Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
Leban Mutiara Hitam Muara Bungo Jambi untuk Mencapai Target Produksi 40.000 Ton Pada Bulan Februari 2009 BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Proyek Sumber daya (resources) adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan manusia, baik itu sumber daya manusia, sumberdaya alam hayati, sumber daya alam nonhayati, dan
sumberdaya buatan. Indonesia dianugrahi Tuhan YME sumber daya alam yang banyak terkandung di dalam bumi Indonesia ini diantaranya: minyak dan gas alam (migas), emas, berbagai jenis batuan yang salah satunya adalah batubara. Untuk itu sebagai Negara yang terus berkembang Indonesia dari terus berbagai berusaha bidang untuk yang meningkatkan untuk
pembangunannya
bertujuan
mensejahterakan kahidupan masyarakat Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun sumberdaya manusia masyarakat Indonesia itu sendiri.
Pemerintah Kabupaten Bungo berupaya untuk memenfaatkan sumber daya alam (SDA) berupa bahan galian dari sektor
penambangan yakni batubara yang merupakan bahan galian golongan A (bahan galian yang strategis bagi Negara), yang selama ini belum termanfaatkan secara maksimal di dalam negeri sendiri. Penyebaran batu bara yang hampir merata di pulau Sumatera terutama di daerah Sumatera bagian Selatan membuat daerah ini dilirik oleh berbagai perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan maupun
Hitam. Saat ini cadangan terukur pada kecamatan Rantau Pandan sebesar 30,02 juta ton. Industri pertambangan batubara adalah industri yang padat modal, padat teknologi, dan padat resiko oleh karena itu dalam melakukan suatu kegiatan penambangan diperlukan suatu perencanaan yang tepat. Pada dasarnya dikenal dua cara penambangan batubara yang sering di lakukan yakni tambang terbuka dan tambang dalam, dimana metoda penambangan batubara ini sangat tergantung pada: 1. Keadaan geologi daerah antara lain sifat lapisan batuan penutup, batuan lantai batubara, struktur geologi.
2.
Keadaan lapisan batubara dan bentuk deposit. Dalam memperhitungkan biaya penambangan dengan metode tambang terbuka harus termasuk juga biaya pembuangan tanah penutup sampai pada kemiringan lereng yang seaman mungkin (slope
Ratio
yaitu
perbandingan
banyaknya tanah yang dikupas (m3) untuk mendapatkan satu ton bahan galian, perbandingan ini masih dianggap ekonomis apabila biaya yang dikeluarkan untuk mengupas tanah penutup suatu bahan galian lebih rendah dari bahan galian yang didapat, dengan arti kata proses penambangan yang dilakukan menguntungkan. Penambangan terbuka dilakukan apabila striping ratio (SR) relatif kecil serta kondisi geologi dan keadaan alam juga sangat mempengaruhi sistem penambangan ini. Penambangan ini dilakukan dengan cara membuka lapisan tanah penutup di atasnya sampai bahan galian dapat untuk ditambang. Sedangkan tambang dalam dilakukan apabila striping ratio (SR) tidak layak secara teknis dan ekonomis untuk ditambang secara terbuka. Tambang dalam juga sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi dan
struktur batuan. Pada saat ini PT. Leban Mutiara Hitam melakukan penambangan secara terbuka (Surface Mining) dengan striping ratio (SR) yang cukup kecil dan layak tambang yakni antara 1:3 dan 1:4 dengan ketebalan over burden lebih kurang antara dua sampai enam meter, dimana hal ini cukup menguntungkan bagi PT. Leban Mutiara Hitam.
B. 1.
Tujuan dan Manfaat Proyek Tujuan dilakukannya penambangan batubara di PT. Leban Mutiara Hitam ( LMH ) adalah:
a.
Untuk menggali batu bara yang ada di Muaro Bungo yang nantinya akan digunakan sebagai bahan bakar industri.
b.
c.
Untuk menambah pemasukan daerah serta meningkatkan devisa negara dari hasil pemasaran dan penjualan batu bara yang berkualitas dan siap ekspor.
2.
Manfaat Proyek Penambangan yang dilakukan PT. Leban Mutiara Hitam mempunyai manfaat sebagai berikut:
a.
Penambangan batubara yang dilakukan PT. Leban Mutiara Hitam merupakan pendapatan bagi Pemerintahan Daerah (Pemda) Kab. Muaro Bungo berupa pajak, restribusi, dan pungutan lainnya.
b.
Masyarakat
mendapatkan
lapangan
kerja
baru
di
bidang
penambangan batubara, jasa dan lain sebagainya. c. Masyarakat sekitar tambang mendapat pengetahuan baru yakni mengenai penambangan setelah diadakannya penyuluhan yang
C.
Sistematika Penulisan Penulisan laporan/proyek akhir ini terdiri dari 4 (empat) BAB dan disertai dengan lampiran-lampiran yang secara garis besar masingmasing BAB akan membahas sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan terdiri dari latar belakang proyek, tujuan dan manfaat proyek serta sistematika penulisan
BAB II KEGIATAN LAPANGAN Laporan kegiatan ini terdiri dari deskripsi perusahaan, deskripsi proyek, proses pelaksanaan proyek, pelaksanaan kegiatan lapangan, serta temuan menarik (temuan khusus). BAB III STUDI KASUS Bab ini menguraikan tentang perumusan masalah, landasan teori dan metodologi, data serta pemecahan masalah atau analisa hasil. BAB IV PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran tentang studi kasus yang di kemukakan.
A. 1.
Deskripsi Perusahaan Sejarah Perusahaan PT. Leban Mutiara Hitam pada awal berdirinya bernama CV. Citra Perdana dan telah berdiri sejak tanggal 15 September 2006, pada tanggal 1 januari tahun 2008 nama CV. Citra Perdana berubah menjadi PT. Leban Mutiara Hitam.
PT. Leban Mutiara Hitam adalah perusahaan kontraktor yang bergerak dibidang pertambangan yang mulai beroperasi pada bulan Januari 2008. PT. Leban Mutira Hitam merupakan sub kontraktor dari PT. Bara Adhipratama (BAMA) yang melakukan kegiatan penambangan pada kuasa pertambangan milik PT. Bara Adhipratama (BAMA) dengan Luas area sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Lahan adalah 50 Ha, yang mana kegiatan penambangan diserahkan pada kontraktor-kontraktor yang bergerak di bidang jasa pertambangan, salah satunya PT. Leban Mutiara Hitam, sedangkan pihak PT. Bara Adhipratama sebagai pemilik kuasa pertambangan menerima fee (pembagian hasil) dari hasil produksi batubara dari PT. Leban Mutiara Hitam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Pada saat sekarang ini PT. Leban Mutiara Hitam mengerjakan tiga Pit penambangan yaitu Pit ICP, 2CP dan 3CP ditambah dengan Pit penambangan PT. Bara Adhipratama yaitu Pit 3 PT. BAMA. Target produksi dari PT. Leban Mutiara Hitam 40.000 ton/bulan. Hasil
batubara yang diproduksi oleh PT. Leban Mutiara Hitam terutama dipasarkan ke PT. Semen Padang, PT. RAPP Pekan Baru dan PT. Indah Kiat Pekan Baru.
2.
Lokasi dan Topografi Lokasi penambangan PT. Leban Mutiara Hitam terletak pada Desa Leban Kecamatan Rantau Pandan Kabupaten Bungo Propinsi Jambi, secara geografis terletak pada 1o3630 LS 1o3730 LS dan 101o5328 BT 101o5400 BT. Lokasi proyek penambangan bisa dicapai dengan sarana perhubungan darat, bila melalui kecamatan Rantau Pandan berjarak 7 km dari pemukiman penduduk Terdekat. Sedangkan dari Ibukota Muara Bungo lokasi ini berjarak 37 km dengan waktu tempuh 60 menit Rantau Pandan pada umumnya memiliki Topografi perbukitan dengan ketinggian antara 150-170 m dari permukaan laut , dan dilewati oleh aliran sungai batang bungo. Kondisi di lokasi
Gambar 1.
pra tersier (batuan yang berumur 20-40 juta tahun yang lalu), dimana
satuan batuan yang berkembang di daerah ini adalah satuan batuan lempung dan satuan batuan pasiran. Pada satuan batuan lempung ditemukan lapisan batu bara yang tersebar. Pada daerah ini banyak dijumpai patahan-patahan sehingga
diperlukan ahli geologi untuk mengetahui arah dan sebaran batubara yang terjadi. Dengan kondisi batuan yang tersusun atas batuan yang rapuh tidak memungkinkan untuk melakukan penambangan secara tambang dalam karena tidak dianggap ekonomis. 4. Iklim dan Cuaca Daerah penambangan di daerah Leban ini beriklim tropis dengan
penambangan akan terhambat karena jalan untuk pengangkutan licin, akibatnya aktifitas penambangan tidak biasa dilakukan. Sebaliknya pada musim kemarau akan timbul banyak debu karena kondisi jalan yang kering dan tidak disirami air sehingga secara tidak langsung iklim dan cuaca sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Tabel 1. Pengukuran curah hujan tahun 2003-2008 (dalam mm/ bulan) 2003 (mm) 320 300 269 148 242 187 132 86 78 56 135 2004 2005 2006 (mm) (mm) (mm) 184 56 136 176 66 105 59 68 298 292 304 130 166 270 308 220 611 564 287 117 144 490 127 135 2007 (mm) 388 290 155 316 328 50 104 270 60 142 2008 (mm) 33,8 410 152 224 140,3 17,4 56,7 -
Tahun Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
5.
Analisis Kualitas
Kualitas
batubara
yang
dihasilkan
PT.
Leban
Mutiara
Hitam
termasuk kedalam rank Sub bituminus A. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh PT. Superintending Company of Indonesia
(SUCOFINDO) kualitas batubara PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) adalah 6,194 kkal/kg, kadar sulfur 0,66% dan kandungan abu 5,60% Dapat dilihat pada tabel 2 dibawaah ini. Tabel 2. Hasil Analisis PT. Sucofindo terhadap kualitas batubara PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) No. 1. 2. Parameter Satuan Total moisture Proximat analysis % a. Inherent moisture % b. Volatile matter % c. Ash content % d. Fixed carbon % Caloric value Kkal/kg (ADB) % Total sulfur (S) Angka 23,70 13,25 5,60 35,33 45,82 6,194 0,66
3. 4.
2.
Analisis Proksimat (Proximate Analysis) Suatu analisis pada batubara yang bertujuan untuk memeperoleh data-data kualitas batubara yang meliputi: a. Kandungan Air Bawaan (Inherent Moisture) Kandungan air bawaan adalah kandungan air yang terdapat pada batubara bersamaan dengan terbentuknya batubara itu, air bawaan ini mengisi pada pori-pori dari batubara tersebut. b. Kandungan Abu (Ash Content) Merupakan sisa zat organik yang terkandung dalam batubara setelah dibakar, kandungan abu tersebut dapat dihasilkan dari
pengotoran bawaan dari pembentukan batubara maupun dari proses penambangan. c. Kandungan Zat Terbang (Volatile Matter) Zat terbang merupakan zat aktif yang menghasilkan energi atau panas apabila batubara tersebut dibakar. Zat terbang umumnya terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar , seperti hidrogen (H), kabon monoksida (CO), dan methan (CH4). Dalam pembakaran batubara dengan zat terbang tinggi akan mempercepat pembakaran, sebaliknya zat terbang rendah akan mempersulit proses pembakaran.
d.
Kandungan Karbon Tertambat (Fixed Carbon) Merupakan karbon yang tertinggal sesudah zat terbang dan
kandungan airnya hilang. Dengan adanya pengeluaran zat terbang dan kandungan air maka karbon tertambat secara otomatis akan naik, sehingga makin tinggi kandungan karbonnya kelas batubara akan naik. 3. Kandungan Nilai Kalori (Caloric Value) Nilai kalori batubara adalah panas yang dihasilkan oleh pembakaran setiap satuan berat batubara dalam sejumlah oksigen pada kondisi standar. 4. Total Sulfur (S) Kandungan sulfur total dalam batubara yang terdapat dalam bentuk pirit (FeS2) akan bereaksi dengan oksigen, reaksi ini merupakan reaksi eksotermis yang mana reaksi ini akan membebaskan energi dalam bentuk panas. 5.
As Received (AR)
Batubara yanga masih mengandung air.
6.
7.
8.
Dengan kalori yang cukup tinggi dan kadar abu yang relatife rendah, sangat memungkinkan hasil batubara PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam mencari pasar penjualan batubara. 6. Sistem Penambangan Dalam kegiatan penambangannya PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) melakukannya dengan tambang terbuka menggunakan metoda back
dump truck.
7. Peralatan Tambang
Pelaksanaan penambangan batubara PT. Leban Mutiara Hitam dilakukan dengan menggunakan alat berat sepenuhnya tanpa
clearing),
pengupasan
tanah
penutup
(overburden),
Pengerusan
batubara, pemuatan (loading), sampai pada pengangkutan (hauling). Alat berat yang digunakan adalah dozer sebagai alat gusur, excavator sebagai alat gali dan alat muat dan dumptruck sebagai alat angkut.
Data jumlah unit dan lokasi kerjanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No 1
Jumlah
Letak
Excavator:
1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit Tambang Tambang Tambang Tambang Tambang Tambang Stock room
v Komatsu PC 200 v Komatsu PC 400 v Caterpilar 330 B v Hyundai Rolex 400 v Hyundai Rolex 320 v Hitachi ex 400 v Hitachi Zaxis 200
3 unit 1 unit
Tambang Tambang
B.
Deskripsi Proyek Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek ini secara garis besar yaitu:
1.
PT. Bara Adhipratama (BAMA) PT. Bara Adhipratama adalah sebagai pemilik KP Eksplorasi, KP pengangkutan dan penjualan. PT. Bara Adhipratama melakukan
pengawasan dalam kegiatan penambangan dan penjualan. PT. Bara Adhipratama hanya mendapat
fee
(pembagian
hasil)
dari
hasil
penjualan batubara perbulan. Besar pembagian hasil penjualan telah ditetapkan dalam perjanjian kontrak kerja. 2. PT. Sucofindo PT. Sucofindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dalam analisis kimia. PT. Sucofindo sebagai pengontrol kualitas batubara sehingga dari hasil analisis yang dilakukan PT. Sucofindo dapat dijadikan dasar untuk penjualan. Tanpa adanya sertifikat hasil analisis dari PT. Sucifindo, PT. Semen Padang sebagai
konsumen tidak bisa menerima batubara hasil produksi PT. Leban mutiara hitam. 3. PT. Leban mutiara hitam PT. Leban mutiara hitam adalah sebagai kontraktor dalam kegiatan penambangan batubara. PT. Leban mutiara hitam melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan kesepakatan kontrak kerja
4. (BAW)
PT.
Bumi
Anyer
Wisesa
PT. BAW Merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa alat berat. PT. Leban mutiara hitam bekerja sama dengan PT. BAW berdasarkan kesepakatan kontrak kerja. Dalam pelaksanaan proses penambangan batubara PT. LMH ada beberapa tahap yang harus dijalani sebelum batubara hasil produksi sampai dipasaran. Tahap I adalah proses pengambilan batu bara dari lokasi penambangan. Tahap II yaitu penangkutan batubara yang telah
ditambang dari front penambangan ke stock room. Tahap III yaitu proses pengangkutan batubara dari stock room ke stock pile. Tahap IV yaitu pemasaran batubara yang telah ditumpuk di stock pile ke konsumen yang membutuhkan batubara.
PT.
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, PT. Leban Mutiara Hitam memiliki 50 orang karyawan yang bekerja pada bagian Adm & keuangan, bagian Produksi, bagian HRD & umum, Mekanik, operator &
1.
Mine Manager Mine Manager adalah seorang pimpinan perusahaan dimana syarat
untuk menjadi Mine Manager adalah seorang Sarjana tambang atau seseorang yang cukup lama berpengalaman dibidang pertambangan (minimal 10 tahun pengalaman). Tugas dari seorang manager tambang (mine manager) adalah: a. Memberikan intruksi tentang pelaksanaan kerja pada bawahannya, yang meliputi kepala produksi, kepala bagian umum dan keuangan b. Melakukan penambangan. dan menyetujui transaksi-transaksi keperluan bagian
c.
d.
e.
Mewakili
perusahaan
dalam
memutuskan
masalah
yang
2.
Bagian Umum
Bagian umum adalah suatu departemen yang bertugas untuk mengurus masalah umum yang terdiri dari bagian personalia,
administrasi umum, masalah pembelian (Purchasing) dan keamanan (security). a. Personalia Tanggung jawab bagian personalia adalah: 1) Pendekatan kepada tokoh masyarakat dan orang-orang penting yang akan mendukung kegiatan penambangan. 2) 3) Penerimaan dan memberhentikan karyawan Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta pemberian upah kerja b. Administrasi
1) 2) 3) c. 1) 2) 3) d. 1) 2) 3) 4)
Pendataan aset perusahaan Pemeliharaan dan pendistribusian sarana di lapangan Penyediaan kebutuhan dan fasilitas tambang Purchasing (pembelian) Pembelian solar (BBM) untuk seluruh kebutuhan proyek Pemlian alat-alat baru jika dibutuhkan untuk kepentingan tambang Pendatan pembelian Security (keamanan) Keamanan aset perusahaan Keamanan karyawan Keamanan hasil produksi perusahaan Menyediakan polisi tambang
3.
b.
c.
Mengawasi dan mengontrol sistem kerja alat berat di front penambangan. Bagian produksi membawahi tiga bagian pekerjaan:
1)
Bagian
Mekanik,
adalah
bagian
yang
menangani
masalah
perawatan dan perbaikan peralatan tambang seperti alat berat, pompa, dump truck dan penerangan tambang 2) Bagian Stock pile, adalah bagian yang pekerjaanya mengatur
stock pile.
3) Bagian Tambang, adalah bagian yang menangani pengupasan tanah pucuk, panambangan batubara dan pemberian BBM, perawatan jalan tambang, penyelamatan tanah pucuk, serta pembersihan lahan.
4.
perusahaan, administrasi produksi dari setiap pit, jumlah jam kerja dan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PT. Leban Mutiara Hitam adalah sebagai berikut: 1. Eksplorasi Sebelum melaksanakan penambangan, dilakukan kegiatan
pemboran eksplorasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menentukan secara akurat besar cadangan, kadar, sifat fisik, sifat kimia, letak, dan bentuk endapan bahan galian. Eksplorasi dilakukan dengan cara pengeboran dan penelusuran out crop yang ada. Dari hasil pemboran eksplorasi maka akan didapatkan daerah penyebaran batubara
sehingga dapat diketahui cadangan batubara, akan dapat diketahui struktur geologi serta contoh cadangan sehingga kita dapat
mengetahui cadangan yang akan kita tambang. Setelah mengetaui hal tersebut maka kita dapat menentukan metoda apa yang akan dipakai dalam melaksanakan kegiatan penambangan sesuai dengan keadaan dilapangan dengan mengeluarkan biaya yang seekonomis mungkin. PT. Leban Mutiara Hitam tidak ikut serta dalam melaksanakan kegiatan eksplorasi karena telah dilakukan oleh PT. Bara Adhipratama (BAMA). Dalam hal ini PT. LMH merupakan sub kontraktor dari PT. BAMA.
2. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan pedoman layak atau tidaknya suatu wilayah untuk ditambang, yang biasa dilakukan adalah: a. Keberadaan Cadangan Cadangan batubara dapat diketahui dengan melakukan
pemboran ditempat-tempat yang sebelumnya telah ditentukan ada cadangan batubara, berdasarkan data diketahui ketebalan batubara dan pemboran tersebut dapat
dilakukan perhitungan cadangan batubara. b. Kesampaian Lokasi Penambangan PT. Leban Mutiara Hitam relatif jauh dari tempat penumpukan batubara (stockpile), maka perlu dilakukan perhitungan kesampaian daerah lokasi dengan akses jalan yang ada c. Biaya Produksi Perhitungan biaya produksi erat kaitannya dengan perhitungan jumlah alat yang digunakan dalam kegiatan produksi, di samping itu juga diperlukan perhitungan jumlah tenaga efektif dan jumlah jam kerja yang digunakan. d. Biaya Transportasi
Karena jarak pengangkutan yang cukup jauh maka diperlukan alat angkut untuk mengangkut batubara hasil produksi. Dalam
perhitungan biaya transportasi maka dihitung jumlah kendaraan DT termasuk kendaraan operasional perusahaan. e. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Analisis mengenai dampak lingkungan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam dunia pertambangan, mulai dari pengenmdalian debu tambang, mengatasi limbah hasil tambang, dan lain sebagainya. Dalam hal ini PT. Leban Mutiara Hitam belum sangat
memperhatikannya karena hanya terfokus dalam kegiatan produksi. 3. Persiapan Penambangan Kegiatan diperhitungkan ini dilakukan setelah studi kelayakan benar-benar
yang
meliputi
kegiatan
persiapan
penambangan,
persiapan sarana dan prasarana tambang dan penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada proses penambangan. 4. Kegiatan Penambangan Kegiatan penambangan merupakan tahap lanjutan dari kegiatan perencanaan tambang, kegiatan ini erat kaitannya dengan proses produksi. Proses yang dilakukan adalah:
a.
Pembersiahan Lahan (Land Clearing) Pembersihan lahan merupakan aktifitas penambangan yang
dilakukan untuk membersihkan area penambangan dari semak-semak dan pohon-pohon besar maupun kecil.karena lokasi tambang ini di dominasi oleh hutan karet dan perbukitan kecil maka pekerjaan pembabatan ini dilakukan oleh Bulldozer D 155 A.
Gambar2.ProsesLandClearing
b.
Pengupasan tanah penutup (Over Burden) Pekerjaan ini dilakukan setelah dilakukan pembabatan, pengupasan
tanah penutup ini dilakukan dengan menggunakan excavator Hitachi X 400 dan Hyundai Rolex 320, ditambah dengan Dozer Caterpillar D 6 D. Dan penutup dibuat dengan cara berjenjang agar terhindar dari kelongsoran akibat penggalian dan air tanah. Kondisi tanah penutup saat ini bisa dikatakan sangat tipis dengan ketebalan antara 2-5 meter, tanah yang telah dikupas tersebut dibuang pada bagian yang telah ditambang, sehingga dapat digunakan sebagai jalan.
Gambar 3. Pengupasan Over Burden c. Proses penambangan batu bara (penggerusan /coal getting) Penggerusan material batubara di laukan dengan menggunakan alat excavator CAT 330 B yang kemudian ditumpuk agar dapat dimuat oleh excavator lainnya. Penggerusan material batubara ini dilakukan setiap hari kecuali jika kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Gambar 4. Pengerusan Batubara d. Pemuatan (Loading) Pemuatan batubara hasil proses dilakukan dengan excavator caterpillar 330 B ke dalam dump truck. Pemuatan yang dilakukan excavator dihitung jumlah bucket yang dimuatkan ke dalam dump truck lalu dikalikan dengan factor pengali oleh seorang checker (orang yang mencatat data di lapangan) hal ini dilakukan untuk mengetahui tonase batubara yang akan diangkut atau jika suatu perusahan mempunyai timbangan langsung di stockroom maka sebelum batu
bara diangkut maka truck yang akan mengangkut batubara ditimbang terlebih dahulu. Maka dengan data tersebut dapat dihitung biaya pengangkutan dan biaya produksi perhari.
Gambar 5. Proses Loading Batubara e. Pengolahan Material Batubara Dalam pengolahan batubara PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) tidak melakukan proses pencucian (washing plan) karena batubara yang dihasilkan tergolong bersih. PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) hanya
melakukan
proses
blending
batubara
pada
stock
room
dengan
Gambar 6. Proses Pengadukan Batubara f. Pengangkutan (Hauling) Untuk melakukan pengangkutan batubara dari front
220, dari stockroom ke stockpile digunakan dumptruck PS 120 (truck bermuatan 8 ton).
Gambar 7.HaulingBatubara
g.
Batubara ke konsumen yang membutuhkan dalam hal ini yang menjadi konsumen adalah PT. Semen Padang dan konsumen lainnya. h. Reklamasi Reklamasi adalah proses pengembalian lahan bekas tambang menjadi seperti semula, minimalnya lahan tersebut memiliki nilai tambah, pada saat ini PT.Leban Mutiara Hitam (LMH) belum melakukan proses reklamasi karena perusahaan melakukan proses produksi saja.
D.
Pelaksanaan Kegiatan Lapangan Kegiatan lapangan bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman nyata dilapangan tentang teknis di perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan pekerjaan penambangan dalam rangka melengkapi pengetahuan teoritis yang telah diperoleh di bangku perkuliahan. Adapun kegiatan yang dilakukan selama praktek industri di PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) dari tanggal 5 Februari sampai dengan tanggal 29 Februari 2008 yaitu:
1.
Pengenalan Lokasi Perusahaan PT. Leban Muriara Hitam terletak di Desa Leban, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Propinsi Jambi. Blok penambangan 3CP memiliki luas 4 ha dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas
pendukung pelaksanaan pekerjaan seperti mess karyawan, gudang peralatan, dan pos pengisian BBM. Dalam melaksanakan kegiatan
penambangan PT. Leban Muriara Hitam hanya memiliki satu shift kerja, dimana satu shift tersebut adalah 8 jam kerja yang dimulai dari pukul 08.00 wib-17.00 wib dan jika bekerja pada malam hari dihitung sebagai lembur. 2. Pengenalan terhadap kondisi tambang yang dilakukan pada:
a.
Front Penambangan Yaitu pengamatan sistem penambangan secara komposit, yang artinya material batubara diambil secara keseluruhan.
b.
Stock Room.
Yaitu pengamatan proses pengadukan batubara (blending) agar batu bara tersebut tidak terbakar dan pemuatan batubara ke alat angkut Colt dieselt Ps 100 dan Ps 120.
c.
Pos Timbangan. Yaitu pengamatan proses penimbangan batubara sebelum dipasarkan. Dalam hal ini dilakukan 2 kali penimbangan, yang pertama akan ditentukan berat kosong Dump Truck kemudian berat setelah diisi batu bara.
3.
Pengamatan proses Penambangan Proses penambangan batubara pada PT. Leban Mutiara Hitam menggunakan metode back filling, dimana blok yang telah siap ditambang ditutup dengan over burden sehingga dapat dijadikan sebagai jalan.
Gambar 8. Proses penambangan Kegiatan Penambangan yang dilakukan adalah: a. Pembersihan Lahan (Land Clearing) Pekerjaan pembersihan lahan tidak dapat diamati secara langsung, karena pembersihan lahan telah selesai dilakukan oleh PT. Bara Adhipratama (BAMA) sebelumnya. b. Pengupasan Tanah Penutup Tanah penutup pada areal penambangan PT. Leban Mutiara Hitam terdiri dari lapisan lempung yang bercampur pasir dengan ketebalan 2-5 meter, sehingga dapat dikupas dengan menggunakan Excavator Hitachi X 400 dan Hyundai Rolex 320. Tanah hasil pengupasan tersebut kemudian ditimbun pada blok yang telah selesai ditambang
agar dapat dijadikan jalan sehingga dapat memperpendek jarak pengangkutan ke stock rom. c. Pengerusan Batubara (Coal Getting) Dalam proses penggerusan batubara PT. Leban Mutiara Hitam menggunakan excavator Caterpilar 330 B, ketebalan batubara yang di ambil 4 - 9 m, dengan jenis batubara Sub bituminous A.
d.
Pemuatan Batubara (Loading) Pada proses pemuatan batubara dari pit ke stock room. PT. Leban Mutiara Hitam menggunakan Excavator Caterpillar 330 B yang di muat kedalam dump truck Mitsubishi sebanyak 3 Unit.
e.
Pengangkutan Batubara (Hauling) Pengangkutan batubara dari pit ke stock room PT. Leban Mutiara Hitam menggunakan Dump Truck Mitsubishi HD PS 220 sebanyak 3 unit. Jarak angkut dari pit ke stock room 150 meter. Batubara yang telah ditumpuk di
menggunakan Dump Truck PS 120 yang dimuat dengan menggunakan excavator Hitachi Zaxis 200 yang berjarak 38 km. 4. Pencatatan waktu siklus alat muat Excavator
Waktu siklus adalah waktu yang diperlukan dalam melakukan kegiatan mulai dari awal hingga akhir dan kembali lagi ke awal. Gerakan yang dilakukan oleh excavator dalam satu siklus adalah: a. Waktu gali (tb) Waktu yang dipakai untuk mengisi bucket. b. Waktu Swing Isi (ts1). Lama gerakan untuk membawa bucket yang berisi material ke alat angkut. c. Waktu Tumpah (td). Lama gerakan untuk membongkar material ke alat angkut.
d.
gerakan
Gambar 9. Waktu Siklus Excavator Keterangan gambar: 1) 2) 3) 4) 5. Waktu muat. Waktu swing bermuatan. Waktu tumpah. Waktu swing kosong. Pencatatan waktu siklus alat angkut Dump Truck Alat angkut yang diambil datanya adalah dump truck Mitsubishi HD PS 220. Gerakan yang dilakukan dump truck dalam satu siklus adalah: a. Waktu Manufer 1. Lama waktu dari gerakan membelok hingga kemudian mundur untuk diisi oleh alat muat. b. Waktu Muat (tb). Lama waktu pemuatan material ke dump truck. c. Waktu Angkut.
Lama waktu dari front penambangan ke stock room. d. Waktu Manufer 2. Lama gerakan untuk membelok dan dumping. e. Waktu Tumpah. Lama waktu dump truck menumpahkan material. f. Waktu Balik.
Gambar 10. Waktu Siklus Dump Truck 6. Pencatatan waktu yang hilang pada alat muat dan alat angkut. a. Alat Muat. Data yang diambil untuk menghitung lama waktu yang hilang dari alat muat adalah:
1) 2) 3) 4)
Waktu terlambat memulai pekerjaan. Waktu terlambat memulai pekerjaan setelah istirahat. Waktu cepatnya selesai pekerjaan Waktu cepatnya istirahat dalam melakukan pekerjaan. Ket: Nantinya akan digabungkan menjadi waktu standby.
b.
Alat Angkut. Data yang diambil untuk menghitung lama waktu yang hilang dari alat angkut adalah:
1) 2) 3) 4)
Waktu terlambat memulai pekerjaan. Waktu terlambat memulai pekerjaan setelah istirahat. Waktu cepatnya selesai pekerjaan. Waktu cepatnya istirahat dalam melakukan pekerjaan. Ket: Nantinya akan digabungkan menjadi waktu standby.
7. Pencatatan Aktual jam kerja Langkah-langkah yang dilakukan adalah: b. Menentukan alat muat dan alat angkut yang akan diambil datanya, alat muat yang akan diambil datanya adalah excavator komatsu pc 300 dan alat angkut dump truck Mitsubishi hino jumbo ranger.
c.
Menentukan rencana jam kerja dan alat angkut dan alat muat, rencana jam kerja alat angkut dan alat muat tersebut adalah 9 jam / hari.
d.
Menentukan aktual jam kerja alat muat dan alat angkut. Langkah-langkahnya adalah:
1) 2) 3)
Menghitung waktu jam rusak dari alat muat dan alat angkut. Menghitung waktu standby alat muat dan alat angkut. Waktu aktual bisa dikatakan rencana jam kerja dikurangi dengan jam rusak dan jam standby alat muat dan alat angkut. Waktu standby bisa juga dikatakan dengan:
a. b. c. d.
Standby hujan. Standby no fuel. Standby operator. Standby jalan yang licin.
E.
Temuan Menarik Selama melakukan praktek kerja lapangan (PLI) pada tanggal 5 Februari 2009 sampai dengan tanggal 28 Februari 2009 ada beberapa temuan menarik yang ditemukan dilapangan, diantaranya:
1.
2.
Lebar jalan di beberapa tempat yang belum memenuhi syarat untuk dijadikan jalan tambang dimana Dump Truck tidak bisa berselisih apabila kebetulan bertemu dengan Dump Truck yang lain dijalan karena kondisi jalan yang sempit. Hal ini akan menambah waktu siklus alat angkut dan itu tidak efektif untuk peningkatan proses produksi.
3.
batubara yang sangat banyak karena kondisi jalan yang licin, sehingga proses pengangkutan batubara dari stock room ke stock pile
terhalang.
Gambar 11. Penumpukan Batubara di Stock room BAB III STUDI KASUS
A.
Perumusan Masalah Dari sekian banyak temuan menarik yang penulis temukan dilapangan, maka penulis ingin mengulas salah satu temuan menarik tersebut yaitu tentang alat berat yang ada dipenambangan khususnya mengenai alat muat dan alat angkut, terjadinya waktu standby pada alat muat dan alat angkut bekerja penuh. Alat muat dan alat angkut merupakan salah satu factor
pendukung dari suatu kegiatan penambangan terutama tambang terbuka. Tanpa adanya kedua alat ini beroperasi maka kegiatan produksi batu bara tidak akan berjalan, karena tidak memungkinkan menggunakan tenaga manusia secara konvensional.
Untuk mendapatkan produksi yang optimal dalam suatu tambang terbuka, maka harus diperhatikan efesiensi dan kemampuan dari alat berat yang digunakan, terutama untuk alat angkut dan alat muat yang merupakan produksi. Dalam usaha mencapai produksi yang optimal sesuai target, salah satu usaha yang dilakukan perusahaan yaitu dengan tolak ukur kemampuan produksi dari suatu proses
mengevaluasi alat muat dan alat angkut di front penambangan, karena dengan demikian bisa diketahui berapa kemampuan maksimum alat tersebut bisa bekerja. Dalam kegiatan penambangan batu bara PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) memiliki banyak kendala, salah satunya adalah kurang serasinya antara alat muat dengan alat angkut, sehingga terjadi kehilangan jam kerja (terjadinya waktu stanby pada alat muat dan alat angkut bekerja penuh). Saat ini PT. Leban Mutiara Hitam (LMH) mentargetkan produksi batubara yang dihasilkan pada blok 3 adalah 40.000 ton/bulan. Dari hasil pengamatan penulis belum ada keserasian antara alat muat dan alat angkut yang beroperasi. Sehingga dapat dilihat adanya alat muat
yang memiliki waktu standby yang lama karena sedikitnya alat angkut yang bekerja. Alat muat dan alat angkut yang digunakan pada blok 3 Saat ini adalah: 1. 2. excavator yaitu caterpillar 330 B (1 unit ). Dump Truck Mitsubishi HD 220 ( 3 unit ). Penghitungan terhadap kebutuhan alat muat dan alat angkut di front penambangan ke processing merupakan salah satu usaha yang dilakukan agar batubara sebanyak 40.000 ton/bulan bisa tercapai Dengan demikian penulis mengangkat study kasus tentang Keserasiaan Alat Muat dan Alat Angkut Pada Kegiatan Penggerusan Batubara di Blok 3 PT. Leban Mutiara Hitam. Muaro Bungo. Jambi Untuk Mencapai Target Produksi 40.000 Ton Pada Bulan February 2009.
B.
Landasan Teori
Dalam ilmu pertambangan dapat kita lihat berbagai macam bidangpekerjaaan baik eksploitasi, penambangan, pengangkutan,
pemasaran dan lain sebagainya. Dalam perencanaan kebutuhan alat muat dan alat angkut maka perlu diketahui teori mengenai alat-alat tersebut: 1. Excavator Excavator adalah alat gali dan alat muat yang terdiri dari beberapa jenis dan masing-masing jenis penggunaanya disesuaikan dengan kondisi kerja yang dihadapi dilapangan. Jenis-jenis excavator yaitu: a. Backhoe
pemindahan pemasaran.
material Keadaan
dari
stockroom
yang
ke keras
stockpile
tidak
atau
untuk
material
memungkinkan
pemuatan material dengan menggunakan tenaga manusia karena tidak efektif dan membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan
pemuatan tersebut. Kegiatan diatas menentukan lamanya waktu siklus, tetapi waktu siklus tergantung pada ukuran backhoe dan sudut swing yang dibentuk. Backhoe yang kecil waktu siklusnya akan lebih cepat dari
backhoe yang lebih besar dan sudut swing yang kecil akan lebih cepat
dari sudut swing yang lebih besar. Disamping itu kondisi kerja juga sangat berpengaruh terhadap waktu siklus yang dibuat oleh suatu alat. b. Dragline Menurut buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto 1983, dragline memiliki tenaga penggali yang kecil dari tenaga penggali lainnya, karena hanya mengandalkan kekuatan sendiri dari digging bucket. Tetapi memiliki jangkauan yang relative lebih besar. Penggunaan dragline menguntungkan karena alat ini bisa
melakukan gerakan dari jauh. Apalagi bila tanah galian diangkut dengan dump truck, alat pengangkut ini tidak perlu masuk ke lobang galian. Dragline sangat cocok untuk penggalian parit dan material yang keras ataupun material yang lunak. Untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih baik dari alat ini, diperlukan keahlian yang mantap dari operator dalam pengoperasiannya.
c.
Power Shovel
Power Shovel sangat baik digunakan sebagai alat penggali dan sebagai alat pemuat karena dapat digunakan pada tebiang yang letaknya lebih tinggi, menurut buku pemindahan tanah mekanis oleh Partanto 1983, berdasarkan system kendalinya power shovel
dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Kendali kabel b. Kendali hidrolik 2. Dumptruck
Dump truck adalah alat angkut yang digunakan pada jarak dekat
dan jarak jauh.
Jenis jenis Dump truck: a. Side dump truck Dump truck yang penumpahan baknya kesamping. b. Rear dump truck Dump truck yang penumpahan baknya kebelakang c. Rear and side dump truck Dump truck yang penumpahan baknya kebelakang dan kesamping. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi alat angkut Salah satu tolak ukur untuk mengetahui baik buruknya hasil kerja alat angkut adalah besarnya produksi yang dicapai oleh suatu alat. Adapun faktor yang langsung mempengaruhi hasil kerja alat tersebut adalah:
a.
Keadaan jalan Yaitu meliputi kekerasan dan kehalusan permukaan jalan. Jalan tambang memberi dengan kekerasan pengaruh jalan yang yang permukaan yang tinggi maka besar licin, terhadap becek dan kelancaran berdebu juga akan proses akan
pengangkutan,
maupun tanah penutup. Jarak dari front penambangan sampai ke stock pile Dump Truck harus menempuh 150 m, jalan yang rusak dari 150 m jarak tempuh ditemukan 2 (dua) titik kerusakan, 10 m dari front penambangan dan 50 m dari stock pile ditemukan kerusakan jalan. b. Lebar jalan Pada kegiatan tambang terbuka, lebar jalan sangat berpengaruh terhadap besar atau tidaknya produksi alat angkut. Lebar jalan
tambang dapat dihitung dengan rumus: 3 x lebar alat angkut terbesar + 2 x bahu jalan + 2 x saluran c. Tanjakan maksimum dan jarak pengangkutan Tanjakan maksimum biasanya dinyatakan dengan persen (%). Biasanya untuk jalan tambang yang baik besar tanjakan maksimum adalah 8 %. Artinya jalan tambang naik sebesar 8 m setiap jarak mendatar 100 m. Apabila suatu kendaraan mendaki suatu tanjakan maka gaya yang diperlukan untuk mempertahankan kendaraan tetap bergerak akan meningkat lebih kurang sebanding dengan kemiringan jalan begitupun sebaliknya. d. Effisiensi Kerja
ebar jalan =
Dalam kegiatan pengangkutan waktu produktif yang digunakan kendaraan angkut kadang-kadang berada di bawah kondisi ideal dari waktu yang tersedia, hal ini karena adanya faktor-faktor yang menjadi penghambat dan tidak dapat dihindari sehingga mempengaruhi kondisi kerja, persiapan alat kerja, keterampilan kerja operator, pengisian bahan bakar, pengaturan dan keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut, pemeliharaan alat, metoda kerja dan hal-hal lainnya. e. Iklim dan Cuaca Iklim dan cuaca adalah hal yang sangat mempunyai pengaruh besar terhadap aktifitas pengangkutan dalam kegiatan penambangan. Pada musim hujan front penambangan front akan licin dan dan becek, jalan
sebaliknya
pada
musim
kemarau
penambangan
tambang akan berdebu sehingga menghalangi kerja operator alat muat dan alat angkut, terutama operator alat angkut. Debu-debu ini akan menghalangi pandangan mata operator terhadap keadaan jalan di depannya dan dapat mengurangi kecepatan pengangkutan batubara. Dengan kondisi demikian kecepatan kerja alat angkut akan berkurang.
C.
METODOLOGI PEMBAHASAN Metodologi penulisan ini diperlukan agar proses pemecahan masalah menjadi lebih terarah dan akan mempermudah dalam
menganalisa langkah-langkah penulisan yang harus diambil. Secara umum metodologi penelitian terdiri dari: 1. Pengambilan Data Data-data yang dibutuhkan untuk menghitung kebutuhan alat muat dan alat angkut material batu bara dan overburden untuk memenuhi target produksi, berupa data primer dan data sekunder. a. Data Primer Data primer merupakan data yang diambil langsung dari
lapangan. Adapun data tersebut meliputi waktu siklus kerja dan waktu efektif dari alat muat dan alat angkut. Waktu siklus terdiri dari dua bagian yaitu: 1). Waktu tetap (fixed time) Adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan gerakan-gerakan tetap seperti menggerus, menggali, memuat, membuang. 2). Waktu tidak tetap (variable time)
Adalah waktu yang berubah-ubah tergantung dari jarak dan kondisi kerja. Jadi waktu siklus dapat ditentukan dengan rumus
Untuk memperbesar produksi alat berat perjam yaitu dengan memperkecil waktu siklus seghingga produksi tiap menit dalam satu jam menjadi besar. Beberapa cara mengurangi waktu siklus yaitu: 1). Mengurangi waktu tetap a). Sesuaikan alat alat angkut dengan kemampuan alat muat agar alat angkut tidak menunggu (adanya waktu tunggu) dalam pemuatan material. b). Untuk material yang keras, seperti batubara, tanah berbatu supaya dipecah terlebih dahulu agar mudah untuk dimuat c). Memperkecil sudut swing
2). Mengurangi waktu variable a). Menentukan jalur/rute yang benar dan ekonomis artinya jalur yang diambil memiliki waktu siklus yang benar-benar singkat, seperti tidak adanya waktu manuver pada alat angkut. b). Memelihara jalan kerja agar jangan sampai ada yang rusak agar tidak mengganggu operasional kerja. b. Data Sekunder Yaitu data-data yang diperoleh dari perusahaan (PT. Leban Mutiara Hitam) dan literature yang mendukung penelitian. Data-data tersebut meliputi: 1). Kebutuhan nyata batubara untuk mencapai targer Produksi 2). Kebutuhan nyata overburden untuk memenuhi stripping ratio 1:5 3). Spesifikasi alat muat dan alat angkut 4). Jam kerja alat muat dan alat angkut. 2. Formula (rumus-rumus) yang digunakan untuk perhitungan
alasan mekanis. Untuk produktifitas alat berat Mechanical Availability sangat dibutuhkan jam untuk yang menentukan sebenarnya total waktu dicari yang dan hilang, dapat
sehingga
kerja
dapat
dibandingkan dengan rencana jam kerja. Rumus matematis untuk menentukan mechanical availability adalah: ( Partanto, 1995 hal. 179) Keteranagan: MA = Mechanical Avialibility atau kesiapan mekanik W R = Jumlah jam kerja alat (Working hours) = Jumlah jam perbaikan (Repair hours)
b.
( Partanto, 1995 hal. 180) Keterangan: UA = Use of Avialibility atau penggunaan ketersediaan W = Jumlah jam kerja alat (working hours) S = Jumlah jam standby
c.
Efektive Utilisation / Waktu Efektif (Eu) Efektive Utilisation merupakan cara untuk menyatakan efisiensi
kerja alat berdasarkan keadaan alat yang bekerja di lapangan. Rumus matematis yang digunakan adalah:
(Partanto, 1995 hal. 181) Dimana: T = W+R+S, Total hours available atau scheduled hours atau jumlah waktu kerja yang tersedia. Keterangan: MA = Mechanical Availability UA = Use of Utilisation Eu
= Efektive of Utilisation
perbandingan antara material insitu (belum digali = BCM) dengan material dalam keadaam loose (setelah digali = LCM). Besarnya swell faktor dapat dihitung dengan persamaan:
Tanah liat,
kering Tanah liat, basah Antrasite Bituminus Tanah biasa, kering Tanah biasa, basah Pasir kering Pasir basah
2800 3000 2200 1900 2800 3370 2200 3250 3300 3600
e.
(Rochmanhadi 1992 hal. 20) Dimana: Q q E = Produksi excavator perjam (m3/jam) = Kapasitas produksi persiklus (m3) = Efesiensi kerja (%)
Langkah pertama perhitungan produktifitas alat muat: 1). Kapasitas produksi persiklus (q) q = ql x K (sumber: kapasitas dan produksi alat-alat berat (Rochmanhadi 1992 hal. 20) Dimana: ql = Kapasitas bucket munjung (m3) K = Faktor pengisian bucket
dikeruk oleh excavator lain yang tidak membutuhkan daya gali dan dapat dimuat munjung. Sedang Menggali dan memuat dari stock room atau stockpile,dengan kondisi tanah yang sulit digali dan dikeruk akan tetapi dapat dimuat hamper munjung. Menggali dan memuat batu pecah, tanah liat yang keras,pasir dan kerikil yang telah dikumpulkan,sulit mengisi bucket dengan material tersebut. Bongkahan batu besar dengan bentuk tidak teratur dengan banyak rongga diantaranya. 0.8 0.6
Agak sulit
0.6 0.5
Sulit
0.5 0.4
Keterangan: P C E = Produksi perjam dump truck (m3/jam) = Kapasitas produksi persiklus dump truck (m3) = Efesiensi kerja dump truck
Cmt = Waktu siklus dump truck (menit) Langkah langkah perhitungan produktivitas dump truck: 1). Kapasitas produksi dump truck (C) C = ql x K x n Keterangan: ql = Kapasitas bucket alat pemuat (m3) K = Faktor bucket alat pemuat n = Jumlah siklus yang diperlukan alat muat untuk truck 2). Waktu siklus (Cmt) mengisi dump
( Rochmanhadi,1992 hal.43)
Keterangan: Cmt = Cm = Waktu siklus dump truck (menit) Waktu siklus alat muat (menit)
D V1 V2 t1 t2 = = = =
Jarak angkut dump truck (m) Kecepatan rata-rata dump truck berisi (m/menit) Kecepatan rata-rata dump truck kosong (m/menit)
Waktu untuk posisi pengisian dan waktu alat muat mulai mengisi (menit) g. Keserasian kerja (MF) Keserasian kerja adalah pola gerak alat-alat yang terpadu, dimana tidak saling tunggu menunggu antara alat muat dan alat angkut. Keserasian kerja dapat ditentukan dengan rumus:
cL = Waktu edar alat muat (menit) cH = Waktu edar alat angkut (menit) nH = Jumlah alat angkut nL = Jumlah alat muat n = banyak pengisisan bucket alat muat ke alat angkut
Faktor keserasian kerja: MF = 1, berarti terjadi keserasian kerja alat muat dan alat angkut 100% dan tidak ada waktu tunggu MF < 1, berarti alat angkut bekerja penuh dan alat muat mempuyai waktu tunggu MF > 1, berarti alat muat bekerja penuh sedangkan alat angkut mempunyai waktu tunggu
b)
c) d)
Standby
Rusak Aktual Dapat dilihat pada Lampiran I, II
2) a) b) c) d) e)
Waktu tetap efektif dari alat berat yang terdiri dari Waktu gali (detik)
b.
Data Skunder Merupakan data yang diperoleh dari literatur PT. Leban Mutiara Hitam, untuk mendukung data-data penelitian antara lain:
1) 2)
Kebutuhan nyata batubara dalam terget produksi. Kebutuhan nyata Overburden untuk memenuhi stripping ratio (SR) 1:5
3) 4) 2. 1. a.
Spesifikasi alat muat dan alat angkut Jam kerja alat muat dan alat angkut Analisa Data / Pengolahan Data Mechanical Availibility (MA) Excavator Catterpillar 330B
Jumlah jam kerja alat (W) = 147,516 jam Jam rusak (R) = 9,81 jam MA =
= = b. 93,76 %
1) Kode 23 Jumlah jam kerja alat (W) = 102,33 jam Jam rusak (R) = 0 MA =
= = 100 %
2) Kode 24 Jumlah jam kerja alat (W) = 136,33 jam Jam rusak (R) = 0 MA =
= = 100 % 3) Kode 25
Jumlah jam kerja alat (W) = 147,51 jam Jumlah jam standby (S) = 65,66 jam UA=
= = 69,19 % b. kode 23 Jumlah jam kerja alat (W) = 102,33 jam Jumlah jam standby (S) = 119,66 jam UA = Dump Truck Mitsubishi HD PS 220
= = kode 24 Jumlah jam kerja alat (W) = 136,33 jam Jumlah jam standby (S) = 83,33 jam UA = 46,09 %
= = 3. a. 43,05 %
Efektif Utilisation (Eu) Excavator Catterpillar 330 B = 222 jam = 147,51 jam
Rencana jam kerja alat (T) Jumlah jam kerja alat (W) EU =
= = 66,44 % b. kode 23 Rencana jam kerja alat (T)= 222 jam Jumlah jam kerja alat (W) = 102,33 jam EU = Dump Truck Mitsubishi HD PS 220
= 46,09 % kode 24 Rencana jam kerja alat (T)= 222 jam Jumlah jam kerja alat (W) = 136,33 jam EU =
= = 61,40 % kode 25 Rencana jam kerja alat (T)= 222 jam Jumlah jam kerja alat (W) = 93 jam EU =
= = 41,89 %
4.
Waktu siklus:
Waktu muat (tb) Waktu putar berisi (ts1) Waktu buang (td) : 6,06 detik (Lampiran ) : 3,45 detik (Lampiran ) : 3,3 detik (Lampiran )
Produktivitas Excavator
1) Kapasitas produksi persiklus q = ql x K = 2,3 x 0,9 = 2,07 m3 2) Waktu siklus (Cm) Cm = tb + ts1 + td + ts2 = 6,06 + 3,45 + 3,3 + 3,09 = 15,9 detik
3)
b. Mitsubishi HD PS 220
1) kode 23 Banyak bucket (n) Kapasitas bucket (ql) Factor bucket (K) Efesiensi Kerja(E) Berat jenis Batubara (BJ) : 10 : 2,3 m3 : 0,9 : 0,46 : 1,3 ton/m3
Waktu siklus
Waktu manuever1: 84 detik Waktu muat Waktu angkut = 1,40 menit
: 250.26 detik = 4,171 menit : 128.34 detik = 2,139 menit = 1,237 menit
Waktu manuever2 : 74.22 detik Waktu bongkar : 33.72 detik Waktu balik Spot time : 63.24 detik : 129 detik
= 0,562 menit = 1,054 menit = 2,15 menit = 1,78 menit = 3,55 menit
Manuever2 + bongkar (t1) Manuever1 + spot time (t2) Jarak (D) = 150 m
= 150 m/2,139 menit = 70,12 m/menit Kecepatan rata-rata kosong (V2) V2 = Jarak/waktu balik = 150 m/1,054 menit = 142,31 m/menit
Cmt =
= = 2,65mnt + 2,14mnt +0,562mnt + 1,054mnt + 2,15mnt = 8,556 menit c) P= Produktivitas Total (P)
= = 66,77 m3/jam = 66,77 m3/jam x 0,74 x 1,3 ton/m3 = 64,24 ton/jam 2) kode 24 Banyak bucket (n) Kapasitas bucket (ql) Factor bucket (K) Efesiensi Kerja(E) Berat jenis Batubara (BJ) : 10 : 2,3 m3 : 0,9 : 0,61 : 1,3 ton/m3
Waktu siklus
Waktu manuever1 : 121,8 detik Waktu muat Waktu angkut : 249 detik = 2,03 menit = 4,15 menit
: 121,77 detik = 2,0295 menit = 1,0275 menit = 0,43 menit = 1,205 menit = 2,18 menit = 1,4575 menit
Waktu manuever2 : 61,65 detik Waktu bongkar Waktu balik Spot time : 25,8 detik : 72,3 detik : 130,8 detik
= 4,21 menit
Kecepatan rata-rata berisi (V1) V1 = Jarak/waktu angkut = 150 m/2,0295 menit = 73,9 m/menit Kecepatan rata-rata kosong (V2) V2 = Jarak/waktu balik = 150 m/1,205menit = 124,48 m/menit
= = 89,18 m3/jam = 89,18 m3/jam x 0,74 x1,3 ton/m3 = 85,80 ton/jam 3) kode 25 Banyak bucket (n) Kapasitas bucket (ql) Factor bucket (K) Efesiensi Kerja(E) Berat jenis Batubara (BJ) : 10 : 2,3 m3 : 0,9 : 0,41 : 1,3 ton/m3
Waktu siklus
Waktu manuever1 : 92,88 detik Waktu muat Waktu angkut = 1,548 menit
Waktu manuever2 : 63,93 detik Waktu bongkar Waktu balik Spot time : 63,93 detik : 69,18 detik : 141,6 detik
= 1,0655 menit = 0,5585 menit = 1,153 menit = 2,36 menit = 1,624 menit = 3,908 menit
Manuever2 + bongkar (t1) Manuever1 + spot time (t2) Jarak (D) = 150 m Kecepatan rata-rata berisi (V1)
V1 = Jarak/waktu angkut = 150 m/2,0255 menit = 74,05 m/menit Kecepatan rata-rata kosong (V2) V2 = Jarak/waktu balik = 150 m/1,153 menit = 130,09 m/menit
Cmt =
= = 2,65mnt + 2,025mnt +0,5585mnt + 1,153mnt + 2,36mnt = 8,7465 menit c)Produktivitas Total (P) P=
= = 58,22 m3/jam = 58,22 m3/jam x 0,74x1,3 ton/m3 = 56,01 ton/jam Produksi total alat angkut yang bekerja pada blok 3CP adalah: 64,24 + 85,80 + 56,01 = 206,05 ton/jam
N o
Jenis alat
Produksi (ton/jam)
Produksi (bulan)
Caterpilar 330 B
297,57
147,51
43,894,55
No
Jenis alat DT.Mitsubishi HD PS 220 (23) DT. Mitsubishi HD PS 220 (24) DT. Mitsubishi HD PS 220 (25) Total Produksi
1 2 3
5.
Excavator Caterpilar CAT 330 B Waktu siklus alat muat ( Jumlah alat muat ( Banyak bucket (n) b. DT. Mitsubishi HD 220 PS Waktu siklus alat angkut ( Jumlah alat angkut ( ) ) = 12,889 menit = 3 unit ) ) = 0,266 menit = 1 unit = 10
Adalah:
= 0,61 Karena MF < 1 maka kesimpulannya alat angkut bekerja penuh dan alat muat mempunyai waktu tunggu.
E.
Pemecahan Masalah Berdasarkan data yang di peroleh dari PT. Leban Mutiara Hitam, hingga saat ini mampu mencapai produksi tiap bulannya, kecuali jika kondisi cuaca yang tidak baik sehingga proses produksi akan
terganggu. Dengan kondisi alat yang bekerja pada blok 3 saat ini, yaitu 1 unit Excavator Caterpilar CAT 330 B, dan 3 unit DT. Mitsubishi HD PS 220, maka PT. Leban Mutiara Hitam mampu memproduksi batu bara 23,146.3ton/bulan. Berikut adalah perhitungan kebutuhan alat angkut yang beroperasi di blok 3 PT. Leban Mutiara Hitam:
1)
Alat angkut DT Mitsubishi HD PS 220 Kemampuan alat muat/jam Kemampuan alat angkut/jam Alat angkut yang dibutuhkan = 297,57 ton/jam = 206,05 ton/jam =
1)
Alat angkut DT Mitsubishi HD PS 220 (4 unit) Produksi 1 unit DT Produksi 4 unit DT Produksi 4 unit DT/jam = 68,68 ton/jam = 4 x 68,68 ton /jam = 274,72
Produksi 1 bulan
Sehingga dengan penambahan 1 unit DT tersebut maka tercapailah target produksi 46,152,96 ton/bulan.
N o 1
c. Keserasian alat muat dan alat angkut setelah jumlah alat muat dan alat angkut direncanakan.
1)
Excavator CAT 330 B Waktu siklus alat muat ( Jumlah alat muat ( Banyak bucket (n) ) ) = 0,266 menit = 1 unit = 10
2)
= 4 unit
Adalah:
= 0,83 ~ 1 Karena MF = 1, berarti terjadi keserasian kerja alat muat dan alat angkut 100% dan tidak ada waktu tunggu.
BAB IV PENUTUP
1.
KESIMPULAN Dari hasil pengalaman lapangan yang telah penulis lihat dan data yang telah penulis analisa maka penulis mengambil kesimpulan:
1.
PT. Leban Mutiara Hitam adalah perusahaan kontraktor yang bergerak dibidang pertambangan yang mulai beroperasi pada bulan Januari 2008. PT. Leban Mutiara Hitam merupakan kontraktor dari PT. Bara Adhipratama (BAMA) yang melakukan kegiatan penambangan pada kuasa pertambangan milik PT. Bara Adhipratama (BAMA). Pad saat ini PT. Leban Mutiara Hitam mengerjakan tiga blok penambangan, yaitu blok 1 CP, blok 2 CP dan bolk 3 CP, dengan target produksi 40,000 ton/bulan.
2.
Dalam
kegiatan
penambangannya
PT.
Leban
Mutiara
Hitam
melakukannya dengan sistem tambang terbuka dengan menggunakan metoda back fiiling. dengan kadar kalori 6.194 kkal/kg dan didukung oleh kadar sulfur (0,66%) dan kandungan abu (5,60%) yang relatif rendah. 3. Dalam kegiatan penambangannya PT. Leban Mutiara Hitam
melakukannya dengan sistem tambang terbuka dengan menggunakan metoda back fiiling. Yaitu metoda penambangan dimana blok yang telah ditambang ditutup kembali dengan tanah galian hasil
4.
Berdasarkan perhitungan teoritis keserasian alat muat dan alat angkut diperoleh nilai MF kecil dari 1 atau sebesar 0.61, artinya alat muat mempunyai waktu tunggu sementara alat angkut bekerja penuh.
2. 1.
SARAN Diperlukan penambahan 1 unit alat angkut menjadi 4 unit untuk penggalian batubara untuk mencapai target produksi 40,000 ton/bulan yang diinginkan dan mencapai keserasian alat muat dan alat angkut.
2.
Melakukan perbaikan jalan tambang dengan menambah lebar jalan sehingga dapat mengurangi hambatan waktu pada saat alat angkut berselisih, dan perlu dilakukan penyiraman jalan untuk mengurangi debu yang dapat menghalangi penglihatan operator pada saat
melakukan pekerjaan, sehingga dapat menciptakan kondisi kerja yang lebih baik. 3. Perlu pembuatan parit pada main road agar tidak tergenangnya air pada jalan utama.
DAFTAR PUSTAKA
Knowledge Macam-macam Alat berat dan Fungsinya Posted by rengkodriders November 9, 2011 39 Komentar Filed Under Alat Berat, Dozer, Excavator, Loader, Truk Eksistensi alat berat dalam proyek-proyek dewasa ini baik proyek konstruksi maupun proyek manufaktur sangatlah penting guna menunjang Pemerintah baik dalam pembangunan infastruktur maupun dalam eksplore hasil-hasil tambang, misalnya semen dan batubara. Keuntungan-keuntungan dengan menggunakan alat-alat berat antara lain waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar dan nilai-nilai ekonomis. Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Berikut Kami share macam-macam alat berat beserta fungsinya, agar dapat dipahami dalam penggunaannya. 1. Pengertian Alat-alat berat
Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat
berat merupakan faktor pentingdidalam proyek, terutama proyekproyek konstruksi maupun pertambangan dankegiatan lainnya dengan skala yang besar (Rostiyanti 2009)
Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain : -
Dozer,
Alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; Alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain. Klasifikasi alat-alat berat
2.
Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat berat. 2.1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebutberdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapatdibagi atas berikut ini (Rostiyanti 2009) a. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk
pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader. Gambar.1.1 Dozer Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alatberat.html Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer.
b. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. Gambar.1.2 Backhoe Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alatberat.html
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian
memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. Gambar1.3 Truk Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alatberat.html
e. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatictiredroller, compactor, dan lain-lain. Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin.
Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah:
Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor. Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja (SteelWheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller. Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).
Gambar.1.5
Tandem Roller
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alatberat.html
Gambar. 1.6.
Asphalt Paver
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alatberat.html 2.2. Klasifikasi operasional Alat Berat Alat-alat berat dalam pengoperasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan atau statis. Jadi klasifikasi alat berdasarkan pergerakannya dapat dibagi atas berikut ini.
Gambar. 1.8
Crawlercrane
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alatberat.html
b. Alat Statis
Yang termasuk dalam kategori ini adalah towercrane, batching plant, baik untuk beton maupun untuk aspal serta crusher plant.
Gambar. 1.9
Tower Crane
Sumber: http://www.senyawa.com/2010/01/jenis-dan-fungsi-alatberat.html
Crane (alat pengangkat) jenisnya ada bermacam-macam: Crane gelegar, cranekolom putar, crane putar, crane portal, crane menara, crane kabel, dan mobil crane. Beberapa jenis Crane
banyak digunakan dalam proyek-proyek bangunan sipil yang berkaitan dengan pemindahan tanah adalah mobile crane, sebab craneini dapat dengan mudah dipindah-pindahkan, karena pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis membutuhkan mobilitas alat yang relatif tinggi 3. Fungsi alat berat Dirancang untuk melakukan berbagai aplikasi kehutanan dengan konfigurasi LogLoader, Harvester/Processor, dan Road Builder. Gambar. 1.10 Alat Berat Kehutanan
Backhoe Loadermerupakan gabungan dari dua alat berat yang berbeda fungsinya. Bagian depan dilengkapi dengan bucket dan berfungsi sebagaimana loader dan bagian belakang dilengkapi dengan perlengkapan yang sama dengan yang digunakan pada excavator
Gambar. 1.11
BACKHOE LOADER
Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang / track shoe (Crawler Excavator) dan
HIDRAULIC EXCAVATOR
Sumber: catalogue Komatsu Excavator digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan seperti : Excavating (menggali) Loading (memuat material) Lifting (mengangkat beban) Hammering (menghancurkan batuan) Drilling (mengebor), dan lain sebagainya
Perbedaan mendasar antara Excavator dan Mass Excavator terdapat pada kapasitas implement yang digunakan.
Alat perata tanah (Grader) berfungsi untuk meratakan pembukaan tanah secara mekanis; dusamping itu Grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah, pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan sebagainya; akan tetapi khusus untuk penggunaan pada pekerjaan pengurugan kembali galian tanah hasilnya kurang memuaskan.
Gambar. 1.13
MOTOR GRADER
Sumber: Wedhanto (2009) Beberapa pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh Grader antara lain adalah:
Perataan tanah (Spreading). Pekerjaan tahap akhir (finishing) pada pekerjaan tanah. Pencampuran tanah maupun pencampuran material (Side cast/mixing). Pembuatan parit (Crowning Ditching) Pemberaian butiran tanah (scarifying)
Pada umumnya Grader digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pembangunan dan pemeliharaan jalan, diantaranya : Grading, Spreading, Ditching
Tergantung attachment (perlengkapan kerja) nya, Skid Steer Loader, disingkat SSL, dapat digunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya : Loading, Dozing,
Gambar. 1.15
Skidder
Sumber: Wedhanto (2009) Ada dua jenis Skidder yang digunakan yaitu : Wheel Skidder Track Skidder Kegunaan dari Skidder adalah untuk menarik batang kayu. Pekerjaan ini biasanya banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kayu (logging). Gambar. 1.16
Wheel Dozer
Sumber: Wedhanto (2009) Mesin ini merupakan wheel loader yang dilengkapi dengan blade, dimana kegunaanya hampir sama dengan dozer. Gambar.1.20
Track Type Loaderdigunakan untuk memuat material, sama halnya dengan wheel loader, hanya saja menggunakan track dan
kapasitasnya lebih kecil. Gambar 1.21.
Wheel Loader
Loaderadalah alat pemuat hasil galian/ gusuran dari alat berat lainnya seperti Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu untuk menngangkut material dari tempattempat penimbunan ke alat pengangkut lain. Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggaktonggak kayu kecil, menggali pondasi basement dan lain-lain.
Loader merupakan alat pengangkut material dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material yang tercecer. Jenis Loader ada dua yaitu :
(1) Loader dengan roda rantai (CrawlerLoader), dan (2) Loader dengan roda karet (Wheel Loader). Dalam pemilihan Loader sebagai alat pengangkut, hal yang perlu diperhitungkan adalah beban harus diperhitungkan jangan sampai berat muatan melebihi berat dari loader itu sendiri, sebab ada kemungkinan Loader dapat terjungkal ke depan, lebihlebih jika digunakan Wheel Loader. Kegunaan dari Wheel Loader adalah untuk memuat material ke dalam ADT atau OHT. Pada wheel loader kecil dan menengah, bisa juga digunakan untuk aplikasi lainnya (tergantung dari attachment yang digunakan) seperti : WHA (Waste Handling Arrangement) Integrated Toolcarrier, Forklift dan sebagainya. Gambar. 1.22
Disamping itu ada kegunaan lainnya yang bisa dilakukan oleh machine ini, tergantung dari attachment yang dipasangkan, yaitu : Ripping, bila dilengkapi dengan Ripper Skidding, bila dilengkapi dengan Winch Gambar.1- 23
Telehandler
Sumber: Wedhanto (2009) Penggunaan Telehandler tergantung dari attachment yang dipasangkan pada mesintersebut. Misalnya bisa digunakan sebagai forklift dengan daya jangkau yang lebih jauh. Power Shovel Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka disapatkan alat yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya. Alat ini juga dapat untuk mebuat timbunan bahan persediaan (stock pilling). Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya. Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled).
Pekerjaan dimulai dengan mennempatkan shovel pada posisi dekat tebing yang akan digali, dengan menggerakkan dipper/ bucket ke depan kemudian ke atas sambil menggaruk tebing sedemikian rupa sehingga dengan garukan ini tanah dapat masuk ke dalam bucket. Jika bucket sudah penuh, bucket ditarik ke luar. Operator yang telah berpengalaman, akan dapat mengatur gerakan sedemikian rupa sehingga bucket sudah terisi penuh pada saat bucket mencapai bagian atas tebing. Setelah terisi penuh, shovel dapat diputar (swing) ke kanan atau ke kiri menuju tempat yang harus diisi. Segera sesudah shovel tidak lagi dapat mencapai tebing dengan sempurna, shovel digerakkan/berjalan menuju posisi baru hingga dapat bekerja seperti semula. Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing, Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi, Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing, Swing (memutar) untuk membuang (dump), Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan
Macam - Macam Alat Berat dan Fungsinya Posted by Unknown 11.37 No comments
Sekarang ini dengan adanya alat berat dalam proyek-proyek dewasa ini baik proyek konstruksi maupun proyek manufaktur sangatlah penting guna menunjang pemerintah baik dalam pembangunan infastruktur maupun dalam eksplore hasil-hasil tambang, misalnya semen dan batubara. Keuntungan-keuntungan dengan menggunakan alat-alat berat antara lain waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar dan nilai-nilai ekonomis.
Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan tipe dan jumlah peralatan dan attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan aplikasinya. Berikut Kami share macam-macam alat berat beserta fungsinya, agar dapat dipahami dalam penggunaannya sebelum anda memesan alat berat di Supplier Suku Cadang Alat Berat. 1. Pengertian Alat-alat berat Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil) merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor pentingdidalam proyek, terutama proyekproyek konstruksi maupun pertambangan dankegiatan lainnya dengan skala yang besar (Rostiyanti 2009) Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat. Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain : - Dozer, - Alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell; - Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt; - Alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain. 2. Klasifikasi alat-alat berat Alat berat juga dapat dikategorikan ke dalam beberapa klasifikasi. Klasifikasi tersebut adalah klasifikasi fungsional alat berat dan klasifikasi operasional alat berat. 2.1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat tersebutberdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat berat dapatdibagi atas berikut ini (Rostiyanti 2009) a. Alat Pengolah Lahan Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan
juga motor grader. Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer. b. Alat Penggali Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang disebut Swamp Bulldozer. c. Alat Pengangkut Material Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena
alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material ke dalamnya. d. Alat Pemindahan Material Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat yang lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material. e. Alat Pemadat Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatictiredroller, compactor, dan lain-lain. Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya, namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk pemadatan tanah. Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara lain adalah: - Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi ada juga yang harus ditarik traktor. - Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari baja
(SteelWheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic). - Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid, berbentuk kaki domba, dan sebagainya. - Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga (Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle Tandem Roller. - Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator). f. Alat Pemroses Material Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concretebatch plant dan asphalt mixing plant. g. Alat Penempatan Akhir Material Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.