Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
PENDAHULUAN
pemerintah hanyalah salah satu unsur yang hidup berdampingan dalam suatu
Sedangkan salah satu fungsi dari partai politik adalah pendidikan politik, ini
merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh partai politik mengingat
atau rendah.1
kampanye atau menjelang pesta demokrasi, setelah itu dilupakan dan dibubarkan
tanpa ada yang namanya proses evaluasi. Tetapi kegiatan pendidikan politik ini
hubungan yang saling menguntungkan antara masayarakat dan elite dalam rangka
hak, kewajiban, dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan partai politik, pendidikan politik
1 Alamudi Abdullah, 2001, Jurnal Apakah demokrasi itu, Departemen Luar Negeri AS.
1
bisa diartikan sebagai usaha sadar dan tersistematis dalam mentransformasikan
segala sesuatu yang berkenaan dengan perjuangan partai politik tersebut kepada
massanya agar mereka sadar akan peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya
pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta Pemilu, pada
kurang terdidiknya warga negara secara politik ini. Hal tersebut disertai dengan
para elite politik. Berakhirnya kemeriahan kampanye terbuka atau rapat umum
demokrasi kali ini yaitu proses pendidikan politik bagi warga negara.
tatap muka, bukan jadi pesta hiburan musik atau goyang erotis lima tahunan.
Dapat dikatakan dengan berakhirnya rangkaian pemilu 2009, maka berakhir pula
berkaitan erat dengan kehidupan mereka selama lima tahun kedepan. Sebuah
partisipasi politik yang otonom dari setiap warga negara, maka pelaksanaan
contohnya perilaku kekerasan dalam konflik pilkada (maluku utara). Hal tersebut
mencerminkan kondisi psikologis sosial masyarakat yang berada dalam
pemilu legislatif dan presiden nanti adalah suatu kewajaran, mengingat proses
Kekhawatiran tersebut juga didasari oleh partai politik yang belum menjalankan
terbuka karena pesta dengan dana besar tersebut hanya habis untuk hiburan.
bahwa sistem politik itu bukan urusan mereka melainkan urusan pemerintah,
manis. Dalam realitanya atau penerapannya tidak sesuai dengan apa yang telah
dijanjikan ketika sudah berhasil duduk, Untuk mencegah hal–hal yang tidak
guna menunjang kelestarian Pancasila dan UUD 1945 sebagai budaya politik
bangsa. Pendidikan politik juga merupakan konsep bagian dari proses perubahan
ini dalam rangka usaha menciptakan suatu sistem politik yang benar-benar
3
demokratis, stabil, efektif, dan efisien. Dalam kultur masyarakat Sulawesi Selatan
oleh faktor ketokohan. Figur tokoh yang dimaksud di sini baik itu seorang
bangsawan maupun para pemilik lahan (tuan tanah) yang memberi penghidupan
paham dari orang yang menjadi panutannya. Oleh karena itu, memilih bukan
Pendidikan politik ini berfungsi untuk memberikan isi dan arah serta
nilai-nilai dan norma-norma yang merupakan landasan dan motivasi serta dasar
untuk membina dan mengembangkan diri guna ikut serta berpartisipasi dalam
rangka membangun watak Masyarakat bangsa, hal yang sama juga dilakukan di
kabupaten Sinjai.
2 www.google.com, PILKADA SULSEL: Ajang Pendidikan Politik Rakyat Oleh: Muhammad Aswar.
Tgl. 10 Maret 2009 Pkl. 01.15.
kebudayaan, khususnya generasi muda, yang dipadukan dengan dinamika
dan berciri demokrasi budaya Pancasila atas dasar komunikasi timbal-balik yang
alamiah manusia dari usia bawah maupun dari segi pertumbuhan kehidupan
masyarakat melalui organisasi yang ada atau golongan pendidikan, mulai dari
pimpinan sampai kepada yang lebih besar di bawahnya. Yang semata-mata harus
3 Situs resmi Pemerintah Kab. Sinjai, www.sinjai.com. Sejarah Kab. Sinjai Tgl 11 Maret 2009 Pkl.
01.30
5
politik kabupaten Sinjai dilaksanakan secara terus-menerus dan harmonis,
sebagai suatu proses pematangan Masyarakat seutuhnya yang makin maju dan
berkembang.
bernegara, menyegarkan kembali jiwa yang cinta damai dan cinta kemerdekaan
dan daerah disertai tawakkal kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini berarti
berkesadaran tinggi sebagai warga negara yang baik, sadar akan hak dan
kewajiban serta memiliki tanggung jawab yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
secara langsung namun memerlukan waktu yang cukup lama, hal ini disebabkan
Sinjai.
politik Partai Golongan Karya di kabupaten Sinjai menarik untuk diteliti karena,
objektif bangsa.
keanekaragaman bangsa.
Partai politik memegang tanggung jawab yang sangat besar untuk memberi
B. Rumusan Masalah
7
Pendidikan Politik Partai Golongan Karya di kabupaten Sinjai?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Akademik
b. Manfaat Praktis
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan lima aspek, yang pertama yaitu
A. Partai Politik
rakyat perlu dibimbing dan dibina untuk mencapai stabilitas yang langgeng.
Untuk mencapai tujuan itu, partai politik adalah alat yang baik untuk melakukan
hal tersebut.
kelompok politik dalam parlemen. Kegiatan ini mula-mula bersifat elitist dan
tuntutan raja. Dengan meluasnya hak pilih, kegiatan politik juga berkembang di
sama, dan lahirlah partai politik. Partai semacam ini menekankan kemenangan
dalam pemilihan umum dan dalam masa antara dua pemilihan umum biasanya
kurang aktif. Ia bersifat patronage party (partai lindungan) yang biasanya tidak
dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh
pandangan yang berbeda. Partai politik merupakan perantara yang besar yang
negara yang terorganisir yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dengan
tujuan ini hanya mungkin dilakukan dengan kekuasaan, maka partai mencari,
5 Dalam buku, Miriam Budiardjo. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
2008. Hal 404.
6 Ibid, 404.
7 Dalam buku, Miriam Budiardjo. op.cit .2005. Hal 161.
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama menurut pandangan partai tersebut
yang tidak sepaham dengan orang-orang yang telah duduk di Dewan, maka
kata lain bahwa partai politik merupakan alat politik untuk memperoleh
mengingat salah satu fungsi ini merupakan bagian dari Pendidikan Politik.
sistem nilai dan tujuan yang sama, yang mana asosisasi ini berperan sebagai
ikut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini
mempunyai sejarah yang cukup panjang, meskipun juga belum cukup tua.
sosialisasi politik dibagi atas dua bagian yakni pendidikan politik dan
pendidikan politik itu masih kurang jelas, atau kurang efektif. Bahkan mustahil
pendidikan politiknya. Bahkan mungkin ada yang lebih parah sampai ke sistem
politik dan lembaga pemerintahan adalah salah satu media pendidikan politik
yang sangat nyata. Seorang atau sekelompok orang kaya telah tersentuh program
yang akan merubah sikap partisipasi politiknya apabila kurang sesuai permintaan
dari sistem. Akibat yang fatal akibat tidak adanya trasparansi adalah munculnya
15
umum, penyakit tersebut. Misalnya frustasi atau apatis akibatnya adalah
Pendidikan Politik
Salah satu persoalan mendasar dalam sistem politik kita saat ini yakni
tidak adanya kedewasaan serta kearifan berpolitik yang dilandasi oleh sebuah
idealisme politik. Para elit serta masyarakat yang terlibat langsung maupun tidak
dengan wilayah politik belum mampu menghadirkan nalar kritis serta rasionalitas
dan perhelatan pilkada menjadi indikuasi kuat dan sangat riil betapa pragmatisme
masih menjadi permainan oleh para elit politik di DPR dengan tujuan bersama
oligarki partai politik yang dijalankan oleh eksekutuf dan legislatif. Sehingga
tidak bisa dihindari, perhelatan demokrasi tahun 2009 yang seharusnya menjadi
menjadi praktek rutinitas dan formalitas semata. Komposisi dan konfigurasi elit
politik yang akan menjadi penguasa di negeri ini, tidak akan bergeser dari
komposisi saat ini. Bahkan pendatang barupun seperti Partai Demokrat dan PKS
eksistensi partai politik. RUU partai politik yang saat ini dibahas seharusnya
menyimak materi RUU partai politik sepertinya keberadaan partai politik tidak
pendidikan politik bagi rakyat. Dalam RUU partai politik yang justru
memiliki ruang yang cukup signifikan. Pasal 31 RUU Parpol berbunyi; Ayat
(1) Partai politik melakukan pendidikan politik bagi masyarakat dalam rangka
ayat 2 yang berbunyi: (2) Partai politik melakukan pendidikan politik bagi
politik.
politik.
17
dalam pelaksanaan pendidikan politik antara anggota partai politik dan non partai
pendidikan politik juga terlihat dari tidak adanya dana alokasi khusus dari partai
politik untuk melaksanakan pendidikan politik. Sehingga dana publik yang secara
rutin masuk ke setiap partai politik tidak memiliki nilai akuntabilitas karena
publik tidak merasakan mafaat dari program partai politik. Selama ini pendidikan
politik yang menjadi syarat penting dari satu partai politik tidak mampu
dijalankan secara nyata oleh partai politik. Sehingga yang terjadi adalah
Bahkan yang menjadi runyam adalah beberapa partai politik yang selama
ini mengklaim diri didukung oleh rakyat bawah, kaum abangan, wong cilik,
dengan harapn mendapat suara yang signifikan. Partai Politik sepertinya sengaja
kecil karena mereka sadar kalau rakyat cerdas, kritis dan rasional, maka partai
politik tidak mungkin dipilih, sebab rakyat pasti akan sadar dengan kebobrokan
Dengan orientasi politik yang demikian itu, maka perilaku elit poltik
selama tahapan pemilu pun akan serba pragmatis. Kasus ijazah palsu, tanda
tangan palsu, money politik untuk menjadi caleg di nomor urut jadi, mobilisasi
selebriti menjadi caleg, politisasi agama di wilayah politik serta money politik
dalam tahapan kampanye menjadi fenomena dalam dinamika pemilu kita selama
ini. Para elit politik yang saat ini berkuasa dan calon elit politik yang ingin
visi politik mereka yang sebenarnya sudah termaktub dalam plat form partai
mereka. Kalimat-kalimat dalam plat form tersebut hanyalah menjadi teks suci
yang tidak pernah diejawantahkan dalam kondisi riil politik masyarakat saat ini.
dan arus bawah tidak memilki ruang untuk melakukan penyadaran serta
pendidikan poltik yang sehat. Rakyat tidak dapat menikmati proses demokratisai
yang sehat yakni kaduakatn yang berangkat dari kehendak serta idelaisme poltik
rakyat itu sendiri bukan kehendak elit. Kondisi saat ini sudah agak sulit bagi
rakyat memilih sebuah pilihan politik atas nama idealisme politik mereka.
duyun karena kampanye sebuah partai politik atas kesadaran dan pemahaman
politik terhadap visi dan misi partai poltik tertentu. Akan tetapi sebagai besar
lembar kaos partai, sticker dll. Bahkan sampai detik-detik pemilihan pun
sebagain besar masyarakat kita masih merindukan Serangan Fajar yang mau
TantanganTransisi Demokrasi
tingkat elit mapun di grassroot saat ini, menunjukkan bahwa kita belum mampu
19
menerapkan landasan-landasan politik yang rasional di tengah transisi demokrasi
saat ini. Pelaku politik bergerak dan berkompetisi tidak berlandaskan atas nilai
dan teks-teks politik yang seharusnya diselaraskan kondisi bangsa sat ini.
Transisi demokrasi yang yang saat ini menyediakan ruang partisipasi politik yang
berbangsa secara sehat. Ruang kemerdekaan yang diraih saat ini setelah
Trasnsisi Demokrasi saat ini hanya dipenuhi oleh perlaku saling menghujat,
manipalasi, korupsi, kolusi, diskriminasi yang semuanya itu jauh dari prisnisp-
prinsip demokrasi.
benar terwujud demoktaisasi karena didukung oleh masyarakat yang dewasa dan
matang dalam berpolitik. Kematangan berpolitik hanya dapat diraih oleh adanaya
proses pendidikan penguatan basis dan penyadaran kepada rakyat. Selama ini,
berpikir dan bertindak. Sehingga selama rakyat bodoh, tidak berdaya dan tidak
memilki kekuatan berdaulat, maka transisi demokrasi akan burumur panjang oleh
karena sistem oligarki politik yang dimaknai oleh penguasa saat ini tidak
kedaulatannya, maka masa demokrasi masih banyak ditentukan oleh elit politik
yang berkuasa.
politik saat ini sebenarnya sangat sederhana. Yakni adanya komiteman untuk
mereka.
penerima pesan. Melalui pesan ini masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-
dalam sistem politik seperti: sekolah, pemerintah, partai politik, dan peserta didik
dalam rangka pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai, norma dan simbol
bagaimana cara kita menerima dan mempelajari pemikiran atau kesadaran politik
dan prilaku politik hal tersebut karena sosialisasi politik menurut Alixis
21
menerima orientasi-orientasi dan pola prilaku politik. Pendidikan politik yang
Undang-undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik pada BAB XIII
pasal 31 ayat (1) tentang pendidikan politik, menjelaskan bahwa partai politik
antara lain:
terbagi atas dua jenis. Yang pertama yaitu yang bersifat laten yakni yang
lingkungan kerja dan lingkungan sekolah. Kemudian yang kedua adalah yang
11 Undang-Undang Pemilu & Partai Politik 2008. Gradien Mediatama. Hal 228.
12 Dannis Kavang. Political Culture. Armico. Bandung. 1998. Hal 45.
pendidikan politik dengan sosialisasi politik. Beliau berpendapat bahwa
sosialisasi politik atau pendidikan politik dalam arti kata longgar adalah bagian
dari kehidupan masyarakat sehari-hari entah itu disenangi atau tidak, dan disadari
atau tidak. Hal ini dialami oleh anggota-anggota masyarakat baik penguasa atau
persepsi dan orientasi orang terhadap sistem politiknya, merupakan sarana yang
dapat digunakan untuk membangun budaya politik yang baru. Karena kehidupan
politik adalah suatu kondisi yang dinamik, maka proses pembentukan persepsi
kehidupan masyarakat dalam suatu lingkungan sistem politik. (Prof. Ryas Rasyid.
Nasionalisme dan Demokrasi Indonesia. Bumi Aksara. Jakarta. 1999. Hal 72)
pengetahuan baru tentang perkembangan teori dari sistem politik yang dianut
13 Alfian. Pemikiran dan Perubahan Politik Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
2000.
14 Muchtar Mas’oed dan Collin ac Andrews. Perbandingan Sistem Politik. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta: 1986. Hal 32.
23
atau mungkin memberi pengetahuan atau pemahaman mengenai sistem politik
yang baru apabila suatu negara menginginkan merubah sistem politiknya dengan
maka dapat disimpulkan kalau pendidikan politik itu adalah (dalam arti kata yang
ketat) dapat diartikan sebagai usaha yang sadar untuk mengubah proses
nilai-nilai yang terkandung dalam sistem politik yang ideal yang hendak dibagun.
Hasil dari penghayatan itu akan melahirkan sikap dan tingkah laku politik baru
yang mendukung sistem politik ideal itu, dan bersamaan dengan itu lahir pulalah
sama. Pemilu berarti rakyat melakukan kegiatan memilih orang atau sekelompok
orang menjadi pimpinan rakyat atau pemimpin negara. Pemimpin yang terpilih
hak politik rakyat dan sekaligus merupakan pendelegasian hak-hak politik rakyat
pemilu adalah suatu cara atau sarana untuk menentukan orang-orang yang akan
Indonesia.
politik
1. Faktor pendukung
demokratis.
demokratis.
16 Mardimin. J, 2002. Demokrasi Indonesia dan Dinamika Politik Arus Bawah. Forsa Pustaka
Salatiga, Blotongan.
25
e. Kemauan dari internal partai untuk tetap melakukan
pendidikan politik.
2. Faktor penghambat
pendidikan politik.
E. Kerangka Pemikiran
menjelang pesta demokrasi, setelah itu dilupakan dan dibubarkan tanpa ada yang
elitist dan aristokratis. Hal inilah yang biasanya membuat pendidikan politik tidak
berjalan dengan baik karena para elit tidak memperhitungkan rakyat sebagai
sesuatu yang hal penting. Padahal partai politik itu terbentuk karena mengingat
fungsi partai politik yang salah satunya adalah pendidikan politik. Sedangkan
yang marak dilakukan sekarang adalah indoktrinasi politik dimana proses ini
masyarakat untuk menerima nilai, norma, dan simbol yang dianggap pihak yang
berkuasa sebagai ideal dan baik. Melalui berbagai forum pengarahan yang penuh
Pendidikan politik Pemilu
ng berpengaruh :
endukung
disi masyarakat yang makin demokratis.
ai politik yang begitu banyak di masyarakat.
erintah yang ingin demokratis.
a ingin tahu masyarakatpaksaan psikologis,
tentang dan latihan
nilai-nilai yang penuh disiplin, partai politik dalam sistem
demokratis.
auan dari internal partai untuk tetap melakukan pendidikan politik.
politik totaliter melaksanakan fungsi indoktrinasi politik bukan pendidikan politik
enghambat
kat partisipasi masyarakat yang kurangdan
yang sesungguhnya maksimal.
ini merupakan hal yang sangat buruk.17 Melihat
yarakat tidak lagi meminati pendidikan yang bersifat formal.
fenomena-fenomena
angnya Perhatian Pemerintah Setempatpolitik yangpentingnya
tentang telah diuraikan di atas makapolitik.
pendidikan dengan ini Partai
yarakat tidak menyadari tentang pentingnya pendidikan politik.
Golongan Karya hadir untuk selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik
kepada masyarakat.
pendidikan politik, atau dengan kata lain masyarakat kurang mampu membedakan
yang mana proses indoktrinasi dan yang mana pendidikan politik. Hal ini
disebabkan mungkin karena pada saat ada kegiatan tertentu, simbol untuk partai
tertentu tidak pernah lepas. Entah itu atribut partai atau apa saja yang menyangkut
dengan partai.
Pada bagian ini akan dijelaskan skema dari pendidikan politik khususnya di
Kabupaten Sinjai.
METODE PENELITIAN
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan lima aspek, yang pertama yaitu
lokasi penelitian, kedua tipe dan dasar penelitian, ketiga jenis data, keempat
A. Lokasi Penelitian
Selatan. Dengan pertimbangan bahwa tingkat pluralitas yang ada serta cukup
yaitu pengurus Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya kabupaten Sinjai
tentang pendidikan politik yang dilakukan Partai Golongan Karya pada Pemilu
2009 di kabupaten Sinjai. Selain itu digambarkan dan dianalisis fakta yang telah
yang mana pendidikan politik dan yang mana kampanye. Itu terbukti dengan
partai politik merupakan bagian dari proses kempanye. Penelitian ini diupayakan
29
dalam melaksanakan pendidikan politik di kabupaten Sinjai. Sehingga dapat
politik ini. Alasan menggunakan penelitian ini adalah untuk melihat sebuah
konsep dan sebuah teori yang terlaksana dalam realitanya dilapangan. penelitian
C. Jenis Data
1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui studi lapangan dengan
para informan.
Teknik ini digunakan untuk menunjang data primer atau data utama yang
politik.
3. Wawancara
mengetahui dengan jelas masalah yang akan diteliti. Informan terpilih ada 7
(lima) orang yaitu sebagai berikut: (1) ketua Partai Golongan Karya, (2)
Wakil Ketua Partai Golongan Karya, (3) sekretaris partai, (4) Ketua Bappilu
dan Wanita, (5) Wakabid UU HAM dan Pemuda, (6) Ketua AMPG Partai
Data dan informasi yang telah dikumpulkan dari informan akan diolah
1822Lexy J.Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2005,
Hal.186.
31
mempengaruhi proses pendidikan politik.
di lokasi penelitian dapat di kaji lebih mendalam dan fenomena yang ada dapat
Pada pembahasan ini akan di bahas dua aspek, yang pertama yaitu gambaran
umum Kabupaten Sinjai, dan yang kedua adalah gambaran umum Partai Golongan
Selatan dan antara 119o48’30 sampai 120o20’0” Bujur Timur, dengan luas total
wilayah sekitar 819,96 km2 yang terdiri dari 9 kecamatan definitif dengan jumlah
Bone, sebelah Timur dengan Teluk Bone, sebelah Selatan dengan Kabupaten
Secara morfologi, daerah ini lebih dari 85% terdiri dari medan berbukit,
musim timur dimana bulan basah jatuh antara bulan April sampai Oktober dan bulan
Secara ekonomi daerah ini memiliki letak strategis karena memiliki dua jalur
perhubungan, yaitu darat dan laut. Jalur darat menghubungkan kota-kota kabupaten
atau kota provinsi yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, sedangkan jalur laut
33
1. Kependudukan dan Tenaga Kerja
1.1. Penduduk
Penduduk Kabupaten Sinjai tahun 2006 adalah 207.257 jiwa terdiri dari laki-
laki 99.629 jiwa dan perempuan 107.628 jiwa. Penduduk tersebar di 61 desa dan 14
kelurahan dengan 9 kecamatan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Jumlah Penduduk Per Kecamatan Menurut Jenis Kelamin dan Kepala
Keluarga Kabupaten Sinjai, 2006.
pada kecamatan Sinjai Timur (-0,69%/tahun). Selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Sinjai,
2006.
Tahun Laju
No Kecamatan
Pertumbuhan
Laki-laki Perempuan
1. SINJAI BARAT 20.310 20.916 0.72
2. SINJAI BORONG 15.107 15.616 0.83
3. SINJAI SELATAN 32.474 33.565 0.83
4. TELLU LIMPOE 28.547 28.307 -0.21
5. SINJAI TIMUR 26.592 25.904 -0.65
6. SINJAI TENGAH 24.345 23.677 -0.69
7. SINJAI UTARA 35.564 36.661 3.53
8. BULUPODDO 15.358 15.426 0.09
9. PULAU 7.101 7.185 0.12
SEMBILAN
Jumlah 200.905 207.257 0.78
Sumber: Sinjai Dalam Angka, 2007
35
Tingkat kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dihitung dari hasil
perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Indikator ini dapat
paling tinggi di Kabupaten Sinjai adalah Kecamatan Sinjai Utara sebanyak 1.238
jiwa/km2, sedangkan terendah adalah Kecamatan Sinjai Barat sebesar 154 jiwa/km2.
Tabel 4. Distribusi dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Sinjai, 2006.
1.4. Ketenagakerjaan
59 tahun yang berjumlah 122.757 jiwa). Hal ini berarti bahwa mayoritas penduduk
usia kerja di Kabupaten Sinjai adalah angkatan kerja. Dari aspek gender terlihat
bahwa persentase angkatan kerja perempuan jumlahnya lebih banyak dibanding laki-
Tabel 5. Persentase Jumlah Angkatan Kerja menurut Jenis Kelamin tahun 2006
Tenaga kerja yang berkualitas antara lain dapat dikur dari tingkat pendidikan
ditamatkan oleh tenaga kerja masih tergolong rendah. Hal ini tampak dari besarnya
jumlah penduduk usia kerja yang berpendidikan rendah (hanya berijazah SD atau
belum berijazah) yaitu 64,39%, terdiri dari 28,97% Laki-Laki dan 35,42%
Perempuan.
dan SMU/SMAK) pada tahun 2006, jumlahnya mencapai sekitar 33,59%. TPAK
dengan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan semakin tinggi TPAK-
37
nya. Hal ini berlaku pada penduduk yang berijazah SLTP ke atas, dimana TPAK
terendah adalah mereka yang tidak tamat SLTP dan yang tertinggi adalah mereka
Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Sinjai dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini:
Tingkat Pendidikan
No tertinggi Yang Laki-Laki Perempuan Jumlah Persentase
Ditamatkan
1. Tamat SD Ke bawah 34.255 41.886 76.141 64,39
2. SLTP, SLTA/SMAK 17.870 21.855 39.725 33,59
3. Perguruan Tinggi 1.070 1.378 23.888 2,02
Jumlah 35.195 65.119 118.254 100
Sumber: Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kabupaten Sinjai, 2007
2. Kondisi Pemerintahan
Ekonomi Daerah Tertinggal, Perencanaan Swash Care, Perencanaan DAK non Dana
Reboisasi dan Perencanaan BBE Life Skill. Kegiatan fasilitasi untuk menyukseskan
makro, RKPD, Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas APBD, sistem informasi profil
daerah, dan Strategi Daerah dalam Pembangunan Daerah Tertinggal (Strada-PDT)
dan lain-lain.
1.644 meter, pengerasan jalan 163 meter. Pemerintah Kabupaten Sinjai pun
mulai membangun Wisma Daerah dan Gedung Pertemuan yang respresentatif dan
akan rampung pada akhir tahun 2007, merehabilitasi 3 rumah jabatan perangkat
daerah, serta membangun 3 pos jaga pada rumah jabatan Bupati, Wakil Bupati, Ketua
39
bersih menjadi air tawar, Pembangunan pasar, rehabilitasi pasar sentral, serta
Sinjai Barat serta penyulingan air bersih di Desa Pasimarannu Sinjai Timur.
Pemda Kab Sinjai menetapkan 10 Perda di bidang Pemerintahan Desa yang memiliki
arti penting bagi pembinaan dan penyelenggaraan pemerintah desa di masa datang.
kapasitas dan keahlian aparat Pemerintah Daerah dalam pengadaan barang dan jasa,
masalah batas daerah dengan melibatkan pihak Topografi KODAM VII Wiarabuana
namun hasilnya belum maksimal karena masih adanya perbedaan penafsiran tapal
DPRD dengan mitra kerjanya di eksekutif, Penyusunan LKPJ, LPPD, dan Laporan
pengkajian Perda yang telah berlaku, Sosialisasi Produk Hukum Daerah serta
Keputusan DPRD, dan Fasilitasi Penyusunan Perda Inisiatif oleh Sekretariat DPRD
Sinjai.
41
pemerintah daerah. Untuk mewujudkan Pelayanan Publik yang berkualitas prima,
dibanding tahun sebelumnya yakni dari rata-rata 72,51 pada tahun 2005 menjadi
keuangan daerah.
pemberian beasiswa dan biaya pendidikan bagi pegawai. Dalam rangka optimalisasi
masjid, pemberian tunjangan tetap kepada 90 guru mengaji, dan 426 Imam Desa,
Khusus untuk pembinaan desa dan kelurahan, pada Tahun 2006 prestasi
kembali kita raih dimana Desa Bonto Salama Kecamatan Sinjai Barat berhasil
korban bencana alam, pembinaan panti asuhan, pembinaan lanjut usia serta anak
terlantar.
Sinjai telah melaksanakan sejumlah kegiatan penting antara lain pengadaan dan
43
hukum lingkungan, sosilalisasi pengendalian dampak lingkungan, inventarisasi dan
peningkatan dan pengaspalan jalan lapen sepanjang 47,05 km, Pembangunan Jalan
Telfrod / Sirtu untuk jalan perkerasan sebanyak 1000 meter, peningkatan jalan aspal
hotmix sepanjang 47,36 km , pemeliharaan jalan hotmix 79 km, pelebaran bahu jalan
8,7 km, pembangunan bangunan atas jembatan 12 buah, pembuatan talud sungai 200
meter, pembangunan jaringan irigasi 1062 meter, serta pengadaan bak sampah fiber
meningkatkan status jalan di Kabupaten Sinjai, berarti sejak 2003 sampai akhir tahun
jalan hotmix, 94, 20 km lapen, dan 75,75 km perkerasan serta 30 buah jembatan.
berhasil mencapai target indikator kinerja Renstra Kabupaten Sinjai 2003-2008 pada
tahun 2006.
Penyelenggaraan urusan bidang penataan ruang Pemerintah Kabupaten Sinjai
konflik antar aktor dan sektor pembangunan dalam pengembangan wilayah maupun
dan berkesinambungan.
menyiapkan sebuah landasan legal formal Penataan Ruang Kabupaten Sinjai dengan
disahkannya Perda Kabupaten Sinjai Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten
penataan ruang lain yang akan dijadikan alat pengendalian pemanfaatan ruang di
kepatuhan atas pemanfaatan ruang, serta pengendalian ruang melalui pemberian Izin
Mendirikan Bangunan.
Nasional Rehabilitasi Hutan dan lahan dari Departemen Kehutanan dengan anggaran
Rp 5,6 Milyar.
jumlah dana Rp. 5,1 milyar, Pembinaan Pasca Panen, Pengolahan dan Pemasahan
Peternakan senilai Rp. 556 juta Pengembangan Agribisnis Peternakan dengan dana
45
sebesar Rp. 550 juta, Pengembangan Ketahanan Pangan/Pengelolaan
Lahan dan Air dengan dana Rp. 720.000.000 Tugas pembantuan lain yang
Indonesia dalam bentuk Mobil Perpustakaan Keliling dan 1500 buku, BKKBN
sebesar Rp. 52 juta. Sedangkan dari Departemen Pekerjaan Umum terdapat tugas
Rp. 7 Milyar, Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif dengan dana
Karya yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964 di Jakarta, untuk jangka waktu
yang tidak ditentukan. Selama era reformasi dalam kurun waktu1998-2004 adalah
periode krisis dan pemulihan Partai Golongan Karya. pada kurun waktu tersebut
merupakan masa yang paling berat dalam sejarah kehidupan Partai Golongan Karya.
Partai Golongan Karya mendapat tekanan terus menerus dari berbagai pihak berupa
pembentukan opini negatif yang merugikan diberbagai tempat terjadi aksi dan
demontrasi anti Partai Golongan Karya yang disertai ancaman fisik dan teror
terhadap kader, pengurus dan pimpinan Partai. bahkan Partai mengalami pula
perusakan sarana fisik milik Partai hingga ancaman pembubaran melalu pengadilan
dan dekrit presiden.
Dalam kurun waktu tersebut Partai Golongan Karya telah mengikuti dua kali
pemilihan umum legislatif pada tahun 1999 dan 2004. dalam pemilu 1999, Partai
kedua. pada pemilu 2004 telah terjadi pemulihan Partai Golongan Karya sehingga
mampu menjadi pemenang Pemilu Legislatif di DPR RI dan sebagian besar daerah
daerah Provinsi dan Kabupaten / Kota. dengan kekuatan di Lembaga Legislatif yang
dimiliki Partai Golongan Karya saat ini, diharapkan mampu menjadi modal utama
bagi Partai Golongan Karya dalam memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat.
dengan kebangkitan Partai Golongan Karya dalam kurun waktu ini, diharapkan
Indonesia di Bidang kehidupan politik, ekonomi, hukum dan hak asasi manusia,
Dengan kesadaran untuk dapat menjawab seluruh tantangan dan peluang dari
kondisi realitas objektif yang ada, maka disusunlah program umum 2004-2009,
sebagai dasar dari penyusunan arah dan program kerja seluruh jajaran dan tingkatan
47
Terwujudnya masyarakat indonesia baru yang bersatu, berdaulat, maju, modern,
masyarakat madani.
Indonesia.
perdamaian dunia.
Untuk mencapai tujuan Partai Golongan Karya, maka tugas pokok dari Partai ini
meliputi ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial budaya, setia pertahanan dan
DASAR 1945.
dan atau/golongan.
mengatasi perbedaan paham, golongan dan kelompok atas dasar suku, etnis,
Tunggal Ika.
1945.
49
g. Mengembangkan penghayatan nilai-nilai moral dan etika yang bersumber
- Konsolidasi Idiil
- Konsolidasi wawasan
- Kosolidasi organisasi
Pada bagian hasil dan pembahasan akan dijelaskan dua hal penting yaitu
pertama pendidikan politik, dan kedua adalah faktor-faktor yang berpengaruh baik
makmur, aman, dan sejahtra. Partai Golongan Karya harus tampil sebagai fasilitator
atau mediator bagi peningkatan kualitas dan aksesbilitas individu maupun kelompok
profesi dalam masyarakat terhadap sumber daya ekonomi Negara, fasilitas UMKM,
dilakukan bagi anggota Golongan Karya, melainkan ditujukan kepada semua orang
dan kelompok profesi masyarakat tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras,
keahlian yang dibutuhkan masyarakat sesuai jenis profesi dan bidang kerja masing-
masyarakat.
51
A. Pendidikan politik Partai Golongan Karya
seperti kampanye politik, seminar politik, diskusi politik, dan pendidikan dan latihan
kader.
kelompok profesi baik yang sudah terorganisir maupun yang belum terorganisir dari
kelompok masyarakat termasuk pedagang kecil, pengrajin sektor informal dan lain-
lain. karena meliputi jumlah yang sangat besar dan terkategori dalam masyarakat
masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan merupakan prioritas utama
positif partai Golongan Karya dalam penggalangan dana yang khusus untuk maksud
induk di tingkat nasional, pusat koperasi di setiap provinsi dan koperasi unit di
tingkat kabupaten/kota. Program ini pada dasarnya dilaksanakan oleh koperasi yang
berada dibawah BP-KPM. Apabila dianggap perlu BP-KPM maka dapat bekerja
sama dengan koperasi lainnya yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama.
struktur partai Golongan Karya pada tingkat provinsi, Kabupaten, dan Kota dapat
Program kekaryaan akan mencapai hasil yang maksimal jika menjalin kerja
diperlukan bimbingan kekaryaan lebih lanjut dalam berbagai bidang antara lain:
53
a. Manajemen usaha.
d. Pengelolaan keuangan.
f. Akses pasar.
Bentuk kegiatan yang dilakukan Partai Golongan Karya di lapangan adalah studi
rangka meningkatkan kesejahtraan dan kemajuan masyarakat. oleh karena itu semua
kelompok profesi masyarakat dapat dibentuk lembaga/yayasan atau instisi lain yang
Karya. seperti yang dikatakan oleh A. Massalinri Latief S.sos yang juga ketua DPD
dibentuk oleh Partai Golongan Karya yang merupakan bagian integral dari
perempuan partai golongan karya (KPPG), dan pemuda yaitu angkatan muda
AD/ART Partai Golongan Karya pada bagian kedua BAB IV pasal 5 ayat 1
menyebutkan bahwa kader Partai Golongan Karya adalah yang telah mengikuti
pendidikan dan latihan (Diklat) dan di saring atas dasar kriteria antara lain; Mental
ideologi, penghayatan terhadap visi misi, platform partai, prestasi, dedikasi, disiplin,
golongan karya.
internal.
Lahirnya keputusan tersebut lebih diinisiasi oleh adanya keinginan yang kuat
dari jajaran kepengurusan untuk menjadikan partai golongan karya sebagai partai
politik yang kuat dan modern di masa depan. Hal ini sejalan dengan spirit zaman
yang mengisyaratkan bahwa di masa depan hanya partai politik yang selain mampu
mengelola manajemen organisasi secara baik juga harus mempunyai lapisan kader
dan anggota yang militan dan solid yang bisa unggul atau survive.21
Pendidikan dan Latihan kader Partai Golongan Karya Kabupaten Sinjai dilaksanakan
di Kabupaten Sinjai bertempat di Wisma Hawai, jalan Persatuan raya Sinjai dan
Pendidikan dan Latihan (Diklat) kader partai golongan karya menjadi hal
yang sangat penting dilakukan untuk merebut masa depan. Dalam pendidikan dan
latihan (Diklat) kader ini, kader dan anggota partai golongan karya akan
bagi upaya partai golongan karya merebut masa depan. Pemahaman yang lebih baik
tentang materi-materi yang disajikan dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) kader,
Pendidikan politik partai golongan karya juga telah diatur dalam AD/ART
partai sebagaimana yang di tuturkan oleh Wakil Ketua DPD II Golongan karya Kab.
“..... Bahwa semua yang menyangkut tentang kepentingan partai dalam hal
ini kita berbicara tentang pendidikan politik partai Golkar itu telah diatur
dalam AD/ART partai yang kemudian dibahas dalam rencana operasional
program (RENOPS) selama lima tahun.....”25
kecamatan dan kelurahan/desa yang telah dibentuk, dan struktur dan komposisi
dengan melihat pemaparan diatas, maka pada kesempatan yang lain Muh. Yusuf
Yunus SH, yang juga Wakabid UU HAM dan Pemuda 1 DPD tingkat II partai Golkar
berasumsi bahwa:
23 ibid Hal 2
24 Muchtar Mas’oed dan Collin ac Andrews. Perbandingan Sistem Politik. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta: 1986. Hal 32.
25 hasil wawancara dengan Sekertaris DPD II Golkar
57
penyuluhan, maupun temu kader. Adapun tema yang biasanya diangkat
dalam penyuluhan atau temu kader ini adalah pentingnya berpolitik dengan
tetap mengingat bahwa jangan sampai karena unsur kepentingan sehingga
partai yang satu dengan partai yang lain saling menjelek-jelekkan, dan tidak
saling menghargai lagi sebagai mana yang telah diatur dalam UU.....”26
merupakan bagian dari pendidikan politik adalah penyampaian materi yang dianggap
dalam Rapat Konsoslidasi (RAKON). Adapun materi yang biasa di paparkan dalam
proses kampanye yang salah satunya adalah “Bagaimana Agar Supaya Persatuan
Dan Kesatuan Bangsa Bisa Tetap Terjaga”. Sementara itu proses pendidikan politik
berjalan secara berkala, tetapi nanti di sadari bahwa ini merupakan bagian dari
pendidikan politik ketika menjelang pesta demokrasi. Partai Golongan Karya secara
rutin melakukan pendidikan politik tetapi hanya di fokuskan ke kader saja nanti
yang telah dipaparkan oleh ketua DPD II Golkar Kabupaten Sinjai bahwa kader
adalah bentuk semu dari partai Golongan Karya. hal yang sama juga di sampaikan
oleh ketua BAPPILU, Drs. Muh. Jusuf Achmad partai Golongan Karya bahwa:
Keinginan partai Golongan Karya untuk tetap melaksanakan salah satu fungsi
telah terbukti. Hasil pendidikan politik yang bisa di lihat secara kasat mata adalah
bahwa partai Golongan Karya masih tetap menjadi partai kepercayaan rakyat,
LEGISLATIF 2009 baru-baru ini. Selain itu satu-satunya partai yang telah
mempunyai jaringan yang terluas khususnya di Kabupaten Sinjai adalah hanya partai
Golongan Karya atau dengan kata lain bahwa partai Golongan Karya mempunyai
Kecamatan, Kelurahan dan bahkan Desa. Bukankah ini merupakan cerminan bahwa
partai Golongan karya betul-betul akan membawa kepentingan rakyat untuk segera
Dunia politik realitasnya akan selalu lekat dalam dimensi kehidupan manusia.
Perwujudannya akan selalu bisa ditemui dalam skala yang besar hingga skala yang
terkecil. Tentu dengan tingkat variasi kajian yang berbeda antara satu dimensi dengan
dimensi lain. Dalam kurun waktu tertentu kita sudah bisa rasakan begitu kuatnya
resonansi politik yang hadir menuju perhelatan akbar pada pemilu. Partai-partai
politik nampak sudah mulai sibuk mempersiapkan diri dengan berbagai aktivitas
yang berorientasi pada penguatan citra dan sosialisasi untuk menarik massa. Keadaan
sosial ekonomi bangsa yang belum begitu banyak beranjak dari keterpurukannya
nampaknya masih akan menjadi barang dagangan yang cukup menarik untuk
ditawarkan. Disamping masih banyaknya potensi tema kebangsaan yang lain yang
59
kepemudaan yang kian mencuat kuat diinternal para elit politik di negeri ini. Cepat
atau lambat pasti akan muncul tarikan-tarikan yang cukup kuat antar partai politik di
negeri ini untuk menggiring generasi muda kedalam wadah politik yang bertujuan
untuk memfasilitasi berbagai kepentingan mereka saat itu maupun dalam akses
jangka panjang. Tujuan-tujuan itu akan lebih banyak bersifat praksis ketimbang
sesuatu yang lebih ideologis, meski tidak semua akan menunjukan perwajahan yang
seperti itu.
Arti penting pendidikan politik bagi pemilih voter education Dalam kajian ini
lebih mengarah kepada pendidikan pemilih pemula yang sebagian masih duduk di
bangku sekolah. Di sadari atau tidak hingga detik ini dunia politik masih meletakkan
generasi ini sebagai objek sasar saja. Budaya ini bukanlah kebiasaan sikap yang
hadir begitu saja. Politik bukan urusan pelajar, begitu kira-kira kebijakan itu bisa
terbaca. Tentulah kebijakan ini syarat dengan berbagai alasan yang menguntungkan
secara sepihak yakni pemerintah. Barangkali bisa kita raba secara perlahan bahwa
muda terhadap pemerintah. Romansa sejarah waktu itu yang telah memberikan cerita
yang mengesankan akan peran pelajar, seperti PII. Kekritisan dan stabilitas negara
selalu menjadi rival yang masih menjadi sesuatu sulit didamaikan. Pemuda yang
lekat dengan karakter agent of change nampaknya di upayakan sedemikian rupa agar
tidak berurusan dengan kehidupan politik. Pelajar ya tugasnya belajar titik. Tidak
korupsi, dsb. Seabrek kebijakan politis yang tidak populis sekali lagi bukan urusan
juga dianggap sesuatu yang tidak wajar. Daya kritis itu dipaksakan untuk hilang,
yang tetap kritis selalu akan di cap sebagai anak yang bermasalah,berstigma negatif.
Bahkan tidak sedikit orang tua yang melarang anaknya untuk terlibat dalam aktivitas
politik lantaran hadirnya kesan negatif bahwa politik itu kotor. Di sinilah pendidikan
politik dikalangan pelajar belum mendapatkan apresasi yang cukup serta memadai
Keberadaan kalangan pemilih pemula telah menjadi objek kajian politis bagi
hitungan pada pemilu. Kurang lebih 20% pemilih pemula, yang merupakan generasi
muda, akan menjadi sasaran empuk bagi para partai politik yang ada. Tentu hal ini
tidak akan disia-siakan begitu saja, lantaran jumlahnya yang cukup signifikan.
Pemilih pemula menjadi ladang emas suara bagi keseluruahan partai politik.
Siapapun itu yang bisa merebut perhatian kalangan ini tentu akan bisa dirasakan
proses regenerasi kader politk itu sendiri kedepan, meski membutuhkan maintenance
cost yang tidak sedikit juga. Ketiadaan dukungan dari kalangan ini tentu akan terasa
cukup merugikan bagi target-target suara pemilu yang telah ditetapkan tiap-tiap
parpol.
Namun demikian objek kajian politis ini semestinya tidak berhenti pada
kerangka hitungan. Jauh lebih mendalam yakni meletakkan komponen ini pada
kerangka pendidikan politik yang lebih mencerdaskan. Kini perlu ada pembenahan
sudut pandang didalam menempatkan kalangan tersebut pada ruang politik yang
61
lebih luas. Yakni meletakkan pelajar sebagai subjek pendidikan politik itu sendiri,
tidak melulu sebagai objek politik. Selama ini, secara umum, pemuda pelajar
sebagaimana masyarakat umum selalu menjadi objek politik. Mereka hanya dilirik
untuk hitungan suara saja. Hal ini tentu mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
pendidikan politik itu sendiri selama ini, yakni pencerdasan politik. Tidak bermaksud
menafikkan progress perbaikan kesadaran politik yang ada, salah satu fakta yang
masih bisa di temui, masih didapatinya pemilih yang sekedar memilih atau asal ikut
tanpa diikuti dengan kepahaman dan kesadaran. Penggunaan hak politik nampaknya
tidak diiringi dengan pendidikan politik politic education yang memadai. Akibatnya
partisipasi yang mereka lakukan. Hal ini tidak lebih dari sekedar aksi ritual yang
lebih mensyaratkan untuk digugurkan, tanpa makna, semoga bukan sebagai aksi
apatisme akut akibat kejenuhan emosional karena sering di tipu oleh para elit.
Selama sudut pandang ini tidak mengalami perubahan, sudah bisa dipastikan hanya
mereka hanya akan menjadi objek penderita, dan objek kepentingan dari sekelompok
golongan yang menginginkan dukungan suara semata Habis manis sepah dibuang.
Beberapa bulan terakhir telah begitu banyak partai politik yang telah menetapkan
kalangan pelajar, pemilih pemula, sebagai target dukungan suara. Partai-partai politik
minat dan hobi. Secara mengejutkan beberapa partai politik telah menyiapkan
serangkaian program yang cukup fantastis untuk bisa menarik minat pelajar untuk
terlibat secara aktif. Terlepas begitu banyaknya program yang dibuat yang terpenting
saat ini untuk diketahui apakah program-program ini telah memiliki tujuan
pendidikan politik yang jelas. Apakah hasilnya bisa terukur secara kualitatif selain
hitungan kuantitif pada waktu pencoblosan. Setidaknya ada beberapa hal yang mesti
menjadi out put dari program-program tersebut untuk diperhatikan, pertama mampu
menumbuhkan kesadaran berpolitik sejak dini. Kedua, mampu menjadi aktor politik
dalam lingkup peran dan status yang disandang. Ketiga, memahami hak dan
kewajiban politik sebagai warga negara secara baik. Keempat, secara bijak mampu
Sebenarnya ada harapan yang begitu besar terhadap generasi penerus bangsa ini
untuk siap meneruskan tongkat estafet kekuasaan. Pada hakikatnya politik bukan
untuk ditakuti atau dijauhi selayaknya barang haram. Politik hanya perlu dibersihkan
dari hal-hal yang bersifat negatif. Politik bukan identik dengan kelicikan dan
penipuan. Politik juga bukan ekspresi penindasan dan ketidakadilan. Semua citra
begitu saja dari nilai-nilai kemanusiaan. Baik pemilih pemula secara khusus maupun
masyarakat secara umum harus diletakkan sebagai subjek politik. Semoga bangsa ini
meninggalkan hati nurani sebagai manusia. Tetap kritis dengan sikap dan ide yang
tetap konstruktif. Akhirnya bangsa ini akan mampu mewujudkan kehidupan yang
lebih layak.
63
B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Telaksananya Pendidikan Politik
Pendidikan politik yang akan dilaksanakan maupun yang telah dilaksanakan oleh
Partai Golongan Karya pasti mempunyai faktor pendukung dan faktor penghambat,
a. Faktor Pendukung
Hal ini merupakan faktor pendukung karena mau atau tidak mau
masyarakat harus terima dengan sistem yang berlaku sekarang ini. Dan ketika
sistem politik.
sesuatu itu di pikul. Dengan asumsi ini kita bisa menganalisa bahwa semua
apapun. Yang pasti bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
Nasional. dalam kaitan ini partai golongan karya memandang politik sebagai
pendidikan politik.
cukup tua dan telah memiliki nilai jual atau kepercayaan masyarakat
terhadap partai ini sudah sangat besar maka harus betul-betul melaksanakan
mengingat bahwa partai ini besar karena masyarakat, olehnya itu maka
prioritas utama adalah bagaimana membuat hidup rakyat lebih sejahtera. Dan
65
diberikan akan berdampak kepada partisipasi politik dalam pemilu.
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan diatas yang dapat mewakili
dapat terlaksana. Pada kesempatan lain ketua Kesatuan Perempuan Partai Golongan
b. Faktor Penghambat
Kendala yang paling nyata yang dapat dilihat atau yang di rasakan yang
merupakan kendala utama sehingga Pendidikan Politik tidak terlaksana dengan baik
karena adanya tipe-tipe pemilih masyarakat seperti yang dikemukakan oleh Muh.
“.....Ada tiga tipe pemikiran dalam Masyarakat yang pertama yaitu tipe
Masyarakat Emosional yang berarti bahwa dari dulu sampai sekarang
masih tetap memilih partai Golkar apapun yang terjadi dan bahkan ada
yang hanya memilih partai saja, kemudian tipe Masyrakat Rasional yang
berarti bahwa masyarakat tetap memilih dengan akal sehat. kemudian yang
terakhir adalah tipe pemilih Masyarakat yang Komersial yaitu tipe
masyarakat yang lebih mementingkan pelapis tangan atau amplop.....”29
tidak terlaksana atau tidak maksimal ini di karenakan beberapa faktor diantaranya:
suatu organisasi yang dapat diperhitungkan kelak. Oleh karena itu partai
baik.
67
proses pendidikan dan yang mana proses mobilisasi massa.
masyarakat yang tidak mendukung. Seperti yang dikemukakan oleh sekertaris DPD
perimbangan keuangan pusat dan daerah, mengatasi segala bentuk konflik horizontal
dan vertikal, dan mengatasi segala bentuk upaya pemisahan diri dari Negara
Partai Golongan Karya berjuang untuk memperkokoh segenap potensi Bangsa dalam
penguatan kesatuan dan persatuan, mengembangkan rasa cinta dan tanah air dan
atau kekuatan yang dapat dijadikan modal perjuangan dalam rangka merelalisasikan
Serangkaian pengalaman panjang ini merupakan potensi historis yang luar biasa.
Kedua, Partai Golongan karya memiliki infra struktur yang sangat kuat yang
masih terpelihara dengan baik. Struktur Organisasi mulai dari Pusat sampai ke
satu kesatuan manajemen organisasi yang modern. Hubungan Partai Golongan karya
yang setara.
Ketiga, Partai Golongan karya memiliki sumber daya Manusia yang relatif
dan hidup di tengah-tengah masyarakat, dan selalu tanggap terhadap aspirasi Rakyat.
Keempat, Partai Golongan karya adalah partai yang solid yang terbukti selalu
Kelima, Partai Golongan karya adalah Partai yang mengakar dan Responsif,
karena merupakan Partai Politik yang didalamnya para anggota dan kader-kadernya
tumbuh dan berkembang dari bawah berdesarkan asas prestasi. Sebagai Partai yang
tumbuh dan berkembang dari Rakyat Dan didukung oleh Rakyat. Partai Golongan
69
karya juga Partai yang responsif, yakni senantiasa peka dan tanggap terhadap
seluruh masyarakat.31
besar yang harus diaktualisasikan oleh segenap kader untuk mewujudkan doktrin,
1. Sifat program adalah berskala nasional dan daerah. Dalam skala Nasional,
Dalam skala daerah program atau kegiatan dilakukan dengan ciri dan
masyarakat.
jangka panjang.
kuantitatif dan dibentuk Pusat Data dan Informasi Partai Golongan Karya
terhadap semua prestasi, kegiatan, posisi dan profil tokoh Partai Golongan
71
tingkatan dengan terus mengutamakan aspirasi kader, anggota, simpatisan,
Adapun tugas pokok dari Organisasi Sayap atau Kader Partai Golongan Karya
organisasi.
Partai.
kemasyarakatan.
penugasannya.
Partai Golongan Karya adalah Partai yang terbuka bagi segenap golongan dan
lapisan masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang agama, suku, bahasa, dan
status sosial ekonomi. Keterbukaan Partai Golongan Karya diwujudkan secara sejati
suatu wawasan yang menolak segala bentuk primordialisme sektarianisme, baik yang
berorientasi pada kemajuan sehingga dengan visi yang di miliki Partai Golongan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan Politik
politik yang merupakan salah satu hal yang penting dalam Partai
73
nantinya akan diterapkan di masyarakat. Ini terlihat dengan
berikan. Harapan besar untuk hari esok ada di tangan rakyat. Ini
Faktor pendukung
Faktor penghambat
bersifat formal.
pendidikan.
B. Saran
saran yang berkaitan dengan proses Pendidikan Politik Partai Golongan Karya pada
1. Agar lebih mudah untuk menjalankan fungsi Partai Politik dalam hal ini
75
proses Pendidikan Politik, maka:
Kecamatan, Kelurahan/Desa.