Está en la página 1de 35

ASKEP KLIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Oleh : Jumah, S.Kep, Ners

Nama :

KELAS 4E

P E N G E R T I A N

Perawatan

diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Definisi perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)

E T I O L O G I

MENURUT TARWOTO DAN WARTONAH (2000)


Kelelahan

fisik Penurunan kesadaran

E T I O L O G I

MENURUT DEPKES

Faktor Predisposisi

Perkembangan keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu Biologis penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mempu melakukan perawatan diri

Lanjutan.
Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

MENURUT DEPKES

E T I O L O G I

Faktor Presipitasi Kurang/penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah Menurut Depkes (2000), Faktor-faktor yang mempengaruhi :
Body image
Perubahan fisik individu tdk peduli PH Praktik Sosial Anak-anak yg dimanjakan perubahan pola PH

Lanjutan
Status sosial ekonomi alat dan bahan untuk PH Pengetahuan mis : pasien DM menjaga kebersihan kakinya Budaya disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan

Lanjutan,,
Kebiasaan seseorang kebiasaan menggunakan produk tertentu dalam PH

Kondisi fisik atau psikis


sakit kemampuan merawat diri berkurang dan perlu bantuan orla

D X
K E P E R A W A T A N

Defisit

perawatan diri; mandi ketidakmampuan untuk mandi bagi dirinya sendiri Defisit perawatan diri; berpakaian Gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktifitas berdandan sendiri

Defisit

perawatan diri; makan Gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktifitas makan Defisit perawatan diri; toileting Gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas toileting sendiri

D X
K E P E R A W A T A N

DEFISIT PERAWATAN DIRI; MANDI Karakteristiknya : 1. Tidak mampu pergi ke kamar mandi 2. Tidak mampu mengeringkan tubuh 3. Tidak mampu menggunakan alat-alat mandi 4. Tidak mampu menggunakan sumber air

D X
K E P E R A W A T A N

DEFISIT PERAWATAN DIRI; BERPAKAIAN

Karakteristiknya : Tidak mampu memilih pakaian Tidak mampu mengenakan baju bagian bawah Tidak mampu berhias Tidak mampu menggunakan sepatu, kaos kaki, melepas baju, aksesoris dll

D X
K E P E R A W A T A N

DEFISIT PERAWATAN DIRI; MAKAN Karakteristiknya : Tidak mampu membawa makanan dan memasukkannya kemulut Tidak mampu mengunyah makanan Tidak bisa menghabiskan makanannya Tidak mampu mengambil gelas

D X
K E P E R A W A T A N

DEFISIT PERAWATAN DIRI; TOILETING Karakteristiknya : Tidak mampu membawa peralatan hygiene yang sesuai Tidak mampu menyentor toilet Tidak mampu pergi ke toilet Tidak mampu melepas baju untuk toileting Tidak mampu untuk duduk atau menempatkan diri di toilet

DIAGNOSA KEPERAWATAN;
PENURUNAN KEMAMPUAN DAN MOTIVASI MERAWAT DIRI

Tujuan

Umum : klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri

DIAGNOSA KEPERAWATAN;
PENURUNAN KEMAMPUAN DAN MOTIVASI MERAWAT DIRI

Tujuan

Khusus :

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat TUK II : Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan

Lanjutan.
TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri

TUK I

KLIEN DAPAT MEMBINA HUBUNGAN SALING PERCAYA DENGAN PERAWAT

Kriteria

Evaluasi Dalam berinteraksi klien menunjukkan tanda-tanda percaya pada perawat :


Wajah cerah dan tersenyum Mau berkenalan Ada kontak mata Menerima kehadiran perawat Bersedia menceritakan

Intervensi

Berikan salam setiap berinteraksi Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan pertemuan Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi

Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati Penuhi kebutuhan dasar klien

TUK II

KLIEN DAPAT MENGENAL TENTANG PENTINGNYA KEBERSIHAN DIRI

Kriteria

evaluasi Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.

Intervensi a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik. b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tandatanda bersih.

c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri. d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri. e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan

f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri. g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang

TUK III

KLIEN DAPAT MELAKUKAN KEBERSIHAN DIRI DENGAN BANTUAN PERAWAT

Kriteria

evaluasi Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih seharihari, dan merapikan penampilan. Intervensi

a.

Motivasi klien untuk mandi. b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar. c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari. d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan

e.

Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi. f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti,

TUK IV

KLIEN DAPAT MELAKUKAN KEBERSIHAN PERAWATAN DIRI SECARA MANDIRI


Kriteria

evaluasi Setelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.

Intervensi

Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal

TUK V

KLIEN DAPAT MEMPERTAHANKAN KEBERSIHAN DIRI SECARA MANDIRI

Kriteria

evaluasi Klien selalu tampak bersih dan rapi. Intervensi Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri

TUK VI

KLIEN DAPAT DUKUNGAN KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KEBERSIHAN DIRI

Kriteria

evaluasi Keluarga selalu mengingatkan halhal yang berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.

Intervensi

a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri. b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di

c. Anjurkan

keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS. d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien. e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.

f.

Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri. g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain

También podría gustarte