoid0 terjepit pada kapsul 3ang robek . -arena robekan kapsul sendi lebih ke#il dibanding kepala humerus0 maka sangat susah kepala humerus ditarik keluar0 hal ini disebut sebagai 4efek lubang kancing5 ( utton hole effect ). *engobatan dilakukan reposisi tertutup seperti dislokasi anterior0 jika gagal dilakukan reposisi terbuka dengan operasi <anifestasi klinis 6 1. Abduksi lengan atas dengan posisi Jhand over head, 2. Gilangn3a kontur bulat dari bahu. M ra3 6 foto A* #ukup untuk mendiagnosa.

29

-omplikasi 6 kerusakan arteri aksilaris dan nervus brakialis. Terapi 6 prinsipn3a sama dengan dislokasi 3ang lain6 1. ;ntuk dislokasi dengan atau tanpa fraktur tuberosita0 #oba -anipulasi dan reduksi diba8ah =P conscious sedation. 2. ;ntuk dislokasi dengan fraktur humeral ne#k0 #oba -anipulasi dan reduksi diba8ah 6eneral anestesi, pertimbangkan ),=F

Teknik 6 1. Diba8ah kondisi =P conscious sedation, aplikasi traksi 3ang steady pada lengan 3ang di abduksi. 2. kadang diperlukan #ounter tra#tion dengan seorang asisten menggunakan rolled sheet 3ang ditempatkan pada akromion. 3. Setelah relokasi0 pasang #ollar ? #uff.

Disposisi 6 kontrol ke poli orthopedi setelah 3 hari.

2.%

Dia"!(&i& 20" Diagnosis kasus dislokasi bahu ditegakkan melalui anamnesis 1autoanamnesis atau

alloanamnesis20 pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang

30

. Anamnesis dapat memberikan informasi ri8a3at trauma dan mekanisme terjadin3a trauma tersebut0 sehingga dapat lebih membantu menegakkan diagnosis dan mengetahui pen3ulit4pen3ulit 3ang mungkin telah ada dan 3ang dapat mun#ul kemudian. Selain itu juga diperlukan informasi mengenai ri8a3at pen3akit pasien dan ri8a3at trauma sebelumn3a0 untuk mempertimbangkan penanganan 3ang akan diambil. Dari pemeriksaan fisik ditemukan beberapa tanda diantaran3a adan3a n3eri saat gerakkan0 lengan menjadi kaku dan siku agak terdorong menjauhi sumbu tubuh0 pasien mengendong tangan 3ang sakit dengan 3ang lain0 pasien tidak bisa memegang bahu 3ang berla8anan0 terdapat tonjolan pada bagian depan bahu0 posisi lengan abduksi 5 eksorotasi0 tepi bahu tampak men3udut0 n3eri tekan0 dan adan3a gangguan gerak sendi bahu. Ada 2 tanda khas pada kasus dislokasi sendi bahu terutama pada dislokasi anterior 3aitu sumbu humerus 3ang tidak menunjuk ke bahu dan kontur bahu berubah karena daerah diba8ah akromion kosong pada palpasi. *enderita merasakan sendin3a keluar dan tidak mampu menggerakkan lengann3a dan lengan 3ang #edera ditopang oleh tangan sebelah lain dan ia tidak dapat men3etuh dadan3a. Lengan 3ang #edera tampak lebih panjang daripada normal0 bahu terfiksasi sehingga mengalami fleksi dan lengan ba8ah berotasi kearah interna. *osisi badan penderita miring kearah sisi 3ang sakit. *emeriksa terkadang dapat membuat skapula bergerak pada dadan3a namun tidak akan dapat menggerakkan humerus pada s#apula. @ika pasien tidak terlalu ban3ak menggerakan bahun3a0 maka pada kasus ini kaput humerus 3ang tergeser dapat diraba diba8ah prosesus korakoideus.102030!0% Diagnosis klinik untuk kasus dislokasi sendi bahu dapat menggunakan tanda #emas 1apprehension sign2. *emeriksaan ini dilakukan dengan #ara mengangkat lengan kedalam abduksi0 rotasi luar dan kemudian ekstensi se#ara hati4hati dalam posisi duduk atau berbaring. *ada saat kritis pasien akan merasa bah8a kaput humerus seperti akan telepas dan tubuhn3a menegang karena #emas. ;ji ini harus diulangi dengan menekan bagian depan bahu0 dimana dengan manu$er ini pasien akan merasa lebih aman dan tanda #emasn3a negatif.2

2.&

Pe*eri &aa! Pe!$!%a!" ' *emeriksaan penunjang 3ang dapat dilakukan adalah rontgen foto bahu

anteroposterior 1A*2 dan lateral0 posisi A:ial dan posisi ENE s#apular $ie8. Selain itu juga dianjurkan melakukan pemeriksaan pandangan oblik agar dapat dipastikan tidak terdapat
31

dislokasi posterior. *emeriksaan pandangan oblik memang lebih sulit dilakukan namun lebih mudah diintepretasi. 2.( K(*.li a&i 20% -omplikasi 3ang dapat terjadi adalah timbuln3a lesi pleksus brakialis dan ner$us aksilaris0 serta interposisi tendo bisep kaput longum. ,obekan arteri aksilaris juga dapat terjadi terutama pada orang tua 3ang dilakukan reduksi dislokasi dengan tenaga 3ang berlebihan. Langkah antisipatif 3ang dapat dilakukan sebelum dirujuk adalah dengan melakukan penekanan kuat pada aksila. -omplikasi lanjut dapat berupa6 -aku sendi 3aitu =mmobilisasi 3ang lama dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu0 terutama pada pasien 3ang berumur !. tahun. Terjadin3a kehilangan rotasi lateral0 3ang se#ara otomatis membatasi Abduksi Dislokasi rekurens 3aitu 6 terjadi jika labrum glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid -elemahan otot Pe!atala &a!aa! '0%01.011

2.1.

*enatalaksanaan dislokasi sebagai berikut 6


o o

Lakukan reposisi segera. Dislokasi sendi ke#il dapat direposisi di tempat kejadian tanpa anestesi0 misaln3a 6 1dislokasi siku0 dislokasi bahu0 dislokasi jari pada fase s3ok20 sislokasi bahu0 siku atau jari dapat direposisi dengan anestesi lo#alL dan obat penenang misaln3a $alium. Dislokasi sendi besar0 misaln3a panggul memerlukan anestesi umum. Dislokasi reduksi6 dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat. -aput tulang 3ang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi. Sendi kemudian diimobilisasi dengan pembalut0 bidai0 gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 34!: sehari 3ang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
32

o o

<emberikan ken3amanan dan melindungi sendi selama masa pen3embuhan.

Apabila tehnik -anipulasi dan reduksi tidak berhasil atau tidak memungkinkan0 maka dapat dipikirkan dilakukan operasi. Adapun indikasi untuk dilakukan operasi adalah 6 1. Dislokasi 3ang berkali 5 kali0 terutama bila terdapat n3eri 2. Subluksasi berulang atau rasa takut terhadap dislokasi #ukup ikut men#egah keikutsertaan dalam aktifitas sehari 5 hari atau olahraga. )perasi terdiri atas tiga jenis 6 1. )perasi untuk memperbaiki labrum glenoid dan kapsul 3ang robek (prosedur ankart) 2. )perasi untuk memendekkan kapsul anterior dan subskapularis dengan perbaikan tumpang 5 tindih 1operasi 'lutti 7 'latt2 3. )perasi untuk memperkuat kapsul anteroinferior dengan mengarahkan tulang otot lain ke bagian depan sendi itu 1misaln3a operasi risto& 7 /elfet, 89:;2 -alau labrum dan kapsul anterior terlepas0 dan sendi tidak n3ata 5 n3ata longgar0 sebaikn3a dilakukan operasi ankart 3ang digabungkan dengan kapsulografi anterior. Sendi dibuka dengan pendekatan deltopektoral0 labrum dijahit pada lubang 3ang dibor pada lingkar glenoid dan bila perlu0 kapsul diken#angkan dengan lipatan tumpang tindih tanpa memperpendek subskapularis 1Thomas dan <atsen0 1(&(2. 2perasi plutti 7 'latt di mana subskapularis ditumpang dan dipendekkan0 juga memberikan hasil 3ang baik tetapi dengan kerugian berupa hilangn3a rotasi luar 1Go$elius dkk.0 1(&3L ,egan dkkL 1(&(2. 2perasi risto& dimana prosessus #ora#oids dengan otot 5 otot 3ang melekat ditransposisikan ke depan leher s#apula0 lebih sedikit menghilangkan rotasi luar.

33

Laman3a immobilisasi setelah reduksi tertutup dan pas#a operasi sukses tergantung pada usia pasien dan arah dislokasi. ;ntuk dislokasi anterior6 *asien R!. tahun6 diimobilisasi selama 34! minggu0 *asienO !. tahun6 diimobilisasi selama 142 minggu. <engurangi dislokasi posterior 6 diimobilisasi selama ! minggu. Dan untuk dislokasi superior atau inferior6 diimobilisasi selama 34" minggu. Selama periode imobilisasi0 latihan harian ,)< siku harus dilakukan.

Belo8 is an arthros#opi# $ie8 of a post dislo#ation Bankart lesion 1tear of the anterior labrum2. And Belo8 the sutures ha$e been tied and the anterior glenoid labrum ha$e been repaired arthros#opi#all3.

#.11

Pr("!(&i&

Tingkat kesembuhan pada kasus ini baik jika tidak timbul komplikasi
34

BAB III KESIMPULAN

Dislokasi adalah terlepasn3a kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat han3a komponen tulangn3a saja 3ang bergeser atau terlepasn3a seluruh komponen tulang dari tempat 3ang seharusn3a 1dari mangkuk sendi2 Sendi bahu dibentuk oleh tulang4tulang 3aitu 6 scapula (shoulder blade), clavicula (collar bone), humerus (upper arm bone), dan sternum. Berdasarkan anatomis tentang gelang bahu0 maka bila dipandang dari sudut klinis praktis gelang bahu ada beberapa fungsi persendian 3ang kompleks 3aitu 6 <endi 6lenohumeralis, <endi suprahumeral, <endi <ternoclaviculare, <endi *cromioclaviculare, <endi subacromiale, <endi <capulothoracicus. erakan kompleks 3ang dapat dilakukan oleh bahu selain ditunjang oleh ban3akn3a sendi pada bahu0 juga ditunjang oleh ban3akn3a otot 3ang berperan dalam melakukan gerakan bahu. -umpulan otot4otot ini dikelompokkan menjadi dua0 3aitu kelompok otot 3ang menggerakkan dan menstabilkan scapula (shoulder girdle2. <enurut biomekanika Sendi Bahu0 didasarkan pada kelompok otot penggerakn3a. erakan4gerakan dari bahu dibagi dua0 3ang erakan tersebut antara lain gerakan Skapula

1=levasi dan >epresi, *bduksi (prorotasi) dan *dduksi (retraksi), (p&ard rotation dan do&n&ard rotation, (p&ard tilt dan reduction of up&ard tilt) dan gerakan Gumerus 1Fleksi dan +kstensi0 Fleksi dan +kstensi lumbar dan ,otasi2 Dislokasi sendi bahu sering disebabkan oleh gerak berlebihan terutama saat berolahraga ataupun trauma lansung. Faktor4faktor 3ang dapat men3ebabkan kejadian berulang diantaran3a tidak sempurnan3a relaksasi ligament kapsular sendi0 kelemahan otot4 otot sekitar dan kelainan #ongenital ataupun ba8aan dari kaput humeri atau fossa glenoidale Se#ara statisti# dislokasi bahu biasan3a terjadi ("7 dislokasi anterior0 30!7

dislokasi posterior dan .017 dislokasi inferior 1lu:atio ere#to2. *ergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral0 berada di anterior dan medial glenoid 1dislokasi anterior20 di posterior 1dislokasi posterior20 dan di ba8ah glenoid 1dislokasi inferior2

DAFTAR PUSTAKA 35

1. >ordin0 < and Frankel G $i#tor 6 Basi# Biome#hani# of the <uskuloskeletal s3stem. Lea and Febriger *hiladelphia0 London halaman 22'423!.
2. Rasjad Chairuddin, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi edisi ketiga , Jakarta: PT.Yarsi !ata"#$n% &'n(($ta )*'P)+. 3. !i" d% J$n(, ,-a"suhidajat, R. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi dua. P%n%r.it /uku *%d$kt%rn 01C. Jakarta 4. ,h2art3 ,%-"$r ). Principles of Surgery, fifth edition. 4%2 Y$rk, 561ra278i99, )n $r"ati$n ,%r:i6%s C$"#an-.

'. Salter ,obert bru#e. 1(((. Te:tbook of Disorder and =njuries of the <us#uloskeletal S3stem0 3rd4ed. Baltimore6 Qilliams ? Qilkins ". )tt.055666.&-ri,+.-(*5+(-578#9:;4<5&)($l+er=+i&l(-ati(! Bdiunduh 6 2. Februari 2.12C %. )tt.055666.*&+lati!a*eri-a.-(*5e,(( &5R(- 6((+Gree!&Fra-t$re&i!A+$lt&5&i +93<74#.)t*l Bdiunduh 6 2. Februari 2.12C &. )tt.055666.e,*e+i-i!e.!et5t(.i-&..).> .a-ti(!?&)(6T(.i-Se"@t(.i-Ai+?1#<@&e"Ai+?#4;: Bdiunduh 6 2. Februari 2.12C 2B=raC vie63 (. )tt.055re'ere!-e.*e+&-a.e.-(*5'eat$re&5&li+e&)(65&+rt Bdiunduh 6 2. Februari 2.12C 1.. )tt.055666..ra-ti-al.ai!*a!a"e*e!t.-(*5.ai!5(t)er5+i&l(-ate+=&)($l+er= a..r(a-)e&=le&&e!=.ai!=re+$-ti(!=te-)!iD$e& Bdiunduh 6 2. Februari 2.12C 11. http699shoulder$ille.blogspot.#om92..&9."9arthros#opi#4surger34and4first4time.html Bdiunduh 6 2% februari 2.12C

36

También podría gustarte