Está en la página 1de 16

Studi Potensi Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan Di Tumpang Malang

Oleh: DR. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. Abstrak Penelitian ini didesain untuk menghasilkan data base yang berupa kekayaan lokal berupa perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Data base ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat model Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. Pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional dipandang sangat strategis dalam rangka konservasi tanah pekarangan, pelestarian tumbuhan obat tradisional sebagai sumberdaya lokal, menambah income keluarga, mengembangkan perawatan tubuh secara tradisional, dan mengembangkan potensi wisata daerah. Strategi pariwisata tumbuhan obat dan perawatan tubuh secara tradisional ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena peranan industri pariwisata dalam Pembangunan Nasional secara garis besar bercirikan tiga segi, yaitu: (1) segi ekonomis, (2) segi sosial yaitu penciptaan tenaga kerja, serta (3) segi kebudayaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional (Cross Sectional Observation) yang ingin mengamati suatu fakta (biologis, sosial, dan ritual) dalam satu waktu tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku perawatan tubuh secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku Perawatan tubuh secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Desa Tumpang dan Desa Pulung Dowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Jawa Timur. Sampel diambil secara Accidental Sampling. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Jenis layanan perawatan tubuh secara tradisional, 2) Pelaku perawatan tubuh secara tradisional, 3) Bahan tumbuhan, 4) Penggunaan bahan bukan tumbuhan, 5) Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional, 6) Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek perawatan tubuh secara tradisional, dan 7) Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Survey dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis perawatan tubuh secara tubuh, pelaku perawatan tubuh secara tradisional, dan Identifikasi bahan yang digunakan, 2) Observasi partisipatorik, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang proses pemberian layanan perawatan tubuh secara tradisional, atau proses perawatan tubuh secara tradisional yang dilakukan sendiri pada masing-masing jenis perawatan tubuh 1

secara tradisional (termasuk penggunaan bahan bukan tumbuhan), dan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara secara tradisional di Tumpang Malang, 3) Interview, dilakukan untuk mengetahui penggunaan bahan bukan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional, konsepsi budaya (tradisi yang menyertai) dan peran kelembagaan dalam perawatan tubuh secara tradisional. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif (persentase). Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Perawatan tubuh pada masyarakat Tumpang Malang Jawa Timur dilakukan pada semua jejang kehidupan (mulai balita sampai dengan manula) dan juga pada kondisi fisiologis tertentu (seperti pada saat kehamilan, saat menyusui, dan menjelang pernikahan). Organ yang dirawat pada masing jenis perawatan tubuh juga relatif pada jejang kehidupan maupun pada kondisi fisiologis tertentu yaitu perawatan muka, badan, kemaluan, rambut, dan kulit. Jenis perawatan yang paling bervariasi adalah pada saat kehamilan dan menyusui (sampai juga merawat payudara dan perutnya). Hal ini terkait dengan konsepsi budaya yang melatarbelakanginya. Disamping itu dukungan kelembagaan cukup potensial dalam upaya pemberdayaan pemanfaatan tumbuhan obat. 2. Dikarenakan masyarakat Tumpang Malang Jawa mempunyai potensi perawatan tradisional yang dapat dikembangkan sebagai icon wisata, maka diperlukan upaya yang serius, integratif, dan berkesinambungan untuk pemberdayaan potensi perawatan tradisional sebagai icon wisata yang berdimensi medis, ekonomis, sosiologis, dan ekologis salah satunya dengan mendirikan klinik perawatan tradisional plus yang terintegrasi dengan tempat wisata unggulan di Tumpang Malang. Misalnya di Wisata Pemandaian Wendit Tumpang. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat agraris, pada umumnya mempunyai tradisi menggunakan tumbuhan untuk kegiatan ritual, perawatan tubuh, dan pengobatan penyakit yang didapat secara turun menurun. Penggunaan tumbuhan untuk ketiga jenis kegiatan tersebut relatif masih dilakukan secara tradisional yang rendah nilai tambahnya. Penelitian etnobotani, khususnya penelitian tentang potensi wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan tumbuhan untuk perawatan tubuh secara tubuh yang salah satunya adalah dalam bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan.

Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang dimaksudkan dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. Pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional dipandang sangat strategis dalam rangka konservasi tanah pekarangan, pelestarian tumbuhan obat tradisional sebagai sumberdaya lokal, menambah income keluarga, mengembangkan perawatan tubuh secara tradisional, dan mengembangkan potensi wisata daerah. Strategi pariwisata tumbuhan obat dan perawatan tubuh secara tradisional ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena peranan industri pariwisata dalam Pembangunan Nasional secara garis besar bercirikan tiga segi, yaitu: (1) segi ekonomis, (2) segi sosial yaitu penciptaan tenaga kerja, serta (3) segi kebudayaan. Obat tradisional yang lebih popular disebut jamu merupakan kebutuhan pokok dalam memenuhi tuntutan perawatan tubuh di samping obat-obat farmasi. Kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat di Indonesia terutama yang ada di Desa-desa menggunakan jamu sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional bukan suatu hal yang asing lagi. Hal disebabkan karena jamu merupakan warisan nenek moyang kita yang sejak dahulu kala telah menggunakan jamu untuk perawatan tubuh secara tradisional. Di samping itu juga bahan-bahan untuk pembuatan jamu relatif mudah diperoleh di lingkungan sekitar (Nugroho, 1995). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), saat ini sekitar 80% penduduk dunia menggantungkan pemeliharaan kesehatannya pada obat-obat tradisional (IUCN, 1993). Perawatan tubuh secara tradisional merupakan pengetahuan yang khas dan unik yang ada pada suatu komunitas masyarakat tertentu, baik dalam hal cara pembuatan atau peracikan ramuannya maupun bahan-bahan yang digunakan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian umum tersebut di atas, maka penelitian ini dirancang untuk menjawab masalah penelitian, yaitu sebagai berikut. 1. Jenis-jenis praktek perawatan tubuh secara secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 2. Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 3. Bahan tumbuhan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. Dalam hal ini juga diteliti tentang produktivitas dan area budidaya tumbuhan obat, termasuk juga upaya konservasi yang dilakukan oleh Masyarakat Tumpang Malang. 4. Penggunaan bahan bukan tumbuhan (termasuk dzikir, doa, minyak wangi, pijatan, tiupan, dan lain sebagainya) dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang 3

5. Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 6. Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek perawatan tubuh secara berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 7. Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 1.3 Tujuan Penelitian 1.3. 1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data base yang berupa kekayaan lokal berupa perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Data base ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat model Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. Keberadaan Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang diharapkan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat. 1.3.2 Tujuan khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Jenis-jenis praktek perawatan tubuh secara secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 2. Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 3. Bahan tumbuhan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. Dalam hal ini juga diteliti tentang produktivitas dan area budidaya tumbuhan obat, termasuk juga upaya konservasi yang dilakukan oleh Masyarakat Tumpang Malang. 4. Penggunaan bahan bukan tumbuhan (termasuk dzikir, doa, minyak wangi, pijatan, tiupan, dan lain sebagainya) dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang 5. Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 6. Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek perawatan tubuh secara berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 7. Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna untuk menghasilkan data base yang berupa kekayaan lokal berupa perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Data base ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat model 4

Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. 1.5 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional (Cross sectional) yang ingin mengamati suatu fakta (biologis, sosial, dan ritual) dalam satu waktu tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku perawatan tubuh secara secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku perawatan tubuh secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Desa Tumpang dan Desa Pulung Dowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Jawa Timur. Sampel diambil secara Accidental Sampling. Jumlah sampel dianggap telah mencukupi jika informasi yang digali dari sampel telah jenuh (tidak ada variasi yang mencolok). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Jenis layanan perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan (Perawatan tubuh bayi, perawatan tubuh balita, perawatan tubuh anak-anak, perawatan tubuh remaja, perawatan tubuh orang dewasa, perawatan tubuh manula, perawatan tubuh saat kehamilan, dan perawatan tubuh saat menyusui). Termasuk dalam hal ini adalah jenis organ yang dirawat (misalnya kaki, tangan, kepala, payudara, kemaluan, dan lainnya) dan tujuan perawatan tubuh secara tradisional. 2. Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang (dokter, mantri kesehatan, perawata, bidan, dukun, orang tua, saudara, suami, isteri, diri sendiri, dan lainnya) 3. Bahan tumbuhan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. Dalam hal ini juga diteliti tentang produktivitas dan area budidaya tumbuhan obat, termasuk juga upaya konservasi yang dilakukan oleh Masyarakat Tumpang Malang. 4. Penggunaan bahan bukan tumbuhan (termasuk dzikir, doa, minyak wangi, pijatan, tiupan, dan lain segainya) dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang 5. Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. 6. Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek Perawatan tubuh secara di Tumpang Malang 7. Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Survey, dilakukan untuk mengetahui; a) Jenis-jenis perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan b) Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan 5

c) Identifikasi bahan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan 2. Observasi partisipatorik, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang proses pemberian layanan perawatan tubuh secara tradisional, atau proses perawatan tubuh secara tradisional yang dilakukan sendiri pada masing-masing jenis perawatan tubuh secara tradisional (termasuk penggunaan bahan bukan tumbuhan). Observer berada bersama para pengobat atau seseorang (jika melakukan perawatan tubuh sendiri) dalam aktivitasnya sehari-hari dan mendokumentasikan kegiatan tersebut. Observasi partisipatorik juga digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. 3. Interview, dilakukan untuk mengetahui penggunaan bahan bukan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional. Interview juga digunakan untuk mengetahui konsepsi budaya (tradisi yang menyertai) dan peran kelembagaan dalam perawatan tubuh secara tradisional. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif (persentase). 1.6 Hasil Penelitian Setelah dilakukan kegiatan penelitian, maka didapatkan hasil sebagai berikut ini: Tabel 1 Jenis-jenis praktek perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang No Jenis Perawatan Tubuh Alasan Tindakan Jml (%) 1 Perawatan tubuh Balita a. Muka Agar muka bersih berseri 90,3 b. Badan Agar sehat dan kuat 92,5 c. Kemaluan Aga terhindar dari penyakit 51,5 d. Rambut Agar hitam, indah, dan kemilau 82,4 e. Tali Pusat Agar cepat putus dan sembuh 98,6 2 Perawatan tubuh Anakanak a. Muka Agar bersih 85,7 b. Badan dan kulit Agar sehat dan putih 73,5 c. Kemaluan Agar bersih 66,4 d. Rambut Agar indah berkilau 65,8 3 Perawatan tubuh Remaja a. Muka Agar muka cantik dan berseri 95,7 b. Badan Agar ramping dan molek 92,8 c. Kemaluan Agar terhindar dari keputihan 70,4 d. Rambut Agar hitam dan berkilau 82,8 e. Kulit dan kuku Agar tampak putih dan indah 50,6 3 Perawatan tubuh Dewasa a. Muka Agar tidak cepat keriput 81,8 6

b. Badan c. Kemaluan d. Rambut e. Payudara 4 Perawatan tubuh Manula a. Muka b. Badan c. Kemaluan d. Rambut Perawatan tubuh saat kehamilan a. Muka b. Badan c. Kemaluan d. Rambut e. Payudara f. Perut Perawatan tubuh saat menyusui a. Muka b. Badan c. Kemaluan d. Rambut e. Payudara f. Perut Perawatan tubuh menjelang pernikahan a. Muka b. Badan c. Kemaluan d. Rambut e. Payudara

Agar tetap sehat dan kuat Agar terhindar dari keputihan Agar tidak cepat beruban Agar tetap montok, besar, dan kencang Agar tidak terlalu keriput Agar tetap sehat Agar tidak terserang penyakit Agar tetap hitam kelam Agar tidak tampak pucat Agar tidak gemuk dan tetap ramping Agar terhindar dari keputihan Agar tidak rontok setelah melahirkan Agar tetap kencang Agar tidak keriput Agar tetap cantik Agar tetap ramping, sehat, dan kuat Agar suami tetap lengket Agar tidak rontok Agar tetap kencang Agar tetap kencang dan tidak keriput Agar cantik, indah, dan menawan Agar ramping dan sehat Agar terhindar dari keputihan Agar hitam, indah, dan berkilau Agar menarik dan meransang

93,2 81,6 85,5 82,7 65,3 87,5 61,7 46,6 83,4 80,9 53,7 91,8 93,4 85,7 75,9 92,2 90,2 57,4 92,9 85,5 97,7 95,4 92,9 86,2 86,8 Jml (%) 60,7 83,8 30,6 85,9

Tabel 2 Pelaku perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang No Pelaku Bagian yang dirawat 1 Dukun Bayi Seluruh bagian tubuh, membantu perawatan tali pusat dan perawatan bayi 2 Dukun Pijat Seluruh bagian tubuh 3 Bidan, Perawat Seluruh bagian tubuh, membantu perawatan tali pusat dan perawatan bayi 4 Orangtua Muka, rambut, badan, dan kemaluan 7

5 6 7 8

Saudara Suami Isteri Merawat sendiri

Kulit dan muka Seluruh bagian tubuh Seluruh bagian tubuh Seluruh tubuh

55,5 85,7 91,8 95,6

Tabel 3 Pengunaan bahan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang No 1 2 Bagian yang Dirawat Muka Badan Tumbuhan yang Digunakan Ketimun, jagung muda, kentang, kunyit, tomat, daun petai cina, air kelapa, jeruk nipis, dan minyak zaitun. Kunyit, katuk, bawang putih lanang, daun asam muda, kesimbukan, meniran, temu ireng, kedawung, kayu manis, jinten ireng, daun kelorak, beluntas, dan asam jawa Kunci pepet, temu ireng, temu lawak, asam kawak, kencur, akar pepaya, ketumbar, kunyit, biji pala, kapulaga, jinten hitam, cengkeh, buah srikaya, jahe, merica putih, kuncup laos, pulosari, daun pepaya, merica hitam, daun kemanggi, daun sirih, kulit pinang, buah delima, benalu cemara, adas pulosari, beluntas, kayu rapet, temu kunci, kunir, dan temulawak. Limau nipis, kemiri, biji pepaya, air batang pisang, lidah buaya, minyak zaitun, dan jeruk nipis. Ketan hitam, kunyit, kayu manis, dan daun petai cina. Asam kawak, bunga melati, bawang merah, daun pepaya, daun ketela pohon, dan bunga turi. Temu kunci, arang jati, daun widara, dan akar bawang.

Kemaluan

4 5 6 7

Rambut Kulit Payudara Tali Pusat

Tabel 4 Pengunaan bahan bukan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang No 1 2 3 Bagian yang Dirawat Muka Badan Kemaluan Bahan Bukan Tumbuhan yang Digunakan Doa dan pijatan Doa dan pijatan Doa, minyak wangi, dan pijatan 8

4 5 6 7

Rambut Kulit Payudara Tali Pusat

Doa Do,a Doa, minyak wangi, dan pijatan Doa

Tabel 5 Konsepsi budaya dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang No 1 2 3 Bagian yang Dirawat Muka Badan Kemaluan Konsepsi Budaya yang Menyertainya Sebagai bentuk syukur nikmat atas karunia Allah SWT Sebagai bentuk syukur nikmat atas karunia Allah SWT Bagi suami-isteri hubungan badan tidak saja sekedar pemenuhan hubungan seksual tetapi merupakan kegiatan yang disyariatkan oleh Agama Islam. Untuk itu baik isteri maupun suami harus mampu memberikan yang terbaik dalam berhubungan badan. Atas dasar itulah menjadi tradisi bagi beberapa suami untuk minum jamu sehat lelaki, sedangnya bagi isteri sudah menjadi tradisi beberapa isteri minum jamu sehat wanita, dan galian rapet. Bagi isteri rambut adalah mahkota wanita, sehingga walaupun berjilbab isteri harus mempunyai rambut yang hitam, indah, dan berkilau agar suami senang jika memandangnya. Sebagai bentuk syukur nikmat tedapat karunia Allah SWT Bagi isteri menjadi suatu kewajiban untuk menyenangkan suami, sehingga jika suami memandang dirinya, maka suaminya akan merasa senang. Menyenangkan suami merupakan suatu ibadah dan tuntutan budaya. Bagi isteri menjadi suatu kewajiban untuk menyenangkan suami, sehingga jika suami memandang dirinya, maka suaminya akan merasa senang. Menyenangkan suami merupakan suatu ibadah dan tuntutan budaya.

Rambut

5 6

Kulit Payudara

Perut

Tabel 6 Peran kelembagaan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang 9

No 1 2

Lembaga Pemerintah Desa LKMD

3 4

LSM PUISKESMAS

Peran Kelembagaan Memberi fasilitas berupa klinik tradisional, memberi penyuluhan perawatan tradisional, dan menyediakan lahan untuk tanaman obat. Memberi fasilitas berupa klinik tradisional, memberi penyuluhan perawatan tradisional, mengaktifkan POSYANDU untuk pemasyarakatan perawatan tradisional. Memberi penyuluhan perawatan tradisional Memberi penyuluhan perawatan tradisiona

Tabel 7 Bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang No 1 2 3 4 Tempat Wisata Wisata Air Terjun Coban Pelanggi Wisata Pemandaian Wendit Tumpang Candi Kidal Candi Jajaghu (Jago) Bentuk Wisata Perawatan Belum ditemukan Belum ditemukan Belum ditemukan Belum ditemukan

Tabel 8 Tempat Wisata yang dapat digunakan sebagai tempat wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang No 1 2 3 4 Tempat Wisata Wisata Air Terjun Coban Pelanggi Wisata Pemandaian Wendit Tumpang Candi Kidal Candi Jajaghu (Jago) Tempat sebagai Model Klinik perawatan tradisional plus di dalam lokasi wisata Klinik perawatan tradisional plus di dalam lokasi wisata Klinik perawatan tradisional plus di kiri jalan masuk lokasi wisata Klinik perawatan tradisional plus di kanan jalan masuk lokasi wisata

Obat tradisional yang lebih popular disebut jamu merupakan kebutuhan pokok dalam memenuhi tuntutan kesehatan di samping obat-obat farmasi. Kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat di Indonesia terutama yang ada di Desa-desa menggunakan jamu sebagai penyembuhan dan perawatan kesehatanya bukan suatu 10

hal yang asing lagi. Hal disebabkan karena jamu merupakan warisan nenek moyang kita yang sejak dahulu kala telah menggunakan jamu untuk perawatan dan pengobatan. Di samping itu juga bahan-bahan untuk pembuatan jamu relatif mudah diperoleh di lingkungan sekitar (Nugroho, 1995). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), saat ini sekitar 80% penduduk dunia menggantungkan pemeliharaan kesehatannya pada obat-obat tradisional (IUCN, 1993). Perawatan tradisional merupakan pengetahuan yang khas dan unik yang ada pada suatu komunitas masyarakat tertentu, baik dalam hal cara pembuatan atau peracikan ramuannya maupun bahan-bahan yang digunakan. Menurut Suprana (1991) ramuan obat tradisional hampir semuanya mengandung ramuan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian seperti tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa perawatan tubuh pada masyarakat Tumpang Malang Jawa Timur dilakukan pada semua jejang kehidupan (mulai balita sampai dengan manula) dan juga pada kondisi fisiologis tertentu (seperti pada saat kehamilan, saat menyusui, dan menjelang pernikahan). Organ yang dirawat pada masing jenis perawatan tubuh juga relatif pada jejang kehidupan maupun pada kondisi fisiologis tertentu yaitu perawatan muka, badan, kemaluan, rambut, dan kulit. Jenis perawatan yang paling bervariasi adalah pada saat kehamilan dan menyusui (sampai juga merawat payudara dan perutnya). Hal ini terkait dengan konsepsi budaya yang melatarbelakanginya. Bagi isteri menjadi suatu kewajiban untuk menyenangkan suami, sehingga jika suami memandang dirinya, maka suaminya akan merasa senang. Menyenangkan suami merupakan suatu ibadah dan tuntutan budaya. Payudara seorang isteri harus tetap besar, montok,dan kencang walaupun saat hamil dan menyusui. Begitu pula kondisi perutnya, setelah melahirkan harus kembali kecil dan kencang serta tidak boleh ada guratan-guratan yang sangat menganggu pemandangan suami. Menurut Sihartatik dan Rahimsyah (1992) ramuan obat kuno yang menggunakan tumbuhan dapat digunakan untuk perawatan tubuh dan kecantikan sebagai berikut: agar bau busuk dari ketiak dan mulut hilang, agar rambut menjadi lembut dan lebih mengkilat, agar rambut menjadi mengkilat dan lebih hitam lagi, agar sperma tidak encer, agar tubuh langsing, padat, dan berisi, agar tubuh menjadi sehat dan segar, agar wanita jadi legit dan peret, buah dada menjadi montok, cantik luar dalam, darah haid terlalu deras, haid tidak menentu, melembutkan wajah dan kulit tangan, melicinkan kulit dan wajah, membersihkan dan menguatkan rambut, membesarkan penis, mengatasi gatal di vagina, mengecilkan vagina, mengharumkan vagina, menghilangkan frigid, menghilangkan noda dan bercak pada wajah, mengobati kemandulan, mengobati lemah syahwat, menyembuhan keputihan, menyempitkan vagina, obat anti jerawat, obat kuat lelaki, dan untuk gadis remaja yang baru datang haid. Menurut Endra (1995) ramuan asli Indonesia yang menggunakan tumbuhan dapat digunakan untuk tindakan perawatan sebagai berikut: bau keringat, bau ketiak, bau mulut , bau tak sedap di saat haid, bisa ulat gatal, bulu alis tebal, bulu mata, darah kotor, gigi berkarat, haid terlambat, haid tidak teratur, hamil muda, hilangkan tanda 11

hitam, impotensi, jerawat, kelelahan, kemandulan, keracunan udang, ketombe, kuat lelaki, kuat wanita, kulit halus, kulit perut keriput, kulit tumit hitam-hitam, luka bakar, luka bakar, luka baru, luka bekas cacar, luka memar, melancarkan ASI, mencegah gumoh, mencegah kelahiran, menghilangkan kebiasaan meliur anak, menghilangkan kutil, muka yang timbul vlek, nafsu makan, panas dalam, payudara bengkak, membesarkan payudara, payudara lembek, payudara mengeras, memontokkan payudara, payudara yang lecet puntingnya, pegel linu, penawar lelah, penawar racun kelabang, penghentian aliran ASI, rambut bayi, rambut beruban, rambut hitam, rambut rontok, saat melahirkan, sakit pinggang, sariawan, sengatan kalajengking, sengatan lebah, sulit buang air besar, tersiram minyak goreng, tersiran air mendidih, dan tertusuk duri. Tumbuhan dapat digunakan secara topikal misalnya penggunaan daun lidah buaya untuk menyuburkan rambut atau mencegah kerontokan. Tumbuhan juga dapat digunakan secara sistemik seperti berbagai tumbuhan yang digunakan untuk meramu jamu galian singset. Variasi perawatan juga nampak pada perawatan kemaluan, mulai dari menjaga stamina tubuh dan mengharumkan vagina. Hal ini dimaksudkan agar terjadi hubungan badan yang seharmonis mungkin. Bagi suami-isteri hubungan badan tidak saja sekedar pemenuhan hubungan seksual tetapi merupakan kegiatan yang disyariatkan oleh Agama Islam. Untuk itu baik isteri maupun suami harus mampu memberikan yang terbaik dalam berhubungan badan. Atas dasar itulah menjadi tradisi bagi sebagian suami untuk minum jamu sehat lelaki, sedangnya bagi isteri sudah menjadi tradisi minum jamu sehat wanita, dan galian rapet Sebagian besar suami, isteri, orangtua melakukan perawatan tubuhnya secara mandiri tetapi untuk perawatan balita, anak-anak, dan remaja masih membutuhkan batuan orang lain (dukun) dan saudara serta tetanga terdekat. Secara umum perawatan tubuh diikuti dengan doa untuk memohon Berkah dan Ridho Allah SWT dan beberapa perawatan diikuti dengan pijatan serta penggunaan minyak wangi. Dikarenakan masyarakat Tumpang Malang Jawa mempunyai potensi perawatan tradisional yang dapat dikembangkan sebagai icon wisata, maka diperlukan upaya yang serius, integratif, dan berkesinambungan untuk pemberdayaan potensi perawatan tradisional sebagai icon wisata yang berdimensi medis, ekonomis, sosiologis, dan ekologis salah satunya dengan mendirikan klinik perawatan tradisional plus yang terintegrasi dengan tempat wisata unggulan di Tumpang Malang. Misalnya di Wisata Pemandaian Wendit Tumpang. Klinik perawatan tradisional plus ini dipadukan dengan perawatan modern baik dalam konteks bahan olahannya, teknologinya, maupun pengelolaannya. Pemanfaatan tumbuhan obat untuk perawatan tubuh secara tradisional dipadang sangat strategis dalam rangka konservasi tanah pekarangan, pelestarian tumbuhan obat tradisional sebagai sumberdaya lokal, menambah income keluarga, pengembangan perawatan tubuh secara tradisional, dan pengembangan potensi wisata daerah. Dengan demikian strategi pariwisata tumbuhan obat dalam konteks perawatan tubuh secara tradisional ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena peranan industri pariwisata dalam pembangunan Nasional secara 12

garis besar bercirikan tiga segi, yaitu: (1) segi ekonomis, (2) segi sosial yaitu penciptaan tenaga kerja, serta (3) segi kebudayaan. Kepentingan pariwisata di sini termasuk dalam budidaya, peramuan, penjaja, dan pemanfaatan tumbuhan obat. Budidaya dimaksudkan untuk penyediaan bahan baku obat, peramuan dimaksudkan untuk mempermudah konsumen menggunakan tumbuhan obat sebagai bahan perawatan tubh secara tradisional. Sedangkan penjaja dimaksudkan untuk mempermudah konsumen mendapatkan obat yang dibutuhkan. Sehubungan dengan hal ini maka sangat diperlukan intervensi pihak terkait untuk meningkatkan pengetahuan tentang prinsip pengelolaan pekarangan, peningkatan (promosi) status kesehatan dan pemasukan (income) keluarga. Memanfaatkan pekarangan sebagai tempat penanaman bahan-bahan obat secara tradisional yang berwawasan pariwisata ini perlu dikembangkan karena Indonesia berada pada daerah tropik, yang memungkinkan banyak tumbuhan mempunyai fungsi sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional. Di Indonesia telah tercatat sebanyak 7.557 jenis tumbuhan yang berdasarkan informasi digunakan sebagai obat, walau belum semua dibuktikan secara ilmiah, sedangkan yang sudah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional adalah 233 jenis (Loedin, 1992). Hal tersebut di atas didukung dengan adanya obyek pariwisata di daerah Tumpang. Satu diantaranya yang populer adalah Pemandaian Wendit dengan jumlah kunjungan yang cukup besar, baik kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Pemanfaatan tumbuhan obat untuk Perawatan tubuh secara tradisional dapat menarik wisatawan untuk mengunjugi obyek wisata tertentu, bahka mungkin juga menikmati perawatan tubuh secara tradisional tersebut. Berwisata sambil merawat tubuh merupakan fenomena baru yang perlu dikembangkan dalam kontek pengembangan wisata perawatan tubuh secara tradisional. Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Perawatan tubuh pada masyarakat Tumpang Malang Jawa Timur dilakukan pada semua jejang kehidupan (mulai balita sampai dengan manula) dan juga pada kondisi fisiologis tertentu (seperti pada saat kehamilan, saat menyusui, dan menjelang pernikahan). Organ yang dirawat pada masing jenis perawatan tubuh juga relatif pada jejang kehidupan maupun pada kondisi fisiologis tertentu yaitu perawatan muka, badan, kemaluan, rambut, dan kulit. Jenis perawatan yang paling bervariasi adalah pada saat kehamilan dan menyusui (sampai juga merawat payudara dan perutnya). Hal ini terkait dengan konsepsi budaya yang melatarbelakanginya. Disamping itu dukungan kelembagaan cukup potensial dalam upaya pemberdayaan pemanfaatan tumbuhan obat. 2. Dikarenakan masyarakat Tumpang Malang Jawa mempunyai potensi perawatan tradisional yang dapat dikembangkan sebagai icon wisata, maka diperlukan upaya yang serius, integratif, dan berkesinambungan untuk pemberdayaan potensi perawatan tradisional sebagai icon wisata yang berdimensi medis, ekonomis, sosiologis, dan ekologis salah satunya dengan mendirikan klinik perawatan tradisional plus yang terintegrasi dengan tempat 13

wisata unggulan di Tumpang Malang. Misalnya di Wisata Pemandaian Wendit Tumpang.

Daftar Pustaka
Agoes, A., 1982, Sakit dan Penyakit : Suatu Tinjauan Lintas Budaya , Berkala Bioantropologi Indonesia, edisi IV (3). III-62. Anymous. 1989. Pemanfaatan tanaman obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur penelitian, PT.Rineka Cipta. Jakarta. Backer.A. 1963. Flora of Java, Noordhof.Gronigen.Nedtherlands Budiyanto MAK. 2002. Metodologi penelitian Biologi Terapan dan. Universitas Muhammadiyah. Malang. Budiyanto MAK, 2003. Ramuan untuk Perawatan Tubuh dan Tradisi yang Menyertainya di Sumenep Madura Jawa Timur . Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Budiyanto MAK, 2003. Studi Potensi Wisata Pengobatan Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Claus EP, Tyler VE, Brady L, 1973. Pharmacognosy. Philadelphia: Lea & Febiger. Dalhar, Shodiq, 1994, Konsepsi Budaya Jawa Tentang Sakit dan Cara Penanggulangannya, Thesis Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalimarta. 2002. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. PT.Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta. Dawam R, 1996. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi. Makalah Semiinar Nasional: Pendidikan dan Kebudyaan, Jakarta. Dharma AP, 1985. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Endra WS, 1995. Obat-obatan Ramuan Asli. Surabaya: Usaha Nasional. Hadiwigeno, S. 1993. Prospek Obat Indonesia. Warta Tuumbuhan Obat Indonesia. 2 (2): 1. Handayani Lestari. 2001. Pemanfatan Obat Tradisional Untuk Kesehatan USILA. Medika, Jakarta Hariyadi. 2001. Khasiat Tanaman Obat Keluarga, Kalamedia. Jakarta Hendrian & Inggit, Proseding Seminar Nasional Etnobotani III, Pemanfaatan Tumbuhan Obat Secara tradisional oleh masyarakat Desa Cungrenden g Subang, Kehati, Jakarta IUCN, 1993. Guidelines on the Conservation of Medicinal Plants. Switzerland. Jatmiko Tri. 2002. Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hasil Tanaman. Universitas Muhammadiyah. Malang 14

Kartasapoetra. 2001. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat, PT.Rineka Cipta. Jakarta Loedin, A.A. 1992. Dukungan Riset dan Teknologi bagi Pemantapan Pemanfaatan Obat Tradisional dalam Pelayanan Kesehatan Formal , Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1 (4): 3 6. Mardisiswojo S, Rajakmangunsudarso H, 1985. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang I. Jakarta: Balai Pustaka. Mudakir dan Sholeh, 1996, Perawatan tubuh secara Tradisional secara Islam, Penerbit CV. Bahagia, Pekalongan. Muhlisah. 2003. Empon-empon budidaya Manfaat. Kanisius, Yoyakarta Nasir, Moh. 1983. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta Nugroho HS, 1995. Ramuan Obat Jamu Tradisional. Surabaya: Apollo. Ranupandoyo, Hedjirahman, 1978, Kondisi Psikologis Pedagang Golongan Ekonomi Lemah, Studi Kasus Kewiraswastaan di DIY , Prisma, No. 9 tahun VII.. Robbins, Stephen, 1993, Organizational Behavior, Prentice Hall Publishing Company, New York. Saith, Ashwani, 1986, Contrasting Experience in rural Industrialization , The Hague: International Social Studies. Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gajahmada Universitas Press. Sastromidjojo Seno.1997. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat, Jakarta Singarimbun Masri & Effendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. PT. Pustaka LP3Es Indonesia. Jakarta Soerianegara & Indrawan. 1983. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manejemen Hutan Fakultas Kehutan Institut Pertanian. Bogor Steenis & Bloembergen. 1997. Flora untuk sekolah di Indonesia. PT. Pradnya Paranita. Jakarta. Sudamila. 1991. Jamu Jawa Asli, Pustaka Sinar Harapan. Jakarta Sudibyo, 1990. Antrropologi Kesehatan Indonesia dalam Azwar Agoes (Eds), Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Tanaman Obat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran RGC. Suhartatik A, Rahimsyah, 1992. Ramuan Obat Kuno. Surabaya: Bintang Usaha Jaya. Suprana J, 1991. Prospek Pengembangan Industri Jamu. Prosiding Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia. Sutanto, Agus, 1996, Keusahawanan dan Usaha Kecil di Pedesaan , Populasi, 7 (2), 1996 : 79-90. Tampobolon OT, 1981. Tumbuhan Obat. Jakarta: Bhatara. Trease GE, 1961. A Textbook of Pharmacognosy. London: Bailliere Tindal And Cox. 15

Umiyati, Eko S., Rudjiati, Suwondo, Rudiyanti, 1991, Pola Perawatan tubuh secara Tradisiobnal di Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Yakob, T, 1996, Antropologi Kesehatan, Penerbit Raja Grafindo Press, Jakarta.

16

También podría gustarte