Está en la página 1de 2

Keperawatan Medikal Bedah/Alfi Syahar Yakub,S.

Kp /Laringitis/april/200

LARINGITIS I. PENDAHULUAN Laringitis adalah peradangan pada laring yang terjadi karena banyak sebab. Inflamasi laring sering terjadi sebagai akibat terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau sebagai bagian dari infeksi saluran nafas atas. Kemungkinan juga disebabkan oleh infeksi yang terisolasi yang hanya mengenai pita suara. II. PATOFISIOLOGI Hampir semua penyebab inflamasi ini adalah virus. Invasi bakteri mungkin sekunder. Laringitis biasanyan disertai rinitis atau nasofaring. Awitan infeksi mungkin berkaitan dengan pemajanan terhadap perubahan suhu mendadak, defisiensi diet, malnutrisi, dan tidak ada immunitas. Laringitis umum terjadi pada musim dingin dan mudah ditularkan. Ini terjadi seiring Dengan menurunnya daya tahan tubuh dari host serta prevalensi virus yang meningkat. Laringitis ini biasanya didahului oleh faringitis dan infeksi saluran nafas bagian atas lainnya. Hal ini akan mengakibatkan iritasi mukosa saluran nafas atas dan merangsang kelenjar mu us untuk memproduksi mu us se ara berlebihan sehingga menyumbat saluran nafas. Kondisi tersebut akan merangsang terjadinya batuk hebat yang bisa menyebabkan iritasi pada laring. Dan mema u terjadinya inflamasi pada laring tersebut. Inflamasi ini akan menyebabkan nyeri akibat pengeluaran mediator kimia darah yang jika berlebihan akan merangsang peningkatan suhu tubuh. III. MANIFESTASI KLINIK Laringitis akut ditandai Dengan suara serak atau tidak dapat mengeluarkan suara sama sekali !afonia" dan batuk berat. Laringitis kronis ditandai Dengan suara serak yang persisten. Laringitis kronis mungkin sebagai komplikasi dari sinusitis kronis dan bron hitis kronis. IV. PENATALAKSANAAN MEDIS #enatalaksanaan laryngitis akut termasuk mengistirahatkan suara, menghindari merokok, istirahat di tempat tidur, dan menghirup uap dingin atau aerosol. $ika laryngitis merupakan bagian dari infeksi pernafasan yang lebih luas akibat organisme bakteri atau jika lebih parah, terapi antibioti yang tepat perlu diberikan. %ebagian besar pasien dapat sembuh Dengan pengobatan konservatif& namun laryngitis enderung lebih parah pada pasien lansia dan dapat diperburuk oleh pneumonia. 'ntuk laringits kronis, pengobatannya termasuk mengistirahatkan suara, menghilangkan setiap infeksi traktus respiratorius primer yang mungkun ada, dan membatasi merokok. #enggunaan kortikosteroid topi al, seperti inhalasi beklometason dipropionate !van eril", dapat digunakan. #reparat ini tidak mempunyai efek sistemik atau kerja lama dan dapat megurangi reaksi inflamasi lo al. V. PROSES KEPERAWATAN Pengkajian : (iwayat kesehatan pasien yang lengkap yang menunjukkan kemungkinan tanda dan gejala sakit kepala, sakit tenggorok, dan nyeri sekitar mata dan pada kedua sisi hidung, kesilutan menelan, batuk, suara serak, demam, hidung tersumbat, dan rasa tidak nyeman umum dan keletihan. )enetapkan kapan gejala mulai timbul, apa yang menjadi pen etusnya, apa yang bisa menghilangkan atau meringankan gejala tersebut, dan apa yang memperburuk gejala tersebut adalah bagian dari pengkajian, juga mengidentifikasi setiap riwayat alergi atau adanya penyakit yang timbul bersamaan. Inspeksi menunjukkan pembengkakan, lesi atau asimetris hidung, juga pendarahan atau rabas. )ukosa hidung diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warna kemerahan, pembengkakan, atau eksudat dan polip hidung, yang mungkin terjadi dalam rhinitis kronis. %inus frontal dan maksilaris dipalpasi terhadap nyeri tekan, yang menunjukkan inflamasi. *enggorok diamati Dengan meminta klien membuka mulutnya lebar+lebar dan nafas dalam. *onsil dan faring diinspeksi terhadap temuan abnormal seperti warma kemerahan, asimetris, atau adanya drainase, ulserasi, atau pembesaran. *rakea dipalpasi terhadap posisi garis tengah dalam leher, dan setiap massa atau deformitas diidentifikasi. ,odus limfe leher juga dipalpasi terhadap pembesaran dan nyeri tekan yang berkaitan. Diagnosa Keperawatan : -erdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat men akup berikut ini . /. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan Dengan sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi Hasil yang ingin di apai . )enunjukkan jalan nafas paten, Dengan binyi nafas bersih, tak ada dispnea

Keperawatan Medikal Bedah/Alfi Syahar Yakub,S.Kp /Laringitis/april/200

1.

6.

Intervensi Kaji frekwensi atau kedalaman pernafasan dan gerakan dada. (0. *akipnea, pernafasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau airan paru. Auskultasi area paru, atat area penurunan, atau tak ada aliran udara dan bunyi nafas adventisius, mis. krekels, mengi. (0. #enurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi Dengan airan. -unyi nafas bron hial !normal pada bronkus" dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronkhi, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan airan, se ret kental, dan spasme jalan nafas0 obstuksi. -antu pasien latihan nafas sering, tunjukkan atau -antu pasien mempelajari, melakukan batuk, mis. menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi. (0. ,afas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru+paru atau jalan nafas lebih ke il. -atuk adalah mekanisme pembersihan jalan nafas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan nafas paten. #enekana menurunkan ketidaknyamanan badan dan posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat. -erikan airan sedikitnya 1233 mL 0hari !ke uali kontraindikasi" *awarkan air hangat, daripada dingin. (0. 4airan !khususnya yang hangat" memobilisasi dan mengeluarkan se ret. Kolaborasi -erikan obat sesuai indikasi . mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesi . (0. Alat untuk menurunkan spasme bronkus Dengan mobilisasi se ret. Analgesik diberikan untuk memperbaiki batuk Dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan se ara hati+hati, karena dapat menurunkan upaya batuk atau menekan pernafasan. ,yeri yang berhubungan dengan iritasi laring sekunder akibat infeksi. Kemungkinan dibuktikan oleh . sakit kepala, nyeri otot dan sendi, perilaku distraksi, gelisah. Intervensi . -erikan tindakan nyaman mis . pijtan punggung, perubahan posisi, perbin angan, relaksasi0 latihan nafas. (0. *indakan non analgetik diberikan dengan sentuhan lembut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan memeperbesar efek terapi analgetik. *awarkan pembersihan mulut dengan sering (0. #ernapasan mulut dan terapi oksigen dapat mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa, potensial ketidaknyamanan umum. Kolaborasi -erikan analgesik dan antitusif sesuai indikasi. (0. 5bat ini dapat digunakan untuk menekan batuk non produktif0paroksismal atau menurunkan mukosa berlebihan,meningkatkan kenyamanan0istirahat umum. 7angguan komunikasi verbal yang berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan. Intervensi: -erikan pilihan ara komunikasi yang lain seperti papan dan pen il (0. 4ara komunikasi yang lain dapat mengistirahatkan laring untuk berkomunikasi se ara verbal sehingga dapat meminimalkan penggunaan pita suara. -erikan komunikasi non verbal, ontoh sentuhan dan gerak fisik, antisipasi kebutuhan. (0. %entuhan diyakini untuk memberikan peristiwa kompleks biokimia Dengan kemungkinan pengeluaran endokrin yang menurunkan ansietas.

También podría gustarte