Está en la página 1de 0

HALI TOSI S

IIALITOSIS
OLeh ' Drg. estur L.A. & Drg. Debora L.'t.
Ahsf t uct
lilalltosis Ls an olfensiue odol of the bresth drrc to Local snd sgstemic
t'actors.
-Although halltosls ts onlg a sgmptom and not o. dlsaose, tha
abnormsLltg ol the mauth odors
lrom
person wnth hslltosls is an
unconvenience condltlon ln social reLationship. Dlagnosis ol halitosis Ls
estobllshed. bg ananesls
qnd
phgsical examlnatlon. -[aborstorlum
exsminstlon is rlquired in some c.rses. ellorts to eliminste hslitosls should
ln. dirp.cted tonnrds determLning tlw etiologic
lactors
snd the correction ol
these
lactars.
Pendahul uan
Problem halitosis dikemukakan pertiama kali dalarn kepwtakaan olch Cogent
pada tahrur 1939
(l). Ualitosis adalah istilah umur yaurg menurjulikan pcmapas{ur
atau bau mulut yang tidak sedap dengan penyebab multifaktorial. ( l. 2. 4. 5) dalanr
kepustakaan. terminologi halitosis ini bermacar-ntacaln. Ada yang menyebutnya
fbtor ax rra atan
/atu'ot'is
atau bacl hrcuth (1.I
.5). llalitosis br.rkin tncrupakiur
suatu p:nyakit hurya merupakan ge.iala. Walaupur bukan tnerupakan sttutt"t
penyakit. halitosis merupakan kondisi yang saurgat mengganggu dalanr lingkurgar
pergaulan. Sebagian besar penderita sadar bahwa ia menderita halitosis.
Kebanyakan dari mereka datang berkonsultasi ke dokter gigi lebih sering
dibanding,lian ke dokter umuln karena ntenganggap lingkurgan rongga nrulut
merupakan kontributor paling utama dalam hal tcriadinya halitosis.
Ada
juga
penderita yang tidak sadar bahwa ia menderita halitosis. Ilal ini
disebabkan karena adanya gang$ar pada ckseptor prilbr dari neuron olfaktorius
sehingga penderita meniadi tidak peka terhadap bau
(2).
Menemukan kasus lralitosis
nremallg mudah. uiurrurl demikim prenrnggulangannya memerlukatt kcccnlahn
dan ketelitian pemcriksa dan kadarg-kadang dipcrlulirur kerizsarna dcngan cloktcr
Lunum/dokter ahli.
i
I)cpi ul cnrcn l ' cnyal i i t
(i i gi
dan N' l ul ut l "akul tas Kcdttktcrl ul t l Kl tl l ).^
I )r:partcnrcn l'cn1'aki(
(
iigi dm Nlulut lrakultas Kcdoktcrrut t
I
K ltl t ):\
Meditek
4i
HALI TOSI S
Patofi si ol ogi Hal i tosi s
Bau napas yang normal merupakum campuzul bau
1,zurg
bcrasal dari rrrrrgga
mulut dari saluran napas. Bau mulut yang tidak sedap biasanya terjadi akibat
terbentuknya produk sulfir terutama H,s dan metilmerkaptan (cH3sH) yang
berbau busuk dan mudah menguap. Produk ini terbentuk akibat pemecahan asant
animo yang berasal dari substrat dalam rongga mulut (seperti
sisa makanan. saliva
darah. terutama sisa sel epitel mulut yang mengalami deskuamasi) oleh
mikroorganisme terutama kuman Gram negatil. Produk-produk lainnya seperti
amonia. indol. skatol. kadaverin yans secara normal merupakan penrbentuk bau
dalam sistem pembusukan temyata tidak merupakan kontributor utama pada proses
pember-rtukzu.r bau mulut yang tidak sedap ini. Proses pembentukan clan
lrclcpasan
produk ini sehingga terdeteksi dalam rongga mulut tergantung pada faktor-faktor
lokal pH saliva. konsentrasi oksigen, grpulasi bakteri dan subsfat yang diperlukan
Lurtuk nretabolisme bakteri. Produksi bau ini.iuga ada hubungannya dcngan kondisi
rongga rnulut yang menyebabkan bergesemya grpulasi kumar Gram positil'
rneniadi kunan Gram negatif seperti berkurangnya aliran saliva. hrcrkurangnya
karbohidrat yang dipakai sebagai subshat bakteri c'leui kcnaikan pll rongga nrulut.
Predileksi proses pembusukan ini terutarna di prcmrukaan dorsogrsterior lidah dan
celahrelah gigi(2).
Pen,r,cbab halitosis multifaktorial di rrara nrasing-nrasing pcrl,-ebab tlapat
nrembcrikan halitosis yaurg khas sehingga kadiurg-kadarg dapat nrcrlbantu clalurr
hal rnenentukan fbktor penyebab halitosis. Donrinic ( 1
)
mcngklasilika.sikan
prenyebab halitosis menjadi 6 kelompok :
l. Faktor lokal yang benifat patologis
2. Iraktor lokal yang bersifat nonpatologis
3. lrzrktor sisten-rik yang bersifat patologis
4. l'aktclr sistemik yang bersifat nonpatologis
5. I;aktor sisten'rik yang akibat pcngguraiur otrat
6. Xerostomia
l . Fakt or l okal yang bersi f at pat ol ogi s
liaktor lokal vang bersifat patologis
1'ang
dapat nrcnyebabkan tcrjadinl'a
halitosis. iurtara lain higier-re rongga rnulut
1,iurg
buruk. karies gigi. gingivitis. abscs
periodontitis. poket periodontal. kontal.i gigi
1,arg
tidali baik sehingga nrcnrudahkan
l\4cditck 4,1
HALI TOSI S
rctensi sisa makanan. Kondisi-kondisi seperti luka bekas prcncabutan gigi. lidah
dengan lapisan keputihan tebal..fissuretl tongue. adanya proses ulserasi cli rongga
mulut, sinusitis kronis. laringitis. tonsilitis, dnitis. ulkus si{ilitik. tunror
hidrurg/trakea/bror-rliiti s
.i
uga rnenyebabkan terj adi n1,a hal i tosi s.
2.Faktor lokal yang bersifat nonpatologis
Berhentinya aliran litr dan adanya sisa-sisa makanan mengakibatkan terjadinya
pembusuhan yiu"lg menyebabkan halitosis. Ilal ini terbukti dengan adaurya halitosis
pada pagi liari sctclal'r bangun tidur'. Demikian
juga pada keadaan cli nrana
pergerakarr pipi drm lidah berkurang atau pada keadaiur di mana bu.wl matufuilic'
rzrlc berktriurg ahau mcnyebabltan berku"argnya alirim liru'1,ang rncughanrbat.sc'l
clcansing rongga nrulut dan meningkatkan halibsis. IntcnsiLrs halitosis
.iLrga
meningkat seirama dengan rneningkatnya unlur. Pada kelompok tulur 2-5 tahun
halitosis biasanya terjadi karena adanya bakteri/sisa makanan pada crypta tonsil.
Pada usia pertengahan, intensitas halitosis meningkat karena rneningkatnya penyakit
periodontal. Pada usia lanjut halitosis disebabkan karena gigi palsu lepas yang kotor
(dikenal sebagai denture hreath) dan berkurangnya saliva. Pengguraan rokok yiurg
berlebihiur tcrutama sigaret
i
uga akan meningkatkan lialitosis.
3. Fakt or si st cmi k yang bersi f at pat ol ogi s
Penyakit-pcnyakit sistemili banyak yang nranrpu nrernprodulisi halitosis dcngan
bau khes teftentu seperli diabctes melitus yeng tidzk terkontrol yarrg rncmberikan
khas bau anonia. kelainan darah
l,'arg
mcrnberikan khar^s bau amis. sirosis hati yarrg
mernberikan khas bau darah yang membusuli. gangguan hati akhir akan
rnemberikan khas bau amis ikan. demam rcmatik :*.ut rnembr:rikan khru bau asanr.
tuberkolusis clen abses pan-r memberikan kha.s bau gangren. I lalitosis
.juga
dapat
disebabkiur l<claineur rnetabolisme se.iak. lahir yang dikaitkim clcngan
Irurangnyii/tidali adanr a crrzirn pencL'nrarm. l'cnclcrill yang kurany'tidak ada cnzinr
ycurg rncngkonversi trinrctilamin bukm safa nrcrnr-urikan halitosis clcngan khas bau
ikan busuk tctapiir-rga kcringat dan urine yaurg bcrbau busutri.
4. Fakt or si st cmi k nonpat ol ogi s
Faktor sistemik nonpatologis yeng
adalah makanan seperli bawang putih.
Medi t ck
dapat rncnyebi.rbkeur tcriadinya halitosis
bau,iurs hrrnbay. alkohol. makar clacing
.15
HALI TOSI S
yang berlebihan. Daging setelah masuk dalam sistem pencemrum
akan
memproduksi asam lemak yang mudah menguap yang akan diabsorpsidalam darah
dan akhimya diekskresikan melalui udara pemapasarr.
5. Fakt or si st emi k aki bat penggunaan obat
Penggruraan obat tertentu secara sistemik
juga
dapat memberikan halitosis.
misalnya obat antiangin4 obat yang mengandurg jodiudkloralhidrat.
obat
antineoplastik, antihistlanin, amfetamin. tranquiliser.
6.Xerostomia
Kondisi-kondisi yang ntenyebabkan xerostornia antara lain hcmapzs nrelalui
mulut. prerokok berat. diabetes melitus. menopausc. penyakifpenyakit yang disertai
panas yang tinggi atau dehidrasi, galgguan emosi. terapi radiasi lebih dari ftffi rad.
sindrom S.jogren. aplasia kelenjar liur. penyakit Mikulica dan lain-lain.
Di agnosi s Hal i tosi s
Mengingat penyebab halitosis multitaktorial. nuka perlu identilikasi penycbab
halitosis sehingga dapat dilalarkan terapi yang tepat (1,2.4). Diagnosis berdasarkan
atas:
l. Datadata penderita
II. Pemeriksazur fisik
| | L Pcmeriksaan laboratori um (bi la d i prl ukan
)
I. Data-data penderita
'fcrmasuk
di sini antara lain :
L Keluhan utama
Perlu ditanyakan kapan penderita/orang lain mengetahui halitosis.
apakah hal i t osi s i ni bersi l at konst an at au i nt ermi t cn
2. I l i rvat ' at pcnyaki t di masa l al Lr dan sckarang
3. Obat-obat yang diminum perrdcrita sckarang
Mcditck 46
HALI TOSI S
Hal ini perlu ditanya rnengingat farmakodinamika
obat-obat
tertentu ternyata adayang berperan dalam hal terjadinya halitosis.
4. Diet
Perlu ditanyakan bagaimana kebiasaan diet penderita. tlan.r-ak
makanan sehari-hari dapat memberikan halitosis seperti bawang
merah, bawang bombay, bawang putih. alkohol dan lain-lain.
5. Rokok
I l . Pemeri ksaan Fi si k
l . Eval uasi asal bau
Evaluasi asal bau perlu dilakukan mengingat bau pernapasan yang
normal merupakan campuran bau dari rongga mulut dan saluran napas,
sehingga dapat membantu dalam mendiagnosis bandingkan apakah
penyebabnya faktor lokal atau faktor sistemik.
Caranva:
Penderita disuruh mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan kernudian
disuruh menghembuskan napas melalui lubang hidung kc arah terapak
tangan/kartu dengan kuat-kuat. Bila tercium bau tidak sedap nraka
penyebab halitosis berasal dari saluran napas. Jika tidak tercium bau
tidak sedap berarti halitosis ini berasal dari rongga mulut.
Bahwa asal bau ternyata dari rongga mulut dapat diperkuat dengan
melakukan uji ulang yang caranya adalah menyuruh penderita menutup
hidung rapat-rapat dengan menjepit cuping hidung dengan
jari-jari
tangan, kemudian penderita disuruh menghembuskan napas melalui
rongga mulut. Jika tercium bau tidak sedap maka memang halitosis ini
berasal dari rongga mulut. Bila halitosis berasal dari rongga mulut, maka
penanganannya merupakan tanggung jawab
dokter gigi. Bila halitosis
berasal bukan dari rongga hidung maka penderita perlu dikonsultasikan
ke dokter umum/internis/ahli THI'.
Meditek
47
HALI TOSI S
2. Pemeriksaan intraoral.
Pemeriksaan intraoral perlu dalam penanganan halitosis karena sebagian
besar halitosis berasal dari rongga mulut. Pada pemeriksaan intraoral ini
perlu
juga
diperhatikan adanya lesi-lesi yang terjadi akibat manif-estasi
penyakit sistemik dalam rongga mulut. Pemeriksaan ini meliputi
pemeriksaan bibir, vestibulum, lidah,
jaringan
mukosa mulut, gigi geligi,
jaringan penyangga gigi, ada tidaknya gigi tiruan lepas/cekat.
Penanggul angan Hal i tosi s
Penanggulangan halitosis terganhmg dari penyebab. Rongga mulut memang
menrpakan konhibutor utama terjadinya halitosis. Maka tindakan dokter gigi adalah
menghilangkan semua faktor lokal baik yang patologis maupun nonpatologis, yang
menyebabkan halitosis termasuk di sini melakukan penambalan gigi dan pemolesan
setiap tambalan. membersihkan karang gigi, rnelakukan pencabutan gigi.
memperbaiki poket periodontal serta memperbaiki setiap kondisi yang memberi
kesempatan untuk penimbunan dan pembusukan sisa makanan. Mengingat lidah
juga
merupakan tempat yang ideal bagi retensi sisa makanan atau sel-sel yang
mengalami deskuamasi atau bakteri yang mampu membentuk bau tidak sedap.
maka dianjurkanjuga untuk menyikat lidah bersamaan waktu menyikat gigi.
Pada pemakai gigi tiruan lepas maka dianjwkan untuk membersihkan gigi
tiruannya setiap hari setelah makanan. Demikian pula gigi tiruan lepas ini harus
dilepas pada waktu tidur dan direndam dalam air. Bila gigi tinran lepas tidak stabil
perlu dibuatkan yang baru. Penderita dianjurkan
juga
rurtuk minum 8-10 gelas air
setiap hari untuk mengurangi bau tidak enak. Ada beberapa preneliti yang
menganjurkan penderita halitosis mengunyah permen karet dengan alasan
mengunyah permen karet merangsang pergerakan otot-otot mustikasi, pipi dan lidah
sehingga meningkatkan saliva yang berguna urtuk membersihkan sisa makar.
Apabila penyebab halitosis berhubungan dengan fakta sistemik yang patologis
maka penanganannya diserahkan pada dokter urnum unh:k mengobati penyakit
sisemiknya
(1. 2,3, 4, 5).
Meditek 48
HALITOSIS
Kesi mpul an
1. Penyebab halitosis multifaktorial bisa faktor lokal atau faktor sistemik
2. Identifikasi penyebab halitosis perlu sehingga dapat dilakukan rerapi
yang tepat
3. Lingkungan rongga mulut merupakan kontributor utama ter.jadinya
hal i t osi s
4. Wewenang penanggulangan halitosis bisa di tangan dokter gigi atau
dokter umum.
Kepustakaan
l . Domi ni c P. L. . Al l ent own P. A : Hal i t osi s : An Et i ol ogi c Cl assi f i cat i on. A
treatment approach and prevention. Oral Surgery, Oral Medicine. Oral
Pahtology 54 : 521-526,1982
2. Dowel l J. D. Kassebaum D. K. : Di agnosi s and t reat i ng hal i t osi s. . f ourl ral
o1' the American Dental Association . 124 : 5-5-(14. 1993
3. Gol dher. P : Oral Mani f est at i on i n I l arri son' s Pri nci pal ol ' I nt ernal
Medi ci ne. edi t ed by Thorn G. W, et al . 8 t h ed. Mc Grawl l i l l co. 1989.
hal 200.
4. Rusliyanto Hartono : Halitosis, diagnosis dan upaya penanggr"rlangannya
5. Schmi dt . N. F, Tarbet . W. J. : The ef f ect of oral ri nse on organol cpt i c
month odor ratings and level or volatile sullur compounds" Oral Surgcry.
Oral Medi ci ne. Oral Pat hol ogy 45, : 876-883. 1978.
Meditek 49

También podría gustarte

  • Penggolongan Obat Dan Uu Farmasi (Kuliah I)
    Penggolongan Obat Dan Uu Farmasi (Kuliah I)
    Documento21 páginas
    Penggolongan Obat Dan Uu Farmasi (Kuliah I)
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • BAB II Lap PKL
    BAB II Lap PKL
    Documento5 páginas
    BAB II Lap PKL
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Teknik Restorasi Komposit
    Teknik Restorasi Komposit
    Documento3 páginas
    Teknik Restorasi Komposit
    Maria Apriliana
    100% (1)
  • Mekanisme Atau Tata Cara Rujukan
    Mekanisme Atau Tata Cara Rujukan
    Documento2 páginas
    Mekanisme Atau Tata Cara Rujukan
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Chapter II 2
    Chapter II 2
    Documento24 páginas
    Chapter II 2
    Nurul Fajri
    Aún no hay calificaciones
  • Mekanisme Atau Tata Cara Rujukan
    Mekanisme Atau Tata Cara Rujukan
    Documento2 páginas
    Mekanisme Atau Tata Cara Rujukan
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Eritema Multiforme
    Eritema Multiforme
    Documento13 páginas
    Eritema Multiforme
    Lia Priscilia
    100% (2)
  • Eritema Multiforme
    Eritema Multiforme
    Documento15 páginas
    Eritema Multiforme
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Alergi
    Alergi
    Documento20 páginas
    Alergi
    Idayu Windriyana
    Aún no hay calificaciones
  • Alergi
    Alergi
    Documento20 páginas
    Alergi
    Idayu Windriyana
    Aún no hay calificaciones
  • 23 - 190Opini-Mengurangi Gejala Asma Alergi Dengan Bantuan Dokter Gigi
    23 - 190Opini-Mengurangi Gejala Asma Alergi Dengan Bantuan Dokter Gigi
    Documento4 páginas
    23 - 190Opini-Mengurangi Gejala Asma Alergi Dengan Bantuan Dokter Gigi
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Anatomi Gigi
    Anatomi Gigi
    Documento25 páginas
    Anatomi Gigi
    oshin
    Aún no hay calificaciones
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento1 página
    Daftar Pustaka
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Alergi Hipersensitif Diktat1
    Alergi Hipersensitif Diktat1
    Documento73 páginas
    Alergi Hipersensitif Diktat1
    Ayu Rindwitia Indah Peanasari
    0% (1)
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento47 páginas
    Bab 2
    Kara Araujo
    Aún no hay calificaciones
  • Jkunukr Ns Jou 1996 Na00000189 1276 Halitosis Resource4
    Jkunukr Ns Jou 1996 Na00000189 1276 Halitosis Resource4
    Documento0 páginas
    Jkunukr Ns Jou 1996 Na00000189 1276 Halitosis Resource4
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Aplikasi
    Aplikasi
    Documento20 páginas
    Aplikasi
    Melani Adrian
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento47 páginas
    Bab 2
    Kara Araujo
    Aún no hay calificaciones
  • Aplikasi
    Aplikasi
    Documento20 páginas
    Aplikasi
    Melani Adrian
    Aún no hay calificaciones
  • 3
    3
    Documento10 páginas
    3
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Chapter III
    Chapter III
    Documento22 páginas
    Chapter III
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Chapter II
    Chapter II
    Documento27 páginas
    Chapter II
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Anatomi Gigi
    Anatomi Gigi
    Documento25 páginas
    Anatomi Gigi
    oshin
    Aún no hay calificaciones
  • Chapter II
    Chapter II
    Documento27 páginas
    Chapter II
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Jkunukr Ns Jou 1996 Na00000189 1276 Halitosis Resource4
    Jkunukr Ns Jou 1996 Na00000189 1276 Halitosis Resource4
    Documento0 páginas
    Jkunukr Ns Jou 1996 Na00000189 1276 Halitosis Resource4
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Chapter II
    Chapter II
    Documento27 páginas
    Chapter II
    Moesriatul Wahieda Kadiiss
    Aún no hay calificaciones
  • Bab 2
    Bab 2
    Documento47 páginas
    Bab 2
    Kara Araujo
    Aún no hay calificaciones
  • Alergi Hipersensitif Diktat1
    Alergi Hipersensitif Diktat1
    Documento73 páginas
    Alergi Hipersensitif Diktat1
    Ayu Rindwitia Indah Peanasari
    0% (1)
  • Bell's Palsy
    Bell's Palsy
    Documento11 páginas
    Bell's Palsy
    Faro Tmc
    Aún no hay calificaciones