Está en la página 1de 16

Pertemuan IV

67

A. Perdagangan Luar Negeri : Seperti telah disebutkan di atas bahwa dalam model ekonomi empat sektor terdapat variabel ekspor (X) dan impor (M) sebagai bentuk interaksi ekonomi dengan negara lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era globalisasi ekonomi dewasa ini hampir tidak ada satu negara pun yang tidak melakukan hubungan ekonomi dan keuangan internasional dengan negara lain. Oleh para ahli ekonomi, perdagangan luar negeri telah dipandang sebagai mesin pertumbuhan ekonomi bagi setiap negara. Secara teori ada beberapa alasan atau faktor yang mendorong timbulnya perdagangan luar negeri : 1. Faktor faktor yang menodorong timbulnya perdagangan luar negeri : a. Adanya perbedaan pemilikan sumber daya ekonomi antar negara. b. Adanya perbedaan penguasaan teknologi produksi. c. Adanya perbedaan jumlah penduduk yang mendorong perbedaan tingkat kebutuhan. d. Adanya perbedaan tingkat pendapatan per kapita. e. Perbedaan harga atau kurs. f. Perbedaan Selera. g. Perbedaan geografis, budaya dan lain-lain. 2. Manfaat manfaat perdagangan luar negeri : a. Termanfaatkannya sumber-sumber daya yang selama ini belum terpakai / menganggur. b. Perluasan pasar yang mendorong kepada peningkatan produksi.
Tri Wahyono, SE., MM. EKONOMI TEORI

Pertemuan IV

68

c. Perluasan kesempatan kerja. d. Alih teknologi yang mendorong peningkatan keterampilam masyarakat. e. Peningkatan GNP per kapita melalui perdagangan. f. Sumber devisa yang dibutuhkan dalam membiayai pembangunan. bilateral, regional maupun multilateral. 3. Pengaruh Ekonomi Internasional Terhadap Ekonomi Nasional. Dalam era globalisasi terdapat keterkaitan dan ketergantungan serta persaingan global telah menyebabkan hampir semua kehidupan dalam suatu negara terpengaruh oleh ekonomi internasional. Dengan kata lain, era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini dapat dikatakan tidak ada lagi negara yang autarki, yaitu negara yang hidup terisolasi, tanpa mempunyai hubungan ekonomi, keuangan, maupun perdagangan internasional. a. Aspek Makro 1). Ditinjau dari sisi Permintaan dan Penawaran. Secara teoritis, keseimbangan ekonomi nasional suatu negara dapat dirumuskan sebagai suatu keseimbangan antara jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dengan jumlah barang dan jasa yang diminta. Hal ini dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut : g. Peningkatan kerjasama ekonomi antar negara, baik yang bersifat

Gambar 6.1 Keseimbangan Ekonomi Internasional Keseimbangan Ekonomi Nasional

Supply Total (St)

Demand Total (Dt)

DN Pd
Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

+ +

LN M

= =

DN Cd

+ +

LN X
TEORI

Pertemuan IV

69

Pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional melalui ekspor (X) dan impor (M) dapat divisualisasikan sebagai berikut :

P Pd M P2 P1 P0 E0 E1 Dt Q1 Q2 Q3 Pd Dt1 X Q E2 St1

St

2). Ditinjau dari Perhitungan Pendapatan Nasional Perhitungan berikut : GNP = Y = C + I + G + X M a). Bila X M > 0 maka X > M, ini berarti saldo X neto positif atau posisi neraca perdagangan luar negeri surplus, sehingga Y naik. b). Sebaliknya bila X M < 0 maka X < M, ini berarti saldo X neto negatif atau posisi neraca perdagangan luar negeri defisit, sehingga Y turun. Dari rumusan tersebut di atas, semakin besar perubahan (X M), maka semakin besar pula pengaruh ekonomi internasional terhadap ekonomi nasional suatu negara. Ini menunjukkan ekonomi negara tersebut semakin terbuka (open economy).
Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI TEORI

pendapatan

nasional

berdasarkan

pendekatan

pengeluaran (expenditure approach) dapat dirumuskan sebagai

Pertemuan IV

70

b. Aspek Mikro Ditinjau dari aspek mikro, pengaruh ekonomi internasional, khususnya keuangan internasional, dapat diilustrasikan sebagai berikut : 1). Perubahan kurs valas akan mempengaruhi struktur biaya produksi suatu perusahaan, terutama bila perusahaan tersebut mengimpor input yang akan digunakan dalam produksi. 2). Perubahan kurs valas juga akan berpengaruh terhadap penerimaan perusahaan, terutama bila perusahaan tersebut melakukan ekspor hasil produksinya. 3). Karena laba perusahaan ditentukan oleh selisih positif antara penerimaan dan biaya. Maka bila terjadi perubahan kurs valas, hal ini akan berpengaruh terhadap perolehan laba perusahaan, khususnya bagi perusahaan yang melakukan transaksi ekspor dan impor dalam kegiatan produksinya.

B. Teori Perdagangan Internasional. 1. Teori Merkantilisme Merkantilisme adalah suatu aliran filsafat yang berkembang pada abad XVI s.d XVIII di Eropa Barat yang dimotori oleh para filusuf seperti John Lock dll. Menurut kaum merkantilis suatu negara akan makmur bila dapat mewujudkan dua ide pokoknya, yaitu : a. Mengupayakan agar ekspor selalu lebih besar dari impor (X>M). b. Surplus yang diperoleh dari selisih positif (X M) atau ekspor neto akan menyebabkan mengalirnya logam mulia (emas atau perak) sebanyakbanyaknya ke dalam negeri. Pada masa itu logam mulia merupakan alat pembayaran internasional. Dengan semakin meningkatnya cadangan logam mulia ini maka raja/ negara akan mampu melakukan ekspansi
Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI TEORI

Pertemuan IV

71

guna memperkuat armada perdagangannya atau memperluas pengaruh kekuasaannya. Peraturan/ kebijakan kaum Merkantilis dalam rangka mewujudkan dua ide pokoknya : a. Melarang ekspor bahan mentah, khususnya bahan pangan. Larangan ekspor bahan mentah ini disamping nilai tambahnya kecil juga dimaksudkan agar negara lain tidak mampu memproduksi karena ketiadaan bahan baku ( menghindari munculnya pesaing). Larangan ekspor bahan pangan dimaksudkan agar persediaan bahan pangan di dalam negeri berlimpah, sehingga upah tenaga kerja dapat ditekan murah

biaya produksi rendah harga lebih kompetitrif.


b. Melarang aliran modal ke luar negeri (capital flight). Karena modal ibarat darah atau nafasnya perusahaan. Karena kalau terjadi capital flight, hal ini hanya akan menguntungkan negara luar. c. Melarang migrasi tenaga ahli (expert) ke luar negeri, karena melalui para tenaga ahli ini akan muncul gagasan-gagasan cemerlang yang visinya jauh ke depan. d. Mendorong ekspor dengan cara memberikan subsidi. e. Memonopoli pasar input maupun pasar output, bila perlu dengan melakukan penjajahan. Kritik kritik terhadap teori Merkantilis : a. Kritik David Hume terhadap teori Merkantilis. 1). Price Specie Flow Mechanism : menurut David Hume, surplus logam mulia tidak selamanya akan menyebabkan kemakmuran. Karena peningkatan cadangan logam mulia (devisa) akan menimbulkan konsekuensi moneter atau mekanisme otomatis.

Bila X >M Cad. LM M S AD AS P Cost PX BOP Balance QM = QX QM QX Q M QX BOP Defisit QM QX


Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI TEORI

Pertemuan IV

72

2). Ritaliasi : upaya mempertahankan surplus ekspor dengan cara memberikan subsidi akan mendapat tindakan pembalasan dari negara mitra dagang dalam bentuk pengenaan tariff bea masuk yang lebih tinggi. Sehingga surplus ekspor tidak selalu dapat dipertahankan. b. Kritik Adam Smith terhadap teori Merkantilis. 1). Menurut Adan Smith ukuran kemakmuran tidaklah dilihat dari banyaknya logam mulia yang dimiliki suatu negara, melainkan dilihat dari banyaknya barang dan jasa yang dapat diproduksi atau dikonsumsi. 2). Campur tangan pemerintah dalam perekonomian harus diminimalkan, karena perekonomian akan lebih efisien bila dilaksanakan dalam prinsip pasar bebas. Dengan prinsip pasar bebas akan timbul persaingan yang sehat dan ini akan mendorong para pelaku ekonomi untuk bersikap lebih kreatif dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan efisiensi. Lebih lanjut Adam Smith menganjurkan adanya pembagian kerja internasional (spesialisasi). Dengan spesialisasi ini akan muncul berbagai keunggulan, baik itu yang bersifat keunggulan alamiah (natutal advantage) yaitu keunggulan yang dimiliki suatu negara karena memiliki sumber daya alam secara berlimpah yang oleh negara lain kurang / tidak dimiliki, serta keunggulan yang diciptakan (aquried advantage) yaitu keunggulan yang dimiliki suatu negara karena mampu memproduksi/ menguasai teknologi produksi tertentu yang oleh negara lain belum/ tidak dikuasai. Dari keunggulan-keunggulan tersebut negara akan memperoleh keunggulan mutlak (absolute advantage), yaitu keunggulan yang dimiliki

Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

TEORI

Pertemuan IV

73

suatu negara karena mampu memproduksi barang atau jasa secara lebih efisien atau lebih produktif dibanding negara lain. 2. Teori Keunggulan Absolut dari Adam Smith. a. Asumsi-asumsi yang digunakan : 1). Ada dua negara, dua komoditi dan satu faktor produksi yaitu tenaga kerja. 2) Tidak ada biaya transportasi dan informasi dalam perdagangan. 3). Mobilitas faktor produksi bersifat sempurna. Contoh : Teori Keunggulan Absolut (Jam kerja per unit output) Komodit Negara Indonesia Jepang Kain 4/m 6/m Radio 120/unit 60/unit Dasar Tukar Dalam Negeri (DTDN) 1 R = 30 K 1 R = 10 K

Dalam contoh ini dikatakan bahwa Indonesia mempunyai keunggulan absolut pada Kain sementara Jepang memiliki keunggulan absolut pada Radio. Kedua negara berspesialisasi pada masing-masing produk yang menjadi keunggulannya dan kemudian melakukan perdagangan dengan Dasar Tukar Internasional (DTI) atau Harga Internasional 1 R = 20 K. Pada tingkat DTI ini : Indonesia dapat menghemat (saving) sebesar 10 unit Kain untuk setiap unit Radio yang di impor. Jepang akan surplus sebesar 10 unit Kain untuk setiap unit Radio yang di ekspor. 3. Teori Keunggulan Komperatif dari David Ricardo Ricardo salah seorang murid Adam Smith mencoba mengkoreksi teori yang dikemukakan gurunya. Menurut Ricardo perdagangan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar negeri. Untuk perdagangan dalam negeri dapat digunakan pendekatan teori
Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI TEORI

Pertemuan IV

74

keunggulan absolut dari Adam Smith, tetapi untuk perdagangan luar negeri harus menggunakan pendekatan teori keunggulan komperatif, yaitu suatu teori yang didasarkan kepada upah riil tenaga kerja. Secara umum asumsi yang digunakan Ricardo hampir sama dengan yang digunakan Adam Smith, tetapi Ricardo menambahkan dua asumsi khusus, yaitu : a. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan komperatif apabila biaya produksi satu unit barang ekspornya lebih murah dibanding biaya produksi satu unit barang impornya (seandainya barang impor tersebut diproduksi sendiri). b. Nilai DTI = 1 : 1 Contoh : Keunggulan Komperatif (Jam Kerja per Unit Output) Komoditi Negara China Perancis Sutera 100 /m 90 /m Anggur 120 /Ltr 80 /Ltr Dasar Tukar Dalam Negeri (DTDN) 1 A = 1,2 S 1 A = 0,89 S

Dilihat dari sisi keunggulan absolut, maka Perancis unggul untuk kedua komoditi tersebut dibanding China. Tetapi dari kedua komoditi tersebut terdapat satu komoditi yang menjadi keunggulan komperatif bagi Perancis, cara menentukannya adalah dengan memilih efisiensi atau produktivitas tertinggi dari kedua komoditi tersebut, yaitu : Biaya produksi Sutera di Perancis adalah 90% dari biaya produksi Sutera di China. Sedangkan biaya produksi Anggur di Perancis adalah 66,67% dari biaya produksi Anggur di China. Dengan demikian dikatakan bahwa Perancis memiliki keunggulan komperatif pada komoditi Anggur dan melakukan spesialisasi pada komoditi tersebut.

Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

TEORI

Pertemuan IV

75

Karena Perancis telah menentukan berspesialisasi pada komoditi Anggur, maka China berspesialisasi dalam produksi Sutera (tetapi bukan berarti China memiliki keunggulan komperatif pada Sutera). Bila setelah spesialisasi kedua negara melakukan perdagangan, maka manfaat perdagangan (gain from trade) yang diperoleh masing-masing negara adalah sebagai berikut : China dapat menghemat (saving) 0,2 m Sutera untuk setiap liter Anggur yang diimpor, sedangkan Perancis akan mempeoleh tambahan pembayaran (surplus) sebesar 0,11 m Sutera untuk setiap liter Anggur yang diekspor. 4. Teori Keunggulan Komperatif dari John Stuart Mill Pada dasarnya teori keunggulan komperatif dari Mill tidak berbeda dengan yang dikemukakan oleh David Ricardo. Perbedaannya terletak pada asumsi khusus yang digunakan. Menurut Mill : a. Suatu negara dikatakan memiliki keunggulan komperatif apabila biaya produksi seluruh barang ekspornya lebih murah dibanding biaya produksi seluruh barang impornya (seandainya barang impor tersebut diproduksi sendiri). b. Nilai DTI tidak harus 1 : 1 melainkan terletak di antara DTDN masingmasing negara. Karena nilai DTI dipengaruhi oleh : 1). Besarnya permintaan timbal balik (Reciprocal Demand) kedua negara. 2). Intensitas permintaan timbal balik kedua negara. 3). Elastisitas permintaan timbal balik kedua negara. 5. Teori Perdagangan Modern dari Hecsher-Ohlin (Teori H O) Menurut teori H O perdagangan internasional ditentukan oleh proporsi faktor yang dimiliki oleh masing-masing negara. Teori H -O ini memuat dua konsep teori, yaitu teori intensitas faktor dan penyamaan harga
Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI TEORI

Pertemuan IV

76

faktor. Menurut teori intensitas faktor, suatu negara akan mengekspor barang-barang yang kandungan sumber dayanya di negara tersebut berlimpah(abundant) dan sebaliknya akan mengimpor barang-barang yang kandungan sumber dayanya di negara tersebut langka (scare). Contoh : Indonesia kaya akan sumber daya alam dan tenaga manusia, tetapi langka akan sumber daya modal dan teknologi. Sedangkan Jepang kaya akan sumber daya modal dan teknologi, tetapi langka akan sumber daya alam dan tenaga manusia. Maka pola perdagang yang terjadi adalah Indonesia akan cenderung mengekspor komoditi primer (hasil-hasil alam dan bersifat padat karya) dan mengimpor barang-barang yang bersifat padat modal dan teknologi. Sedangkan Jepang cenderung mengekspor barangbarang yang bersifat padat modal dan teknologi dan mengimpor barangbarang yang merupakan hasil-hasil alam/ komoditi primer dan bersifat padat karya. Lebih lanjut menurut teori H O, perdagangan internasional akan terhenti apabila harga faktor dikedua negara telah sama (meski dalam kenyataannya hal ini tidak selalu terbukti).

C. Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment = BOP) Aktivitas ekspor dan impor dalam model ekonomi empat sektor akan terlihat posisinya dalam neraca pembayaran luar negeri (Balance Of Payment = BOP). 1. Pengertian Ekspor, Impor dan Neraca Pembayaran : a. Ekspor (Export ) : Semua kegiatan transaksi yang bersifat membawa keluar barang dan jasa dari wilayah pabean suatu negara untuk dikomersialisasikan. Nilai ekspor tersebut dihitung dalam harga f.o.b

Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

TEORI

Pertemuan IV

77

(Free On Board) yaitu nilai ekspor yang dihitung sampai dengan barang tersebut berada di pelabuhan negara eksportir. b. Impor (Import ) : Semua kegiatan transaksi yang bersifat membawa masuk barang dan jasa ke dalam wiliyah pabean suatu negara, baik untuk tujuan komersial maupun untuk dipakai sendiri. Nilai impor ini dihitung pada harga c.i.f (Cost Insurance and Freight) yaitu nilai harga impor yang dihitung sampai dengan barang tersebut berada di pelabuhan negara importir. c. Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment) : Suatu catatan yang disusun secara sistematis yang memuat seluruh transaksi ekonomi dan keuangan internasional dari penduduk suatu negara dengan penduduk negara lainnya selama periode tertentu (satu tahun). Ada tiga kata kunci dari pengertian neraca pembayaran ini : 1). Catatan yang disusun secara sistematis : artinya setiap transaksi dalam neraca pembayaran harus dicatat menurut kaidah akuntansi atau menganut Principles of double book keeping entry yaitu ada transaksi - transaksi yang dicatat sebagai transaksi debet dan transaksi kredit. a). Transaksi Debet : yaitu seluruh transaksi yang bersifat menimbulkan kewajiban pembayaran oleh penduduk negara pemilik BOP kepada penduduk negara lainnya. Contoh transaksi impor. b). Transaksi Kredit : yaitu seluruh transaksi yang bersifat timbulnya hak untuk menerima pembayaran bagi penduduk negara pemilik BOP dari penduduk negara lainnya. Contoh transaksi ekspor.

Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

TEORI

Pertemuan IV

78

2). Semua transaksi yang dicatat di dalam neraca pembayaran luar negeri hanyalah transaksi ekonomi dan keuangan internasional. Di luar transaksi ini tidak dicatat dalam neraca pembayaran luar negeri. 3). Yang dimaksud dengan penduduk di dalam neraca pembayaran luar negeri adalah : masyarakat secara perorangan, dunia usaha dan pemerintah. 2. Fungsi-fungsi Neraca Pembayaran Luar Negeri : Ada beberapa fungsi neraca pembayaran luar negeri yang perlu kita ketahui, di antaranya : a. Untuk membukukan seluruh transaksi ekonomi dan keuangan internasional negara tersebut. b. Sebagai sumber informasi bagi pemerintah mengenai posisi ekonomi dan keuangan internasionalnya. c. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan ekonomi internasionalnya, seperti : Kebaijakan Perdagangan Luar Negeri, Kebijakan Pembayaran Luar Negeri dan Kebijakan Bantuan Luar Negerinya. d. Untuk mengetahui negara yang menjadi mitra dagang utama. e. Sebagai salah satu acuan bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan makro ekonomi di dalam negeri, seperti kebijakan Fiskal dan Kabijakan Moneter f. Sebagai bahan pertimbangan bagi IMF (International Monetary Fund) dalam memberikan pinjaman khusus bagi negara anggotanya yang
Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI TEORI

Pertemuan IV

79

dikategorikan miskin dan sedang menghadapi kesulitan (defisit) neraca pembayaran. Bantuan khusus ini disebut dengan Special Drawing Right (SDR) dalam bentuk uang kertas emas IMF. g. Dan lain-lain.

3. Struktur Neraca Pembayaran Luar Negeri (Balance Of Payment ). Contoh : Balance Of Payment Indonesia Tahun 200X A. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account) : (A1+A2+A3)$ 1. Neraca Barang (balance Of Trade) (a+b) ..$ a. Ekspor (f.o.b) .$ b. Impor (c.i.f) .$ 2. Neraca Jasa (Service Account)....$ a. Jasa Diterima..$ b. Jasa Dibayarkan.$ 3. Neraca Transakasi Unilateral (Hibah / grant).....$ B. Neraca Modal (Capital Account) : (B1+B2).$ 1. Arus Modal Masuk (Capital Inflow)..$ a. Pemerintan (IMF, CGI)..$ b. Swasta (PMA).$ 2. Arus Modal Keluar (Capital Outflow)....$ a. Pemerintah (pembayaran hutang)...$ b. Swasta.$ C. Special Drawing Right...$ D. Perubahan Cadangan Devisa (Changing in forex reserve) : (A+B+C)..$ E. Kesalah Pencatatan (Error and Ommission).$ F. Neraca lalu lintas Moneter (Monetary Account) (lawan D + E)..$
Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI TEORI

Pertemuan IV

80

G. Over All Balance.$ 0 Catatan : Bila perubahan cadangan devisa (d R) > 0 atau Monetary Account < 0 artinya BOP surplus Bila perubahan cadangan devisa (d R) < 0 atau Monetary Account > 0 artinya BOP defisit.

Latihan Soal : A. Esai : 1. Jelaskan yang dimaksud dengan ekspor dan f.o.b. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan impor dan c.i.f. 3. Jelaskan pengertian neraca pembayaran luar negeri (BOP) 4. Apa yang dimaksud dengan transaksi debet dan transaksi kredit. 5. Apa saja fungsi neraca pembayaran luar negeri ? 6. Apa faktor-faktor yang mendorong timbulnya perdagangan luar negeri serta manfaat perdagangan luar negeri. 7. Jelaskan secara ringkas esensi teori Merkantilis dan kebijakan yang dikeluarkannya. 8. Bagaimana kritik-kritik terhadap teori Merkantilis. 9. Indonesia dan Malaysia sama-sama mampu menghasilkan karet dan sawit. Setiap petani di Indonesia mampu menghasilkan 5 ton karet dan atau 3 ton sawit per tahunnya. Sementara di Malaysia setiap petani mampu menghasilkan 4 ton karet dan atau 6 ton sawit per tahunnya. Tentukan : a. Keunggulan absolut masing-masing negara. b. DTDN masing-masing negara. c. Manfaat perdagangan yang diperoleh masing-masing negara bila DTI : 1 Karet = 1,15 Sawit

Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

TEORI

Pertemuan IV

81

10. Indonesia dan Malaysia sama-sama mampu menghasilkan karet dan sawit. Setiap petani di Indonesia mampu menghasilkan 5 ton karet dan atau 3 ton sawit per tahunnya. Sementara di Malaysia setiap petani mampu menghasilkan 6 ton karet dan atau 7 ton sawit per tahunnya. Tentukan : a. Negara yang memiliki keunggulan komperatif dan pada produk apa. b. DTDN masing-masing negara. c. Manfaat perdagangan yang diperoleh masing-masing negara bila DTI : 1 Karet = 1Sawit

Jawaban soal no. 9. Keunggulan Absolut (Output per Unit Input) Komoditi Negara INA MLY a. Karet 5 /TK 4 /TK Sawit 3 /TK 6 /TK Dasar Tukar Dalam Negeri (DTDN) 1 K = 0,6 S 1 K = 1,5 S

Dalam menghasilkan Karet, produktivitas INA 1,25X produktivitas MLY maka dikatakan INA memiliki keunggulan absolut pada Karet dan INA akan berspesialisasi pada komoditi ini. Dalam menghasilkan Sawit, produktivitas MLY 2X produktivitas INA maka dikatakan MLY memiliki keunggulan absolut pada Sawit dan MLY akan berspesialisasi pada komoditi ini.

b. c.

DTDN masing-masing negara : (lihat tabel) Dengan DTI : 1 K = 1,15 S maka INA mengalami surplus 0,55 S untuk setiap unit K yang diekspor MLY saving 0,35 S untuk setiap unit K yang diimpor

Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

TEORI

Pertemuan IV

82

Jawaban soal no. 10. Keunggulan Komperatif (Output per Unit Input) Komoditi Negara INA MLY Karet 5 /TK 6 /TK Sawit 3 /TK 7 /TK Dasar Tukar Dalam Negeri (DTDN) 1 K = 0,6 S 1 K = 1,17 S

a.

Produktivitas MLY pada Karet = 1,2 X produktivitas INA Produktivitas MLY pada Sawit = 2,333 X produktivitas INA Maka dikatakan MLY memiliki keunggulan komperatif pada Sawit, dan MLY akan berspesialisasi pada komoditi Sawit. Karena MLY berspesialisasi pada Sawit, maka INA berspesialisasi pada Karet (tapi bukan berarti INA memiliki keunggulan komperatif pada Karet).

b. c.

DTDN masing-masing negara : (lihat tabel) Dengan DTI : 1 K = 1 S maka INA mengalami surplus 0,4 S untuk setiap unit K yang diekspor MLY saving 0,17 S untuk setiap unit K yang diimpor

Tri Wahyono,SE.MM EKONOMI

TEORI

También podría gustarte