Está en la página 1de 2

Konsep utama Teori Perilaku Dalam pandangannya tentang hakekat manusia, teori behavioral menganggap bahwa pada dasarnya

manusia bersifat mekanistik dan hidup dalam alam yang deterministik, dengan sedikit peran aktifnya untuk memilih martabatnya. Perilaku manusia adalah hasil respon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan melalui interaksi ini kemudian berkembang pola pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Dalam konsep behavioral, perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi kondisi-kondisi belajar. Dengan demikian, teori konseling behavioral hakekatnya merupakan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik belajar secara sistematis dalam usaha menyembuhkan gangguan tingkah laku. Asumsinya bahwa gangguan tingkah laku itu diperoleh melalui hasil belajar yang keliru, dan karenanya harus diubah melalui proses belajar, sehingga dapat lebih sesuai. Tujuan utamanya menghilangkan tingkah laku yang salah suai dan menggantikannya dengan tingkah laku baru yang lebih sesuai. Menurut Apter (1982) asumsi dasar dari model behavioral adalah bahwa : 1. seluruh perilaku manusia dipelajari dan dapat tidak dipelajari melalui aplikasi prinsipprinsip belajar, 2. perilaku yang tidak tepat dapat diubah (dihapus dan atau diganti dengan perilaku yang lebih dapat diterima) melalui penggunaan prosedur penguatan, dan 3. sangat mungin untuk memprediksikan dan mengontrol tingkah laku apabila seluruh karakateristik lingkungan yang bersangkutan diketahui. Sedangkan menurut Bootzin (Nafsiah, 1996) asumsi tersebut meliputi : 1. bahwa tingkah laku yang ditunjukkan dapat diobservasi, 2. bahwa tingkah laku manusia baik karena pengaruh lingkungan ataupun karena pengalaman dapat diamati dan diukur intensitasnya, 3. bahwa tingkah laku manusia seperti halnya gejala alam lainnya, dapat diramalkan dan dikontrol, dan 4. bahwa belajar merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkah laku, baik tingkah laku yang normal maupun yang menyimpang. Tujuan terapi tingkah laku adalah untuk menghilangkan tingkah laku yang salah suai dan membentuk tingkah laku baru yang lebih sesuai. Menurut Eysenck (Dahlan, 1985) karakteristik terapi tingkah laku adalah : 1. Didasarkan pada teori yang dirumuskan secara tepat dan konsisten yang mengarah pada kesimpulan yang dapat diuji. 2. Didasarkan atas telaah eksperimental yang secara khusus untuk menguji teori-teori dan kesimpulan. 3. Memandang simptom sebagai respon bersyarat yang tidak sesuai (maldaptive conditional responses)

4. Memandang simptom sebagai bukti adanya kekeliruan tingkah laku, ditentukan atas dasar perbedaan individual yang dibentuk atas dasar proses conditioning dan autonom sesuai lingkungannya masing-masing. 5. Menganggap peyembuhan gangguan neurotik sebagai pembentukan kebiasaan (habit) yang baru. 6. Penyembuhan dilakukan dengan secara langung membasmi respon bersyarat yang keliru dan membentuk respon bersyarat yang baru. 7. Pertalian pribadi tidaklah esensial, sekalipun kadang diperlukan.

También podría gustarte