Está en la página 1de 36

GELOMBANG

GERAK OSILASI SEDERHANA


Gerak osilasi sederhana adalah gerak lurus yang memenuhi
persamaan gerak
y =Asin( +
t ω )θ 0 [ ] 1
Tampak pada gambar 1, simpangan y berubah-ubah secara periodik
(bolak-balik). Contoh gerak osilasi adalah gerak bandul matematik dan
gerak beban yang terikat pada pegas.

Gambar 1

Sesungguhnya gerak osilasi dapat juga dibayangkan sebagai proyeksi


pada sumbu y dari gerak pertikel yang sedang bergerak melingkar
dengan kecepatan sudut ω .
Gambar 2 memperlihatkan sebuah partikel bergerak melingkar yang
sedang berada di titik b, perhatikan proyeksinya pada sumbu y dan
pemetaannya pada grafik gelombang sinus. Dapatlah dibayangkan
bahwa proyeksi partikel pada sumbu y adalah gerak osilasi.
y

b b

Gambar 2

Pada persamaan [1] di atas, argumen (ω t + θ ) disebut fasa, sedangkan


y menyatakan simpangan, A menyatakan amplitudo, ω menyatakan
frekuensi sudut, t menyatakan waktu, dan θ menyatakan fasa awal.
GEJALA GELOMBANG
Sebuah gelombang dicirikan oleh adanya perambatan energi melalui
suatu medium tetapi medium itu sendiri tidak ikut merambat, Contohnya
adalah gelombang tali,gelombang air, gelombang suara.
Untuk mengamati gelombang tali dapat dilakukan dengan mengikatkan
tali pada paku di tembok, kemudian ujung yang lain digerakkan naik-
turun. Gambar 3 menggambarkan sebuah gelombang tali. Bila pada
suatu tempat pada tali itu kita tandai, misalnya dengan mengecatkan
warna putih. ternyata tanda putih itu hanya bergerak naik-turun saja,
tidak bergerak sesuai arah perambatan gelombang.

Gambar 3
Demikian pula titik-titik yang lain pada tali, sebuah titik yang semula
diam tiba-tiba bergerak naik-turun seakan ada yang menggerakkan.
Siapa yang menggerakkan?
Ternyata titik itu digerakkan oleh titik disebelahnya yang melakukan
gerakan naik-turun lebih dahulu, demikian seterusnya setiap titik akan
‘menularkan’ gerakan naik-turun pada titik sebelahnya. Jadi tali dalam
hal ini sebagai medium tidak bergerak dalam arah perambatan
gelombang tetapi hanya bergerak naik-turun saja akibat tertular gerak
naik-turun titik sebelahnya. Karena gerak naik-turun adalah suatu
energi mekanik maka proses menularkan gerak naik-turun adalah
proses memindahkan energi dari satu titik ke titik sebelahnya.

Ingat, hanya energilah yang dipindahkan atau dirambatkan, bukan


mediumnya yang dirambatkan. Demikian pula dengan gelombang air
atau pun gelombang suara.
Titik-titik pada tali, gerakan naik-turunnya tidak searah dengan arah
perambatan gelombang tetapi tegak lurus , gelombang dengan ciri
seperti itu disebut dengan gelombang transversal. Seandainya gerakan
titik itu searah dengan arah perambatan gelombang maka gelombang itu
disebut gelombang longitudinal, contohnya gelombang longitudinal
adalah gelombang suara dan gelombang pegas.
PERSAMAAN GELOMBAMG

Perhatikanlah gambar 4 di bawah ini yang menggambarkan sebuah


gelombang tali. Misalkan, gelombang tersebut merambat pada arah
kekanan dengan kecepatan rambat v.
y

A
a xb x
yb b

Gambar 4

Keadaan tertentu dari suatu titik pada tali disebut fasa misalnya titik a
keadaannya berada pada simpangan nol, akan bergerak ke bawah, dan
jaraknya dari pusat koordinat adalah -xa. Sedangkan titik b keadaannya
berada pada simpangan yb, akan bergerak ke atas dan jaraknya dari
sumber adalah xb . Fasa dapat dinyatakan dengan satuan sudut.
Memang pada lazimnya fasa dinyatakan dengan sudut. Nah, bagaimana
menyatakan fasa dalam satuan sudut?
Perhatikan gambar 4 dimana sebuah titik pada gelombang dapat
dipandang sebagai proyeksi sebuah titik yang bergerak pada lingkaran
dengan kecepatan sudut tetap ω dengan jejari A, ketika kedudukan titik
pada lingkaran berada pada sudut tertentu, sudut inilah yang digunakan
sebagai besaran fasa (dihitung dari sumbu x positip).

Banyaknya perioda yang terbentuk dalam waktu satu sekon disebut


frekuensi dinotasikan f. Ini semua berarti harus berlaku

f =1 / T
v = λ/ T = λf
Bila dikaitkan kembali dengan gambar 4 maka satu perioda adalah
ditempuhnya satu lingkaran penuh oleh satu titik pada lingkaran, ini berarti
frekuensi adalah jumlah putaran yang ditempuh suatu titik pada lingkaran
itu dalam waktu satu sekon, sehingga
ω = 2 πf = 2 π / T
Setiap titik pada tali akan mempunyai kedudukan / simpangan y sebagai
fungsi dari x dan t yaitu

y( x ,t )= sin ( kx ω− t φo + )
atau

y( x ,t )= c os ( kxω − tφo + ' )

Bila gelombang merambat kekiri maka

y( x,t ) = sin( kx + ωt + φo )
atau

y( x,t ) = cos ( kx + ωt + φ' o )


PRINSIP SUPERPOSISI

Argumen dari sin atau cos diatas yaitu (kx±ω t+ϕ o) merupakan satuan
sudut, inilah yang dinamakan fasa. k dinamakan tetapan gelombang
(k=2π /λ ), ϕ o disebut fasa awal atau fasa ketika x=0 dan t=0 disebut
juga tetapan fasa.

Dua buah gelombang atau lebih dapat berada pada (lokasi) medium
yang sama, bentuk gabungan dari beberapa gelombang pada sebuah
lokasi dinamakan superposisi dari beberapa gelombang tersebut.
Misalnya pada seutas tali, ujung yang satu (kiri) menjadi sumber
gelombang, ujung yang lain (kanan) menjadi sumber gelombang yang
lain, kedua gelombang akan menjalar pada tali yang sama, bentuk
gabungan dari kedua gelombang yang kebetulan saling berlawanan arah
ini disebut superposisi gelombang.

Gambar 5a Gambar 5b Gambar 5c Gambar 5d


Gambar 5c di atas memperlihatkan hasil superposisi maksimum dari
dua buah pulsa gelombang yang bertabrakan dari kiri dan kanan.
Perhatikan, Setelah bertabrakan kedua pulsa ‘berpisah’, seperti yang
terlihat pada gambar 5d.

Kata superposisi disini dapat diperluas artinya yaitu: suatu operasi


penjumlahan yang bersifat linier atau dalam hal ini penjumlahan biasa.
Artinya hasil akhir dari gabungan beberapa gelombang yang berada pada
suatu lokasi yang sama adalah penjumlahan biasa dari beberapa
gelombang tersebut. Untuk contoh tali diatas misalnya gelombang dari
kiri adalah y1(x,t) sedang yang dari kakan y2(x,t) maka hasil superposisi
keduanya adalah

yR ( x,t ) = y1 ( x, ) + y2 ( x,t )
N buah sirine yang yang masing-masing menghasilkan gelombang y1,
y2, y3, … ,yN akan menghasilkan superposisi gelombang diudara:

yR = y1 + y2 + y3 + ... + yN
Untuk kasus dua buah gelombang dengan frekuensi, dan fasa awal
sembarang tetapi amplitudo sama, misalnya

y1 = A sin ( kx − ω1t + φo1 )


y2 = A sin ( kx −ω 2 t +φo 2 )

maka hasil penjumlahan yR=y1+y2 dapat diselesaikan dengan


menggunakan aturan penjumlahan sin:

s in B+ s in C2 = 1 2s in (B C ) 1c+2 os (B C )
Sedangkan untuk kasus gelombang-gelombang yang frekuensi (ω )
dan tetapan gelombangnya (k) sama tetapi fasa awal dan amplitudo
sembarang dapat dilakukan dengan teknik fasor, misalnya
y1 = A1 cos( kx − ωt + φo1 )
y2 = A2 cos( kx − ωt + φo 2 )
y3 = A3 cos( kx − ωt + φo3 )

.
.
.
yN = AN cos( kx − ωt + φoN )

maka langkah-langkah untuk mendapatkan yR =y1 +y2 +y3 +…+yN


adalah sebagai berikut:
Hasil penjumlahan N buah gelomang tersebut adalah
yR = AR cos (kx-ω t+ϕ R) sehingga yang harus di cari adalah AR dan
ϕ R.
Hitung AR dan ϕ R dengan cara:
1/ 2
 N
 
2 N

2

AR =  ∑ Ai cos ϕ oi  +  ∑ Ai sin ϕ oi  
 i =1   i =1  

 N 
 ∑ Ai sin ϕ oi 
ϕ R = tan −1  iN=1 
 
 ∑ Ai cos ϕ oi 
 i =1 
GELOMBANG BERDIRI

Perhatikan gambar 6 dibawah ini. Pada gambar tersebut, sebuah pulsa


gelombang pada tali yang menjalar kekanan akan dipantulkan oleh dinding
tembok, hasil pemantulan adalah sebuah pulsa yang bergerak kekiri dengan
fasa berlawanan, ini terlihat dari kedudukan puncak pulsa pantulan yang
berlawanan dengan puncak pulsa sebelumnya, sehingga beda fasa kedua
pulsa tersebut sebesar 180o.

Bila yang dikrimkan bukan pulsa tetapi gelombang (terus-menerus) yang


merambat kekanan maka gelombang tersebut juga akan dipantulkan oleh
dinding. Hasil pemantulan tersebut akan merambat kekiri dengan fasa yang
berlawanan.

yd

yp

Gambar 6
Sebut saja gelombang yang merambat kekanan sebagai gelombang
datang (yd) dan gelombang yang merambat kekiri sebagai gelombang
pantul (yd).
y d = A sin (kx − ωt )

y p = A sin (− kx − ωt + 180o )

Kedua gelombang ini akan bertabrakan (bersuperposisi) sehingga


menghasilkan gelombang yR

yR = yd + y p
Dengan menggunakan rumus penjumlahan sinus

sin B + sin C = 2 sin 1 2 ( B + C ) cos 1 2 ( B − C )

maka didapat
y R = 2 A cos kx sin ωt
yR ini disebut sebagai gelombang berdiri yang berbeda dengan
gelombang biasa (berjalan). Persamaan yR tersebut dapat dituliskan

yR = A' sinωt dimana

A' = 2 A cos(kx )
Dalam hal ini terlihat yR adalah sebuah osilator harmonik yang tersebar
sepanjang sumbu-x atau semua titik pada tali merupakan osilator
harmonik yang independen dan amplitudo A’ merupakan fungsi x
karena
A' = 2 A cos(kx )
hal ini menunjukkan juga bahwa pada
x = ( n + 1 2 ) π/ k → A' = 0
artinya akan ada titik-titik tertentu di sepanjang tali yang amplitudo
osilatornya nol.
Tabel dibawah ini menunjukkan perbedaan antara gelombang berdiri dan
gelombang berjalan.

Gelombang Berdiri Gelombang Berjalan


Amplitudonya bervariasi Aplitudo konstan
Ada titik-titik yang amplitudonya nol Tak ada titik yang amplitudonya nol

Tidak ada perambatan Ada perambatan


INTERFERENSI

TEORI HUYGENS
Cobalah anda ganggu air di bak dengan cara mencelupkan tangan
ditengah bak tersebut, maka terlihat riak air yang melingkar dan menjuhi
tangan anda. Lingkaran riak air yang terlihat adalah muka gelombang.
Teori Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang
merupakan sumber gelombang baru. Teori ini dapat menjelaskan
berbagai gelala gelombang seperti interferensi, difraksi, dan lain-lain.

PERCOBAAN YOUNG
Gejala interferensi adalah gejala superposisi juga yaitu bertemunya dua
atau lebih gelombang pada lokasi tertentu. Biasanya interferensi terjadi
pada gelombang-gelombang yang menyebar seperti gelombang suara
dan gelombang cahaya. Gambar di bawah ini menggambarkan
interferensi gelombang cahaya, eksperimen ini dikenal dengan
percobaan Young.
Pada percobaan Young, gelombang-gelombang yang berinterferensi
didapatkan dari celah-celah (biasanya dua celah) yang dibelakangnya
diberikan sebuah sumber gelombang yang didapat dari sebuah celah.
Katakan gelombang yang datang dari celah pertama adalah galombang
y1(x,t), sedang gelombang yang kedua adalah y2(x,t), sedangkan
gelombang sumber adalah ys(x,t). Sumber S adalah lampu.

Gelombang ys(x,t) ketika sampai pada kedua celah akan menjadi dua
buah sumber gelombang baru y1(x,t) dan y2(x,t) (berdasarkan prinsip
Huygens), kedua gelombang baru ini akan koheren artinya beda fasa
antara kedua gelombang selalu tetap.

y1

r1
S
∗ ys o

Y2 r2

Gambar 7
Kedua gelombang di titik p ditulis

y1 = A sin( kr1 −ωt )


y2 = A sin( kr2 −ωt )
sedangkan fasanya masing-masing
φ1 = kr1 − ωt
φ2 = kr2 − ωt
sehingga beda fasanya

∆ϕ = k r1 − r2 = k∆r
Karena biasanya jarak antar celah (d) jauh lebih kecil dari jarak
celah ke layar maka selisih jarak ∆r dapat didekat dengan ∆r = d sin θ

∆ϕ = k r1 − r2 = k∆r = kd sin θ
Hasil superposisi yR=y1+y2 di titik P akan maksimum bila beda fasa

∆ϕ = n 2π
dimana n=0,1,2,3,… , dan akan minimum bila
∆ϕ = (2m − 1)π
dengan m=1,2,3,…

Tinjaulah kasus interferensi maksimum, sehingga berlaku

kd sin θ = n2π
karena

k = 2π / λ
maka

sin θ = (m − 1 2 )λ / d
Sesunguhnya dalam percobaan Young ini akan teramati pola
interferensi dilayar berupa garis-garis terang gelap di layar, garis
terang menunjukan telah terjadi interferensi maksimum, dan garis
gelap menunjukan adanya interferensi minimum di lokasi (titik)
layar tersebut.

DIFRAKSI
Coba lakukan percobaan berikut: Suruh teman anda masuk ke
kamar sehingga takterlihat oleh anda tetapi pintu tetap terbuka,
lalu lakukan pembicaraan dengannya. Ternyata anda dan teman
anda masih dapat saling mendengar suara lawan bicara, artinya
gelombang bunyi dapat ‘berbelok’ melalui pintu hinga sampai ke
pendengar! Inilah salah satu gejala difraksi.
DIFRAKSI OLEH CELAH TUNGGAL

Bayangkan sebuah percobaan dimana sebuah berkas cahaya jatuh


pada sebuah celah yang lebarnya W, celah ini ibaratnya pintu dan
berkas cahaya adalah suara. Bagaimana pola cahaya pada layar
setelah melalui celah?

Menurut teori Huygens setiap titik pada muka gelombang yang


sampai di celah akan menjadi sumber gelombang baru yang tak
berhingga jumlahnya. Sekarang persoalannya dapat dipandang
sebagai interferensi gelombang oleh N celah, dimana N=takberhingga.
gambar 7

Pola difraksi pada layar dapat dilihat pada gambar 7 diatas. Jika jarak
layar L cukup jauh terhadap celah maka lebar pola terang di layar
adalah W’=2Lλ /w

POLARISASI
Lakukanlah percobaan berikut:
Ikatkan ujung sebuah tali yang cukup panjang pada sebuah tiang lalu
tarik, ujung yang lain dipegang dan buatlah sebuah gelombang vertikal
dengan menggerakkan tangan naik-turun (vertikal). Karena tangan
anda bergerak dalam arah vertikal maka gelombang yang terjadi adalah
gelombang yang berpolarisasi linier vertikal (kata linier karena
gerakan tangan anda embuat garis lurus dan vertikal).
Sekarang buat gelombang dengan cara menggerakkan tangan
horisontal maka gelombang yang terjadi adalah sebuah gelombang
dengan polarisasi linier horisontal.

Sekarang lakukan gerakan tangan, mula-mula seperti percobaan


diatas yaitu dengan menggerakkan tangan lurus naik-turun vertikal,
kemudian gerakan naik-turun tersebut diubah arahnya dari vertikal
agak sedikit miring kekanan secara kontinu, lalu ubah sedikit demi
sedikit arah kemiringan sehingga membuat satu lingkaran penuh.
Ulangi terus sampai gelombang tali yang terjadi terlihat melingkar-
lingkar seperti terlihat pada gambar dibawah, Polarisasi yang terjadi ini
disebut polarisasi lingkaran.
Sebuah cahaya (foton) dapat memiliki salah satu jenis polarisasi: Linier,
Lingkaran, atau bahkan Elips. Tetapi seberkas cahaya lampu atau
matahari yang terdiri dari milyaran foton dan masing-masing foton
memiliki jenis polarisasinya sendiri sehingga secara total berkas cahaya
matahari polarisasinya adalah acak atau sering disebut
takterpolarisasi.

Seberkas cahaya matahari yang takterpolarisasi dapat disaring (difilter)


sehingga didapatkan polarisasi linier, filter tersebut dinamakan polaroid.
Lihat gambar 10

Cahaya takterpolarisasi

Cahaya terpolarisasi
polaroid

gambar 10
Arah polarisasi dari berkas yang telah terpolarisasi adalah vertikal, hal ini
karena arah filter (polaroid) adalah vertikal, tepatnya arah sumbu mudah
atau sumbu lolos polaroid adalah vertikal.
Untuk kasus gambar 10, Intensitas berkas terpolarisasi adalah 50% dari
berkas takterpolarisasi.

Jika sekarang berkas terpolarisasi difilter lagi maka intensitas keluaran dari
polaroid adalah I=Im cos2 θ , dimana Im adalah intensitas berkas
terpolarisasi sebelum melewati polaroid, I adalah intensitas berkas
terpolarisasi setelah melewati polaroid, θ adalah sudut relatip antara
sudut mudah dengan berkas terpolarisasi sebelum melewati polaroid.
Persamaan diatas disebut persamaan hukum Malus .

Seberkas cahaya matahari yang takterpolarisasi dapat juga disaring


dengan cara memantulkan cahaya matahari pada medium yang lebih padat
(dari udara) dengan sudut pantul sedemikian sehingga jumlah sudut pantul
dan sudut biasnya adalah 90o, sudut pantul tersebut dinamakan sudut
Brewster.
EFEK DOPLER

peluru

Senapan mesin
Target
Gambar 11

Misalnya sebuah senapan mesin dapat mengeluarkan peluru secara


teratur dengan frekuensi fs=200 peluru per menit, jika target bergerak
kekanan atau senapan bergerak kekiri maka frekuensi tembakan yang
dirasakan target akan berkurang.

Sebaliknya terget akan merasakan frekuensi tembakan bertambah jika


Target bergerak kekiri atau senapan bergerak kekanan. Hal yang sama
akan terjadi jika senapan sekarang kita ganti dengan sumber gelombang
suara: Target (pengamat) akan merasakan frekuensi bertambah jika
pengamat bergerak kekiri atau sumber bergerak kekanan, hal sebaliknya
berlaku. Hal ini dinyatakan dalam persamaan dopler :
v − vp
fp = fs
v − vs
Jika pengamat berada di sebelah kiri sumber maka persamaan dopler
menjadi
v + vp
fp = fs
v + vs
Dimana v adalah kecepatan bunyi diudara, fs frekuensi sumber, fp
frekuensi yang dirasakan pengamat arah kekanan positip, dan kekiri
negatip.

INTENSITAS GELOMBANG BOLA


Gelombang bola mempunyai muka gelombang berupa permukaan bola.
Ketika muka gelombang mengembang dari r1 ke r2 , dari sumber yang
terletak di pusat bola maka luas permukaan berubah dari 4π r12 ke 4π r22.
Jika kita anggap tidak ada energi yang hilang dalam perjalanan
gelombang, maka energi yang dipindahkan persatuan waktu dari r1 ke r2
haruslah tetap sama dangan daya P, sehingga
P = 4 πr12 I1 = 4 πr22 I 2 = I
Jadi kita peroleh hubungan
1 1
I1 : I2 = :
r12 r22

Karena intensitas gelombang sebanding dengan kuadrat


amplitudonya maka amplitudo gelombang sferis haruslah sebanding
dengan 1/r. Jadi dapat kita tuliskan fungsi gelombang bola sebagai

y = ( ym / r )sin( kr − ωt )

INTENSITAS GELOMBANG BUNYI


Gelombang bunyi adalah gangguan tekanan udara yang merambat.
Persamaan gelombang tekanan adalah sebagai berikut:

P = ( k ρ0 v 2 y m ) sin( kx − ωt )
dimana ρ o rapat jenis gas dalam keadaan setimbang, ym amplitudo
simpangan molekul udara . Jadi amplitudo gelombang tekanan adalah
Pm = k ρ0 v 2 ym
Intensitas gelombang bunyi dinyatakan
2
pm
I=
2v ρ0
Seringkali intensitas bunyi dinyakan dalam decibell (dB) yang
dinyatakan dengan
I
B = 10 log
I0
Dimana Io merupakan itensitas referensi yang besarnya 10-12
watt/m2 yaitu kira-kira sebesar ambang pendengaran manusia.
SOAL-SOAL LATIHAN

1. Grafik persamaan gerak y(t) dari sebuah osilator adalah seperti


pada gambar dibawah ini:

y (m)

0,1
√3/2
t
-0,2 1

Tentukan : a) Persamaan gerak y(t) osilator tersebut


b) Jika osilator tersebur berupa gerak beban m Kg
yang terikat pada ujung pegas dengan tetapan
pegas k N/m, tentukan perbandingan k/m.
2. Tiga buah gelombang : y1 = 5 cos (5 x − 100t ) , y 2 = 5 cos (5 x − 100t + 30 o ) ,
y 3 = 5 cos (5 x − 100t + 60 o ) .
a). Gambarkan diagram fasor untuk ketiga gelombang tersebut
b). Tentukn persamaan yR dimana yR=y +y2+y3
c). Tentukan y4 dimana ytoy =(yR+y4) minimum.

3. Sebuah gelombang tali dibangkitkan oleh osilator y=0,1 sin


(100π t+30o) yang terletak di koordinat x=0. Gelombang yang
dihasilkan merambat kekiri. Jika tegangan tali T=10N dan rapat
massa tali ρ =5 gr/cm. Tentukan
a). Panjang gelombang yang terjadi
b). Persamaan gelombang tali
4. Ada dua buah antena T (pemancar) dan R (penerima). R menerima
gelombang y1 langsung dari P dan gelombang pantul y2 . Jika λ =1
cm, tentukan jarak TR terpendek agar
T y1 R
a). Pada R terjadi interferensi max
y2
10 10 b). Pada R terjadi interferensi min
m m

5. Sebuah celah tunggal dengan lebar W=1 cm, Pada jarak 5 m dari celah
terdapat layar, diharapkan pada layar didapatkan terang pertama
dengan lebar W’=20 cm.
a). Berapa panjang gelombang yang harus digunakan
b). Sebuah titik P di layar sejauh 12 cm dari pusat layar. Jika intensitas
di pusat layar 100 mWatt/cm2, berapakah intensitas di titik P.
6. Sebuah bandul matematis, pajang talibandulnya 5 m. Persamaan
gerak bandul jika bandul matematis dibawa ke planet dengan
tetapan grafitasinya 50% dari grafitasi dibumi adalah (pd t=0
simpangan bandul nol dan akan kekanan, amplitudo 1,5m):

7. Sebuah tali dengan ujung terikat dikanan, gelombang datang


dihasilkan dari kiri dengan persaman y = 0,1sin(10πx − 100πt ) yang
bersuperposisi dengan gelombang pantulnya, gelombang resultan
antara gelombang datang dan gelombang pantul adl

8. Pada percobaan young, jarak antar celah


y2 d=1 cm, jarak antara celah dengan layar
θ o L=4m, jarak op 4 cm. Jika persamaan
y1 y1 = 0,1sin(kx − ωt − π / 3) maka persamaan y2
p
adl (λ = 1cm)

También podría gustarte