Está en la página 1de 19

Orang-orang Yang Menyesatkan Manusia di Masa Kini

12 Juli 2011 pada 20:32 Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 2. Tanda-tanda Kiamat dan Akhir Zaman, 3. Mengenali Musuh Perusak Iman, 4. Masalah Terkini Umat Islam, 6. Tentang Ulama dan Kepada Siapa Kita Berguru ?

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda dalam sebuah hadits: Masa saling berdekatan, ilmu berkurang, kepelitan tersebar, berbagai fitnah muncul, dan banyak kekacauan. Mereka bertanya: wahai Rasulullah, apakah kekacauan itu? Beliau menjawab: pembunuhan demi pembunuhan. (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu) Disini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah memberitakan tentang sebuah masa yang sangat buruk. Di mana ilmu berkurang, kepelitan tersebar, serta muncul berbagai fitnah, dan kekecauan. Masa kita ini adalah saat yang tepat untuk kita memahami hadits diatas. Di zaman ini, ilmu telah sedemikian berkurang, sehingga sangat langka untuk kita temui di tengah masyarakat muslimin, seorang yang bisa disebut sebagai ulama. Kondisi ini semakin diperparah dengan kemunculan berbagai fitnah dan kekacauan di tengahtengah mereka. Termasuk yang perlu kita waspadai di masa ini dari sekian fitnah dan keributan yang terjadi adalah para tokoh penyesat umat. Di dalam hadits Tsauban radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Hanya saja yang aku khawatirkan atas umatku adalah para pemimpin (baca: tokoh) yang menyesatkan.(HR. Ahmad dan Ad-Darimi dengan sanad yang shahih sesuai dengan syarat Al Imam Muslim, sebagaimana yang dikatakan oleh syaikh Al Albani rahimahullah dalam As-Shahihah 4/110) Dalam hadits diatas, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menggunakan kata hanya saja menunjukkan bahwa kekhawatiran beliau terhadap para pemimpin (baca:tokoh) yang menyesatkan sedemikian kuat. Karena mereka adalah bahaya laten bagi kaum muslimin. Mereka sangat mampu untuk menyesat umat ini dari jalan Allah. Allah berfirman mengenai orang-orang yang binasa: Dan mereka berkata: Ya Rabb kami, sesungguhnya kami telah mentaati para pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). (Al-Ahzab: 67) Maka kita perlu berhati-hati dari bahaya laten para tokoh yang menyesatkan. Mereka memiliki lisan yang mampu untuk menyesatkan umat dengan mengolah kata dan bersilat lidah. Demikianlah keadaan mereka. Maka Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu pernah ditanya oleh Ziyad bin Fudhail: Apa yang dapat menghancurkan Islam? Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu menjawab: Yang menghancurkan Islam adalah ketergelinciran seorang yang alim (yang berilmu), dan seorang munafik yang berdebat dengan menggunakan al-kitab.

Ini adalah bahaya laten bagi kaum muslimin. Mereka akan menyesatkan kaum muslimin dari jalan Allah Subhanahu wa Taala denganmenggunakan dalil-dalil syari namun bukan pada tempatnya. Ulama Yang Jahat (Ulama Su) Demi Allah, pada masa ini, masyarakat kita dikepung oleh tipikal-tipikal pemimpin maupun tokoh yang seperti itu. Menyeruak di sekitar mereka, para ulama su` (jahat) yang dengan segala kelihain dan kelicikan, menyesatkan umat dengan berbagai syubhat dan kerancuan pemikiran. Oleh karena itu, kita dituntut untuk mewaspadai suasana genting ini, dengan mempelajari agama Allah Subhanahu wa Taala dari para ulama yang mengamalkan dan memperjuangkan agama Allah dengan segala yang mereka miliki. Inilah satu-satunya penanganan yang paling efektif dalam menanggulangi gejolak fitnah yang sedahsyat itu. Berapa banyak orang yang menyuarakan kebenaran, namun sedikit diantara mereka yang bisa menunjukkan bahwa yang benar itu adalah benar, dan dia benar-benar di atas yang benar . Oleh sebab itu, Ibnu Masud radhiyallahu anhu menegaskan: Betapa banyak orang yang menginginkan kebaikan tapi dia tidak mendapatkannya. Para pemimpin atau tokoh penyesat umat lebih berbahaya bagi kaum muslimin daripada musuh-musuh Allah yang menyerang dari luar lingkup kaum muslimin. Apakah mereka dari kalangan Yahudi maupun Nashara. Kalau mereka dari kalangan orangorang yang kafir, tentunya kebanyakan kaum muslimin waspada terhadap berbagai makar mereka. Namun bagaimana dengan musuh dalam selimut yang berbaju sama, berkopiah sama, dan berpenampilan sama seperti kaum muslimin, bahkan beramal pada sebagian amalan, sama seperti kaum muslimin. Mereka shalat seperti kaum muslimin, dan berbicara dengan lisan/bahasa kaum muslimin. Akan tetapi mereka adalah para penyeru kepada neraka jahannam. Di dalam hadits Hudzaifah bin Al Yamaan radhiyallahu anhu disebutkan: Ya, para dai yang mengajak kepada pintu-pintu neraka jahannam. Barangsiapa yang memehuhi panggilan mereka, mereka akan mencampakkannya ke dalam neraka jahanam itu. Aku bertanya: wahai Rasulullah! Sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Mereka dari jenis kita dan berbicara dengan lisan-lisan (bahasa-bahasa) kita. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Inilah bahaya laten yang sangat kejam dalam membinasakan kaum muslimin . Allah Subhanahu wa Taala berfirman: Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa ilmu. (Al-Anam: 119) Tetapi orang-orang yang dzalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan, maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan oleh Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.(Ar-Rum: 29) Semoga Allah Subhanahu wa Taala menyelamatkan kita dari kejahatan para tokoh penyesat umat. Wallahu alam bish shawab

Carilah Bekal Akhiratmu di Bulan yang penuh Berkah!


5 Juli 2012 pada 21:32 Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 03. Jalan Untuk Memperbanyak Amal & Ibadah, 09. Ramadhan dan Puasa

Bulan Ramadhan adalah suatu kesempatan emas bagi kaum muslimin untuk meraih berbagai pahala, karena di bulan Ramadhan banyak ibadah yang bisa dilaksanakan disamping ibadah puasa itu sendiri. Di sisi lain, di bulan Ramadhan kaum muslimin diberi kemudahan oleh Allah Subhanallahu wa Taala untuk melaksanakan berbagai ibadah, kemudahan itu antara lain karena pada bulan ini para setan dibelenggu, terkhusus setan yang sangat durhaka. Sehingga nampak semarak berbagai kebaikan, dan sebaliknya kejelekan berkurang. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: Apabila Ramadhan telah tiba, maka dibukalah pintu-pintu Al Jannah (surga), dan ditutup pintu-pintu An Nar (neraka), serta para setan dibelenggu. (HR. Muslim) Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam juga bersabda: Telah datang kepada kalian Ramadhan yaitu bulan yang diberkahi, pada bulan tersebut Allah mewajibkan atas kalian puasa, pada bulan tersebut dibuka pintu-pintu langit dan ditutup pintu-pintu neraka Jahannam serta dibelenggu para setan yang durhaka, di bulan itu juga Allah mempunyai satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barangsiapa tidak mendapatkan kebaikannya maka telah diharamkan (kebaikan baginya). (HR. An Nasai) Amalan-amalan ibadah di bulan Ramadhan Banyak ibadah yang diperintahkan atau dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Ramadhan. Di antara ibadah-ibadah tersebut adalah: 1. Shaum (puasa) Puasa adalah salah satu rukun dari rukun-rukun Islam. Sehingga tidak sepatutnya seorang muslim melalaikan apalagi meninggalkannya. Puasa juga mengandung sekian keutamaan bagi siapa yang melaksanakannya dengan ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam. Dia juga memperhatikan syarat-syarat dan adab-adabnya. Di antara keutamaan puasa adalah: 1. Sebagai sebab diampuninya dosa yang telah lalu Hal ini sebagaimana telah disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam: Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala hanya dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Al Bukhari dan Muslim) 2. Shaum (puasa) membentengi pelakunya dari An Nar (Neraka) Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Shiyam (puasa) sebagai benteng, dengannya seorang hamba dapat membentengi dirinya dari An Nar (neraka). Dia (puasa itu) untukku dan Aku yang akan membalasnya. (HR. Ahmad no. 14727) 3. Shaum mengantarkan (pelakunya) ke dalam Al Jannah (Surga) Shahabat Abu Umamah radliyallahu anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam:

Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dengan amalan tersebut aku bisa masuk Al Jannah (surga)! Beliau ` bersabda: Wajib bagimu untuk berpuasa, (karena) tidak ada yang sebanding dengannya. (HR. An Nasa`i, Ibnu Hibban dan Al Hakim) 4. Orang yang berpuasa akan mendapatkan pahala dari Allah Subhanallahu wa Taala tanpa hisab (perhitungan) 5. Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu bahagia ketika berbuka dan ketika bertemu Allah diakhirat. 6. Bau mulut orang yang berpuasa lebih baik bagi Allah Subhanallahu wa Taala daripada aroma misik (kesturi) Hal tersebut di atas sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah radliyallahu anhu, ia berkata: Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: Setiap amalan Bani Adam dilipatgandakan. Satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali kebaikan sampai dengan tujuh ratus kali lipat. Allah Subhanallahu wa Taala berfirman: Kecuali shaum (puasa). Maka sesungguhnya ia (puasa) untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya; dia (hamba) meninggalkan syahwat dan makannya karena Aku. Dan bagi orang yang puasa ada dua kebahagiaan yaitu ketika berbuka dan bertemu Rabbnya. Dan sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih baik di sisi Allah daripada aroma misik. (HR. Muslim no. 1945) 7. Shaum (puasa) dan Al Quran memberi syafaat (dengan izin Allah) bagi pelakunya Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam: Shiyam (puasa) dan Al Qur`an keduanya memberi syafaat bagi hamba pada hari kiamat. Shaum berkata: Wahai Rabbku aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat padanya. Dan Al Qur`an berkata: Aku telah mencegahnya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat padanya. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam melanjutkan: Maka keduanya (shaum dan Al Qur`an) diizinkan untuk memberi syafaat.(HR. Ahmad no. 6337) 8. Pintu Al Jannah (surga) Ar Rayyan dikhususkan bagi orang-orang yang berpuasa. Termasuk salah satu keutamaan shaum (puasa) Ramadhan, Allah Subhanallahu wa Taala jadikan bagi mereka yang berpuasa pintu khusus untuk mereka di Al Jannah (surga) yang diberi nama Ar Rayyan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan dari shahabat Sahl bin Sad radliyallahu anhu, beliau ` bersabda: Sesungguhnya di Al Jannah (surga) ada sebuah pintu yang disebut Ar Rayyan. Pada hari kiamat kelak orang-orang yang berpuasa akan memasuki Al Jannah melalui pintu ini. Tidak seorang pun selain mereka masuk melalui pintu ini. Dikatakan (kepada mereka): Di mana orang-orang yang berpuasa?, maka mereka bangkit (dan masuk). Tidak seorang pun selain mereka masuk melalui pintu ini. Ketika mereka telah memasukinya, ditutuplah pintu tersebut, maka tidak seorang pun bisa memasukinya. (HR. Al Bukhari no. 1763 dan Muslim no. 1947) Dalam riwayat yang lain: Maka apabila telah masuk orang terakhir dari mereka, ditutuplah pintu tersebut. Dan barangsiapa yang masuk dia akan minum dan barangsiapa minum, maka tidak akan pernah haus selamanya.(HR. Ibnu Khuzaimah no. 1903) 2. Shalat Tarawih

Di antara ibadah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, terkhusus di bulan Ramadhan, adalah shalat tarawih. Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: Barangsiapa menegakkan shalat (Tarawih) di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala hanya dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lalu. (HR. Al Bukhari dan Muslim) Dan yang lebih utama, shalat tarawih dilaksanakan secara berjamaah menurut mayoritas ulama, seperti Al Imam Asy Syafii, Al Imam Abu Hanifah, Al Imam Ahmad, sebagian ulama Malikiyah, dan yang lainnya. (Lihat Syarah Shahih Muslim). Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya barangsiapa mendirikan shalat bersama imam (secara berjamaah) hingga selesai ditulis baginya seperti shalat semalam suntuk. (HR. At Tirmidzi) 3. Qiraatul Quran (membaca Al Quran) Hendaknya orang yang sedang menunaikan ibadah puasa menyibukkan dirinya dengan ibadah-ibadah yang lainnya, seperti dzikir, qiraatul Quran, shadaqah, dan berbuat baik kepada orang lain. Demikianlah yang dicontohkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa Sallam, sebagaimana dikisahkan oleh Ibnu Abbas radliyallahu anhuma: Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam adalah manusia yang paling bersemangat terhadap kebaikan. Dan (beliau Shalallahu alaihi wa Sallam) lebih bersemangat (dibanding biasanya-pen) ketika Malaikat Jibril alaihissalam datang menemuinya di bulan Ramadhan. Dan Malaikat Jibril alaihissalam biasa menemui beliau Shalallahu alaihi wa Sallam di setiap malam selama bulan Ramadhan hingga akhir bulan. Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam membacakan kepadanya Al Qur`an. Maka ketika Jibril alaihissalam menemuinya, Nabi Shalallahu alaihi wa Sallam lebih bersemangat terhadap kebaikan (lebih kencang) daripada angin yang berhembus. (HR. Al Bukhari no. 1769) Bulan Ramadhan disebut juga Syahrul Quran (bulan Al Quran), karena di bulan tersebut Al Quran diturunkan. Maka perbanyaklah membaca Al Quran sambil merenungi kandungannya, serta tanamkan di hati bahwa dirinya sedang membaca Kalamullah (firman Allah Subhanallahu wa Taala). 4. Memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa Kaum muslimin rahimakumullah, seorang muslim yang diberi keutamaan oleh Allah Subhanallahu wa Taala dari sisi rizki hendaknya memanfaatkan kesempatan yang baik ini untuk membantu saudaranya yang kekurangan, walaupun sekedar memberi makanan berbuka untuk mereka, karena keutamaan memberi makanan berbuka orang yang berpuasa sangat besar nilainya di sisi Allah Subhanallahu wa Taala. Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa Sallam: Barangsiapa memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut. (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah) Akan tetapi bukan berarti dirinya tidak mengapa meninggalkan puasa (tidak berpuasa), cukup memberi makanan berbuka sudah mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa, maksudnya bukan demikian. Semoga Allah Subhanallahu wa Taala menerima amalan-amalan kita dan mengampuni dosa-dosa kita semua. Amin Ya Mujibas Sailin. Wallahu Alam Bishshawab

Tersesat Tanpa Sadar


2 Maret 2012 pada 10:50 Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 1. Jangan Tersesat !, 2. Ujian & Cobaan Manusia, 4. Mewaspadai Jalan Yang Sesat

Apabila kita telah yakin berada di atas jalan yang benar, diatas Sunnah dan Quran, maka tetaplah waspada! Jangan cepat merasa aman. Seiring berjalannya waktu dan kehidupan dunia ini, bisa jadi kita telah menyimpang tanpa sadar dari jalan yang benar.

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa di antara ciri-ciri kehidupan manusia di akhir zaman (tanda-tanda hari Kiamat) adalah munculnya fitnah (ujian/cobaan) besar berupa bercampuraduknya kebenaran dan kebathilan. Iman menjadi goyah, sehingga seseorang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore hari, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi hari.

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Bersegeralah kalian melakukan amal shalih (sebelum datangnya) fitnah-fitnah bagaikan malam yang gelap gulita, seseorang dalam keadaan beriman di pagi hari dan menjadi kafir di sore hari, atau di sore hari dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari, dia menjual agamanya dengan kesenangan dunia. (HR. Muslim, no. 186)

Godaan Dunia Paling Merusak Manusia

Kekhawatiran Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam akan bahaya godaan kesenangan dunia sehingga seorang manusia mau (sadar atau tanpa sadar) menjual agamanya, tercermin dalam salah satu sabda beliau :

Bukanlah kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian adalah dunia. (HR Bukhari dan Muslim dari shahabat Amr bin Auf).

Beliau juga bersabda:

Bukan kesyirikan yang aku khawatirkan atas kalian, akan tetapi yang aku khawatirkan atas kalian adalah perhiasan kehidupan dunia. (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih beliau 6196 dan Imam Muslim no 2296 dari sahabat Uqbah bin Amir. Adapun riwayat dengan lafadz (masy syirku). Wallahu alam, tidak terdapat dalam lafadz keduanya. Atau mungkin salah dalam mendengarnya, yang ada adalah lafadz di atas).

Berhati-hatilah kamu, karena tidak akan ada sekaligus pada diri seseorang rasa cinta kepada ilmu dan cinta kepada dunia. Namun, yang terjadi adalah apabila rasa cinta kepada dunia mendominasi, maka rasa cinta kepada ilmu akan menyingkir, begitupun sebaliknya. Maka jika cintamu terhadap dunia mendominasi pada dirimu, kamu pasti akan meninggalkan ilmu dan kamu akan menyia-nyiakan dirimu. (Syaikh Muhammad Ali Imam berkata : Masuk ke dalam dunia adalah mudah sekali, namun keluar darinya sungguh sangat sulit.)

Betapa banyak orang yang telah hilang sia-sia padahal dulunya mereka adalah penuntut ilmu dan sangat rajin menyempurnakan ibadahnya, tapi kemudian ia bergantung kepada dunia, akhirnya hilang dan menjadi orang yang tidak berguna.

Godaan Harta dan Kedudukan Bermula Dari Sifat Ambisius

Dalam Sunan Abu Dawud dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, dari Nabi Shalallahu Alaihi Wasalaam:

Berhati-hatilah kalian dari syuh (ambisi), karena hal itu menghancurkan orang yang sebelum kalian. Memerintahkan mereka untuk memutus hubungan silaturrahmi, maka mereka memutusnya. Memerintahkan mereka untuk tidak berinfak, mereka pun tidak berinfak. Memerintahkan mereka untuk berbuat jahat, mereka pun berbuat jahat.

Nabi Shalallahu Alaihi Wasalaam memberitakan bahwa syuh (ambisi) itu memaksa manusia untuk memutuskan hubungan silaturrahmi, melakukan kejahatan, dan kebakhilan (kikir).

Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalaam bersabda:

Tidaklah dua ekor serigala lapar yang dilepaskan dalam sekawanan kambing akan menyebabkan daya rusak (bagi kawanan kambing tersebut) yang lebih besar dibanding daya rusak terhadap agama seseorang akibat ambisinya terhadap harta dan kedudukan (Diriwayatkan dari putra Kab bin Malik dari ayahnya, Hadits Shahih, HR. Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Hibban. Lihat Shahih At-Targhib Wat Tarhib no. 1710)

Makna hadits ini, kerusakan yang ditimbulkan oleh dua ekor serigala lapar yang dibiarkan bebas di antara sekawanan kambing masih belum seberapa apabila dibandingkan kerusakan yang muncul karena ambisi seseorang untuk mendapatkan kekayaan dan kedudukan. Karena, ambisi untuk mendapatkan harta dan kedudukan akan mendorong seseorang untuk mengorbankan agamanya. Adapun harta, dikatakan merusak karena ia memiliki potensi untuk mendorongnya terjatuh dalam syahwat serta mendorongnya untuk berlebihan dalam bersenang-senang dengan hal-hal mubah. Sehingga akan menjadi kebiasaannya. Terkadang ia terikat dengan harta lalu tidak dapat mencari dengan cara yang halal, akhirnya ia terjatuh dalam perkara syubhat (meragukan/ berpotensi bahaya). Ditambah lagi, harta akan melalaikan seseorang dari zikrullah. Hal-hal seperti ini tidak akan terlepas dari siapapun.

Daya rusak ambisi terhadap harta dan kedudukan akan melalui dua langkah yang berjalan dengan mulus, tanpa sadar, tiba-tiba manusia telah tersesat jauh dari agamanya (menyimpang tanpa sadar) , yaitu :

Mula-mula, rasa cinta harta dan kedudukan yang membuat seseorang sangat berupaya mencarinya dari jalanjalannya yang mubah (halal tapi tak ada manfaatnya) namun sangat serius dalam memperolehnya dari berbagai jalannya, dengan getol dan bersusah payah.

Dalam kondisi atau tahap ini ambisinya mungkin belum berakibat buruk yang nyata, kecuali sekadar menyianyiakan umurnya, yang semestinya dapat ia manfaatkan untuk memperoleh derajat yang tinggi dan kenikmatan akhirat yang kekal. Umurnya dihabiskan secara sia-sia dengan ambisi dalam mencari rezeki, yang sebenarnya rezeki telah dijamin dan dibagi-bagikan Allah Subhanahu Wa Taala. Padahal seseorang tidak mendapatkan

rezeki melainkan sesuai dengan apa yang telah Allah Subhanahu Wa Taala takdirkan untuknya. Seorang yang berambisi menyia-nyiakan waktunya yang mulia dan berspekulasi dengan dirinya.

Kemudian, ambisi terhadap harta dan kedudukan telah berkembang jauh dari yang tadinya menggunakan jalanjalan halal yang mubah kemudian mulai menggunakan jalan-jalan yang haram dan tidak menunaikan hak yang wajib. Ini termasuk syuh (ambisi) yang tercela.

Ketika ambisi kepada harta itu sampai kepada derajat semacam ini, maka dengan ini agama seseorang akan dengan nyata terkurangi. Karena ia tidak melaksanakan kewajiban dan malah melakukan yang haram, yang menyebabkan menurunnya agama seseorang tanpa diragukan sehingga tidak tersisa lagi kecuali sedikit. (Syarh Hadits Ma Dzibani Jaiani)

Perkara yang terpenting bagi seorang hamba adalah menjaga agamanya. Serta merasa rugi apabila muncul kekurangan di dalam menjalankan agama. Cinta seorang hamba terhadap harta dan kedudukan, upaya yang ia tempuh untuk mendapatkannya, ambisi untuk meraih harta dan kedudukan, serta kerelaan bersusah-payah untuk mengalahkan, hanya akan menyebabkan kehancuran agama dan runtuhnya sendi-sendi agamanya. Simbol-simbol agama akan terhapus. Bangunan-bangunan agamanya pun akan roboh. Ditambah lagi bahaya yang akan ia hadapi karena menempuh sebab-sebab kebinasaan.

Waspadalah!

Nasehat Untuk Remaja Muslim


17 Januari 2011 pada 18:03 Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 1. Jangan Tersesat !, 1. Nasihat, 1. Urgensi Belajar Islam & Menuntut Ilmu, 2. Hikmah, 2. Mengenal Dasar-dasar Islam, 3. Nasihat Untuk Muslimah, 3. Selamat di Akhir Zaman Dunia, 4. Adab Pergaulan Muslim, 5. Remaja dan Pernikahan

Kami persembahkan nasehat ini untuk saudara-saudara kami terkhusus para pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasehat ini dapat membuka mata hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahwa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang bisa melalaikan mereka dari mengingat Allah subhanahu wataala sebagai penciptanya, agar mereka tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi. Wahai para pemuda muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah subhanahu wat aala yang luasnya seluas langit dan bumi? Ketahuilah, jannah Allah subhanahu wataala itu diraih dengan usaha yang sungguh sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahwa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wataala berfirman (artinya) : Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.(Ali Imran: 185)

Untuk Apa Kita Hidup di Dunia? Wahai para pemuda, ketahuilah, sungguh Allah subhanahu wataala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia. Allah subhanahu wataala berfirman (artinya) : Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada Ku. (Adz Dzariyat: 56) Beribadah kepada Allah subhanahu wataala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah. Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Yaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan ridha dan pahala dari Allah subhanahu wataala. Jangan beribadah karena terpaksa, atau karena gengsi terhadap orang -orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahwa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang shalih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.

Umurmu Tidak Akan Lama Lagi Wahai para pemuda, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau mumpung masih muda, gunakan untuk foya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan setan yang mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka). Tahukah kalian, kapan kalian akan dipanggil oleh Allah subhanahu wataala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wataala (artinya): Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan dilakukannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman: 34) Wahai para pemuda, bertaqwalah kalian kepada Allah subhanahu wataala. Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah subhanahu wataala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan. Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah subhanahu wataala. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).(Muttafaqun Alaihi) Wahai para pemuda, takutlah kalian kepada adzab Allah subhanahu wataala. Sudah siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan.

Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata bobot timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah subhanahu wataala (artinya) : Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas. (Al Qariah: 6-11)

Bersegeralah dalam Beramal Wahai para pemuda, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah shalat dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Karena shalat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya: Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah shalat. (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733) Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjamaah di masjid. Banyaklah berdzikir dan mengingat Allah subhanahu wataala. Bacalah Al Quran, karena sesungguhnya ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti. Banyaklah bertaubat kepada Allah subhanahu wataala. Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan bertaubat, Allah subhanahu wataala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Wahai para pemuda, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah subhanahu wataala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah subhanahu wataala berfirman (artinya) : Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. (An Nahl: 97)

Engkau Habiskan untuk Apa Masa Mudamu? Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah subhanahu wataala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam salah satu haditsnya: Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.(HR. At Tirmidzi no. 2340) Sekarang cobalah mengoreksi diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa muda kalian untuk hal-hal yang bermanfaat yang mendatangkan keridhaan Allah subhanahu wataala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya? Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa kepada Allah subhanahu wataala, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan di

hadapan Allah subhanahu wataala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah subhanahu wataala terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah subhanahu wataala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya (artinya): Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. (An Nisa: 123) Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah subhanahu wataala. Oleh karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan. Ingat-ingatlah selalu bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah subhanahu wataala.

Jauhi Perbuatan Maksiat Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah subhanahu wataala. Mereka melanggar larangan Allah subhanahu wataala karena mendekati sebuah pohon di Al Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat kepada Allah subhanahu wataala. Wahai para pemuda, senantiasa iblis, setan, dan bala tentaranya berupaya untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah subhanahu wataala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah subhanahu wataala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya): Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Fathir: 6) Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah subhanahu wataala. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah subhanahu wataala berfirman (yang artinya): Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (Az Zalzalah: 8) Setan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama temantemanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah subhanahu wataala, itu merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling engkau benci. Allah subhanahu wataala berfirman (artinya) : Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu karena (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu). (Al Maidah: 91) Demikianlah setan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.

Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu Wahai para pemuda, setelah kalian mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah subhanahu wataala semata, maka sekarang ketahuilah bahwa Allah subhanahu wataala hanya menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah subhanahu wataala, mengenal Rasul -Nya shallallahu alaihi wasallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang sunnah dan mana yang bidah. Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah subhanahu wataala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah subhanahu wataala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah subhanahu wataala, karena amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar. Oleh karena itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di majelismajelis ilmu, mendengarkan Al Quran dan hadits serta nasehat dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka Allah subhanahu wataala. Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya. Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim. (HR. Ibnu Majah no.224)

Akhir Kata Semoga nasehat yang sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita semua. Sesungguhnya nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah subhanahu wataala firmankan dalam surat Al Ashr (artinya): Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orangorang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat- menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Ashr: 1-3) Wallahu taala alam bishshowab

Lihatlah Siapa Temanmu


6 Oktober 2010 pada 16:35 Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 3. Nasihat Untuk Muslimah, 4. Adab Pergaulan Muslim

Ketahuilah, bahwasanya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifatsifatnya, perangai-perangainya atau lainnya yang bisa menimbulkan gairah berteman sesuai pula dengan manfaat yang bisa diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar senang melihat- lihat dan bisa ngobrol saja, tetapi itu bukan tujuan kita. Apabila engkau berada di tengah-tengah suatu kaum maka pilihlah orang-orang yang baik sebagai sahabat, dan janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang jahat sehingga engkau akan binasa bersamanya.
Wanita adalah bagian dari kehidupan manusia, sehingga dia tak akan pernah lepas dari pola interaksi dengan sesama. Terlebih dominasi perasaan yang melekat pada dirinya, membuat dia butuh teman tempat mengadu, tempat bertukar pikiran dan bermusyawarah. Berbagai problem hidup yang dialami menjadikan dia berfikir bahwa, meminta pendapat, saran dan nasehat teman adalah suatu hal yang perlu. Maka teman sangat vital bagi kehidupannya, siapa sih yang tidak butuh teman dalam hidup ini..? Namun wanita muslimah adalah wanita yang dipupuk dengan keimanan dan dididik dengan pola interaksi Islami. Maka pandangan Islam dalam memilih teman adalah barometernya, karena dirinya sadar, teman yang baik (shalihah) memiliki pengaruh besar dalam menjaga keistiqomahan agamanya. Selain itu teman shalihah adalah sebenar-benar teman yang akan membawa mashlahat dan manfaat. Maka dalam pergaulannya dia akan memilih teman yang baik dan shalihah, yang benar-benar memberikan kecintaan yang tulus, selalu memberi nasihat, tidak curang dan menunjukan kebaikan. Karena bergaul dengan wanita-wanita shalihah dan menjadikannya sebagai teman selalu mendatangkan manfaat dan pahala yang besar, juga akan membuka hati untuk menerima kebenaran. maka kebanyakan teman akan jadi teladan bagi temannya yang lain dalam akhlak dan tingkah laku. Seperti ungkapan Janganlah kau tanyakan seseorang pada orangnya, tapi tanyakan pada temannya. karena setiap orang mengikuti temannya. Bertolak dari sinilah maka wanita muslimah senantiasa dituntut untuk dapat memilih teman, juga lingkungan pergaulan yang tak akan menambah dirinya melainkan ketakwaan dan keluhuran jiwa. Sesungguhnya Rasulullah juga telah menganjurkan untuk memilih teman yang baik (shalihah) dan berhati-hati dari teman yang jelek. Hal ini telah dimisalkan oleh Rasulullah melalui ungkapannya: Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harmznya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap. (Riwayat Bukhari, kitab Buyuu, Fathul Bari 4/323 dan Muslim kitab Albir 4/2026)1

Dari petunjuk agamanya, wanita muslimah akan mengetahui bahwa teman itu ada dua macam. Pertama, teman yang shalihah, dia laksana pembawa minyak wangi yang menyebarkan aroma harum dan wewangian. Kedua teman yang jelek laksana peniup api pandai besi, orang yang disisinya akan terkena asap, percikan api atau sesak nafas, karena bau yang tak enak.

Maka alangkah bagusnya nasehat Bakr bin Abdullah Abu Zaid, ketika baliau berkata, Hati-hatilah dari teman yang jelek !, karena sesungguhnya tabiat itu suka meniru, dan manusia seperti serombongan burung yang mereka diberi naluri untuk meniru dengan yang lainnya. Maka hatihatilah bergaul dengan orang yang seperti itu, karena dia akan celaka, hati- hatilah karena usaha preventif lebih mudah dari pada mengobati . Maka pandai-pandailah dalam memilih teman, carilah orang yang bisa membantumu untuk mencapai apa yang engkau cari . Dan bisa mendekatkan diri pada Rabbmu, bisa memberikan saran dan petunjuk untuk mencapai tujuan muliamu.
Maka perhatikanlah dengan detail teman-temanmu itu, karena teman ada bermacammacam ada teman yang bisa memberikan manfaat ada teman yang bisa memberikan kesenangan (kelezatan) dan ada yang bisa memberikan keutamaan. Adapun dua jenis yang pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebabsebabnya. Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya interaksi timbal balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya. Namun jenis ini pula yang sulit dicari. (Hilyah Tholabul ilmi, Bakr Abdullah Abu Zaid halarnan 47-48) Memang tidak akan pernah lepas dari benak hati wanita muslimah yang benar-benar sadar pada saat memilih teman, bahwa manusia itu seperti barang tambang, ada kualitasnya bagus dan ada yang jelek. Demikian halnya manusia, seperti dijelaskan Rasulullah Shalallahualaihi Wassallam : Manusia itu adalah barang tambang seperti emas dan perak, yang paling baik diantara mereka pada zaman jahiliyyah adalah yang paling baik pada zaman Islam jika mereka mengerti. Dan ruh- ruh itu seperti pasukan tentara yang dikerahkan, yang saling kenal akan akrab dan yang tidak dikenal akan dijauhi (Riwayat Muslim) Wanita muslimah yang jujur hanya akan sejalan dengan wanita-wanita shalihah, bertakwa dan berakhlak mulia, sehingga tidak dengan setiap orang dan sembarang orang dia berteman, tetapi dia memilih dan melihat siapa temannya. Walaupun memang, jika kita mencari atau memilih teman yang benar-benar bersih sama sekali dari aib, tentu kita tidak akan mendapatkannya. Namun, seandainya kebaikannya itu lebih banyak daripada sifat jeleknya, itu sudah mencukupi. Maka Syaikh Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisi atau terkenal dengan

nama Ibnu Qudamah AlMaqdisi memberikan nasehatnya juga dalam memilih teman: Ketahuilah, bahwasannya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifat- sifatnya, perangai-perangainya atau lainnya yang bisa menimbulkan gairah berteman sesuai pula dengan manfaat yang bisa diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar senang melihat-lihat dan bisa ngobrol saja, tetapi itu bukan tujuan kita.
Ada pula orang yang berteman karena kepentingan Dien (agama), dalam hal inipun ada yang karena ingin mengambil faidah dari ilmu dan amalnya, karena kemuliaannya atau karena mengharap pertolongan dalam berbagai kepentingannya.

Tapi, kesimpulan dari semua itu orang yang diharapkan jadi teman hendaklah memenuhi lima kriteria berikut;

Dia cerdas (berakal, mengenai apa yang baik dan apa yang buruk menurut agama Islam,red), berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bidah dan tidak rakus dunia. Mengapa harus demikian ?, karena kecerdasan adalah sebagai modal utama, tak ada kabaikan jika berteman dengan orang dungu, karena terkadang ia ingin menolongmu tapi malah mencelakakanmu. Adapun orang yang berakhlak baik, itu harus. Karena terkadang orang yang cerdas pun kalau sedang marah atau dikuasai emosi, dia akan menuruti hawa nafsunya. Maka tak baik pula berteman dengan orang cerdas tetapi tidak berahlak. Sedangkan orang fasiq, dia tidak punya rasa takut kepada Allah. Dan barang siapa tidak takut pada Allah, maka kamu tidak akan aman dari tipu daya dan kedengkiannya, Dia juga tidak dapat dipercaya.
Kalau ahli bidah jika kita bergaul dengannya dikhawatirkan kita akan terpengaruh dengan jeleknya kebidahannya itu. (Mukhtasor Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah hal 99). Maka wanita muslimah yang benar-benar sadar dan mendapat pancaran sinar agama, tidak akan merasa terhina akibat bergaul dengan wanita-wanita shalihah meskipun secara lahiriyah, status sosial clan tingkat materinya tidak setingkat. Yang menjadi

patokan adalah substansi kepribadiannya dan bukan penampilan dan kekayaan atau lainnya. Pergaulan anda dengan orang mulia menjadikan anda termasuk golongan mereka, karenanya janganlah engkau mau bersahabat dengan selain mereka. Oleh karena itu datang petunjuk Al Quran yang menyerukan hal itu :

Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya dipagi dan disenja hari dengan mengharap keridhoan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas (Al-Kahfi:28)

Nasihat Bagi Para Penuntut Ilmu


4 Juli 2012 pada 23:32 Disimpan dalam . LIHAT SELURUH ARTIKEL, 1. Urgensi Belajar Islam & Menuntut Ilmu, 6. Pendidikan Anak Muslim

Allah subhanahu wa taala telah berfirman :

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diatara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.(Al-Mujadilah : 11)

Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah dikalangan hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama (orang yang berilmu). (Fathir : 28)

Dan Rasulullah shallahualaihi wa salam telah bersabda

Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya(HR. Bukhori)

Saudaraku Marilah sejenak kita renungkan bersama perjalanan kehidupan kita yang sudah kita jalani selama ini. Selama waktu yang tidak sebentar itu, mari kita renungkan dan tanyakan kepada diri kita masing-masing, kita kemanakan waktu-waktu yang telah Allah berikan tersebut ?

Apakah waktu-waktu kita selama ini kita habiskan dalam rangka ketaatan kepada Allah, ataukah kita habiskan untuk hal yang sia-sia? Atau bahkan kita habiskan untuk bermaksiat kepada Allah? Hanyalah masing-masing kita dan Allah yang mengetahui jawaban tentang hal itu. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah subhanahu wa taala dan meninggalkan kemaksiatan dan hal yang sia -sia.

Saudaraku

Melalui risalah yang sangat singkat ini, kami ingin membahas sedikit tentang ilmu agama (ilmu syari) dan keutamaannya. Kami harapkan melalui risalah ini, perhatian kita (khususnya para mahasiswa muslim) kepada ilmu agama (ilmu syari) menjadi lebih besar lagi dan menjadikan kita lebih semangat untuk menuntutnya. Semoga Allah memudahkan kita untuk menuntut ilmu agama ini.

Seorang mahasiswa, sebagian besar waktunya adalah digunakan untuk menuntut ilmu di kampus sesuai bidangnya masing-masing. Mungkin dalam sehari kita menghabiskan lebih dari setengah hari kita untuk menuntut ilmu-ilmu tersebut. Tentu saja hal ini tidaklah dilarang dalam Islam, terlebih lagi hal ini merupakan amanah dari orang tua yang wajib kita tunaikan.

Akan tetapi saudaraku, ketahuilah bahwa Allah subhanahu wa taala, Dzat yang menciptakan diri kita, juga memerintahkan kita untuk memahami agama Islam ini.

Allah telah memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:

Dan tidaklah Aku ciptakan manusia, kecuali untuk beribadah kepaka-Ku(Adz Dzariyat:56)

Kita memahami bersama bahwa segala sesuatu tidaklah sempurna melainkan dilandasi dengan ilmu yang benar, termasuk juga dalam hal ibadah dan beragama.

Allah berfirman:

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Al Isra : 36)

Setiap muslim dan muslimah, diperintahkan untuk menuntut ilmu karena dengan ilmu tersebut dia bisa mengetahui tentang agama Islam ini. Seorang muslim tidak akan bisa memahami agamanya dengan benar, kecuali dengan belajar tentang Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah dengan pemahaman para salafus sholih. Oleh karena itu, hendaklah kita mendasari aqidah (keyakinan) kita, ibadah kita, muamalah kita dan seluruh perjalanan kehidupan kita dengan ilmu yang benar yang bersumber dari agama ini.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu anhu:

Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslim.

Kewajiban untuk menuntut ilmu ini berlaku untuk seluruh kaum muslimin, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan, seorang yang kaya ataupun miskin, seorang dosen ataupun mahasiswa, ataupun yang lainnya.

Kita renungkan, bagaimanakah keadaan diri kita saat ini. Kita begitu semangat menuntut ilmu di perkuliahan kita, siang malam kita habiskan waktu kita untuk menuntut ilmu-ilmu tersebut. Bahkan terkadang diri kita sangat cemas dan khawatir tatkala kita hendak menghadapi ujian di perkuliahan. Seakan kebahagiaan hidup kita akan ditentukan oleh hasil ujian tersebut.

Akan tetapi saudaraku, seringkali kita lalai dan lupa, bahwa kita juga akan menghadapi ujian yang jauh lebih menetukan kebahagiaan hidup kita, yaitu ujian di alam kubur, yang itu adalah jelas sebagai penentu kebahagiaan di akhirat kita, alam yang yang kekal selama-lamanya. Kelak kita akan ditanya: Siapakah Rabbmu? Siapakah Nabi-mu? Apakah Agama-mu?, sudah siapkah kita untuk menjawabnya?

Mungkin sebagai seorang muslim, saat kita di dunia, dengan lisan kita, kita bisa menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut dengan mudah. Akan tetapi saudaraku, ujian di alam kubur bukanlah sebagaimana pertanyaan-pertanyaan ujian di dunia ini, yaitu pertanyaan yang hanya sekedar tahu untuk menjawabnya. Akan tetapi pertanyaan di alam kubur adalah pertanyaan yang membutuhkan ilmu, keyakinan dan pengamalan setiap harinya.

Apakah seorang yang setiap harinya lalai dari mengingat Allah subhanahu wa taala, melalaikan hak-hak Allah yang harus ditunaikan seorang hamba, bahkan tidak mengetahui apa hak Allah yang harus ditunaikannya, kemudian seorang yang tidak mengetahui ajaran-ajaran Rasulullah Muhammad shallahualaihi wa salam dan seorang yang tidak tahu manakah hal-hal yang dihalalkan dan manakah yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya, apakah orang seperti ini bisa menjawab pertanyaan tersebut di alam kubur??? Allahu mustaan

Semoga Allah memudahkan kita untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kelak.

Saudaraku

Allah subhanahu wa taala dan Rasulullah Muhammad shallalahu alaihi wa salam telah banyak memberitakan dalam ayat-ayat Al Quran dan hadist Rasulullah, mengenai keutamaan ilmu agama dan keutamaan orang yang menuntutnya. Dan cukuplah bagi kita, ayat-ayat dan hadits-hadist tersebut untuk mendorong diri kita untuk bersegera menuntutnya.

Allah subhanahu wa taala telah berfirman :

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diatara kalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.(Al-Mujadilah : 11)

Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah dikalangan hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama (orang yang berilmu). (Fathir : 28)

Dan Rasulullah shallahualaihi wa salam telah bersabda

Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya(HR. Bukhori)

Bukanlah menjadi sesuatu yang tabu di zaman sekarang, jika ada seorang mahasiswa menyisihkan waktunya untuk mempelajari agama Islam ini dengan benar, bahkan itulah yang seharusnya dilakukan. Karena hanya dengan agama inilah kita akan selamat di dunia dan di akhirat. Pentingnya ilmu agama di zaman sekarang, menjadi lebih utama lagi karena munculnya berbagai macam fitnah yang sangat besar di zaman sekarang, baik fitnah syubhat (kerancuan dalam agama) maupun fitnah syahwat. Timbulnya aliran-aliran sesat dalam Islam, munculnya berbagai macam budaya yang merusak agama Islam, jika kita tidak membekali diri dengan ilmu agama yang benar, maka kita akan hanyut terbawa arus fitnah yang ada

Oleh karena itu saudaraku, hiasilah diri kita dengan ilmu, agar kita bisa membedakan sesuatu yang benar dan sesuatu yang salah. Dan hendaklah kita membentengi diri kita dengan ilmu yang shahih agar kita tidak hanyut terbawa fitnah di zaman ini

Saudaraku

Sisihkanlah sebagian waktu kita untuk mempelajari agama Islam ini, hadirilah majelis-majelis ilmu yang membahas mengenai masalah agama, yang bersumberkan Al Quran dan As Sunnah dan pemahaman para ulama salaf, karena Rasulullah shallahu alaihi wa salam memberitahukan tentang keutamaan menuntut ilmu dan seorang yang mengadiri majelis-majelis ilmu, beliau bersabda dalam hadist yang panjang :

Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan untuknya jalan menuju surga, dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya diantara mereka, melainkan ketentraman akan turun atas mereka, rahmat akan meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat di sisi-Nya (HR.Muslim)

Jalan menuju surga adalah jalan yang didambakan oleh setiap orang muslim. Dan jalan ini bukanlah jalan yang mudah ditempuh, membutuhkan kerja keras dan pengorbanan. Akan tetapi, Allah subhanahu wa taala memberikan kemudahan bagi seorang yang menuntut ilmu agama. Tentu hal ini adalah keutamaan yang sangat besar. Akan tetapi sangat sedikit manusia yang perhatian terhadap hal ini

Semoga Allah memudahkan kita untuk menuntut ilmu agama dan memahami ajaran agama ini dengan baik, yang dengan itu Allah memudahkan jalan seseorang menuju surga

Sumber : Saudaraku Mari Mengenal Keutamaan Ilmu (Abu Fauzan Hanif Nur Fauzi

También podría gustarte

  • Rangkaian Seri Paralel
    Rangkaian Seri Paralel
    Documento5 páginas
    Rangkaian Seri Paralel
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Kompetensi Analis
    Kompetensi Analis
    Documento3 páginas
    Kompetensi Analis
    ackang ahmed
    Aún no hay calificaciones
  • Tips Mengaji
    Tips Mengaji
    Documento3 páginas
    Tips Mengaji
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Alat Dan Bahan
    Alat Dan Bahan
    Documento13 páginas
    Alat Dan Bahan
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Tugas Instrumentasi III
    Tugas Instrumentasi III
    Documento2 páginas
    Tugas Instrumentasi III
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • No. 3 Penjelasan
    No. 3 Penjelasan
    Documento1 página
    No. 3 Penjelasan
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Kristal Asam Urat
    Kristal Asam Urat
    Documento1 página
    Kristal Asam Urat
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • PUISI
    PUISI
    Documento2 páginas
    PUISI
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Rangkuman Irmawati 16 A
    Rangkuman Irmawati 16 A
    Documento4 páginas
    Rangkuman Irmawati 16 A
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Lembaran Pengesahan
    Lembaran Pengesahan
    Documento6 páginas
    Lembaran Pengesahan
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Asam Lemak Essensial Dan Fungsinya Bagi Kesehatan
    Asam Lemak Essensial Dan Fungsinya Bagi Kesehatan
    Documento5 páginas
    Asam Lemak Essensial Dan Fungsinya Bagi Kesehatan
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Pustaka - Docx Icha
    Daftar Pustaka - Docx Icha
    Documento3 páginas
    Daftar Pustaka - Docx Icha
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Proposal Bea Baznas
    Proposal Bea Baznas
    Documento4 páginas
    Proposal Bea Baznas
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Surat Pernyataan Penghasilan Orang Tua
    Surat Pernyataan Penghasilan Orang Tua
    Documento1 página
    Surat Pernyataan Penghasilan Orang Tua
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Amami Dasar Teori
    Amami Dasar Teori
    Documento4 páginas
    Amami Dasar Teori
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • IODOMETRI
    IODOMETRI
    Documento11 páginas
    IODOMETRI
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Sampul Bakteriologi (P)
    Sampul Bakteriologi (P)
    Documento5 páginas
    Sampul Bakteriologi (P)
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Bagian Judul
    Bagian Judul
    Documento3 páginas
    Bagian Judul
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • GRAVI
    GRAVI
    Documento3 páginas
    GRAVI
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Pembahasan Bakteriologi
    Pembahasan Bakteriologi
    Documento15 páginas
    Pembahasan Bakteriologi
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    100% (1)
  • Makalah Laboratorium Kesehatan
    Makalah Laboratorium Kesehatan
    Documento16 páginas
    Makalah Laboratorium Kesehatan
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Laporan Lengkap
    Laporan Lengkap
    Documento2 páginas
    Laporan Lengkap
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Kata Pengantar Lengkap
    Kata Pengantar Lengkap
    Documento13 páginas
    Kata Pengantar Lengkap
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Gram Negatif
    Gram Negatif
    Documento1 página
    Gram Negatif
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Pewarnaan Diferensial
    Pewarnaan Diferensial
    Documento2 páginas
    Pewarnaan Diferensial
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    0% (1)
  • Karbohidrat Iin
    Karbohidrat Iin
    Documento39 páginas
    Karbohidrat Iin
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Lap Isolasi
    Lap Isolasi
    Documento1 página
    Lap Isolasi
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Keindahndocx
    Keindahndocx
    Documento11 páginas
    Keindahndocx
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones
  • Sterilisasi Kimia
    Sterilisasi Kimia
    Documento4 páginas
    Sterilisasi Kimia
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    0% (1)
  • Memeriksa Sediaan Apus Darah
    Memeriksa Sediaan Apus Darah
    Documento22 páginas
    Memeriksa Sediaan Apus Darah
    Nurlailiyah Razak Djugarang
    Aún no hay calificaciones