Documentos de Académico
Documentos de Profesional
Documentos de Cultura
From: apakabar@clark.net
Date: Tue Aug 13 1996 05:55:00 EDT
From: John MacDougall <apakabar@clark.net>
Received: (from apakabar@localhost) by explorer2.clark.net (8.7.1/8.7.1) id IAA09111 for reg.indonesia@conf.igc.apc.org; Tue, 13 Aug 1996 08:55:14 0400 (EDT)
Subject: IN: PIPA Pastor Sandyawan Terlibat Budiman Sudjatmiko
Forwarded message:
From ownerindonesial@igc.org Mon Aug 12 23:42 EDT 1996
ContentTransferEncoding: 8bit
Date: Mon, 12 Aug 1996 18:17:56 0400 (EDT)
From: apakabar@clark.net
MIMEVersion: 1.0
MessageId: <199608122217.SAA24633@explorer2.clark.net>
Subject: IN: PIPA Pastor Sandyawan Terlibat Budiman Sudjatmiko
To: apakabar@clark.net
XMailer: ELM [version 2.4 PL24alpha3]
Sender: ownerindonesial@igc.apc.org
Precedence: bulk
ContentType: text/plain; charset=ISO88591
ContentLength: 3132
INDONESIAL
PASTOR SANDYAWAN TERLIBAT BUDIMAN SUDJATMIKO
JAKARTA (PIPA, 12/8) Budiman Sudjatmiko, aktifis mahasiswa yang
paling dicari dan akhirnya ditangkap aparat keamanan Minggu (11/8)
ternyata disembunyikan oleh seorang pastor Katolik yang selama ini
terlibat dengan beberapa pekerjaan sosial di kawasan kumuh Jakarta.
Pastor I. Sandyawan Sumardi SJ yang juga anggota tim relawan
"Peristiwa 27 Juli" Senin malam didampingi pengacara Bambang Widjojanto
dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia mendatangi kantor Polda Metro
Jaya menyusul penangkapan terhadap ketua Partai Rakyat Demokratik (PRD)
Budiman Sudjatmiko dan sembilan orang lainnya.
Sebuah sumber yang belum bisa dikonfirmasikan mengatakan
kedatangan Romo Sandyawan terkait dengan ditangkapnya "Bapak Benny" di
sebuah rumah di kawasan Bekasi bersama Budiman dan tiga orang aktifis PRD
lainnya. "Bapak Benny" ini adalah pemilik rumah yang dititipi oleh Romo
Sandyawan untuk memberikan perlindungan kepada Budiman dan kawankawan
yang sedang diuber aparat keamanan.
Dalam sebuah siaran pers tulisan tangan, Romo Sandyawan mengatakan
bahwa dalam pekerjaannya untuk mencari orang yang hilang dalam serbuan
terhadap markas besar Partai Demokrasi Indonesia (27/7) dia juga dimintai
tolong oleh aktifis PRD Kurniawan yang takut dengan perintah tembak di
tempat.
"Satu minggu sesudah pos pengaduan kami buka, ternyata yang datang
pada kami bukan hanya Kurniawan tetapi juga Budiman dan [Sekjen PRD
Petrus] Haryanto," katanya, sembari mengatakan bahwa tergerak oleh alasan
kemanusiaan spontan, Romo Sandyawan menitipkan ketiganya pada "Bapak Benny
yang notabene sama sekali tidak kenal mereka dan tidak tahu apaapa
tentang persoalan mereka."
Tim Relawan ini merupakan gabungan Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, LBH Jakarta, Forum Demokrasi dan berbagai LSM lainnya. Menurut
Romo Sandyawan, tim ini bertujuan untuk membahas segala kemungkinan
penyelesaian yang adil dan beradab sesuai landasan hukum yang benar,
termasuk dalam hubungannya dengan kaidahkaidah hukum internasional soal
kemungkinan penghindaran para tersangka dari intimidasi dan penyiksaan
yang bertentangan dengan "azas praduga tak bersalah."
Kapuspen ABRI Brigjen Amir Syariffudin sebelumnya mengatakan bahwa
Budiman bersama empat aktivis PRD, masingmasing Petrus Haryanto,
Kurniawan, Suroso dan Benny ditangkap pada Minggu 21.15. Sedangkan empat
lainnya ditangkap pada Senin 02.15 di kawasan Depok, masingmasing Garda
Sembiring, Ignasius Pranowo, Victor Dacosta dan Ignasius Putut Arintoko.
Kapuspen ABRI Brigjen Amir Syariffudin sebelumnya mengatakan bahwa
Budiman bersama empat aktivis PRD, masingmasing Petrus Haryanto,
Kurniawan, Suroso dan Benny ditangkap pada Minggu 21.15. Sedangkan empat
lainnya ditangkap pada Senin 02.15 di kawasan Depok, masingmasing Garda
Sembiring, Ignasius Pranowo, Victor Dacosta dan Ignasius Putut Arintoko.
Pihak pemerintah mengatakan bahwa sejauh ini lebih dari seratus
orang telah ditahan untuk dimintai keterangan berkaitan dengan peristiwa
27 Juli.
Penangkapan kini tampaknya menghantui para aktivis Indonesia
menyusul penahanan terhadap ketua Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI)
Muchtar Pakpahan maupun mereka yang dimintai keterangan seperti ketua PDI
Megawati Soekarnoputri, Julius Usman dari Partai Uni Demokrasi Indonesia,
Ridwan Saidi dari Majelis Rakyat Indonesia dan Ny. Supeni dari PNI Baru
semuanya ditanyakan dalam hubungannya dengan aktivitas politik PRD. (***)