Está en la página 1de 10

IBNU TAIMIYAH

M-HMJ-TARBIYAH STAIN WATAMPONE 2013

NAMA-NAMA KELOMPOK IBNU TAIMIYAH :


RATI MALKA RISMAWATI MARDINA YANTI ANDI MARLINA ANIS FAIRAH SITTI RAHMA SRI SUNAENI SELVIA ANDANI DIAN YUSTIANANDA MUSRIANI NUR AINUN MUSA SUNARTI ANDI MIRDAYANTI ANDI KHALAKMA SANDI SAKKA IQBAL SANDI NASRUN

M-HMJ-TARBIYAH STAIN WATAMPONE 2013

IBNU TAIMIYAH

A. Biografi Nama lengkapnya Ahmad Taqiyudin Abu Abbas bin Syihabuddin Abdul Mahasin Abdul Halim bin Abdissalam bin Abdillah bin Abi Qasim Al Khadar bin Muhammad bin Al-Khadar bin Ali bin Abdillah. Nama Taimiyah dinisbatkan kepadanya karena moyangnya yang bernama Muhammad bin Al-Khadar melakukan perjalanan haji melalui jalan Taima. Sekembalinya dari haji, ia mendapati isterinya melahirkan seorang anak wanita yang kemudian diberi nama Taimiyah. Sejak saat itu keturunannya dinamai Ibnu Taimiyyah sebagai peringatan perjalanan haji moyangnya itu. Taimiyah dilahirkan di Harran pada hari senin tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 661 H dan meninggal di penjara pada malam senin tanggal 20 Dzul Qadah tahun 729 H. Ayahnya bernama Syihabuddin Abu Ahmad Abdul Halim Bin Abdussalam Ibn Abdullah bin Taimiyah, seorang Syaikh, Khatib dan Hakim di kotanya. Dikatan oleh Ibrahim Madkur bahwa Ibn Taimiyah merupakan tokoh salaf yang ekstrim karena kurang memberikan ruang gerak pada akal. Ia adalah murid yang muttaqi, wara, dan zuhud serta seorang panglima dan penetang bangsa Tartas yang pemberani. Ia dikenal sebagai seorang muhaddits mufassir (Ahli tafsir Al-Quran berdasarkan hadits), faqih, teolog, bahkan memiliki pengetahuan yang luas tentang filsafat. Ia telah mengkritik Khalifah Umar dan

Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia juga menyerang Al-Ghazali dan Ibn Arabi. Kritiknya ditunjukan pula kepada kelompok-kelompok agama sehingga membangkitkan kemarahan para ulama sezamannya. Berulang kali Ibn Taimiyah masuk ke penjara hanya karena bersengketa dengan para ulama sezamannya.

B. Pemikiran Pendidikan Ibnu Taimiyah Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam bidang pendidikan dapat dibagi kedalam pemikiranya dalam bidang falsafah pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum dan hubungan pendidikan dengan kebudayaan. Tentunya, pemikiran tersebut di bangun berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Semuanya itu secara signkat dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Falsafah Pendidikan Menurut ibn Taimiyah bahwa menuntut ilmu itu merupakan ibadah dan memahaminya secara mendalam merupakan sikap ketakwaan kepada Allahdan mengkajinya merupakan jihad, mengajarkan kepada orang yang belum tau dan mendiskusikanya merupakan tasbih. a. At-Tauhid Menurut Ibn Taimiyah bahwa hal yang terpenting yang harus mendasarkan falsafah pendidikan adalah at-tauhid, yaitu menyatakan dua kelimah syahadah sebagai pangkal utama ajaran Islam. Tauhid yang menjadi asas pendidikan itu menurut ibn taimiyah dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

1) Tauhid rububiyah Meyakini bahwa Allah itu esa, yang menciptakan semua mahluq, mengatur dan membimbingnya. 2) Tauhid uluhiyyah Meyakini bahwa Allah-lah satu-satunya tuhan yang pantas disebut tuhan, di taati dan dipatuhi segala perintahnya serta menjauhi segala laranganya. 3) Asmma dan sifat Meyakini bahwa segala yang berjalan dalam kenyataan di alam raya ini merupakan aturan Tuhan. b. Tabiat Insaniyah Menurut Ibnu Taimiyah bahwa manusia dikaruniai tabiat atau kecenderungan mengesakan tuhan sebagaimana terkandung dalam falsafah pendidikan. 2. Tujuan Pendidikan Menurut Ibn Taimiyah Tujuan pendidikan di bagi menjadi tigal hal, yaitu : a. Tujuan Individual Pendidikan diarahkan pada pembentukan pribadi muslim yang baik, yaitu seorang yang berfkir, merasa dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan pada setiap waktu sejalan dengan apa yang diperintahkan AlQuran dan As-Sunnah

b.

Tujuan Sosial Pendidikan juga harus diarahkan pada terciptanya masyarakat yang baik yang sejalan dengan ketentuan Al-Quran dan As-Sunnah

3.

Kurikulum Dalam hal ini kurikulum dalam arti mata pelajaran dapat dikemukakan melalui empat tahab, yaitu a. b. Kurikulum yang berhubungan dengan mengesakan tuhan Kurikulum yang berhubungan dengan mengetahui secaara mendalam terhadap ilmu-ilmu Allah. c. Kurikulum yang berhubungan dengan upaya mendorong manusia mengetahui secara mendalam terhadap kekuasaan Allah d. Kurikulum yang berhubungan dengan upaya yang mendorong untuk mengetahui perbiuatan Allah

4.

Metode Pengajaran Menurut ibn Taimiyah pada garis besarnya metode pengajaran dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu metode ilmiyah dan metode iradiyah. Berikut uraianya a. At-Thoriqoh al-islamiyah (metode ilmiyah) Ibn Taimiyah menamai metode imiyah karena dengan metode itulah akan dijumpai pemikiran yang lurus dalam memahami dalil, argumen dan sebab-sebab yang menyampaikan pada ilmu.

b.

At-Thoriqoh al-Iradah Ibn Taimiyah menamai metode At-Thoriqoh al-Iradah karena metode ini yang menghantarkan seseorang pada pengamalan ilmu yang

diajarkanya. Menurut suatu sumber, bahwa Ibnu taimiyah memiliki karangan lebih dari 300 kitab, meliputi masalah tafsir, fiqh, retorika (jadal), fatwa- fatwa yang merupakan kumpulan jawaban atas pertanyaan masyarakat. Dia juga melakukan kritikan pedas terhadap berbagai masalah, terutama tentang tasawuf, filsafat, ziarah kubur, tawassul, dan sebagainya.

C. Prestasi 1. Kepribadiannya Semenjak kecil sudah terlihat tanda-tanda kecerdasannya. Begitu tiba di Damaskus, ia segera menghafalkan Al-Quran dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama, hafizh dan ahli hadits negeri itu. Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh ulama tersebut tercengang. Dia adalah orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ia pernah berkata: Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah, sedangkan hal itu merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai dadaku menjadi lapang dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku

lakukan baik di pasar, di masjid atau di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar hingga terpenuhi citacitaku. 2. Menjadi Jenderal Sangat luar biasa, tidak hanya di lapangan ahli ilmu pengetahuan saja ia terkenal, ia juga pernah memimpin sebuah pasukan untuk melawan pasukan Mongol di Syakhab, dekat kota Damaskus, pada tahun 1299 Masehi dan beliau mendapat kemenangan yang gemilang. Pada Februari 1313, beliau juga bertempur di kota Jerussalem dan mendapat kemenangan. Dan sesudah karirnya itu, beliau tetap mengajar sebagai profesor yang ulung 3. Pendidikan dan karyanya Di Damaskus ia belajar pada banyak guru, dan memperoleh berbagai macam ilmu diantaranya ilmu hitung (matematika), khat (ilmu tulis menulis Arab), nahwu, ushul fiqih. Ia dikaruniai kemampuan mudah hafal dan sukar lupa. Hingga dalam usia muda, ia telah hafal Al-Qur'an. Kemampuannya dalam menuntut ilmu mulai terlihat pada usia 17 tahun. Dan usia 19, ia telah memberi fatwa dalam masalah masalah keagamaan. Ibnu Taymiyyah amat menguasai ilmu rijalul hadits (perawi hadits) yang berguna dalam menelusuri Hadits dari periwayat atau pembawanya dan Fununul hadits (macam-macam hadits) baik yang lemah, cacat atau shahih. Ia memahami semua hadits yang termuat dalam Kutubus Sittah dan AlMusnad. Dalam mengemukakan ayat-ayat sebagai hujjah (dalil), ia memiliki

kehebatan yang luar biasa, sehingga mampu mengemukakan kesalahan dan kelemahan para mufassir atau ahli tafsir. Tiap malam ia menulis tafsir, fiqh, ilmu 'ushul sambil mengomentari para filusuf . Sehari semalam ia mampu menulis empat buah kurrosah (buku kecil) yang memuat berbagai pendapatnya dalam bidang syari'ah. Ibnul Wardi menuturkan dalam Tarikh Ibnul Wardi bahwa karangannya mencapai lima ratus judul. Karya-karyanya yang terkenal adalah Majmu' Fatawa yang berisi masalah fatwa fatwa dalam agama Islam Diantara karangan-karangannya, antara lain: a. b. c. d. e. f. g. Muwafaqah Sharih al-Maqul li Shahih al-Manqul Al-jawab al-Shahih Liman Baddala Dina al- Masih Al-Rasail Wa al-Masail Al-Iman Al-Istiqamah Kitab al-Tauhid Naqd al-Mantiq

DAFTAR PUSTAKA

1. Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001 2. Jamil Ahmad Al-Islam, Seratus Muslim Terkemuka, Jakarta: Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia, 2004 3. Abbad Sirajudin, Itiqad Ahlussunah Wal-jamaah, Jakarta: Pustaka Tarbiyyah. 4. Amin Husayn Ahmad, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2000. 5. Nasir Sahilun. Pemikiran Kalam (Teology Islam ), Jakarta: Rajawali Pers. 2010. 6. Fauzi Ahmad, Ilmu Kalam (sebuah pengantar), Cirebon: STAIN Press,. 7. Rozak Abdul, Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011. 8. Mustopa, Mazhab-Mazhab Ilmu Kalam, Cirebon: Nurjati IAIN _publisher, 2011.

También podría gustarte