Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Gambar 1
b b
Gambar 2
Gambar 3
Demikian pula titik-titik yang lain pada tali, sebuah titik yang semula
diam tiba-tiba bergerak naik-turun seakan ada yang menggerakkan.
Siapa yang menggerakkan?
Ternyata titik itu digerakkan oleh titik disebelahnya yang melakukan
gerakan naik-turun lebih dahulu, demikian seterusnya setiap titik akan
‘menularkan’ gerakan naik-turun pada titik sebelahnya. Jadi tali dalam
hal ini sebagai medium tidak bergerak dalam arah perambatan
gelombang tetapi hanya bergerak naik-turun saja akibat tertular gerak
naik-turun titik sebelahnya. Karena gerak naik-turun adalah suatu
energi mekanik maka proses menularkan gerak naik-turun adalah
proses memindahkan energi dari satu titik ke titik sebelahnya.
A
a xb x
yb b
Gambar 4
Keadaan tertentu dari suatu titik pada tali disebut fasa misalnya titik a
keadaannya berada pada simpangan nol, akan bergerak ke bawah, dan
jaraknya dari pusat koordinat adalah -xa. Sedangkan titik b keadaannya
berada pada simpangan yb, akan bergerak ke atas dan jaraknya dari
sumber adalah xb . Fasa dapat dinyatakan dengan satuan sudut.
Memang pada lazimnya fasa dinyatakan dengan sudut. Nah, bagaimana
menyatakan fasa dalam satuan sudut?
Perhatikan gambar 4 dimana sebuah titik pada gelombang dapat
dipandang sebagai proyeksi sebuah titik yang bergerak pada lingkaran
dengan kecepatan sudut tetap ω dengan jejari A, ketika kedudukan titik
pada lingkaran berada pada sudut tertentu, sudut inilah yang digunakan
sebagai besaran fasa (dihitung dari sumbu x positip).
f =1 / T
v = λ/ T = λf
Bila dikaitkan kembali dengan gambar 4 maka satu perioda adalah
ditempuhnya satu lingkaran penuh oleh satu titik pada lingkaran, ini berarti
frekuensi adalah jumlah putaran yang ditempuh suatu titik pada lingkaran
itu dalam waktu satu sekon, sehingga
ω = 2 πf = 2 π / T
Setiap titik pada tali akan mempunyai kedudukan / simpangan y sebagai
fungsi dari x dan t yaitu
y( x ,t )= sin ( kx ω− t φo + )
atau
y( x,t ) = sin( kx + ωt + φo )
atau
Argumen dari sin atau cos diatas yaitu (kx±ω t+ϕ o) merupakan satuan
sudut, inilah yang dinamakan fasa. k dinamakan tetapan gelombang
(k=2π /λ ), ϕ o disebut fasa awal atau fasa ketika x=0 dan t=0 disebut
juga tetapan fasa.
Dua buah gelombang atau lebih dapat berada pada (lokasi) medium
yang sama, bentuk gabungan dari beberapa gelombang pada sebuah
lokasi dinamakan superposisi dari beberapa gelombang tersebut.
Misalnya pada seutas tali, ujung yang satu (kiri) menjadi sumber
gelombang, ujung yang lain (kanan) menjadi sumber gelombang yang
lain, kedua gelombang akan menjalar pada tali yang sama, bentuk
gabungan dari kedua gelombang yang kebetulan saling berlawanan arah
ini disebut superposisi gelombang.
yR ( x,t ) = y1 ( x, ) + y2 ( x,t )
N buah sirine yang yang masing-masing menghasilkan gelombang y1,
y2, y3, … ,yN akan menghasilkan superposisi gelombang diudara:
yR = y1 + y2 + y3 + ... + yN
Untuk kasus dua buah gelombang dengan frekuensi, dan fasa awal
sembarang tetapi amplitudo sama, misalnya
s in B+ s in C2 = 1 2s in (B C ) 1c+2 os (B C )
Sedangkan untuk kasus gelombang-gelombang yang frekuensi (ω )
dan tetapan gelombangnya (k) sama tetapi fasa awal dan amplitudo
sembarang dapat dilakukan dengan teknik fasor, misalnya
y1 = A1 cos( kx − ωt + φo1 )
y2 = A2 cos( kx − ωt + φo 2 )
y3 = A3 cos( kx − ωt + φo3 )
.
.
.
yN = AN cos( kx − ωt + φoN )
N
∑ Ai sin ϕ oi
ϕ R = tan −1 iN=1
∑ Ai cos ϕ oi
i =1
GELOMBANG BERDIRI
yd
yp
Gambar 6
Sebut saja gelombang yang merambat kekanan sebagai gelombang
datang (yd) dan gelombang yang merambat kekiri sebagai gelombang
pantul (yd).
y d = A sin (kx − ωt )
y p = A sin (− kx − ωt + 180o )
yR = yd + y p
Dengan menggunakan rumus penjumlahan sinus
maka didapat
y R = 2 A cos kx sin ωt
yR ini disebut sebagai gelombang berdiri yang berbeda dengan
gelombang biasa (berjalan). Persamaan yR tersebut dapat dituliskan
A' = 2 A cos(kx )
Dalam hal ini terlihat yR adalah sebuah osilator harmonik yang tersebar
sepanjang sumbu-x atau semua titik pada tali merupakan osilator
harmonik yang independen dan amplitudo A’ merupakan fungsi x
karena
A' = 2 A cos(kx )
hal ini menunjukkan juga bahwa pada
x = ( n + 1 2 ) π/ k → A' = 0
artinya akan ada titik-titik tertentu di sepanjang tali yang amplitudo
osilatornya nol.
Tabel dibawah ini menunjukkan perbedaan antara gelombang berdiri dan
gelombang berjalan.
TEORI HUYGENS
Cobalah anda ganggu air di bak dengan cara mencelupkan tangan
ditengah bak tersebut, maka terlihat riak air yang melingkar dan menjuhi
tangan anda. Lingkaran riak air yang terlihat adalah muka gelombang.
Teori Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang
merupakan sumber gelombang baru. Teori ini dapat menjelaskan
berbagai gelala gelombang seperti interferensi, difraksi, dan lain-lain.
PERCOBAAN YOUNG
Gejala interferensi adalah gejala superposisi juga yaitu bertemunya dua
atau lebih gelombang pada lokasi tertentu. Biasanya interferensi terjadi
pada gelombang-gelombang yang menyebar seperti gelombang suara
dan gelombang cahaya. Gambar di bawah ini menggambarkan
interferensi gelombang cahaya, eksperimen ini dikenal dengan
percobaan Young.
Pada percobaan Young, gelombang-gelombang yang berinterferensi
didapatkan dari celah-celah (biasanya dua celah) yang dibelakangnya
diberikan sebuah sumber gelombang yang didapat dari sebuah celah.
Katakan gelombang yang datang dari celah pertama adalah galombang
y1(x,t), sedang gelombang yang kedua adalah y2(x,t), sedangkan
gelombang sumber adalah ys(x,t). Sumber S adalah lampu.
Gelombang ys(x,t) ketika sampai pada kedua celah akan menjadi dua
buah sumber gelombang baru y1(x,t) dan y2(x,t) (berdasarkan prinsip
Huygens), kedua gelombang baru ini akan koheren artinya beda fasa
antara kedua gelombang selalu tetap.
y1
r1
S
∗ ys o
Y2 r2
Gambar 7
Kedua gelombang di titik p ditulis
∆ϕ = k r1 − r2 = k∆r
Karena biasanya jarak antar celah (d) jauh lebih kecil dari jarak
celah ke layar maka selisih jarak ∆r dapat didekat dengan ∆r = d sin θ
∆ϕ = k r1 − r2 = k∆r = kd sin θ
Hasil superposisi yR=y1+y2 di titik P akan maksimum bila beda fasa
∆ϕ = n 2π
dimana n=0,1,2,3,… , dan akan minimum bila
∆ϕ = (2m − 1)π
dengan m=1,2,3,…
kd sin θ = n2π
karena
k = 2π / λ
maka
sin θ = (m − 1 2 )λ / d
Sesunguhnya dalam percobaan Young ini akan teramati pola
interferensi dilayar berupa garis-garis terang gelap di layar, garis
terang menunjukan telah terjadi interferensi maksimum, dan garis
gelap menunjukan adanya interferensi minimum di lokasi (titik)
layar tersebut.
DIFRAKSI
Coba lakukan percobaan berikut: Suruh teman anda masuk ke
kamar sehingga takterlihat oleh anda tetapi pintu tetap terbuka,
lalu lakukan pembicaraan dengannya. Ternyata anda dan teman
anda masih dapat saling mendengar suara lawan bicara, artinya
gelombang bunyi dapat ‘berbelok’ melalui pintu hinga sampai ke
pendengar! Inilah salah satu gejala difraksi.
DIFRAKSI OLEH CELAH TUNGGAL
Pola difraksi pada layar dapat dilihat pada gambar 7 diatas. Jika jarak
layar L cukup jauh terhadap celah maka lebar pola terang di layar
adalah W’=2Lλ /w
POLARISASI
Lakukanlah percobaan berikut:
Ikatkan ujung sebuah tali yang cukup panjang pada sebuah tiang lalu
tarik, ujung yang lain dipegang dan buatlah sebuah gelombang vertikal
dengan menggerakkan tangan naik-turun (vertikal). Karena tangan
anda bergerak dalam arah vertikal maka gelombang yang terjadi adalah
gelombang yang berpolarisasi linier vertikal (kata linier karena
gerakan tangan anda embuat garis lurus dan vertikal).
Sekarang buat gelombang dengan cara menggerakkan tangan
horisontal maka gelombang yang terjadi adalah sebuah gelombang
dengan polarisasi linier horisontal.
Cahaya takterpolarisasi
Cahaya terpolarisasi
polaroid
gambar 10
Arah polarisasi dari berkas yang telah terpolarisasi adalah vertikal, hal ini
karena arah filter (polaroid) adalah vertikal, tepatnya arah sumbu mudah
atau sumbu lolos polaroid adalah vertikal.
Untuk kasus gambar 10, Intensitas berkas terpolarisasi adalah 50% dari
berkas takterpolarisasi.
Jika sekarang berkas terpolarisasi difilter lagi maka intensitas keluaran dari
polaroid adalah I=Im cos2 θ , dimana Im adalah intensitas berkas
terpolarisasi sebelum melewati polaroid, I adalah intensitas berkas
terpolarisasi setelah melewati polaroid, θ adalah sudut relatip antara
sudut mudah dengan berkas terpolarisasi sebelum melewati polaroid.
Persamaan diatas disebut persamaan hukum Malus .
peluru
Senapan mesin
Target
Gambar 11
y = ( ym / r )sin( kr − ωt )
P = ( k ρ0 v 2 y m ) sin( kx − ωt )
dimana ρ o rapat jenis gas dalam keadaan setimbang, ym amplitudo
simpangan molekul udara . Jadi amplitudo gelombang tekanan adalah
Pm = k ρ0 v 2 ym
Intensitas gelombang bunyi dinyatakan
2
pm
I=
2v ρ0
Seringkali intensitas bunyi dinyakan dalam decibell (dB) yang
dinyatakan dengan
I
B = 10 log
I0
Dimana Io merupakan itensitas referensi yang besarnya 10-12
watt/m2 yaitu kira-kira sebesar ambang pendengaran manusia.
SOAL-SOAL LATIHAN
y (m)
0,1
√3/2
t
-0,2 1
5. Sebuah celah tunggal dengan lebar W=1 cm, Pada jarak 5 m dari celah
terdapat layar, diharapkan pada layar didapatkan terang pertama
dengan lebar W’=20 cm.
a). Berapa panjang gelombang yang harus digunakan
b). Sebuah titik P di layar sejauh 12 cm dari pusat layar. Jika intensitas
di pusat layar 100 mWatt/cm2, berapakah intensitas di titik P.
6. Sebuah bandul matematis, pajang talibandulnya 5 m. Persamaan
gerak bandul jika bandul matematis dibawa ke planet dengan
tetapan grafitasinya 50% dari grafitasi dibumi adalah (pd t=0
simpangan bandul nol dan akan kekanan, amplitudo 1,5m):