Está en la página 1de 3

6.

2 Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan akan menganalisa keberadaan bakteri yang bersifat patogen dalam air sampel dan menghitung jumlah total bakteri dalam air sampel. Air sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah air isi ulang di tempat futsal Waka-waka. Sedangkan bakteri patogen yang akan dianalisa keberadaannya adalah Escherichia coli, Vibrio cholera, Salmonella tiphy, dan Shigella dysentriae. Jika air sampel tersebut mengandung salah satu dari bakteri di atas, dapat mengindikasikan bahwa proses sterilisasi air sampel kurang baik dan menyisakan bakteri patogen yang berasal dari limbah fecal dalam air sehingga air berbahaya jika dikonsumsi. Penganalisaan air sampel menggunakan teknik pemeriksaan kualitatif dan kuantitatif, dengan 3 tingkat pemeriksaan kuantitatif. Pemeriksaan secara kuantitatif terdiri dari uji pendugaan (presumtive test), uji penentu (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Sedangkan untuk uji kualitatif, hanya menggunakan metode TPC pada metode cawan tuang dengan varian media NA dan SSA. Berikut ini adalah hasil dari tiap-tiap pengujian: 6.2.1 Uji Pendugaan Uji ini digunakan untuk menduga keberadaan koliform dan E. coli dalam air sampel. Media yang digunakan adalah media laktosa broth dengan diberi tabung durham untuk menangkap gas. Jika terdapat bakteri koliform dalam air sampel, maka akan terbentuk gas atau gelembung pada tabung durham. Gelembung ini dihasilkan dari proses fermentasi laktosa oleh bakteri koliform dan E. coli. Namun, persyaratan gelembung yang terbentuk agar dapat dianalisis pada langkah selanjutnya yaitu minimal 10% dari volume sampel. Pengamatan maksimal adalah 48 jam. Jika terbentuk gelembung pada lebih dari 48 jam, maka bakteri dalam air sampel bukan dari golongan koliform. Hasil uji pendugaan adalah gelembung udara hanya ditemukan pada tabung dengan volume sampel 0,1 ml. Hasil ini secara MPN dituliskan menjadi 0-0-1 dan bila diterjemahkan dalam tabel penentuan nilai MPN maka diketahui perkiraan terdapat 3 koliform per 100 ml dengan batas bawah 0,5 dan batas atas 9. Diketemukannya 3 koliform per 100 ml menandakan bahwa air tersebut tidak memenuhi baku mutu air minum yang ditetapkan oleh WHO dan Menkes RI yaitu 0/100 ml air sehingga air tersebut kurang baik jika dikonsumsi secara langsung tanpa melalui proses sterilisasi lainnya. Tabung berisi air sampel yang menunjukkan hasil positif diuji kembali

dengan uji penentu dan pelengkap untuk memastikan apakah gas yang dihasilkan berasal dari bakteri koliform, E. coli atau non koliform.

6.2.2 Uji Penentu Uji penentu merupakan tahapan selanjutnya dari pemeriksaan kuantitatif setelah uji pendugaan. Cara kerja dari uji penentu sama dengan uji pendugaan. Uji positif ditandai dengan timbulnya gelembung di dalam sampel. Namun, yang membedakan adalah media yang digunakan, media yang digunakan pada uji penentu di sini adalah media BGLB (Brilliant Green Lactose Broth). Pada media BGLB, terdapat ox-bile dan brilliant green yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif yang dapat memfermentasikan laktosa. Jadi yang terhitung pada media BGLB hanya bakteri gram negatif (koliform dan E. coli). Pada tahap ini, dapat dihitung jumlah koliform menggunakan metode perhitungan MPN (Most Probable Number). Hasil pengamatan didapatkan hasil negatif bakteri koliform pada sampel 5 ml dan 1 ml, sedangkan pada sampel 0,1 ml didapatkan hasil positif, hasil positif bakteri koliform pada volume sampel yang kecil harus dipastikan dengan uji pelengkap agar didapatkan hasil yang spesifik. Hasil positif ini menguatkan dugaan bahwa sampel air tidak memenuhi baku mutu air minum sehingga tidak layak diminum. 6.2.3 Uji pelengkap Uji ini merupakan tahapan akhir dari pemeriksaan kuantitatif. Pada tahap ini, menggunakan metode gores pada media EMB (Eosin Metylen Blue). Uji positif jika pada air sampel terdapat bakteri E. Coli adalah terdapat warna hijau metalik. Jika terdapat bakteri yang tumbuh selain warna hijau metalik, maka bakteri tersebut bukan bakteri E. Coli. Metode perhitungan bakteri pada uji pelengkap menggunakan metode MPN. Media EMB ini merupakan media selektif untuk bakteri jenis E. Coli. Hasil pengamatan didapat hasil negatif pada uji E. Coli, adanya bakteri E. Coli pada air dapat menyebabkan penyakit seperti diare, selain itu E. Coli didalam perairan dapat memicu datangnya bakteri lain di suatu perairan. Sehingga air isi ulang di lokasi futsal aman dikonsumsi karena bebas dari bakteri E. Coli. Bakteri yang tumbuh pada pengujian ini adalah coliform. 6.2.4 Uji Kuantitatif Uji ini merupakan uji untuk mengetahui jumlah total bakteri dan bakteri tertentu. Metode yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri adalah metode cawan tuang. Cara perhitungan

bakteri pada tahap pemeriksaan ini, menggunakan metode TPC (Total Plate Count). Sedangkan media yang digunakan adalah media NA, media TCBS, media EMB, dan media SSA. Media NA untuk mengetahui jumlah bakteri keseluruhan dalam air sampel. Media TCBS digunakan untuk mengetahui jumlah bakteri Vibrio cholera. Media EMB digunakan untuk mengetahui bakteri E. Coli. Sedangkan untuk media SSA, digunakan untuk mengetahui bakteri Salmonella dan bakteri shigella. Pada pengujian kuantitatif TPC dengan media SSA, tidak ditemukan bakteri yang tumbuh. Hal tersebut menunjukkan bahwa air mineral tersebut tidak mengandung bakteri Salmonella sp., dan Shigella sp. Pada pengujian kuantitatif TPC dengan media NA, hanya bakteri koliform yang tumbuh dengan jumlah koloni yang tumbuh 348. Berdasarkan SNI No. 01-3553-2006, batas maksimal total bakteri pada air minum kemasan di pasaran adalah sebesar 1 x 105. Jadi, air mineral tersebut memiliki kualitas yang baik dan layak untuk dikonsumsi dan dipasarkan ke masyarakat. Pada media NA yang tidak diberi sampel, tidak terdapat mikroba yang tumbuh sehingga dapat disimpulkan bahwa uji kuantitatif dengan metode TPC media NA bersifat valid dan representatif terhadap kandungan mikroba air sampel.

Kesimpulan 1. Nilai MPN koliform dan E. coli adalah 3 per 100 ml. 2. Nilai TPC koliform adalah 348.

También podría gustarte