Está en la página 1de 8

Lampiran V PEMBAHASAN

No 1 Variabel KELUARAN 1. Penemuan kasus pasif Tolok Ukur Penemuan kasus oleh petugas kesehatan puskesmas dan posyandu sewaktu penderita diare datang berobat di BPU setiap hari kerja (senin-sabtu pukul 08.00-12.00 wib) 2. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan SOP penyakit diare. 3. Pengobatan Semua penderita diobati dan mendapat oralit. Antibiotik jika merupakan tersangka disentri atau kolera 4. Surveilans 100 % melaporkan tepat waktu setiap tgl 10 setiap bulannya. 0 % KLB 5. Distribusi logistic 100 % oralit di kader masing-masing 10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di No Variabel 6. Penyuluhan kepada Puskesmas. Tolok Ukur 100 % (12x/tahun) Cakupan Penemuan kasus oleh petugas kesehatan puskesmas dan posyandu sewaktu penderita diare datang berobat di BPU setiap hari kerja (senin-sabtu pukul 08.00-12.00 wib) Diagnosis ditegakkan berdasarkan SOP penyakit diare. Semua penderita diobati dan mendapat oralit. Antibiotik jika merupakan tersangka disentri atau kolera 100 % melaporkan tepat waktu setiap tgl 10 setiap bulannya. 0 % KLB 100 % oralit di kader masing-masing 10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di Puskesmas. Cakupan 41 % (5x/tahun) Masalah + Masalah -

42

masyarakat 7. Pelatihan kader 8. Pojok oralit 9. Pencatatan dan pelaporan - Angka kematian diare - Angka kesakitan II diare PROSES a. Perencanaan 1. Penemuan kasus diare di BPU puskesmas. 2. Diagnosis penyakit diare 3. Pengobatan kasus diare 4. Surveilans diare Melaporkan tepat waktu setiap tgl 10 setiap bulannya Tidak terjadi KLB 5. Distribusi logistic 100 % oralit di kader masing-masing10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di No Variabel 6. Penyuluhan kepada masyarakat Puskesmas Tolok Ukur 100 % (12x/tahun) Melaporkan tepat waktu setiap tgl 10 setiap bulannya Tidak terjadi KLB 100 % oralit di kader masing-masing10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di Puskesmas Cakupan 41 % (5x/tahun) Masalah + setiap hari kerja (seninsabtu pukul 08.00-12.00 wib) Berdasarkan SOP penyakit diare Setiap ada kasus baru setiap hari kerja (seninsabtu pukul 08.00-12.00 wib) Berdasarkan SOP penyakit diare Setiap ada kasus baru 5 % (< 50 per 1000 penduduk) 5,7 % (57 per 1000 penduduk) + 0% 0% 100 % (1x/tahun) Aktif 0% Aktif + -

43

7. Pelatihan kader 8. Pojok oralit 9. Pencatatan dan pelaporan - Angka kematian diare - Angka kesakitan diare b. Pengorganisasian

100 % (1x/tahun) Aktif

0% Aktif

+ -

0% 5 % (< 50 per 1000 penduduk) Terdapat struktur organisasi tertulis dan pembagian teratur dalam melaksanakan tugas.

0% 5,7 % (57 per 1000 penduduk) Tidak terdapat struktur organisasi tertulis dan pembagian teratur dalam melaksanakan tugas. Setiap hari kerja (seninsabtu pukul 08.00-12.00 wib) Berdasarkan SOP penyakit diare Semua penderita diobati dan mendapat oralit sebanyak 6 bungkus. Antibiotik jika merupakan tersangka disentri atau kolera

c. Pelaksanaan 1. Penemuan kasus pasif Setiap hari kerja (seninsabtu pukul 08.00-12.00 wib) 2. Diagnosis Berdasarkan SOP penyakit diare 3. Pengobatan Semua penderita diobati dan mendapat oralit sebanyak 6 bungkus. Antibiotik jika merupakan tersangka disentri atau kolera -

No

Variabel 4. Surveilans

Tolok Ukur Pelaporan tgl 10 setiap bulannya. Tidak terjadi KLB

Cakupan Pelaporan tgl 10 setiap bulannya. Tidak terjadi KLB Ada oralit di kader

Masalah -

5. Distribusi logistic

Ada oralit di kader

44

masing-masing10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di Puskesmas. 6. Penyuluhan kepada masyarakat 7. Pelatihan kader 8. Pojok oralit 9. Pencatatan dan pelaporan - Angka kematian diare - Angka kesakitan diare d. Pengawasan - Pertemuan bulanan - Pertemuan III triwulanan MASUKAN a. Tenaga Dokter Perawat Petugas administrasi Bidan No Kader Kader terlatih b. Dana APBN APBD c. Sarana Cukup Cukup Variabel 1 orang 1 orang 1 orang 1 orang Tolok Ukur 65 orang ada 12x/tahun 4x/tahun Ada data Ada data 1x/tahun Aktif 12x/tahun

masing-masing10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di Puskesmas. 5x/tahun Tidak dilakukan Aktif + + -

Ada data Ada data

10x/tahun 4x/tahun

+ -

2 orang 2 orang 1 orang 3 orang Cakupan 50 orang Tidak ada Cukup Cukup

Masalah + + -

45

1. Medis - Tensimeter - Stetoskop -Termometer - Antibiotik Kotrimosakzol Doksisiklin Tetrasiklin Sulfametoxazol - Oralit - Obat-obatan diare dan anti spasmolitik 2. Non Medis -Alat penyuluhan (poster,pamlet,brosur, papantulis,mikrofon) - Ruang tunggu - Ruang periksa - Tempat tidur - Ruang obat - Rak obat - Kartu status,buku, alat tulis - Tempat sampah, sabun, toilet - Ruang pojok oralit - SOP No penatalaksanaan Variabel d. Metode 1. Penemuan kasus diare secara pasif. Ada Ada Tolok Ukur Penemuan kasus oleh petugas kesehatan puskesmas dan posyandu sewaktu penderita diare datang berobat di BPU setiap Ada (gabung MTBS) Ada Cakupan Penemuan kasus oleh petugas kesehatan puskesmas dan posyandu sewaktu penderita diare datang berobat di BPU setiap Masalah Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 1 ruang 1 ruang 1 tempat tidur Ada Ada Ada Ada Tidak ada + Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 1 2 1 2 2 1 -

46

hari kerja (senin-sabtu pukul 08.00-12.00 wib) 2. Diagnosis Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik oleh petugas kesehatan di BPU. Seseorang dinyatakan diare apabila buang air besar lebih sering dari biasanya atau tiga kali atau lebih dengan konsistensi tinja lembek dan bisa sampai encer. 3. Pengobatan - Mencegah dan mengobati dehidrasi dengan oralit. - Antibiotik jika merupakan tersangka disentri. 4. Surveilans Pengumpulan data epidemiologi diare secara terus-menerus, data didapat dari laporan harian setiap hari kerja dan dilaporkan tgl 10 tiap bulannya. No Variabel 5. Distribusi logistic Tolok Ukur Tersedia oralit pada setiap kader minimal 10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di Puskesmas. 6. Penyuluhan kepada masyarakat Penyuluhan secara kelompok mengenai

hari kerja (senin-sabtu pukul 08.00-12.00 wib) Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik oleh petugas kesehatan di BPU. Seseorang dinyatakan diare apabila buang air besar lebih sering dari biasanya atau tiga kali atau lebih dengan konsistensi tinja lembek dan bisa sampai encer. - Mencegah dan mengobati dehidrasi dengan oralit. - Antibiotik jika merupakan tersangka disentri. Pengumpulan data epidemiologi diare secara terus-menerus, data didapat dari laporan harian setiap hari kerja dan dilaporkan tgl 10 tiap bulannya. Cakupan Tersedia oralit pada setiap kader minimal 10 sachet. Tersedia antibiotik dan obat anti diare di Puskesmas. 5x/tahun + Masalah -

47

PHBS dengan cara memberi ceramah atau seminar 12x / tahun. 7. Pelatihan kader Pelatihan tentang penanganan penderita diare. 8. Pojok oralit 9. Pencatatan dan pelaporan Aktif Ada data mengenai : - Angka kematian diare - Angka kesakitan diare IV LINGKUNGAN A. Fisik 1. Lokasi Puskesmas 2. Transportasi Mudah dijangkau atau Strategis strategis Terdapat sarana transportasi umum. 3. Fasilitas dan sarana kesehatan lain. Bekerjasama dengan puskesmas untuk melakukan kegiatan pemberantasan penyakit diare. No Variabel 4. Kebersihan lingkungan di sekitar puskesmas 5. Sanitasi air bersih B. Non Fisik 1.Tingkat Pendidikan 2. Sosial Ekonomi Berpengaruh pada keberhasilan program Ekonomi menengah ke atas menunjang keberhasilaan Menghambat program (61,35%pendidikanrndh ) Menghambat program (57,38 % penduduk tidak bekerja). + + Terjaga dengan baik Terjaga dengan baik Tolok Ukur Terjaga dengan baik Bajaj, mikrolet, ojek motor untuk mencapai puskesmas. Bekerjasama dengan puskesmas untuk melakukan kegiatan pemberantasan penyakit diare. Cakupan Terjaga dengan baik Masalah Pelatihan tentang penanganan penderita diare. Aktif Ada data mengenai : - Angka kematian diare - Angka kesakitan diare -

48

program. 3. Sosial budaya V UMPAN BALIK Tidak menghambat keberhasilan program 1. Didapat dari pertemuan bulanan antara kepala Puskesmas, koordinator pemberantasan penyakit diare dan pelaksanaan harian. 2. Didapat dari rapat kerja membahas laporan dari masyarakat atau instansi lain 1x/bln. VI DAMPAK a. Langsung -Penurunan angka kesakitan dan kematian -Terhindarnya KLB b. Tidak langsung Peningkatan derajat kesehatan sesuai paradigma sehat. Belum dapat dinilai Belum dapat dinilai 2. Tidak menghambat keberhasilan program 1. Didapat dari pertemuan bulanan antara kepala Puskesmas, koordinator pemberantasan penyakit diare dan pelaksanaan harian. Didapat dari rapat kerja membahas laporan dari masyarakat atau instansi lain 1x/bln. -

49

También podría gustarte